Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

1

“Emas Hitam”:
Degradasi Lingkungan dan Pemarginalan Sosial
“Black Gold”:
Environmental Degradation and Social Marginalization

Robert Siburian
Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Gedung Widya Graha PMB LIPI, Ruang 9.16, Jl Gatot Soebroto 10 Jakarta
Diterima 14 November 2014, Direvisi 13 Desember 2014, Disetujui 12 Januari 2015

Abstract

This paper explains that coal mining as a heavy industry does not bring the expected prosperity to the community.
At the macro level, the activity of mining gives a significant contribution to national economy, including provide job
opportunities. But at the micro level, enviromental degradation seems dominant with its impact to the environment. The
impact is the process of marginalize for local people, especially for some people who live on agricultural sector. The
degradation to the environment makes the capacity of agricultural lands becoming low in production whereas the access
of farmers to the fertile lands and other economical resources are very limited. The condition is getting complex when
at the same time there are many newcomers from other areas searching for better life so it has caused the environmental
degradation worser. The existence of the newcomers has made the competition among the people there to get land and
economical resource is getting high. This competition will make the local people or farmers becoming marginalized because
they could not compete in the situation and they lose many opportunities. Those phenomena happens due to the politics of
ecology played by national and local goverments through policies which only focus on the economy sector.

Keywords: Coal; Environmental Degradation; Marginalaize Population; Political ecology

Abstrak

Tulisan ini menjelaskan pertambangan batubara sebagai suatu industri tidak membawa kesejahteraan yang menyeluruh
terhadap masyarakat. Pada tataran makro, aktivitas pertambangan memberi kontribusi besar pada perekonomian nasional,
termasuk menyediakan lapangan kerja. Akan tetapi, untuk tataran mikro, degradasi lingkungan justru lebih menonjol dengan
dampak lingkungan yang diakibatkannya, yang kemudian berdampak pada proses marginalisasi masyarakat lokal, terutama
bagi mereka yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Degradasi lingkungan mengakibatkan lahan-lahan
pertanian menjadi tidak subur, sementara akses petani untuk mendapatkan tanah subur dan sumberdaya ekonomi lain terbatas.
Kondisi itu diperparah banyaknya pendatang mencari penghidupan yang lebih baik. Fenomena itu semakin mempercepat
degradasi lingkungan. Kehadiran pendatang juga menyebabkan bertambah tingginya kompetisi untuk mendapatkan tanah
dan sumber ekonomi lainnya. Proses kompetisi itu akan semakin memarginalkan masyarakat lokal karena kalah berkompetisi
itu. Semua fenomena itu terjadi karena politik lingkungan yang dimainkan pemerintah lewat kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan mulai dari tingkat lokal sampai nasional lebih berorientasi pada kepentingan ekonomi semata.

Kata Kunci: Batu Bara; Kerusakan Lingkungan; Penduduk Terpinggirkan; Ekologi Politik

A. Pendahuluan menyatakan pertambangan merupakan aktivitas


Tulisan ini bertujuan menjelaskan hubungan ekonomi utama bagi negara-negara berkembang.
aktivitas tambang dengan degradasi lingkungan Indonesia adalah salah satu negara berkembang
yang terjadi, dikaitkan dampak yang diakibatkan- tersebut. Untuk jenis tambang batubara, Provinsi
nya bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat, Kalimantan Timur saja memproduksi lebih 100
terutama yang bermukim di Kecamatan Sambo- juta ton setiap tahun, bahkan pada 2013 men-
ja, Kabupaten Kutai Kartanegara. Kitula (2005) capai 150 juta ton (Dinas Pertambangan Batu-

1
Jurnal PKS Vol 14 No 1 Maret 2015; 1 - 19

bara Provinsi Kalimantan Timur 2013). Tingkat kan, IUP untuk wilayah konsesi pertambangan
produksi batubara sedemikian rupa mengakibat- berskala kecil, penerbitannya tidak didahului
kan degradasi lingkungan yang terjadi sangat pengkajian ataupun analisa mengenai dampak
luar biasa. Permukaan tanah penuh lubang bekas lingkungan. Kemudahan menerbitkan perizinan
galian dalam bentangan relatif luas dan dalam. itu tentu tidak lepas dari sejumlah uang yang
Permukaan sungai pun tidak luput dari dampak akan diperoleh oleh mereka yang mengeluarkan
negatif aktivitas pertambangan karena saluran perizinan itu. Harian Tribun Kaltim dalam rubrik
yang tertutup ataupun menyempit. “tribun facebook” merilis berbagai komentar
Sebagaimana kutipan Hurley dan Ari di masyarakat yang muncul terkait hasil investigasi
awal tulisan ini, sektor batubara di Kalimantan soal gratifikasi proses penerbitan izin tambang.
Timur juga diklaim turut memberikan kontri- Seruan dari Harian Tribun Kaltim ini adalah:
busi pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi “Tangkap Mafia Tambang di Kaltim”, karena
dan membuka ribuan lapangan pekerjaan bagi nilai gratifikasi terkait penerbitan izin tambang
masyarakat lokal. Namun, apakah kontribusi itu tersebut mencapai Rp 4 milyar. Berdasarkan se-
dapat dijadikan sebagai referensi untuk mene- ruan di harian itu, dana yang digelontorkan oleh
rima kehadiran pertambangan batubara di suatu perusahaan-perusahaan yang ingin memperoleh
wilayah, kendati dampak negatif yang diakibat- izin pertambangan di Kalimantan Timur ter-
kannya sangat signifikan? Degradasi lingkungan hadap oknum-oknum di instansi yang mengurus
yang terjadi dan hilangnya kesuburan tanah tidak perizinan tambang tidak sedikit (Tribun Kaltim
lagi terbantahkan. Proses produksi dalam bidang 2012, 6).
pertanian dan ikutannya tidak lagi optimal. Oleh Provinsi Kalimantan Timur mempunyai ca-
sebab itu, kearifan pemimpin menjadi penting dangan1 batubara mencapai 7.797.832.984 ton
terkait sektor yang dipilih untuk dikembangkan dan sumberdaya2 batubara sekitar 28.453.204.960
membangun perekonomian suatu daerah. ton pada 2010. Cadangan batubara itu merupa-
Seiring perubahan sistem pemerintahan di kan bagian dari cadangan batubara yang ada di
Indonesia yang selama rezim orde baru berkuasa Asia Pasifik, jumlahnya mencapai 30 persen dari
merupakan pemerintahan yang tersentralisasi, cadangan batubara seluruh dunia3 pada akhir
maka pada masa reformasi ini, pemerintah pusat 2003 (Worl Coal Institute, 2009: 5). Dengan
sudah mendelegasikan sebagian besar kewena- cadangan batubara yang berlimpah, tidak sulit
ngannya kepada pemerintah daerah, baik untuk menemukan aktivitas pertambangan yang bero-
tingkat provinsi maupun kabupaten. Pemerin- perasi di pinggi-pinggir jalan raya, di belakang
tahan dengan sistem desentralisasi ini memberi rumah masyarakat, berdekatan dengan aktivitas
kewenangan kepada pemerintah daerah untuk sekolah, dan juga bersebelahan dengan kantor
mengelola sumberdaya alam yang dimilikinya, polisi. Hiruk-pikuk lalu lintas kegiatan pertam-
termasuk untuk mengeluarkan izin pertamba- bangan batubara itu tidak hanya di darat tetapi
ngan dengan luasan tertentu. juga di air, baik jalur sungai maupun laut.
Salah satu kewenangan pemerintah kabu- Salah satu wilayah kecamatan di Kabupaten
paten yang didelegasikan oleh pemerintah pusat Kutai Kartanegara dengan hiruk-pikuk kegiatan
adalah kewenangan untuk menerbitkan izin usa- pertambangan batubara adalah Samboja. Proses
ha pertambangan (IUP). Pemberian kewenang- pertambangan batubara di Samboja ini merupa-
an itu seakan membangunkan “harimau tidur”. kan bagian dari skenario ekonomi global melalui
Dengan kewenangan itu, pemerintah kabupaten penetrasi modal yang dimiliki negara-negara
terutama di Provinsi Kalimantan Timur begitu maju. Artinya, degradasi lingkungan yang terjadi
mudah memberikan IUP kepada para inves- di Samboja itu tidak semata-mata dilakukan oleh
tor, tanpa memandang lokasi wilayah konsesi masyarakat lokal yang menjadi tenaga kerja,
pertambangan yang akan dieksploitasi. Bah- pemilik lahan yang menjual lahannya, pemerin-

2
“Emas Hitam”: Degradasi Lingkungan dan Pemarginalan Sosial (Robert Siburian)

tah daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Timur, ekonomi keluarga menjadi terganggu (Rocheleau
tetapi terkait juga dengan ekologi-politik di ting- dan Edmunds, 1997), karena kaum perempuan
kat nasional dan global. Pasar yang disasar oleh terutama ibu rumah tangga yang kehilangan
pengusaha batubara Kalimantan Timur termasuk pekerjaan di sektor pertanian itu tidak dapat
Samboja adalah luar negeri melalui mekanisme ditampung di industri pertambangan dengan
perdagangan internasional. Pada 2010 misal- berbagai pertimbangan, salah satunya adalah ke-
nya, dari total produksi pemilik izin PKP2B4 terampilan yang dimiliki kaum perempuan tidak
(Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan
Batubara) yang mencapai 139.020.363 metrik industri pertambangan tersebut.
ton (MT), jumlah batubara yang diekspor men- Merujuk Blaike (1985: 124) untuk menjelas-
capai 37.607.344 MT atau sekitar 71,3 persen, kan hubungan degradasi lingkungan dengan
sementara untuk kebutuhan dalam negeri hanya marginalisasi masyarakat lokal terkait eksploitasi
37.607.344 MT atau 28,7 persen saja (Dinas batubara, bahwa dengan mengekstrak surplus
Pertambangan dan Energi Provinsi Kaltim, Tt.). dari wilayah konsesi pertambangan yang ber-
Kemudian, harga batubara di pasar internasional asal dari tanah-tanah masyarakat yang dibeli
sangat mempengaruhi produksi batubara di perusahaan, hal ini mengakibatkan masyarakat
Kalimantan Timur. Apabila harga batubara di lokal kehilangan kontrol terhadap tanah karena
tingkat internasional naik maka produksi pun sudah dijual. Selain itu, tingkat kesuburan tanah
ditingkatkan, sebaliknya bila harga batubara semakin berkurang karena pencemaran air, ta-
rendah, produksinya pun menurun.5 nah, dan udara, termasuk tanah pertanian yang
Secara umum, pengambilan keuntungan ada di sekitarnya, dan perusakan kawasan hutan
melalui sistem produksi pertambangan yang yang berfungsi sebagai penyuplai air pada areal-
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pertam- areal persawahan menjadi terganggu. Kondisi
bangan tidak justru menyejahterakan, tetapi itu merupakan proses pemarginalan masyarakat
lebih menyengsarakan masyarakat yang ada di setempat, yang mengakibatkan masyarakat
sekitarnya, terutama bagi masyarakat di sekitar lokal kehilangan kemampuan untuk mengon-
wilayah pertambangan yang bergantung pada trol hidupnya sendiri dari hasil pertanian yang
sektor pertanian. Degradasi lingkungan yang biasa mereka lakukan. Atau dengan kata lain,
terjadi itu sudah mengakibatkan warga lokal ter- independensi untuk mengontrol tanah, ternak,
marginalkan secara ekonomi. Proses produksi di pemanfaatan tenaga kerja dalam rumah tangga
bidang pertanian sudah semakin menurun. Banjir untuk mengerjakan lahan pertaniannya, ataupun
yang sering terjadi belakangan ini, mengikuti kontrol pada alat-alat produksi lainnya menjadi
Robbins (2012: 158), yang merupakan proses hilang. Pemarginalan masyarakat itu semakin
produksi dalam sistem ekonomi global itu telah menguat karena akses yang didefinisikan sebagai
memproduksi suatu kecelakaan geografi (a geo- kemampuan untuk mendapatkan keuntungan
graphy of accidents). Tidak itu saja, kebijakan dari sesuatu benda, termasuk di dalamnya objek
pemerintah yang mengedepankan eksploitasi materi, orang, institusi, dan simbol (Ribot dan
batubara sangat bias gender, karena kebijakan Peluso, 2003) sangat terbatas. Akses menjadi
itu tidak berpihak kepada kaum perempuan. penting karena akses merupakan tumpukan dari
Kebijakan itu telah menghilangkan mata penca- berbagai kekuasaan (power).
harian kaum perempuan yang biasanya ikut Kehadiran pendatang dari daerah lain untuk
dalam proses produksi di bidang pertanian. mencari pekerjaan ataupun penghidupan yang
Sementara kalau lahan pertanian telah berubah lebih baik, juga mendorong terjadinya degradasi
fungsi menjadi wilayah pertambangan, keterli- dan marginalisasi (Blaike, 1985). Para pendatang
batan perempuan sebagai sumberdaya yang ikut tersebut membutuhkan lahan untuk dijadikan
bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan sebagai permukiman. Pembukaan lahan-lahan

