Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

HUBUNGAN STRESS DENGAN GANGGUAN

SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS XII


SMA KARYA RUTENG

Makrina Sedista Manggul, Meldawaty Syamsudin


Prodi D-III Kebidanan STIKes St. Paulus Ruteng, Jl.Jend. Ahmad Yani, No.10, Ruteng-Flores 86508
e-mail: sedistamanggul1992@gmail.com

Abstract: Relationship Stress Menstrual Cycle Disorders in High School Student of Karya Ruteng.
This research uses correlation study with cross sectional approach to test data using statistical test
Chi squeare. The sampling technique that is purposive sampling in order to obtain a sample of 65
respondents. The research instrument was a questionnaire based on the research variables, namely
stress and disruption of the menstrual cycle. Univariate analysis showed that there were 20 respondents
(30.8%) who experienced stress Good/Normal disturbed menstrual cycle, and 8 respondents (12.3%)
who experienced stress Good/Normal with a disruption of the menstrual cycle, the experience level
enough stress as much as 22 respondents (33.8%) with menstrual cycle disorders, and 7 respondents
(10.8%) who experienced stress level simply do not experience disruption of menstrual cycle, while
experiencing less stress levels as much as one respondent (1.5 %) with menstrual cycle disorders, and
7 respondents (10.8%) who experienced less stress level with a disruption of the menstrual cycle. The
results of the bivariate analysis using the SPSS 16 statistical test Chi squeare using table 3 x 2. From the
hypothesis test result value = 0.003 ρ (ρ <0.05). Therefore the value of ρ <0.05, it can be concluded that
there is a significant relationship between stress and disruption of the menstrual cycle in High School
Student of Karya Ruteng.

Keywords: stress, menstrual cycle, student

Abstrak: Hubungan Stres Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas XII SMA
Karya Ruteng. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional
dengan pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistic Chi Squeare. Teknik sampling
yang digunakan yakni Purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 65 responden.
Instrumen penelitian merupakan kuesioner yang didasarkan atas variabel penelitian, yakni stres dan
gangguan siklus menstruasi. Analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 20 responden (30,8%)
yang mengalami stres baik/normal dengan mengalami gangguan siklus menstruasi, dan 8 responden
(12,3%) yang mengalami stres baik/normal dengan tidak mengalami gangguan siklus menstruasi, yang
mengalami tingkat stres cukup sebanyak 22 responden (33,8%) dengan mengalami gangguan siklus
menstruasi, dan 7 responden (10,8%) yang mengalami tingkat stres cukup dengan tidak mengalami
gangguan siklus menstruasi, sedangkan mengalami tingkat stres kurang sebanyak 1 responden (1,5%)
dengan mengalami gangguan siklus menstruasi, dan 7 responden (10,8%) yang mengalami tingkat stres
kurang dengan tidak mengalami gangguan siklus menstruasi. Hasil analisa bivariat spss 16 dengan
menggunakan uji statistic Chi Squeare menggunakan tabel 3 x 2. Dari uji hipotesis diperoleh hasil ρ
value = 0,003 (ρ<0,05). Oleh karena nilai ρ< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
signifikan antara stres dengan gangguan siklus menstruasi pada siswi kelas XII SMA Karya Ruteng.

