Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 24

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM

PERJANJIAN WARALABA MAKANAN*

Zil Aidi*, Hasna Farida


Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
Jalan Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang.
*
e-mail: zil.aidi93@gmail.com
e-mail: hasnaf99@gmail.com

Abstract
This research aimed to find out and analyze the legal protection of the parties in a food
franchise agreement. Furthermore, this research also aimed to find out and analyze the efforts that
could be taken by the parties in the event of default in the implementation of the Franchise
Agreement. The research that made Sukoharjo Branch Bakso Tengkleng Mas Bambang Branch as a
respondent was a juridical empirical qualitative research and analyzed the data collected using
qualitative descriptive methods. The results of the research showed that the form of legal protection
provided was in the form of preventive and repressive legal protection. Preventive legal protection
could be seen in the clause contained in the Tengkleng Mas Bambang Meatball Franchise
Agreement which contained the obligations of each party, namely in Articles 5 and 6 concerning the
obligation to maintain confidentiality, maintain the brand, and comply with established procedures.
Preventive legal protection was also stated in Article 1 number 9 and Article 11 of the Franchise
Agreement regarding the prohibition to provide food and beverages other than Tengkleng Mas
Bambang Meatballs and trade secrets. Repressive legal protection was seen through the provision
of resolving disputes through consensus. If the meeting did not succeed in reaching an agreement
then both parties could resolve the dispute through litigation. So far, any form of dispute that
occured including defaults could still be resolved through deliberation without taking the path of
litigation.
Keywords: Food Franchise Agreement; Legal Protection.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa perlindungan hukum terhadap
para pihak dalam perjanjian waralaba makanan. Selanjutnya, penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisa upaya yang dapat ditempuh oleh para pihak dalam hal terjadi
wanprestasi dalam pelaksanaan Perjanjian Waralaba tersebut. Penelitian yang menjadikan Bakso
Tengkleng Mas Bambang Cabang Sukoharjo sebagai responden ini merupakan penelitian kualitatif
yang bersifat yuridis empiris dan menganalisa data yang terkumpul dengan metode deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk perlindungan hukum yang diberikan berupa
perlindungan hukum preventif dan represif. Perlindungan hukum secara preventif terlihat pada
terdapatnya klausula yang terdapat pada Perjanjian Waralaba Bakso Tengkleng Mas Bambang
yang memuat mengenai kewajiban masing-masing pihak yakni dalam Pasal 5 dan 6 mengenai
kewajiban untuk menjaga kerahasiaan, menjaga merek, dan menaati prosedur yang ditetapkan.
Perlindungan hukum secara preventif juga tercantum dalam Pasal 1 angka 9 dan Pasal 11
Perjanjian Waralaba mengenai larangan untuk menyajikan makanan dan minuman lain selain
Bakso Tengkleng Mas Bambang serta rahasia dagang. Perlindungan hukum secara represif terlihat
melalui adanya ketentuan untuk menyelesaikan perselisihan melalui musyawarah mufakat. Apabila
musyawarah tersebut tidak berhasil mencapai kesepakatan maka barulah kedua belah pihak dapat
menyelesaikan sengketa melalui jalur litigasi. Sejauh ini, setiap bentuk perselisihan yang terjadi

*
Naskah diterima: 03 Januari 2019, direvisi: 10 Maret 2019, disetujui untuk terbit: 12 Maret 2019
Doi: 10.3376/jch.v4i2.119

207
Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 2, Maret 2019

termasuk di dalamnya wanprestasi masih dapat diselesaikan melalui musyawarah tanpa menempuh
jalur litigasi.
Kata Kunci: Perjanjian Waralaba Makanan; Perlindungan Hukum.

PENDAHULUAN intelektual milik pemberi lisensi (Widjaja,


Dewasa ini persaingan di dunia bisnis 2001: 2).
kian ketat. Fenomena ini semakin Definisi yuridis waralaba dapat
menyadarkan para pengusaha untuk ditemukan pada Pasal 1 angka (1)
mencari pendekatan-pendekatan serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
terobosan yang inovatif guna merebut Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba
pangsa pasar (Setiawan et. al, 2011 : 50) . mendefinisikan waralaba sebagai berikut:
Agar dapat terus bertahan, ekspansi atau
“Waralaba adalah hak khusus yang
pengembangan usaha menjadi pilihan dimiliki oleh orang perseorangan atau
wajib para pelaku usaha. Berhasil atau badan usaha terhadap sistem bisnis
tidaknya ekspansi usaha sangat ditentukan dengan ciri khas usaha dalam rangka
memasarkan barang dan/atau jasa
oleh efektif atau tidaknya strategi
yang telah terbukti berhasil dan dapat
pemasaran yang dilakukan. dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh
Melakukan pemasaran produk secara pihak lain berdasarkan perjanjian
waralaba.”
internasional dengan ekspor impor,
Perkembangan bisnis waralaba
pemberian lisensi, menjalankan sistem
(franchise) telah berkembang dengan
waralaba, membentuk perusahaan
pesat dan menjadi kekuatan baru bagi
patungan, dan melakukan penanaman
sektor ekonomi domestik di Indonesia.
modal langsung dengan kepemilikan
Maraknya perdagangan barang dan jasa
yang menyeluruh, atau melalui merger,
dengan sistem waralaba tersebut, karena
konsolidasi, maupun akuisisi merupakan
sistem tersebut lebih menguntungkan baik
langkah - langkah yang dapat ditempuh
bagi pemberi waralaba maupun penerima
untuk meningkatkan usaha menurut
waralaba (Idrus, 2017: 28). Kementerian
pendapat Warren J. Keegen (Widjaja,
Perdagangan mencatat saat ini terdapat
2001: 1). Dari kelima macam cara
lebih dari 600 (enam ratus)
pengembangan usaha tersebut, waralaba
waralaba/franchise di seluruh Indonesia.
atau franchise merupakan salah satu
Dari jumlah tersebut, 400 waralaba
strategi pemasaran yang banyak
diantaranya merupakan waralaba asing
digunakan saat ini.
dan sisanya merupakan waralaba lokal.
Waralaba adalah sebuah bentuk Jumlah gerai mencapai 24.400 (dua puluh
pengembangan usaha yang melibatkan empat ribu empat ratus) outlet dengan
pemberian izin atau hak untuk total pendapatan sebesar 172 (seratus
memanfaatkan, menggunakan, ataupun tujuh puluh dua) Triliun Rupiah pada
melaksanakan hak atas kekayaan tahun 2015. Namun jumlah waralaba yang
Sudah Memiliki Surat Tanda Pendaftaran

208 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Zil Aidi dan Hasna Farida: Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba..

Waralaba (STPW) hanya 360 (tiga ratus bidang seperti perhotelan, kesehatan,
enam puluh) waralaba dengan rincian 308 laundry, jasa pendidikan, dan juga
(tiga ratus delapan) waralaba asing dan 52 kuliner. Perkembangan bisnis ini sudah
(lima puluh dua) waralaba dalam negeri seyogyanya diiringi dengan perlindungan
(Artikel Tempo.com, 2019: 3/10). hukum yang memadai agar tidak ada
Ditinjau dari perspektif regulasi, pihak yang dirugikan.
instrumen hukum mengenai waralaba di Bentuk kesepakatan para pihak dalam
Indonesia saat ini yang berlaku adalah waralaba umumnya dituangkan kedalam
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun sebuah perjanjian waralaba yang memuat
2007 tentang Waralaba yang masih hak dan kewajiban para pihak. Perjanjian
berlaku hingga saat ini. Terdapat juga waralaba atau di dalam bahasa Inggris
instrumen pengaturan lain yakni Peraturan disebut franchise agreement ini adalah
Menteri Perdagangan Republik Indonesia pemberian hak oleh franchisor (pemberi
Nomor 12/M-Dag/Per/3/2006 tentang waralaba) kepada franchisee (penerima
Ketentuan dan tata Cara Penerbitan Surat waralaba) untuk menggunakan kekhasan
Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba yang usaha berupa jenis produk dan bentuk
terakhir diubah dengan Peraturan Menteri yang diusahakan termasuk identitas
Perdagangan Republik Indonesia Nomor perusahaan (logo, merek dan desain
53/M-Dag/Per/8/2012. perusahaan, penggunaan rencana
Selain itu terkhusus mengenai pemasaran serta pemberian bantuan yang
waralaba makanan dan minuman juga luas, waktu atau jam operasional, pakaian
diatur dalam Peraturan Menteri dan penampilan karyawan). Oleh karena
Perdagangan Nomor 58/M- itu kekhasan usaha atau ciri-ciri pengenal
Dag/Per/9/2014 tentang Perubahan atas bisnis dagang atau jasa milik franchisee
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor sama dengan kekhasan usaha atau bisnis
07/M-Dag/Per/2013 tentang dagang atau jasa milik franchisor.
Pengembangan Kemitraan Dalam Sebagaimana dalam perjanjian pada
Waralaba Untuk Jenis Usaha Jasa umumnya, perjanjian waralaba (franchise
Makanan Dan Minuman. agreement), tunduk pada buku III
Kehadiran bisnis waralaba sebagai KUHPerdata sebagai pengaturan secara
suatu sistem bisnis mempunyai umum dan Peraturan Pemerintah Nomor
karakteristik tersendiri dalam kehidupan 42 Tahun 2007 sebagai pengaturan secara
ekonomi, dapat juga menimbulkan khusus. Perjanjian waralaba memuat
permasalahan di bidang hukum kumpulan persyaratan, ketentuan dan
dikarenakan bisnis waralaba didasarkan komitmen yang dibuat dan dikehendaki
pada suatu perjanjian yang menimbulkan oleh para pihak. Penerima waralaba atau
hak dan kewajiban (Asuan, 2017: 262). franchisee adalah pihak baik itu individu
Terlebih saat ini jangkauan bisnis perorangan atau badan usaha baik yang
waralaba telah merambah ke berbagai berbadan hukum atau tidak yang

