Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021

DOI : 10.36565/jab.v10i2.306
p-ISSN: 2302-8416
e-ISSN: 2654-2552

Analisis Faktor Kepatuhan Lansia dalam Pemanfaatan Pelayanan


Posyandu Lansia di Banjar Wangaya Kaja Denpasar Utara
Ni Kadek Muliawati1, Nurul Faidah2
1,2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali
Email: Muliawati.wika@gmail.com

Submitted : 16/11/2020 Accepted: 10/09/2021 Published: 15/09/2021

Abstract
There are 901 million people aged 60 years or over, comprising 12% of the world's population
(Department of Economic and Social Affairs, 2015). The Morbidity rate in the elderly in 2015 was
28.62%, which means that for every 100 elderly people, 28 people are sick (Kemenkes RI, 2017).
The utilization of health services in the elderly Posyandu is still far from the expected target.
(Aprilia, 2019): out of 105 elderly, 65.7% do not regularly go to Posyandu in Pekanbaru. The data
on elderly visits to the Banjar WangayaKaja elderly posyandu in the last three months were 41
elderly (29.31%). This study aims to analyze the obedience factor of the elderly in the utilization of
posyandu services for the elderly. A cross-sectional study was conducted in Banjar WangayaKaja,
Denpasar Utara in October-November 2019. The sample was 99 elderly with non-probability
sampling technique, namely purposive sampling. Elderly who changed residence, were sick /
hospitalized and totally dependent were not sampled. Demographic data, the distance from the
elderly's house to the elderly posyandu and the knowledge of the elderly were obtained by
distributing questionnaires, the attendance of the elderly was obtained based on attendance in the
past one year. Multivariate analysis with logistic regression was carried out to obtain POR. There
was a relationship between POR age = 0.17 (95% CI: 0.03-0.94), education POR = 2.71 (95% CI:
1.23-6.01) and the role of cadres POR = 59 , 64 (95% CI: 9,18-387,41) with elderly compliance in
the utilization of posyandu services for the elderly. Factors that were not statistically found to be
associated were gender (p-value: 0.552), occupation (p-value: 0.490), location distance to elderly
posyandu (p-value: 0.009) and knowledge (p-value: 0.894). Cadres further enhance their roles,
such as conducting home visits, as motivators as an effort to improve posyandu services for the
elderly.
Keywords: compliance, elderly, posyandu
Abstrak
Terdapat 901 juta orang berusia 60 tahun atau lebih, yang terdiri atas 12% dari jumlah populasi
dunia. Angka kesakitan pada lansia di tahun 2015 sebesar 28,62% yang berarti pada setiap 100
lansia, terdapat 28 orang yang s akit. Pemanfaatan pelayanan Kesehatan di Posyandu lansia masih
sangat jauh dari target yang diharapkan. Penelitian Aprilia di Pekanbaru, dari105 lansia, sebanyak
65,7% tidak rutin ke Posyandu Lansia. Data kunjungan lansia ke Posyandu lansia Banjar Wangaya
Kaja dalam tiga bulan terakhir yaitu 41 lansia (29,31%). Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor kepatuhan lansia dalam pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. Studi cross
sectional dilaksanakan di Banjar Wangaya Kaja Denpasar Utara pada bulan Oktober-November
2019. Sampel sebanyak 99 lansia dengan teknik non probability sampling yaitu purposive
sampling. Lansia yang berpindah tempat tinggal, sakit/dirawat di RS dan ketergantungan total tidak
dijadikan sampel. Data demografi, jarak rumah lansia keposyandu lansia dan pengetahuan lansia
diperoleh dengan menyebar kuesioner, kehadiran lansia diperoleh berdasarkan absensi kehadiran
selama satu tahun terakhir. Analisis multivariate dengan regresi logistik dilakukan untuk
mendapatkan POR. Terdapat hubungan antara usia POR=0,17 (95%CI:0,03-0,94), pendidikan
POR=2,71 (95%CI:1,23-6,01) dan peran kader POR=59,64 (95%CI:9,18-387,41) dengan
kepatuhan lansia dalam pemanfaatan pelayanan Posyandu lansia. Faktor yang secara statistik tidak
ditemukan berhubungan adalah jenis kelamin (p value: 0,552), pekerjaan (p-value: 0,490), jarak
lokasi keposyandu lansia (p-value: 0,009) dan pengetahuan (p-value: 0,894). Kader lebih