Kata Kunci: stres, siklus menstruasi, siswi SMA Karya Ruteng

142
Mariati, Syamsudin, Hubungan Stress Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Pada … (hlm. 142-148) 143

PENDAHULUAN Menstruasi atau haid adalah


perdarahan secara periodik dan siklik dari
Remaja merupakan suatu masa uterus, disertai pelepasan (deskuamasi)
kehidupan individu di mana terjadi endometrium. Panjang siklus haid adala
eksplorasi psikologis untuk menemukan jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu
identitas diri. Pada masa transisi dari dan mulainya haid berikutnya (Sarwono,
masa anak-anak ke masa remaja, individu 2012.hal:103). Siklus menstruasi idealnya
mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak teratur setiap bulan dengan rentang
dan menjadi lebih berbeda. Remaja mulai waktu antara 21-35 hari setiap kali periode
memandang diri dengan penilaian dan menstruasi. Siklus menstruasi normal
standar pribadi, tetapi kurang dalam secara fisiologis menggambarkan, organ
interpretasi perbandingan sosial. reproduksi cenderung sehat dan tidak
bermasalah. Sistem hormonalnya baik,
Badan Kependudukan dan
ditunjukkan dengan sel telur yang terus
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
diproduksi dan siklus menstruasinya teratur
mendefinisikan masa remaja sebagai masa
sehingga dengan siklus menstruasi yang
transisi yang ditandai oleh adanya perubahan
normal, seorang wanita akan lebih mudah
fisik, emosi dan psikis pada usia 12-19 tahun.
mendapatkan kehamilan, menata rutinitas,
Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu
dan menghitung masa subur (Sriamin,2013).
perubahan organ-organ fisik (organ biologik)
secara cepat, dan perubahan tersebut tidak Siklus menstruasi yang tidak teratur
seimbang dengan perubahan kejiwaan menunjukkan ketidakberesan pada sistem
(mental emosional). Terjadinya perubahan metabolisme dan hormonal. Dampaknya
besar ini umumnya membingungkan remaja yaitu jadi lebih sulit hamil (infertilitas).
yang mengalaminya. Siklus menstruasi yang memendek
dapat menyebabkan wanita mengalami
Menurut World Health Organization
unovulasi karena sel telur tidak terlalu
(WHO) remaja (Adolescence) adalah
matang sehingga sulit unuk dibuahi. Siklus
priode usia antara 10 sampai 19 tahun,
menstruasi yang memanjang menandakan
sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa
sel telur jarang sekali diproduksi atau wanita
(PBB) menyebutkan kaum muda untuk usia
mengalami ketidak suburan yang cukup
antara 15 sampai 24 tahun. Menurut The
panjang. Apabila sel telur jarang diproduksi
Healt Resources and Services Administrations
berarti pembuahan akan sangat jarang
Guidelines Amerika Serikat, kategori usia
terjadi. Ketidak teraturan siklus menstruasi
remaja adalah 11 sampai 21 tahun. Masa
juga membuat wanita sulit mencari kapan
remaja akan diawali dengan masa pubertas.
masa subur dan tidak . Panjang siklus yang
Hal ini akan terlihat dengan timbulnya ciri-
biasa ialah 25-32 hari, dan kira-kira 97%
ciri kelamin sekunder yang mana remaja
wanita yang berovulasi siklusnya berkisar
mengalami suatu perubahan fisik, emosional,
antara 18-42 hari, tetapi hanya sekitar 10-15
dan sosial. Bagi wanita hal tersebut ditandai
persen wanita yang memiliki siklus 28 hari
dengan datangnya menstruasi ( Sriamin,
(Nahliatul,2016) .
2013).
144 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 2, Desember 2016

