2 Feb Hubungan Pengetahuan Tentang Covid Fix

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG COVID-19 DENGAN KECEMASAN

MASYARAKAT SELAMA PANDEMI DI PASAR TRADISIONAL KALIWARON


SURABAYA

THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT COVID-19 WITH COMMUNITY


ANXIETY DURING PANDEMIC IN KALIWARON TRADITIONAL MARKET SURABAYA

Veni Anriany Marbun1


1
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Kampus C Jl Mulyorejo Surabaya, Telp. 031 5913754, E-mail : @fkp.unair.ac.id

ABSTRACT

Introduction: The Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) pandemic that is engulfing the entire
country, causes excessive anxiety due to the increase in cases and the very fast spread of the
virus. Efforts to break the chain of spread of COVID-19 require good understanding and
knowledge from all elements including the community regarding COVID-19 information. For
this reason, it is necessary to increase public knowledge by providing education that COVID-19
is still around us so that people remain alert and can be more aware comply with health
protocols to suppress the spread of COVID-19 and reduce anxiety in the community during the
pandemic. The purpose of this study was to analyze the relationship between public knowledge
about COVID-19 and anxiety. Methods: This research is a correlation research design with a
cross-sectional approach. With a sample size of 57 respondents, who were selected according to
the inclusion criteria and the sample was taken using purposive sampling technique. The
instrument used is a questionnaire. The analysis uses a significant test using Spearman
correlation. Results: The results of the Spearman-rho correlation test show that there is no
relationship between knowledge of Covid-19 and anxiety as seen from the Spearman test. P
value 0.626 > 0.05, then H1 is rejected. Discussion: More than half of the respondents have a
level of knowledge about COVID-19 with sufficient criteria and more than half of the
respondents have a level of anxiety that ranges from mild to moderate at the Kaliwaron
Traditional Market.

Keyword: Covid-19, pandemic, anxiety

ABSTRAK

Pendahuluan: Pandemi Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) yang sedang melanda seluruh


negara, menimbulkan rasa cemas yang berlebih karena peningkatan kasus dan penyebaran virus
yang sangat cepat. Upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 perlu adanya pemahaman
dan pengetahuan yang baik dari seluruh elemen termasuk masyarakat mengenai informasi
COVID-19, Untuk itu perlu meninggkatkan pengetahuan masyarakat dengan memberikan
edukasi bahwa COVID-19 masih berada disekitar kita agar masyarakat tetap waspada dan dapat
lebih mematuhi protokol kesehatan guna menekan penyebaran COVID-19 serta menurunkan
kecemasan di masyarakat selama masa pandemi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisi
hubungan pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 dengan kecemasan. Metode: Penelitian
ini merupakan desain penelitian korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Dengan besar
sampel 57 responen, yang pilih sesuai kriteria inklusi serta pengambilan sampel menggunakan
Teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuisoner. Analisis menggunakan
uji signifikan menggunakan korelasi Spearman. Hasil: Hasil uji korelasi Spearman-rho
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan Covid-19 dengan kecemasan dilihat
dari uji Spearman P value 0,626 > α 0,05 maka H1 ditolak. Diskusi: Lebih dari setengah
responden memiliki tingkat pengetahuan tentang COVID-19 dengan kriteria cukup dan lebih
darih setengah responden memiliki tingkat kecemasan dengan rentang ringan hingga sedang di
Pasar Tradisional Kaliwaron.

Kata Kunci: Covid-19, kecemasan, pandemic

PENDAHULUAN

Pandemi Coronavirus Disease-2019 Menurut data yang didapatkan Jawa

(COVID-19) yang melanda seluruh negeri, Timur masuk kedalam jajaran provinsi yang

menimbulkan kecemasan yang berlebihan berkontribusi besar pada kenaikan kasus

akibat peningkatan kasus dan penyebaran covid-19 baik saat puncak pertama hingga

virus yang sangat cepat. (Endriyani, kedua diikutin dengan provinsi lainnya

Damanik and Pastari, 2021). Tingginya yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengan

tingkat kecemasan yang ada pada serta urutan ke empat diduduki oleh Jawa

masyarakat Indonesia merupakan masalah Timur. (Satgas COVID-19 Jatim, 2021).