258
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021
DOI : 10.36565/jab.v10i2.306
p-ISSN: 2302-8416
e-ISSN: 2654-2552

meningkatkan perannya seperti melakukan kunjungan rumah, sebagai motivator sebagai salah satu
upaya meningkatkan pelayanan posyandu lansia.
Kata Kunci: kepatuhan, lansia, posyandu
suatu wilayah tertentu yang sudah
PENDAHULUAN disepakati yang digerakkan oleh
Lanjut usia adalah kelompok masyarakat dimana mereka bisa
manusia yang berusia 60 tahun mendapatkan pelayanan kesehatan.
keatas(Kementrian Kesehatan RI, 2014). Kegiatan dari posyandu lansia meliputi
Berdasarkan data World Population preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif
Prospects terdapat 901 juta orang berusia (Sulistyorini, 2010). Posyandu lansia
60 tahun atau lebih, yang terdiri atas 12% dilaksanakan setiap satu bulan sekali yang
dari jumlah populasi dunia(Departemen of berarti jumlah kehadiran maksimal
Economic and Social Affairs, 2015). Pada seseorang lansia untuk menghadiri
tahap ini individu banyak mengalami posyandu lansia yaitu dua belas kali dalam
masalah perubahan dari segi kesehatan. setahun (Kementrian Kesehatan RI, 2017).
Kesehatan pada lansia diarahkan untuk Tujuan dari posyandu adalah untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan meningkatkan atau mempertahankan derajat
lansia agar tetap produktif, sehat, bahagia kesehatan lansia sehingga bisa hidup
dan berdaya guna (Maryam, 2008). mandiri dan tidak menjadi beban keluarga,
Menurut kesepakatan PBB lanjut usia masyarakat dan negara (Kementrian
adalah diatas 60 tahun keatas, klasifikasi Kesehatan RI, 2017)Keberhasilan dalam
lebih lanjut oldest old dengan usia diatas 80 kegiatan pemanfaatan pelayanan dalam
tahun, centenarian dengan usia diatas 100 posyandu lansia tidak terlepas dari
tahun dan super centenarian usia diatas 110 kehadiran lansia tersebut dalam mengikuti
tahun(WHO, 2017). Hasil proyeksi posyandu lansia.
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Ada beberapa faktor yang
lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan mempengaruhi pemanfataan posyandu
sekitar 48,19 juta jiwa pada tahun 2035 lansia antara lain umur, jenis kelamin,
(Kementrian Kesehatan RI, 2017). Tren ini pendidikan, pekerjaan, pengetahuan,
diperkirakan akan terus berlanjut mengingat petugas kesehatan/kader, jarak rumah dan
menurunnya angka fertilitas dan dukungan keluarga (Sulistyorini,
meningkatnya angka harapan hidup di 2010).Jumlah Posyandu Lansia yang dibina
Indonesia. Data dari Kementerian oleh puskesmas yang tersebar di seluruh
Kesehatan Republik Indonesia, angka provinsi di Indonesia Lebih dari 100.000
kesakitan pada lansia di tahun 2015 sebesar buah(Kementrian Kesehatan RI, 2019).
28,62% yang berarti pada setiap 100 lansia, Pemanfaatan pelayanan Kesehatan di
terdapat 28 orang yang sakit(Kementerian Posyandu lansia masih sangat jauh dari
Kesehatan RI, 2017). Undang-undang target yang diharapkan. Beberapa penelitian
Nomor 36 tahun 2009 Bab VII bagian mendapatkan hasil, dari 105 lansia,
ketiga pasal 138 ayat 1 dan 2 menyatakan sebanyak 65,7% tidak rutin ke
bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi Posyandu(Aprilla, 2019) di Pekanbaru, dan
lanjut usia harus ditunjukan untuk menjaga dari 114 lansia hanya 16% yang rutin hadir
agar tetap hidup sehat dan produktif secara Ke posyandu lansia(Amaral, 2017) di
social maupun ekonomis sesuai dengan Malang. Beberapa faktor yang
martabat kemanusiaan khususnya posyandu mempengaruhi dukungan keluarga,
lansia. Pengetahuan, Tempat tinggal, peran
Posyandu lansia adalah pos kader(Bukit, 2019) (Aprilla, 2019)
pelayanan untuk masyarakat lanjut usia di

