Pengendalian Jalan Di Lingkungan Permuki

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ek

SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGENDALIAN JALAN DI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


(Studi kasus: Perumnas Sadang Serang Bandung)
Altim Setiawan *

Abstract
This article discusses the utilizing of street as public space. Starting from the conflict on the street
usage and progressively lack of space for public activities due to the motor vehicle domination
and also activity on street as public space in rural settlement environment.
A normative approach through literature study was conducted to obtain normative control
criteria about utilizing street as public space. And also descriptive methodology with existed data
collecting technique through field observation and interview had been adopted. Obtained data
were in the form of physical and non physical data of study area which were then become
reference for further analysis
Result of this study was recommendation in the form of general criteria and guideline that give
explanation and instruction of street operation control in the urban settlement environment in
Perumnas Sadang Serang.
Keywords: Street, guideline, public space, settlement

Abstrak
This article discusses the utilizing of street as public space. Starting from the conflict on the street
usage and progressively lack of space for public activities due to the motor vehicle domination
and also activity on street as public space in rural settlement environment.
A normative approach through literature study was conducted to obtain normative control
criteria about utilizing street as public space. And also descriptive methodology with existed data
collecting technique through field observation and interview had been adopted. Obtained data
were in the form of physical and non physical data of study area which were then become
reference for further analysis
Result of this study was recommendation in the form of general criteria and guideline that give
explanation and instruction of street operation control in the urban settlement environment in
Perumnas Sadang Serang.
Kata kunci: Jalan, pengendalian, ruang publik, permukiman

1. Pendahuluan antartempat dan kebutuhan akan


Pertambahan penduduk yang moda transportasi serta sarana berupa
terjadi akibat dari pertumbuhan yang infrastruktur jalan sebagai penghubung
alamiah dan laju urbanisasi dan antara kawasan hunian yang terletak di
industrialisasi tidak dapat hindari yang pinggir ke kota sebagai tempat kerja.
pada gilirannya akan berakibat Konsekuensi untuk sebuah kota
meningkatnya permintaan akan lahan yang ideal adalah – demi mobilitas
dengan kuat. Keterbatasan lahan dan orang dan kendaraan - menuntut luas
nilai lahan yang tinggi di pusat kota, lahan sekurang–kurangnya 20% dari luas
akan mengakibatkan bergesernya lahan perkotaan untuk membangun
hunian ke pinggiran kota, yang secara jaringan jalan. Namun apabila luas
langsung akan meningkatkan mobilitas jaringan jalan layang dan jaringan

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Pengendalian Jalan di Lingkungan Permukiman Perkotaan
(Altim Setiawan)

