Professional Documents
Culture Documents
Public Private Partnership Dalam Penyediaan Infrastruktur Pelayanan
Public Private Partnership Dalam Penyediaan Infrastruktur Pelayanan
Public Private Partnership Dalam Penyediaan Infrastruktur Pelayanan
php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 9 (2), Desember 2020
Abstract
This study is based on the fact that there are several weaknesses that the government has in the provision
of public service infrastructure, both in Indonesia and India. Some of these weaknesses include limited
capacity of apparatus resources, budget shortages, management and technology weaknesses in the
provision of public service infrastructure. This article aims to see how a public private partnership is
conceptually and how the experiences of the Indonesian and Indian states in putting this concept into
practice. This study uses qualitative research methods with library research techniques. Literature study
is applied with data analysis techniques in several stages. Through this literature study method, it was
found that public private partnership is strongly associated with the concept of new public management
and governance. There are many forms of public private partnership such as BOT (Build Operate and
Transfer), BT (Build and Tranfer), BTO (Build, Transfer, and Operate), BLT (Build, Lease, and
Transfer), BOO (Build, Own, and Operate), ROO (Rehabilitate, Own, and Operate), ROT (Rehabilitate,
Own, and Transfer), DOT (Develop, Operate, and Transfer), and CAO (Contract, Add, and Operate).
But the overall form is essentially aimed at providing infrastructure and public services can be more
efficient, effective and economical. In practice, both in Indonesia and India, has had a noticeable effect
such as the opening of new jobs for residents because this public private partnership has long been
applied in various development sectors, especially in the service of basic community needs, such as
education, health, transportation, public housing, social services, and clean water supply.
Abstrak
Kajian ini didasarkan pada fakta adanya beberapa kelemahan yang dimiliki oleh pemerintah dalam
penyediaan infrastruktur pelayanan publik, baik di Indonesia maupun India. Beberapa kelemahan
tersebut meliputi keterbatasan kapasitas sumberdaya aparatur, kekuragan anggaran, kelemahan
manajemen dan teknologi dalam pengadaan infrastruktur pelayanan publik. Artikel ini bertujuan untuk
melihat bagaimana public private partnership secara konseptual dan bagaimana pengalaman negara
Indonesia dan India dalam mempraktekkan konsep tersebut tersebut. Kajian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan teknik studi kepustakaan. Studi kepustakaan diterapkan dengan teknis
analisis data dalam beberapa tahap. Melalui metode studi kepustakaan ini ditemukan bahwa public
private partnership sangat terkait dengan konsep new public management dan governance. Terdapat
banyak bentuk public private partnership seperti BOT (Build Operate and Transfer), BT (Build and
Tranfer), BTO (Build, Transfer, and Operate), BLT (Build, Lease, and Transfer), BOO (Build, Own, and
Operate), ROO (Rehabilitate, Own, and Operate), ROT (Rehabilitate, Own, and Transfer), DOT
(Develop, Operate, and Transfer), dan CAO (Contract, Add, and Operate). Namun keseluruhan bentuk
tersebut pada hakekatnya bertujuan agar penyediaan infrastruktur dan pelayanan publik bias lebih efisien,
efektif dan ekonomis. Dalam prakteknya baik di Indonesia maupun India telah memberi efek yang nyata
seperti terbukanya lapangan kerja baru bagi warga karena public private partnership ini sudah sejak lama
diterapkan dalam berbagai sektor pembangunan, terutama pada pelayanan kebutuhan dasar masyarakat,
seperti pelayanan pendidikan, kesehatan, transportasi, perumahaan rakyat, soaial, dan penyediaan air
bersih.
102 Copyright © 2020, Publik (Jurnal Ilmu Administrasi), Under the license CC BY-SA 4.0
ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 9 (2), Desember 2020
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha pada rencana program pelayanan dan
dalam Penyediaan Infrastruktur. Dalam monitoring akibat dari dilimpahkannya
perpres ini, unit pemerintah atau badan tanggung jawab public service kepada
yang berwewenang secara aktif swasta.