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 209


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 2, Maret 2019

diberikan hak oleh pemberi waralaba pemberi waralaba. Adapun perjanjian


untuk memanfaatkan waralaba yang waralaba pada Bakso Tengkleng Mas
dimiliki oleh pemberi waralaba. Bambang dinamai dengan Perjanjian
Sebaliknya, pemberi waralaba atau biasa Kerjasama Bakso Tengkleng Mas
disebut juga franchisor adalah individu Bambang.
perorangan atau badan usaha baik yang
Berdasarkan data yang diperoleh
berbadan hukum atau tidak yang
dari Bakso Tengkleng Mas Bambang
memberikan hak untuk memanfaatkan
selaku franchisor ditemukan fakta bahwa
waralaba yang dimilikinya kepada pihak
kerap terjadi wanprestasi yang dilakukan
penerima waralaba. Dua pihak ini lah
oleh mitra usaha atau franchisee terhadap
yang terdapat dalam setiap perjanjian
perjanjian waralaba.
waralaba.
Perlindungan hukum sangat penting
Adapun ketentuan-ketentuan yang
untuk mengetahui dan memberikan
umumnya diatur dalam suatu perjanjian
kepastian bahwa seseorang akan
waralaba yakni terkait dengan hak dan
mendapatkan apa yang menjadi hak dan
kewajiban para pihak, biaya-biaya yang
kewajibannya. Dengan adanya
harus ditanggung dan juga terkait jangka
perlindungan hukum yang memadai, akan
waktu perjanjian waralaba tersebut.
tercipta rasa aman dan percaya bagi para
Bakso Tengkleng Mas Bambang pihak dalam perjanjian waralaba serta
merupakan salah satu usaha di bidang diharapkan bisnis waralaba akan
kuliner yang melakukan waralaba dalam berkembang lebih pesat dan dapat terus
pengembangan bisnisnya. Usaha kuliner berkontribusi bagi sektor ekonomi
yang berpusat di Klaten ini menyediakan domestik Indonesia.
berbagai macam makanan dan minuman
Berdasarkan latar belakang di atas
dengan bakso tengkleng sebagai menu
menarik untuk diteliti dan dikaji
andalan. Bakso Tengkleng Mas Bambang
mengenai, bagaimana bentuk
telah memiliki jangkauan waralaba yang
perlindungan hukum terhadap para pihak
cukup luas Jawa dengan merambah
dalam Perjanjian Waralaba Bakso
sejumlah kota besar antara lain
Tengkleng Mas Bambang dan bagaimana
Yogyakarta, Solo, Semarang, Cirebon,
upaya yang dapat ditempuh para pihak
Malang, Tangerang, Bandung dan
dalam hal terjadi wanprestasi dalam
berbagai kota lainnya di Indonesia.
pelaksanaan Perjanjian Waralaba
Setiap pemberi waralaba pada tersebut?
umumnya termasuk Bakso Tengkleng
METODE PENELITIAN
Mas Bambang memiliki perjanjian
Sebuah studi logis dan sistematis
standar yang akan ditawarkan kepada
mengenai prinsip-prinsip yang
calon penerima waralaba untuk
mengarahkan jalannya penelitian ilmiah
disepakati, dimana bentuk dan isi
perjanjian tersebut sudah ditentukan oleh

210 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Zil Aidi dan Hasna Farida: Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba..

adalah definisi dari metodologi Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah


(Sumardjono, 2001: 8). Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba
dijelaskan bahwa waralaba merupakan
Penelitian pada hakikatnya adalah
hak khusus yang dipunyai oleh individu
suatu kegiatan yang mencari kebenaran
perorangan atau badan usaha baik yang
dari suatu ilmu pengetahuan, dimana
berbadan hukum atau tidak terhadap
penelitian itu lahir dari adanya keraguan
sistem bisnis yang di dalamnya terdapat
atau keingintahuan terhadap suatu
ciri khas dalam rangka memasarkan
masalah (Asikin, 2004: 34).
barang atau jasa yang telah terbukti
Dalam tulisan ini penelitian yang berhasil dan dapat dimanfaatkan oleh
dilakukan merupakan penelitian yuridis pihak lain di dalam suatu kerangka
empiris. Pendekatan yuridis empiris perjanjian. Mengenai para pihak yang
adalah pendekatan yang melihat suatu melaksanakan waralaba, berdasarkan
kenyataan hukum di dalam masyarakat Pasal 1 angka 2 dan 3 Peraturan
yang bagaimana bentuk perlindungan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007
hukum terhadap para pihak dalam tentang waralaba dikatakan bahwa orang
Perjanjian Waralaba Bakso Tengkleng perorangan atau badan yang memberikan
Mas Bambang dan juga untuk mengetahui hak untuk memanfaatkan dan/atau
upaya yang dapat ditempuh para pihak menggunakan waralaba yang dimilikinya
dalam hal terjadi wanprestasi dalam disebut dengan pemberi waralaba atau
pelaksanaan Perjanjian Waralaba tersebut. franchisor, sedangkan orang perseorangan
Selanjutnya, untuk mengetahui hal ini atau badan yang diberikan hak untuk
maka akan digunakan analisis data yang memanfaatkan dan/atau menggunakan
bersifat kualitatif. Data kualitatif dalam waralaba disebut penerima waralaba atau
hal ini berupa kata-kata, sehingga laporan franchisee.
penelitian akan berisi kutipan-kutipan Bisnis waralaba menjadi populer dan
data untuk memberi gambaran penyajian berkembang pesat di Indonesia karena
yang berasal dari wawancara dan bentuk ini menguntungkan kedua belah
beberapa catatan lapangan. pihak yakni pemberi waralaba dan
HASIL DAN PEMBAHASAN penerima waralaba. Bagi penerima
1. Perlindungan Hukum Terhadap waralaba keuntungan yang diperoleh
Para Pihak Dalam Perjanjian yakni penerima waralaba tidak usah
Waralaba Bakso Tengkleng Mas memulai bisnisnya dari nol karena bisnis
Bambang pemberi waralaba (franchisor) sudah
terkenal dan mempunyai pasar, sehingga
Ekspansi bisnis dengan sistem penerima waralaba (franchisee)
waralaba/franchise sedang berkembang mempunyai peluang untuk berkembang
pesat di Indonesia (Artikel okezone.com, cepat. Keuntungan menjalankan bisnis
2019 : 3/7). Sebagaimana yang juga telah waralaba bagi pemberi waralaba adalah
disampaikan sebelumnya, berdasarkan

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 211


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 2, Maret 2019

bisnisnya bisa berkembang lebih cepat di Pengalaman selama minimal 9


banyak lokasi secara bersamaan dan tahun serta memahami kiat dan cara
meningkatnya keuntungan dengan mengatasi permasalahan dalam bisnis
memanfaatkan investasi dari penerima adalah syarat yang harus dipenuhi
waralaba (Astuti, 2005: 91). jika seseorang ingin menjadi pemberi
Bakso Tengkleng Mas Bambang waralaba atau franchisor. Sampai
sebagai usaha yang menggunakan saat ini usaha milik pemberi waralaba
waralaba dalam pengembangan bisnisnya, terbukti masih bertahan,
wajib memenuhi 6 (enam) kriteria menguntungkan dan usahanya terus
sebagaimana dalam Pasal 3 Peraturan berkembang. Usaha makanan ini
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 telah berdiri sejak tahun 2009 dan
tentang Waralaba. Berdasarkan hasil sudah 9 (sembilan) tahun melakukan
penelitian, waralaba ini telah memenuhi usaha waralaba. Dalam kurun waktu
seluruh kriteria tersebut dan dapat tersebut, keuntungan dan manfaat
dikatakan sebagai rumah makan yang yang diberikan kepada penerima
menjalankan bisnisnya dengan sistem waralaba yakni:
waralaba. Kriteria yang dimaksud yakni: 1) Memberikan keuntungan dalam
a. Memiliki ciri khas usaha bidang pemasaran dan
penguasaan pasar karena Bakso
Waralaba harus memiliki suatu Tengkleng Mas Bambang
keunggulan atau perbedaan yang merupakan merek yang dikenal
tidak mudah ditiru dibandingkan di masyarakat dan saat ini sudah
dengan usaha lain sejenis, dan terdapat 26 (dua puluh enam)
membuat konsumen selalu mencari cabang rumah makan.
ciri khas yang dimaksud. Ciri khas 2) Memberikan keuntungan secara
usaha yang dimiliki oleh Bakso materiil karena dengan membuka
Tengkleng Mas Bambang berupa usaha waralaba ini, maka
makanan yang ditawarkan. Berbagai penerima waralaba akan
makanan yang ditawarkan antara lain menerima pendapatan yang
bakso tengkleng, bakso pop nugget diperoleh setiap bulannya.
keju, mie ayam pangsit, siomay 3) Tidak terdapat royalty fee,
tenggiri, dan sebagainya. Bakso yang sehingga keuntungan penjualan
dihasilkan juga terasa dagingnya yang dihasilkan akan diterima
karena dibuat dari 97% (sembilan bersih oleh penerima waralaba.
puluh tujuh persen) daging dan 3%
(tiga persen) tepung c. Memiliki standar atas pelayanan dan
barang dan/atau jasa yang ditawarkan
b. Terbukti sudah memberikan
keuntungan Pengaturan mengenai
standarisasi bahan baku, cara
pengolahan, manajemen rumah

