Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Hubungan Kebiasaan

AnalisisFaktor Internal danEksternaldenganAntenatal Care(ANC)


Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Pada
K4 diSiswa
Wilayah
SDN 1 Batuah Kecamatan Kusan
KerjaPuskesmasTelukDalam HilirBanjarmasin
Kota Kabupaten Tanah
TahunBumbu
2017

Relation
Analysis Of Breakfast
Of Internal Habits With
And External Student
Factors With Learning
AntenatalAchievement At SDN
Care (ANC) K4 1 Batuah
In Working Area In
Banjarmasin
Subdistric
Teluk
Kusan
Dalam
HilirPublic
TanahHealth
Bumbu Services
RegencyIn 2017

Akhmad Murjani*, Abd. Basid,


Abdullah*, Mega Hardiyanti
Norfai
Fakultas KesehatanSTIKES Cahaya
Masyarakat Bangsa Islam Kalimantan
Universitas
Jl. Adhyaksa No.*korespondensi : absazcb@gmail.com
2, Kayu Tangi,Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
*korespondensi : abdullahmfks@gmail.com
Abstract
Abstract
Background,There are still many children who have not get used to themselves with
breakfast. Berides
Antenatal Care is anot havinghealth
periodic breakfast, willduring
service have pregnancy
a negative of impact
motherson the learningbyproses.
organized health
Breakfast will such
professionals provides the body withmidwives,
as obstetricians, the necessary
general nutrients and that’s
practitioners, proven
midwives andtonurses
increase
to
learning
pregnantconcentration.
women and the Thefetus
number
they of
have
malnourished
to ensure children
that pregnant
in Indonesia
women iscan stillbehigh
running
than
the threshold
pregnancy, set by WHO.
parturition, Nutrional
puerperium well status on KusanHilir
and survived and have sub districtbaby.
healthy in 2017 is in the
The coverage
category
of ANC K4 of in
BBTeluk
/ U, TB/ U, TB/
Dalam PublicU, Health
and BBServices
/ TB therehasare 366decreasing
been cases. This study aims
percentage to
from
determine
2015 by 96% the relation
to 85% between
in 2016. breakfast
This studyhabits
aims with learning
to know and achievement in students at
analyze the relationship of
Batuah
mother's1 age,
Elemantary School
education, Sub knowledge,
parity, District Kusan Hilir Tanah
pregnant Bumbu
mother's Regency.
class Method,
visit and this
husband
study uses an analytic observational method with a cross sectional approach. This reseaech
was conducted at Batuah 1 Elementary School KusanHilir sub district. The study population
was all students of class III, IV and V with a total sample of 61 respondents using probability
sampling technique. Research variables included breakfast habits and learning achievement.
Data on breakfast habits using questionnaires and learning achievement of report books.
Statistical test using Spearman’s Rank Test.Result, this study shows that respondents who
have good breakfast habits are 7 (11%) and respondents have good learning achievement
39 (64%). The conclusion of this study, there is a significant relations between the habit of
breakfast with learning achievement in students at SDN 1 Batuah Sub district KusanHilir,
regency Tanah Bumbu.

Keywords: Breakfast Habits, Learning Achievement

Pendahuluan tidak seimbang baik kekurangan atau


Pada Usia 6-12 tahun anak lebih kelebihan gizi (2).
banyak aktivitasnya, baik di sekolah maupun Angka anak-anak yang menderita
di luar sekolah, sehingga anak perlu energi kekurangan gizi di Indonesia ternyata masih
lebih banyak. Pertumbuhan anak lambat tinggi bila dibandingkan angka ambang
tetapi pasti, sesuai dengan banyaknya batas yang ditetapkan badan kesehatan
makanan yang dikonsumsi anak. Sebaiknya dunia (WHO). Kementerian kesehatan
anak diberikan makanan pagi sebelum ke (Kemenkes) RI pada tahun 2016
sekolah, agar anak dapat berkonsentrasi mengungkapkan tingginya angka
pada pelajaran dengan baik dan berprestasi kekurangan gizi di Indonesia menurut WHO
(1). 10% ini kategori pertama, sedangkan
Kurangnya gizi pada anak akan kategori kedua kekurangan gizi (TB/U),
mengakibatkan daya tangkap yang kurang, angkanya masih 27,5% dan ambang batas
konsentrasi belajar yang kurang, menurut WHO adalah 20% pada kategori ini
pertumbuhan fisik yang tidak optimal bukan hanya berakibat pada pendeknya
cenderung postur tubuh cenderung pendek, ukuran badan anak-anak tapi juga
anak tidak aktif bergerak dan lemah daya berdampak pada kecerdasan anak, tidak
tahan tubuhnya. Sehingga mengakibatkan optimal sekolah, dan rawan terkena penyakit
anak tersebut mudah terkena penyakit dan tidak menular. Adapun kategori yang ketiga
berpengaruh pada kapasitas saat mereka kekurangan gizi (BB/TB) di Indonesia angka
dewasa. Tumbuh kembang anak dan potensi kekurangan gizi secara nasional mencapai
dapat dipengaruhi oleh kondisi gizi yang 11% yang terdiri dari kurus dan sangat