memfasilitasi kerjasama pemerintah dan
swasta adalah Badan Perencanaan METODE PENELITIAN
Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Fokus kajian adalah penggambaran
dalam hal ini dibawah kendali Direktorat terhadap model public private partnership
Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan secara konseptual dan penerapan konsep
Swasta. tersebut di Indonesia dan India. Agar fokus
Menurut Utama (2010) bahwa dapat dipahami secara komprehensif dan
Perpres Nomor 67 Tahun 2005 tersebut di mendalam maka digunakan metode
atas kemudian direvisi menjadi Perpres pendekatan kualitatif dengan teknik studi
Nomor 13 Tahun 2010. Salah satu aspek kepustakaan (library research).
yang penting dalam revisi perpres ini Teknik studi kepustakaan menurut
adalah apresiasi terhadap ide atau inovasi Zed (2004) adalah kegiatan yang
dari pihak swasta dalam proposal yang mengharuskan peneliti memperoleh data
diajukan terkait dengan pembangunan yang bersumber dari berbagai literatur,
infrastruktur dan penyediaan pelayanan tidak hanya buku-buku tetapi juga dapat
lainnya. berasal dari sumber bacaan lain yang dapat
Pada dasarnya secara konseptual menunjang penelitian, seperti laporan
model public private partnership memiliki penelitian, artikel jurnal, dan dokumen
beberapa keuntungan di dalam prakteknya. kebijakan (peraturan perundang-undangan)
Beberapa keuntungan yang dimaksud dan program pemerintah. Tentu semua
seperti dikutip dari European Commision pustaka yang dimaksud di sini hanya
(2003) adalah (1) percepatan dari berkaitan dengan penerapan model public
penyediaan modal untuk pembangunan private partnership dalam berbagai aspek
infrastruktur; (2) adanya pengalihan bidang pelayanan dan penyediaan barang
tanggung jawab desain dan konstruksi publik, baik di Indonesia maupun India.
kepada pihak swasta dan dikombinasikan Adapun analisis data kualitatif ini
dengan pembiayaan oleh pemerintah; (3) dilakukan dalam beberapa tahap, yakni (1)
adanya pengurangan biaya yang tidak perlu penyusunan data; (2) klasifikasi data; (3)
selama masa penggunaan proyek yang pengolahan data; dan (4) penafsiran atau
dilakukan oleh pemerintah swasta; (4) penyimpulan.
adanya alokasi resiko kepada pihak yang
paling berkompeten untuk menanganinya HASIL DAN PEMBAHASAN
sehingga pihak swasta akan memperbaiki Governance dan Public Private
kualitas manajemennya dan menampilkan Partnership
berdasarkan pengalaman internasional; (5) Jika mengacu pada teori barang-
pihak swasta diharapkan akan lebih barang publik (public goods theory), maka
mampu untuk menghasilkan pendapatan pada dasarnya fungsi pelayanan publik
tambahan pada masa operasional sehingga merupakan tanggungjawab pemerintah
subsidi pemerintah dapat dikurangi; (6) dalam menyediakannya, sedangkan untuk
pemerintah akan berperan sebagai barang privat (private atau economic
regulator dan akan memfokuskan perannya goods), maka sektor swastalah yang
104 Copyright © 2020, Publik (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 9 (2), Desember 2020
f) Grant yaitu pihak pemerintah dan Own, and Transfer); dan (6) model konsesi
masyarakat yang menetapkan kebijakan (concession).
dan sekaligus yang membiayai
pelayanan ini. Sedangkan swasta yang Penerapan Public Private Partnership
menjadi penyedia pelayanan. Biaya Strategi public private partnership
yang dikeluarkan pemerintah dianggap merupakan model kemitraan yang
sebagai subsidi; didasarkan pada kerangka penyedia terbaik
g) Voucher, yaitu dalam model ini (best sourcing). Dengan kerangka best
kebijakan atau aturan main ditetapkan sourcing tersebut, diasumsikan bahwa
oleh masyarakat sebagai konsumen, pemerintah dapat mendorong sektor swasta
sedangkan pemerintah memberikan untuk terlibat dalam memberikan
subsidi dan swasta yang menyediakan pelayanan publik tertentu yang mana hal
pelayanan; itu akan lebih meningkatkan efisiensi dan
h) Market yaitu bahwa dalam model efek-tivitas pelayanan (value for money)
ini, konsumen menetapkan aturan main dan memberikan win-win solution baik
dan membiayai semua layanan yang bagi pemerintah maupun pihak swasta.
disediakan, sedangkan swasta Meskipun demikian, model ini tidak
memberikan layanan. Pemerintah sama selalu tepat diterapkan pada semua kondisi.