3
Jurnal PKS Vol 14 No 1 Maret 2015; 1 - 19

yang relatif datar untuk dijadikan sebagai per- Pertambangan dan Energi, Badan Perencanaan
mukiman adalah konsekuensinya. Kehadiran Pembangunan Daerah, staf pegawai di Kantor
pendatang inipun mengakibatkan masyarakat Camat Samboja dan staf pegawai di Kelurahan
lokal harus berkompetisi untuk mendapatkan Seluang. Selain itu, informan juga ada yang
sebidang tanah dan sumber ekonomi lain menjadi berasal dari masyarakat yang bekerja di sektor
tinggi. Fenomena itu mengakibatkan semakin pertambangan batubara di Kelurahan Seluang.
sempitnya lahan-lahan pertanian, ditambah Aktivis di lembaga swadaya masyarakat (LSM)
ketidakmampuan masyarakat lokal bersaing terutama dari Jatam wilayah Provinsi Kaliman-
dengan pendatang untuk mendapatkan akses, tan Timur juga menjadi pihak yang diwawancarai
antara lain pada tanah-tanah yang subur, pen- dalam penelitian ini. Adapun FGD dilaksanakan
didikan, teknologi, politik, tenaga kerja, dan di salah satu dusun yang ada di Kecamatan Sam-
modal. Ketidakmampuan untuk mendapatkan boja. Peserta FGD adalah masyarakat desa yang
lahan akibat kehadiran pendatang ini mendorong bekerja di sektor pertambangan dan petani yang
masyarakat lokal tereksklusi. Mereka yang ter- menjadi pekerja tambang setelah lahan pertani-
eksklusi itu terkait kepemilikan tanah. Proses ba- annya dijual ke pihak perusahaan. Sementara
gaimana eksklusivisme itu terjadi adalah karena data kuantitatif diperoleh dari berbagai laporan
masyarakat tidak memiliki kekuasaan (power). berbagai institusi dan literatur lainnya.
Eksklusi di bidang tanah adalah kondisi situasi
di mana sejumlah besar orang kurang memiliki C. Hasil dan Pembahasan
akses terhadap tanah, atau dapat disebutkan kon- Uraian pada bagian hasil dan pembahasan
disi itu terjadi karena tanah sudah dimiliki oleh ini saya bagi menjadi empat bagian, yaitu 1)
pihak swasta (Hall, Hirsch, dan Li 2011). penjelasan tentang kondisi pertambangan ba-
tubara di Samboja; 2) uraian terkait dampak
B. Penggunaan Metode Penelitian pertambangan yang mengakibatkan degradasi
Penelitian ini menggunakan pendekatan lingkungan dan marginalisasi masyarakat; 3)
kualitatif. Merujuk pada pendekatan tersebut, suatu ulasan yang mempertanyakan apakah izin
data-data yang dibutuhkan bersifat kualitatif. sosial sudah diperoleh oleh perusahaan ketika
Kendati demikian, data kuantitatif juga diper- operasional tambang dilakukan; dan 4) bahasan
lukan untuk mendukung data kualitatif ketika bagaimana antisipasi yang sudah dilakukan
menganalisa. Metode pengumpulan data yang pemerintah daerah dengan kondisi negatif yang
dilakukan berupa wawancara mendalam, obser- sudah dialami masyarakat.
vasi, fokus grup diskusi (FGD), dan studi literatur. 1. Pertambangan Batubara di Samboja
Pada saat wawancara, pedoman wawancara dan Samboja adalah kecamatan yang merupakan
pertanyaan-pertanyaan kunci sudah dipersiapkan bagian dari wilayah Kabupaten Kutai Kartanega-
sebelumnya. Daftar pertanyaan dan pertanyaan ra.6 Dengan luas wilayah mencapai 1.045,90
kunci tersebut tidak saya serahkan pada informan km2, Samboja pun merupakan kecamatan pesi-
tetapi saya pegang sebagai bahan rujukan untuk sir yang berdekatan dengan Delta Mahakam.7
mengajukan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Wilayah Kecamatan Samboja mengandung
Pertanyaan yang saya ajukan pada informan potensi sumberdaya alam yang berlimpah teru-
tidak seluruh pertanyaan yang ada di pedoman tama sumberdaya energi. Oleh sebab itu, daerah
wawancara tetapi disesuaikan dengan isu yang Samboja sudah lama menjadi kawasan pertam-
akan digali dari masing-masing informan. bangan minyak dan gas (migas) bumi. Perusa-
Informan dalam penelitian ini berbagai latar haan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
belakang sosial dan profesi. Mereka itu ada yang yang merupakan perusahaan multinasional yang
berprofesi sebagai pegawai negeri di intansi yang ditunjuk oleh Badan Pelaksana Kegiatan Usaha
terkait dengan topik penelitian ini, seperti Dinas Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP MIGAS)8 untuk

4
“Emas Hitam”: Degradasi Lingkungan dan Pemarginalan Sosial (Robert Siburian)

melakukan proses pengeboran migas di Keca- sebanyak 335 perusahaan maupun eksplorasi
matan Samboja adalah Total E&P Indonesia, berjumlah 936 perusahaan. Perusahaan peme-
Virginia Indonesia Company (VICO) Indonesia, gang PK2PB di Kecamatan Samboja adalah PT
dan Cevron Indonesia. Singlurus Pratama. Dengan banyaknya perusa-
Selain pertambangan minyak dan gas bumi, haan batubara yang beroperasi untuk mengeks-
Kecamatan Samboja pun kaya batubara. Menurut ploitasi batubara di Kalimantan Timur, hal itu
Kordinator Hukum Jaringan Advokasi Tambang mengakibatkan tingkat produksi batubara dari
(Jatam) yang dikutip oleh Hendar (2012), seba- wilayah provinsi inipun sangat tinggi. Kalau
nyak 50 persen atau sekitar 500 km2 dari wilayah cadangan batubara yang tersimpan di “Bumi
Kecamatan Samboja masuk dalam kawasan IUP. Etam” ini mencapai 8.334.663.306,5 ton, maka
Data 2011 menyebutkan bahwa izin tambang di dengan tingkat produksi sekitar 200 juta ton
Kecamatan Samboja berjumlah 92 izin, meliputi setiap tahun, waktu yang dibutuhkan untuk
PK2PB9 yang dikeluarkan oleh Menteri Energi mengeksploitasi seluruh cadangan batubara yang
dan Sumberdaya Mineral sebanyak satu unit dan ada di Provinsi Kalimantan Timur tersebut hanya
IUP yang dikeluarkan oleh Bupati Kutai Kartane- 41,67 tahun saja.
gara sebanyak 91 izin. Berdasarkan data tersebut, Berdasarkan Gambar 1 itu, ada beberapa pe-
Kecamatan Samboja merupakan wilayah dengan rusahaan yang tidak lagi beroperasi dengan ala-
izin tambang terbanyak di dunia. san salah satunya adalah; harga batubara terlalu
Jumlah PK2PB dan IUP yang ada di Samboja rendah di pasar internasional sehingga kurang
merupakan bagian dari PK2PB yang dikeluarkan menguntungkan apabila kegiatan tambang terus
oleh pemerintah pusat dan IUP yang dikeluarkan berlanjut. Fenomena itu senada pernyataan
oleh walikota dan bupati yang ada di Provinsi Asosiasi Pengusaha Batubara Samarinda, Eko
Kalimantan Timur.10 Jumlah perusahaan PK2PB Priyatno kepada harian Tempo (13 Mei 2013).
sebanyak 32 perusahaan, sembilan perusahaan Menurut Eko Priyatno, pengusaha batubara lebih
di antaranya tidak lagi beroperasi. Sementara memilih tidak beroperasi karena harga produksi
itu, IUP yang masih beroperasi sekitar 1.303 tidak mampu menutup biaya produksi yang
perusahaan, baik yang sudah beroperasi produksi dikeluarkan perusahaan. Salah satu perusahaan

Gambar 1
Peta Konsesi Pertambangan dan Nama-nama Perusahaan Tambang di Kecamatan Samboja
Sumber: Jatam Kalimantan Timur, 2012.

