Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Kesehatan

Volume 12 , Nomor 3, Tahun 2021


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Literature Review: Model PRECEDE dapat Meningkatkan Kualitas Hidup


Pasien dengan Coronary Artery Bypass Grafting (CABG)

Literature Review: The PRECEDE Model can Improve The Quality of Life of
Patients with Coronary Artery Bypass Grafting (CABG)
Lutfiasih Rahmawati1, Lusi Anika2, Anggi Lukman Wicaksana3
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT/ ABSTRAK


improves all aspects of a patient's quality of life. Providing educational programs with the
Keywords: PRECEDE model can reduce depression in patients with CABG. This PRECEDE
educational model can reduce depression and increase QoL in patients with Coronary
heart disease who have undergone CABG.
Coronary heart disease;
CABG;
PRECEDE educational
model;
Quality of life.

Article history One type of cardiovascular disease that often occurs is coronary heart disease. Although
the coronary artery bypass grafting (CABG) procedure can help overcome coronary heart
Received date disease problems, the post-CABG recovery stage can also lead to an increase in angina
22 Jan 2021 symptoms (chest pain), decreased ability to exercise, and mostly in the Quality of
dimension life. The purpose of this literature review is to determine the effectiveness of
the PRECEDE educational model in reducing depression and improving quality of life in
Revised date
patients with coronary heart disease who have CABG. This idea seems reasonable was
04 Feb 2021
carried out by searching through databases in PubMed and ScienceDirect until May 13,
2020, for nursing studies in chronic heart disease patients with CABG. Two articles were
Accepted date found that were suitable for a literature review. Findings from the literature suggest that
09 Nov 2021 designing educational interventions according to the PRECEDE model significantly

Kata kunci: Salah satu jenis penyakit kardiovaskuler yang sering terjadi adalah penyakit jantung
koroner (Coronary heart disease). Meskipun tindakan Coronary artery bypass grafting
Penyakit jantung koroner; (CABG) dapat membantu mengatasi masalah penyakit jantung coroner, akan tetapi pada
tahap pemulihan pasca CABG juga dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya
CABG;
peningkatan gejala angina (nyeri dada), penurunan kemampuan aktivitas latihan fisik, dan
Model pendidikan sebagian besar pada dimensi Quality of life. Tujuan literature review ini untuk
PRECEDE; mengetahui efektivitas PRECEDE educational model dalam mengurangi depresi dan
Kualitas hidup. meningkatkan Quality of life pada pasien dengan Coronary heart disease yang telah
dilakukan Coronary artery bypass grafting (CABG). Literature review ini dilakukan
dengan melakukan pencarian melalui database di PubMed dan ScienceDirect hingga 13
Mei 2020 untuk studi keperawatan pada pasien chronic heart disease dengan CABG.
Ditemukan dua artikel yang sesuai untuk dilakukan literature review. Temuan dari
literatur menunjukkan bahwa merancang intervensi pendidikan sesuai dengan model
PRECEDE secara signifikan meningkatkan semua aspek kualitas hidup pasien.
488 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 3, Tahun 2021, hlm 487-495

Pemberian program pendidikan dengan model PRECEDE dapat menurunkan depresi


pada pasien CABG. Model pendidikan PRECEED ini mampu mengurangi depresi serta
meningkatkan QoL pada pasien dengan Coronary heart disease yang telah dilakukan
CABG.

Corresponding Author:

Anggi Lukman Wicaksana


Fakultas Kedokteran, Kesehatan
Masyarakat
Email: , dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta, Indonesia
anggi.l.wicaksana@ugm.ac.id