Stres adalah respon tubuh yang sifatnya Adapun tujuan penelitian ini adalah
nonspesifik terhadap tuntutan beban yang untuk mengetahui hubungan stres dengan
merupakan respon fisiologis, psikologis dan gangguan menstruasi pada siswi kelas XII
perilaku dari manusia yang mencoba untuk SMA Karya Ruteng, yang diawali dengan
mengadaptasi dan mengatur baik tekanan mengidentifikasi stres dan gangguan
internal dan eksternal (stresor). Stres yang menstruasi pada siswi tersebut.
berkelanjutan dapat menyebabkan depresi
yaitu apabila kemampuan untuk mengatasi METODOLOGI PENELITIAN
stres pada seseorang kurang baik (Suryono
Darmono, 2010).
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Dr.Selye dalam penelitian deskriptif kuantitatif yang menggunakan
(Isnaini,2010) membuktikan bahwa stres pendekatan cross sectional. Penelitian ini
berpengaruh besar pada perkembangan dilaksanakan diwilayah SMA Karya Ruteng,
penyakit manusia. Para ahli menyatakan dengan sampel berjumlah 65 siswi dari total
bahwa 70-75% dari semua penyakit akhirnya populasi 178 siswi kelas XII SMA Karya
berkaitan dengan stres. Juliet Schor dalam Ruteng.
Hager menyatakan bahwa 30% dari semua
Instrumen penelitian yang
orang dewasa mengalami stres tingkat
digunakan dalam penelitian ini adalah
tinggi. Tiga perempat dari semua wanita
kuisioner. Kuisioner penelitian berisi
Amerika Serikat mengalami stres yang
pertanyaan tentang stres dan gangguan
berdampak terjadinya siklus haid yang tidak
siklus menstrusi siswi kelas XII SMA Karya
teratur.
Ruteng. Teknik pengumpulan data dapat
Dari pengambilan data awal dilakukan dengan cara pengambilan data
tentang hubungan stres dengan gangguan primer yakni data yang diperoleh langsung
menstruasi pada Sisiwi Kelas XII SMA dari subjek penelitian dengan mengenakan
KArya Ruteng, didapatkan 53 siswi. Dari alat pengukuran atau alat pengambil data
53 siswi, 30 siswi (56,6%) mengalami stres secara langsung pada subjek sebagai sumber
karena terlalu banyak tugas sekolah, 5 siswi informasi yang dicari. Pengolahan data
( 9,4%) mengalami stres karena memikirkan menggunakan proses editing, koding, entry,
ujian, dan 18 siswi (33,9%) mengalami stres dan cleaning. Analisis data pada penelitian
karena masalah keluarga.serta pada saat ini menggunakan program SPSS. Analisis
mengalami stres, 34 siswi (64,1%) mengalami data yang akan dilakukan adalah Analisis
gangguan menstruasi dan 19 siswi (35,8%) Univariat dan analisis bivariat.
tidak mengalami gangguan menstruasi.

Berdasarkan studi pendahuluan HASIL PENELITIAN


tersebut dapat dilihat banyaknya siswi
mngalami stres. Oleh karena itu, maka Penelitian ini dilaksanakan mulai
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tanggal 20 Agustus sampai tanggal 01
mengenai” Hubungan Stres Dengan September 2016. Sampel penelitian ini
Gangguan Siklus Menstruasi Pada Siswi merupakan siswi kelas XII SMA Karya
Kelas XII SMA Karya Ruteng”. Ruteng, yaitu sebanyak 65 orang.
Mariati, Syamsudin, Hubungan Stress Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Pada … (hlm. 142-148) 145

Data yang diambil merupakan data Berdasarkan tabel 4.2 rata–rata


primer dengan memberikan kuisioner responden memiliki tingkat stres baik/normal
pada semua sampel. Data yang diperoleh yaitu 28 siswi (43,1%), yang mengalami
kemudian diolah sesuai tujuan penelitian tingkat stres cukup 29 siswi (44,6%), dan
dengan menggunakan paket SPSS 16 yang mengalami tingkat stres kurang 8 siswi
Windows. (12,3%).
Analisis univariat
Gangguan Siklus Menstruasi
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.3
Table 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Gangguan
Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada
Siklus Menstruasi pada siswi kelas XII
siswi kelas XII SMA Karya Ruteng.
SMA Karya Ruteng
Kelompok Umur Jumlah siswi Presentasi (%)
Gangguan Siklus Jmlh siswi Presentasi(%)
17 35 53,8
Menstruasi
18 22 33,8
Ya 43 66,2
19 8 12,3
Tidak 22 33,8
Total 65 100,0
Total 65 100,0
Sumber : data primer 2016
Sumber : data primer 2016
Berdasarkan tabel 4.1 rata- rata usia
responden berkisar 17 Tahun yaitu sebanyak Berdasarkan tabel 4.3 rata-rata
35 siswi (53,8%), 18 Tahun yaitu sebanyak 22 responden yang memiliki gangguan
siswi (33,8%) dan 19 Tahun yaitu sebanyak 8 siklus menstruasi yaitu 43 siswi (66,2%),
siswi (12,3%). sedangkan yang tidak mengalami gangguan
siklus menstrusi 22 siswi (33,8%).
Tingkat Stres
Analisis Bivariat
Table 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Analisis bivariat ini dilakukan untuk
Stres pada siswi kelas XII SMA Karya Ruteng mengetahui hubungan antara stres dengan
Tingkat Stres Jumlah siswi Presentasi (%) gangguan siklus menstruasi. Hubungan
Baik 28 43,1 antara stres dengan gangguan siklus
Cukup 29 44,6 menstruasi pada siswi Kelas XII SMA karya
Kurang 8 12,3 Ruteng dapat digambarkan dalam tabel
Total 65 100,0 silang sebagai berikut:
Sumber : data primer 2016