yang perlu diatasi, pengetahuan yang baik Jumlah kasus terkonfirmasi terbanyak di

juga sangat diperlukan dalam mengatasi antara seluruh kecamatan di Kabupaten

kecemasan yang ada. Dari data yang Gubeng adalah pengaduan Mojo, tentunya

diperoleh hingga 5 November 2021, terdapat data ini masih bisa bertambah jika banyak

248.467.363 kasus positif Covid-19 di masyarakat yang mengabaikan protokol

seluruh dunia yang mencakup 221 negara, kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.

termasuk Indonesia.. (WHO, 2021). Penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari


dan Raharyani (2020) menunjukkan bahwa Model Teori Adaptasi Roy

pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 memandang setiap manusia pasti memiliki

berada pada kategori baik sebanyak 90%. potensi untuk dapat beradaptasi terhadap

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di suatu stimulus. (Pardede, 2020). Hubungan

Pasar Kaliwaron pada 19 Juli 2021 antara pengetahuan dan kecemasan publik

menemukan bahwa 4 dari 6 subjek berdasarkan teori ini adalah adanya stimulus

penelitian menyatakan merasa cemas selama fokal, stimulus kontekstual (usia, stresor,

masa pandemi. lingkungan, jenis kelamin, pengalaman masa

lalu, pengetahuan) dan stimulus residual


Di tengah pandemi yang berlangsung
(sikap dan keinginan serta keinginan
berbulan-bulan, sebagian masyarakat
masyarakat).
sepertinya sudah mulai mengabaikan

protokol kesehatan yang telah ditetapkan Faktor yang akan diteliti dalam

pemerintah. Berbagai gangguan psikologis penelitian ini adalah faktor stimulus

telah dilaporkan dan dipublikasikan selama kontekstual karena stimulus ini dialami oleh

wabah Covid-19 di China. (Xiang et al., seseorang baik internal maupun eksternal

2020). Untuk itu perlu peningkatan yang dapat mempengaruhi informasi dan

pengetahuan masyarakat dengan sikap, kemauan dan kehendak masyarakat.

memberikan edukasi bahwa COVID-19 Dengan adanya penelitian ini harapannya

masih ada di sekitar kita agar masyarakat dapat diketahuinya bagaimana hubungan

tetap waspada dan dapat lebih mematuhi pengetahuan terhadap kecemasan tersebut

protokol kesehatan. sehingga masyarakat dapat beradaptasi

dengan situasi pandemi saat ini.


METODE PENELITIAN variabel terikat, kecemasan selama pandemi,

merupakan variabel yang digunakan dalam


Desain penelitian yang digunakan
penelitian ini. Dalam penelitian ini,
dalam penelitian ini adalah desain penelitian
kuesioner digunakan sebagai instrumen. Uji
korelasional, yang merupakan metodologi
validitas instrumen dalam penelitian ini
penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini,
menggunakan analisis Product Moment, dan
sampel diperiksa dengan teknik cross
semua item pertanyaan dinyatakan valid
sectional, yaitu pengumpulan data sekaligus
dengan nilai p > 0,5, sedangkan uji
(pendekatan titik waktu) (Notoatmodjo,
reliabilitas dinyatakan reliabel dengan nilai
2012).Masyarakat dalam penelitian ini
cronbach alpha sebesar 0,953. Kuesioner
adalah para pedagang yang berjualan di
HRS-A dibagi menjadi 14 kelompok gejala,
Pasar Kaliwaron berjumlah 110 orang.
yang masing-masing dibagi lagi menjadi
Sampel diambil dari sebagian dari
subkelompok dengan gejala yang lebih
keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
spesifik.
mencerminkan seluruh populasi