487
PENDAHULUAN kardiovaskuler yang lebih sering terjadi pada
kasus penyakit kardiovaskular. Penyakit jantung
Penyakit kardiovaskular adalah sebutan koroner memerlukan tindakan penanganan secara
untuk kelompok penyakit gangguan jantung dan menyeluruh baik tindakan pengobatan, tindakan
pembuluh darah, diantaranya adalah hipertensi, medis berupa operasi maupun rehabilitasi untuk
penyakit jantung koroner (serangan jantung), semaksimal mungkin dapat mencegah dan
penyakit serebrovaskuler (stroke), penyakit mengendalikan tingkat morbiditas dan mortalitas
pembuluh darah perifer, gagal jantung, penyakit (Sharifi, et al., 2007).
jantung bawaan, dan kardiomiopati. Penyakit Penanganan penyakit jantung koroner
kardiovaskular merupakan penyebab kematian (coronary heart disease) umumnya melibatkan
nomor satu secara global, setiap tahun lebih perubahan pola hidup yang dapat dikombinasikan
banyak orang meninggal akibat penyakit ini dengan terapi obat-obatan atau dengan
daripada penyebab lainnya (World Health pelaksanaan prosedur medis berupa cardiac
Organization, 2015; Septiani, et al., 2018). surgery. Perubahan pola hidup yang disarankan
Penyakit kardiovaskuler menyebabkan bagi orang yang didiagnosa penyakit jantung
terjadinya 17 juta kematian per tahun (satu dari koroner diantaranya adalah dengan menghindari
tiga kematian). Angka tersebut diperkirakan akan rokok dan alkohol, mengonsumsi makanan
mengalami peningkatan dan mencapai 24,8 juta dengan gizi seimbang, menjaga berat badan ideal,
per tahun jika tidak ada penanganan khusus olahraga secara teratur, dan mengendalikan stress.
sebagai upaya pencegahan sampai tahun 2020 Selain itu, penanganan penyakit jantung koroner
(Sharifi, et al., 2007). dengan terapi obat-obatan diantaranya dengan
Pada tahun 2008, sebanyak 17,3 juta orang penggunaan obat-obatan antiplatelet (aspirin dan
meninggal karena penyakit kardiovaskular dan clopidogrel), penggunaan obatobatan statin, obat
angka ini mewakili 30% dari seluruh kematian di penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE
dunia. Dari angka kematian tersebut sebanyak 7,3 inhibitors), beta blockers, nitrat, antagonis
juta disebabkan oleh penyakit jantung coroner dan kalsium, dan obat-obatan diuretik (Perhimpunan
6,2 juta disebabkan oleh stroke. Angka ini Dokter Spesialis
diperkirakan akan mengalami peningkatan setiap Kardiovaskular Indonesia, 2019).
tahunnya apabila belum ditemukan solusi yang Banyak metode dan terapi yang
tepat untuk mengatasinya. Organisasi kesehatan direkomendasikan untuk manajemen CHF oleh
dunia memperkirakan pada 2030, sekitar 23,6 juta banyak ahli (Joseph, et al., 2018; Levine, et al.,
orang akan meninggal akibat penyakit 2016). Penyakit jantung koroner (Coronary heart
kardiovaskular terutama akibat stroke dan disease) yang tidak dapat diatasi secara efektif
penyakit jantung koroner (World Health menggunakan terapi perubahan pola hidup dan
Organization, 2015; Wicaksana, et al., 2020). penggunaan obat-obatan dapat dilakukan tindakan
Penyakit jantung koroner (coronary heart operasi medis sebagai metode khusus dalam
disease) merupakan salah satu jenis penyakit mengatasi gejala penyakit jantung koroner
Rahmawati, Literature Review: Model PRECEDE dapat Meningkatkan Kualitas Hidup … 489

diantaranya adalah dengan melakukan beberapa melanjutkan program rehabilitasi dan sering kali
tindakan diantaranya pemasangan ring jantung terisolasi secara sosial. Pasien dengan depresi
atau dikenal dengan istilah angioplasty coroner, tersebut memiliki toleransi yang rendah terhadap
coronary artery bypass grafting (CABG), dan diet, pengobatan, penggunaan rokok, dan tidak
transplantasi jantung (Perhimpunan Dokter melaksanakan aktivitas olahraga/latihan yang
Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2019). telah direkomendasikan. Pada kondisi ini tenaga
Dari beberapa metode yang dapat dipilih kesehatan harus melakukan usaha untuk
sebagai tindakan medis untuk mengatasi gejala menemukan cara mempengaruhi pasien agar
penyakit jantung koroner, salah satu metode yang mampu secara kooperatif menjalankan proses
paling umum dilakukan adalah dengan tindakan pemulihan pasca CABG (Stein, et al., 2010).
Coronary artery bypass grafting (CABG) Albert, Pendidikan kesehatan merupakan sebuah
et al. (2020). CABG merupakan jenis operasi tindakan yang dapat dilakukan untuk
revaskularisasi yang membantu meningkatkan mempengaruhi seorang individu dalam upaya
aliran darah ke jantung. Albert, et al. (2020) meningkatkan Quality of life. Pendidikan
dalam bukunya juga mengungkapkan bahwa kesehatan yang adekuat akan membantu
setelah pelaksanaan prosedur CABG ini pasien mengurangi resiko cardiac mortality,
masih harus menjalani beberapa prosedur untuk meningkatkan status mental, Quality of life,
jangka pendek maupun jangka panjang lainnya kepuasan terhadap pelayanan medis, dan
guna mengurangi efek samping yang ditimbulkan mengurangi faktor perilaku beresiko pada pasien
dari pelaksanaan prosedur CABG tersebut. pasca CABG. Keberhasilan suatu program
Meskipun tindakan ini dapat membantu pendidikan kesehatan salah satunya tergantung
mengatasi masalah penyakit jantung coroner akan pada penggunaan model yang tepat. Salah satu
tetapi pada tahap pemulihan pasca CABG juga model pendidikan kesehatan yang dapat
dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya digunakan adalah PRECEDE educational model
peningkatan gejala angina (nyeri dada), penurunan (Wang, et al., 2017).
kemampuan aktivitas latihan fisik, dan sebagian PRECEDE merupakan singkatan dari
besar dimensi Quality of life (Stein, et al., 2010). Predisposing (PF), Reinforcing (RF), dan
Quality of life pada dasarnya memiliki Enabling factors (EF) dalam diagnosis dan
konteks yang luas. Berbagai dimensi pada Quality evaluasi pendidikan, menunjukkan proses
of life dapat terdampak pada pasien dengan perencanaan diagnostik. PROCEED juga
penyakit kardiovaskuler (Jumayanti, et al., 2020). merupakan singkatan dari Policy, Regularory, and
Salah satu dimensi Quality of life yang utamanya Organizational factor dalam lingkungan dan
terpengaruh pada kondisi pemulihan pasca pembangunan pendidikan. Model
tindakan CABG yaitu status mental pasien. PRECEDEPROCEED terdiri dari Sembilan fase.
Dimana hal ini memiliki peran yang sangat Lima langkah pertama (termasuk penilaian sosial,
penting dalam proses pemulihan dan dalam upaya penilaian epidemiologi, penilaian perilaku dan
mempertahankan fungsi sosial. Depresi adalah lingkungan, penilaian pendidikan dan ekologi,
outcome dari status mental yang paling umum dan serta penilaian administrasi dan kebijakan)
paling penting selama periode tersebut. Depresi bersifat diagnostik dan menangani masalah
yang dialami pasien akan mempengaruhi jalannya pendidikan dan lingkungan. Empat langkah
pemulihan dan mengganggu fungsi normal baik berikutnya yaitu implementasi, evaluasi proses,
secara fisik maupun psikososial pasien (Dehdari, evaluasi dampak, dan evaluasi hasil sesuai dengan
et al., 2008). implementasi dan evaluasi intervensi yang
Depresi secara klinis telah dilaporkan dilakukan (Green & Kreuter, 2005).
terjadi sekitar 54% pada pasien setelah Model ini direkomendasikan untuk
pelaksanaan CABG. Sebuah studi menjelaskan mengurangi gangguan seperti depresi dan
bahwa depresi pada kondisi ini berhubungan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan
dengan resiko kematian yang tinggi, penyakit kardiovaskular (Hazavei, et al., 2012).
ketidakmampuan, peningkatan kebutuhan Strategi model ini melibatkan analisis menyeluruh
perawatan medis, dan penurunan aktivitas berbagai dimensi termasuk sosiologi,
seharihari (Sharifi, et al., 2007). epidemiologi, perilaku, lingkungan, pendidikan,
Umumnya pasien yang mengalami depresi organisasi dan kebijakan manajemen untuk
pasca CABG tidak memiliki keinginan untuk pengembangan intervensi pendidikan kesehatan
490 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 3, Tahun 2021, hlm 487-495

