Professional Documents
Culture Documents
12-Article Text-105-2-10-20210203
12-Article Text-105-2-10-20210203
12-Article Text-105-2-10-20210203
ABSTRACK
Dumptruck operators have a risk of experiencing job stress. The aim of this research was to
describe the level of work stress and analyze the related factors with the occurrence of work stress on
dumptruck operators in PT X Tarakan City. This research was an observational analytic, used cross
sectional design. The respondents was a 110 dump truck operator used simple random sampling method.
Data were collection used Generic Job Stress Questioner from NIOSH for job stress and questionnaires
Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) that had been modified to determine stress level and data
analysis used Spearman correlation test. The results of this study showed that from 110 respondents there
are had very low job stress level with 73 people (66,4%), had low job stress with 23 people (20,9%) and
had moderate job stress of 14 people (12, 7%). There were a correlation between lenght of work (p= 0,000),
interpersonal conflict (p= 0,000), job uncertainty (p= 0,009), employment opportunity (p= 0,000), work
demands (p=0,003), and mental demands (p=0,000). But there were no correlation between Age (p= 0,115),
marital status (p= 0,381), and role conflict (p=0,071) with job stress. The conclusion of this research is the
level of job stress dumptruck operator PT. X tends to be low and still within normal limits so as not to
disrupted its work performance.
1
e-ISSN 2622-2655
antaranya pekerja yang sering mengalami yang terjadi. Oleh karena itu, peneliti ingin
stres, mulai stres bahkan sangat stres dengan melakukan penelitian mengenai tingkat
beban kerjanya sebanyak 26% dari 100% stres dan faktor yang mempengaruhi kerja
karyawan. pada pekerja bagian operator dumptruck PT.
Operator dumptruck merupakan X tahun 2018.
tonggak penentuan bahan baku industri
karena bertindak langsung sebagai media METODE
pengambil batubara. Perusahaan
menetapkan standarisasi kerja yang tinggi Penelitian ini merupakan penelitian
kepada divisi operator guna meningkatkan kuantitatif dengan jenis observasional
kuantitas bahan baku produksi. Adanya analitik dengan menggunakan desain cross
beban kerja yang berat pada operator yang sectional. Populasi pada penelitian ini
mempunyai kewajiban kerja selama 12 jam adalah seluruh pekerja operator dumptruck
sehari menuntut mereka memiliki fisik yang di PT. X Jumlah populasi operator
prima, keterdesakan waktu, kondisi dumptruck yaitu sebanyak 153 pekerja
lingkungan fisik yang buruk, pekerjaan operator dumptruck yang bekerja di area
berulang-ulang dan tidak variatif serta faktor pertambangan batubara PT. X. Pengambilan
pekerjaan lainnya berdampak pada sampel menggunakan rumus slovin sehingga
timbulnya stres kerja pada karyawan. Serta diperoleh total responden penelitian
faktor lain yang dapat menmicu kondisi sebanyak 110 orang operator dumptruck
stres diantaranya beban kerja pekerja, yang ditentukan dengan metode simple
konflik interpersonal, konflik peran, random sampling.
tuntutan mental, kurangnya kesempatan Variabel yang diteliti dalam
kerja, ketidakpastian pekerjaan, shift kerja, penelitian ini adalah tingkat stres kerja
tempat kerja yang berbahaya, faktor sbagai variabel dependen dan variabel
keluarga. independen yaitu : umur, masa kerja, tingkat
Stres yang berkepanjangan dapat pendidikan, konflik interpersonal, konflik
berdampak pada aspek dan sistem tubuh peran, ketidakpastian pekerjaan, kesempatan
seseorang. Stres berdampak pada pada kerja, tututan pekerjaan, dan tuntutan
emosional, kognitif, fisiologis, dan perilaku. mental. Pengumpulan data menggunakan
Dampak secara emosional meliputi cemas, metode membagikan kuesioner dengan
depresi, tekanan fisik, dan psikologis. mewawancarai responden. Kuesioner yang
Dampak kognitif berakibat pada penurunan digunakan dalam penelitian ini adalah
konsentrasi, peningkatan distraksi, dan Generic Job Stress Questionere dari NIOSH
berkurangnya kapasitas memori jangka untuk penyebab stres kerja dan kuesioner
pendek. Dampak secara psikologis Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS
mengakibatkan pelepasan epinerfrin dan 42) yang telah dimodifikasi untuk
norepinefrin, yang mengakibatkan menentukan tingkat stres. Pengambilan data
terganggunya sistem pencernaan, nafas menggunakan metode wawancara dengan
cepat, peningkatan denyut jantung, dan menggunakan kuesioner.
