Professional Documents
Culture Documents
Jl. Adhyaksa No. 2, Kayu Tangi, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Jl. Adhyaksa No. 2, Kayu Tangi, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Relation
Analysis Of Breakfast
Of Internal Habits With
And External Student
Factors With Learning
AntenatalAchievement At SDN
Care (ANC) K4 1 Batuah
In Working Area In
Banjarmasin
Subdistric
Teluk
Kusan
Dalam
HilirPublic
TanahHealth
Bumbu Services
RegencyIn 2017
45
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.
kurus, sedangkan ambang batas WHO terikat akan dikumpulkan dalam waktu
adalah 5%. bersamaan (4). Penelitian ini bertujuan untuk
Data Riskesdas tahun 2013 melihat hubungan antara kebiasaan sarapan
menunjukkan bahwa secara nasional pagi dengan prestasi belajar pada siswa di
prevalensi kurus pada anak umur 5-12 tahun SDN 1 Batuah Kecamatan Kusan Hilir
adalah 11,2%, terdiri dari 4,0% sangat kurus Kabupaten Tanah Bumbu.
dan 7,2% kurus. Sedangkan prevalensi Populasi penelitian adalah seluruh
status gizi di Kalimantan Selatan pada tahun siswa kelas 3,4 dan 5 SDN 1 Batuah
2013 untuk prevalensi kurus pada anak Kecamatan Kusan Hilir sebanyak 156 Siswa.
umur 5-12 tahun adalah 20,7%, terdiri dari Penentuan jumlah sampel dalam penelitian
4,9% sangat kurus dan 15,8% kurus (3,18). ini dengan teknik probability sampling yaitu
Berdasarkan hasil PSG (Pemantauan proportionate stratified random sampling
Status Gizi) di Kabupaten Tanah Bumbu dengan menggunakan rumus slovin dengan
pada tahun 2016 prevalensi status gizi jumlah 61 orang responden.
adalah 57,3% terdiri dari 22,5% gizi Teknik pengambilan sampel adalah
kurang/underwight 5,4% pendek/stunting probability sampling dengan menggunakan
dan 9,4 kurus. Pada tahun 2017 prevalensi proportionate stratified random
status gizi adalah 24,7% terdiri dari 3,5 sampling.Penentuan besarnya sampel pada
kurang gizi/underweight, 17,9 setiap kelas dilakukan alokasi proporsional,
pendek/stunting dan 3,3 kurus. yaitu :
Status Gizi Kecamatan Kusan Hilir
pada tahun 2017 adalah gizi Tabel 1. Perhitungan Jumlah Sampel
kurang/underweight 21,3% dengan jumlah Kelas Perhitungan Jumlah Sampel
163 kasus, pendek/stunting 11,3% dengan 61
x 47 = 18,378 19
jumlah 87 kasus, dan kurus 15,1% dengan III 156
jumlah 116 kasus. 61
x 52 = 20,333 20
Dari hasil pengamatan dan studi IV 156
61
pendahuluan peneliti menanyakan kepada x 57 = 22,288 22
kepala sekolah SDN 1 Batuah dan didapat V 156
hasil sekitar 50% murid disekolahnya tidak
Jumlah 61
sarapan pagi. Kondisi sekolah yang terletak
dipinggir jalan raya, tingkat pendidikan
Lokasi penelitian bertempat di SDN 1
masyarakat yang masih rendah dan status
Batuah Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten.
ekonomi yang masih kurang merupakan
Instrument pada penelitian ini adalah lembar
masalah lain yang juga perlu menjadi
kuesioner.
perhatian. Selain itu, keadaan kantin yang
Analisa data pada penelitian ini adalah
menyediakan makanan dengan tingkat gizi
univariat dan bivariat. Analisa univariat
kurang memadai dan belum sesuai dengan
dilakukan untuk melihat karakteristik
standarisasi kantin. Terkait dengan kondisi
responden meliputi umur, jenis kelamin,
tersebut maka, tujuan penelitia adalah untuk
kebiasaan sarapan pagi dan prestasi belajar.
mengetahui pola kebiasaan sarapan pagi
Analisa bivariat menggunakan uji korelasi
siswa SDN 1 Batuah dan juga untuk
Spearman Rank untuk melihat apakah ada
mengetahui prestasi belajar siswa SDN 1
hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan
Batuah serta untuk mengetahui apakah ada
prestasi belajar pada siswa di SDN 1
hubungan kedua variabel tersebut.