mulai dari proses implementasi intervensi, terdapat abstrak, pendahuluan, metode, hasil dan
evaluasi proses, dampak, dan hasil intervensi. diskusi. Database yang digunakan dalam
Sebuah studi menjelaskan bahwa PRECEDE pencarian literatur meliputi PubMed dan
educational model dapat diplikasikan pada pasien ScienceDirect. Kata kunci yang digunakan dalam
dengan penyakit kronis untuk mengurangi depresi pencarian artikel ini antara lain chronic heart
dan membantu meningkatkan Quality of life disease OR CABG AND PRECEDE educational
pasien (Wang, et al., 2017). model AND depression OR quality of life OR
Berkaitan dengan hal tersebut penting bagi QoL. Dari 18 artikel yang diperoleh, 3 artikel
perawat untuk memahami penggunaan PRECEDE ditemukan di database PubMed dan 15 artikel
educational model melalui bukti ilmiah untuk ditemukan di database ScienceDirect. Setelah
dapat digunakan sebagai evidence base practice melalui identifikasi, skrining, dan eligibility, 2
dalam praktek keperawatan yang dilakukan demi artikel terpilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi
meningkatkan outcome pelayanan keperawatan untuk dianalisis lebih lanjut (Gambar 1).
khususnya dalam upaya mengurangi depresi dan Dua artikel yang terpilih tersebut
membantu meningkatkan Quality of life pada selanjutnya dilakukan critical appraisal. Critical
pasien dengan penyakit jantung koroner yang appraisal menggunakan tools yaitu the Joanna
telah melakukan CABG. Literature review ini briggs institute (JBI) untuk artikel penelitian
bertujuan untuk mengetahui efektivitas kuasi-eksperimental dan Randomized Controlled
PRECEDE educational model dalam mengurangi Trial (Tufanaru, et al., 2017). Critical appraisal
depresi dan meningkatkan Quality of life pada dilakukan oleh 2 peneliti dimana masing-masing
pasien dengan coronary heart disease yang telah peneliti mengkritik 1 artikel.
dilakukan CABG. Kriteria inklusi dalam pemilihan artikel ini
Metode yang digunakan dalam literature meliputi artikel berbahasa Inggris atau Indonesia,
review ini adalah dengan pelaksanaan strategi desain studi (Randomaized Control Trial (RCT),
komprehensif, dimana pencarian artikel dilakukan Systematics Review/Meta-Analysis, Quasi
melalui penelusuran database jurnal dan tinjauan Experiment, Pre-Experiement), tahun terbit artikel
ulang artikel (Wicaksana, et al., 2020). Artikel 10 tahun terakhir (tahun 2010-2020), penelitian
yang digunakan yakni artikel original empirical dilakukan pada pasien coronary heart disease
research atau artikel penelitian yang berisi hasil yang telah dilakukan CABG, dan full-text articles.
dari pengamatan aktual atau eksperimen yang Kriteria eksklusi yang digunakan antara lain tahun
Identification

Artikel diidentifikasi melalui


pencarian data base(N=18)
PubMed (n=3)
Science Direct (n=15)
Artikel duplikat
dihilangkan
(n= 2)
Artikel setelah duplikat
dihilangkan (n= 16)
Screening

Eksklusi setelah skrinning


judul dan abstrak
(n=13)
Artikel setelah skrinning judul
dan abstrak(n= 3)

Artikel full-text articles


eksklusi
Eligibility

Artikel full-text dikaji (n= 1)


eglibilitas (n= 2)  Responden, waktu
penelitian dan salah satu
outcome sama
Include