5
Jurnal PKS Vol 14 No 1 Maret 2015; 1 - 19

yang berhenti beroperasi itu adalah CV. Tuah Aktivitas pertambangan batubara yang ada
Bumi Etam Bebaya, dengan luas wilayah per- di Samboja juga ikut berdampak pada tingkat
tambangan 65 hektar. Perusahaan yang tampak pertumbuhan penduduk. Sebagai perbandingan,
eksis pada kondisi harga yang rendah ini adalah pada 2005, jumlah penduduk Kecamatan Sam-
perusahaan besar saja. Kondisi ini apabila terus boja baru mencapai 40.693 jiwa. Sementara
berlanjut dapat mempengaruhi target produksi pada 2012 berdasarkan data Komisi Pemilihan
batubara dari Kalimantan Timur yang tertuang Umum Provinsi Kalimantan Timur yang tertera
dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka pada Data Agregat Kependudukan Per Keca-
Menengah) 2013 yang mencapai 173.500.000 matan (DAK2) per 6 Desember 2012, jumlah
ton.11 Produksi pertambangan batubara Kaliman- penduduk Kecamatan Samboja mencapai 60.577
tan Timur selama 12 tahun terakhir sebagaimana jiwa (http://www.kpu.go.id). Membandingkan
tampak pada Tabel 1 selalu menunjukkan pe- jumlah penduduk selama tujuh tahun tersebut,
ningkatan, kecuali pada waktu dua tahun ter- jumlah penduduk di Samboja meningkat sekitar
akhir akibat penurunan harga batubara di pasar 48,86persen.12 Salah satu penyebab peningkatan
internasional (Dinas Pertambangan Provinsi laju penduduk pendatang yang bermigrasi ke
Kalimantan Timur 2013, data diperoleh dalam Kecamatan Samboja adalah adanya kegiatan
bentuk tabel). tambang di daerah itu. Untuk memenuhi ke-
Pertambangan batubara di Samboja marak butuhan perumahan bagi pendatang tersebut di
ketika pemerintahan desentralisasi diberlakukan Kecamatan Samboja salah satunya berada di
pasca berakhirnya rezim orde baru di bawah Dusun Tempa tumbuh permukiman sewaan ter-
kepemimpinan Presiden Soeharto. Dengan utama bagi pendatang yang berasal dari Sulawesi
sistem desentralisasi itu, pemerintah daerah Selatan. Harga sewa lahan untuk mendirikan
diberi kewenangan menerbitkan IUP dalam permukiman sederhana sekitar Rp 50.000 sebu-
luasan tertentu. Untuk Kecamatan Samboja lan. Mata pencaharian para pendatang ini adalah
sendiri, kegiatan pertambangan batubara baru untuk mendukung aktivitas pertambangan batu-
dimulai sekitar 2005. Kendati aktivitas tambang bara, seperti usaha penyewaan truk pengangkut
yang dilakukan marak baru sekitar delapan tahun batubara dari lokasi penggalian ke tempat pe-
(2005-2013), wilayah Samboja yang dikelupas nampungan sementara ataupun pelabuhan tempat
untuk mengambil batubaranya sudah ratusan dimuatnya batubara ke kapal tongkang.
hektar. Persoalan baru atas aktivitas itupun me- Keberatan masyarakat yang sering menge-
ngiringinya sehingga konflik dengan masyarakat muka seiring aktivitas pertambangan di Samboja
pun bermunculan walaupun belum sampai pada adalah penggunaan jalan raya sebagai lalu lintas
benturan fisik. mengangkut batubara. Truk-truk besar (hauling)

Tabel 1 Grafik Perkembangan Produksi Batubara Tahun 2000–2012

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur

6
“Emas Hitam”: Degradasi Lingkungan dan Pemarginalan Sosial (Robert Siburian)

yang melintas di jalan raya yang menghubung- definisi Forsyth tersebut, maka dengan mudah
kan Balikpapan dan Muara Jawa menjadi ‘raja’ dapat dikategorikan degradasi lingkungan yang
jalanan. Selain ukurannya yang besar, truk ini terjadi di Kalimantan Timur, karena dengan kasat
juga sering melintas dengan kecepatan tinggi mata, lobang-lobang dengan tingkat kedalaman
yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan de- tertentu (ada yang sampai 10 meter bahkan lebih
ngan korban jiwa karena ditabrak truk pengang- sebagaimana lobang bekas tambang PT. Gunung
kut batubara tersebut. Akibat adanya keberatan Harang Sejahtera berlokasi di Dusun Tempa)
dari masyarakat Samboja secara khusus dan dan bentangan yang begitu luas sangat mudah
Kabupaten Kutai Kartanegara secara umum ditemukan.
terhadap penggunaan jalan raya sebagai lalu Terjadinya degradasi lingkungan tidak lepas
lintas truk-truk pengangkut batubara, Pemerin- dari interaksi manusia dengan lingkungan itu
tah Kabupaten Kutai Kartanegara menerbitkan sendiri. Intensitas interaksi itu semakin mening-
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 tentang kat dengan adanya globalisasi. Globalisasi yang
Penyelenggaraan Jalan Umum dan Jalan Khusus merupakan konsekuensi dari modernitas, didefi-
untuk Kegiatan Pengangkutan Batu Bara dan nisikan sebagai peningkatan hubungan sosial
Sawit. Perda yang mulai diberlakukan tanggal 1 seluruh dunia sehingga kejadian di tingkat lokal
Juli 2013 itu, salah satu berisi larangan hauling dapat dibentuk ataupun diakibatkan oleh pihak
yang mengangkut batubara menggunakan jalan tertentu dengan jarak yang jauhnya bermil-mil,
umum. Dengan adanya Perda tersebut, aktivitas dan demikian sebaliknya. Artinya, jarak tidak
pengangkutan batubara dari satu tempat ke tem- lagi penghalang untuk melakukan suatu tindakan
pat lain harus menggunakan jalan khusus. Akan pada kelompok masyarakat lokal. Milton (1996)
tetapi, dari pantauan Radar Sampit di Kecamatan mencontohkan bahwa masyarakat hutan tropis
Samboja setelah Perda tersebut diberlakukan, yang berada di Brazil ataupun Malaysia dapat
pengangkut batubara masih melintas di jalan dipindahkan dari tanah tradisionalnya dengan
umum. Hanya saja, jam operasi truk-truk peng- pemanenan secara komersial atas kayu tropis, se-
angkut batubara itu dilakukan pada malam hari, hingga lingkungan mereka mengalami kerusak-
dan hal itu diduga sebagai cara untuk mengelabui an. Demikian halnya dengan masyarakat yang
masyarakat (Radar Sampit 6/7/2013). Kalau peru- tinggal di Kalimantan Timur, dengan kandungan
bahan waktu operasi saja yang terjadi, itu ber- batubara yang ada di tanah yang mereka miliki,
arti Perda belum mampu menghalau kendaraan pada suatu saat dan sudah ada yang terjadi, mere-
berat perusahaan tambang batubara untuk tidak ka sudah dan akan kehilangan tanahnya sekedar
menggunakan jalan umum ketika beroperasi. untuk memenuhi kebutuhan batubara masyarakat
yang ada di permukaan bumi lain.
2. Degradasi Lingkungan dan Marginalisasi Perluasan hubungan sosial dalam era glo-
Forsyth (2003: 24) membagi degradasi balisasi itu mengambil tempat dalam empat
lingkungan atas tiga bagian, yaitu disertifikasi, dimensi, yaitu; ekonomi kapitalis dunia, sistem
erosi kesuburan tanah, dan deforestasi. Diserti- negara bangsa, tatanan dunia militer, dan pem-
fikasi (desertification) adalah degradasi tanah bagian kerja internasional. Kehadiran globalisasi
yang terjadi pada tanah kering karena hilang- yang direpresentasikan oleh kehadiran perusa-
nya kesuburan tanah yang ada pada bagian haan multinasional itu menjadikan dunia ini ada
permukaan. Erosi kesuburan tanah (soil ero- dalam satu sistem, terutama yang terkait dengan
sion), yaitu hilangnya kesuburan tanah yang sistem ekonomi dan politik (Milton 1996, 143).
berakibat produktivitas pertanian berkurang. Sayangnya, manfaat yang diperoleh negara-
Deforestasi (deforestasion), yaitu berkurangnya negara dunia ketiga terutama oleh masyarakat
luasan tutupan hutan akibat eksploitasi terhadap tempat sumberdaya alam itu dieksploitasi sangat
hutan ataupun karena kebakaran. Merujuk pada sedikit. Padahal, globalisasi berpengaruh signifi-

7
Jurnal PKS Vol 14 No 1 Maret 2015; 1 - 19

kan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam jumlah besar tetapi dalam tempo yang
yang ada di negara dunia ketiga. Dijelaskan singkat. Untuk tanah seluas satu hektar, harga-
bahwa globalisasi telah berhasil menurunkan nya dapat mencapai 50 juta (tanah gersang),
jumlah penduduk miskin yang berpenghasilan sementara kalau dikelola untuk dijadikan sebagai
kurang dari USD 1 per hari sekitar 120 juta dari lahan pertanian, dibutuhkan waktu puluhan tahun
sekitar dua miliar penduduk miskin di dunia ini untuk mendapatkan jumlah uang sebanyak itu.
antara 1993 sampai 1998. Kendati demikian, Sifat pragmatis yang lebih dikembangkan oleh
banyak juga dari penduduk miskin dunia terse- pemilik-pemilik lahan.
but yang justru keluar dari proses globalisasi Wilayah yang menjadi konsesi pertambang-
karena pendapatan semakin berkurang. Dengan an tidak saja lahan pertanian, termasuk juga
kata lain, bagi kelompok masyarakat dalam kawasan hutan. Luas kawasan hutan Propinsi
jumlah besar ini, globalisasi tidak bekerja (Col- Kalimantan Timur yang ditetapkan berdasarkan
lier dan Dollar 2002, 2). Dibandingkan negara Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 79/Kpts-
dunia ketiga, manfaat globalisasi paling besar II/2001 tanggal 15 Maret 2001 adalah seluas ±
justru diperoleh atau dinikmati masyarakat 14.651.553 ha. Kawasan hutan ini terdiri dari
yang berada di negara-negara maju. Salah satu kawasan Hutan Konservasi, Hutan Lindung dan
contoh, eksploitasi batubara di Provinsi Kali- kawasan Hutan Produksi. Akan tetapi, berdasar-
mantan Timur membuat lingkungan provinsi ini kan fakta di lapangan, luas hutan itu hanya di
mengalami degradasi yang luar biasa. Batubara atas kertas. Hutan di Kalimantan Timur sudah
diekspor ke negara-negara tujuan utama yang banyak yang beralih fungsi, baik untuk konsesi
berada di Eropa, Amerika, Asia, Afrika, dan pertambangan maupun perkebunan kelapa sawit,
Australia. Negara-negara dengan potensi batu- bahkan tidak sedikit lahan dalam hutan ini dika-
bara relatif sedikit justru semakin maju dengan tegorikan sebagai lahan kritis. Lahan kritis yang
kehadiran batubara dari Indonesia, sehingga berada dalam kawasan hutan mencapai 4.277.918
negara-negara tersebut ketika malam hari tiba ha. Lahan dalam kawasan hutan di Kabupaten
penuh cahaya yang terang berderang. Sementara Kutai Kartanegara yang termasuk sebagai lahan
itu, masyarakat di Kalimantan Timur belum se- kritis mencapai 609.709 ha atau 14,25 persen
luruhnya menikmati aliran listrik, bahkan Kota dari lahan kritis yang ada di Provinsi Kalimantan
Balikpapan yang dikenal juga sebagai “Kota Timur. Lahan kritis juga ada di luar kawasan
Minyak” sering mengalami pemadaman listrik hutan yang mencapai 6.402.472 hektar, dan
di malam hari yang tentu saja berdampak negatif lahan kritis di luar kawasan hutan di Kabupaten
pada aktivitas warga Balikpapan. Kottak (2006) Kutai Kartanegara sekitar 983.518 hektar. Total
lebih lanjut menyebutkan bahwa kehadiran peru- lahan kritis baik dalam kawasan maupun di luar
sahaan multinasional mengakibatkan terjadinya kawasan hutan menjadi 1.593.227 hektar atau
rasisme lingkungan (environmental racism), di 52,90 persen dari luas wilayah Kabupaten Kutai
mana masyarakat lokal yang bermukim di tanah Kartanegara yang mencapai 3.011.264 hektar
adatnya tercerabut oleh perusahaan yang berope- (Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Ka-
rasi di sana. Tanah adat tersebut sudah berpindah limantan Timur 2012).
tangan karena dibeli oleh perusahaan asing untuk Selain karena aktivitas pertambangan batu-
mengeksploitasi sumberdaya alam yang ada di bara, lahan kritis yang ada di Kalimantan Timur
dalamnya. Kondisi seperti ini yang terjadi di sebagian juga kontribusi dari eksploitasi sumber-
Pulau Kalimantan secara umum. Dengan kata daya hutan yang pernah terjadi pada tahun-tahun
lain, globalisasi telah membuat masyarakat lokal sebelumnya. Dengan kata lain, lahan kritis yang
lebih pragmatis. Tanah-tanah pekarangan dan terjadi itu merupakan akumulasi dari serangkai-
perkebunan dengan mudah dijual ke perusahaan- an eksploitasi sumberdaya alam yang dimiliki
perusahaan tambang untuk mendapatkan uang Provinsi Kalimantan Timur secara khusus dan