Batuah.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian observasional analitik dengan
pendekatan potong lintang (cross sectional),
yaitu observasi yang dilakukan pada waktu
yang sama untuk memperoleh hubungan
antara dua variabel pada situasi atau
sekelompok subjek yang mana data yang
menyangkut variabel bebas dan variabel
46
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil 2. Analisa Bivariat
sebagai berikut : Tabel 5. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi
1. Analisa Univariat dengan Prestasi Belajar
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Kebiasaan Prestasi Belajar Total
Responden Sarapan Cukup Baik
Karakteristik N % Pagi % % %
Jenis Kelamin Kurang 14 60,9 9 39,1 23 100
- Laki-laki 39 64 Cukup 7 22,6 24 77,4 31 100
- Perempuan 22 36 Baik 1 14,3 6 85,7 7 100
Umur Total 22 36,1 39 63,9 61 100
- 9-10 Tahun 23 38 r = 0,393
- 11-12 Tahun 35 57 p value = 0,002
- 13 Tahun 3 5
Berdasarkan tabel 5 menggambarkan
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan hubungan sarapan pagi dengan prestasi
bahwa hasil penelitian pada karakteristik belajar pada siswa di SDN 1 Batuah. Hasil
jenis kelamin diperoleh sebagian besar statistik hubungan sarapan pagi dengan
responden berjenis kelamin laki-laki prestasi belajar menunjukkan bahwa, pada
sebanyak 39 responden (64%). Berdasarkan responden yang memiliki kebiasaan sarapan
umur responden, mayoritas berada pada pagi dan prestasi belajar baik sebanyak 6
usia 11-12 tahun yaitu 35 responden (57%). responden, responden yang memiliki
kebiasaan sarapan pagi cukup dan prestasi
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kebiasaan belajar baik sebanyak 24 responden,
Sarapan responden yang memiliki kebiasaan sarapan
Kebiasaan Sarapan Pagi N % pagi baik dan prestasi belajar cukup
Baik 7 11 sebanyak 1 responden, responden yang
Cukup 31 51 memiliki kebiasaan sarapan pagi cukup dan
Kurang 23 38 prestasi belajar cukup sebanyak 7
responden, responden yang memiliki
Kebiasaan sarapan pagi dikategorikan kebiasaan sarapan pagi kurang dan prestasi
menjadi 3 yaitu baik, cukup dan belajar baik sebanyak 9 responden, dan
kurang.Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui responden yang memiliki kebiasaan sarapan
bahwa sebagian besar memiliki kebiasaan pagi kurang dan prestasi belajar cukup
sarapan pagi cukup yaitu 31 responden sebanyak 14 responden. Artinya bahwa
(51%). responden yang memiliki kebiasaan sarapan
pagi kategori baik sangat kecil hanya 7
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar orang, selebihnya masih kategori kurang dan
Prestasi Belajar N % cukup.
Baik 39 64 Berdasarkan uji kolerasi Spearman’s
Cukup 22 36
Rank diketahui bahwa N atau jumlah data
Prestasi belajar yang didapatkan pada
penelitian adalah 61, kemudian nilai P-Value
kelas III, IV dan V yaitu kategori baik dan cukup. adalah 0,002 yang berarti nilai p < 0,05 yang
Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui bahwa berarti Ho ditolak, maka dapat disimpulkan
sebagian besar responden memiliki prestasi bahwa ada hubungan yang signifikan antara
belajar baik yaitu sebanyak 39 responden (64%) kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi
belajar pada siswa SDN 1 Batuah
Kecamatan Kusan Hilir.
Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Responden yang dipilih dalam
penelitian ini hanya kelas III, IV dan V
karena jumlah siswanya lebih banyak
sehingga data yang dihasilkan diharapkan
lebih akurat. Pada siswa kelas I dan II tidak
47
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.
dapat mengetahui pengaruh sarapan pagi lemaklah yang akan diambil dalam keadaan
terhadap prestasi belajarnya karena pada seperti ini, pastilah tubuh tidak berada dalam
kelas tersebut siswa cenderung belajar keadaan yang cocok untuk melakukan
dengan teknik learn and play. Sedangkan pekerjaan dengan baik.
kelas VI pada saat melakukan penelitian Sarapan terbukti mampu membuat
siswa selesai melakukan Ujian Nasional anak-anak lebih konsentrasi saat belajar
sehingga tidak berhadir di sekolah. Sehingga disekolah.Sarapan yang dimaksud disini
dengan alasan tersebut penenliti mengambil tentunya asupan gizi yang dikonsumsi
keputusan untuk melakukan penelitian di memenuhi keperluan untuk hidup
kelas III, IV dan V. sehat.Makanan yang memenuhi untuk hidup
Hasil karakteristik responden sehat adalah makanan yang bergizi.