Artikel sesuai keriteria inklusi


(n= 2)

Gambar 1. Flow Chart PRISMA untuk Mengidentifikasi Artikel yang Relevan


Rahmawati, Literature Review: Model PRECEDE dapat Meningkatkan Kualitas Hidup … 491

terbit sebelum tahun 2010, desain studi tidak bukan pada pasien coronary heart disease yang
sesuai (cross-sectional, case control, cohort, telah dilakukan CABG, dan bukan mengukur
literature review, descriotive, opinions) penelitian terkait depresi serta Quality of life.
mengendalikan depresi (Wang, et al., 2017).
Studi lain juga menyatakan bahwa
PEMBAHASAN PRECEDEPROCEED model ini mampu
meningkatkan manajemen depresi pada
Depresi, yang juga disebut “depresi klinis” mahasiswa di AfrikaAmerika dalam mencegah
atau “gangguan depresi”, merupakan gangguan bunuh diri (Bridges, et al., 2018). Program
suasana hati yang menyebabkan gejala-gejala pendidikan berdasarkan kerangka PRECEDE
menyedihkan yang memengaruhi perasaan, Model bermanfaat dan efektif dalam
pikiran, dan kegiatan sehari-hari, seperti tidur, mempromosikan perilaku swadaya, mengurangi
makan, atau bekerja (National Institute of Mental tingkat depresi, meningkatkan kesehatan umum,
Health, 2016). Depresi umumnya dilaporkan dan akhirnya meningkatkan kualitas hidup
sebagai salah satu konsekuensi dari operasi pasien setelah CABG, terutama karena berfokus
CABG dan dikaitkan dengan peningkatan risiko tentang tanggung jawab dan perawatan diri
kematian, morbiditas serta kecacatan, peningkatan (Sabzmakan, et al., 2010).
pemanfaatan perawatan medis, dan penurunan Temuan dari literatur menunjukkan bahwa
fungsi sehari-hari (Lopez, et al., 2007). Dari hasil merancang intervensi pendidikan sesuai dengan
studi literature review pada kedua artikel, model PRECEDE secara signifikan
didapatkan bahwa secara keseluruhan pasien meningkatkan semua aspek kualitas hidup
pasca CABG menunjukkan gejala depresi. pasien. Pada artikel pertama, Quality of life
Pemberian program pendidikan dengan dilihat dari nilai fungsi fisik, emosi, dan
model PRECEDE dapat menurunkan depresi pada kesehatan mental. Rata-rata skor fungsi fisik,
pasien CABG. Kedua studi dari artikel yang emosi, dan kesehatan mental sebelum intervesni
dibahas menunjukkan adanya perbedaan yang pada kelompok control lebih tinggi dari
signifikan pada sebelum dan setelah intervensi kelompok intervensi, sedangkan setelah
terkait depresi dan kecemasan (Tabel 1). Pada intervensi rata-rata skor pada kelompok
artikel pertama, rata-rata skor depresi sebelum intervensi menjadi lebih tinggi dari pada
intervensi menunjukkan 112,8 dibanding kelompok control (Sabzmakan, et al., 2010).
kelompok kontrol 104,5, lalu setelah intervensi Pada artikel kedua, rata-rata skor total Quality of
rata-rata skor depresi menunjukkan 66,2 life pada kelompok intervensi dan kelompok
dibandingkan kelompok control 89,2 (Sabzmakan, control memiliki nilai yang sama sebelum
et al., 2010). Penurunan skor depresi pada intervensi (43,6), setelah intervensi ratarata skor
kelompok intervensi lebih besar dibandingkan total Quality of life pada kelompok intervensi
pada kelompok kontrol. Pada artikel kedua, lebih tinggi daripada kelompok control (74,4
mengukur menggunakan Depression Anxiety dibanding 46,6) (Pournaghash-Tehrani &
Stress Scale (DASS 21) menunjukkan bahwa rata- Etemadi, 2013). Penelitian serupa yang
rata skor sebelum intervensi pada kelompok dilakukan pada populasi lansia juga
intervensi dibandingkan dengan kelompok control menunjukkan hasil yang sama, dimana terdapat
sebesar perbedaan yang signifikan setelah intervensi (p-
4,8 dibanding 4,8, sedangkang setelah intervensi value<0,05) (Mazloomymahmoodabad, et al.,
rata-rata skor DASS 21 kelompok 2014). Hasil ini juga didukung dengan penelitian
intervensi dibandingkan dengan kelompok lain yang dilakukan pada pasien diabetes, setelah
kontrol menjadi 1,6 dibanding 4,3 3 bulan intervensi dengan PRECEDE model
(Pournaghash-Tehrani & Etemadi, 2013). Serupa menunjukkan bahwa pasien dapat meningkatkan
dengan artikel sebelumnya yang menunjukkan kualitas hidupnya (p-value<0,001) (Azar, et al.,
penurunan skor DASS 21 pada kelompok 2017). Salah satu penjelasan untuk hasil ini
intervensi lebih besar dibandingkan dengan adalah karena konstruk self-efficacy dianggap
kelompok kontrol. sebagai faktor yang memungkinkan dalam
Penelitian model PRECEDE yang bagian pendidikan dari model PRECEDE dan
dilakukan pada pasien gagal jantung kronis juga dianggap sebagai faktor penghubung antara
menunjukkan bahwa model pendidikan ini dapat kesadaran dan perilaku serta keyakinan pada diri
492 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 3, Tahun 2021, hlm 487-495