45
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.

kurus, sedangkan ambang batas WHO terikat akan dikumpulkan dalam waktu
adalah 5%. bersamaan (4). Penelitian ini bertujuan untuk
Data Riskesdas tahun 2013 melihat hubungan antara kebiasaan sarapan
menunjukkan bahwa secara nasional pagi dengan prestasi belajar pada siswa di
prevalensi kurus pada anak umur 5-12 tahun SDN 1 Batuah Kecamatan Kusan Hilir
adalah 11,2%, terdiri dari 4,0% sangat kurus Kabupaten Tanah Bumbu.
dan 7,2% kurus. Sedangkan prevalensi Populasi penelitian adalah seluruh
status gizi di Kalimantan Selatan pada tahun siswa kelas 3,4 dan 5 SDN 1 Batuah
2013 untuk prevalensi kurus pada anak Kecamatan Kusan Hilir sebanyak 156 Siswa.
umur 5-12 tahun adalah 20,7%, terdiri dari Penentuan jumlah sampel dalam penelitian
4,9% sangat kurus dan 15,8% kurus (3,18). ini dengan teknik probability sampling yaitu
Berdasarkan hasil PSG (Pemantauan proportionate stratified random sampling
Status Gizi) di Kabupaten Tanah Bumbu dengan menggunakan rumus slovin dengan
pada tahun 2016 prevalensi status gizi jumlah 61 orang responden.
adalah 57,3% terdiri dari 22,5% gizi Teknik pengambilan sampel adalah
kurang/underwight 5,4% pendek/stunting probability sampling dengan menggunakan
dan 9,4 kurus. Pada tahun 2017 prevalensi proportionate stratified random
status gizi adalah 24,7% terdiri dari 3,5 sampling.Penentuan besarnya sampel pada
kurang gizi/underweight, 17,9 setiap kelas dilakukan alokasi proporsional,
pendek/stunting dan 3,3 kurus. yaitu :
Status Gizi Kecamatan Kusan Hilir
pada tahun 2017 adalah gizi Tabel 1. Perhitungan Jumlah Sampel
kurang/underweight 21,3% dengan jumlah Kelas Perhitungan Jumlah Sampel
163 kasus, pendek/stunting 11,3% dengan 61
x 47 = 18,378 19
jumlah 87 kasus, dan kurus 15,1% dengan III 156
jumlah 116 kasus. 61
x 52 = 20,333 20
Dari hasil pengamatan dan studi IV 156
61
pendahuluan peneliti menanyakan kepada x 57 = 22,288 22
kepala sekolah SDN 1 Batuah dan didapat V 156
hasil sekitar 50% murid disekolahnya tidak
Jumlah 61
sarapan pagi. Kondisi sekolah yang terletak
dipinggir jalan raya, tingkat pendidikan
Lokasi penelitian bertempat di SDN 1
masyarakat yang masih rendah dan status
Batuah Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten.
ekonomi yang masih kurang merupakan
Instrument pada penelitian ini adalah lembar
masalah lain yang juga perlu menjadi
kuesioner.
perhatian. Selain itu, keadaan kantin yang
Analisa data pada penelitian ini adalah
menyediakan makanan dengan tingkat gizi
univariat dan bivariat. Analisa univariat
kurang memadai dan belum sesuai dengan
dilakukan untuk melihat karakteristik
standarisasi kantin. Terkait dengan kondisi
responden meliputi umur, jenis kelamin,
tersebut maka, tujuan penelitia adalah untuk
kebiasaan sarapan pagi dan prestasi belajar.
mengetahui pola kebiasaan sarapan pagi
Analisa bivariat menggunakan uji korelasi
siswa SDN 1 Batuah dan juga untuk
Spearman Rank untuk melihat apakah ada
mengetahui prestasi belajar siswa SDN 1
hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan
Batuah serta untuk mengetahui apakah ada
prestasi belajar pada siswa di SDN 1
hubungan kedua variabel tersebut.
Batuah.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian observasional analitik dengan
pendekatan potong lintang (cross sectional),
yaitu observasi yang dilakukan pada waktu
yang sama untuk memperoleh hubungan
antara dua variabel pada situasi atau
sekelompok subjek yang mana data yang
menyangkut variabel bebas dan variabel