kontriksi pembuluh darah. Dampak pada Analisa data yang digunakan adalah
perilaku seperti meningkatnya uji korelasi Spearmen dengan α sebesar 5%
ketidakhadiran kerja, terganggunya pola untuk menguji umur, masa kerja, tingkat
tidur, dan pekerjaan menjadi kurang optimal pendidikan, konflik interpersonal, konflik
(Eysenck, 2009). peran, ketidakpastian pekerjaan, kesempatan
Pengukuran stres kerja penting kerja, tututan pekerjaan, dan tuntutan
dilakukan untuk mengetahui gambaran mental dengan tingkat stres kerja.
tingkat stres kerja yang dialami oleh para Penelitian ini dilakukan di area
pekerja. Sehingga perusahaan dapat wilayah daerah Kabupaten Nunukan dan
mengevaluasi penyebab stres kerja yang Kabupaten Tana Tidung , Kecamatan
dialami para pekerja mereka. Pengukuran ini Sesayap , Kalimantan Utara. Penelitian ini
juga dapat digunakan sebagai langkah dimulai pada bulan Oktober 2017 – Juli
pencegahan dan pengendalian stres kerja 2018 dengan waktu pengumpulan data pada
2
e-ISSN 2622-2655
bulan Februari – Maret 2018. Penelitian ini 73 orang (66,4%), stres rendah 23 orang
telah dinyatakan lolos kaji etik oleh Komisi (20,9) dan tingkat stres sedang sebanyak 14
Etik Penelitian Kesehatan Fakultas orang (12,7%) sedangkan untuk tingkat stres
Kesehatan Masyarakat Universitas tinggi dan sangat tinggi tidak dialami oleh
Airlangga pada tanggal 9 Februari 2018. responden. Karakteristik responden secara
rinci dapat dilihat pada tabel 1.
HASIL Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Stres Kerja
Distribusi Karakteistik Responden Umur
Karakteristik responden pada Hasil penelitian menunjukkan umur yang
penelitian ini dapat diketahui dari umur, paling banyak mengalami tingkat stres
status pernikahan, masa kerja. umur termuda sedang adalah umur 40-49 tahun sedangkan
yang menjadi responden penelitian ini umur yang paling banyak mengalami tingkat
berumur 20 tahun sedangkan umur tertua stres sangat rendah adalah umur 30-39
berumur 43 tahun. Rata-rata umur responden tahun.
berada pada rentan 37,95 (+7,54) tahun. Masa Kerja
Responden terbanyak berada pada kisaan Hasil penelitian ini menunjujkkan bahwa
umur 40-49 tahun dengan jumlah 42,7% tingkat stres kerja sangat rendah paling
dengan umur responden terbanyak berumur banyak dialami oleh responden dengan masa
43 tahun. kerja 6-8 tahun sedangkan untuk stres kerja
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Individu sedang di dominasi oleh kelompok masa
Variabel Kategori n % kerja dibawah 2 tahun.
20-29 tahun 9 8,20 Status Pernikahan
30-39 tahun 16 14,50 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Umur responden yang belum menikah dari total 10
40-49 tahun 47 42,70
50-54 tahun 38 34,50 orang terdapat 9 orang yang mengalami stres
Belum 10 9,10 sangat rendah dan 1 orang mengalami stres
Status menikah rendah. Sedangkan, stres sedang sebanyak
Pernikahan Sudah 100 90,90 14 orang dialami oleh responden yang sudah
menikah menikah.
0-2 tahun 37 33,60 Konflik Peran
Masa 3-5 tahun 20 18,20 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kerja 6-8 tahun 29 26,40 pekerja dengan konflik peran yang
9-11 tahun 24 21,80 rendah mengalami tingkat stres kerja
Sangat 73 66,40 sangat rendah sebesar 62,7% dengan
rendah jumlah 69 orang. Sedangkan untuk
Rendah 23 20,90 tingkat stres sedang paling banyak
Tingkat
Sedang 14 12,70 dialami oleh pekerja yang mengalami
Stres Kerja
Tinggi 0 0,00 konflik peran rendah.
