Gambaran Stres Psikososial Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Remaja

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

JKEP

Vol 6, No 1 (2021)
ISSN: 2354-6042 (Print)
ISSN : 2354-6050 (Online)

Gambaran Stres Psikososial dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhinya Pada Remaja

Nurul Intan Rendra Zola¹, Fathra Annis Nauli², Gamya Tri Utami³
Fakultas Keperawatan Universitas Riau
Email: nurulintanrz@gmail.com

Artikel history
Dikirim, Aug 24th, 2019
Ditinjau, April 19th, 2021
Diterima, Mei 30th, 2021

ABSTRACK
Teenagers are a transition from children to adults who have a lot of changes,it causes
teens to experience psychological stress. The factors that influence psychosocial stress
are living conditions, school environment, family economic status, relationships with
others, unplanned events and habits. This study aim to determine the description of
psychosocial stress and the factors that influence it in students at SMAN 8 Pekanbaru.
The total respondents were 101 respondents using accidental sampling.. The measuring
instrument used was a questionnaire from Holmes and Rahe and analyzed using
univariate.. The results showed that the majority of respondents experienced moderate
psychosocial stress (47.5%). Respondents who experienced the condition of the living
environment factors were 51.5%, the state of the school environmental factors were
50.5%, family economic status factors were 37.6%, relationship factors with other people
were 49.5%, unplanned incidence factors were as many as 31,7% and habit 2,% showed
psychosocial stress. The researcher concluded that the majority of respondents
experienced moderate psychosocial stress with the most influencing factor is the state of
the environment in which they live. This research recommends adolescents to add
information and add insight about psychosocial stress and the factors that influence it
and can prevent it.
Keywords: psychosocial stress, psychosoial stress factors, adolescents

ABSTRAK
Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa yang banyak
mengalami perubahan, sehingga mengakibatkan remaja mengalami stres psikososial.
Faktor yang mempengaruhi stres psikososial adalah keadaan tempat tinggal, keadaan
lingkungan sekolah, status ekonomi keluarga, hubungan dengan orang lain, kejadian tidak
direncanakan dan kebiasaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres
psikososial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada remaja di SMAN 8
Pekanbaru. Metode yang dilakukan peneliti adalah kuantitatif dengan desain penelitian
deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 101 responden yang
diambil dengan teknik accidental sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner
40
JKEP. Vol.6 No. 1 Mei 2021 hlm 40-50 41

dari Holmes dan Rahe dengan analisa datanya adalah analisa univariat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami stres psikososial sedang
(47,5%). Responden yang mengalami faktor keadaan lingkungan tempat tinggal sebanyak
51,5%, faktor keadaan lingkungan sekolah sebanyak 50,5%, faktor status ekonomi
keluarga sebanyak 37,6%, faktor hubungan dengan orang lain sebanyak 49,5%, faktor
kejadian tidak direncanakan sebanyak 31,7% dan kebiasaan sebanyak 2,% menunjukkan
stres psikososial. Peneliti menyimpulkan bahwa mayoritas responden mengalami stres
psikososial sedang dengan faktor yang paling mempengaruhinya adalah keadaan
lingkungan tempat tinggal. Penelitian ini merekomendasikan kepada guru, orangtua
maupun pendamping remaja lainnya untuk meningkatkan wawasan siswa tentang stres
psikososial dan cara mencegahnya.
Kata kunci: stres psikososial, faktor stress psikososial, remaja