menunjukan bahwa sebagian besar berjenis Makanan bergizi adalah makanan yang
kelamin laki-laki sebanyak 39 responden mengandung zat-zat yang diperlukan oleh
atau 64%. Pada anak usia sekolah tubuh untuk memenuhi hidup
kebiasaan makan dibedakan berdasarkan sehat.Berdasarkan kamus biologi praktis,
jenis kelaminnya. Dibandingkan anak bahwa gizi adalah zat-zat makanan yang
perempuan maka anak laki-laki lebih banyak berguna bagi kesehatan. Maka anak yang
melakukan aktivitas fisik baik di sekolah kurang gizi mudah lelah, tidak mampu
maupun di luar sekolah, sehingga perlu berpikir, dan tidak berkonsentrasi penuh
energi lebih banyak. Sengkan pertumbuhan dalam belajar (6).
anak perempuan lambat tetapi pasti, sesuai Porsi sarapan pagi yang sehat, seperti
dengan banyaknya makanan yang disebutkan sebelumnya sarapan hanya
dikonsumsi anak. Sebaiknya anak diberikan membutuhkan 15%-30% dari kecukupan gizi
makanan pagi sebelum ke sekolah, agar harian.Jika kebutuhan gizi harian berkisar
anak dapat berkonsentrasi pada pelajaran antara 1500-2200 kalori, maka sarapan
dengan baik dan berprestasi (1) dan hanya sebanyak 300-500 kalori. Jumlah ini
memerlukan kalori yang lebih banyak untuk dapat dicukupi dengan porsi makan yang
meningkatkan daya tahan tubuh.Sebagian tidak terlalu banyak. Misalnya setangkup roti
besar berumur 11-12 tahun sebanyak 35 selai, semangkuk sereal dan susu, setengah
responden atau 57%.Hal ini menunjukan gelas nasi beserta lauk dan sayur, atau 2
bahwa dari segi umur siswa kelas III, IV dan tongkol jagung rebus ditambah jus. Pilihan
V di SDN 1 Batuah Kecamatan Kusan Hilir menu sarapan sebaiknya bersifat essensial,
anak lebih banyak aktivitasnya, umur walaupun sedikit namun memenuhi 45 jenis
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir zat gizi. Namun untuk lebih mudah dalam
seseorang.Semakin menuju remaja umur memilih menu, cukup diingat bahwa sarapan
seseorang, maka semakin banyak informasi terdiri dari sumber karbohidrat, protein,
yang dijumpai dan semakin banyak hal yang sedikit vitamin dan mineral (6).
dikerjakan sehingga menambah Dari hasil kuesioner yang peneliti
pengetahuannya (4). bagikan didapatkan anak yang tidak selalu
Anak usia sekolah banyak melakukan melakukan kebiasaan sarapan pagi
aktivitas bermain tidak hanya anak laki-laki, disebabkan anak tidak mau makan karena
anak perempuanpun demikian pula oleh sudah menjadi kebiasaan tidak makan pagi,
karena itu perlu keseimbangan antara energi tidak sempat makan pagi karena sering
yang masuk dan keluar bagi setiap siswa, bangun kesiangan, orang tua yang sedang
agar prestasi belajar bisa diraih. Laki-laki sibuk sehingga tidak sempat menyediakan
dan perempuan memiliki kesempatan yang sarapan, dan menggantinya dengan
sama untuk belajar dan menuntut ilmu (5). memberikan uang untuk jajan disekolah.
Temuan data di lapangan anak juga akan
2. Kebiasaan Sarapan Pagi mengkonsumsi makanan yang mereka sukai
Sarapan pagi hendaknya memenuhi saja, seperti nasi goreng adalah menu favorit
standar gizi yakni hidrat arang, protein dan anak saat sarapan. Hal ini hampir sama
lemak. Jika anak tidak sarapan pagi, maka dengan beberapa teori yang menyebutkan
tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula bahwa anak usia sekolah mulai masuk
darah dengan mengambil cadangan dalam dunia baru dan pengaruh lingkungan
glikogen dan jika ini habis maka cadangan terhadap anak mulai meningkat.
48
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.