sekali tidak berperan; Oleh karena dalam suatu dokumen The
i) Voluntary yaitu bahwa dalam Stationery Office (2000), disebutkan
model ini pemerintah dan swasta tidak sejumlah alasan yang mestinya
berperan apapun, semua penyediaan terperhatikan jika ingin mempraktekkan
pelayanan disenggarakan oleh lembaga- model public private partnership ini, yang
lembaga masyarakat (seperti LSM atau meliputi:
organisasi masyarakat); a) Pemerintah menghadapi
j) Self Services yaitu bahwa dalam keterbatasan dana dan sumber daya
model ini baik pemerintah, swasta, atau manusia yang kompeten dalam
lembaga masyarakat tidak berperan apa- menyediakan pelayanan tersebut;
apa, semua penyediaan pelayanan dan b) Pihak swasta dapat memberikan
pembiayaan dilakukan langsung oleh pelayanan dengan kualitas yang lebih
masyarakat. baik dibandingkan bila diberikan oleh
Bentuk kerjasama pemerintah pemerintah;
dengan swasta bisa berupa kontrak kerja, c) Pihak swasta dapat menjamin
tender penyediaan barang atau jasa, atau bahwa pelayanan dapat diberikan lebih
bisa juga berupa business process cepat dibandingkan bila disediakan oleh
outsourcing (OECD, 1997). Menurut pemerintah;
OECD bahwa model kemitraan yang dapat d) Ada dukungan dari pengguna jasa
diadopsi oleh negara-negra berkembang untuk melibatkan pihak swasta sebagai
termasuk Indonesia dan India, antara lain: penyedia pelayanan;
(1) kontrak pelayanan (service contract); e) Ada peluang kompetisi di antara
(2) kontrak pengelolaan (management para calon mitra swasta;
contract); (3) kontrak sewa (lease f) Tidak ada ketentuan perundang-
contract); (4) bangun-kelola-alih milik undangan yang melarang pelibatan
(Build, Operate and Transfer); (5) bangun- pihak swasta dalam penyediaan jasa
kelola-miliki-alih milik (Build, Operate, pelayanan;
106 Copyright © 2020, Publik (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 9 (2), Desember 2020
kayu bakar, dan kegiatan penambangan sama secara luas terkait dengan
seharusnya menjadi keprihatinan seius. pengembangan bidang pertanian di India.
Derajat kerusakan lingkungan yang Upaya dilakukan demi menuju produksi
digambarkan tersebut, menjadi salah satu varitas tanaman yang unggul, melakukan
perhatian serius pemerintah. Olehnya itu, proyek irigasi yang inovatif, produksi obat-
pemerintah melakukan strategi kerjasama obatan, tanaman herbal dan aromatic,
dalam bentuk kemitraan dengan pihak meningkatkan produksi kapas, mendorong
pengusaha terutama yang bergerak pengembangan hutan sosial, budidaya
dibidang pengolahan hasil hutan. Juga ikan, dan pengembangan daerah kritis, dan
mengundang masyarakat, terutama mereka lainnya.
yang hidupnya tergantung dari hasil hutan. Dapat dtegaskan bahwa penerapan
Model public private community konsep public private partnership, selain
partnership, pada level lokal ini menjadi potensi yang cukup besar dalam
diterapkan, dengan mempromosikan pembangunan sektor sosial. Juga dapat
konsep “green corporate practices”. memberi peluang bagi terbukanya berbagai
5. Model Public Private Partnership di jenis lapangan kerja bagi warga. Manfaat
Sektor Pemberdayaan Ibu dan utamanya, program-program pembangunan
Anak sosial dan administrasi, legalitasnya dapat
Masa depan India terletak pada masa diisi oleh pihak pemerintah, sedangkan
depan anak-anak India. Mereka adalah aset input pengetahuan dan teknologi,
tertinggi dan sumber daya manusia masa pemasaran dan dukungan keuangan berasal
depan negeri. Semua stakeholders, seperti dari pihak swasta. Demikian halnya, di
kelompok sukarelawan, asosiasi, federasi, tingkat masyarakat lokal, dapat pula
serikat buruh, NGO, organisasi perempuan, ditangani oleh baik pihak pemerintah
serta institusi yang berhubungan dengan maupun pihak swasta. Model ini menjadi
pendidikan, pelatihan, dan penelitian tantangan dan juga peluang, tinggal
terlibat dalam pemantauan formulasi dan bagaimana dikonversi menjadi situasi
pelaksanaan, serta mengkaji semua “win-win position” bagi semua.