8
“Emas Hitam”: Degradasi Lingkungan dan Pemarginalan Sosial (Robert Siburian)

Pulau Kalimantan RI secara umum. Untuk 1997 menyatakan prediksinya terkait kondisi
menghindari degradasi lingkungan tidak terjadi Pulau Kalimantan ke depan.
pasca tambang, pemerintah RI sudah mengatur “We can only watch what is happening. First
sedemikian rupa melalui Peraturan Pemerintah they {Company} take the trees. When the trees
(PP) Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi are finished, they come for gold. When the gold
dan Pasca Tambang, termasuk untuk merekla- is finished, they come for the coal. When the
masi kawasan yang ditambang.13 Dengan adanya coal is finished, they come for the marble. When
reklamasi dan pasca tambang, pemegang IUP the marble is finished.....they’ll take whatever is
wajib menyerahkan dana jaminan reklamasi ke left.”..............”Kalimantan is being destroyed”
rekening pemerintah daerah dalam jumlah ter- (Tsing 2005, 22-23).
tentu sesuai dengan luas kawasan pertambangan
yang dimiliki. Namun dalam prakteknya, perusa- Artinya, dalam konteks pengeksploitasian
haan pemilik IUP ini lebih banyak mengabaikan sumberdaya alam, sebagian besar orang Kali-
peraturan pemerintah itu. Kewajiban untuk mere- mantan hanya sebagai penonton. Ironisnya,
klamasi lobang bekas tambang tidak dilakukan.14 mereka semua menjadi penerima dampak negatif
Hal ini menyebabkan banyak lobang-lobang dari kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
yang menganga di permukaan tanah yang ada di eksploitasi itu. Sebab, para pemilik perusahaan
Kalimantan Timur yang merupakan lobang bekas dengan mudahnya dapat meninggalkan Pulau
penggalian batubara. Kalaupun ada yang direkla- Kalimantan setelah sumberdaya alam bahkan
masi, yang dilakukan sekedar menutup lobang segala sesuatu yang ada di sana yang bernilai
bekas tambang saja tanpa memperhatikan ting- ekonomi sudah dikuras habis dan menyisakan
kat kesuburan tanah yang ada pada permukaan. lingkungan alam yang rusak. Ketika para peng-
Dengan kondisi seperti itu, lahan-lahan yang usaha meninggalkan lingkungan Kalimantan
terbentuk pasca reklamasi adalah tanah-tanah dalam kondisi rusak, yang merasakan dampak
yang tidak produktif dan gersang sehingga sulit negatifnya adalah orang Kalimantan sendiri,
untuk ditumbuhi berbagai tanaman. Padahal, yaitu mereka yang tinggal dan menghabiskan
humus yang ada dalam permukaan tanah (top- seluruh kehidupannya di Pulau Kalimantan.
soil) merupakan komponen yang esensial dalam Indikator untuk menjelaskan bahwa Ke-
reklamasi tanah pada areal tambang. Mengem- camatan Samboja telah mengalami degradasi
balikan topsoil tanah itu tidak dapat dilakukan lingkungan adalah peristiwa banjir pada 2012
dengan mudah, sebab kekurangan dalam sifat lalu. Banjir yang menewaskan satu orang warga
fisik dan kimia tanah dapat mengganggu fungsi Samboja tersebut sebelumnya tidak pernah
ekosistem ketika topsoil dikembalikan pada areal terjadi. Namun, seiring maraknya eksploitasi
yang direklamasi (Topp, Thelen, dan Kappes batubara di kecamatan tersebut dengan pem-
2010: 751). Dengan kata lain, ketika topsoil bukaan berbagai tutupan tanah mengakibatkan
tanah dikembalikan pada areal yang ditambang, keseimbangan ekologi yang ada di sana sedang
tidak secara otomatis eksositem yang ada di sana terganggu. Banjir terjadi selain karena tutupan
berfungsi seperti semula karena dalam proses pepohonan yang sudah habis yang berakibat
pengembalian itu ada sifat fisik dan kimia tanah fungsi resapan air yang diperankan oleh tutupan
yang terganggu. pepohonan dalam suatu kawasan tidak berfungsi,
Degradasi lingkungan dengan adanya peng- adalah juga terjadinya pendangkalan aliran su-
eksploitasian sumberdaya alam di Pulau Kali- ngai. Pendangkalan terjadi karena limbah bekas
mantan sebenarnya sudah diprediksi oleh orang galian yang tergerus air hujan masuk ke alur-alur
Kalimantan sendiri jauh hari sebelumnya. Pak sungai dan mengendap di sana, mengakibatkan
Arman, sebagai salah satu informan Tsing pada volume air yang dapat ditampung oleh alur-alur

9
Jurnal PKS Vol 14 No 1 Maret 2015; 1 - 19

sungai tersebut semakin berkurang. Kondisi itu (Executive Summery LKPJ Gubernur Kaliman-
mengakibatkan terjadinya “bencana dahsyat” di tan Timur Tahun Anggaran 2012).
Kecamatan Samboja pada 2012 karena Sungai
Seluang yang membelah Kelurahan Seluang a. Izin Sosial untuk Operasional Tambang:
mengalami pendangkalan. Akibat selanjutnya, Sudahkah Diperoleh?
Sungai Seluang tidak lagi memberikan hasil Pengertian izin sosial untuk beroperasi me-
berupa ikan seperti ikan patin. Padahal sebelum rupakan bentuk dukungan dan penerimaan
adanya pertambangan batubara di Samboja, Su- masyarakat luas atas kontribusi yang diberikan
ngai Seluang penuh ikan.15 Akan tetapi, kondisi oleh kehadiran sebuah pertambangan. Izin sosial
itu sudah berubah sekarang ini. Untuk mene- ini lebih dari sekedar pemenuhan kewajiban
mukan ikan yang dulu biasa dikonsumsi warga hukum dasar dalam hal menjaga hubungan
Seluang, tidak lagi ditemukan. konstruktif dengan para pemangku kepentingan
Pendangkalan sungai juga telah mengakibat- sebagai hal yang sangat penting agar sebuah
kan tidak maksimalnya hasil produksi pertanian, perusahaan dapat berlanjut (Australian Go-
seperti yang terjadi di Sungai Merdeka. Harian vernment 2006, 48). Izin sosial itu dibutuhkan
Kompas (6/7/2013) melansir apabila normalisasi agar perusahaan dalam melaksanakan aktivitas
sungai yang mengalami pendangkalan di Keca- tambangnya tidak mendapat perlawanan dari
matan Samboja seperti yang terjadi di Sungai masyarakat luas, sehingga pernyataan Pinarbasi
Merdeka dilakukan, hal itu dapat mengaktifkan yang dikutip oleh Hurley dan Ari di atas tidak
kembali 20.000 hektar sawah di daerah yang muncul. Dengan kata lain, pertambangan yang
berbatasan langsung dengan Kota Balikpapan dilakukan seyogyanya berkelanjutan, tidak me-
ini. Pendangkalan sungai yang berakibat sawah ninggalkan lingkungan yang mengalami degra-
tidak dapat berfungsi maksimal sesungguhnya dasi dan masyarakat yang berada dalam keter-
sangat ironis. Ketika Provinsi Kalimantan Timur ancaman pasca tambang.
masih mendatangkan beras dari daerah lain Akan tetapi, pernyataan Pinarbasi di atas
terutama dari Pulau Sulawesi dan Pulau Jawa menyadarkan kita bahwa aktivitas tambang di
untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat seluruh dunia ini, termasuk di Kalimantan Timur,
Kalimantan Timur karena hasil produksi lokal lebih banyak menimbulkan kesengsaraan pada
yang tidak mencukupi, justru pada saat itu terjadi masyarakat lokal. Itu berarti, izin sosial untuk
pangalihfungsian terhadap lahan-lahan pertanian beroperasi yang dimaksud belum diperoleh atau
yang masih produktif.16 Kondisi yang terjadi kalaupun diperoleh itu hanya pada awal kegiat-
di Samboja, ditambah hal yang sama terjadi di an tambang saja. Izin sosial untuk beroperasi
tempat-tempat lain, merupakan akibat maraknya itu tidak dipelihara terus oleh para pengusaha.
aktivitas pertambangan17 yang mengakibatkan Buktinya adalah, banyak bekas tambang yang
produksi pertanian tidak dapat berjalan mak- ditinggal oleh pengusaha sebelum bekas tam-
simal, dan akan semakin menjauhkan bangsa bang itu direklamasi agar tidak menjadi potensi
Indonesia untuk dapat berswasembada pangan penyebab bencana alam pada masa yang akan da-
terutama beras. Kalau hal ini masih terus terjadi tang. Dengan kata lain, keuntungan dari aktivitas
maka empat dari sepuluh18 isu strategis dalam tambang yang mempekerjakan beberapa puluh
melaksanakan pembangunan di Kalimantan orang masyarakat lokal tidak signifikan untuk
Timur yang kemudian menjadi Prioritas Pem- dibandingkan dengan kerugian yang dialami oleh
bangunan Kalimantan Timur dalam RPJMD masyarakat pada masa kini dan masa mendatang
2009 – 2013 kemungkinan tidak terwujud. Isu setelah kandungan batubara yang ada di Samboja
strategis yang dimaksud adalah kemandirian dan ataupun Kalimantan Timur habis tergerus, apala-
kedaulatan pangan, pengentasan kemiskinan, gi kalau masyarakat di sekitar kegiatan tambang
pengangguran, dan degradasi mutu lingkungan masih mengandalkan sektor pertanian sebagai