46
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.

Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil 2. Analisa Bivariat
sebagai berikut : Tabel 5. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi
1. Analisa Univariat dengan Prestasi Belajar
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Kebiasaan Prestasi Belajar Total
Responden Sarapan Cukup Baik
Karakteristik N % Pagi % % %
Jenis Kelamin Kurang 14 60,9 9 39,1 23 100
- Laki-laki 39 64 Cukup 7 22,6 24 77,4 31 100
- Perempuan 22 36 Baik 1 14,3 6 85,7 7 100
Umur Total 22 36,1 39 63,9 61 100
- 9-10 Tahun 23 38 r = 0,393
- 11-12 Tahun 35 57 p value = 0,002
- 13 Tahun 3 5
Berdasarkan tabel 5 menggambarkan
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan hubungan sarapan pagi dengan prestasi
bahwa hasil penelitian pada karakteristik belajar pada siswa di SDN 1 Batuah. Hasil
jenis kelamin diperoleh sebagian besar statistik hubungan sarapan pagi dengan
responden berjenis kelamin laki-laki prestasi belajar menunjukkan bahwa, pada
sebanyak 39 responden (64%). Berdasarkan responden yang memiliki kebiasaan sarapan
umur responden, mayoritas berada pada pagi dan prestasi belajar baik sebanyak 6
usia 11-12 tahun yaitu 35 responden (57%). responden, responden yang memiliki
kebiasaan sarapan pagi cukup dan prestasi
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kebiasaan belajar baik sebanyak 24 responden,
Sarapan responden yang memiliki kebiasaan sarapan
Kebiasaan Sarapan Pagi N % pagi baik dan prestasi belajar cukup
Baik 7 11 sebanyak 1 responden, responden yang
Cukup 31 51 memiliki kebiasaan sarapan pagi cukup dan
Kurang 23 38 prestasi belajar cukup sebanyak 7
responden, responden yang memiliki
Kebiasaan sarapan pagi dikategorikan kebiasaan sarapan pagi kurang dan prestasi
menjadi 3 yaitu baik, cukup dan belajar baik sebanyak 9 responden, dan
kurang.Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui responden yang memiliki kebiasaan sarapan
bahwa sebagian besar memiliki kebiasaan pagi kurang dan prestasi belajar cukup
sarapan pagi cukup yaitu 31 responden sebanyak 14 responden. Artinya bahwa
(51%). responden yang memiliki kebiasaan sarapan
pagi kategori baik sangat kecil hanya 7
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar orang, selebihnya masih kategori kurang dan
Prestasi Belajar N % cukup.
Baik 39 64 Berdasarkan uji kolerasi Spearman’s
Cukup 22 36
Rank diketahui bahwa N atau jumlah data
Prestasi belajar yang didapatkan pada
penelitian adalah 61, kemudian nilai P-Value
kelas III, IV dan V yaitu kategori baik dan cukup. adalah 0,002 yang berarti nilai p < 0,05 yang
Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui bahwa berarti Ho ditolak, maka dapat disimpulkan
sebagian besar responden memiliki prestasi bahwa ada hubungan yang signifikan antara
belajar baik yaitu sebanyak 39 responden (64%) kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi
belajar pada siswa SDN 1 Batuah
Kecamatan Kusan Hilir.

Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Responden yang dipilih dalam
penelitian ini hanya kelas III, IV dan V
karena jumlah siswanya lebih banyak
sehingga data yang dihasilkan diharapkan
lebih akurat. Pada siswa kelas I dan II tidak

47
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.

dapat mengetahui pengaruh sarapan pagi lemaklah yang akan diambil dalam keadaan
terhadap prestasi belajarnya karena pada seperti ini, pastilah tubuh tidak berada dalam
kelas tersebut siswa cenderung belajar keadaan yang cocok untuk melakukan
dengan teknik learn and play. Sedangkan pekerjaan dengan baik.
kelas VI pada saat melakukan penelitian Sarapan terbukti mampu membuat
siswa selesai melakukan Ujian Nasional anak-anak lebih konsentrasi saat belajar
sehingga tidak berhadir di sekolah. Sehingga disekolah.Sarapan yang dimaksud disini
dengan alasan tersebut penenliti mengambil tentunya asupan gizi yang dikonsumsi
keputusan untuk melakukan penelitian di memenuhi keperluan untuk hidup
kelas III, IV dan V. sehat.Makanan yang memenuhi untuk hidup
Hasil karakteristik responden sehat adalah makanan yang bergizi.
menunjukan bahwa sebagian besar berjenis Makanan bergizi adalah makanan yang
kelamin laki-laki sebanyak 39 responden mengandung zat-zat yang diperlukan oleh
atau 64%. Pada anak usia sekolah tubuh untuk memenuhi hidup
kebiasaan makan dibedakan berdasarkan sehat.Berdasarkan kamus biologi praktis,
jenis kelaminnya. Dibandingkan anak bahwa gizi adalah zat-zat makanan yang
perempuan maka anak laki-laki lebih banyak berguna bagi kesehatan. Maka anak yang
melakukan aktivitas fisik baik di sekolah kurang gizi mudah lelah, tidak mampu
maupun di luar sekolah, sehingga perlu berpikir, dan tidak berkonsentrasi penuh
energi lebih banyak. Sengkan pertumbuhan dalam belajar (6).
anak perempuan lambat tetapi pasti, sesuai Porsi sarapan pagi yang sehat, seperti
dengan banyaknya makanan yang disebutkan sebelumnya sarapan hanya
dikonsumsi anak. Sebaiknya anak diberikan membutuhkan 15%-30% dari kecukupan gizi
makanan pagi sebelum ke sekolah, agar harian.Jika kebutuhan gizi harian berkisar
anak dapat berkonsentrasi pada pelajaran antara 1500-2200 kalori, maka sarapan
dengan baik dan berprestasi (1) dan hanya sebanyak 300-500 kalori. Jumlah ini
memerlukan kalori yang lebih banyak untuk dapat dicukupi dengan porsi makan yang
meningkatkan daya tahan tubuh.Sebagian tidak terlalu banyak. Misalnya setangkup roti
besar berumur 11-12 tahun sebanyak 35 selai, semangkuk sereal dan susu, setengah
responden atau 57%.Hal ini menunjukan gelas nasi beserta lauk dan sayur, atau 2
bahwa dari segi umur siswa kelas III, IV dan tongkol jagung rebus ditambah jus. Pilihan
V di SDN 1 Batuah Kecamatan Kusan Hilir menu sarapan sebaiknya bersifat essensial,
anak lebih banyak aktivitasnya, umur walaupun sedikit namun memenuhi 45 jenis
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir zat gizi. Namun untuk lebih mudah dalam
seseorang.Semakin menuju remaja umur memilih menu, cukup diingat bahwa sarapan
seseorang, maka semakin banyak informasi terdiri dari sumber karbohidrat, protein,
yang dijumpai dan semakin banyak hal yang sedikit vitamin dan mineral (6).
dikerjakan sehingga menambah Dari hasil kuesioner yang peneliti
pengetahuannya (4). bagikan didapatkan anak yang tidak selalu
Anak usia sekolah banyak melakukan melakukan kebiasaan sarapan pagi
aktivitas bermain tidak hanya anak laki-laki, disebabkan anak tidak mau makan karena
anak perempuanpun demikian pula oleh sudah menjadi kebiasaan tidak makan pagi,
karena itu perlu keseimbangan antara energi tidak sempat makan pagi karena sering
yang masuk dan keluar bagi setiap siswa, bangun kesiangan, orang tua yang sedang
agar prestasi belajar bisa diraih. Laki-laki sibuk sehingga tidak sempat menyediakan
dan perempuan memiliki kesempatan yang sarapan, dan menggantinya dengan
sama untuk belajar dan menuntut ilmu (5). memberikan uang untuk jajan disekolah.
Temuan data di lapangan anak juga akan
2. Kebiasaan Sarapan Pagi mengkonsumsi makanan yang mereka sukai
Sarapan pagi hendaknya memenuhi saja, seperti nasi goreng adalah menu favorit
standar gizi yakni hidrat arang, protein dan anak saat sarapan. Hal ini hampir sama
lemak. Jika anak tidak sarapan pagi, maka dengan beberapa teori yang menyebutkan
tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula bahwa anak usia sekolah mulai masuk
darah dengan mengambil cadangan dalam dunia baru dan pengaruh lingkungan
glikogen dan jika ini habis maka cadangan terhadap anak mulai meningkat.