PENDAHULUAN krisis identitas disebabkan karena remaja


Ali dan Asrori (2018) menyatakan merasa dirinya sudah dewasa, sehingga
bahwa masa remaja adalah masa transisi remaja seringkali kebingungan peran
yang sangat kompleks. Remaja ketika terhadap identitas dirinya. Selain itu,
menuju dewasa mengalami berbagai krisis identitas yang dialami oleh remaja
perubahan yang ditandai dengan dikarenakan pola asuh orang tua,
perubahan fisik. Selain itu, remaja juga terpengaruh oleh lingkungan, teman
mengalami perubahan perkembangan sebaya, pengalaman hidup, dan salah
kognitif dan perkembangan psikososial. paham antar remaja (Sumiati & Lailan,
Potter dan Perry (2010) menyatakan 2012). Remaja yang mengalami krisis
perkembangan psikososial adalah salah identitas akan menyebabkan banyak
satu aspek penting dalam terjadinya terjadinya masalah, seperti adanya
perubahan dalam diri remaja. pengaruh dan tindak kekerasan,
buruknya tata bahasa, perilaku merusak
Salah satu faktor yang berperan penting diri yang meningkat, serta rasa hormat
dalam mencari identitas diri seseorang pada orang tua dan guru yang menurun.
adalah perkembangan psikososial Masalah-masalah tersebut jika tidak
merupakan karena penilaian dari orang diatasi maka akan menyebabkan stres
lain tentang dirinya sebagai suatu (Purwanti, 2013).
kesatuan yang utuh meliputi peran,
tujuan pribadi dan ciri khas (Fajariyah, Stres menurut Nasir dan Muhith (2011)
2012). Remaja yang tidak bisa mengatasi merupakan respon atau reaksi dari tubuh
perubahan-perubahan yang terjadi, maka terhadap lingkungan yang dapat
akan terjadi krisis identitas. Terjadinya memproteksi diri, serta stres merupakan
JKEP. Vol.6 No. 1 Mei 2021 hlm 40-50 42

termasuk salah satu sistem pertahanan Putri (2014) mengatakan remaja yang
yang membuat individu tetap hidup. sering mengalami kejadian yang tidak
Nadeak, Tienne dan Albiner (2013) menyenangkan didalam hidupnya akan
mengatakan stres pada remaja dapat lebih beresiko menjadi depresi
disebabkan oleh orangtua yang menuntut dibandingkan dengan remaja yang
anaknya untuk mempunyai nilai bagus di mengalami kejadian tidak
sekolah tanpa melihat kemampuan anak. menyenangkan satu kali. Remaja yang
Respon stres yang dialami oleh remaja mengalami depresi akan mengatakan
cenderung berlebihan daripada orang bahwa diri mereka bodoh, tidak menarik,
dewasa karena adanya proses maturitas tidak mampu menjalin hubungan
bagian otak pada remaja. Salah satu stres pertemanan dan dengan lawan jenis,
yang remaja alami yaitu stres serta merasa tidak disukai oleh orang
psikososial. lain. Thapar et al., (2012) mengatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi
Cahyani (2016) mengatakan stres remaja yang mengalami stres psikososial
psikososial disebabkan oleh interaksi dan menyebabkan depresi yang tertinggi
dengan individu lain yang ada adalah kejadian tak terencana atau tak
disekelilingnya dan kondisi sosial terkira seperti kematian orang tua pacar
lainnya, seperti kejadian hidup yang dan teman dekat.
membuat remaja tertekan dan
menimbulkan stres akut terhadap Hasil penelitian Putri (2014)
individu. Putri (2014) mengatakan faktor menyatakan remaja yang mengalami
yang mempengaruhi stres psikososial stres psikososial berat sebesar (11,3%),
pada remaja disebabkan oleh beberapa stres psikososial sedang sebesar (36,9%)
masalah, contohnya permasalahan dan stres psikososial ringan sebesar
terkait keluarga, teman sebaya, kematian (36,9%). Faktor yang paling
seseorang, memiliki penyakit dan lain- mempengaruhi stres psikososial yaitu
lain. Ketika remaja mengalami stres faktor kebiasaan sebanyak (46,1%).
psikososial yang berkelanjutan dan tidak Azizah et al., (2018) meneliti tentang
diatasi, maka akan meningkatkan resiko faktor-faktor yang berhubugan dengan
remaja tersebut menjadi depresi saat masalah psikososial remaja di wilayah
dewasa. Bantaran Kali Code Kota Yogyakarta
JKEP. Vol.6 No. 1 Mei 2021 hlm 40-50 43