Sangat 0 0,00 Konflik Interpersonal
tinggi Jumlah responden yang mengalami stres
Dilihat dari status pernikahan sangat rendah terbanyak adalah responden
responden terdapat 10 orang responden yang yang memiliki konflik interpersonal rendah
belum menikah dan terdapat 100 responden dengan jumlah 66 orang sedangkan stres
yang telah menikah. Masa kerja responden sedang terbanyak dialami oleh responden
terpendek yaitu 1 bulan dan masa keja yang memiliki konflik interpersonal tinggi
terlama selama 132 bulan (11 tahun). Rata- dengan jumlah 11 orang.
rata masa kerja responden yaitu 59,75 bulan Ketidakpastian Kerja
(5 tahun). Masa kerja kurang dari 2 tahun Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
memiliki jumlah responden terbanyak responden yang mengalami ketidakpastian
sebesar 33,6%. Responden paling banyak kerja dengan mengalami stress sangat
mengalami tingkat stres sangat rendah yaitu rendah sebanyak 41 orang sedangan
3
e-ISSN 2622-2655
Tabel 2. Distribusi Tingkat Stres Kerja Berdasarkan Umur, Masa Kerja, Status Pernikahan,
Konflik Peran, Konflik Interpersonal, Ketidakpastian Kerja, Kesempatan Kerja, Tuntutan Kerja,
Tuntutan Mental
4
e-ISSN 2622-2655
5
e-ISSN 2622-2655
dengan stres kerja dengan nilai signifikan perusahaan sehingga pekerja bekerja
0,94. semakin giat. Pendapat lain yang
Konflik Interpersonal dikemukakan secara tidak langsung dapat
Konflik interpersonal dapa terjadi menimbulkan kondisi stres karena bagi para
akibat adanya gangguan ketika melakukan pekerja. Ketidakpastian pekerjaan ini
interaksi sosial antara pekerja dengan orang merupakan sebuah ancaman dalam
lain seperti rekan kerja sesama operator, keberlangsungan pada pekerjaannya.
pengawas dan rekan kerja di bagian lainnya. Ketidakpastian pekerjaan dapat pula terjadi
Gangguan ini timbul karena adanya akibat perubahan tekhnologi yang semakin
ketidaksepakatan antar pekerja terhadap canggih dan berkembang dimasa yang akan
kebutuhan atau keinginan personal yang datang. Sehingga pekerja merasa khawatir
harus dipenuhi (Liliweri, 2005) Berdasarkan apabila keterampilan yang dimilki tidak
hasil uji statistik menggunakan korelasi diperlukan lagi untuk melakukan pekerjaan
spearmen menunjukan nilai signifikansi tersebut. Kekhawatiran mengenai
sebesar 0,000 pada pada α = 0,01 artinya ketidakpastian pekerjaan yang terjadi dapat
terdapat hubungan antara konflik meningkatkan risiko terjadinya stres kerja
interpersonal dengan stres kerja. Dalam pada pekerja tersebut (Robbins, 2008).
penelitian ini konflik interpersonal memiliki Pekerja operator dumptruck
hubungan positif dengan stres kerja yang merasakan ketidakpastian pekerjaan ini
dialami pekerja yaitu semakin tinggi konflik disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor
interpersonal yang dialami pekerja maka kesehatan menjadi salah satu penyebab
semakin meningkatkan pula stres kerja yang pekerja merasakan ketidakpastian pekerjaan
dialami pekerja. Hasil penelitian ini sejalan karena dalam pekerjaannya sebagai operator
dengan penelitian yang dilakukan oleh dumptruck dibutuhkan fisik dan psikis yang
(Akrima,2014) yaitu terdapat hubungan baik. Apabila pekerja mengalami penurunan
antara konflik interpersonal dengan stres kesehatan seperti menurunnya fungsi
kerja dengan nilai signifikan sebesar 0,01. penglihatan, pendengaran dan pernapasan
Konflik interpersonal memiliki dampak maka pekerja yang mengalami penurunan
terhadap stres kerja dalam waktu yang kesehatan tersebut akan dipindah tugaskan
panjang. Dampak yang dialami akibat ke pekerjaan yang lain. Oleh karena hal
konflik interpersonal ini yaitu pekerja tersebut tidak jarang pekerja yang
mengalami gelisah dan merasa tidak nyaman mengalami penurunan kesehatan tersebut
dan tidak akur terhadap orang lain yang dipensiunkan dini dan digantikan oleh
dapat memicu terjadinya stres kerja. Konflik pekerja yang lebih bugar karena tidak
interpersonal yang sering terjadi pada memiliki keterampilan lain selain menjadi
pekerja yaitu ketika pekerja sulit untuk operator alat berat. Dari faktor kesehatan ini
berkomunikasi saat menggunakan radio banyak terjadi di usia tua yang telah
komunikasi pada saat bekerja yang dapat mendekati masa pensiun. Faktor lainnya
mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman adalah ketika pekerja melakukan
antar pekerja dalam melakukan tugasnya. pelanggaran aturan dalam bekerja maka
Ketidakpastian Pekerjaan akan mendapat surat peringatan bahkan
Ketidakpastian pekerjaan berkaitan dapat dikeluarkan dari perusahaan. Dalam
dengan ancaman terjadinya kehilangan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pekerjaan di masa mendatang. hubungan antara ketidakpastian pekerjaan
Ketidakpastian pekerjaan merupakan salah dengan stres kerja pekerja operator
satu penyebab stres kerja yang dapat dumptruck. Berdasarkan hasil uji statistik
mengakibatkan menurunnya performa kerja menggunakan korelasi spearmen
dan pekerja yang mencoba untuk beralih menunjukkan nilai signifikansi sebesar
untuk mencari pekerjaan di tempat lain. 0,009 pada α = 0,01 artinya terdapat
Ketidakpastian pekerjaan ini ditanggapi hubungan antara ketidakpastian kerja
berbeda oleh setiap pekerja. Di satu sisi dengan stres kerja. Hal ini sejalan dengan
pekerja akan meningkatkan performance penelitian yang dilakukan Nurazizah yaitu
kerjanya agar mereka dapat tetap bekerja di terdapat hubungan antara ketidakpastian
6
e-ISSN 2622-2655
pekerjaan dengan stres kerja yang terdapat hubungan antara kesempatan kerja
ditunjukkan oleh nilai signifikan sebesar dengan stres kerja.