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian dilakukan pada

masyarakat di Pasar Tradisional Kaliwaron


Untuk menggunakan responden
Kec. Gubeng dengan tetap mematuhi
sebagai sampel penelitian yang mewakili
protokol Kesehatan dan dilaksanakan pada
sejumlah populasi tertentu, diperlukan
bulan Desember 2021- Januari 2022.
teknik pengambilan sampel. Penjual yang

berjualan di Pasar Tradisional Kaliwaron HASIL PENELITIAN

dipilih sebagai sampel penelitian. Variabel


Tabel 1 Distribusi karakteristik responden
bebas, pengetahuan tentang COVID-19, dan
berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan
dan pernah tidaknya diri
Tidak 32 56.1
sendiri/keluarga/teman terkonfirmasi
COVID-19 sebelumnya dan darimana 5 Informasi

memperoleh informasi mengenai COVID-19 TV 24 42.1


di Pasar Tradisional Kaliwaron
Internet 9 15.8

Tenaga
21 36.8
No. Kategori Frekuensi Presentase(%) Kesehatan

1 Jenis Kelamin Lain-lain,… 3 5.3

Laki-laki 24 42.1 Berdasarkan hasil dari tabel 1

Perempuan 33 57.9 menunjukkan bahwa responden berjenis

2 Usia kelamin perempuan 33 (57.9 %). Responden


17-25 tahun 3 5.3 sebagian besar berusia 36-45 tahun (31.6%).
26-35 tahun 5 8.8
Tingkat pendidikan pedagang pasar sebagian
36-45 tahun 18 31.6
besar berada pada jenjang SMP sebanyak 21
46-55 tahun 15 26.3
responden (36.8%). Sebagian besar
>55 tahun 16 28.1
responden mengatakan diri
3 Pendidikan
sendiri/keluarga/teman mereka tidak pernah
Tidak Sekolah 4 7.0
terkonfirmasi COVID-19 sebelumnya
SD 10 17.5
sebanyak 32 responden (56.1%). Serta
SMP 21 36.8
sebagian besar mendapatkan informasi
SMA/SLTA 19 33.3
mengenai COVID-19 melalui TV sebesar 24
Diploma 2 3.5

Sarjana 1 1.8
(42.1%).

4 Diri sendiri/keluarga/teman pernah


terkonfirmasi COVID-19 sebelumnya

Ya 25 43.9
Tabel 2 Tingkat Pengetahuan masyarakat
tentang COVID-19 di Pasar Tradisional
Kaliwaron

Presentase
Kategori Frekuensi (%)

Baik 18 31.6

Cukup 35 61.4

Kurang 4 7.0

Jumlah 57 100

Dari Tabel 2 diatas menunjukkan

bahwa sebagian besar responden (61.4%)

memiliki pengetahuan yang cukup tentang

COVID-19.

Tabel 3 Kecemasan masyarakat tentang


COVID-19 di Pasar Tradisional Kaliwaron

Persentase
Kategori Frekuensi
(%)

Tidak ada
1 1.8
kecemasan

Kecemasan ringan 34 59.6

Kecemasan sedang 22 38.6


Tabel 4 Analisis hubungan pengetahuan
masyarakat tentang COVID-19 dengan

Kecemasan Berat 0 0 kecemasan masyarakat selama pandemi di


Pasar Tradisional Kaliwaron.
Kecemasan Berat
0 0
sekali

Jumlah 57 100

Dari Tabel 3 diatas menunjukan

bahwa sebagian besar responden (59.6%)

memiliki tingkat kecemasan ringan.

Kecemasan
Pengetahuan
Berat Total
Tidak ada Ringan Sedang Berat
Sekali
F % F % F % F % F % F %
Baik
1 1.8 11 19.3 6 10.5 0 0 0 0 18 31.6
Cukup
0 0 20 35.1 15 26.3 0 0 0 0 35 61.4
Kurang
0 0 3 5.3 1 1.8 0 0 0 0 4 7
Total
1 1.8 34 59.6 22 38.6 0 0 0 0 57 100
P value 0,626 > α 0,05 (r) -0,066 

Mean Pengetahuan: 10.65 Mean Kecemasan: 19.21

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan masyarakat selama pandemi yang dilihat

bahwa tidak terdapat hubungan yang dari uji Spearman P value 0,626 > α 0,05

signifikan antara pengetahuan masyarakat maka H1 ditolak. Koefisien korelasi sebesar

tentang COVID-19 dengan kecemasan -0,066 yang menunjukkan bahwa


korelasi/hubungan antara variabel terdiri dari penggunaan masker, menjaga

pengetahuan tentang COVID-19 dengan jarak dan menghindari keramaian, serta

variabel kecemasan masyarakat lemah, mencuci tangan menggunakan sabun atau

sedangkan tanda (-) menunjukkan bahwa hand sanitizer.