mendapatkan bahwa 11,6% remaja bagaimana kemampuannya. Mereka


mengalami masalah psikososial dan menjadi semakin malas belajar dan tidak
faktor yang menyebabkannya adalah peduli dengan lingkungannya.
tingkat pendidikan, dukungan orangtua Berdasarkan penelitian tersebut,
dan kelayakan tempat tinggal. selanjutnya peneliti ingin mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi
Studi pendahuluan yang dilakukan terjadinya stress psikososial pada remaja
peneliti pada tanggal 14 Januari 2020 di SMAN 8 Pekanbaru.
dengan menggunakan kuesioner Skala
Holmes dan Rahe Non-Adult di SMAN 8 METODE PENELITIAN
Pekanbaru pada 33 responden Peneliti mengunakan desain penelitian
menunjukkan siswa yang mengalami deskripstif. Pada penelitian ini, peneliti
stres psikososial berat (81,82%) ingin mengetahui gambaran stres
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan psikososial dan faktor-faktor yang
tempat tinggal (44,44%), stres mempengaruhinya pada remaja di
psikososial sedang (15,15%) SMAN 8 Pekanbaru.
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
sekolah (60%) dan stres psikososial HASIL
ringan (3,03%) dipengaruhi oleh Tabel 1 menunjukkan karakteristik
hubungan dengan orang lain. Hasil berdasarkan jenis kelamin responden
wawancara dengan beberapa siswa di terbanyak yaitu perempuan dengan
SMAN 8 Pekanbaru yang terkena sistem jumlah 63 responden (62,4%),
zonasi mengatakan bahwa mereka tidak berdasarkan umur responden terbanyak
ingin masuk ke sekolah tersebut karena yaitu berumur 16 tahun dengan jumlah
siswa-siswa di SMAN 8 Pekanbaru 48 responden (47,5%), berdasarkan
dikenal dengan siswa yang berprestasi kelas dan jurusan responden terbanyak
dan pintar. Mereka menjadi tidak yaitu kelas XI IPA dengan jumlah 39
percaya diri untuk bersekolah di SMAN responden (38,5%).
8 Pekanbaru karena mereka tahu
JKEP. Vol.6 No. 1 Mei 2021 hlm 40-50 44

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Karakteristik Responden Jumlah (n) Presentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 38 37,6
Perempuan 63 62,4
Umur
15 tahun 29 28,7
16 tahun 48 47,5
17 tahun 23 22,8
18 tahun 1 1,0
Kelas dan Jurusan
X IPA 29 28,7
X IPS 19 18,8
XI IPA 39 38,5
XI IPS 14 13,9
Total 101 100

Penelitian yang dilakukan di SMAN 8 Hasil penelitian yang dilakukan di


Pekanbaru menunjukkan bahwa SMAN 8 Pekanbaru menunjukkan
berdasarkan karakteristik jenis kelamin, bahwa karakteristik berdasarkan umur
mayoritas responden adalah perempuan responden terbanyak yaitu berumur 16
dengan jumlah 63 responden (62,4%). tahun dengan jumlah 48 responden
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (47,5%). Berdasarkan Peraturan Menteri
Putri (2014) tentang prevalensi stres Pendidikan dan Kebudayaan
psikososial menunjukkan bahwa (Permendikbud) Nomor 44 tahun 2019
mayoritas responden berjenis kelamin pasal 5 ayat 1(a) mengenai persyaratan
perempuan (56%) dengan mengalami calon peserta didik baru kelas 1 (satu)
stres psikososial ringan sebesar 33,3% SD berusia 7 (tujuh) tahun sampai
dan laki-laki (44%) dengan stres dengan 12 (dua belas) tahun, sehingga
psikososial ringan 18,4%. Azizah et al., calon peserta didik baru kelas X
(2018) mengatakan anak perempuan mayoritas berumur 15 tahun dan kelas XI
lebih cenderung mengalami masalah berumur 16 tahun yang termasuk remaja
psikososial daripada anak laki-laki. Hal pertengahan.
tersebut dikarenakan adanya pengaruh
pada faktor pubertas pada anak Hasil penelitian Putri (2014) mengenai
perempuan dan laki-laki. prevalensi stres psikososial pada siswa-
siswi kelas XII studi pendidikan IPA dan
JKEP. Vol.6 No. 1 Mei 2021 hlm 40-50 45