259
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021
DOI : 10.36565/jab.v10i2.306
p-ISSN: 2302-8416
e-ISSN: 2654-2552

beberapa factor dengan hasil belum logistik dilakukan untuk mendapatkan POR
konsisten. usia, pendidikan dan perankader. Penelitian
Hasil studi pendahuluan yang ini telah mendapat ijin dari Dinas
dilakukan di Banjar Wangaya Kaja, Desa Penanaman modal dan Pelayanan Terpadu
Dauh Puri Kaja, Kota Denpasar di Wilayah Satu Pintu dengan nomor
Kerja Puskesmas III Denpasar Utara 070/09757/DPMPTSP-B/2019 serta
terdapat 114 lansia. Data kunjungan lansia rekomendasi penelitian dari Pemerintah
ke posyandu lansia Banjar Wangaya Kaja Kota Denpasar.
dalam tiga bulan terakhir yaitu sebanyak 41
lansia (29,31%). Dilihat dari persentase tiap HASIL DAN PEMBAHASAN
bulan kehadiran lansia Banjar Wangaya Hasil
Kaja ke posyandu lansia membuktikan Pada Tabel 1, disajikan data
bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan di karakteristik berdasarkan usia, sebagian
posyandu lansia masih sangat jauh dari besar responden berusia 60-74 tahun yaitu
target yang diharapkan yaitu 80%. sebanyak 68 orang (68,69%). Karakteristik
Berdasarkan latar belakang tersebut maka berdasarkan jenis kelamin, responden laki-
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian laki lebih banyak dari pada responden
dengan judul analisis faktor kepatuhan responden perempuan yaitu 52 orang
lansia dalam pemanfaatan pelayanan (52,53%). Dilihat dari pendidikan,
posyandu lansia di Banjar Wangaya Kaja. didapatkan bahwa sebagian besar
responden berpendidikan SD sebanyak 39
METODE PENELITIAN orang (39,39%). Karakteristik responden
Penelitian ini menggunakan studi berdasarkan pekerjaan, didapatkan hasil
cross sectional, dilaksanakan di Banjar sebagian besar responden yang sudah tidak
Wangaya Kaja Denpasar Utara pada bulan bekerja yaitu sebanyak 92 orang (92,93%).
Oktober-November 2019. Besar sampel Pada tabel 2 terlihat bahwa usia dengan
dihitung menggunakan rumus Slovin POR=0,17 (95%CI: 0,03-0,94), pendidikan
dengan jumlah sampel sebanyak 99 lansia POR=2,71 (95%CI: 1,23-6,01) dan peran
dari 114 populasi lansia. Sampel dipilih kader POR=59,64 (95%CI: 9,18-387,41)
menggunakan teknik non probability merupakan faktor yang berhubungan
sampling yaitu purposive sampling.Lansia dengan kepatuhan lansia dalam
yang selama dilakukan penelitian berpindah pemanfaatan pelayanan posyandu lansia.
tempat tinggal, sedang sakit/dirawat di RS Beberapa factor yang tidak terbukti secara
dan lansia dengan ketergantungan total statistic berhubungan dengan kepatuhan
tidak dijadikan sampel.Data demografi lansia dalam pemanfaatan pelayanan
(usia, jenis kelamin, pendidikan, posyandu lansia adalah jenis kelamin
pekerjaan), pengetahuan, perankader dan dengan p-value: 0,552, pekerjaan dengan v-
jarak rumah lansia ke posyandu lansia value: 0,490, jarak rumah ke lokasi
diperoleh dengan teknik menyebarkan posyandu dengan p-value: 0,998 dan
kuesioner sedangkan kehadiranlansia pengetahuan dengan p-value: 0,894.
diperoleh berdasarkan absensi kehadiran
selama satu tahun terakhir. Pertanyaan
terkait peran kader terdiri atas tujuh
kategori dengan jawabanya dan tidak, lima
pertanyaan terkait jarak dengan jawabannya
dan tidak serta 11 pertanyaan terkait
pengetahuan lansia tentang posyandu.
Analisis multivariate dengan regresi

260
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021
DOI : 10.36565/jab.v10i2.306
p-ISSN: 2302-8416
e-ISSN: 2654-2552

261
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021
DOI : 10.36565/jab.v10i2.306
p-ISSN: 2302-8416
e-ISSN: 2654-2552