0,00. Tuntutan Kerja
Kurangnya Kesempatan Tuntutan kerja ini terdiri dari beban
Kurangnya kesempatan kerja yang kerja serta tanggung jawab pada pekerjaan
dialami pekerja dapat menjadi suatu faktor tersebut. Stres yang terjadi dapat diakibatkan
penyebab pekerja mengalami peningkatan dari beban kerja yang tidak sesuai dengan
stres kerja. Hal ini dikarenakan sedikitnya kempampuan pekerja. Hal tersebut dapat
informasi tentang lapangan pekerjaan yang diakibatkan karena beban kerja yang terlalu
tersedia dan sesuai dengan keahliannya banyak ataupun beban kerja yang terlalu
dapat memicu terjadinya stres kerja. Hal ini sedikit. Jumlah beban kerja yang terlalu
terjadi diakibatkan munculnya perasaan banyak atau ketika pekerja diharuskan
khawatir terhadap kemungkinan kehilangan menyelesaikkan pekerjannya dengan
pekerjaannya serta kesulitan ketika akan tuntutan waktu merupakan salah satu
mencari tempat kerja yang lain penyebab terjadinya stres kerja.
(Bizymoms,2013). Kekurangan kesempatan Permasalahan jumlah beban kerja
kerja yang dirasakan oleh pekerja berasal merupakan masalah umum yang terjadi di
dari perusahaan tempat mereka bekerja serta bidang industri. Tingkat pembebanan yang
kekhawatiran pekerja terhadap kesediaan terlalu rendah dapat menyebabkan pekerja
lowongan pekerjaan yang sesuai dengan mengalami kebosanan dan kejenuhan
keterampilan dan kemampuan pekerja sedangkan beban kerja yang berlebihan
tersebut. Kurangnya kesempatan kerja yang dapat menyebabkan overstress (Tarwaka,
dirasakan pekerja menyebabkan terjadinya 2014). Tanggung jawab terdiri dari 2 yaitu
stres kerja yang memicu terjadinya frustasi tanggung jawab terhadap barang dan
pada pekerja. Semakin tinggi rasa khawatir tanggung jawab terhadap orang lain.
para pekerja mengenai kurangnya Tanggung jawab seorang operator adalah
kesempatan kerja akan semakin memeriksa kendaraan dengan melakukan
meningkatkan stres kerja yang dialami oleh P2H (pemeriksaan dan perawatan harian)
mereka (Karima, 2014). pada unit dumptruck, membawa batubara
Perusahaan memberikan beberapa atau tanah galian sesuai dengan intruksi
pekerja operator keahlian lain yaitu dengan pengawas, berkendara sesuai dengan
memfasilitasi mereka dengan pelatihan- peraturan lalu lintas tambang.