bawah tanah diperhitungkan pula, fasilitas utama beberapa warga kota


proporsi tersebut akan mencapai lebih yang memiliki kendaraan tetapi juga
kurang 30%... ! memiliki peran yang sedikit lebih abstrak
Permasalahannya ekspansi jalan yaitu memberikan fasilitas sebagai
dan dominasi kendaraan bermotor tempat sekelompok orang untuk
semakin menurunkan kualitas ruang berinteraksi dan berkomunikasi. Jalan
publik kota, termasuk di lingkungan merupakan tempat sosial dan komersial
permukiman. Disadari atau tidak, saling bertemu dan mengadakan
keberadaan ruang publik bagi suatu pertukaran, merupakan tempat
kota merupakan suatu keharusan, bertemu yang menjadi alasan dasar
walau setiap tempat memiliki persepsi harus dimiliki kota sehingga dapat
dan bentuk ruang publik yang berbeda, dikatakan jalan merupakan open space
akan tetapi selalu diperlukan yang mempunyai fungsi publik.
keberadaan ruang yang mampu Jika diamati dengan seksama,
mengakomodasi kebutuhan akan ditemukan begitu banyak perilaku sosial
masyarakat dalam melakukan aktifitas yang berbeda-beda di jalan. Perilaku
sehari-hari maupun aktifitas temporer, tersebut antara lain; melihat-lihat
yang menyatukan dalam ikatan kendaraan yang berseliweran, aktraksi,
bersama dan menjadi suatu memori ataupun hanya sekedar melihat orang-
kolektif bagi masyarakat. orang bahkan untuk dilihat. Hal ini
Artikel ini membahas tentang dapat dilihat di kota Bandung terutama
kriteria-kriteria yang dipertimbangkan pada segmen Jalan Ir. H. Juanda
untuk pengendalian jalan di lingkungan (Dago), setiap sabtu malam dan setiap
permukiman perkotaan sehingga jalan bulan Desember diadakan Festival
dapat mengakomodasi kegiatan publik, Dago, berbagai pertunjukan musik
tanpa meninggalkan fungsi jalan itu kerap diadakan dan merupakan
sendiri sebagai jalan lingkungan tempat berkumpulnya kaum muda,
permukiman. pedagang kaki lima serta radio-radio
swasta yang live. Ini memperlihatkan
2. Tinjauan Pustaka potensi ruas Jalan Ir. H. Juanda sebagai
2. 1. Jalan sebagai ruang publik ruang publik skala kota
“ Each era of urban expansion its Dalam studi di Kanada dan
own conception of the good city, Australia yang dilakukan oleh Gehl
its own process and standard for pada tahun 1980, mengidentifikasikan
city building. A key element in enam aktifitas utama yang berlangsung
shaping of cities has been ideas of pada jalan lingkungan permukiman
what the street network should be, yaitu: orang-orang duduk atau berdiri;
since streets are the public orang melakukan aktifitas tertentu
frameworks within people's life seperti memperbaiki motor/mobil,
takes place” (Michael Southwork: perbaikan-perbaikan pada properti,
1997). dan sebagainya; berjalan, interaksi
Merangkum penafsiran dan sosial, anak-anak bermain, dan
pengertian yang kompleks tentang pergerakan lalu lintas.
ruang publik, secara sederhana definisi
2. 2. Perkembangan Pola Jalan di
ruang publik adalah ruang yang dapat
Lingkungan Permukiman
dimanfaatkan oleh masyarakat umum
Beberapa pola baru dalam
sepanjang waktu, tanpa dipungut
perkembangan pola jalan di lingkungan
bayaran dan dapat dicapai dengan
permukiman khususnya di jalan
mudah baik secara fisik maupun visual.
lingkungan suburban antara lain; di
Fungsi jalan seringkali dipandang
Radburn New Jersey mengembangkan
hanya sebagai jalur transportasi. Namun
sebuah pola jalan dengan memisahkan
Jocobs(1993) dan Mougtin (1991)
jalur kendaraan dan pedestrian pada
berpendapat bahwa jalan tidak hanya
jalan lingkungan; Clarence (1920-an)
sekedar sarana utilitas umum dan

35
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 1, Pebruari 2006: 34 - 42