212 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Zil Aidi dan Hasna Farida: Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba..

makan tertuang dalam standar e. Adanya dukungan yang


operasional tertulis yang dibuat oleh berkesinambungan
manajemen pemberi waralaba wajib
Dukungan yang
ditaati oleh seluruh penerima
berkesinambungan dapat dilihat dari
waralaba.
kegiatan saling mendukung antara
d. Mudah diajarkan dan diaplikasikan penerima waralaba dan pemberi
waralaba untuk memajukan dan
Pemberi waralaba hendaknya
melaksanakan kegiatan waralaba.
memiliki usaha yang mudah dan
Selain itu, dalam perjanjian waralaba
praktis untuk dijalankan, sehingga
antara Bakso Tengkleng Mas
waralaba yang ditawarkan bisa
Bambang dan mitra/penerima
dijalankan oleh semua pihak baik
yang sudah berpengalaman mengenai waralaba juga disebutkan bahwa
usaha sejenis maupun yang belum pemberi waralaba berkewajiban
berpengalaman, selanjutnya pemberi menyelenggarakan pelatihan bagi
waralaba juga wajib menyediakan penerima waralaba secara
bimbingan baik dari segi manajemen berkelanjutan setidaknya 2 kali dalam
maupun operasional yang satu tahun.
berkelanjutan kepada penerima f. Hak Kekayaan Intelektual yang telah
waralaba. Usaha Bakso Tengkleng terdaftar
Mas Bambang merupakan usaha yang
Hak Kekayaan Intelektual sangat
mudah diajarkan dan diaplikasikan.
erat kaitannya dengan waralaba
Sebelum gerai rumah makan dibuka,
seperti hak cipta, paten dan rahasia
para karyawan akan terlebih dahulu
dagang. Pihak pemberi waralaba
diberi pelatihan selama 1 (satu)
telah mendaftarkan merek dagang
minggu. Setelah rumah makan dibuka
“Bakso Tengkleng Mas Bambang”
maka pemberi waralaba akan tetap
pada Direktorat Jenderal HKI pada
melakukan pengawasan dan
tanggal 29 Oktober 2010 dengan
pembinaan selama 1 (satu) bulan
nomor pendaftaran C00201003847.
sekali. Cara pengolahan juga
tergolong mudah dan praktis. Semua Lebih lanjut, Pasal 1 angka 1
bahan baku mulai dari bakso, mie, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
kaldu, dan bumbu sudah jadi 2007 tentang Waralaba menyatakan
sehingga praktis untuk dibuat. bahwa waralaba harus didahului dengan
Penerima waralaba membeli produk adanya perjanjian. Apabila salah satu
yang telah disediakan oleh pemberi pihak melanggar perjanjian, maka pihak
waralaba kemudian diolah dan lain dapat menuntut pihak yang
disajikan sesuai dengan resep yang melanggar tersebut sesuai dengan hukum
ditetapkan oleh Bakso Tengkleng yang berlaku.
Mas Bambang.

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 213


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 2, Maret 2019

Perjanjian waralaba merupakan merugikan pihak lain dan memberikan


bentuk perjanjian yang isinya perlindungan hukum terhadap Hak
memberikan hak dan kewenangan khusus Kekayaan Intelektual. Perjanjian waralaba
kepada pihak penerima waralaba, untuk memberikan kepastian bahwa seseorang
melakukan penjualan atas produk berupa akan mendapatkan hak dan kewajibannya,
barang dan/atau jasa dengan sehingga yang para pihak merasa aman.
mempergunakan nama dagang atau merek
Lebih jauh berbicara mengenai
dagang tertentu dan melakukan kegiatan
perlindungan hukum, perlindungan
usaha berdasarkan suatu format bisnis
hukum yang dapat dilakukan kepada para
yang telah ditentukan oleh pemberi
pihak yakni subjek pelaku penerima
waralaba (Harnoko, 2015: 14). Perjanjian
waralaba (franchisee) dan pemberi
waralaba memuat hal-hal sebagai berikut
waralaba (franchisor) yakni perlindungan
(Sutedi, 2008: 82):
hukum preventif dan represif.
a. Hak yang meliputi penggunaan Perlindungan Hukum preventif bertujuan
metode atau resep yang khusus, untuk mencegah terjadinya suatu sengketa
penggunaan merek, nama dagang, yang dilakukan kedua belah pihak pelaku
jangka waktu, perpanjangan serta bisnis waralaba serta memberikan rambu-
wilayah kegiatan dan hak yang lain rambu atau batasan dalam melaksanakan
yang diberikan oleh pemberi kewajiban dalam waralaba. Sedangkan
waralaba kepada penerima waralaba; perlindungan hukum represif
b. Imbalan yang diberikan oleh menitikberatkan pada mekanisme
penerima waralaba atas hak-hak yang penyelesaian sengketa apabila terjadi
diterima dari pemberi waralaba pada permasalahan di kemudian hari (Sari,
saat usaha mulai dijalankan; 2016: 3). Perlindungan hukum ini adalah
c. Pengaturan yang wajib disepakati perlindungan hukum akhir dimana
sebelumnya adalah terkait penjualan perlindungan yang diberikan berupa
hak penerima waralaba kepada pihak sanksi seperti denda, penjara, dan
lain. Dalam kondisi penerima hukuman tambahan yang diberikan
waralaba tidak ingin meneruskan apabila sudah menjadi sengketa atau telah
usaha waralaba dan berencana dilakukan suatu pelanggaran.
menjualnya kepada pihak lain;
Perlindungan hukum secara preventif
d. Ketentuan terkait pengakhiran
telah diakomodir pada oleh perjanjian
kerjasama waralaba.
waralaba Bakso Tengkleng Mas Bambang
Perjanjian waralaba merupakan salah yakni dengan adanya pengaturan
satu aspek penting dalam waralaba, mengenai kewajiban dari para pihak pada
karena di sanalah perlindungan hukum Pasal 5 dan Pasal 6. Pasal 5 Perjanjian
bagi para pihak akan diatur. Perlindungan Waralaba Bakso Tengkleng Mas
hukum bagi para pihak menjadi penting Bambang mengatur mengenai kewajiban
guna melindungi mereka dari perbuatan

214 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Zil Aidi dan Hasna Farida: Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba..

pemberi waralaba. Kewajiban pemberi yang sesuai standar Pemberi waralaba


waralaba yakni: serta biaya-biaya lain seperti
a. Memberikan panduan operasional pengurusan perizinan atas
tata kelola Bakso Tengkleng Mas pembukaan dan pengoperasian
Bambang kepada Penerima waralaba; restoran menjadi tanggungan
b. Menyediakan program Penerima waralaba sendiri;
pelatihan/pembinaan tata kelola b. Penerima waralaba setuju bahwa
operasional kepada pegawai dan crew pengadaan brosur, kartu nama,
Penerima waralaba; formulir, kwitansi, seragam,
c. Menyediakan alternatif desain bahan/alat promosi dan benda-benda
interior atas biaya dari Penerima lain yang diperlukan untuk
waralaba sendiri; menunjang usaha Bakso Tengkleng
d. Menyelenggarakan program pelatihan Mas Bambang;
untuk Penerima waralaba secara c. Penerima waralaba atau pekerja yang
berkesinambungan dan berkala paling dipekerjakan oleh Penerima waralaba
sedikit 2 kali dalam setahun; pada gerai wajib mengikuti program
e. Memberikan konsultasi gratis kepada pelatihan dan kerja praktek yang
Penerima waralaba apabila gerai diselenggarakan Pemberi waralaba
Penerima waralaba berada dalam atas biaya Penerima waralaba;
keadaan kritis yang dapat d. Menjaga kerahasiaan manajemen,
menyebabkan tutupnya atau sistem usaha termasuk buku panduan
berhentinya bisnis Bakso Tengkleng operasional usaha, cara-cara
Mas Bambang milik Penerima pengelolaan, jenis dan sumber bahan
waralaba; baku dari Pemberi waralaba
f. Menyediakan bahan baku guna e. Menjaga dan merawat merek dari
memasok bahan baku untuk sistem usaha franchise Rumah Makan
operasional di setiap gerai Bakso Bakso Tengkleng Mas Bambang
Tengkleng Mas Bambang; selama masa perjanjian;
g. Melakukan program pemasaran f. Menaati prosedur operasional usaha
secara nasional. dan tata tertib franchise Rumah
Makan Bakso Tengkleng Mas
Pada Pasal 6 Perjanjian Waralaba Bambang;
Bakso Tengkleng Mas Bambang g. Untuk taat pada peraturan
mengatur mengenai kewajiban penerima pemerintah yang berlaku.
waralaba. Kewajiban penerima waralaba
yakni: Adapun tujuan dari pencantuman
pasal-pasal tersebut adalah untuk
a. Seluruh biaya untuk pengadaan menciptakan suatu kesepahaman antar
perabotan untuk keperluan gerai serta para pihak terhadap hak dan kewajiban
bahan bahan baku pembuat menu masing-masing pihak dalam perjanjian
Bakso Tengkleng Mas Bambang

