6653 19865 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

PERAWATAN PAYUDARA UNTUK MENCEGAH BENDUNGAN ASI

PADA IBU POST PARTUM

Ria Gustirini1

1
Prodi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi
Muhammadiyah Palembang, Indonesia

ABSTRACT

The postnatal period is the period after delivery where the mother can give breast milk to her
baby. Breastmilk provided exclusively can meet energy and nutritional needs so that babies
can grow and develop optimally. One of the causes of not achieving exclusive breastfeeding
is that the baby does not get enough milk due to problems in breastfeeding caused by the
mother experiencing engorgement. If this situation continues, it can lead to mastitis and
breast abscess. One of the efforts to prevent breast milk damages is by breast care. Breast
care aims to improve blood circulation and prevent blockage of the milk production channels
so as to facilitate milk production. This study aims to analyze the relationship between breast
care in preventing breastfeeding in post partum mothers. This research is a descriptive
analytic study with a cross sectional research design. Sampling was done by consecutive
sampling. Data analysis carried out included univariate and bivariate analyzes. The
statistical test used is the Chi-Square Test. The results showed that there was a relationship
between breast care and the incidence of engorgement in post partum mothers with a P
value of 0.02 (p <0.05) and an OR value of 8.7 where mothers who did not perform breast
care had a risk of 8.75 times greater. Midwives can play a role in preventing the incidence of
engorgement by providing counseling and teaching the steps to carry out breast care until
the mother understands, understands and is able to carry out care independently

Keywords : Breast Care, Breastfeeding, Engorgement, Post Partum Mothers

Midwifery Care Journal, Vol. 2 No.1, Januari 2021, e-ISSN 2715-5978 (online) I9
PENDAHULUAN bendungan ASI tersebut sangat sukar
disusu oleh bayi karena payudara lebih
Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan
menonjol, puting lebih datar, dan sukar di
secara eksklusif dapat memenuhi
hisap oleh bayinya.(Impartina, 2017)
kebutuhan energi dan nutrisi sehingga
Gejala yang sering muncul pada saat
bayi dapat tumbuh dan berkembang
terjadi bendungan ASI antara lain
optimal. Berdasarkan data World Health
payudara bengkak, payudara terasa
Organization (WHO), sebesar 53% angka
panas dan keras dan suhu tubuh ibu
kematian bayi di Indonesia terkait dengan
sampai 380C. Apabila keadaan ini
faktor nutrisi. Penyakit yang timbul akibat
berlanjut maka dapat mengakibatkan
malnutrisi yaitu diare sebesar 15%
terjadinya mastitis dan abses
(Kemenkes, 2012)
payudara.(Wulandari et al., 2016)
Bayi yang tidak mendapatkan ASI
Berdasarkan data ASEAN tahun 2014
ekslusif mempunyai risiko kematian akibat
didapatkan bahwa presentase cakupan
diare lebih besar dibandingkan bayi yang
kasus bendungan ASI pada ibu post
mendapat ASI eksklusif. Kematian akibat
partum tercatat sebanyak 107.654 ibu
diare dan pneumonia dapat dikurangi
post partum dan pada tahun 2015 ibu
sebesar sepertiga jika bayi diberikan ASI
yang mengalami bendungan ASI
eksklusif(Lamberti et al., 2011)
sebanyak 76.543 ibu post partum. Hal ini
Persentase pemberian ASI eksklusif
dikarenakan kurangnya kesadaran ibu
pada bayi 0-6 bulan di Indonesia masih
post partum dalam memberikan ASI
rendah yaitu sebesar 54,3%. Persentase
kepada bayinya (Taqiyah et al., 2019)
pemberian ASI di Sumatera Selatan
Salah satu upaya untuk mencegah
sebesar 74,49% dan cakupan pemberian
bendungan ASI yaitu dengan perawatan
ASI esklusif Kota Palembang tahun 2014
payudara atau breast care. Perawatan
yaitu sebesar 74,18% (Dinkes, 2014)
payudara bertujuan untuk melancarkan
Capaian ASI eksklusif di Indonesia masih
sirkulasi darah dan mencegah
jauh dari target nasional yaitu sebesar
tersumbatnya saluran produksi ASI
80%.(Indonesia, 2013)
sehingga memperlancar pengeluaran ASI.
Salah satu penyebab tidak
Rangsangan taktil saat perawatan
tercapainya pemberian ASI eksklusif yaitu
payudara dapat menstimulasi hormon
bayi tidak mendapat ASI yang cukup
prolaktin dan oksitosin yang membantu
dikarenakan masalah dalam menyusui
bayi mendapatkan ASI. (Gustirini and
yang dikarenakan ibu mengalami
Anggraini, 2020)
engorgement (Bendungan ASI) (Murniati
Penelitian ini didukung penelitian yang
and Kusumawati, 2013). Payudara yang
dilakukan oleh Evi Rosita dimana
mengalami pembengkakan atau
sebanyak 76,4% responden yang