kedua variabel tersebut tidak searah atau


Menurut Notoatmodjo (2012),
berbanding terbalik. Hal ini menunjukkan
pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
bahwa semakin baik pengetahuan
oleh beberapa faktor, yaitu: faktor internal
masyarakat tentang COVID-19 maka
(pendidikan, pengalaman, informasi, dan
semakin rendah tingkat kecemasan
pekerjaan) dan faktor (usia, sikap, kemauan
masyarakat. Begitu juga sebaliknya,
dan kemauan). Hal-hal tersebut dapat
semakin rendah pengetahuan masyarakat
mempengaruhi seseorang karena memiliki
tentang COVID-19 maka semakin tinggi
hubungan yang erat dengan proses
tingkat kecemasan masyarakat.
mengetahui. Dilihat dari penelitian Suwaryo

PEMBAHASAN dan Yuwono (2017) yang menyatakan

bahwa tidak ada hubungan antar gender


Penelitian dilakukan terhadap 57
yang dapat membentuk persepsi yang
responden dengan tetap mematuhi protokol
berbeda yang mempengaruhi sikap dan
kesehatan di Pasar Tradisional Kaliwaron
pengetahuan. Masih menjadi perdebatan
Surabaya. Data diperoleh sebanyak 33
apakah pria dan wanita memiliki cara yang
responden salah menjawab pertanyaan pada
berbeda dalam membuat keputusan etis dan
poin 7 tentang penggunaan sarung tangan
kognitif.
untuk mencegah penularan COVID-19.

Menurut (Kemenkes RI, 2020), pencegahan


Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa sebagian kecil responden mengatakan

semakin dewasa usia seseorang tidak berarti bahwa dirinya/keluarga/teman telah

mereka memiliki pemahaman yang lebih terkonfirmasi COVID-19 dan memiliki

baik tentang sesuatu. Pada tabel 1 sebagian pengetahuan yang cukup.

besar responden berada pada rentang usia


Berdasarkan penelitian yang telah
36-45 tahun dan >55 tahun. Hal ini sejalan
dilakukan terhadap responden dengan tetap
dengan penelitian yang dilakukan oleh
mematuhi protokol kesehatan selama masa
Dharmawati dan Wirata (2016) yang
pandemi di Pasar Tradisional Kaliwaron
menyatakan bahwa tidak ada hubungan
Surabaya ditemukan bahwa rata-rata (mean)
antara usia dengan pengetahuan karena
jawaban responden adalah 19,21. Hal ini
faktor fisik yang dapat menghambat proses
menunjukkan bahwa sebagian besar
belajar pada orang dewasa. Pendidikan
responden berada pada rentang tingkat
seseorang merupakan salah satu faktor
kecemasan antara merasa cemas ringan
pertama yang mempengaruhi pengetahuan,
sampai dengan merasa cemas sedang. Skor
pemahaman, dan nilai-nilai lain seseorang
kecemasan skala HRS-A tertinggi yang
yang akan mendukung proses berpikir yang
dialami responden adalah pada poin 1
lebih rasional dalam menyerap informasi.
tentang perasaan cemas, poin 4 tentang
Seseorang yang pernah mengalami suatu
gangguan tidur, poin 2 tentang ketegangan,
penyakit akan lebih mendalami penyakitnya
poin 3 tentang ketakutan dan poin 6 tentang
sehingga dikemudian hari jika kasus serupa
depresi. Persentase responden terbesar
terjadi lagi akan mendapatkan penanganan
berada pada jenjang pendidikan SMP yang
yang tepat. Hasil penelitian pada tabel 1
mengalami kecemasan sedang atau berat
yang telah dilakukan juga menunjukkan
selama masa pandemi. Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suwandi dan Malinti (2020).

dilakukan oleh Vellyana, Lestari dan Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan

Rahmawati (2013) yang menyatakan bahwa masyarakat tentang COVID-19 hanya

ada hubungan antara usia dengan tingkat sebatas mengetahui apa adanya.