48
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.

Pengalaman baru, kegembiraan di sekolah belajar setiap individu berbeda, baik tidaknya
dan rasa takut jika terlambat tiba di sekolah, hasil belajar yang diperoleh individu
menyebabkan anak-anak sering dipengaruhi oleh faktor fisik, psikis dan
menyimpang kebiasaan waktu makan yang lingkungan. Kemudian menurut Slameto,
telah diberikan. Selain itu, waktu makan keadaan ekonomi keluarga juga erat
yang tidak menyenangkan juga dapat hubungannya dengan hasil belajar anak.
menjadi penyebab anak tidak mau makan Pada ekonomi anak yang berlebih tidak akan
(7). menyebabkan kesulitan belajar di karenakan
Asupan gizi sehari-hari dipengaruhi kebutuhan anak harus terpenuhi seperti
oleh ketersedian bahan pangan dalam makanan, pakaian, kesehatan, dan fasilitas
keluarga yang cukup. Ketersediaan bahan belajar lainnya.
makanan dalam rumah tangga tergantung Prestasi belajar merupakan bukti
dari kemampuan untuk membeli keberhasilan yang telah dicapai oleh
ketersediaan bahan makanan di pasaran seseorang setelah melaksanakan usaha-
dan produksi (9). Gizi bisa diperoleh dari usaha belajar (11). Prestasi hasil belajar
makanan yang sehat dan seimbang, adalah proses penentuan tingkat kecakapan
misalnya susu yang mengandung Protein, penguasaan belajar seseorang dengan cara
kalsium dan zat besi. Salah satu indikator membandingkan dengan nilai yang dicapai.
dari status gizi adalah keanekaragaman Prestasi belajar pada seorang anak
makanan penting bagi anak sekolah karena dipengaruhi oleh kondisi kesehatan fisik,
energi diperlukan anak untuk menahan rasa tingkat kecerdasan dasar seseorang,
lapar saat berada di sekolah, anak kemauan, bakat, daya ingat serta
membutuhkan untuk aktivitas di sekolah lingkungan. Sehingga dengan adanya
seperti belajar, berolahraga, bermain, waktu kondisi kesehatan fisik yang sehat dan
istirahat dan sebagainya (8). segar, tingginya tingkat kecerdasan dasar,
Dengan demikian, dapatlah kita adanya kemauan dan kepemilikan bakat,
simpulkan bahwa ditinjau dari sudut gizi dan daya ingat yang baik dan lingkungan yang
prestasi belajar yang dihsilkan oleh siswa mendukung sangat mempengaruhi
maka sudah selayaknya sebelum berangkat keberhasilan belajar seseorang. Prestasi
kesekolah, sebaiknya makan pagi terlebih belajar yang baik juga ditunjang oleh adanya
dahulu. Faktor adaptasi atau daya kebiasaan sarapan pagi yang baik pada
penyesuaian diri oleh tubuh merupakan setiap anak. Konsentrasi terhadap materi
jawaban yang tepat, mengapa orang yang yang dipelajari dapat menjamin hasil belajar
tidak biasa makan pagi, masih dapat yang baik. Lingkungan yang baik juga
melakukan tugasnya dengan baik.Hal ini sangat menentukan pertumbuhan dan
juga untuk makanan selingan. Mereka perkembangan anak yang mempengaruhi
banyak makan karena kegiatannya menuntut prestasi belajar anak tersebut (1).
energi yang banyak. Oleh karenanya apabila Selain sarapan pagi yang membuat
asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan prestasi anak menjadi baik. Faktor lain yang
tubuh, maka akan membuat aktivitas mereka bisa mempengaruhi prestasi yaitu
berkurang, termasuk cara belajar dan lingkungan internal berkaitan dengan faktor
konsentrasi mereka terhadap pelajaran. fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal
berkaitan dengan proses interaksi antara
3. Prestasi Belajar anak dengan orang tua, murid dengan guru,
Prestasi belajar yang dicapai seorang serta ruang kelas yang menunjang proses
siswa akan tergantung dari tingkat belajar.
kemampuannya baik yang berupa Sarapan memiliki sejumlah manfaat
kecerdasan maupun bakat, siswa yang bagi anak usia sekolah karena mencukupi
berpotensi tinggi cenderung memperoleh kebutuhan akan gizi seimbang. Ini supaya
prestasi belajar tinggi pula dan sebaliknya mereka dapat tumbuh, baik secara fisik dan
(9). mental sehingga penting bagi anak untuk
Hasil belajar diperoleh melalui proses membiasakan sarapan secara rutin setiap
evaluasi dalam bentuk ujian yang hari agar bisa focus dalam belajarnya yang
dilaksanakan setiap materi yang dibhas pada akhirnya bisa memiliki prestasi belajar
selesai. Menurut Purwanto (10,17) hasil yang baik.