kebijakan dan program yang berhubungan
dengan pengembangan perempuan dan Isu dan Kendala Penerapan Public
anak. Mereka diberikan dukungan dan Private Partnership
diberi pula fasilitas untuk meningkatkan Isu dan hambatan yang terungkap
kapasitas dalam berpartisipasi aktif dalam dalam praktek model public private
proses pemberdayaan perempuan. partnership, diuraikan seperti berikut ini:
6. Model Public Private Partnership di a) Kemitraan antara sektor publik
Sektor Pengembangan Agriculture dengan sektor swasta munculnya masih
Sektor swasta (perusahaan, LSM dan baru. Akibatnya, sebagian besar sektor
asosiasi industri, dan lainnya) bekerja sama publik masih ragu (skepticcal) terhadap
dengan pihak pemerintah dalam rangka keuntungan konsep ini. Di sektor swasta
pembangunan pertanian di India. Sebagai pun muncul kekhawatiran tentang
asosiasi kunci utama seperti Bharat stabilitas politik dan ekonomi,
Chambers of Commerce, East India Cotton transparansi hukum dan aturan.
Association, The Federation of Andhra Terdapat juga beberapa kekurangan
Pradesh Chambers of Commerce and terhadap kapasitas dalam sektor publik,
Industry dan Indian Chambers of dalam menjalankan dan mengawasi
Commerce. Mereka ini melakukan kerja kemitraan tersebut. Dibutuhkan institusi
Copyright © 2020, Publik (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 111
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 9 (2), Desember 2020
Copyright © 2020, Publik (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 113
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 9 (2), Desember 2020
Link, Albert N. (2006). Public / Private Utama, Dwinanta. (2010). “Prinsip dan
Partnerships: Innovation Strategies Strategi Penerapan Public Private
and Policy Alternatives. New York: Partnership Dalam Penyediaan
Springer. Infrastruktur Transportasi”. Jurnal
Sains dan Teknologi Indonesia
Mahmudi. (2007). “Kemitraan Pemerintah Volume 12, Nomor 3, Desember
Daerah dan Efektivitas Pelayanan hal.145-151
Publik”. Jurnal Sinergi: Kajian
Bisnis dan Manajemen. Volume 9 Yaya, Riza. (2014). “Public-Private
Nomor 1, hal. 53-67, Januari. ISSN: Partnerships: an International
1410 – 9018. Development vis a vis Indonesia
Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Experience”. Journal of Govern-ment
Publik, Yogyakarta: Penerbit Andi. and Politics. Vol. 5 No. 2 August.
Pp. 209-222.
OECD. (1997). “Best Practice Guidelines
for Contracting Out Government Yescombe, E. R. (2007). Public–Private
Services,” PUMA Policy Brief Partnerships, Principles of Policy
Nomor 2.
and Finance. Oxford: Elsevier Ltd.
Osborne, David & Gaebler, Ted. (1992).
Reinventing Government: How the Zed, Mestika. (2004). Metode Penelitian
Entrepreneurial Spirit is Trans- Kepustakaan. Jakarta: YOI
forming the Public Sector. New
York: A William Patrick Book.
Paskarina, Caroline. (2007). Kemitraan
Pemerintah dan Swasta dalam
Pelayanan Publik. Laporan Utama,
Warta Bapeda Provinsi Jawa Barat.
Savas, E.S. (1994). Privatization: The Key
to Better Government. New York:
Seven Bridges Press, LCC.
--------------. (2000). Privatization and
Public-Private Partnership. New
York: Seven Bridges Press, LCC.
Suryadi. 2010. “Analisis Motivasi Birokrasi
dalam Pelayanan Publik”. JIANA,
Volume 10, Nomor 10, Juli. Fisip
Universitas Riau, hal. 182-192.
Tarigan, Antonius. 2003. “Transformasi
Model New Governance Sebagai
Kunci Menuju Optimalisasi
Pelayanan Publik di Indonesia”.
Bulletin USAHAWAN Nomor 02
Thn. XXXII Februari.
The Stationery Office. (2000). Public
Private Partnership: The
Government’s Approach. London.
114 Copyright © 2020, Publik (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)