10
“Emas Hitam”: Degradasi Lingkungan dan Pemarginalan Sosial (Robert Siburian)

mata pencahariannya. Untuk Provinsi Kali- gai contoh masih sekitar 98 desa dari 135 desa
mantan Timur sendiri misalnya, hasil tambang yang ada di kabupaten itu belum mendapatkan
batubara sudah memberikan manfaat ekonomi layanan listrik (Jatam 2011).20 Fakta tersebut
secara makro dilihat dari kontribusi sektor ini menjadi ironis ketika daerah yang berlimpah
pada PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sumberdaya energi ini justru ada masyarakat
Kalimantan Timur. Bahkan, kontribusi sektor desa yang tidak jauh dari sumber energi itu tidak
pertambangan batubara dari Kalimantan Timur memperoleh penerangan listrik.21
dalam bentuk royalti ke negara mencapai 6,256 Dengan angka-angka ekonomi itu dapat dikal-
trilyun pada 2012 (Dinas Pertambangan dan kulasi bahwa secara ekonomi, pertambangan ba-
Energi Kalimantan Timur 2013, materi presen- tubara memberikan pertumbuhan ekonomi yang
tasi Gubernur Kalimantan Timur pada Gubernur signifikan bagi Provinsi Kalimantan Timur. Pada
BI dalam bentuk power point). Sektor pertam- 2012, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur
bangan yang memberikan kontribusi terbesar tanpa minyak dan gas bumi tetapi mengikutser-
yakni 45,8 persen dalam pembentukan PDRB takan pertambangan batubara dalam perhitungan
Kalimantan Timur tahun 2008 yang mencapai pertumbuhan ekonomi itu mencapai 9,67 persen.
315 trilyun, hanya mampu menyerap 5,7 persen Namun, merujuk pada Meadows (dikutip oleh
dari total pekerja yang tersedia di provinsi itu. Becker dan Jahn 1998: 76), angka pertumbuhan
Sebaliknya, sektor pertanian yang menyumbang itu hanya di atas kertas atau hitungan secara
hanya 5 persen terhadap PDRB Kaltim, justru kuantitatif saja sehingga tidak mencerminkan
mampu menyerap tenaga kerja terbesar yang tingkat kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan
mencapai 33,87 persen.19 ekonomi berarti pertumbuhan secara material.
Berdasarkan realitas tersebut, pernyataan Sementara kondisi yang mencerminkan tingkat
Pinarbasi di atas juga dirasakan oleh masyarakat kesejahteraan masyarakatnya adalah pemba-
di Kalimantan Timur. Tidak itu saja, dari sisi ngunan ekonomi. Pembangunan ekonomi meng-
kesejahteraan masyarakat pun, kekayaan sum- ukur secara kwalitatif sehingga semakin tinggi
berdaya alam, terutama batubara, yang dimiliki pembangunan ekonomi yang dilakukan maka
Kalimantan Timur ternyata tidak menghilangkan semakin baik pula kehidupan masyarakat di
kantong-kantong kemiskinan di daerah itu. Pada daerah yang diukur tersebut. Untuk Kalimantan
2012 saja, jumlah masyarakat miskin di Kali- Timur, kendati pertumbuhan ekonomi relatif
mantan Timur mencapai 253.340 jiwa atau tinggi tetapi tingkat kesejahteraan masyarakat
sekitar 6,68 persen dari jumlah masyarakat tidak demikian sebagaimana ditunjukkan den-
Kalimantan Timur sebanyak 3.792.515 jiwa. gan masih ditemukannya kantong-kantong
Berdasarkan realisasi pendapatan Provinsi Ka- kemiskinan dan banyaknya desa yang belum
limantan Timur untuk Pendapatan Asli Daerah memperoleh fasilitas listrik di provinsi itu. Harus
(PAD) pada 2012 yakni 4,941 trilyun meningkat disadari pula bahwa kegiatan pertambangan de-
13 persen dari 2011 yang hanya sebesar 4,366 ngan aktivitas sosial dan dampak ekonomi yang
trilyun (LKPJ Gubernur 2012), seyogyanya diberikan bersifat terbatas. Bersamaan itu pula,
kantong-kantong kemiskinan itu tidak lagi ada pekerjaan di sektor pertambangan tidak memberi
di Kalimantan Timur. Kalau ketersediaan listrik jaminan pada pekerja untuk terus bekerja sesuai
dapat dikategorikan sebagai salah satu indika- sifat sumberdaya alam tersebut yang memang
tor untuk mengukur kesejahteraan masyarakat, tidak dapat diperbaharui. Ketika sumberdaya
maka desa-desa di Kalimantan Timur masih jauh alam (termasuk batubara) habis dan perusahaan
untuk disebut sejahtera. Kalimantan Timur seba- tidak berproduksi lagi maka akan banyak orang
gai sumber energi dunia menjadi paradoks ketika yang kehilangan pekerjaan (Sagawe 1989).
masyarakat di desa-desa yang ada di Kalimantan Kondisi yang dialami oleh sebagian besar
Timur terutama di Kabupaten Kutai Timur seba- masyarakat di atas paradoks dengan Masterplan

11
Jurnal PKS Vol 14 No 1 Maret 2015; 1 - 19

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekono- kerja yang diserap sektor ini mencapai 33,87
mi Indonesia (MP3EI). Dalam pengembangan persen (Bappeda Provinsi Kalimantan Timur
MP3EI tersebut, diletakkan delapan program 2010). Dengan kata lain, sektor primer masih
utama sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh mendominasi sumber ekonomi masyarakat di
Indonesia, salah satunya pada sektor pertambang- Provinsi Kalimantan Timur.
an.22 Kedelapan program itu diturunkan dalam 22 Menurut berbagai sumber, keberatan ma-
kegiatan ekonomi utama,23 di mana salah satunya syarakat terhadap kehadiran sebuah perusahaan
adalah batubara (Kementerian Koordinator Bi- tambang di Kecamatan Samboja tidak pernah
dang Perekonomian 2011, 22). Untuk batubara, dilakukan. Masyarakat tahu akan ada perusahaan
Indonesia merupakan eksportir kedua di dunia, tambang yang akan mengeksploitasi kandungan
yaitu sekitar 26 persen dari ekspor dunia. Dengan batubara yang ada di daerahnya adalah pada saat
sumberdaya alam yang dimiliki Pulau Kali- sosialisasi saja. Tahap sosialisasi ini tidak lagi
mantan secara umum dan Provinsi Kalimantan untuk meminta respons masyarakat terhadap
Timur secara khusus, pemerintah menetapkan kehadiran perusahaan tambang, tetapi lebih pada
tema pengembangan Koridor Ekonomi Kali- penjelasan program-program perusahaan yang
mantan dalam MP3EI adalah; “Pusat Produksi akan dilakukan pada masyarakat seiring dengan
dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung aktivitas tambang. Pada saat itu, seluruh doku-
Energi Nasional”, yang didominasi oleh kegiat- men perizinan yang dituntut oleh perundang-
an ekonomi utama energi (migas dan batubara) undangan yang berlaku sudah dimiliki oleh
dan mineral (bauksit dan besi baja). Kegiatan perusahaan, termasuk kajian AMDAL (Analisa
industri batubara Koridor Kalimantan dalam Mengenai Dampak Lingkungan). Artinya, ruang
MP3EI itu berpusat di Kalimantan Timur karena masyarakat untuk menolak kehadiran perusa-
sumberdaya batubara tersebut, dari 51,9 miliar haan tambang seakan sudah tertutup. Selain itu,
ton berada di Kalimantan, sebanyak 37,5 miliar pemerintah selaku pihak yang mengeluarkan
ton atau 72 persen berada di wilayah Provinsi seluruh perizinan untuk dapat beroperasi, tentu
Kalimantan Timur. Kendati potensi batubara di akan memihak perusahaan. Selain kewibawaan
Kalimantan Timur begitu berlimpah, tidak men- pemerintah yang memberikan izin tersebut
jamin bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di harus dijaga, pihak perusahaan pun mungkin
wilayah itu tinggi atau terpengaruh secara linear. saja memperkarakan pemerintah yang sudah
Data 2012 menunjukkan bahwa penduduk mis- mengeluarkan izin tersebut apabila perusahaan
kin di Kalimantan Timur mencapai 6,68 persen gagal beroperasi.
dari jumlah penduduk (Executive Summery Merujuk pada Jebadu, dkk (2009, vi), tidak
LKPJ Gubernur Kalimantan Timur Tahun Ang- adanya resistensi dari masyarakat bukan kare-
garan 2012). Indikator lain untuk menunjukkan na mereka mau menerima kehadiran industri
bahwa sumberdaya batubara yang dimiliki oleh tambang. Akan tetapi yang terjadi di lapangan
Kalimantan Timur tidak signifikan mengangkat adalah perusahaan dan dinas terkait hanya
kesejahteraan masyarakat di tingkat makro ter- mendatangi kepala desa dan satu dua tokoh adat
lihat dari penyerapan tenaga kerja di sektor per- yang umumnya tidak terlalu mengerti sepak
tambangan, terutama batubara. Kontribusi sektor terjang industri pertambangan dengan segala
pertambangan terhadap pembentukan PDRB Ka- dampak negatif yang ditimbulkannya. Temuan
limantan Timur pada 2008 yang mencapai 45,8 Jebadu dan kawan-kawan di Flores, pemerintah
persen dari Rp 315 Trilyun, ternyata tenaga kerja dan perusahaan bukan melakukan sosialisasi
yang diserap hanya 5,7 persen dari total pekerja tetapi meminta dukungan dan bahkan mendesak
yang ada di Kalimantan Timur. Sementara itu, masyarakat sederhana (petani) untuk menerima
dengan hanya 5 persen kontribusi sektor perta- industri pertambangan dengan janji-janji manis
nian terhadap PDRB Kalimantan Timur, tenaga yang akan dilakukan oleh perusahaan ketika su-