IPS SMAN 6 Denpasar menunjukkan (41,30%) memiliki tingkat stres yang


bahwa prevalensi stres psikososial lebih tinggi daripada siswa jurusan IPS
terbanyak yaitu pada umur 17 tahun, hal (21,74%), sehingga peneliti
ini dikarenakan mayoritas responden menyimpulkan bahwa siswa dengan
berada pada usia tersebut. Diananda jurusan IPA lebih sering mengalami stres
(2018) mengatakan ketika remaja daripada siswa dengan jurusan IPS.
mencari identitas, remaja merasa bisa
untuk membuat keputusan sendiri Tabel 2 menunjukkan gambaran stres
dikarenakan pola hubungan sosial mulai psikososial pada remaja, stres
berubah dan menganggap diri sebagai psikososial terbanyak yaitu stres sedang
orang dewasa muda. sebanyak 48 responden (47,5%). Tabel 3
menunjukkan bahwa dari 101
Hasil penelitian yang dilakukan di responden, faktor keadaan lingkungan
SMAN 8 Pekanbaru menunjukkan tempat tinggal mempengaruhi sebanyak
bahwa karakteristik berdasarkan kelas 51,5% responden, faktor keadaan
responden terbanyak yaitu kelas XI IPA lingkungan sekolah mempengaruhi
dengan jumlah 39 responden (38,5%). sebanyak 50,5% responden, faktor status
Hal ini sesuai dengan penelitian Jauhari ekonomi keluarga mempengaruhi
(2019) mengenai tingkat stres yang sebanyak 37,6% responden, faktor
dialami oleh siswa menunjukkan bahwa hubungan dengan orang lain
siswa dengan jurusan IPA mengalami mempengaruhi sebanyak 49,5%
stres (97,1%). Hasil penelitian yang responden, faktor kejadian tidak
dilakukan oleh Muhajirin (2016) di SMA direncanakan mempengaruhi sebanyak
3 Islam Sultan Agung Semarang 31,7% responden dan faktor kebiasaan
menunjukkan bahwa siswa jurusan IPA mempengaruhi sebanyak 2% responden.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Stres
Psikososial
No Stres Psikososial Jumlah (n) Presentase (%)
1. Stres ringan 17 16,8
2. Stres sedang 48 47,5
3. Stres berat 36 35,6
Total 101 100
JKEP. Vol.6 No. 1 Mei 2021 hlm 40-50 46

Putri (2014) menyatakan bahwa remaja tertinggalnya perkembangan,


yang mengalami stres sedang rangsangan seksual, stres tentang
menunjukkan 50% kemungkinan sekolah, mudah bosan, orang tua yang
penyakit karena faktor stres. Santrock cerewet, teman sebaya yang memberi
(2011) mengatakan pada masa ini remaja tekanan, dan masalah uang. Masala
pertama kalinya mendapat banyak tersebut akan mengakibatkan remaja
masalah. Biasanya permasalahan yang sangat berisiko mengalami stres.
remaja alami seperti persoalan berat
badan, jerawat, menstruasi,
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkam Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Stres Psikososial pada Remaja
Jumlah (n)
Faktor-Faktor yang Total
No. Ya Tidak
Mempengaruhi
n % n % N %
Keadaan Lingkungan Tempat 101 100
1. 52 51,5 49 48,5
Tinggal
2. Keadaan Lingkungan Sekolah 51 50,5 50 49,5 101 100
3. Status Ekonomi Keluarga 38 37,6 63 62,4 101 100
4. Hubungan dengan Orang Lain 50 49,5 51 50,5 101 100
5. Kejadian Tidak Direncanakan 32 31,7 69 68,3 101 100
6. Kebiasaan 2 2,0 99 98,0 101 100