dengan Neighborhood; kelompok New  Tujuan Pengendalian / issue of


Urbanism yaitu Duany dan Plater-Zyberk concern
(1991) dengan konsep Traditional Jacobs (1961) secara persuasif
Neighborhood Development (TND); dan mengemukakan bahwa jalan haruslah
Calthorpe (1993) dengan pola Transit tetap berfungsi untuk menunjang orang
Oriented Development (TOD). Konsep berkomunikasi, untuk keamanan, dan
Woonerf dikenal juga sebagai konsep tempat anak untuk bermain dan
resendial yard atau shared streets belajar.
mengintregasikan aktifitas pedestrian Tujuan pengendalian agar jalan
dan pergerakan kendaraan dalam di kawasan permukiman adalah
sebuah permukaan yang digunakan mengendalikan jalan di lingkungan
bersama, memberikan keuntungan permukiman agar dapat digunakan
sosial berupa terbentuknya komunitas untuk sebagai komunitas sosial atau
sosial. sebagai ruang publik dan meminalisir
konflik yang terjadi .
2. 3. Persoalan-persoalan yang timbul
Jalan digunakan oleh berbagai  Sasaran dan Kriteria / scope of issue
pihak dan mempunyai kepentingan 1) Merumuskan kriteria berdasarkan
yang berbeda sehingga sering terjadi literatur review
konflik diantara pengguna jalan. 2) Identifikasi persoalan dan potensi
Menurut Appleyard, dalam Moudon pada kawasan studi
(1991) konflik ini melibatkan beberapa 3) Merumuskan strategi dan konsep
kelompok masyarakat, antara lain: berdasarkan studi literatur
 Travellers / pengguna kendaraan, berdasarkan permasalahan dan
pemakai kendaraan umum, pejalan, potensi kawasan
pengendara sepeda, dan lain-lain)
 Bystanders / pihak yang berada di 2. 4. Fungsi dan kriteria pengendalian
dekat jalan: pedagang, penghuni, jalan di lingkungan permukiman
industri, dan institusi) Dari berbagai literatur yang
 Instansi Pemerintah ( Departemen membahas jalan di lingkungan
Pekerjaan Umum, Polisi Lalu Lintas, permukiman, dapat disimpulkan bahwa
Pemadam Kebakaran) fungsi jalan di lingkungan permukiman
 Penghuni ditabelkan pada tabel 1.
 Traffic Engineer Sedangkan kriteria-kriteria
 Urban Designer dan landscape normatif dalam penyusunan
Designer pengendalian jalan di lingkungan
permukiman adalah:
2. 4. Mengapa harus dikendalikan  Mendukung penggunaan jalan
Permukiman sebagai bagian dari lingkungan permukiman untuk
lingkungan kota memiliki pertumbuhan aktifitas yang bervariasi. Dapat
fisik yang cepat, yang jika tidak digunakan anak-anak untuk bermain,
dikendalikan berkembang secara rekreasi, dan aktifitas sosial lainnya.
kurang tertib, atau kurang sesuai  Desain harus mengatur space jalan
dengan lingkungan sekaligus dapat untuk kenyamanan dan keamanan
mengarahkan perwujudan arsitektur penghuni
lingkungan/perkotaan (urban Memperhatikan kebutuhan anak-
architecture) yang mengurangi invansi anak, pejalan, dan pemakai sepeda.
kendaraan bermotor terhadap ruang Pengguna kendaraan bermotor
publik yang semakin berkurang dan menggunakan arteri utama.
mengalami penurunan kualitas. Pemilihan material dan penataan
Kompleksnya konflik kepentingan di taman harus mempunyai fungsi
jalan juga sebagai faktor mengapa ganda, selain untuk estetika juga
jalan di lingkungan permukiman harus dapat mengurangi polusi dan
dikendalikan. mereduksi kondisi alam yang tidak

36
Pengendalian Jalan di Lingkungan Permukiman Perkotaan
(Altim Setiawan)

dikehendaki: panas matahari, angin terhadap kemungkinan orang


dan lain-lain. Penerangan jalan harus melakukan perbuatan yang tidak
mencukupi dan memungkinkan untuk diinginkan.
dilakukan pengawasan mandiri oleh
penghuni (natural surveillance)

Tabel 1. Fungsi jalan di lingkungan permukiman


A. Safe sanctuary  Jalan lingkungan harus aman dari lalu-lintas cepat
 Akses untuk kendaraan darurat seperti mobil
pemadam kebakaran, mobil polisi, ambulans tetap
disediakan untuk mengatasi keadaan darurat
B. Livable and healthy  Terhindar dari polusi suara, asap dan getaran secara
berlebihan.
 Memiliki dranaise dan sunlight acces yang baik
 Memiliki tempat untuk duduk, bercakap-cakap, dan
bermain
 Kebersihan jalan yang terjaga
C. Community  Memiliki tempat yang memungkinkan untuk
kehidupan komunitas, dapat digunakan ketika
pemakai jalan membutuhkannya
 Memberikan perhatian pada detail desain jalan
seperti trotoar, pagar, furniture street dan ruang
untuk bermain
 Dapat digunakan perayaan lokal dan
mempertahankan jalan dan lingkungan dari intruksi
maupun proyek atau rencana yang tidak
diharapkan
D. Neighborly territory  Menjaga hak tiap penghuni untuk hidup sendiri
menghormati domain privat-nya
 Jalan harus menjadi simbol teritori yang membuat
penghuni merasa memilikinya, dan tanggung jawab
terhadapnya.
E. Place for play and  Menjadi tempat yang aman untuk bermain bagi
learning anak-anak. Tempat yang baik untuk bermain
haruslah memiliki karakter beragam
 Menjadi tempat untuk belajar untuk belajar, dimana
anak-anak belajar tentang alam, melalui matahari,
angin, tanaman, dan melalui pengalaman itu sendiri
bahkan mereka bisa belajar tentang kehidupan
sosial jika ada orang di jalan yang dapat dengan
aman ditemui.
F. Green and pleasant  Pohon, rumput tanaman, dan bunga merupakan
land salah satu unsur dari jalan yang mana memberikan
keteduhan dan mengingatkan orang pada
lingkungan natural. Juga menjadi penawar kerasnya
dan membosankan kota yang semakin hiruk pikuk.
G. Unique and historic  Memiliki identitas khusus, contoh: memiliki
place pemandangan, sungai, pohon tua atau taman
 Memiliki sejarah, meskipun untuk sebagian orang.
Jalan lingkungan permukiman haruslah merupakan
tujuan bukan rute
Sumber. Jacobs: 1995