12
“Emas Hitam”: Degradasi Lingkungan dan Pemarginalan Sosial (Robert Siburian)

dah beroperasi. Ketika sosialisasi dilakukan pada Wakil Bupati Kutai Kartanegara memanggil dan
warga, program-program perusahaan yang akan melakukan pertemuan dengan pihak perusahaan
dilaksanakan jika perusahaan sudah beroperasi tambang yang beroperasi di Kecamatan Samboja
begitu ‘sempurna’. Bahkan, Jebadu (dkk., 2009, di aula Kecamatan Samboja. Maksud pertemuan
vi) menyebutkan bahwa seluk beluk industri itu adalah meminta pihak perusahaan ikut ber-
pertambangan, khususnya dampak negatif yang tanggung jawab membantu warga yang terkena
luar biasa masif, umumnya tidak disosialisasikan banjir (http://www.kutaikartanegara.com).
kepada masyarakat yang terkena industri per- Trauma atas peristiwa banjir yang terjadi
tambangan. Hal umum yang disampaikan oleh pada tanggal 6 Juli 2012 lalu belum juga hilang,
perusahaan tambang adalah hal-hal yang baik setahun kemudian, tepatnya Selasa 2 Juli 2013,
seperti janji pembangunan jalan setapak untuk banjir kembali melanda warga di Kecamatan
membuka isolasi perkampungan, pembangunan Samboja. Sabaruddin, salah satu warga Kelurah-
sekolah gratis dan beasiswa, pembangunan ru- an Seluang, Kecamatan Samboja menyampaikan
mah adat dan rumah ibadah, instalasi listrik, dan kepada Kaltimpost.co.id bahwa banjir pada hari
rumah sakit pembantu gratis. Sementara dampak Selasa dini hari itu adalah banjir terbesar kedua
negatif atas kehadiran tambang tidak dikomu- setelah Juli 2012. Warga Samboja menuding
nikasikan, sebab pihak perusahaan khawatir hal penyebab banjir adalah perusahaan-perusahaan
itu akan menimbulkan resistensi. tambang batubara yang melakukan aktivitasnya
Upaya untuk menyejahterakan masyarakat di di bagian hulu. Aktivitas perusahaan dengan
sekitar wilayah tambang merupakan salah satu membuka lahan untuk mengambil batubaranya
tujuan utama dari kehadiran sebuah perusahaan, mengakibatkan tutupan lahan dan gunung yang
dan keberpihakan itu sangat dominan. Banyak berfungsi sebagai penyerap air hujan menjadi
program perusahaan yang prinsipnya membantu gundul sehingga tidak lagi dapat menjalankan
masyarakat dijanjikan. Namun, ketika perusa- fungsinya (http://www.kaltimpos.co.id). Kendati
haan beroperasi, janji-janji itu hanya sebagian pihak perusahaan tidak mau disalahkan sebagai
yang diimplementasikan, terutama oleh perusa- penyebab tunggal dari bencana ekologi yang
haan-perusahaan kecil. Program yang diharus- dialami Kecamatan Samboja, tetapi tidak dapat
kan oleh undang-undang seperti reklamasi saja disangkal sebelum kehadiran aktivitas tambang
banyak yang diabaikan. Bahkan, ketika Sungai di wilayah tersebut, masyarakat di Samboja be-
Seluang meluap yang mengakibatkan warga di lum pernah mengalami banjir, apalagi kejadian
Kelurahan Seluang mengalami kebanjiran24 yang yang selalu berulang setiap tahunnya.
banyak ditengarai akibat aktivitas tambang di
hulu sungai kompensasi yang diberikan perusa- b. Antisipasi Pemerintah Daerah
haan hanya Rp 2 juta untuk setiap rumah tangga, Batubara merupakan salah satu komoditi
tidak sebanding dengan kerugian harta benda yang masuk pasar global dan memiliki posisi
yang rusak tergenang air. Kantor lurah yang strategis karena menjadi sumber energi dunia.
juga mengalami kebanjiran dengan ketinggian Brogden dan Greenberg (2004, 42) menyebutkan
air sekitar satu meter, yang juga telah merusak bahwa dalam pasar global, permintaan dunia
alat elektronik dan furniture, dan fasilitas umum pada sumberdaya alam tampak tidak berbatas.
lainnya, tidak memperoleh penggantian sama Berapapun volume sumberdaya alam yang
sekali. Kerugian tersebut justru dibebankan diproduksi akan habis diserap pasar global terse-
pada pemerintah. Kesediaan perusahaan untuk but. Oleh sebab itu, penggunaan sumberdaya
memberi kompensasi kepada warga tidak muncul alam secara berkelanjutan sangat tergantung
atas kesadaran sendiri, melainkan karena adanya pada kebijakan di tingkat lokal tempat sum-
permintaan dari pemerintah Kabupaten Kutai berdaya alam itu diproduksi. Kalau kebutuhan
Kartanegara. Terkait dengan banjir Samboja, permintaan pasar global menjadi pertimbangan

13
Jurnal PKS Vol 14 No 1 Maret 2015; 1 - 19

utama untuk memproduksi sumberdaya alam mantan Timur sudah nihil, sehingga generasi
tersebut, maka sumberdaya alam yang dimiliki yang lahir 41,6 tahun dari sekarang atau mereka
oleh suatu daerah akan segera habis. Sebaliknya, yang lahir pada 2053 tidak lagi dapat menikmati
apabila pertimbangan degradasi lingkungan dan kekayaan alam berupa batubara yang pernah
keberlanjutan sumberdaya alam menjadi pilihan, mereka miliki. Batubara adalah sumberdaya
maka eksploitasi tidak akan massif dilakukan. alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenew-
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tam- able), sehingga kalau sumberdaya alam tersebut
paknya mulai menyadari kemerosotan lingkung- sudah habis dari bumi Kalimantan Timur maka
an yang terjadi sebagai dampak dari eksploitasi habislah masa ‘emas hitam’ tersebut. Sementara
batubara yang ada di wilayah itu. Kemerosotan bagi perusahaan yang hanya berorientasi ekono-
lingkungan yang terjadi antara lain semakin mi semata, apabila sumberdaya alam tersebut
luasnya lahan-lahan terbuka dan bahkan ben- sudah tidak lagi menguntungkan, maka dengan
tangan alam yang berlobang-lobang sebagai mudah mereka dapat berpindah ke daerah lain
bekas galian batubara. Bekas galian ini sudah bahkan negara lain dengan sumberdaya alam
menelan korban jiwa manusia karena air yang yang lebih memberi keuntungan.
menggenangi lobang-lobang itu banyak digu- Mengantisipasi daya dukung batubara yang
nakan anak-anak untuk berenang dan bermain.25 semakin menipis sekaligus memperpanjang masa
Selain korban jiwa, kerugian material tidak eksploitasi batubara yang masih tersisa, pemerin-
kalah banyaknya. Banjir semakin sering terjadi tah Provinsi Kalimantan Timur sedang berupaya
termasuk di wilayah-wilayah yang selama ke- duduk bersama dengan pemerintah pusat untuk
giatan tambang belum ada, kejadian banjir tidak mendiskusikan agar volume produksi batubara
pernah terjadi walaupun sebelumnya aktivitas dari Kalimantan Timur dikurangi dari tingkat
perusahaan pemegang izin hak pengusahaan produksi yang ada sekarang ini (2012). Jumlah
hutan (HPH) sudah berlangsung. Bahkan, untuk produksi yang ditawarkan oleh pemerintah
Kecamatan Samboja sendiri, banjir setiap tahun- provinsi ini adalah 150 juta ton per tahun. Apa-
nya selalu terjadi untuk masa tiga tahun terakhir bila usulan itu diterima maka masa eksploitasi
akibat dampak dari pendangkalan sungai yang batubara terhadap cadangan batubara yang ter-
ada di wilayah itu. sisa berkisar 56,6 tahun, lebih lama sekitar 15
Volume produksi batubara yang tidak dibatasi tahun apabila target produksi batubara diarahkan
oleh pemerintah menjadi salah satu pemicu ma- pada kisaran 200 juta ton per tahun seperti kon-
sifnya eksploitasi batubara di Kalimantan Timur. disi 2012 lalu. Dengan kata lain, semakin tinggi
Permintaan pasar global yang tidak mengenal tingkat produksi batubara yang ditargetkan maka
batas itu menjadi faktor utama sehingga setiap umur tambang untuk memproduksi batubara
perusahaan berlomba untuk memproduksi batu- akan semakin singkat, demikian sebaliknya.
bara sebanyak-banyaknya. Pemerintah Provinsi Pengurangan target produksi bukanlah per-
Kalimantan Timur mengevaluasi bahwa tingkat kara mudah. Berbagai kepentingan terkait pe-
produksi batubara bila mencapai 200 juta ton per ngurangan produksi ini saling bersaing. Masing-
tahun sudah di atas ambang batas untuk menjaga masing pihak pun menyampaikan argumentasi
keberlanjutan produksi batubara di Kalimantan dan kalkulasi untung-rugi di balik pengurangan
Timur, padahal kehidupan masyarakat di wilayah produksi. Pihak yang berorientasi ekonomi
ini tidak hanya untuk saat ini saja, juga untuk semata akan berpendapat bahwa pengurangan
kehidupan generasi yang lebih lama lagi. Kalau produksi berakibat berkurangnya berbagai jenis
tingkat produksi dipertahankan pada kisaran 200 penerimaan negara, sebab penerimaan negara
juta ton per tahun, maka cadangan batubara yang itu sangat terkait dengan tingkat produksi batu-
ada sekarang hanya bertahan sekitar 41,6 tahun bara itu sendiri. Akan tetapi, kalau kepentingan
saja. Setelah masa itu berlalu, batubara Kali- ekonomi semata yang jadi kalkulasi, hal itu

14
“Emas Hitam”: Degradasi Lingkungan dan Pemarginalan Sosial (Robert Siburian)

bersifat sementara dan dampak kerugian yang nian akan lebih besar dari hasil yang diperoleh.
ditimbulkan akibat degradasi lingkungan yang Tentu, mereka yang bergerak di sektor pertanian
terjadi akan semakin luas. Kalau kepentingan tidak akan bersedia melakukan sistem pertanian
lingkungan yang menjadi pertimbangan utama, yang demikian. Akibatnya, dengan ‘terpaksa’
maka kerugian dari degradasi lingkungan dapat lahan pertanian yang sudah dicoba dipertahankan
diminimalisir dan penerimaan negara yang hi- sedemikian rupa, tetapi karena tidak dapat ber-
lang akibat pengurangan jumlah produksi dapat produksi maka suatu saat tidak mustahil lahan
diperoleh dari sektor lain, seperti peningkatan dimaksud akan beralih fungsi menjadi konsesi
produksi di bidang pertanian dan parawisata. pertambangan pula. Proses selanjutnya adalah
Pada 2010, jumlah produksi batubara Indone- pemarginalan masyarakat karena tidak lagi
sia mencapai 325 juta ton. Jumlah batubara yang mampu mengontrol kehidupannya terutama dari
dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dalam hasil pertanian yang pernah dilakukan.
negeri hanya sebesar 60 juta ton (18 persen dari Dampak negatif yang diakibatkan pertam-
total produksi),26 dan sisanya sebesar 265 juta bangan batubara tidak berhenti hanya pada
ton diekspor.27 Apabila tujuan produksi yang degradasi lingkungan saja, karena degradasi itu
dilakukan hanya sekedar untuk memperoleh mengakibatkan tanah-tanah pertanian menjadi
pendapatan negara, dalam waktu tidak lama lagi, tidak subur dan saluran irigasi banyak yang
kebutuhan batubara dalam negeri akan dipenuhi terganggu. Hal itu berakibat masyarakat yang
melalui impor sebagaimana yang terjadi pada bermata pencaharian dari sektor pertanian tidak
kasus minyak bumi.28 dapat melakukan aktivitasnya secara maksimal.
Ongkos produksi yang dikeluarkan untuk dapat
D. Penutup melakukan aktivitas pertaniannya pun semakin
Pertambangan batubara merupakan sumber- besar karena harus membeli bahan penyubur ta-
daya alam yang bernilai ekonomi tinggi. Peman- nah seperti pupuk. Tenaga kerja yang diperlukan
faatan sumberdaya alam tersebut seyogyanya menjadi langka karena warga banyak yang bera-
menyejahterakan seluruh lapisan masyarakat, lih bermata pencaharian di sektor pertambangan.
tidak saja di tingkat makro tetapi juga di level Akibatnya kemudian, hasil produksi pertanian
mikro, tidak saja mereka yang bekerja secara tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup
langsung di industri pertambangan batubara, mereka sehingga proses pemarginalan pun terjadi
tetapi juga kelompok masyarakat yang berak- yang nantinya akan berujung pada kemiskinan.
tivitas di luar pertambangan batubara itu. Akan Kondisi itu memberi isyarat bahwa keha-
tetapi, fenomena yang terjadi tidak demikian. diran industri pertambangan di Kalimantan Timur
Degradasi lingkungan di Kabupaten Kutai Kar- umumnya dan Kecamatan Samboja khususnya
tanegara termasuk di Kecamatan Samboja sudah tidak sepenuhnya membawa kesejahteraan pada
terjadi. Tutupan pepohonan tinggal sedikit bah- masyarakat. Walaupun tidak dipungkiri bahwa
kan ribuan hektar lahan terbuka dengan lobang pertambangan memberi nilai tambah ekonomi
di sana-sini, pendangkalan sungai terjadi, dan bagi masyarakat di wilayah itu, tetapi degradasi
banjir ketika hujan turun, fenomena itu meng- lingkungan yang terjadi hanya menyebabkan
akibatkan masa depan masyarakat di Samboja kesengsaraan bagi warga di Kutai Kartane-
berada dalam gangguan. gara terutama mereka yang tinggal di Samboja.
Kehidupan yang lebih terancam terutama Walaupun secara makro industri pertambangan
dialami oleh kelompok masyarakat yang meng- memberikan nilai tambah yang luar biasa bagi
gantungkan hidupnya pada sektor pertanian. perekonomian daerah maupun nasional, tetapi
Kondisi ketergangguan itu apabila terus berlang- di tingkat mikro, masyarakat hanya menerima
sung sementara proses produksi terus dilakukan, dampak negatifnya saja.
maka suatu saat ongkos produksi di sektor perta-