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 215


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 2, Maret 2019

tersebut. Hal ini diharapkan dapat melindungi rahasia dagang pemberi


meminimalisir terjadinya pelanggaran- waralaba.
pelanggaran terhadap isi perjanjian atau
Perlindungan hukum represif juga
adanya wanprestasi yang didasari oleh
telah cukup terfasilitasi dalam Pasal 13
ketidaktahuan atau ketidaksepahaman perjanjian waralaba Bakso Tengkleng
antara para pihak atas kewajiban masing- Mas Bambang tentang pernyelesaian
masing. sengketa. Pasal 13 pada pokoknya
Perlindungan hukum secara preventif menyatakan bahwa apabila timbul
juga tercantum dalam Pasal 6 ayat (4), sengketa diantara kedua belah pihak
Pasal 6 ayat (5), Pasal 6 ayat (6), Pasal 1 akibat perjanjian ini akan diselesaikan
angka 9 dan Pasal 11 Perjanjian Waralaba secara musyawarah dan mufakat. Apabila
Bakso Tengkleng Mas Bambang. Pasal 6 dalam musyawarah untuk mufakat
ayat (4) menyatakan bahwa penerima tersebut tidak berhasil menapai
waralaba wajib menjaga kerahasiaan kesepakatan maka kedua belah pihak akan
manajemen, sistem usaha termasuk buku menyelesaikan secara hukum dan
panduan operasional usaha, cara-cara karenanya kedua belah pihak memilih
pengelolaan, jenis dan sumber bahan baku domisili hukum yang tetap di kantor
dari pemberi waralaba. Selanjutnya, Pasal kepaniteraan Pengadilan Negeri sebagai
6 ayat (5) menyatakan bahwa penerima mana disepakati oleh kedua belah pihak.
waralaba wajib menjaga dan merawat Meskipun klausula-klausula pada
merek dari sistem usaha franchise Rumah
perjanjian waralaba Bakso Tengkleng
Makan Bakso Tengkleng Mas Bambang
Mas Bambang telah meliputi
selama masa perjanjian. Pasal 6 ayat (6)
perlindungan hukum secara represif dan
menyatakan bahwa penerima waralaba
juga preventif akan tetapi menurut hemat
wajib menaati prosedur operasional usaha
penulis belumlah dapat secara optimal
dan tata tertib franchise Rumah Makan
melindungi para pihak. Salah satu hal
Bakso Tengkleng Mas Bambang. Pasal 1
yang dirasa kurang melindungi para pihak
angka 9 menyebutkan bahwa pihak
yakni terkait klausula minimum yang
penerima waralaba tidak akan
harus dimuat dalam suatu perjanjian
menyediakan minuman dalam kemasan
waralaba.
dan menyajikan makanan lain dan usaha
lain selain Bakso Tengkleng Mas Sekalipun suatu perjanjian dibuat
Bambang. Pasal 11 menyatakan bahwa berdasarkan asas kebebasan berkontrak
pihak penerima waralaba diwajibkan atau asas pacta sunt servanda dimana
untuk merahasiakan sistem, manajemen setiap orang bebas untuk menentukan isi
dan cara-cara pengelolaan rumah makan perjanjian yang dibuat, namun untuk
yang didapat dari pihak pemberi perjanjian waralaba telah ditentukan
waralaba. Pengaturan ini penting untuk kerangka perjanjiannya secara imperatif
mencegah adanya wanprestasi dan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 2007 tentang Waralaba dan

216 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Zil Aidi dan Hasna Farida: Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba..

Lampiran II Peraturan Menteri diatur dalam Lampiran II Peraturan


Perdagangan Republik Indonesia Nomor Menteri Perdagangan Republik Indonesia
53/M-DAG/PER/8/2012 tentang Nomor 53/M-DAG/PER/8/2012 tentang
Penyelenggaraan Waralaba. Penyelenggaraan Waralaba. Akan tetapi,
Pengaturan mengenai klausula terdapat perbedaan antara Peraturan
minimal dalam sebuah perjanjian Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007
waralaba dimaksudkan untuk memberikan tentang Waralaba dan Lampiran II
upaya perlindungan hukum terhadap Peraturan Menteri Perdagangan Republik
kedua pihak khususnya penerima Indonesia Nomor 53/M-
waralaba yang pada umumnya memiliki DAG/PER/8/2012 tentang
kedudukan atau posisi yang lemah Penyelenggaraan Waralaba. Pada
dibanding pemberi waralaba. Dengan Lampiran II Peraturan Menteri
adanya pengaturan mengenai klausula Perdagangan Republik Indonesia Nomor
minimal dalam sebuah perjanjian 53/M-DAG/PER/8/2012 tentang
waralaba diharapkan tidak ada pihak yang Penyelenggaraan Waralaba memuat 2
dirugikan atau terpaksa. (dua) klausul tambahan mengenai
klausula yang harus dimuat dalam
Berdasarkan Pasal 5 Peraturan perjanjian waralaba, dimana hal tersebut
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah
tentang Waralaba, perjanjian waralaba Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba.
memuat klausula paling sedikit:
Klausula tersebut yakni adanya
a. Nama dan alamat para pihak; klausul mengenai jaminan dari pihak
b. Jenis dan Hak Kekayaan
Intelektual; pemberi waralaba untuk tetap
c. Kegiatan usaha; menjalankan kewajiban-kewajibannya
d. Hak dan kewajiban para pihak; kepada penerima waralaba sesuai dengan
e. Bantuan, fasilitas, bimbingan isi perjanjian hingga jangka waktu
operasional, pelatihan, dan
pemasaran yang diberikan perjanjian berakhir dan mengenai Jumlah
Pemberi waralaba kepada gerai yang akan dikelola oleh penerima
Penerima waralaba; waralaba. Peraturan Pemerintah Nomor
f. Wilayah usaha; 42 Tahun 2007 tentang Waralaba
g. Jangka waktu perjanjian;
h. Tata cara pembayaran imbalan; mengharuskan adanya klausul mengenai
i. Kepemilikan, perubahan kepemilikan, perubahan kepemilikan, dan
kepemilikan, dan hak ahli waris; hak ahli waris, dimana hal tersebut tidak
j. Penyelesaian sengketa; dan termasuk klausula minimum yang harus
k. Tata cara perpanjangan,
pengakhiran dan pemutusan dimuat dalam suatu perjanjian waralaba
perjanjian. dalam Lampiran II Peraturan Menteri
Di samping itu, pengaturan mengenai Perdagangan Republik Indonesia Nomor
klausula minimum yang harus dimuat 53/M-DAG/PER/8/2012 tentang
dalam suatu perjanjian waralaba juga Penyelenggaraan Waralaba.

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 217


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 2, Maret 2019

Dalam perspektif yang berbeda, diizinkan oleh Pemberi waralaba


adanya ketidaksamaan klausula minimum sebelumnya. Namun dalam perjanjian
pada kedua instrument hukum ini tidak disebutkan nomor dan kapan
tentunya dapat menimbulkan didaftarkan.
ketidakpastian hukum bagi para pihak
c. Kegiatan usaha
dalam perjanjian waralaba. Tentu
dibutuhkan tindak lanjut dari pihak terkait Mengenai kegiatan usaha, telah
dalam hal ini pemerintah untuk dijelaskan dalam premise perjanjian
mengharmonisasikan substansi dari setiap waralaba bahwa bisnis Pemberi
instrumen hukum yang mengatur hal yang waralaba adalah rumah makan yang
sama. menyajikan makanan siap saji yang
dikenal dengan nama Bakso
Berdasarkan hasil penelitian,
Tengkleng Mas Bambang.
perjanjian waralaba Bakso Tengkleng
Mas Bambang hanya memenuhi 10 d. Hak dan kewajiban para pihak
(sembilan) klausula dari 13 (tiga belas) Kewajiban para pihak diatur
klausula yang harus dimuat oleh suatu dalam Pasal 5 dan Pasal 6 perjanjian
perjanjian waralaba yakni: waralaba. Akan tetapi hak para pihak
a. Nama dan alamat para pihak tidak diatur secara jelas dalam pasal
tersendiri dalam perjanjian waralaba
Dalam perjanjian waralaba sudah
Bakso Tengkleng Mas Bambang.
terdapat nama dan alamat para pihak.
Hal ini tercantum dalam komparisi e. Bantuan, fasilitas, bimbingan
perjanjian yang memuat identitas operasional, pelatihan, dan
para pihak yang memuat nama, pemasaran yang diberikan Pemberi
alamat, NIK, tempat tanggal lahir, waralaba kepada Penerima waralaba.
dan nomor telepon. Hal ini terdapat dalam Pasal 5
b. Jenis dan Hak Kekayaan Intelektual ayat (2) perjanjian waralaba Bakso
Tengkleng Mas Bambang, Pemberi
Meskipun tidak tertuang dalam
waralaba berkewajiban untuk
pasal tersendiri, namun jenis dan Hak
menyediakan program pelatihan/
Kekayaan Intelektual tercantum
pembinaan tata kelola operasional
dalam premise perjanjian yakni
kepada pegawai dan crew Penerima
Pemberi waralaba memberikan izin
waralaba. Pemberi waralaba juga
kepada Penerima waralaba dengan
berkewajiban melakukan program
nama Rumah Makan Bakso
pemasaran secara nasional.
Tengkleng Mas Bambang untuk itu
Penerima waralaba dapat f. Wilayah usaha
menggunakan merek dan sistem Klausula mengenai wilayah
secara bersamaan dengan Penerima usaha terdapat dalam premise
waralaba lainnya yang sudah perjanjian yang menyebutkan bahwa

218 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Zil Aidi dan Hasna Farida: Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba..