bahwa mampu melakukan sebuah perilaku, oleh faktor lingkungan yang terlibat dalam
karena itu, mereka semua memberdayakan pengembangan masalah. Dengan kata lain, model
pasien untuk mengatasi masalah mereka, yang PRECEDE ini memperhitungkan individu dan
pada akhirnya menghasilkan peningkatan lingkungan, serta faktor-faktor predisposisi,
kualitas hidup. Dengan demikian, konsep self- penguat, dan pemungkin memiliki efek pada
efficacy menjadi elemen penting dalam perilaku dan lingkungan; dengan demikian,
meningkatkan kualitas hidup pada pasien CABG. melalui perilaku dan lingkungan, faktor
Model pendidikan PRECEDE sangat predisposisi, penguat, dan pemungkin berdampak
komprehensif. Model ini tidak hanya fokus pada pada kualitas hidup (Pournaghash-Tehrani &
peningkatan kualitas hidup, tetapi juga Etemadi, 2013; Sabzmakan, et al., 2010).
memperbaiki lingkungan. Secara khusus, ini Sehingga, fakta bahwa pasien CABG dalam
menunjukkan kondisi yang harus dicapai untuk literature review ini menunjukkan peningkatan
mendapatkan hasil yang diinginkan. Selain itu, yang signifikan dalam kualitas hidup serta semua
model ini mengidentifikasi perilaku, gaya hidup elemen dari model PRECEDE serta memberikan
dan faktor lingkungan yang mempengaruhi bukti tentang efektivitas program intervensi.
kondisi tersebut. Pada akhirnya, ini Selain itu, sedikitnya perbaikan yang diamati pada
mengidentifikasi faktor-faktor predisposisi, kelompok kontrol merupakan alasan lain untuk
pemungkin dan penguat (bagian mendahului) menjelaskan efektivitas program intervensi dalam
yang dapat memengaruhi perilaku, sikap, dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien CABG.
Tabel 1. Tinjauan Desain dan Hasil Penelitian
Tujuan dan Populasi
Penulis Intervensi Hasil
desain dan sampel
Sabzmakan et Untuk 54 pasien Kelompok intervensi Skor rata-rata untuk depresi
al., (2010) menyelidiki pasca diberikan program pada kelompok kontrol
efek dari operasi pelatihan berdasarkan (104,5±30,4) dan kelompok
program bypass model PRECEDE dalam 9 intervensi (112,8±21,9)
pendidikan sesi. maing-masing menurun secara signifikan
berbasis berlangsung selama 2 setelah intervensi
PRECEDE pendidikan, tetapi perubahan
bulan. pada sesi pertama
pada depresi, itu lebih jelas pada
dan kedua partisipan
kesehatan kelompok intervensi
diberitahu tetang faktor dibandingkan dengan
umum, dan
resiko CAD, tindakan kelompok kontrol (66,2±22
kualitas
CABG, stress, depresi, dan vs 89,2±27,8). Peningkatan
hidup pada
gejalanya. sesi ketiga, kualitas hidup berdasarkan
pasien bedah
partisipan diminta fungsi fisik (pvalue<0,04)
bypass arteri
mengekspresikan emosi dengan perubahan skor lebih
koroner.
mereka setelah melakukan jelas pada kelompok
Desain
cardiac surgery. pada sesi intervensi (55,6±82,59 vs
penelitian
keempat dan kelima, 59,62±73,51), keterbatasan
RCT
partisipan diajarkan tentang peran yang dihasilkan dari
status emosional (p-
strategi promoi kesehatan
value<0,01) dengan
untuk mengatasi stressor perubahan skor lebih jelas
hidup seperti teknik pada kelompok intervensi
pernapasan dan latihan (24,69±85,18 vs
relaksasi berdasarkan karya 34,56±61,71), dan kesehatan
Van Dixhoorn (1997). pada mental (p-
sesi keenam dan ketujuh value<0,04) dengan
diajarkan latihan fisik perubahan skor lebih jelas
khusus untuk orang dengan pada kelompok intervensi
CABG. pada sesi (46,37±73,03 vs 52±64,44).
kedelapan partisipan
mengikuti program latihan
jalan kaki yang sesuai
bersama anggota kelompok
Rahmawati, Literature Review: Model PRECEDE dapat Meningkatkan Kualitas Hidup … 493

dan pada sesi kesembilan


partisipan berkonsultasi
bersama psikolog untuk
mengenali dan menangani
masalah dalam proses
perubahan perilaku.
PournaghashTehrani Untuk 110 Kelompok intervensi Perbandingan skor total
dan menentukan mengikuti program skala kualitas hidup serta
Etemadi, status ED pasien CABG pendidikan berbasis kecemasan untuk kelompok
(2013) pada pasien yang ter- PRECEDE- PROCEED, yang eksperimen dan kontrol
CABG identifikasi terdiri dari 8 sesi dimana (43,6±74,4 vs 43,6±46,6),
mengikuti ED pasien dan menunjukkan perbedaan
program psikogenik pasangannya yang signifikan
intervensi diajarkan teknik (pvalue<0,05) diamati pada
pendidikan yang berbeda. kelompok eksperimen antara
dalam Kelompok kontrol hanya skor sebelum dan setelah
kerangka mendapatkan pelatihan intervensi.
model rutin rehabilitasi. Sedangkan untuk skor total
PRECEDE- pada komponen kesehatan
PROCEED mental kelompok intervensi
Desain lebih tinggi dari kelompok
penelitian kontrol (43,5±83,2 vs
kuasi 43,6±46,7), menunjukkan
eksperimen perbedaan yang signifikan (P
<0,05) diamati pada
kelompok eksperimen antara
skor sebelum dan setelah
intervensi.