49
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.

hal ini akan menjadikan otak lebih berkerja


4. Hubungan Sarapan Pagi dengan Prestasi optimal dan anak akan berprestasi lebih
Belajar Pada Siswa baik. Penelitian lain yang mendukung yaitu
Hasil penelitian ini diperoleh Fahmi Maulana Iqbal, dkk (13), dengan hasil
responden dengan kebiasaan sarapan pagi penelitiannya bahwa terdapat hubungan
baik memiliki prestasi belajar baik sebanyak yang signifikan antara kebiasaan sarapan
6 responden. Kebiasaan sarapan pagi cukup pagi dan prestasi belajar anak sekolah dasar
memiliki prestasi belajar baik sebanyak 24 dengan nilai p-value = 0,045. Sarapan juga
responden, dan kebiasaan sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi, sehingga
kurang memiliki prestasi belajar baik 9 akan mempermudah anak dalam
responden. Dapat dijelaskan bahwa menangkap materi atau bahan yang
responden yang memiliki prestasi belajar diberikan oleh guru. Selain itu sarapan juga
baik mereka selalu sarapan pagi sebelum memberikan asupan vitamin bagi tubuh demi
turun sekolah, bahkan jika tidak sempat menunjang kebutuhan energi untuk
sarapan di rumah dia membawa bekal ke beraktivitas (14).
sekolah, hanya sebagian kecil yang makan Hasil penelitian ini berbeda dengan
di kantin sekolah, adapun menu sarapan penelitian Eklesia Sisko Tumiwa, dkk (15,
pagi yang dipilih sesuai standar kebutuhan 19). Perbedaan hasil penelitian ini mungkin
gizi anak usia sekolah dasar. Hasil analisis disebabkan perbedaan variabel bebas yaitu
bivariat menggunakan uji korelasi Spearman pengetahuan tentang sarapan pagi selain itu
Rank kebiasaan sarapan pagi dengan dalam pemilihan sampel dengan tingkat usia
prestasi belajar pada siswa SDN 1 Batuah remaja dimana prestasi belajar dikalangan
Kecamatan Kusan Hilir menunjukkan hasil remaja salah satunya dikarenakan
bahwa N atau jumlah data penelitian adalah rendahnya minat belajar siswa disekolah
61, kemudian nilai p-value adalah 0,002 disebabkan siswa/siswi remaja belajar
yang berarti nilai p<0,05 maka dapat cenderung hanya pada saat ulangan (1).
disimpulkan bahwa ada hubungan yang Pada dasarnya penelitian tersebut hanya
signifikan antara kebiasaan sarapan pagi untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dengan prestasi belajar pada siswa di SDN 1 tentang sarapan pagi dengan prestasi
Batuah Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten belajar anak dimana peneliti tidak
Tanah Bumbu. mengambil data tentang perilaku anak-anak
Hasil ini didukung oleh hasil penelitian dalam kebiasaan sarapan pagi. Maka oleh
Septianto (12), didalam penelitiannya sebab itu penelitian tersebut tidak
diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan berhubungan dengan kebiasaan sarapan
sarapan pagi dengan prestasi belajar anak pagi.
usia 7-8 tahun di sekolah dasar dengan nilai Berdasarkan hasil penelitian dan di
p-value = 0,00. Anak yang rutin dukung oleh penelitian lain serta teori yang
melaksanakan sarapan pagi akan ada, maka dapat disimpulkan bahwa
mendapatkan sumber zat gizi yang cukup hubungan antara kebiasaan sarapan pagi
untuk perkembangan otak. Mengkonsumsi dengan prestasi belajar pada siswa SDN 1
makanan yang tidak cukup mengandung zat- Batuah Kecamatan Kusan Hilir yaitu ada
zat gizi yang dibutuhkan, jika keadaan ini hubungan yang signifikan antara kebiasaan
berlangsung lama, akan menyebabkan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa
perubahan metabolism dalam otak, denganp-value = 0,002.
berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi Kemudian dari tabel 5 dapat dilihat
normal. Anak jadi tidak mudah untuk kesenjangan antara kebiasaan sarapan pagi
berkonsentrasi pada apa yang telah kurang dengan prestasi belajar baik
disampaikan oleh guru dan keluarga. Begitu sebanyak 9 responden dan kebiasaan
juga dengan sebaliknya, jika anak memakan sarapan pagi cukup dengan prestasi belajar
makanan yang mengandung zat gizi seperti baik sebanyak 24 responden, angka ini lebih
protein, karbohidrat dan omega 3 yang besar jika dibandingkan dengan kebiasaan
dibutuhkan dalam tumbuh kembang anak, sarapan pagi baik dengan prestasi belajar
maka jumlah sel dalam otak akan bertambah baik yang hanya berjumlah 6 responden. Hal
dan terjadi kematangan dan kesempurnaan ini senada dengan kekuatan hubungan nilai
organisasi biokimia dalam otak. Sehingga koefisien korelasi antara sarapan pagi

50
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.

dengan prestasti belajar yaitu 0,393 yang 3. Lembaga Penerbitan Balitbangkes.