Hasil penelitian yang dilakukan di remaja sebanyak 51,5%. Hal tersebut


SMAN 8 Pekanbaru menunjukkan dikarenakan pada saat pandemi Covid-
bahwa terdapat beberapa faktor-faktor 19 diharuskan para orang tua untuk
yang mempengaruhi stres psikososial bekerja di rumah dan kurang
pada remaja, yaitu keadaan lingkungan harmonisnya hubungan antar orang tua
tempat tinggal, keadaan lingkungan yang membuat remaja menjadi stres. Hal
sekolah, status ekonomi keluarga, ini sejalan dengan penelitian yang
hubungan dengan orang lain, kejadian dilakukan oleh Putri (2014) remaja
tidak direncanakan dan kebiasaan. menjadi lebih stres disebabkan oleh
adanya ketidakharmonisan hubungan
Keadaan lingkungan tempat tinggal orang tua yang terjadi dalam jangka
adalah salah satu faktor yang waktu lama. Evanda (2015) mengatakan
mempengaruhi stres psikososial pada salah satu yang mempengaruhi stres
JKEP. Vol.6 No. 1 Mei 2021 hlm 40-50 47

pada seseorang dan kemampuannya kecemasan. ekstrakurikuler dan kegiatan


dalam beradaptasi adalah lingkungan. positif lainnya.
Lingkungan sangat mempengaruhi
tingkat stres seseorang dan biasanya Status ekonomi keluarga adalah salah
permasalahan muncul dari lingkungan satu faktor yang mempengaruhi stres
fisik dan sosial. psikososial pada remaja sebanyak
37,6%. Hal ini dikarenakan beberapa
Keadaan lingkungan sekolah adalah responden mengalami efek dari pandemi
salah satu faktor yang mempengaruhi yang mengakibatkan para orang tua
stres psikososial pada remaja sebanyak kehilangan pekerjaan dan tidak adanya
50,5%. Mayoritas responden dalam pemasukan tambahan. Hal ini sejalan
penelitian ini sudah menjadi senior dengan penelitian Azizah et al., (2018)
karena responden kebanyakan kelas XI yang menunjukkan bahwa status sosial
dan memiliki prestasi yang ekonomi dilihat dari pekerjaan orang tua
membanggakan. Hal ini sejalan dengan responden memiliki hubungan yang
penelitian Nadeak, Tienne & Albiner bermakna dengan masalah psikososial
(2013) mengatakan stres pada remaja remaja di wilayah bantaran Kali Code
dapat disebabkan oleh orangtua yang Kota Yogyakarta. Putri (2014)
menuntut anaknya untuk mempunyai mengatakan remaja banyak mengalami
nilai bagus di sekolah tanpa melihat stres bisa disebabkan oleh status
kemampuan anak. Hasil penelitian Putri ekonomi yang berada pada level bawah
(2014) mengatakan remaja cenderung
mendapat bully dari sesama teman di Hubungan dengan orang lain adalah
sekolah. Hurlock (2011) mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi
alasan remaja sering mengalami masalah stres psikososial pada remaja sebanyak
yang sulit diatasi yaitu mereka merasa 49,5%. Hal ini dikarenakan remaja butuh
mandiri, ingin menyelesaikan teman untuk menjadi tempat curahan
masalahnya sendiri dan menolak hatinya dan dikarenakan saat ini sedang
bantuan orang lain terutama orang tua dalam masa pandemi Covid-19, remaja
dan guru-guru. Alasan-alasan tersebut juga mengalami perubahan tingkah laku
memungkinkan siswa SMA mengalami oleh teman sebaya. Putri (2014)
mengatakan ketika remaja mengalami
JKEP. Vol.6 No. 1 Mei 2021 hlm 40-50 48