Gejala yang dirasakan pasien dengan pada pasien ini ternyata telah membantu penyakit jantung
koroner ini sering membuat meningkatkan harapan hidup, menurunkan gejala quality of life pasien
menurun. Tindakan CABG dan meningkatkan quality of life (Pačarić, et al.,
2020). Beberapa penelitian telah menunjukkan penghubung antara kesadaran dan perilaku serta
bahwa quality of life pasien setelah dilakukan keyakinan pada diri sendiri untuk mampu
CABG ini meningkat secara signifikan (Hunt, et melakuakan suatu perilaku
al., 2000; Kulik, 2017; Pačarić, et al., 2020; (Pournaghash-Tehrani & Etemadi, 2014). Fakta
Perrotti, et al., 2019). Namun, hal yang menarik lain mengungkapkan bahwa hanya dengan
karena jika dilihat dari hasil literatur ini adalah mengetahui apa yang harus dilakukan dan alas an
quality of life yang telah menjalani CABG ini juga untuk melakuakan tidaklah cukup, seseorang
mengalami peningkatan. Namun ternyata, perlu melihat dirinya mampu melakuakan
peningkatan quality of life ini tidak terjadi pada perilaku tertentu (Hendricks, et al., 2005).
semua komponen. Hal ini menunjukkan bahwa Konstruk efikasi diri menjadi elemen penting
walaupun CABG ini sudah mampu meningkatkan dalam meningkatkan kualitas hidup pada pasien
quality of life pasien, model pendidikan CABG.
PRECEDE ini mampu meningkatkan lagi quality Model pendidikan PRECEDE ini sudah
of life terutama pada komponen kesehatan mental banyak digunakan di berbagai bidang. Namun,
pasien yang sebenarnya masih ada yang sangat minim sekali penelitian terkai PRECEDE
terganggu. model ini pada keperawatan medikal dan bedah
Temuan dari kedua artikel yang dianalisis terutama untuk pasien jantung. Memberikan
menunjukkan bahwa model pendidikan pendidikan menggunakan PRECEDE model ini
PRECEDE ini meningkatkan semua aspek quality sebenarnya sangat membantu tim medis terutama
of life pada kelompok intervensi. Penjelasan atas perawat dalam memberikan perawatan yang
hasil ini ialah karena konstruk efikasi diri maksimal. Hal ini dikarenakan pemodelan
dianggap sebagai faktor pemungkin dalam model pendidikan ini membantu pasien untuk menerima
pendidikan ini dan dianggap sebagai faktor
494 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 3, Tahun 2021, hlm 487-495