kecemasan seseorang.
Asumsi ini tentunya didukung oleh

Hal ini dapat terjadi karena data dari (Statistics, 2020) yang telah

mekanisme koping yang dialami individu melakukan survei dengan hasil bahwa

berbeda-beda. Selain jenis kelamin dan usia, pemberitaan di media massa mempengaruhi

ada faktor lain yaitu pendidikan. Pendidikan tingkat kepedulian masyarakat. Hasil

tinggi dapat terjadi karena semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa sebagian

individu mengetahui sesuatu maka akan besar pedagang memiliki pengetahuan yang

semakin mengalami kecemasan. cukup namun tidak diimbangi dengan

penafsiran yang benar sehingga kecemasan


Tingkat kecemasan ringan dan
yang dialami oleh pedagang juga bukan
sedang dapat diamati pada pedagang di
yang mengalami kecemasan sedang hingga
Pasar Tradisional Kaliwaron yang
ringan.
berpartisipasi dalam penelitian ini.

Pengetahuan yang baik tentang COVID-19 KESIMPULAN

tidak menjamin kecemasan yang dialami


Hubungan antara pengetahuan
akan ringan. Hal ini disebabkan oleh faktor
masyarakat tentang COVID-19 dengan
yang mempengaruhi kecemasan yaitu
kecemasan masyarakat selama pandemi
lingkungan. Hasil penelitian ini sejalan
berdasarkan penelitian yang dilakukan
dengan hasil penelitian serupa yang
terhadap 57 pedagang di Pasar Tradisional
Kaliwaron, Surabaya adalah ebih dari Other Cities in China’, Centers for
Disease Control and Prevention, pp.
separuh responden memiliki tingkat 1049–1052.

kecemasan dengan rentang kriteria ringan Endriyani, S., Damanik, H. D. L. and


Pastari, M. (2021) ‘Upaya Mengatasi
sampai sedang. Hal ini menunjukkan bahwa Kecemasan Masyarakat Di Masa
Pandemi Covid-19’, Jurnal
semakin tinggi pengetahuan masyarakat Pengabdian Kepeda Masyarakat
Membangun Negeri, 5(1), pp. 172–
tentang CODI-19 maka semakin rendah 183.

tingkat kecemasan yang terkait dengannya. Fudyartanta, K. (2012) Psikologi


Kepribadian: Paradigma Filosofis,
Tipologis, Psikodinamik dan
SARAN Orgasnimik-Holistik. Pustaka Pelajar.

Penelitian selanjutnya diharapkan Harmadi, S. H. (2020) Pedoman Perubahan


Perilaku Penanganan COVID-19.
dapat mengidentifikasi kembali faktor-faktor Jakarta: Satuan Tugas Penanganan
COVID-19.
apa saja yang menjadi penyebab kecemasan
Hawari, D. (2013) Manajemen Stress, cemas
masyarakat selama masa pandemi COVID- dan depresi. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI.
19, sehingga diperoleh hubungan yang
Hidayat, A. (2010) Metode Penelitian
signifikan antara keduanya. Kemudian bagi Kesehatan Paradigma Kuantitatif.
Jakarta: Healt Book.
pengelola pasar diharapkan dapat terus
Li, H. et al. (2020) ‘Early Transmission
menghimbau kepada pedagang dan Dynamics in Wuhan, China, of Novel
Coronavirus–Infected Pneumonia’,
pengunjung untuk menggunakan masker, The new england journal of medicine
journal of medicine, pp. 1199–1207.
menjaga jarak, dan mencuci tangan saat doi: 10.1056/NEJMoa2001316.

memasuki area pasar guna menekan Mubarak, W. I., Indrawati, L. and Susanto,
J. (2015) Buku Ajar Ilmu Keperawatan
penyebaran COID-19. Dasar. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2010) Metodologi


KEPUSTAKAAN Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
(2020) ‘Risk for Transportation of
Coronavirus Disease from Wuhan to Notoatmodjo, S. (2012) Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Adaptasi Sister Calista Roy:
Pendekatan Keperawatan. Medan.
Notoatmodjo, S. (2014) Ilmu Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta. Satgas COVID-19 Jatim (2021) Statistik.

Nursalam (2011) Konsep dan Penerapan Satgas Penanganan COVID-19


Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba (2021) Peta Sebaran
Medika.

Pardede, J. A. (2020) Teori dan Model

You might also like