Midwifery Care Journal, Vol. 2 No.1, Januari 2021, e-ISSN 2715-5978 (online) I10
melakukan perawatan payudara tidak Nurachmi. Sampel pada penelitian ini
mengalami bendungan ASI. Breast care adalah sebagian ibu postpartum yang
atau perawatan payudara juga dapat melahirkan normal, dan bersedia menjadi
memperlancar proses laktasi. Gerakan responden. Pengambilan sampel
pada perawatan payudara bermanfaat dilakukan secara consecutive sampling
melancarkan reflek pengeluaran ASI dan dimana pemilihan sampel yang dilakukan
mencegah bendungan pada payudara dengan memilih semua individu yang
(Rosita, 2017) ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan,
Masalah yang sering terjadi pada ibu sampai jumlah sampel yang diinginkan
post partum adalah bendungan ASI oleh peneliti terpenuhi dengan kriteria
sehingga hal ini menjadi salah satu sample yaitu yang melahirkan secara
penyebab kegagalan pemberian ASI normal, bayi aterm, tunggal, dan sehat,
ekslusif. Peran Bidan sangat penting berat badan lahir bayi ≥ 2500 gram, Ibu
dalam memberikan Konseling, Informasi tidak menggunakan obat-obatan lain
dan Edukasi tentang teknik perawatan untuk meningkatkan produksi ASI dan
payudara khususnya pada minggu – bersedia menjadi responden sehingga
minggu pertama melahirkan sebagai didapatkan 30 responden. Analisis data
upaya untuk mencegah terjadinya yang dilakukan meliputi analisis univariat
bendungan ASI. Tujuan dari penelitian ini dan bivariat. Uji statistik yang digunakan
adalah untuk mengetahui hubungan adalah Uji Chi-Square.
perawatan payudara dalam mencegah
bendungan ASI pada ibu post partum. HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden


METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan Pendidikan

Jenis penelitian yang digunakan Perawatan Frekuensi Presentase

adalah penelitian deskriptif analitif payudara (f) (%)

dengan rancangan penelitian cross Dilakukan 21 70

sectional. Variabel bebas dapat Tidak dilakukan 9 30

memengaruhi variabel terikat dimana Jumlah 30 100 %

Variabel bebas pada penelitian ini adalah


breast care (perawatan payudara) dan Tabel 1 menunjukkan sebagian besar

variabel terikat pada penelitian ini adalah responden melakukan perawatan

bendungan ASI. payudara dengan jumlah 21 responden

Populasi pada penelitian ini adalah (70%).

seluruh ibu postpartum yang melahirkan Penelitian ini sejalan dengan

normal di Praktik Mandiri Bidan (PMB) penelitian yang telah dilakukan oleh

Midwifery Care Journal, Vol. 2 No.1, Januari 2021, e-ISSN 2715-5978 (online) I11
Suprayitno dkk bahwa sebanyak 76 % ibu lebih besar terjadi bendungan ASI jika
menyusui melakukan perawatan payudara dibandingkan ibu yang melakukan
yang kurang baik. Perawatan payudara perawatan payudara.
yang teratur dapat diterapkan guna Bendungan ASI terjadi dikarenakan
memelihara kebersihan putting susu dan aliran vena dan limfatik tersumbat, aliran
mempelancarpengeluaran ASI.(Suprayitno susu menjadi terhambat dan tekanan
et al., 2018) pada saluran ASI dan alveoli meningkat.
Payudara merupakan salah satu Hal ini biasanya disebabkan karena ASI
bagian yang harus diperhatikan oleh ibu yang terkumpul tidak dikeluarkan
post partum dikarenakan payudara sehingga menjadi sumbatan. Bendungan
merupakan organ esensial sebagai ASI tersebut dapat dicegah dengan cara
penghasil ASI yaitu makanan utama bagi perawatan payudara yang dapat dilakukan
bayi baru lahir sehingga perawatannya oleh ibu. ( Rutiani and Fitriana, 2017)
harus dilakukan sedini mungkin.