Tabel 4.4
Hubungan Antara Stres Dengan Gangguan Siklus Menstruasi
pada siswi kelas XII SMA Karya Ruteng
Gangguan Menstruasi
Stres Ya Tidak Sig (ρ)
Baik 20 (30,8%) 8 (12,3%)
Cukup 22 (33,8%) 7 (10,8%) 0.003
Kurang 1 (1,5%) 7 (10,8%)
Total 43(66,2%) 22 (33,8)
Sumber : Data Primer 2016
146 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 2, Desember 2016

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, psikis, fisik dan emosional. Seperti yang
diketahui bahwa terdapat 20 responden kita ketahui responden penelitian ini adalah
(30,8%) yang mengalami stres baik/normal perempuan. Perempuan lebih banyak
dengan gangguan siklus menstruasi, dan 8 dikontrol oleh perasaan dalam menghadapi
responden (12,3%) yang mengalami stres baik/ masalah.
normal dengan tidak mengalami gangguan
Menurut Dadang (2001) yang
siklus menstruasi, yang mengalami tingkat
dimaksud dengan stres adalah respon
stres cukup sebanyak 22 responden (33,8%)
tubuh terhadap stresor psikososia (tekanan
dengan mengalami gangguan siklus
mental atau beban kehidupan). Stres dapat
menstruasi, dan 7 responden (10,8%) yang
menimbulkan keluhan-keluhan seperti
mengalami tingkat stres cukup dengan tidak
gangguan sistem pencernaan, sistem
mengalami gangguan siklus menstruasi,
pernafasan, sistem perkemihan, serta
sedangkan mengalami tingkat stres kurang
sistem endokrin. Keluhan-keluhan tersebut
sebanyak 1 responden (1,5%) dengan
merupakan gangguan faal atau gangguan
mengalami gangguan siklus menstruasi, dan
fungsional dari organ tubuh seseorang yang
7 responden (10,8%) yang mengalami tingkat
sedang mengalami stres. Keluhan-keluhan
stres kurang dengan tidak mengalami
fisik tersebut dapat mempengaruhi kondisi
gangguan siklus menstruasi.
mental dan emosional seseorang sehingga
Dari hasil uji statistik menggunakan menjadi pemarah, pemurung dan pencemas.
uji Chi-Squeare menggunakan tabel 3 x 2.
Hal ini didukung oleh penelitian yang
Dari uji hipotesis diperoleh hasil ρ value
dilakukan oleh Nur Aini (2010) DII kebidanan
= 0,003 (ρ<0,05). Oleh karena nilai ρ< 0,05,
tingkat II STIKES Muhammadiyah Klaten
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
yang menunjukkan bahwa tingkat stres
hubungan signifikan antara stres dengan
normal 40 responden (50,6%), stres ringan 33
gangguan siklus menstruasi pada siswi
responden (41,8%), stres sedang 6 responden
kelas XII SMA Karya Ruteng.
(7,6%) dari 79 responden.