keadaan dan memaksimalkan hidupnya untuk mengetahui seberapa efektif prosedur ini dalam
menyelesaikan masalahnya sendiri. meningkatkan kualitas hidup pasien dengan
Model pendidikan PRECEDE ini untuk CABG. Namun, hasil dari literatur review ini
pasien CABG sangat mungkin diimplikasikan di dapat diketahui bahwa model ini bisa menjadi
Indonesia. Model ini telah banyak dilakukan pada suatu usulan inovasi yang sangat baik dalam
pasien dengan penyakit selain CABG. Selain itu, melakukan perawatan tambahan untuk pasien
penerapan model ini juga tidak memerlukan biaya CABG.
yang cukup besar serta pengaplikasiannya yang
juga cukup mudah. Di Indonesia sendiri,
penerapan model ini sudah menunjukkan dapat SIMPULAN
meningkatkan Quality of life, menurunkan
depresi, dan hasil yang positif lainnya terutama di Salah satu metode yang paling umum
bidang kesehatan (Andrianys et al., 2017; Hartati dilakukan untuk mengangani penyakit jantung
& Andriany, 2012; Pramiyana, 2017; Sulistiawan, koroner adalah dengan tindakan CABG.
et al., 2014). Penelitian model pendidikan Pendidikan kesehatan yang adekuat akan
PRECEDE pada pasien CABG ini memang belum membantu mengurangi resiko cardiac mortality,
dilakukan di Indonesia, namun tidak menutup meningkatkan status mental, Quality of life,
kemungkinan bahwa model pendidikan ini dapat kepuasan terhadap pelayanan medis, dan
diterapkan mengingat model ini berhasil untuk mengurangi faktor perilaku beresiko pada pasien
pasien yang lainnya. Model pendidikan ini dapat pasca CABG. Model pendidikan PRECEDE ini
menjadi salah satu alternatif bagi tenaga kesehatan untuk pasien CABG sangat mungkin
untuk memberikan intervensi tambahan pada diimplikasikan di Indonesia. Minimnya studi yang
pasien CABG agar pasien dapat meningkatkan membahas terkait model PRECEDE pada pasien
status kesehatannya ke arah yang lebih baik. CABG ini, membuat penulis sulit mengetahui
Minimnya studi yang membahas terkait seberapa efektif prosedur ini dalam meningkatkan
model PRECEDE ini, membuat penulis sulit kualitas hidup pasien dengan CABG.
Bridges, L. S., Sharma, M., Lee, J. H. S.,
Bennett, R., Buxbaum, S. G., & Reese-
DAFTAR PUSTAKA Smith, J. (2018). Using the
PRECEDEPROCEED model for an
Albert, A., Assmann, A., Assmann, A. K., Aubin, online peer-topeer suicide prevention
H., & Lichtenberg, A. (2020). Operative and awareness for depression (SPAD)
Techniques in Coronary Artery Bypass intervention among African American
Surgery: An Illustrated Guide to college students: Experimental study.
Personalized Therapy. Springer Health Promotion Perspectives, 8(1),
International Publishing. 15-24.
https://books.google.co.id/books?id=_4gOE https://doi.org/10.15171/hpp.2018.02.
AAAQBAJ Dehdari, T., Heidarnia, A., Ramezankhani,
Andrianys, I., Kadar, K., & Massi, N. (2017). A., Sadeghian, S., & Ghofranipour, F.
Precede-proceed education model to health (2008). Anxiety, self efficacy
literacy’s patient with hypertension in expectation and social support in
pattingalloang makassar. Indonesia patients after coronary angioplasty
Contemporary Nursing Journal, 1(2), and coronary bypass. Iranian Journal
110117. of Public Health, 37(4), 119-125.
https://doi.org/10.1016/j.jacc.2018.07.008% Green, L., & Kreuter, M. (2005). Health
0Ahttp://journal.unhas.ac.id/index.php/icon/ Program Planning: An Educational
article/view/3595/2132. And Ecological Approach. McGraw-
Azar, F. E., Solhi, M., Nejhaddadgar, N., & Hill.
Amani, F. (2017). The effect of Hartati, E., & Andriany, M. (2012).
intervention using the PRECEDE- Pengalaman
PROCEED model based on quality of life Mahasiswa Melaksanakan Model
in diabetic patients. Electronic Physician, PRECEDE PROCEED dalam
9(9), 1-17. https://doi.org/10.19082/5212.
Rahmawati, Literature Review: Model PRECEDE dapat Meningkatkan Kualitas Hidup … 495

Memberdayakan Masyarakat Tembalangg. American College of


Jurnal Keperawatan Soedirman (The Cardiology/American Heart
Soedirman Journal of Nursing), 7(2). Association Task Force on Clinical
Hazavei, S. M. M., Sabzmakan, L., Hasanzadeh, Practice Guidelines: An Update of th.
A., Rabiei, K., & Roohafza, H. (2012). The Circulation, 134(10), e123-55.
effects of an educational program based on https://doi.org/10.1161/
PRECEDE model on depression levels in CIR.0000000000000404 Lopez, V., Sek
patients with coronary artery bypass Ying, C., Poon, C. Y., & Wai, Y. (2007).
grafting. ARYA Atherosclerosis, 8(1), 36- Physical, psychological and social recovery
42. patterns after coronary artery bypass graft
Hendricks, C. S., Hendricks, D. L., Webb, S. J., surgery: A prospective repeated measures
Davis, J. B., & Spencer-Morgan, B. (2005). questionnaire survey. International Journal
Fostering Self Efficacy as an Ethical of Nursing Studies, 44(8), 1304-1315.
Mandate in Health Promotion Practice and https://doi.org/10.1016/
Research. Online Journal of Health Ethics, j.ijnurstu.2006.06.005.
2(1). https://doi.org/10.18785/ojhe.0201.06 Mazloomymahmoodabad, S., Masoudy, G.,
Hunt, J. O., Hendrata, M. V, & Myles, P. S. Fallahzadeh, H., & Jalili, Z. (2014).
(2000). Quality of life 12 months after Education based on precede-proceed on
coronary artery bypass graft surgery. Heart quality of life in elderly. Global Journal of
& Lung : The Journal of Critical Care, Health Science, 6(6), 178-184.
29(6), 401-411. https://doi.org/10.5539/gjhs.v6n6p178.
https://doi.org/10.1067/mhl.2000.110578 National Institute of Mental Health. (2016).
Joseph, J., Velasco, A., Hage, F. G., & Reyes, E. Depression Basics. National Institutes
(2018). Guidelines in review: Comparison of of Health,
ESC and ACC/AHA guidelines for the 6.https://doi.org/10.1039/c3cc46800c.
diagnosis and management of patients with
stable coronary artery disease. Journal of Pačarić, S., Turk, T., Erić, I., Orkić, Ž.,
Nuclear Cardiology : Official Publication of Petek Erić, A., Milostić-Srb, A.,
the American Society of Nuclear Farčić, N., Barać, I., & Nemčić, A.
Cardiology, 25(2), 509-515. (2020). Assessment of the Quality of
https://doi.org/10.1007/s12350-017-1055-0. Life in Patients before and after
Jumayanti, Wicaksana, A. L., & Sunaryo, E. Y. A. Coronary Artery Bypass Grafting
B. (2020). Kualitas hidup pasien dengan (CABG): A Prospective Study.
penyakit kardiovaskuler di Yogyakarta. International Journal of
Jurnal Kesehatan, 13(1), 1-12. Environmental Research and Public
Kulik, A. (2017). Quality of life after coronary Health,
artery bypass graft surgery versus 17(4).
percutaneous coronary intervention: what do https://doi.org/10.3390/ijerph17041417
the trials tell us? Current Opinion in Perhimpunan Dokter Spesialis
Cardiology, 32(6). Kardiovaskular Indonesia. (2019).
https://journals.lww.com/cocardiology/ Panduan Rehabilitasi
Fulltext/2017/11000/Quality_of Kardiovaskular. In B. Radi, B. B.
_life_after_coronary_artery_bypass_graft.1 Tiksnadi, B. Dwiputra, D. Sarvasti, &
0.aspx A. M. Ambari (Eds.), Perhimpunan
Levine, G. N., Bates, E. R., Bittl, J. A., Brindis, dokter spesialis kardiovaskular
R. G., Fihn, S. D., Fleisher, L. A., Granger, indonesia.
C. B., Lange, R. A., Mack, M. J., Mauri, L., Perrotti, A., Ecarnot, F., Monaco, F.,
Mehran, R., Mukherjee, D., Newby, L. K., Dorigo, E., Monteleone, P., Besch,
O’Gara, P. T., Sabatine, M. S., Smith, P. K., G., & Chocron, S. (2019). Quality of
& Smith, S. C. J. (2016). 2016 ACC/AHA life 10 years after cardiac surgery in
Guideline Focused Update on Duration of adults: a long-term follow-up study.
Dual Antiplatelet Therapy in Patients With Health and Quality of Life Outcomes,
Coronary Artery Disease: A Report of the
496 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 3, Tahun 2021, hlm 487-495