Tabel 2 Hubungan Perawatan Payudara dengan Kejadian Bendungan ASI

Bendungan ASI
Perawatan Payudara Tidak Iya n OR P Value
n % n %
Dilakukan 15 71,4 6 28,6 21
Tidak Dilakukan 2 22,2 7 77,8 7 8,75 0,02
Jumlah 17 56,7 13 43,3 30

Penelitian ini sejalan dengan


Tabel 2 menunjukkan bahwa
penelitian sebelumnya, dimana sebelum
responden yang melakukan perawatan
dilakukan Masase Payudara dari 16 ibu
payudara lebih sedikit mengalami
post partum terdapat 81,3% atau 13
bendungan ASI (28,6%) dibandingkan
orang ibu post partum yang dikategorikan
dengan responden dengan yang tidak
mengalami bendungan ASI dan setelah
melakukan perawatan payudara (77,8%).
dilakukan Masase Laktasi terjadi
Dari hasil uji Chi Square didapatkan nilai p
penurunan bendungan ASI dari 81,3%
value = 0,020 (p< 0,05) sehingga terdapat
menjadi 18,8% sehingga terdapat
hubungan perawatan payudara dengan
pengaruh masase terhadap bendungan
kejadian bendungan ASI pada ibu post
ASI. (Taqiyah et al., 2019)
partum.
Penelitian ini juga didukung oleh
Pada Tabel 2 juga menunjukkan
penelitian sebelumnya dimana ibu nifas
bahwa ibu yang tidak melakukan
yang melakukan perawatan payudara
perawatan payudara berisiko 8,75 kali
selama menyusui tidak terjadi bendungan

Midwifery Care Journal, Vol. 2 No.1, Januari 2021, e-ISSN 2715-5978 (online) I12
ASI. Hal ini dikarenakan gerakan pada payudara akan terbendung, membesar,
perawatan payudara akan melancarkan membengkak, dan sangat nyeri, puting
reflek pengeluaran ASI, serta dapat susu akan teregang menjadi rata, ASI
mencegah dan mendeteksi dini tidak mengalir dengan mudah dan bayi
kemungkinan adanya bendungan ASI akan sulit mengenyut untuk menghisap
dapat berjalan lancar. (Rosita, 2017) ASI. (Taqiyah et al., 2019)
Selama laktasi terjadi peningkatan Perawatan payudara selain untuk
produksi ASI pada ibu yang berlebihan. mencegah terjadinya bendungan ASI, juga
Apabila bayi sudah kenyang dan selesai dapat meningkatkan produksi ASI dengan
menyusui dan payudara tidak merangsang kelenjar – kelenjar air susu
dikosongkan maka masih terdapat sisa melalui teknik pemijatan. (Wulan and
ASI dalam payudara. Sisa ASI tersebut Gurusinga, 2017)
jika tidak di keluarkan dapat menimbulkan
bendungan ASI. Payudara yang KESIMPULAN
mengalami pembengkakan atau
Perawatan payudara yang teratur
bendungan ASI tersebut sangat sukar
pada ibu post partum dapat mencegah
disusu oleh bayi karena payudara lebih
kejadian bendungan ASI, sehingga
menonjol, puting lebih datar, dan sukar di
dibutuhkan peran bidan sebagai care
hisap oleh bayi, bila keadaan sudah
provider guna memberikan Konseling,
demikian, payudara akan mengkilat ibu
Informasi dan Edukasi kepada ibu post
merasa demam dan payudara terasa nyeri
partum tentang pentingnya perawatan
(Impartina, 2017)
payudara sedini mungkin. Bidan dapat
Menyusui memberikan manfaat untuk
mengajarkan langkah-langkah melakukan
ibu dan bayinya. Secara Fisiologis
perawatan payudara sampai ibu mengerti,
Produksi ASI yang cukup terjadi pada hari
memahami dan mampu melakukan
ke-dua atau ketiga sampai 8 hari post
perawatan secara mandiri.
partum. Timbulnya sekresi susu yang
berlimpah hal ini ditandai dengan
DAFTAR PUSTAKA
payudara menjadi sangat penuh disebut
1. Dinas Kesehatan 2014. Profil
dengan Lactogenesis II, namun keadaan
Kesehatan Kota Palembang. 1-210.
ini bisa menyebabkan bendungan ASI jika 2. Gustirini, R. 2018. Hubungan Antara
pengosongan ASI tidak sempurna. Berat Badan Lahir Bayi Dengan
(Gustirini, 2018) Waktu Terjadinya Lactogenesis II
Pada Ibu Postpartum. Masker
Bendungan ASI dapat terjadi jika Medika, 6, 472-479.
pengosongan ASI tidak sempurna. Hal ini 3. Gustirini, R. & Anggraini, I. A. 2020.
dikarenakan Aliran limfotik akan tersumbat Combination Of Breast Care And
Oxytocin Massage Of Breastfeeding
sehingga aliran susu menjadi terhambat,