Pembahasan Pendidikan merupakan factor kedua


Variabel yang terbukti secara yang terbukti secara statistic berhubungan
statistic sebagai faktor kepatuhan lansia dengan kepatuhan lansia dalam
dalam pemanfaatan posyandu lansia adalah pemanfaatan posyandu lansia. Semakin
usia, pendidikan dan peran kader. Pada tinggi tingkat pendidikan lansia, semakin
penelitian ini, semakin muda usia lansia patuh dalam pemanfatan posyandu lansia.
semakin patuh dalam memanfaatkan Hasil penelitian ini sejalan dengan
posyandu lansia. Berdasarkan hasil bivariat, penelitian cross sectional di Boyolali Jawa
sebanyak 87,10% lansia usia 75-90 tahun Tengah bahwa terdapat hubungan yang
berada pada kepatuhan rendah. Tujuan signifikan antara pendidikan dengan
lansia dating keposyandu lansia selain kehadiran lansia di posyandu lansia.
memeriksakan kondisi kesehatan, juga Semakin tinggi pendidikan maka semakin
untuk silaturahmi dengan teman-teman aktif frekuensi kehadiran lanjut usia ke
seusianya maupun dengan petugas posyandu lansia (Santjaka, 2013).
Kesehatan. Hasil penelitian ini sejalan Pendidikan sebagai suatu proses dalam
dengan peneltian cross sectional yang rangkaian mempengaruhi dan menimbulkan
dilakukan Anggraini di Ngentak yang perubahan perilaku pada dirinya
mendapatkan bahwa usia yang semakin (Mubarak,2009). Lanjut usia yang
bertambah membuat lansia tidak bias aktif mempunyai pendidikan tinggi akan
dalam kegiatan posyandu lansia(Anggraini, memberikan respon yang lebih rasional
2016). dibandingkan lansia yang berpendidikan
Pertambahan usia akan lebih rendah atau mereka yang tidak
menimbulkan perubahan-perubahan pada berpendidikan Lansia dengan pendidikan
struktur dan fisiologis sehingga yang rendah berdampak pada lemahnya
menimbulkan kemunduran pada fisik dan ilmu pengetahuan, informasi-informasi baru
psikis lansia(Maryam, 2008). Berbeda mengenai kesehatan hal ini akan berdampak
dengan penelitian case control di juga pada kunjungan keposyandu lansia.
Yogyakarta bahwa lansia yang berumur Berbeda dengan penelitian case control di
>71 tahun cenderung lebih aktif ke Yogyakarta bahwa tingkat pendidikan tidak
posyandu dibanding yang berumur <71 terbukti sebagai faktor yang mempengaruhi
tahun(Lestari, 2011). Responden yang keaktifan kunjungan lansia ke posyandu
berumur >71 tahun lebih aktif dating ke (Lestari, 2011). Perbedaan tersebut
posyandu karena sering merasakan adanya kemungkinan disebabkan oleh distribusi
gangguan kesehatan, dan sebaliknya lansia tingkat pendidikan sama persis antara kasus
yang lebih muda tidak aktif ke posyandu dan kontrol, dengan jumlah yang terbesar
karena masih merasa sehat, sehingga dating adalah pendidikan <SMP 80,8%.
keposyandu kalua merasa tidak enak badan Peran kader merupakan factor
saja(Lestari, 2011). Kemungkinan ketiga yang berhubungan dengan
perbedaan disebabkan oleh metode yang kepatuhan lansia dalam pemanfaatan
digunakan dimana pada penelitian ini posyandu lansia dimana semakin baik
menggunakan cross sectional sedangkan peran kader meningkatkan 59 kali
Lestari menggunakan metode case control. kepatuhan lansia. Sejalan dengan penelitian
Pada penelitian ini juga terdapat perbedaan yang dilakukan oleh Anggraini bahwa
cara membagi rentang usia lansia yaitu 60- pelayanan kader memiliki hubungan
74 tahun dan 75-90 tahun sedangkan pada dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan
penelitian Lestari, usia lansia dibagi posyandu (Anggraini, 2016). Kader
menjadi dua yaitu usia ≥71 tahun dan <71 kesehatan bertanggung jawab terhadap
tahun. masyarakat setempat, mereka bekerja dan