masalah, remaja tersebut akan mencari Kebiasaan adalah salah satu faktor yang
seseorang yang akan menjadi tempat mempengaruhi stres psikososial pada
curahan hatinya. Remaja akan remaja sebanyak 2%. Hal ini
mengalami stres jika hubungan dengan dikarenakan remaja bersekolah di salah
orang lain tidak baik. Sumara, Humaedi satu sekolah favorit dan memikirkan
dan Santoso (2017) mengatakan dampak kedepannya. Remaja
kenakalan remaja bisa mengakibatkan mempunyai kebiasaan dalam
remaja melakukan tindakan yang menghadapi masalah dengan emosional
menyimpang. Dampak bagi keluarga dan cenderung menghindar. Remaja
pada remaja yang berkelakuan yang banyak mengalami permasalahan
menyimpang yaitu putusnya komunikasi akan berperilaku, seperti agresifitas,
antara orang tua dan anak. Remaja membolos, mabuk, narkoba, serta
memiliki kebutuhan yang kuat untuk pergaulan bebas (Ahyani & Astuti,
disukai dan diterima teman sebaya atau 2018).
kelompok, seperti tidak suka jika ditolak
dan sebaliknya akan merasa senang dan SIMPULAN
bahagia apabila diterima oleh teman- Rata-rata responden penelitian berumur
teman sebayanya. 16 tahun dengan rentang 14-18 tahun
dengan jenis kelamin perempuan.
Kejadian tidak direncanakan adalah Mayoritas responden mengalami stres
salah satu faktor yang mempengaruhi psikososial sedang (47,5%). Responden
stres psikososial pada remaja sebanyak yang mengalami faktor keadaan
31,7%. Hal ini dikarenakan remaja lingkungan tempat tinggal sebanyak
mengalami kejadian yang ia tidak 51,5%, faktor keadaan lingkungan
inginkan dan rencanakan, sehingga sekolah sebanyak 50,5%, faktor status
membuat remaja menjadi stres. Putri ekonomi keluarga sebanyak 37,6%,
(2014) mengatakan kejadian tidak faktor hubungan dengan orang lain
direncanakan yang dialami remaja, sebanyak 49,5%, faktor kejadian tidak
seperti orang tua yang meninggal, pacar direncanakan sebanyak 31,7% dan
dan teman dekat yang meninggal juga kebiasaan sebanyak 2,% menunjukkan
membuat remaja menjadi stres. stres psikososial.
JKEP. Vol.6 No. 1 Mei 2021 hlm 40-50 49

SARAN Azizah, U., Haryan, F., & Wahyuni, B.