Midwifery Care Journal, Vol. 2 No.1, Januari 2021, e-ISSN 2715-5978 (online) I13
Mothers In Infant Weight Gain. Jurnal 13. Wulan, S. & Gurusinga, R. 2017.
Kesehatan Prima, 14, 24-30. Pengaruh Perawatan Payudara
4. Impartina, A. 2017. Hubungan (Breast Care) terhadap Volume ASI
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang pada Ibu Post Partum (Nifas) di
Teknik Menyusui Dengan Kejadian RSUD Deli Serdang Sumut Tahun
Bendungan ASI. Medisains, 15, 156- 2012. Jurnal Kebidanan Harapan Ibu
160. Pekalongan, 1, 21-24.
5. Kementrian Kesehatan Republik 14. Wulandari, F. T., Aminin, F. & Dewi,
Indonesia. 2013. Profil Kesehatan U. 2016. Pengaruh pijat oksitosin
Indonesia. terhadap pengeluaran kolostrum pada
6. Kemenkes 2012. Survey Dasar ibu post partum di Rumah Sakit
Kesehatan Indonesia. Umum Daerah Provinsi Kepulauan
7. Lamberti, L. M., Walker, C. L. F., Riau. Jurnal Kesehatan, 5.
Noiman, A., Victora, C. & Black, R. E.
2011. Breastfeeding and the risk for
diarrhea morbidity and mortality. BMC
public health, 11, S15.
8. Murniati, R. & Kusumawati, E. 2013.
hubungan pengetahuan ibu nifas
tentang bendungan ASI dengan
praktik pencegahan bendungan ASI
(breast care) di RB Nur Hikmah
Kwaron Gubug. Jurnal Kebidanan, 2.
9. Rosita, E. 2017. Hubungan
Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas
Dengan Bendungan ASI (Studi Di
Desa Jolotundo dan Desa Kupang
Kecamatan Jetis Kabupaten
Mojokerto). Jurnal Kebidanan, 7.
10. Rutiani, C. E. A. & Fitriana, L. A.
2017. Gambaran bendungan ASI
pada ibu nifas dengan seksio sesarea
berdasarkan karakteristik di rumah
sakit Sariningsih Bandung. Jurnal
Pendidikan Keperawatan Indonesia,
2, 146-155.
11. Suprayitno, E., Pratiwi, I. G. D. &
Yasin, Z. 2018. Gambaran Penyebab
Terjadinya Pembengkakan Payudara
Pada Ibu Menyusui Di Polindes Desa
Meddelen Kecamatan Lenteng.
Wiraraja Medika, 8, 13-18.
12. Taqiyah, Y., Sunarti, S. & Rais, N. F.
2019. Pengaruh perawatan payudara
terhadap bendungan asi pada ibu
post partum di Rsia Khadijah I
Makassar. Journal of Islamic Nursing,
4, 12-16.

Midwifery Care Journal, Vol. 2 No.1, Januari 2021, e-ISSN 2715-5978 (online) I14

You might also like