Pengalaman baru, kegembiraan di sekolah belajar setiap individu berbeda, baik tidaknya
dan rasa takut jika terlambat tiba di sekolah, hasil belajar yang diperoleh individu
menyebabkan anak-anak sering dipengaruhi oleh faktor fisik, psikis dan
menyimpang kebiasaan waktu makan yang lingkungan. Kemudian menurut Slameto,
telah diberikan. Selain itu, waktu makan keadaan ekonomi keluarga juga erat
yang tidak menyenangkan juga dapat hubungannya dengan hasil belajar anak.
menjadi penyebab anak tidak mau makan Pada ekonomi anak yang berlebih tidak akan
(7). menyebabkan kesulitan belajar di karenakan
Asupan gizi sehari-hari dipengaruhi kebutuhan anak harus terpenuhi seperti
oleh ketersedian bahan pangan dalam makanan, pakaian, kesehatan, dan fasilitas
keluarga yang cukup. Ketersediaan bahan belajar lainnya.
makanan dalam rumah tangga tergantung Prestasi belajar merupakan bukti
dari kemampuan untuk membeli keberhasilan yang telah dicapai oleh
ketersediaan bahan makanan di pasaran seseorang setelah melaksanakan usaha-
dan produksi (9). Gizi bisa diperoleh dari usaha belajar (11). Prestasi hasil belajar
makanan yang sehat dan seimbang, adalah proses penentuan tingkat kecakapan
misalnya susu yang mengandung Protein, penguasaan belajar seseorang dengan cara
kalsium dan zat besi. Salah satu indikator membandingkan dengan nilai yang dicapai.
dari status gizi adalah keanekaragaman Prestasi belajar pada seorang anak
makanan penting bagi anak sekolah karena dipengaruhi oleh kondisi kesehatan fisik,
energi diperlukan anak untuk menahan rasa tingkat kecerdasan dasar seseorang,
lapar saat berada di sekolah, anak kemauan, bakat, daya ingat serta
membutuhkan untuk aktivitas di sekolah lingkungan. Sehingga dengan adanya
seperti belajar, berolahraga, bermain, waktu kondisi kesehatan fisik yang sehat dan
istirahat dan sebagainya (8). segar, tingginya tingkat kecerdasan dasar,
Dengan demikian, dapatlah kita adanya kemauan dan kepemilikan bakat,
simpulkan bahwa ditinjau dari sudut gizi dan daya ingat yang baik dan lingkungan yang
prestasi belajar yang dihsilkan oleh siswa mendukung sangat mempengaruhi
maka sudah selayaknya sebelum berangkat keberhasilan belajar seseorang. Prestasi
kesekolah, sebaiknya makan pagi terlebih belajar yang baik juga ditunjang oleh adanya
dahulu. Faktor adaptasi atau daya kebiasaan sarapan pagi yang baik pada
penyesuaian diri oleh tubuh merupakan setiap anak. Konsentrasi terhadap materi
jawaban yang tepat, mengapa orang yang yang dipelajari dapat menjamin hasil belajar
tidak biasa makan pagi, masih dapat yang baik. Lingkungan yang baik juga
melakukan tugasnya dengan baik.Hal ini sangat menentukan pertumbuhan dan
juga untuk makanan selingan. Mereka perkembangan anak yang mempengaruhi
banyak makan karena kegiatannya menuntut prestasi belajar anak tersebut (1).
energi yang banyak. Oleh karenanya apabila Selain sarapan pagi yang membuat
asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan prestasi anak menjadi baik. Faktor lain yang
tubuh, maka akan membuat aktivitas mereka bisa mempengaruhi prestasi yaitu
berkurang, termasuk cara belajar dan lingkungan internal berkaitan dengan faktor
konsentrasi mereka terhadap pelajaran. fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal
berkaitan dengan proses interaksi antara
3. Prestasi Belajar anak dengan orang tua, murid dengan guru,
Prestasi belajar yang dicapai seorang serta ruang kelas yang menunjang proses
siswa akan tergantung dari tingkat belajar.
kemampuannya baik yang berupa Sarapan memiliki sejumlah manfaat
kecerdasan maupun bakat, siswa yang bagi anak usia sekolah karena mencukupi
berpotensi tinggi cenderung memperoleh kebutuhan akan gizi seimbang. Ini supaya
prestasi belajar tinggi pula dan sebaliknya mereka dapat tumbuh, baik secara fisik dan
(9). mental sehingga penting bagi anak untuk
Hasil belajar diperoleh melalui proses membiasakan sarapan secara rutin setiap
evaluasi dalam bentuk ujian yang hari agar bisa focus dalam belajarnya yang
dilaksanakan setiap materi yang dibhas pada akhirnya bisa memiliki prestasi belajar
selesai. Menurut Purwanto (10,17) hasil yang baik.
49
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.
50
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.
51
Jurkessia, Vol. IX, No. 1,November 2018 Akhmad Murjani, dkk.
52