Pemberi waralaba setuju untuk j. Tata cara perpanjangan, pengakhiran


memberikan izin dan membantu dan pemutusan perjanjian
Penerima waralaba menjual dan
Tata cara perpanjangan termuat
menyajikan makanan Bakso
dalam Pasal 10 perjanjian waralaba
Tengkleng Mas Bambang untuk
dimana atas kesepakatan kedua belah
wilayah yang di tempati oleh
pihak perjanjian dapat diperpanjang
penerima waralaba.
dengan syarat pembayaran 60%
g. Jangka waktu perjanjian (enam puluh persen) ditambah satu
Mengenai jangka waktu boots. Maksud penambahan satu
perjanjian terdapat dalam Pasal 10 boots ini adalah penambahan satu
gerobak untuk jenis makanan yang
perjanjian waralaba yakni 5 (lima)
tahun. baru, sebagai contoh apabila
penerima waralaba belum memiliki
h. Tata cara pembayaran imbalan. gerobak siomay maka cabang
Mengenai tata cara pembayaran tersebut Bambang tersebut
imbalan, pasal 7 perjanjian waralaba diwajibkan untuk menambah satu
menyatakan bahwa Penerima gerobak siomay. Aturan mengenai
waralaba setuju membayar kepada pembatalan perjanjian terdapat dalam
Pemberi waralaba semua biaya dan Pasal 12 perjanjian waralaba.
iuran sesuai dengan perjanjian ini
Klausula mengenai kepemilikan,
termasuk biaya atau tagihan
perubahan kepemilikan, dan hak ahli
tambahan atas semua produk atau
waris, tidak terdapat dalam perjanjian
jasa-jasa yang diberikan atau akan
waralaba Bakso Tengkleng Mas Bambang
diberikan kepada Pemberi waralaba.
sebagaimana dipersyaratkan oleh Pasal 5
Dalam Pasal 1 angka (8) Penerima
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
waralaba menyatakan untuk
2007 tentang Waralaba. Perjanjian
memenuhi seluruh persyaratan yang
waralaba juga tidak mengatur mengenai
ditetapkan oleh Pemberi waralaba
klausula adanya jaminan dari pihak
yaitu Penerima waralaba
Pemberi waralaba untuk tetap
menyediakan modal awal usaha
menjalankan kewajiban-kewajibannya
sebesar sesuai dengan paket
kepada Penerima waralaba sesuai dengan
kemitraan yang dipilih dan ditransfer
isi perjanjian hingga jangka waktu
ke rekening Pemberi waralaba.
perjanjian berakhir dan ketentuan
i. Penyelesaian sengketa mengenai jumlah gerai yang akan dikelola
Mekanisme penyelesaian oleh penerima waralaba sebagaimana
sengketa terdapat dalam pasal 13 dalam Lampiran II Peraturan Menteri
mengenai penyelesaian perselisihan. Perdagangan Republik Indonesia Nomor
53/M-DAG/PER/8/2012 tentang
Penyelenggaraan Waralaba dalam

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 219


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 2, Maret 2019

perjanjian waralaba Bakso Tengkleng melakukan pelanggaran baik yang


Mas Bambang. berbeda maupun sama, dimana
Tidak ada sanksi yang diterapkan pelanggaran tersebut dianggap serius
ketika klausula minimal suatu perjanjian sebagaimana tertulis dalam surat
waralaba tidak terpenuhi sebagaimana peringatan/teguran yang menurut ukuran
dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah pemberi waralaba dan apabila penerima
Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba waralaba dinyatakan pailit. Pembatalan
dan Lampiran II Peraturan Menteri perjanjian secara sepihak tersebut
Perdagangan Republik Indonesia Nomor merugikan penerima waralaba dan
53/M-DAG/PER/8/2012 tentang menjadikan posisi penerima waralaba
Penyelenggaraan Waralaba. Meskipun menjadi lemah.
demikian, dengan tidak terpenuhinya Perjanjian waralaba digolongkan
klausula minimum sebagaimana telah sebagai perjanjian standar, sehingga isi
ditetapkan mengakibatkan kurangnya dari perjanjian tersebut telah
perlindungan hukum bagi penerima terstandarisasi isinya oleh pihak yang
waralaba. Penerima waralaba menjadi secara kedudukan ekonomi lebih kuat,
tidak terlindungi apabila dalam sedangkan pihak lain yang secara
pelaksanaan perjanjian terjadi perubahan ekonomi memiliki posisi tawar lebih
kepemilikan dan penerima waralaba ingin rendah hanya dapat memutuskan apakah
memberikan usaha tersebut pada ahli akan menerima atau menolak perjanjian
waris. Penerima waralaba juga tidak tersebut tanpa memiliki kesempatan untuk
mendapat jaminan dari pihak Pemberi melakukan perubahan terhadap isi dari
waralaba untuk tetap menjalankan perjanjian. Apabila menolak maka
kewajiban-kewajibannya kepada tentunya perjanjian itu dianggap tidak
Penerima waralaba sesuai dengan isi pernah ada karena debitur tidak
perjanjian hingga jangka waktu perjanjian menandatangani perjanjian tersebut
berakhir. (Salim, 2007: 147). Akibat perjanjian
Kurangnya perlindungan hukum juga waralaba sering dibuat oleh pemberi
terlihat pada klausula mengenai waralaba (franchisor) maka terdapat
pembatalan perjanjian. Berdasarkan Pasal ketimpangan dalam hubungan hukum
12 ayat (1) dan ayat (2) Perjanjian (unequal bargaining power) antara
Waralaba Bakso Tengkleng Mas pemberi waralaba (franchisor) dan
Bambang tentang Pembatalan penerima waralaba (franchisee)
menyebutkan bahwa pemberi waralaba (Lasamahu, 2006: 308). Perjanjian seperti
dapat membatalkan secara sepihak ini sering kali memberatkan penerima
perjanjian karena penerima waralaba lalai waralaba karena didominasi kepentingan
atau tidak melakukan kewajiban padahal pemberi waralaba.
telah diberi peringatan ketiga oleh Salah satu alasan pembatalan
Pemberi waralaba namun masih perjanjian secara sepihak yakni karena

220 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Zil Aidi dan Hasna Farida: Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba..

penerima waralaba lalai atau tidak (Muhammad, 1982: 130). Seharusnya


melakukan kewajiban padahal telah diberi pembatalan sebuah perjanjian tidak
peringatan ketiga oleh pemberi waralaba dibatalkan secara sepihak melainkan atas
namun masih melakukan pelanggaran kesepakatan kedua belah pihak atau
baik itu yang tergolong pelanggaran yang melalui pengadilan.
sama dengan sebelumnya atau yang
Lebih lanjut, salah satu kewajiban
berbeda dimana pelanggaran tersebut
penerima waralaba berdasarkan Pasal 6
dianggap serius sebagaimana tertulis
Perjanjian Waralaba Bakso Tengkleng
dalam surat peringatan/teguran yang
Mas Bambang yakni untuk taat pada
diteribitkan oleh pemberi waralaba. Kata
peraturan pemerintah yang berlaku. Saat
“menurut ukuran pemberi waralaba”
ini peraturan pemerintah yang terkait
menimbulkan ketidakpastian terhadap
dengan waralaba yakni Peraturan
penerima waralaba. Perjanjian Waralaba
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007
Bakso Tengkleng Mas Bambang juga
tentang Waralaba. Dalam Peraturan
tidak mencantumkan pasal mengenai
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007
wanprestasi maupun force majeure. Tidak
tentang Waralaba, terdapat beberapa
adanya pengaturan tersebut dan hanya
kewajiban yang harus dipenuhi oleh
berdasarkan ukuran pemberi waralaba,
penerima waralaba maupun pemberi
mengakibatkan penerima waralaba tidak
waralaba. Kewajiban tersebut antara lain
mengetahui hal apa saja yang
kewajiban bagi pemberi waralaba untuk
mengakibatkan terjadinya wanprestasi
memberikan prospektus penawaran
dan apabila dalam pelaksanaan terdapat
waralaba kepada calon penerima waralaba
force majeure.
saat melakukan penawaran, kewajiban
Menurut Abdulkadir Muhammad, ada untuk mendaftarkan prospektus
tiga hal yang harus diperhatikan sebagai penawaran waralaba sebelum membuat
syarat supaya pembatalan itu dapat perjanjian waralaba, dan kewajiban untuk
dilakukan. Tiga syarat itu adalah mendaftarkan perjanjian waralaba bagi
(Muhammad, 1982: 130): penerima waralaba.
a. Perjanjian harus bersifat timbal balik Prospektus penawaran waralaba
b. Harus ada wanprestasi adalah keterangan tertulis dari pemberi
c. Harus dengan putusan hakim waralaba yang paling sedikit menjelaskan
Dalam hal pembatalan tidak terjadi tentang identitas, legalitas, sejarah
dengan sendirinya, melainkan harus kegiatan, struktur organisasi, keuangan,
melalui putusan pengadilan, yakni dengan jumlah tempat usaha, daftar penerima
mengajukan gugatan pembatalan. Dengan waralaba, hak dan kewajiban pemberi dan
demikian yang membatalkan perjanjian penerima waralaba, sebagaimana diatur
itu bukanlah wanprestasi melainkan dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan
putusan hakim. Wanprestasi hanya Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007
sebagai syarat terbitnya putusan hakim tentang Waralaba dan Lampiran I