dapat diartikan mempunyai korelasi cukup 2013. Riskesdas dalam Angka Prov
yang berada pada indek korelasi antara 0,26 Kalsel. Available from:
– 0,50. Kemudian melihat dari nilai koefisien www.terbitan.litbang.depkes.go.id.
korelasi arah hubungan, maka hubunga 4. Notoatmodjo.2012. Metodologi
kedua variabel searah karena kofisien Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
korelasi bernilai positif. Hal tersebut Cipta.
memungkinkan adanya faktor lain selain 5. Syah, M. 2015. Psikologi Pendidikan
sarapan pagi yang membuat prestasi anak dengan Pendekatan Baru. Bandung :
menjadi baik. Faktor yang mempengaruhi PT. Remaja Rosdakarya.
prestasi yaitu lingkungan internal berkaitan 6. Kedaton, DZ. 2008. Manfaat Sarapan
dengan faktor fisik dan psikis, sedangkan Gizi Untuk Anak. Available from
faktor eksternal berkaitan dengan proses http://dezhzayadan.blogspot.com/2008/0
interaksi antara anak dengan orang tua, 7/giizi-untuk-
murid dengan guru, serta ruang kelas yang anak.html.%20Diakses%20tanggal%202
menunjang proses belajar. Misalnya teknik 2Mei%202013 [Accessed 7 April 2018].
pembelajaran yang tepat dari guru sekolah, 7. Waryana. 2010. Gizi Reproduksi.
atau ada faktor genetik yang dimiliki anak Yogyakarta : Pustaka Rahima.
(16). 8. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Kesimpulan 9. Lestari, S: 2012. Psikologi Keluarga ,
Setelah dilakukan penelitian tentang Penanaman Nilai dan Penanganan
hubungan sarapan pagi dengan prestasi Komflik dalam Keluarga : 1rd, rev, ed.
belajar pada siswa di SDN 1 Batuah Jakarta : Kentana Prenada Media Grup.
Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah 10. Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi
Bumbu, diperoleh kesimpulan: Pendidikan Remaja. Bandung :
1. Kebiasaan sarapan pagi pada anak SDN Rosdakarya.
1 Batuah Kecamatan Kusan Hilir 11. Anggraini, D.I., Ayu, S.D. 2017. Sarapan
diperoleh hasil dari kuesioner dengan Meningkatkan Prestasi Belajar pada
kategori baik sebanyak 7 responden Anak Usia Sekolah. Majority, 6 (2) : 113-
(11%), cukup 31 responden (51%), dan 117. Available from: http:
kurang sebanyak 23 responden (38%), //juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/
lebih dari separuh responden tidak majority/article/viewfile/1005/1745.
melakukan sarapan pagi dengan baik. 12. Septianto, Ni Luh Putu Eka Sudiwati,
2. Prestasi belajar pada anak SDN 1 Batuah Lasri. 2017. Hubungan Sarapan Pagi