262
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021
DOI : 10.36565/jab.v10i2.306
p-ISSN: 2302-8416
e-ISSN: 2654-2552

berperan sebagai seseorang pelaku dari laki-laki memiliki kesamaan dalam


sebuah sistem kesehatan. Kader bereaksi terhadap gejala, penyakit, maupun
bertanggung jawab kepada kepala desa dan kondisi lain yang mengganggu dan
supervisor yang ditunjuk oleh menyebabkan mereka harus mengunjungi
petugas/tenaga pelayanan pemerintah. pelayanan Kesehatan.
Kader masyarakat merupakan salah satu Pekerjaan tidak terbukti secara
unsur yang memiliki peranan penting statistik sebagai faktor kepatuhan lansia
dalam pelayanan kesehatan dimasyarakat dalam pemanfaatan posyandu lansia dengan
(Sulistyorini,2010). Kader lansia p value: 0,490. Pada penelitian ini, jumlah
merupakan suatu penggerak terpenting lansia yang masih aktif bekerja
dalam menjalankan tujuan yang dimiliki menghasilkan uang adalah sejumlah 7,07%.
poyandu lansia tersebut. Kader mempunyai Penelitian lain juga mendapatkan hasil yang
peran sebagai pelaku dari sebuah sistem serupa, dimana pekerjaan tidak memiliki
kesehatan, kader diharapkan bisa hubungan dengan keaktifan lansia
memberikan berbagai pelayanan yang mengikuti kegiatan posyandu(Anggraini,
meliputi pengukuran tinggi dan berat 2016) Bekerja merupakan kegiatan utama
badan, pengukuran tekanan darah, untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya
pengisian lembar Kartu Menuju Sehat sehingga lansia mengabaikan untuk ikut
(KMS), memberikan penyuluhan atau berpartisipasi dalam kegiatan posyandu
penyebarluasan informasi kesehatan, lansia. Berbeda dengan penelitian Lestari
menggerakkan serta mengajak usia lanjut dimana terdapat hubungan antara pekerjaan
untuk hadir dan berpartisipasi dalam dengan pemanfaatan posyandu lansia.
kegiatan Posyandu Lansia (Sulistyorini, Lansia yang sudah tidak bekerja cenderung
2010). Berbeda dengan penelitian Bukit di lebih aktif ke posyandu dibanding yang
Pekanbaru bahwa tidak ada hubungan masih bekerja (Lestari, 2011) Perbedaan
antara peran petugas salah satunya peran hasil penelitian kemungkinan disebabkan
kader dengan keaktifan lansia mengikuti oleh perbedaan budaya khususnya
kegiatan posyandu di Puskes madengan masyarakat Bali yang masih menggunakan
2,203 (0,88-5,47) (Bukit, 2019). system extended family, dimana orang tua
Kemungkinan perbedaan hasil disebabkan tinggal satu rumah dengan anak laki-laki.
oleh faktor lain yang berpengaruh salah Salah satu tugas yang diberikan kepada
satunya adalah masih rendahnya kesadaran orang tua oleh anaknya adalah menjaga
lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia cucu di rumah sampai anak pulang dari
walau pun peran kader dalam memberikan tempat kerja. Rata-rata jam pulang kerja
informasi sudah baik. adalah jam enam sore yang bertepatan
Pada penelitian ini didapatkan bahwa dengan waktu dilaksanakan posyandu
beberapa variabel tidak terbukti secara lansia, sehingga lansia berhalangan
statistik merupakan faktor kepatuhan lansia mengikuti posyandu lansia.
dalam pemanfaatan posyandu lansia yaitu Pada penelitian ini, jarak bukan
jenis kelamin, pekerjaan, jarak lokasi ke merupakan salah satu factor kepatuhan
posyandu lansia dan pengetahuan. Pada lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia
penelitian ini, jenis kelamin tidak terbukti dengan p-value 0,998. Studi cross sectional
sebagai faktor kepatuhan lansia dalam di Riau menunjukkan bahwa tidak terdapat
pemanfaatan posyandu lansia dengan p hubungan antara jarak dengan minat lansia
value: 0,552. Pada penelitian ini jumlah mengunjungi posyandu lansia (Ningsih,
laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda 2014). Sejalan Penelitian (Melita & Nadjib,
yaitu 52 lansia dan 47 lansia. Hal ini 2018) yang menunjukkan bahwa tidak ada
menunjukkan bahwa lansia perempuan dan hubungan antara jarak/aksesibilitas dengan