37
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 1, Pebruari 2006: 34 - 42

(a) (b)
Gambar 1. (a). Pemisahan bangunan perumahan yang saling berhadapan untuk
pengawasan (natural surveillance). (b). Penataan taman yang
mempunyai fungsi ganda selain untuk estetika juga mereduksi kondisi
alam yang tidak dikehendaki misalnya panas matahari. Sumber: Prinz
(1995)

 Jaringan pedestrian yang menarik Desain harus mempertimbangkan


dan terhubungkan dengan baik kontur, karakter natural dan tradisi
Berjalan tidak hanya untuk historis dari kondisi lokal. Desain jalan
kebutuhan, selain untuk dinikmati harus dapat mengidentifikasikan apa
dan kesehatan juga memberikan yang unik dan istimewa dari tempat
informasi bagi komunitas. Sebuah dan membuat desain yang
sistem jalur yang ideal adalah yang memperkuat kualitas lingkungan
dapat dieksplorasi, menawarkan permukiman.
kejutan dan pengalaman baru,  Mengkonservasi lahan dengan
meskipun berulang kali digunakan. menggunakan lahan secara efisien
Hubungan dalam konteks Pertimbangan konsep desain untuk
keseluruhan lingkungan bertetangga kebutuhan parkir di jalan, volume
adalah kualitas yang diperlukan, jika kendaraan rata-rata sesuai dengan
pola sirkulasi tak kontinyu bagi jumlah hunian, dan keterbatasan
kendaraan yang digunakan. akibat kontur. Desain jalan dan area
 Menyediakan akses yang mudah pergerakan harus memperhatikan
untuk orang yang tinggal di dimensi kendaraan dan
lingkungan permukiman, tetapi tidak pergerakannya. Lebar jalan harus
mendukung bagi lalu lintas yang ditentukan sebagai bagian proses
lewat. Memperbolehkan pergerakan desain dan harus muncul sebagai
lalu lintas tetapi tidak secara khusus bagian integral dari keseluruhan
memberikan fasilitas konsep
Sistem jalan harus memberikan akses
pada seluruh hunian secara logis, 3. Metodologi
koheren dan efisien. Penghuni harus Studi ini menggunakan
dapat mencapai rumahnya jika pendekatan normatif (tabel 2) untuk
mungkin melalui jalan terdekat. mengetahui peraturan dalam
Demikian juga akses pada kegiatan menentukan kriteria pengendalian jalan
pertokoan, sekolah, dan taman dan di lingkungan permukiman studi literatur.
desain jalan harus Studi ini juga menggunakan
mempertimbangkan beban lalu lintas pendekatan metode deskriptif dengan
aktual menggunakan teknik pengumpulan
 Membedakan jalur jalan data observasi lapangan dan
berdasarkan fungsinya, antara jalan wawancara. Analisis yang dilakukan
lingkungan perumahan lokal dengan meliputi; karakteristik/tipologi kawasan,
jalan kolektor dan arteri utama. permasalahan kawasan, kondisi lalu
 Menghubungkan rancangan jalan lintas, hirarki jalan dan potensi kawasan
dengan kendala natural dan historis

38
Pengendalian Jalan di Lingkungan Permukiman Perkotaan
(Altim Setiawan)

Tabel 2. Metodologi Penelitian


Teknik
Sasaran Jenis Data Pengumpulan Keluaran
Data
Merumuskan Literatur Studi literatur Kriteria-kriteria
kriteria (data primer) pengendalian
berdasarkan jalan di lingkungan
literatur review permukiman
Identifikasi - Tipologi kawasan - Data-data - Menemukenali
persoalan dan - Persoalan/konflik sekunder yang karakteristik fisik
potensi pada yang terjadi ada dan non fisik
kawasan studi antara: - Observasi: kawasan studi
 Lalu lintas survey dan - Menemukenali
 Ruang pengamatan konflik yang
terbuka - Wawancara terjadi antara
 Pengguna pengendara
ruang publik dan pengguna
- Potensi-potensi jalan sebagi
kawasan ruang publik
- Kebutuhan akan
ruang publik
Merumuskan Hasil Analisa Rekomendasi
strategi dan berupa: dalam bentuk
konsep - Persoalan kriteria dan
berdasarkan studi - Potensi panduan umum
literatur - Kriteria yang memberikan
berdasarkan pengendalian penjelasan dan
permasalahan jalan di arahan
dan potensi lingkungan pengendalian
kawasan permukiman jalan di lingkungan
perkotaan permukiman
- Kebutuhan akan perkotaan
ruang publik
Hasil analisis 2005