Kecamatan Kusan Hilir diperoleh hasil Dengan Prestasi Belajar Anak Uia 7-8
dari nilai raport dengan kategori baik Tahun di Sekolah Dasar Negeri
sebanyak 39 responden (64%) dan cukup Merjosari 02 Kecamatan Lowokwaru
22 responden (36%), lebih dari separuh Malang. Nursing News, 2 (1) : 12-21.
responden mempunyai prestasi belajar Available from:
yang baik. https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fik
3. Ada hubungan yang signifikan antara es/article/view/137 [Accessed 12 Juli
kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi 2018].
belajar pada siswa SDN 1 Batuah 13. Maulana Iqbal, F 2015. Hubungan
Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Antara Kebiasaan Sarapan Pagi dan
Bumbu berdasarkan hasil uji korelasi Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar.
Spearman Rank dengan p-value 0,002 < Skripsi. Surakarta : Fakultas
α (0,05) sehingga Ha diterima. Kedokteran. Universitas
Muhammadiyah.
Daftar Pustaka 14. A.Khomsan, F Anwar, D Sukandar,
1. Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang H.Riyadi, ES Mudjajanto. 2007. Studi
anak: 2rd, rev. Ed. Jakarta : EGC. Implementasi Program Gizi ,
2. Devi N. 2012. Gizi Anak Sekolah. Pemanfaatan, Cakupan, Kefektifan dan
Jakarta : Kompas Media.

51
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.

Dampak terhadap Status Gizi. Bogor :


Departemen Gizi Masyarakat IPB.
15. Tumiwa, E.S., Sisfiani, S., Amatus Y.I.
2016. Hubungan Pengetahuan tentang
Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar
Siswa di SD Inpres Talikuran Kec.
Kawangkoan Utara. e-jurnal
keperawatan, 4 (1).
16. Sukiniarti 2015. Kebiasaan Makan Pagi
pada Anak Usia SD dan Hubungan
dengan Tingkat Kesehatan dan Prestasi
belajar. Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia, 1 (13) : 315-321. Available
from:
https://media.neliti.com/media/publicatio
ns/119278-10-kebiasaan-makan-pagi-
pada-anak-usia-sd-d.pdf [Accessed 7
April 2018].
17. Hardinsyah dan Muhammad Aries.
2012. Jenis Pangan Sarapan dan
Perannya dalam Asupan Gizi Harian
Anak Usia 6-12 Tahun di Indonesia.
Jurnal Gizi dan Pangan, 7 (2): 89-96.
18. Puskesmas Perawatan Pagatan. 2017.
Profil Puskesmas Perawatan Pagatan
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan.
19. Rahmawati, Anita. 2014. Hubungan
Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 5 (3) : 168-174.
Available from:
http://eprints.unsri.ac.id/5840/1/2.docx
[Accessed 21 Maret 2018].

52

You might also like