263
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021
DOI : 10.36565/jab.v10i2.306
p-ISSN: 2302-8416
e-ISSN: 2654-2552

pemanfaatan posyandu lansia. Sebagian dilakukan oleh (Aryatiningsih, 2014)


besar masyarakat memanfaatkan posyandu tentang faktor-faktor yang berhubungan
lansia sebagai pelayanan kesehatan khusus dengan pemanfaatan posyandu lansia di
lansia, karena jarak rumah masyarakat Kota Pekan Baru, yang menunjukkan hasil
dengan posyandu lansia terjangkau atau bahwa terdapat hubungan antara
dekat. Jarak tempuh merupakan salah satu pengetahuan dengan pemanfaatan
factor penentu untuk dapat memanfaatkan posyandu lansia. Pengetahuan adalah hasil
pelayanan kesehatan yaitu salah satunya tahu seseorang terhadap objek melalui
posyandu lansia, namun masih terdapat indera yang dimilikinya (mata, hidung,
lansia yang tidak memanfaatkan posyandu telinga, dan sebagainya), atau hasil
lansia. Jarak posyandu lansia adalah penginderaan manusia. Pengetahuan yang
rentang lokasi antara tempat tinggal lansia dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh
dengan tempat kegiatan pelayanan lamanya intensitas perhatian dan persepsi
Kesehatan khususnya posyandu lansia. terhadap objek (Notoadmodjo, 2012).
Jarak Posyandu yang dekat akan membuat Terdapat beberapa lansia yang
lansia mudah menjangkau Posyandu lansia. berpengetahuan baik tetapi tidak dating ke
Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu disebabkan karena berbagai
Posyandu lansia ini berhubungan dengan factor yaitu jadwal posyandu yang
factor keamanan atau keselamatan bagi bersamaan dengan kegiatan lansia. Faktor
lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa lain yang kemungkinan berpengaruh yaitu
mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tempat peneliti melaksanakan penelitian
tanpa harus menimbulkan kelelahan atau berada di areal perkotaan dan dekat dengan
masalah yang lebih serius, maka hal ini Puskesmas III Denpasar Utara, oleh sebab
dapat mendorong minat lansia untuk itu mereka cenderung mencari pelayanan
mengikuti kegiatan posyandu kesehatan utama di Puskesmas.
lansia(Sulistyorini, 2010). Keterbatasan penelitian ini, peneliti
Berbeda dengan penelitian yang belum mampu mengontrol faktor lain yang
dilakukan oleh Sayati bahwa terdapat kemungkinan mempengaruhi hasil
hubungan yang signifikan antara penelitian, salah satunya adalah factor
jarak/aksesibilitas dengan pemanfaatan budaya.
posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas 7 Ulu Palembang Palembang SIMPULAN
tahun 2017(Sayati, 2018). Jarak posyandu Terdapat hubungan antara usia
lansia adalah rentang lokasi antara tempat POR=0,17 (95%CI: 0,03-0,94), pendidikan
tinggal lansia dengan tempat kegiatan POR=2,71 (95%CI: 1,23-6,01) dan peran
pelayanan kesehatan khususnya posyandu kader POR=59,64 (95%CI: 9,18-387,41)
lansia(Sulistyorini, 2010). Jarak dan akses dengan kepatuhan lansia dalam
mudah dijangkau oleh lansia namun masih pemanfaatan pelayanan posyandu lansia.
banyak lansia yang tidak aktif keposyandu Faktor yang secara statistic tidak
lansia kemungkinan dipengaruhi faktor lain ditemukan berhubungan adalah jenis
yaitu ada tidaknya keluarga atau orang kelamin (p value: 0,552), pekerjaan (p-
rumah yang mengantar ke balai pertemuan value: 0,490), jarak lokasi ke posyandu
tempat diadakannya posyandu lansia. lansia (p-value: 0,009) dan pengetahuan (p-
Pada penelitian ini, pengetahuan value: 0,894).
tidak terbukti secara statistic sebagai factor
kepatuhan lansia dalam pemanfaatan SARAN
posyandu lansia dengan p-value: 0,894. Kader lebih meningkatkan
Berbeda dengan hasil penelitian yang perannya seperti melakukan kunjungan