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 221


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 2, Maret 2019

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor Adapun pada saat penelitian ini


53/M-DAG/PER/8/2012 tentang dilakukan, prospektus penawaran
Penyelenggaraan Waralaba. waralaba Bakso Tengkleng Mas Bambang
Bakso Tengkleng Mas Bambang belum didaftarkan. Pendaftaran
sebagai salah satu usaha makanan dan prospektus waralaba masih dalam proses
minuman yang menyelenggarakan pengurusan.
waralaba telah memiliki prospektus Berdasarkan Pasal 4 ayat (1)
penawaran waralaba. Akan tetapi, dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
prospektus penawaran waralaba tersebut 53/M-DAG/PER/8/2012 tentang
tidak terdapat syarat yang harus dimiliki Penyelenggaraan Waralaba pada saat
oleh sebuah prospektus sebagaimana pemberi waralaba melakukan penawaran
dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan kepada penerima waralaba, pemberi
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 waralaba juga harus menyampaikan
tentang Waralaba dan Lampiran I prospektus penawaran waralaba kepada
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor penerima waralaba paling singkat 2 (dua)
53/M-DAG/PER/8/2012 tentang minggu sebelum penandatanganan
Penyelenggaraan Waralaba. Prospektus perjanjian waralaba. Tujuan daripada
yang dimiliki oleh Bakso Tengkleng Mas penyampaian prospektus penawaran
Bambang hanya berisi estimasi investasi waralaba adalah agar penerima waralaba
dari nilai yang diberikan oleh bisa melakukan studi kelayakan bisnis
mitra/penerima waralaba. terhadap bisnis waralaba yang akan
Berdasarkan Pasal 10 Peraturan dijalaninya. Selain itu, agar penerima
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 waralaba mengetahui apa yang menjadi
tentang Waralaba, pemberi waralaba juga keuntungan dan apa yang dapat
wajib mendaftarkan prospektus dibebankan padanya (Kogin, 2014: 34).
penawaran waralaba sebelum membuat Akan tetapi, dalam praktiknya
perjanjian Waralaba dengan Penerima prospektus penawaran yang dimiliki oleh
waralaba. Pendaftaran prospektus Bakso Tengkleng Mas Bambang tidak
penawaran waralaba bertujuan untuk disampaikan secara langsung pemilik dari
mendapatkan Surat Tanda Pendaftaran Bakso Tengkleng Mas Bambang maupun
Waralaba. Pemberi waralaba yang berasal dari manajemen kepada penerima
dari dalam negeri wajib mendaftarkan waralaba. Proses penawaran waralaba
prospektus penawaran waralaba ke hanya melalui diskusi antara penerima
Direktorat Bina Usaha Perdagangan up. waralaba dengan pemberi waralaba dan
Kantor Unit Pelayanan Perdagangan melalui seminar.
Kementerian Perdagangan dengan
Berkaitan dengan pendaftaran
mengisi formulir surat permohonan Surat
waralaba, tidak hanya pemberi waralaba
Tanda Pendaftaran Waralaba bagi yang harus mendaftarkan prospektus
pemberi waralaba dalam negeri.
penawaran waralabanya, penerima

222 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Zil Aidi dan Hasna Farida: Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba..

waralaba juga harus melakukan didaftarkan, maka terdapat sanksi yang


pendaftaran perjanjian waralaba. dapat dijatuhkan sebagaimana dalam
Kewajiban ini tertuang dalam dalam Pasal Pasal 16 ayat (1) Peraturan Pemerintah
11 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba.
42 Tahun 2007 tentang Waralaba yang Sanksi yang diberikan dapat berupa
menyatakan bahwa penerima waralaba sanksi administratif berupa peringatan
wajib mendaftarkan perjanjian waralaba. tertulis dan sanksi administratif berupa
Sama seperti tujuan dari pendaftaran denda. Sanksi berupa peringatan tertulis
prospektus penawaran waralaba, tujuan dapat diberikan paling banyak 3 (tiga) kali
dari pendaftaran perjanjian waralaba dalam tenggang waktu 2 (dua) minggu
yakni untuk mendapatkan Surat Tanda terhitung sejak tanggal surat peringatan
Pendaftaran Waralaba. Penerima waralaba sebelumnya diterbitkan. Sanksi berupa
yang berasal dari waralaba dalam negeri denda dikenakan kepada Pemberi
wajib mendaftarkan perjanjian waralaba waralaba yang tidak melakukan
ke kantor dinas yang bertanggungjawab di pendaftaran prospektus penawaran
bidang perdagangan Provinsi DKI Jakarta Waralaba atau Penerima waralaba yang
atau Kabupaten/Kota atau Kantor tidak melakukan pendaftaran perjanjian
Pelayanan Terpadu Satu Pintu setempat di Waralaba setelah diterbitkannya surat
seluruh Indonesia dengan mengisi peringatan tertulis ketiga. Denda yang
formulir surat permohonan Surat Tanda dikenakan paling banyak Rp. 100.000.000
Pendaftran Waralaba bagi penerima (seratus juta rupiah).
waralaba dalam negeri. Oleh karena itu, penerima dan
Pada saat penelitian ini dilakukan, pemberi waralaba sebaiknya
penerima waralaba Bakso Tengkleng Mas mendaftarkan prospektus waralaba dan
Bambang belum mendaftarkan perjanjian perjanjian waralaba. Pendaftaran ini akan
waralaba kepada Kementerian bermanfaat bagi penerima waralaba
Perdagangan. Hal ini dikarenakan karena akan memiliki perlindungan
ketidaktahuan dari penerima waralaba hukum yang kuat dan akan mendatangkan
akan kewajiban untuk mendaftarkan rasa percaya bagi calon penerima
perjanjian waralaba sebagaimana waralaba. Bagi penerima waralaba,
tercantum dalam Pasal 11 ayat (1) pendaftaran perjanjian akan memberikan
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun perlindungan dari tindakan kesewenang-
2007 tentang Waralaba. wenangan pemberi waralaba.

Sekalipun tidak menentukan syarat


sahnya suatu perjanjian waralaba,
prosedur mengenai pendaftaran waralaba
tidak dapat dikesampingkan begitu saja.
Dalam hal perjanjian waralaba dan
prospektus penawaran waralaba tidak

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 223


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 2, Maret 2019

2. Upaya Yang Dapat Ditempuh Oleh pengeluaran dilakukan oleh Cabang


Para Pihak Dalam Hal Terjadi Rumah Makan Bakso Tengkleng Mas
Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Bambang dari pada pemasukan yang
Perjanjian Waralaba Bakso dihasilkan.
Tengkleng Mas Bambang Pasal 7 Perjanjian Waralaba Bakso
Pada kenyataannya, pelaksanaan Tengkleng Mas Bambang tentang Biaya-
prestasi tidak selalu berjalan dengan baik Biaya hanya menyebutkan bahwa
sesuai yang diperjanjikan, tak terkecuali Penerima waralaba setuju membayar
pada perjanjian waralaba Bakso kepada Pemberi waralaba semua biaya
Tengkleng Mas Bambang. Tidak dan iuran sesuai dengan perjanjian ini
terpenuhinya prestasi biasa disebut termasuk biaya tagihan tambahan atas
sebagai wanprestasi. Wanprestasi semua produk atau jasa-jasa yang
merupakan suatu keadaan tidak diberikan atau akan diberikan kepada
terpenuhinya prestasi karena adanya Pemberi waralaba. Selebihnya mengenai
kelalaian pihak yang seharusnya tata cara pembayaran dan sanksi yang
memenuhi kewajibannya tersebut. dijatuhkan apabila terjadi keterlambatan
Wanprestasi dapat berupa 4 (empat) pembayaran, tidak diatur dalam perjanjian
macam, yakni (Subekti, 2005: 1): Bakso Tengkleng Mas Bambang.
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi Pemberi waralaba juga mendapati
akan dilakukannya; adanya penerima waralaba yang
b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya melakukan pembelian bahan baku mie
tetapi tidak sebagaimana dijanjikan; yang bukan berasal dari Bakso Tengkleng
c. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi Mas Bambang. Hal ini pernah dilakukan
terlambat; oleh salah satu penerima waralaba Rumah
d. Melakukan sesuatu yang menurut Makan Bakso Tengkleng Mas Bambang
perjanjian tidak boleh dilakukan. yang berada di Kabupaten Sukoharjo,
Berdasarkan data yang diperoleh dari Provinsi Jawa Tengah.
responden, dalam pelaksanaan usaha Pembelian bahan baku yang wajib
waralaba sering terjadi keterlambatan dibeli dari Bakso Tengkleng Mas
pembayaran bahan baku oleh penerima Bambang adalah bakso, mie, tengkleng,
waralaba. Setelah bahan baku sampai ke ayam kecap, kaldu, bumbu rempah, tulang
tangan penerima waralaba, seharusnya kaki dan siomay (Hasil Wawancara
penerima waralaba melakukan dengan Bapak Anang Wibowo Manajer
pembayaran kepada pemberi waralaba. Operasional Bakso Tengkleng Mas
Pada faktanya pembayaran dilakukan Bambang). Perbuatan penerima waralaba
setelah 2 (dua) sampai 4 (empat) kali yang mana melakukan pembelian bahan
faktur bahkan lebih. Tindakan tersebut baku mie yang bukan berasal dari pemberi
dilakukan dengan alasan pendapatan yang waralaba merupakan suatu bentuk
terus berkurang sehingga lebih besar wanprestasi menurut pemberi waralaba