Distribusi gangguan siklus menstruasi


PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Distribusi pada stres sebagian besar siswi kelas XII SMA Karya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ruteng mengalami gangguan siklus
responden siswi kelas XII SMA Karya menstruasi sebanyak 43 responden (66,2%).
Ruteng lebih banyak mengalami tingkat Responden yang mengalami gangguan
stres cukup dilihat dari frekuensi dimana siklus menstruasi dikarenakan siklus
hasil perhitungan yakni 22 siswi (33,8%). menstruasi <21 hari dan siklus >35 hari.
Berdasarkan hasil kuisioner terhadap stres Gangguan siklus menstruasi antara
yang yang diberikan kepada siswi kelas lain polimenorea (siklus menstruasi kurang
XII SMA Karya Ruteng penyebab stres dari 21 hari dan jumlah perdarahan kurang
terbanyak dikarenakan masalah belajar yang atau lebih banyak dari menstruasi biasanya),
sangat membosankan dimana para siswi oligomenorea (siklus haid lebih dari 35
tersebut dapat terbebani dengan gangguan hari yang disebabkan karena gangguan
Mariati, Syamsudin, Hubungan Stress Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Pada … (hlm. 142-148) 147

hormonal), dan amenorea (keadaan tidak sesuai dengan teori Menurut Eny Kusmiran,
adanya menstruasi setidaknya tiga bulan 2016. Faktor risiko dari variabel siklus
berturut-turut). menstruasi adalah pengaruh dari berat
badan, aktivitas fisik, serta proses ovulasi
Stres dan kecemasan sebagai
dan adekuatnya fungsi luteal, semakin
rangsangan melalui sistem saraf diteruskan
banyak faktor resiko yang dimiliki, maka
ke susunan saraf pusat, yaitu sistem limbik,
kemungkinan terjadinya gangguan siklus
selanjutnya melalui saraf autonom (simpatis
menstruasi semakin besar.
dan parasimpatis) akan diteruskan ke
kelenjar – kelenjar endokrin. Neuroendokrin Hal ini sejalan dengan penelitian
menuju hipofisis melalui sistem prontal Nahdiyatul Ulum (2016) Fisioterapi
mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk Universitas Hasanudin Makassar yang
Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan menyatakan terdapat hubungan antara
Leutinizing Hormone (LH) dan nantinya tingkat stres dengan gangguan siklus
akan mempengaruhi terjadinya proses menstruasi, serta responden yang mengalami
menstruasi. Stres berkelanjutan dapat stres mempunyai peluang atau cenderung
menyebabkan depresi, yaitu apabila sense of mengalami gangguan siklus menstruasi.
control  atau kemampuan untuk mengatasi
Maryunani, 2010 mengemukakan Stres
stres seseorang kurang baik (Desti, 2010).
seringkali membuat siklus mentruasi yang
Hal ini didukung oleh penelitian yang tidak teratur. Hal ini terjadi karena stres
dilakukan oleh Isra Sukhraini (2010) Fakultas sebagai rangsangan sistem saraf diteruskan
Kedokteran Universitas Sumatra Utara, ke susunan saraf pusat yaitu limbic system
Medan yang menunjukkan bahwa 71,1 % melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui
responden dengan stres didapati 23,7% saraf autonom akan diteruskan ke kelenjar-
responden mengalami siklus menstruasi kelenjar hormonal (endokrin) hingga
yang tidak teratur, dan dari 20,9 % yang mengeluarkan secret (cairan) neurohormonal
tidak stres didapati 0,7 % mengalami siklus menuju hipofhisis melalui sistem prontal
menstruasi yang tidak teratur. guna mengeluarkan gonadotropin dalam
bentuk FSH (Folikell Stimulazing Hormon)
Hubungan Stres dengan Gangguan
dan LH (Leutenizing Hormon) hormon
Siklus Menstruasi
tersebut adalah dipengaruhi oleh RH
Dalam panelitian ini penulis mencari (Realizing Hormon) yang di salurkan dari
hubungan antara stres dengan gangguan hipotalamus ke hipofisis. Pengeluaran
siklus menstruasi dengan menggunakan RH sangat dipengaruhi oleh mekanisme
uji Chi-Squeare dan diperoleh hasil nilai ρ = umpan balik estrogen terhadap hipotalamus
0.003 yaitu ρ < 0,05 yang menunjukkan ada sehingga selanjutnya mempengaruhi proses
hubungan bermakna antara stres dengan menstruasi.
gangguan siklus menstruasi.
Gangguan pada pola menstruasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melibatkan mekanisme regulasi intergratif
terdapat hubungan yang signifikan antara yang mempengaruhi proses biokimia dan
stres dengan gangguan siklus menstruasi seluler seluruh tubuh termasuk otak dan
dengan nilai ρ = 0,003 (ρ < 0,05). Hasil ini psikologis. Stres menyebabkan perubahan
148 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 2, Desember 2016