17(1), 88. undergoing coronary artery bypass


https://doi.org/10.1186/s12955019-1160-7. graft surgery. Holistic Nursing
Pournaghash-Tehrani, S., & Etemadi, S. (2013). Practice, 24(4), 213-222.
ED and quality of life in CABG patients: https://doi.org/10.1097/
An intervention study using HNP.0b013e3181e9 0303.
PRECEDEPROCEED educational Sulistiawan, D., Hakim, L., & Hargono, R.
program. International Journal of (2014). Di Kawasan Lokalisasi Dolly
Impotence Research, 26(1), 16-19. Kota Surabaya. Jurnal Promkesh, 2,
https://doi.org/10.1038/ijir.2013.27. 140-147.
Pournaghash-Tehrani, S., & Etemadi, S. (2014). Tufanaru, C., Munn, Z., Aromataris, E.,
ED and quality of life in CABG patients: Campbell, J., & Hopp, L. (2017).
an intervention study using Systematic reviews of effectiveness. In
PRECEDEPROCEED educational E. Aromataris & Z. Munn (Eds.),
program. International Journal of Joanna
Impotence Research, 26(1), 16-19. Briggs Institute Reviewer’s Manual.
https://doi.org/10.1038/ijir.2013.27. The
Pramiyana, I. M. (2017). PRECEDE-PROCEED Joanna Briggs Institute.
Model: Predisposing, Reinforcing, and http://joannabriggs.org/research/
Enabling Factors Affecting the Selection of criticalappraisal-tools.html.
Birth Attendant in Bondowoso District. Wang, Q., Dong, L., Jian, Z., & Tang, X.
Journal of Health Promotion and Behavior, (2017).
02(02), 159-172. Effectiveness of a PRECEDE-based
https://doi.org/10.26911/ education intervention on quality of
thejhpb.2017.02.02.06 life in elderly patients with chronic
Sabzmakan, L., Hazavehei, S., heart failure. BMC Cardiovascular
Morowatisharifabad, M., Hasanzadeh, A., Disorders, 17(1), 1-7.
Rabiee, K., & Sadeqi, M. (2010). The https://doi.org/10.1186/s12872-017-
effects of a PRECEDE-based educational 0698-8.
program on depression, general health, and Wicaksana, A. L., Maharani, E. & Hertanti,
quality of life of coronary artery bypass N. Z. (2020). The Indonesian version
grafting patients. Asian Journal of of the medical outcomes survey-short
Psychiatry, 3(2), 79-83. form 12 version 2 among patients with
https://doi.org/10.1016/j.ajp.2010.04.003. cardiovascular diseases. International
Journal of Nursing Practice, 26(2),
e12804.
https://doi.org/10.1111/ijn.12804.
Septiani, V. E., Wicaksana, A. L., & Sunaryo, E. World Health Organization. (2015).
Y. A. B. (2018). Gambaran tingkat risiko Cardiovascular disease. World Health
penyakit kardiovaskuler di wilayah kerja Organization.
Puskesmas Mlati Sleman Yogyakarta. https://www.who.int/
Jurnal Keperawatan Klinis dan cardiovascular_disease
Komunitas,2(2), 114-124. s/about_cvd/en/.
Sharifi, R. G., Mohhebi, S., & Mottalebi, M.
(2007). Reviewing the relationship between
cardiovascular diseases in elderly of Isfahan
Retirees Association with a history of
physical activity during middle-age period.
Ofoghe- Danesh, 13(2), 57-63.
Stein, T. R., Olivo, E. L., Grand, S. H., Namerow,
P. B., Costa, J., & Oz, M. C. (2010). A pilot
study to assess the effects of a guided
imagery audiotape intervention on
psychological outcomes in patients

You might also like