264
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021
DOI : 10.36565/jab.v10i2.306
p-ISSN: 2302-8416
e-ISSN: 2654-2552

rumah, sebagai motivator sebagai salah dan analisis Lanjut Usia. Pusdatin, p.
satu upaya meningkatkan pelayanan 8. https://doi.org/10.1016/S0169-
posyandu lansia. 409X(97)00122-1.2014
Kemenkes RI. Analisis Lansia di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Pusat Data Dan Informasi
Amaral, A., Wiyono, J., & Candawati, E. Kementerian Kesehatan RI, 1–2.
(2017). Analisis Faktor Kehadiran Retrieved from
Lansia dalam Mengikuti Posyandu di www.depkes.go.id/download.php?file
Desa Pagersari Kecamatan Ngantang =download/.../infodatin lansia
Kabupaten Malang. Nursing News, 2016.pdf%0A.2017
2(2), 71–79. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia
Anggraini, D., Zulpahiyana, Z., & 2018 [Indonesia Health Profile 2018].
Mulyanti, M. (2016). Faktor Dominan Retrieved from
Lansia Aktif Mengikuti Kegiatan http://www.depkes.go.id/resources/do
Posyandu di Dusun Ngentak. Jurnal wnload/pusdatin/profil-kesehatan-
Ners Dan Kebidanan Indonesia, 3(3), indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-
150. Kesehatan-Indonesia-2018.pdf.2019.
https://doi.org/10.21927/jnki.2015.3(3) Maryam, S. Menengenal Usia Lanjut dan
.150-155 Perawatannya (p. 220). p. 220.
Aprilla, V., Afandi, D., Putri Damayanti, I., Retrieved from
Hang Tuah Pekanbaru, Stik., & Baru- https://books.google.co.id/books?id=jx
Indonesia, P. (2019). Faktor Yang pDEZ27dnwC.2008.
Berhubungan Dengan Kunjungan Melita, & Nadjib, M. (2018). Faktor-faktor
Lansia Ke Posyandu Lansia Tahun yang Berhubungan dengan Kunjungan
2019. Lansia ke Posbindu Lansia di Wilayah
Aryatiningsih, D. S. (2014). Faktor-Faktor Kerja Puskesmas Kelurahan Bintara
Yang Berhubungan Dengan Kota Bekasi tahun 2017. Jurnal
Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Kota Kebijakan Kesehatan Indonesia,
Pekanbaru. An-Nadaa, 1(2), 42–47. 07(04), 158–167.
Bukit, R. B. (2019). Faktor-Faktor Yang Mubarak.W.I. Ilmu  Kesehatan Masyarakat
Mempengaruhi Kunjungan Posyandu Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Lansia Di Puskesmas Tenayan Raya Medika.2009.
Pekanbaru Tahun 2018. Jurnal Ningsih.R, Arneliwati, Lestari.W
Kesehatan Husada Gmilang, 1(1), 6. (2014).Faktor faktor yang
Departemen of Economic and Social Mempengaruhi Minat Lansia
Affairs. World Population Prospects Mengunjungi Posyandu lansia. JOM
The 2015 Revision. Key Findings and PSIK Vol.1 No.2
Advance Tables.2015. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan
Lestari, P., Hadisaputro, S., & Pranarka, K. Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
(2011). Beberapa Faktor Yang Cipta.2.2012.
Berperan Terhadap Keaktifan Santjaka, H. I., Walin, & Handayani, R.
Kunjungan Lansia Ke Posyandu Studi (2013). Proses Menua. Bidan Prada:
Kasus Di Desa Tamantirto Kecamatan Jurnal Ilmu Kebidanan, 4(1), 1.
Kasihan Kabupaten Bantul Propinsi Sayati, D. (2018). Fakto-faktor yang
Diy. Media Medika Indonesiana, berhubugan dengan pemanfaatan
45(2), 74–82. posyandu lansia di puskesmas 7 Ulu
Kemenkes RI. Pusat Data dan Informasi Pelembang Tahun 2017. Jurnal
Kementerian Kesehatan RI, Situasi ’Aisyiyah Medika, 1(2), 166–177.

265
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021
DOI : 10.36565/jab.v10i2.306
p-ISSN: 2302-8416
e-ISSN: 2654-2552

Retrieved from http://jurnal.stikes-


aisyiyahpalembang.ac.id/index.php/JA
M/article/download/20/16
Sulistyorini, C. I. S. P. Posyandu dan Desa
Siaga: Panduan untuk Bidan dan
Kader (-.). Yogyakarta: Nuha
Medika.2010
Undang-Undang Republik Indonesia No 36.
Kesehatan.2009.
WHO. (2017). World Health Organization,
Elderly Population. Searo.

266

You might also like