224 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Zil Aidi dan Hasna Farida: Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba..

karena pemberi waralaba dianggap tidak Apabila pemberi waralaba Bakso


melakukan apa yang disanggupi akan Tengkleng Mas Bambang mewajibkan
dilakukannya. pembelian bahan baku harus dari pemberi
Pasal 5 ayat (6) perjanjian Waralaba waralaba, maka perlu dilakukan
Bakso Tengkleng Mas Bambang perubahan isi perjanjian atau melalui
menyebutkan bahwa Pemberi waralaba addendum yang memuat tata cara
berkewajiban untuk menyediakan bahan pembayaran, kewajiban pembelian bahan
baku guna memasok bahan baku untuk baku dari pemberi waralaba, dan sanksi
operasional di setiap gerai Bakso yang dijatuhkan apabila terjadi
Tengkleng Mas Bambang. Akan tetapi, pelanggaran dalam perjanjian agar
dalam perjanjian waralaba Bakso terdapat kepastian bagi pemberi waralaba
Tengkleng Mas Bambang tidak tercantum dan penerima waralaba mengenai hak dan
kewajiban bagi penerima waralaba untuk kewajiban yang harus dipenuhi.
melakukan pembelian bahan baku mie Dalam perspektif yang berbeda, Pasal
dari Bakso Tengkleng Mas Bambang. Hal 5 ayat (1) perjanjian waralaba Bakso
ini mengakibatkan pembelian bahan baku Tengkleng Mas Bambang, Pemberi
yang bukan berasal dari pemberi waralaba waralaba berkewajiban untuk
menurut hemat penulis tidaklah dapat memberikan panduan operasional tata
digolongkan sebagai suatu bentuk kelola kepada Penerima waralaba.
wanprestasi. Prestasi dengan berbuat sesuatu sebagai
Peristiwa pembelian bahan baku mie contoh dalam Pasal 5 ayat (7) dimana
yang bukan berasal dari penerima pemberi waralaba berkewajiban untuk
walaralaba dan keterlambatan melakukan program pemasaran secara
pembayaran bahan baku oleh penerima nasional. Lebih lanjut, dalam Pasal 4 ayat
waralaba tidak diatur dalam perjanjian (2), Penerima waralaba tidak
waralaba Bakso Tengkleng Mas Bambang diperkenankan memindahkan alamat
dan mengakibatkan kerugian terhadap rumah makan ke tempat lain tanpa
pemberi waralaba karena salah satu persetujuan tertulis dari Pemberi
sumber pendapatan pemberi waralaba waralaba.
yakni dari penjualan bahan baku. Hal ini Berdasarkan hasil wawancara yang
dikarenakan pada Bakso Tengkleng Mas dilakukan oleh penulis terhadap
Bambang tidak terdapat royalty fee. responden dari pihak penerima waralaba,
Penerima waralaba cukup membayar satu terdapat wanprestasi yang dilakukan oleh
kali pembayaran di awal sebesar nominal pemberi waralaba yakni tidak
yang telah disepakati. Pendapatan menyelenggarakan program pelatihan
pemberi waralaba selain dari pembayaran untuk Penerima waralaba (penerima
satu kali di awal yaitu dengan waralaba) secara berkesinambungan dan
mengharuskan pembelian bahan baku berkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam
yang berasal dari pemberi waralaba. setahun, dan tidak memberikan konsultasi

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 225


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 2, Maret 2019

gratis kepada Penerima waralaba 8 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun


(penerima waralaba) apabila gerai 2007 tentang Waralaba. Pasal 8 Peraturan
Penerima waralaba berada dalam keadaan Menteri Perdagangan Nomor 07/M-
kritis yang dapat menyebabkan tutupnya DAG/PER/2013 tentang Pengembangan
atau berhentinya bisnis milik Penerima Kemitraan Dalam Waralaba Untuk Jenis
waralaba. Usaha Makanan dan Minuman
Pemberi waralaba berkewajiban menyebutkan bahwa pemberi waralaba
untuk menyelenggarakan program untuk jenis usaha retoran, rumah makan,
pelatihan untuk Penerima waralaba secara bar/rumah minum dan kafe wajib
berkesinambungan dan berkala paling memberikan pembinaan kepada penerima
sedikit 2 (dua) kali dalam setahun. Akan waralaba dan/atau penyerta modal berupa
tetapi, dalam praktiknya pemberi pelatihan dan petunjuk pengelolaan usaha
waralaba hanya menyelenggarakan waralaba. Pasal 8 Peraturan Pemerintah
program pelatihan 1 (satu) kali pada saat Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba
diawal pembukaan rumah makan. juga menyatakan bahwa pemberi
waralaba wajib memberikan pembinaan
Pemberi waralaba juga tidak dalam bentuk pelatihan, bimbingan
melaksanakan kewajiban sebagaimana operasional manajemen, pemasaran,
dalam Pasal 5 ayat (5) yakni tidak penelitian, dan pengembangan kepada
memberikan konsultasi gratis kepada Penerima waralaba secara
Penerima waralaba apabila gerai berkesinambungan.
Penerima waralaba berada dalam keadaan
kritis yang dapat menyebabkan tutupnya Terhadap pelanggaran Pasal 8
atau berhentinya bisnis milik para Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
Penerima waralaba. Banyak Rumah 07/M-DAG/PER/2013 tentang
Pengembangan Kemitraan Dalam
Makan Bakso Tengkleng Mas Bambang
Waralaba Untuk Jenis Usaha Makanan
yang mengalami penurunan pendapatan
dan Minuman, terdapat sanksi yang dapat
sehingga membutuhkan solusi dari dan
dijatuhkan bagi pihak yang melanggar.
konsultasi dari pihak pemberi waralaba.
Akan tetapi, keluhan dan permintaan dari Berdasarkan Pasal 11 Peraturan Menteri
penerima waralaba tidak ditanggapi oleh Perdagangan Republik Indonesia Nomor
pihak pemberi waralaba. 58/M-DAG/PER/9/2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri
Selain tercantum dalam perjanjian Perdagangan Nomor 07/M-
waralaba Bakso Tengkleng Mas DAG/PER/2013 tentang Pengembangan
Bambang, kewajiban untuk melakukan Kemitraan Dalam Waralaba Untuk Jenis
pembinaan juga tercantum dalam Pasal 8 Usaha Makanan dan Minuman, pemberi
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 waralaba yang melanggar Pasal 8
Tahun 2013 tentang Pengembangan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
Kemitraan Dalam Waralaba Untuk Jenis 07/M-DAG/PER/2013 tentang
Usaha Makanan dan Minuman dan Pasal

226 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Zil Aidi dan Hasna Farida: Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba..

Pengembangan Kemitraan Dalam b. Ganti rugi (vervangende


Waralaba Untuk Jenis Usaha Makanan vergoeding);
c. Pembubaran, pemutusan, atau
dan Minuman dapat dikenakan sanksi
pembatalan perjanjian
administratif secara bertahap berupa: (ontbinding);
a. Peringatan tertulis paling banyak 3 d. Pemenuhan perjanjian disertai
dengan ganti rugi pelengkap
(tiga) kali berturut-turut dengan (nakoming en anvvullend
tenggang waktu 2 (dua) minggu sejak vergoeding);
tanggal surat peringatan oleh pejabat e. Pembubaran perjanjian disertai
penerbit Surat Tanda Pendaftaran dengan ganti rugi pelengkap
(ontbinding en anvullend
Waralaba; vergoeding).
b. Pemberhentian sementara Surat
Saat ini, pihak penerima waralaba
Tanda Pendaftaran Waralaba paling
hanya menginginkan agar pemberi
lama 2 (dua) bulan apabila tidak
waralaba dapat melaksanakan pemenuhan
memenuhi ketentuan dalam
perjanjian yakni dengan
peringatan tertulis sebagaimana
menyelenggarakan program pelatihan
dimaksud pada huruf a; dan
untuk penerima waralaba secara
c. Pencabutan Surat Tanda Pendaftaran
berkesinambungan dan berkala paling
Waralaba apabila tidak memenuhi
sedikit 2 (dua) kali dalam setahun, dan
ketentuan sebagaimana dimaksud
memberikan konsultasi gratis kepada
pada huruf b.
penerima waralaba apabila gerai penerima
Tindakan wanprestasi membawa waralaba berada dalam keadaan kritis
konsekuensi terhadap timbulnya hak yang dapat menyebabkan tutupnya atau
pihak yang dirugikan untuk menuntut berhentinya bisnis Bakso Tengkleng Mas
pihak yang melakukan wanprestasi untuk Bambang milik penerima waralaba. Tidak
memberikan ganti rugi, sehingga oleh ada ganti rugi yang dituntut maupun
hukum diharapkan agar tidak ada satu pembatalan perjanjian.
pihak pun yang dirugikan karena
Berdasarkan Pasal 13 Perjanjian
wanprestasi tersebut (Fuady, 2001: 88).
Waralaba Bakso Tengkleng Mas
Upaya penyelesaian yang dapat Bambang, terdapat 2 (dua) mekanisme
ditempuh oleh para pihak dalam hal penyelesaian sengketa yang dapat
terjadi wanprestasi dapat digolongkan dilakukan oleh pemberi waralaba dan
sebagai bentuk perlindungan hokum penerima waralaba sebagaimana berikut:
bersifat represif. Bentuk represif lahir
“Apabila timbul sengketa diantara
karena adanya sengketa yang harus kedua belah pihak akibat perjanjian
diselesaikan. Hak yang dapat digugat oleh ini akan diselesaikan secara
kreditur sebagaimana diatur dalam Pasal musyawarah dan mufakat. Apabila
dalam musyawarah untuk mufakat
1267 KUHPerdata yakni:
tersebut tidak berhasil mencapai
a. Pemenuhan perjanjian kesepakatan maka kedua belah pihak
(nakoming); akan menyelesaikan secara hukum