4. Analisis dan Pembahasan Rumah yang dibangun terdiri 3 tipe yaitu


4.1 Pengendalian jalan di Perumnas Row house (R20), Duplex (D36 dan D45),
Sadang Serang dibangun dalam 3 tahap dengan
Sejarahnya permukiman ini bentuk kopel gandeng 2 rumah. Rumah
diperuntukan untuk korban yang ada dirancang tidak memiliki
penggusuran pembangunan proyek garasi, sehingga kendaraan roda empat
pelebaran jalan Suci (Surapati - penghuni atau tamu memanfaatkan
Cicaheum) serta Pegawai Negeri Sipil ruang-ruang terbuka untuk dijadikan
dan TNI golongan I dan II yang tempat parkir. Pola jalan lingkungan
dibangun pada tahun 1977. permukiman menggunakan pola grid
Karakteristik permukiman (gambar 2). Aktifitas bermain untuk
Perumnas Sadang Serang merupakan anak-anak memanfaatkan ruang
lingkungan permukiman perbukitan terbuka dan memanfaatkan jalan
yang berada di pinggiran utara Kota sebagai tempat bermain mereka. Jalan
Bandung tepatnya di kelurahan Sekeloa di lingkungan permukiman pada
kecamatan Coblong. Lokasinya sangat kawasan studi terdiri dari jalan kolektor
strategis karena berada di tengah Kota yang ukurannya bervariasi, untuk lebar
Bandung. dan diskripsi dapat dilihat pada tabel 3

39
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 1, Pebruari 2006: 34 - 42

Tabel 3. Tipologi jalan lingkungan di


Perumnas Sadang Serang
Tipologi Lebar Diskripsi
jalan (m)
Kolektor 7 -Dua lajur dan dua
arah
- Merupakan jalan yang
dilewati dari arah Jl.
Cikutra – Jl. Tubagus
Ismail serta
permukiman lainnya
serta dilewati oleh jalur
kendaraan umum
Kolektor 3.25 - Satu lajur dan 1 arah
sekunder - Merupakan jalur
kendaraan yang
Gambar 2. Pola jalan lingkungan memasuki kawasan
permukiman
permukiman Perumnas
Lingkungan 1. 2 Hanya dilewati
Sadang Serang (pola grid)
(gang) kendaraan roda dua
Sumber: Survei 2003
Aktifitas yang dilakukan sehari-hari
oleh penghuni permukiman,
kebanyakan dilakukan pada pagi dan 4. 2. Analisis dan arahan pengendalian
sore hari. Untuk kegiatan umum
temporer/perayaan; acara 17 Agustus, Analisis dan arahan
Maulid nabi, atau acara-acara pengendalian umum meliputi:
perkawinan yang juga memanfaatkan  Desain harus berorentasi terhadap
jalan sebagai area perayaan. pedestrian bukan hanya memberikan
Identifikasi permasalahan dan potensi fasilitas untuk pergerakan kendaraan.
pemanfaatn jalan sebagai ruang publik Kombinasi antara penggunaan untuk
dapat dilihat pada gambar 3. aktifitas sosial dan kebutuhan untuk
lalu lintas lokal. Pada saat yang sama
kondisi jalan dapat ditingkatkan
melalui perbaikan permukaan khusus,
street furniture, perlengkapan
bermain, dan area tanaman yang
terintegrasi. Akses untuk kendaraan
darurat seperti pemadam kebakaran
tetap disediakan untuk mengatasi
kondisi darurat, serta sanitasi yang
baik.
 Kontrol terhadap lalu lintas dengan
cara memberikan perubahan pada
geometri dan kondisi fisik, misalnya
penyempitan jalur, menghilangkan
batas antara jalan dengan trotoar,
perubahan pola dan material
pengerasan, penghambat
kecepatan, dan penataan lansekap.
Jalan di wilayah permukiman harus
memberikan batas area yang jelas
untuk memperlambat kecepatan
pada titik antara jalan kolektor dan
Gambar 3. Potensi pemanfaatan jalan jalan lingkungan. Jalan harus
di Perumnas Sadang serang mempunyai jarak yang cukup pendek