sistemik dalam tubuh, khususnya system DAFTAR RUJUKAN


persarafan dalam hipotalamus melalui
perubahan proklatin atau endogen opiat Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian
yang dapat memengaruhi elevasi kortisol suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
basal dan menurunkan hormone lutein (LH) Cipta

yang menyebabkan amenorrhea (Isnaeini, Amini, Sri. 2013. Gangguan Siklus Menstruasi,
(Online), (http://sriaminov.blogspot.
2010).
co.id diakses tanggal 15 0ktober 2016)

Dari penjelasan diatas, dapat Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC
diketahui bahwa semakin tinggi tingkat stres Darmono, Suryo. 2010. Pengaruh Stres Terhadap
pada kaum wanita maka akan menyebabkan Siklus Menstruasi, (Online), (http://juke.
lonjakan hormon LH dan FSH di dalam kedokteran.unila.ac.id diakses tanggal
19 oktober 2016)
tubuh yang mengakibatkan rangkaian
Desti, Nur Saini. 2010. Hubungan stres dengan
proses siklus menstruasi menjadi terganggu.
pola menstruasi, (Online), (https://
www.academia.edu diakse tanggal 8
KESIMPULAN November 2016)
Edinburgh, Nicola Morgan. 2013. Panduan
Berdasarkan hasil dan pembahasan Mengatasi Stres Pada Remaja. Jakarta

pada penelitian tentang hubungan stres Fardiansyah, La Ode. 2014: Gambaran Tingkat
Stres Dengan Siklus Menstruasi, (Online),
dengan gangguan siklus menstruasi yang
(https://www.scribd.com diakses
telah dipaparkan pada halaman tersebut, tanggal 8 November 2016)
dapat disimpulkan antara lain: 1) Sebagian
Kusuma, Ira Anggar. 2013. Gambaran Hubungan
besar siswi kelas XII SMA Karya Ruteng Stres Dengan Nilai Ambang Nyeri,
mengalami tingkat stres cukup sebanyak (Online), (http://adln.lib.unair.ac.id
29 responden atau (44,6%). 2) Sebagian diakses tanggal 25 Oktober 2016)
besar siswi kelas XII SMA Karya Ruteng Maryuni, Anik. 2010. Biologi Reproduksi Dalam
mengalami gangguan siklus menstruasi kebidanan, Jakarta:TIM

sebanyak 43 responden atau (66,2%). 3) Nahliatul, Ulum. 2016. Hubungan Antara Tingkat
Stres Dengan Siklus Menstruasi, (Online),
Terdapat hubungan antara stres dengan
(http://repository.unhas.ac.id Diakses
gangguan siklus menstruasi pada sisiwi tanggal 15 oktober 2016)
kelas XII SMA Karya Ruteng.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Dengan adanya hasil penelitian ini Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.Rineka
maka diharapkan agar semua pihak mesti Cipta

memperluas wawasan berkaitan dengan Prawihadjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kandungan.


Jakarta: Trans Info Media
pengaruh stres terhadap gangguan siklus
Saryono. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan.
menstruasi sehingga dapat mengatasi
Jogjakarta: Press
masalah seputar menstruasi. Khusus kepada
Sulistyaningsih. 2012. Metodologi Penelitian
kaum perempuan agar mampu mengelola Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu
stres dengan baik agar terjadi keteraturan Syafrudin dkk. 2009. Promosi Kesehatan Umtuk
haid sebagaimana lazimnya. Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : Trans
Info Media

You might also like