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 227


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 2, Maret 2019

dan karenanya kedua belah pihak ini penyelesaian sengketa di pada


memilih domisili hukum yang tetap perjanjian waralaba ini dilakukan
di kantor kepaniteraan Pengadilan
menggunakan asas itikad baik melalui
Negeri yang disepakati.”
musyawarah oleh para pihak. Belum ada
Adapun penjelasan dari tiap
penyelesaian sengketa melalui jalur
mekanisme penyelesaian sengketa adalah
litigasi atau pengadilan.
sebagai berikut:
SIMPULAN
a. Penyelesaian melalui musyawarah
Bentuk perlindungan hukum yang
Bakso Tengkleng Mas Bambang
diberikan berupa perlindungan hukum
dalam melakukan penyelesaian masalah
preventif dan represif. Perlindungan
mengutamakan penyelesaian secara damai
hukum secara preventif telah diberikan
melalui musyawarah untuk mencapai
melalui Perjanjian Waralaba Bakso
mufakat. Terhadap kelalaian yang
Tengkleng Mas Bambang yang memuat
dilakukan baik oleh penerima waralaba
mengenai kewajiban masing-masing
maupun pemberi waralaba selalu
pihak yakni dalam Pasal 6 ayat (4), Pasal
diselesaikan secara kekeluargaan terlebih
6 ayat (5) dan Pasal 6 ayat (6) mengenai
dahulu. Para pihak akan bertemu dan
kewajiban untuk menjaga kerahasiaan,
membicarakan masalah untuk kemudian
menjaga merek, dan menaati prosedur
mencari solusi yang terbaik bagi kedua
yang ditetapkan. Perlindungan hukum
belah pihak.
secara preventif juga tercantum dalam
b. Penyelesaian melalui jalur litigasi atau Pasal 1 angka 9 dan Pasal 11 mengenai
pengadilan larangan untuk menyajikan makanan dan
Manakala pemberi waralaba tidak minuman lain selain Bakso Tengkleng
memenuhi kewajiban yang telah Mas Bambang serta rahasia dagang.
disepakati oleh para pihak dalam kontrak Adapun, perlindungan hukum secara
waralaba, dan telah dinyatakan lalai represif dilakukan melalui musyawarah
namun tetap melalaikannya, maka pihak untuk mencapai mufakat yang dilakukan
yang dirugikan dapat mengajukan gugatan oleh para pihak dalam menyelesaikan
kepada pihak yang melakukan sengketa.
wanprestasi. Gugatan wanprestasi Upaya yang dapat ditempuh oleh para
diajukan di Pengadilan Negeri sesuai pihak dalam hal terjadi wanprestasi dalam
dengan kompetensi absolut dan relatif pelaksanaan Perjanjian Waralaba Bakso
dalam hukum acara perdata. Tengkleng Mas Bambang adalah
Upaya penyelesaian melalui jalur musyawarah dan mufakat. Dalam hal
litigasi atau pengadilan merupakan sarana musyawarah untuk mufakat tersebut tidak
akhir (ultimum remidium) manakala berhasil mencapai kesepakatan maka
penyelesaian sengketa melalui cara-cara kedua belah pihak akan menyelesaikan
lain tidak mendapatkan hasil. Hingga saat secara hukum melalui jalur litigasi atau
pengadilan. Sampai saat ini penyelesaian

228 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Zil Aidi dan Hasna Farida: Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba..

sengketa selalu dapat diselesaikan melalui Gunawan Widjaja, 2001, Waralaba, PT.
musyawarah. Belum ada upaya Raja Grafindo Persada, Jakarta.
penyelesaian sengketa melalui jalur Kevin Kogin, 2014, Aspek Hukum
litigasi atau pengadilan. Kontrak Waralaba: Kegiatan Usaha
Penulis menyarankan para pihak Jasa Makanan dan Minuman, PT.
Tatanusa, Jakarta.
dalam perjanjian waralaba diharapkan
segera mendaftarkan prospektus Maria S.W. Sumardjono, 2001, Pedoman
pendaftaran waralaba dan mendaftarkan Pembuatan Usulan Penelitian,
perjanjian waralaba agar mendapatkan Gramedia, Jakarta.
STPW (Surat Tanda Pendaftaran Munir Fuady, 2001, Hukum Kontrak
Waralaba), serta melakukan amandemen (Dari Sudut Pandang Hukum
atau addendum terhadap Perjanjian Bisnis), PT. Citra Aditya Bakti.
Waralaba Bakso Tengkleng Mas Salim, 2007, Pengembangan Hukum
Bambang. Selain itu, dibutuhkan itikad Kontrak Diluar KUHPerdata, PT.
baik dari para pihak dalam menjalankan RajaGrafindo Persada, Jakarta.
seluruh klausula dalam perjanjian Subekti, 2005, Hukum Perjanjian,
waralaba agar usaha yang dijalankan Intermasa, Jakarta.
dapat terus berkembang.
Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode
UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian Hukum, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu Artikel Jurnal:
kelancaran penulisan dan penelitian ini, A.Yudha Harnoko, Ika Yunia Ratnawati,
terkhususnya kepada Bapak Anang 2015, Asas Proporsional dalam
Wibowo selaku Manajer Operasional Perjanjian Waralaba (Franchise),
Bakso Tengkleng Mas Bambang, dan juga Jurnal Hukum Bisnis Vol. 1 No 1
para Responden selaku penerima April 2015, hlm 1-17.
waralaba Bakso Tengkleng Mas Bambang Asuan, 2017, Eksistensi Waralaba
yang telah berkenan penulis wawancarai. (Franchise) Menurut Peraturan
Besar harapan kontribusi kecil ini dapat Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007
memberi kemanfaatan bagi industri bisnis sebagai Perjanjian Innominaat,
waralaba di Indonesia. Jurnal Hukum Universitas
Palembang Vol.13 No. III, hlm
DAFTAR PUSTAKA 260-271.
Buku-buku: Dewi Astuti, 2005, Kajian Bisnis
Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Franchise Makanan di Indonesia,
Perikatan, Alumni, Bandung. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol 7 No.1, hlm
Adrian Sutedi, 2008, Hukum Waralaba,
83-97.
Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 229


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 2, Maret 2019

Ferry R. Lasamahu, 2006, Perlindungan Yogyakarta (Tahu Bulat Tiara)


Hukum Terhadap Franchisee dalam Jurnal Manajemen Vol 1 No.1, hlm
Perjanjian Waralaba (studi kasus : 50-53.
Analisis Putusan Pengadilan Antara
Artikel Internet:
PT. Lingkar Natura Inti dan Natasha
Kasakeyan), Jurnal Hukum dan Bisnis Waralaba Tumbuh Pesat di
Pembangunan Tahun ke-36 No. 3, Indonesia,
hlm 306-329. https://economy.okezone.com/read/
2016/05/17/320/1390833/bisnis-
Norman Syahdar Idrus, 2017, Aspek waralaba-tumbuh-pesat-di-
Hukum Perjanjian Waralaba indonesia, diakses pada 7 Maret
(Franchise) Dalam Perspektif 2019.
Hukum Perdata dan Hukum Islam,
Jurnal Yuridis Vol.4 No. 1, hlm 28- Ghoida Rahmah, Omzet Industri
45. Waralaba Nasional Mencapai 172
Triliun,
Putu Prasmita Sari, I Gusti Ngurah https://bisnis.tempo.co/read/823138/
Parwata, 2016, Perlindungan omzet-industri-waralaba-nasional-
Hukum Para Pihak Dalam mencapai-rp-172-triliun, diakses
Perjanjian Bisnis Franchise, Jurnal pada 10 Maret 2019.
Kertha Semaya, Vol. 04 No. 05,
hlm 1-6.
Rizky Aditya Setiawan, Oscar Valentino,
Jujuk Herawati, 2011,
Menjamurnya Usaha Franchise di

230 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678

You might also like