pelatihan lain. Hal tersebut merupakan Berdasarkan hasil uji statistik
keuntungan yang di dapat oleh pekerja dan menggunakan korelasi spearmen
memberikan keahlian lain pada pekerja. menunjukkan bahwa nilai signifikansi
Sehingga pekerja memiliki kesempatan yang sebesar 0,003 pada α = 0,01 artinya terdapat
lebih besar untuk naik jabatan menjadi hubungan antara tuntutan kerja dengan stres
pengawas atau bagian lain selain menjadi kerja. Tuntutan kerja dengan tingkat stres
operator. Hasil uji statistik pada penelitian kerja memiliki hubungan yang berpola
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif, artinya semakin meningkatnya
antara kesempatan kerja dengan stres kerja. tuntutan kerja maka tingkat stres kerja yang
Hubungan antara kesempatan kerja dengan dialami oleh pekerja akan semakin
stres kerja memiliki hubungan yang negatif. meningkat. Sedangkan menurut hasil
Hal ini menunjukkan bahwa semakin penelitian yang dilakukan oleh Murni
kurangnya kesempatan kerja maka akan Kasmarani pada perawat di Instalasi Gawat
semakin meningkatkan stres kerja pekerja. Darurat (IGD) RSUD Cianjur yang
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan menyatakan bahwa tidak ada hubungan
korelasi spearmen menunjukkan nilai antara tuntutan kerja fisik dengan stres kerja
signifikansi sebesar 0,000 pada pada α = dengan nilai p-value 0,332.
0,01 artinya terdapat hubungan antara Tuntutan Mental
kesempatan kerja dengan stres kerja. Hal ini Tuntutan mental merupakan sumber
sejalan dengan penelitian Nurazizah yaitu stres yang signifikan. Tuntutan mental yang
dengan nilai signifikan 0,00 yang artinya paling besar dirasakan oleh pekerja yaitu
7
e-ISSN 2622-2655
8
e-ISSN 2622-2655
disebabkan setiap pekerja telah memiliki dumptruck PT. X cenderung rendah. Faktor-
tugas atau peran masing-masing. faktor yang menyebabkan responden
Pembagian tugas telah dilakukan dengan cenderung mengalami tingkat stres kerja
baik oleh para pengawas yaitu dengan sedang yaitu semakin pendek masa kerja
memberikan intruksi kerja kepada pekerja pekerja, semakin tingginya konflik
setiap awal shift kerja pekerja. Serta upaya interpersonal pada pekerja, semakin pekerja
yang dilakukan oleh para pengawas yaitu merasakan ketidakpastian pekerjaan,
dengan melakukan komunikasi dengan semakin kurangnya kesempatan kerja
pekerja melalui radio komunikasi sebagai pekerja, semakin tingginya tuntutan
alat yang digunakan untuk memberikan pekerjaan yang dialami pekerja, semakin
arahan kepada setiap pekerja. Dengan hal tingginya tuntutan mental yang dialami
ini maka pekerja dapat dengan mudah pekerja. Sedangkan faktor yang tidak
mengetahui tugas atau perannya saat berhubungan dengan stres kerja yaitu umur,
melakukan pekerjaannya. Sehingga dapat status pernikahan, dan konflik peran.
mengurangi terjadinya konflik peran yang Tingkat stres kerja yang dialami
terjadi pada pekerja. Hal ini sejalan dengan pekerja cenderung rendah dan masih berada
penelitian Nurazizah yaitu tidak terdapat pada batas normal sehingga tidak
hubungan antara konflik peran dengan stres mengganggu kinerja pekerja. Namun
kerja ditunjukkan dengan nilai signifikan tuntutan mental pada pekerja dengan masa
sebesar 0,27. kerja yang baru cenderung mengalami
Penelitian ini dapat digunakan untuk tingkat stres sedang. Sehingga perlu adanya
pekerja yang sama dengan profesi operator pemberian informasi terkait peraturan
dumptruck di perusahaan pertambangan pertambangan kepada pekerja yang masa
yang berbeda. Penelitian ini juga dapat kerjanya tergolong baru.
digunakan untuk mengukur stres kerja pada
pekerja operator alat berat lainnya. Namun UCAPAN TERIMA KASIH
penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu
tidak mengukur lingkungan kerja fisik Ucapan terimakasih saya ucapkan
karena lingkungan kerja di area kepada lembaga lentera kaji selaku pemberi
pertambangan diraskan sama oleh setiap dana dalam penelitian ini, kedua orang tua
operator sehingga tidak termasuk dalam saya yang telah memberikan motivasi dalam
variabel yang diteliti dan dalam penelitian penyelesaian penelitian ini serta dosen yang
ini juga tidak mengukur terkait lingkungan telah memberikan bimbingan, saran dan
kerja fisik. Selain itu penelitian ini berfokus masukan dalam penulisan penelitian ini.
pada faktor pekerjaan dan karakteristik Terima kasih juga disampaikan kepada
individu saja yang mempengaruhi stres kerja teman- teman prodi kesehatan masyarakat
dan tidak meneliti terkait faktor luar yang telah memberikan motivasi untuk
pekerjaan yang menyebabkan stres kerja. menyelesaikkan penelitian ini.
9
e-ISSN 2622-2655
10