40
Pengendalian Jalan di Lingkungan Permukiman Perkotaan
(Altim Setiawan)

sehingga pengemudi dapat


menerima kondisi mengemudi yang
lambat. Desain jalan juga harus
memperhitungkan beban jalan
aktual. Volume kendaraan pada jalan
lingkungan permukiman sebaiknya
tidak lebih dari 1000 kendaraan
perhari, idealnya 500 kendaraan
perhari, atau jika diperhitungkan
sebanding dengan lalu lintas
kendaraan sehari-hari untuk sekitar 30
unit rumah. Kecepatan harus kurang
dari 30 km/jam

Gambar 6. Pemanfaatan lahan secara


efektif dalam hal
penyediaan taman-taman
parkir yang terletak di
antara bangunan rumah
tinggal: Sumber: Prinz (1995)

5. Kesimpulan
Sebagai ruang publik jalan di
lingkungan permukiman harus
dikendalikan dengan mengakomodasi
kegitan-kegiatan publik. Pengendalian
Gambar 4. Dapat digunakan anak-anak ini diharapkan mampu menjembatangi
untuk bermain. Sumber: konflik-konflik yang timbul akibat interest
Soutwork (1997) pengguna jalan yang berbeda-beda.
Acuan desain jalan di lingkungan
permukiman, tidak cukup dengan
 Penyediaan kantong parkir bersama kriteria-kriteria desain seperti yang
yang menyebar di setiap blok yang disebutkan di atas, diperlukan
berdasarkan jumlah kendaraan, pertimbangan khusus terhadap kultur
volume kendaraan rata-rata sesuai dan budaya pada kawasan
dengan jumlah hunian,. Jalan atau permukiman, sehingga desain yang
area untuk pergerakan kendaraan dihasilkan dapat mengakomodasi
harus berdasarkan dimensi dari pengguna jalan, baik dari segi fungsi,
kendaraan kenyamanan, keamanan serta
 Penanaman pohon peneduh dapat mendukung terciptanya image pada
dilakukan dengan perkerasan kawasan permukiman.
sehingga tercapai fungsi ganda yaitu
sebagai peneduh dan estetika. 6. Daftar Pustaka
Memperhatikan jarak dengan jalan Appleyard, Donald,(1991), Livable
serta efek yang ditimbulkan oleh akar Streets, University of Califonia
pohon terhadap jaringan utilitas Press, Berkeley, CA
bawah tanah.
B. Jacobs, Allan ( 1995) Great Streets,
 Mempertahankan dan meningkatkan
MIT Press, USA
kualitas ruang terbuka pada kawasan
permukiman sehingga dapat dipakai Celik, Z, Favro and Ingessoll ed. (1994)
untuk perayaan lokal dengan Streets: Critical Perspective on
menata street furniture, perkerasan Public Space, University of
jalan dan vegetasi Califonia Press, Berkeley, CA

41
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 1, Pebruari 2006: 34 - 42

Gehl, J. (1986) Live Between Buildings, Setiawan. A (2004) Pemanfaatan Ruang


The Danish Architecture Press. di Bawah Jalan Layang Untuk
Gehl, J. (1980) The Resindetial Street Fungsi Publik. Tesis Magister Institut
Environment Vol 6 No.1 Teknologi Bandung (tidak
dipublikasikan).
Llewelyn, Davies (2000) Urban Design
Compendium, English Partnerships Southwork, Michel and Ben-Joseph, Eran
The Houising Corparation (1997) Streets and The Shaping of
Towns and Cities, Mc Graw Hill, NY
Karz, Peter (1994) The Urbanism : Toward
and Architecture of Community. Watson, Donald; Plattus, Alan; Shibley,
McGraw-Hill, inc., New York Robert. (2001) Time-Saver
Standarts For Urban Design,
Moudon, Anne Vernez, ed. (1991) Public McGraw-Hill
Streets for Public Use, Columbia
University. Press. www.streetfurniture.com 02 - Maret 2003

Prinz, Dieter (1995), Städtebau, Band 1:


Städtebauliches Entwerfen,
W.Kohlhammer GmbH

42

You might also like