15
Jurnal PKS Vol 14 No 1 Maret 2015; 1 - 19

Untuk menghindari kekhawatiran itu, salah http://www.korankaltim.com. “Warga Tuntut Cabut Izin
satu yang diminta oleh pemerintah Provinsi Perusahaan”, dalam Koran Kaltim, 5 Juli 2013.
(Akses tanggal 25 Juli 2013).
Kalimantan Timur kepada pemerintah pusat http://www.kaltimpos.co.id. “Samboja Lumpuh Lagi,
adalah pengurangan target produksi batubara dari Banjir Bandang Ketiga dalam Tiga Tahun”, dalam
wilayah mereka, dan itu harus didorong. Sebab, Kaltimpos.co.id, edisi 3 Juli 2013. (Akses tanggal
kalau tidak, bencana lingkungan demi bencana 26 Juli 2013).
lingkungan akan selalu mewarnai kehidupan http://www.kutaikartanegara.com. “Banjir Bandang di
Samboja: Perusahaan Tambang Diminta Ikut Tang-
masyarakat Kalimantan Timur secara umum gung Jawab”, dalam Kutaikartanegara.com, edisi 11
dan masyarakat Samboja secara khusus. Selain Juli 2012. (Akses tanggal 26 Juli 2013).
itu tentu pertambangan hijau perlu digalakkan Hurley, P.T., Y. Ari. (2011). “Mining (Dis)amenity: The
agar setiap perusahaan mempunyai komitmen Political Ecology of Mining Opposition in the Kaz
untuk menjaga wilayah pertambangannya tetap (Ida) Mountain Region of Western Turkey”, dalam
Development and Change 42(6): 1393-1415.
hijau demi masa depan tanah Kalimantan dan Jatam. (2011). “Salah Urus Tambang vs Keselamatan
planet bumi ini. Rakyat”, Arsip Bahan Presentasi dalam bentuk Power
Point Jatam Kaltim.
Pustaka Acuan Jebadu, A., M.V. Raring, M. Regus, dan S. Suban. (2009).
Australian Government. (2006). Keterlibatan dan Keber- “Pengantar” dalam Jebadu, A., M.V. Raring, M. Regus,
lanjutan untuk Masyarakat. Australia: Departmen of dan S. Suban (eds.) Pertambangan Flores-Lembata:
Industry Tourism and Resources. Berkah atau Kutuk?”. Maumere: Ledalero.
Bappeda Provinsi Kaltim. (2010). Bahan presentasi dalam Kottak, C.P. (2006). “The New Ecological Anthropology”,
bentuk Power Point. dalam N. Haenn dan R.R. Wilk (peny.) The Environ-
Becker, E., dan T. Jahn. (1998). “Growth or Development”, ment in Anthropology: A Reader in Ecology, Culture,
dalam R. Keil, D.V. J. Bell, P. Penz, dan L. Fawcett and Sustainable Living. New York dan London: New
(Editors) Political Ecology: Global and Local. Hlm. York University Press. Hlm. 40-52.
68 - 83 Kompas. (2013). “Tambang Picu Pendangkalan: Normal-
Blaikie, P. (1985). The Political Economy of Soil Erosion isasi Sungai Bisa Aktifkan 20.000 Hektar Sawah di
in Developing Countries. London and New York: Samboja”, dalam Kompas, 6 Juli 2013. Hlm.: 21.
Longman. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2011.
Brogden, M. J. dan J.B. Greenberg. (2004). “The Fight for Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
the West: A Political Ecology and Land-Use Conflicts Ekonomi Indonesia. Jakarta: Kementerian Koordina-
in Arizona”, dalam S. Paulson dan L.L. Gezon (eds.) tor Bidang Perekonomian.
Political Ecology across Spaces, Scales, and Social LKPJ Gubernur. (2012). Executive Summery Laporan
Groups. New Jersey: Rutgers University Perss. Hlm.: Kinerja Pertanggungjawaban Gubernur Kalimantan
41 – 60. Timur Tahun Anggaran 2012. Samarinda: Bappeda
Collier, P. dan Dollar, D. (2002). Globalization, Growth, Kalimantan Timur.
and Poverty (A World Bank Policy Research Report). Milton, Kay. (1996). Environmentalism and Cultural
New York: Oxford University Press. London dan New Theory. London dan New York: Routledge.
York: Routledge. Radar Sampit. (2013). “Sttt...Haulingnya Malam Hari:
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kaltim, Tt. Perda Terbit, Jalan Khusus Masih Mandek”, dalam
Prospek Pertambangan Batubara di Kaltim. Bahan Radar Sampit, 6 Juli 2013. Hlm. 12.
presentasi dalam bentuk Power Point. Ribot, J.C., dan N.L.Peluso. (2003). “A Theory of Access,”
Forsyth, T. (2003). Critical Political Ecology. London dan Rural Sociology 8(2). Hlm.:153-181.
New York: Routledge. Robbins, Paul. 2012. Political Ecology: Critical Intro-
Hall,D., P. Hirsch, dan T.M.Li. (2011). Power Exclusion: ductions to Geography (Second Edition). Malden:
Land Dilemmas in Southeast Asia: Singapore, NUS Wiley-Blackwell.
Press: Ch. 1, Introduction, 1-26. Rocheleau, D. dan D. Edmunds. (1997). “Woman, Men
Hendar. (2012). “Samboja, Kalimantan Timur: Kecamatan and Tree: Gender, Power and Property in Forest and
dengan Ijin Tambang Terbanyak di Dunia” dalam Agrarian Landscape”. World Development 25(8):
http://www.mongabay.co.id/2012/08/04/samboja- 1351-1371.
kalimantan-timur-kecamatan-dengan-ijin-tambang- Sagawe, Thorsten. (1989). “Mining as an agent for
terbanyak-di-dunia/ (Diakses 21 Juni 2013). regional development: the case of the Dominican

16
“Emas Hitam”: Degradasi Lingkungan dan Pemarginalan Sosial (Robert Siburian)

Republic”, dalam Geography, Volume 74 Nomor 1. harga ini bersifat sementara karena kenaikan harga
Hlm.: 69-71. pada bulan Februari 2013 itu lebih disebabkan ter-
Sangaji, Arianto. (2002). Buruk INCO Rakyat Digusur. jadinya banjir bandang di Australia yang juga meru-
Jakarta: Sinar Harapan. pakan salah satu penghasil batubara di dunia ini.
Siburian, Robert. (2012). “Pertambangan Batubara:
) Dalam sejarah Indonesia kuno, Kutai adalah kerajaan ter-
6
antara Mendulang Rupiah dan Menebar Potensi
tua di Indonesia yang berdiri pada abad 13. Kerajaan
Konflik”, dalam Masyarakat Indonesia 38(1). Hlm.:
itu berlokasi di Tepian Batu (Kutai Lama sekarang).
69-92.
Raja pertama Kerajaan Kutai Kartanegara ini adalah
Siburian, Robert. (2010). “Pola Hubungan Stakeholder
Aji Batara Agung Dewa Sakti pada 1300 Masehi.
dalam Pengelolaan Sumberdaya Air Danau Toba di
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara meng-
Kabupaten Dairi” dalam Siagian (Editor) Hubungan
abadikan nama raja tersebut menjadi nama rumah
Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Air
sakit umum daerah yang ada di Kecamatan Samboja,
Danau Toba. Jakarta: LIPI Press.
yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Aji Batara Agung
Topp, W., K. Thelen, dan H. Kappes. (2010). “Soil
Dewa Sakti.
dumping techniques and afforestation drive ground-
dwelling beetle assemblages in a 25-year-old open- 7
) Kecamatan lain yang merupakan kecamatan pesisir
cast mining reclamation area”, dalam Ecological bagian dari wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
Engineering 36: 751-756. adalah Sanga-sanga, Anggana, dan Muara Jawa.
Tribun Kaltim. (2012). “Tangkap Mafia Tambang di Kal- ) BP Migas adalah lembaga yang dibentuk Pemerintah
8
tim”, dalam Tribun Kaltim, 18 Juni 2013. Hlm. 6. Republik Indonesia pada tanggal 16 Juli 2002 sebagai
Tsing, Anna Lowenhaupt. (2005). Friction: an Ethnogra- pembina dan pengawas Kontraktor Kontrak Kerja
phy of Global Connection. United Kingdom: Princ- Sama (KKKS) di dalam menjalankan kegiatan eks-
eton University Press. plorasi, eksploitasi, dan pemasaran migas Indonesia.
World Coal Institute. (2009). The Coal Resources: A Oleh Mahkamah Konstitusi, badan ini dibubarkan
Comprehensive Overview of Coal. UK: World Coal melalui putusannya pada 13 November 2012 karena
Institute. dianggap bertentangan dengan UUD 1945. Untuk
menjalankan usaha hulu migas menggantikan BP
Footnotes MIGAS, Pemerintah Republik Indonesia membentuk
) Cadangan batubara (Coal Reserves) adalah bagian dari
1
institusi baru bernama Satuan Kerja Khusus Pelak-
sumberdaya batubara yang telah diketahui dimensi, sana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
sebaran kuantitas, dan kualitasnya. Pada saat pengka- (SKK Migas). Institusi ini dibentuk melalui Peraturan
jian kelayakan dilakukan, cadangan batubara tersebut Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang
dinyatakan layak untuk ditambang. Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
) Sumberdaya batubara (Coal Resources) adalah bagian
2

dari endapan batubara yang diharapkan dapat diman- ) Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
9