2018. Faktor-Faktor yang
1. Bagi Keperawatan
Berhubungan dengan Masalah
Sebagai bahan referensi bagi Psikososial Remaja Di Wilayah
Bantaran Kali Code Kota
instansi keperawatan yang terkait
Yogyakarta. BKM Journal of
dalam memberikan edukasi atau Community Medicine and Public
Health, 34(7), 281–290.
fenomena stres psikososial dan
faktor-faktor yang Cahyani, I. R. 2016. Hubungan Antara
Status Stress Psikososial dengan
mempengaruhinya pada remaja.
Konsumsi Makanan dan Status Gizi
2. Bagi Masyarakat Pendidikan Remaja di SMA Negeri 2 Jember.
Guru/pendidik dapat memfasilitasi
Diananda, A. 2018. No Title. Istighna,
informasi tentang stres psikososial 1(1), 116–133. http://e-journal.stit-
islamic-village.ac.id
dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya pada remaja dan Dharma, K. K. 2015. Metotologi
Penelitian Keperawatan
bagaimana cara pencegahannya
(Pedoman Pelaksanaan Dan
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Menerapkan Hasil Penelitian).
Jakarta: Trans Info Media.
Penelitian ini dapat dipakai sebagai
bahan pertimbangan dan Evanda, R. bagus. 2015. Faktor-Faktor
Internal Yang Mempengaruhi Stres
mengembangkan kuesioner
Pada mahasiswa Angkatan 2014
penelitian tentang penatalaksanaan Fakultas Kedokteran Universitas
Jember. Skripsi, 43.
stress pada remaja
Fajariyah, N. 2012. Asuhan
Keperawatan dengan Gangguan
DAFTAR RUJUKAN
Harga Diri Rendah. Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Ahyani, Latifah Nur, & Astuti, Dwi.
2018. Psikologi Perkembangan
Hidayat, A. A. 2012. Riset Keperawatan
Anak dan Remaja. Kudus: Badan
dan Teknik Penulisan Ilmiah,
Penerbit Universitas Muria Kudus.
Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Ali, M., & Asrori, M. 2018. Psikologi
Remaja Perkembangan Peserta
Jauhari, P. M. 2019. Analisis Tingkat
Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Stres Akademik Siswa IPA dan
Siswa IPS di SMA Ungukan Se-
Kota Palembang Tahun 2019.
Skripsi, 8(5), 55.
JKEP. Vol.6 No. 1 Mei 2021 hlm 40-50 50

Kemendikbud. 2019. Peraturan Menteri Putri, Wayan Diah Anima Winayaka.


Pendidikan dan Kebudayaan 2014. The Prevalence of
Nomor 44 tahun 2019. Psychosocial Stress and Affecting
Factors among The Students Xii
Muhajirin. 2016. Perbedaan Tingkat Grade Science and Social
Stres pada Remaja Siswa Kelas Xi Education at SMAN 6 Denpasar.
Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Stres Psikososial, 3.
(IPA) dengan Remaja Siswa
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Santrock, John W. 2011. Perkembangan
(Ips) Di SMA 3 Islam Sultan Agung Anak Edisi 7 Jilid 2. Jakarta:
Semaraang. Skipsi. Erlangga

Nadeak, Tienne, A., & Albiner, S. 2013. Sumiati, E., & Lailan, M. 2012.
Hubungan Status Stres Psikososial Pengetahuan dan Sikap Remaja
dengan Konsumsi Makanan dan Tentang Identitas Diri Remaja
Status Gizi Siswa SMUA Methodist- pada Siswa Sma Kartika I-2
8 Medan. Desember, 1–8. Medan. Jurnal Keperawatan
Holistik, 1(1), 30–34.
Potter, P, A., & Perry, A, G. 2010.
Fundamental Keperawatan,
Edisi 7. Jakarta: Salemba Thapar, A., Collishaw, S., Pine, D. S., &
Medika. Thapar, A. K. 2012. Depression in
adolescence. The Lancet,
Purwanti, F. 2013. Identitas Diri Remaja 379(9820), 1056–1067.
Pada Siswa Kelas Xi SMA Negeri 2 https://doi.org/10.1016/S0140-
Pemalang Ditinjau dari Jenis 6736(11)60871-4
Kelamin. Journal Psychology
Universitas Negeri Semarang, 1(1), Yendork, J., & Somhlaba, N. Z. 2014.
21–27. Stress, Coping and Quality of Life:
https://doi.org/10.1017/S13689800 An Exploratory Study of The
07000298 Psychological Well-Being of
Ghanaian Orphans Placed In
Sumara, D. S., Humaedi, S., & Santoso, Orphanages. Children and Youth
M. B. 2017. Kenakalan Remaja Services Review, 46, 28–37.
dan Penanganannya. Prosiding https://doi.org/10.1016/j.childyout
Penelitian dan Pengabdian h.2014.07.025
kepada Masyarakat, 4(2).

You might also like