faatkan. (PKP2B), Kuasa Pertambangan (KP), dan Kontrak


Karya merupakan jenis-jenis kerjasama dalam usaha
) Sebaran cadangan batubara di belahan bumi lain pada
3
pertambangan di luar minyak dan gas bumi, seperti
akhir 2003 itu adalah; Eropa dan Eurasia (36 persen),
emas, tembaga, dan batu bara. Pengusahaan pertam-
Amerika Utara (26 persen), Afrika (6 persen), dan
bangan umum mencakup kegiatan penyelidikan
Amerika Tengah dan Amerika Selatan (2 persen)
umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan pemur-
(Worl Coal Institute 2009, 5).
nian, pengangkutan serta penjualan bahan galian: (i)
4
) PKP2B atau Perjanjian Karya Pengusahaan Pertam- bahan galian strategis disebut golongan A; (ii) bahan
bangan Batubara adalah perjanjian antara pemerintah galian vital disebut golongan B; dan (iii) bahan galian
dengan swasta (modal asing) untuk melaksanakan bukan strategis dan bukan vital disebut golongan C.
penambangan batubara. Izin Kontrak Karya dan PKP2B dikeluarkan oleh
) Harga batubara acuan (HBA) yang diterbitkan Ditjen
5 pemerintah pusat. Akan tetapi, jenis perizinan seperti
Mineral dan Batubara Kementerian ESDM RI pada KP, PKP2B, dan KK merupakan istilah yang dikenal
Maret 2013 sebesar 90,09 dolar AS per ton. Sebagai dalam UU No. 11 Tahun 1967 tentang Penanaman
perbandingan, pada bulan Februari 2011, Pemerintah Modal Asing. Sementara berdasarkan UU No. 4 Tahun
RI menetapkan HBA sebesar US$ 127,05 per ton, 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,
atau naik 13,3 persen dari US$ 112,4/ton pada Januari bentuk perizinan yang diterbitkan oleh pemerintah
2011. Eko Priyatno menyebutkan bahwa penurunan hanya mengenal istilah IUP (Izin Usaha Pertambang-
an). IUP ini dapat dikeluarkan baik oleh Pemerintah

17
Jurnal PKS Vol 14 No 1 Maret 2015; 1 - 19

Pusat, Gubernur, maupun Bupati/Walikota tergantung kebutuhan beras tersebut, Kalimantan Timur masih
Wilayah Pertambangan dan luas kawasan yang akan harus mendatangkannya dari Jawa dan Sulawesi seki-
ditambang. tar 59.589 ton per tahun. Kendati produksi padi belum
sanggup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Ka-
10
) Jumlah izin usaha pertambangan yang dikeluarkan oleh
limantan Timur, di sisi lain sudah terjadi penghilangan
Bupati Kutaikartanegara per Desember 2012 adalah
sumberdaya air di provinsi ini. Sungai Sambaja adalah
201 IUP Eksplorasi dengan luas 423.976,70 ha, dan
contoh sungai yang hilang karena ditimbun oleh
sebanyak 229 IUP Operasi Produksi dengan luas ka-
aktivitas tambang batubara yang ada di sekitarnya.
wasan mencapai 203.640,93 ha (Dinas Pertambangan
Sungai yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara
dan Energi Provinsi Kalimantan Timur 2013).
ini memang tidak begitu besar tetapi manfaatnya bagi
11
) Kuota target produksi itu; untuk PK2PB mencapai usaha pertanian yang ada di sana luar biasa. Sungai
155.000.000 dan Kuasa Pertambangan sekitar Sambaja ini sebelum menghilang atau dihilangkan
18.500.000 ton. Target produksi yang sudah diten- akibat aktivitas pertambangan batubara dimanfaatkan
tukan dalam setahun apabila tidak tercapai akan petani untuk mengairi lahan pertanian.
berpengaruh pada penerimaan negara dari sektor 16
(Jatam 2011 dikutip Siburian 2012).
pertambangan batubara melalui kewajiban-kewajiban
perusahaan yang disetor ke kas negara. 17
Masih di Kabupaten Kutai Kartanegara, pada 2010 saja,
sekitar 10.000 ha lahan pertanian berubah menjadi
12
) Jumlah masyarakat Kecamatan Samboja pada 2012
areal pertambangan (Siburian 2012).
berdasarkan DAK 2012 itu berada di urutan ke-
tiga setelah Kecamatan Kota Tenggarong sebanyak 18
Isu strategis lain dalam melaksanakan pembangunan
110.123 jiwa dan Kecamatan Tenggarong Seberang di Kalimantan Timur sesuai dengan RPJMD 2009
sebanyak 65.770 jiwa. – 2013 adalah Keterbatasan Akses Permodalan;
Reformasi birokrasi/Pelayanan Publik, Degradasi
13
) Dalam Bab 2 Pasal 2 dari PP tersebut dengan tegas
Mutu Lingkungan, Daya Saing dan Iklim Investasi;
dinyatakan bahwa; (1) Pemegang IUP Eksplorasi dan
Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan, Infrastruktur;
IUPK Eksplorasi wajib melaksanakan reklamasi; (2)
dan Pembangunan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah
Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi
Tertinggal. Selanjutnya 10 isu strategis ini, dalam
Produksi wajib melaksanakan reklamasi dan pasca
RPJMD 2009 – 2013 menjadi sepuluh Prioritas Pem-
tambang; (3) Reklamasi sebagaimana dimaksud pada
bangunan Kalimantan Timur.
ayat (1) dilakukan terhadap lahan terganggu pada
kegiatan eksplorasi; dan (4) Reklamasi dan pascatam- 19
Data Base Ekonomi Provinsi Kalimantan Timur dalam
bang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan bentuk Power Point, Januari 2010, diperoleh dari
terhadap lahan terganggu pada kegiatan pertambangan Kantor Bappeda Provinsi Kalimantan Timur.
dengan sistem dan metode: a. penambangan terbuka; 20
Paradok seperti ini umum terjadi antara kawasan pertam-
dan b. penambangan bawah tanah.
bangan dengan permukiman masyarakat di sekitarnya.
14
) Perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga Karyawan PT Inco di Soroako, Sulawesi Selatan,
tidak menutup lobang bekas tambangnya sangat misalnya, mereka menikmati suplai listrik gratis, se-
sederhana. Perusahaan ketika membandingkan antara mentara masyarakat harus mengeluarkan uang untuk
biaya untuk mereklamasi lobang bekas tambang memperoleh pelayanan listrik dari PLN (Perusahaan
dengan dana reklamasi yang dititipkan perusahaan Listrik Negara) (Sangaji 2002: 150).
pada pemerintah, ternyata biaya mereklamasi lebih 21
Memang tidak jaminan kalau sumberdaya listrik ada di
banyak daripada dana reklamasi yang dititipkan itu.
sekitar desa secara otomatis desa tersebut memperoleh
Dengan pertimbangan itu, perusahaan lebih baik
aliran listrik, karena institusi yang memproduksi lis-
tidak mereklamasinya dan dana jaminan reklamasi
trik berbeda dengan institusi yang mendistribusikan-
dibiarkan mengendap pada kas pemerintah. Kalaupun
nya. Contoh, energi listrik yang dihasilkan oleh PLTA
ada reklamasi, luasnya tidak lebih 10 persen dari luas
Renun di Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten
kawasan yang sudah dibongkar sekedar pencitraan
Dairi terlebih dahulu disalurkan ke unit pengaturan
pada pemerintah (Siburian 2012, 84).
beban (UPB) induk di Berastagi, Kabupaten Tanah
15
Informasi diperoleh berdasarkan pengakuan masyarakat Karo dan Sidikalang, Kabupaten Dairi. Kedua UPB
di Kelurahan Seluang. inilah yang kemudian mendistribusikan energi listrik
kepada para konsumen baik listrik untuk kebutuhan
16
Produksi padi di Kalimantan Timur pada 2010 baru men-
perkantoran, industri, maupun rumah tangga. Oleh
capai 341.627 ton, sementara kebutuhan konsumsi
karena tugas dari pembangkit ini hanya untuk mem-
padinya mencapai 401.216 ton. Untuk memenuhi
bangkitkan energi listrik saja, maka kebutuhan listrik

18
“Emas Hitam”: Degradasi Lingkungan dan Pemarginalan Sosial (Robert Siburian)

untuk lokasi PLTA Renun yang ada di Desa Silalahi pada tanggal 24 Desember 2011 lobang galian bekas
I, tepian Danau Toba ini tidak bersumber dari PLTA tambang kembali merenggut 2(dua) nyawa bocah ber-
itu sendiri melainkan disuplai dari UPB (Siburian nama Emalia Raya Dinata (5 tahun) dan Reza Saputra
2010). (6 tahun) di lobang bekas tambang PT Panca Prima
Mining berlokasi di Sambutan, Samarinda.
22
Sektor lain yang ada pada MP3EI itu adalah pertanian,
energi, industri, kelautan, pariwisata, dan telematika, 26
Sektor kelistrikan merupakan pengguna batubara terbe-
serta pengembangan kawasan strategis. sar di dalam negeri.
23
Kegiatan ekonomi lain itu adalah: perikanan, pariwisata, 27
Adapun negara tujuan utama ekspor batubara Indone-
pertanian-pangan, Jabodetabek Area, KSN Selat sia adalah Jepang, Cina, India, Korea Selatan, dan
Sunda, peralatan transportasi, telematika, perkapalan, beberapa negara ASEAN (Kementerian Koordinator
tekstil, makanan-minuman, besi baja, Alutsista, kelapa Bidang Perekonomian 2011: 100).
sawit, karet, kakao, peternakan, perkayuan, minyak 28
Pada awalnya, Indonesia merupakan salah satu negara
dan gas, batubara, nikel, tembaga, bauksit (Kemente-
pengekspor minyak bumi sehingga menjadi salah
rian Koordinator Bidang Perekonomian 2011, 22).
satu anggota OPEC (Organization of the Petroleum
24
Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Lingkungan Exporting Countries), yaitu organisasi dunia bagi
Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Kutai Kartanegara, negara-negara pengekspor minyak bumi. Indonesia
sekitar 350 rumah dan 500 kepala keluarga yang me- menjadi anggota organisasi yang didirikan pada
ngalami dampak banjir di Kelurahan Sungai Seluang tanggal 14 September 1960 di Bagdad, Irak ini sejak
dan Kelurahan Wonotirto, Kecamatan Samboja pada Desember 1962 sampai Mei 2008. Namun sejak tahun
hari Jumat, 6 Juli 2012 (http://www.korankaltim. 2008, Indonesia dengan terpaksa harus keluar dari
com/). organisasi itu karena dalam kenyataan, sejak tahun
2013 Indonesia bukan lagi sebagai eksportir tetapi
25
Serangkaian korban jiwa pada bekas galian tambang di
sudah menjadi importir minyak atau net importer dan
Kalimantan Timur antara lain; pada 7 Juli 2011, tiga
tidak mampu memenuhi kuota produksi yang telah
bocah ditemukan meninggal di lobang bekas galian
ditetapkan oleh organisasi itu.
tambang batubara milik PT Himco Coal, yang ber-
lokasi di Kelurahan Sambutan, Samarinda. Kemudian,

19

You might also like