Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jur nal Tekni k Per tanian LampungVol. 4, No.

3: 191-200

PENGARUH LAMA PENYINARAN KOMBINASI LAMPU LED DAN LAMPU


NEON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY
( Br assica rapa L.) DENGAN HIDROPONIK SISTEM SUMBU ( WICK
SYSTEM )

THE EFFECT OF LI GHTI NG LENGTH WI TH LED AND FLUORESCENT


LAMPS COMBI NATION ON THE GROWTH AND PRODUCT OF PAKCOY
( Br assica r apa L.) WI TH WI CK SYSTEM HYDROPONI CS

Yesi Lindawat i 1 , Sugeng Triyono2 , Diding Suhandy2

1
Mahasiswa Teknik Per tanian, Fakultas Pertanian, Univer sitas Lampung
2
Dosen Jur usan Teknik Per tanian, Fakultas Per tanian, Univer sitas Lampung
komunikasi penulis, e-mail : yesilindawat i16@gmail.com

Naskah ini dit er ima pada 16 Juni 2015; r evisi pada 30 Juni 2015;
disetujui untuk dipubl ikasikan pada 1 Sept ember 2015

ABSTRACT
This r esear ch aimed to find out the lighting length of the combination LED and fluor escent lamps combined,
suitable to gr ow pakcoy (Br assica r apa L.) with wick system hydr oponics. The r esear ch used five tr eatments: sun
lighting as a contr ol (P0), and ar tificial lighting of 36-watt LED combined with 42-w att fluor escent lamps. Sun
lighting r epr esented a conventional cultivation, with nor mal lighting per iod (±12 hour s per day), w hile the
ar tificial l ighting consisted of four differ ent lighting lengths per day: 8 hour s (P1), 12 hour s (P2), 16 hour s ( P3)
and 20 hour s (P4) . The ar tificial l ighting exper iments wer e placed in boxes as the gr ow th chamber s, w hile the
r egular sun lighting tr eatment was placed in an outdoor mini gr eenhouse. Each tr eatment consisted of four plants,
so ther e wer e 20 plants in total. The r esults showed t hat 20-hour tr eatment of 36-watt LED lamp plus 42-w att
fluor escent lighting ( P4) was t he best among the other ar tificial lighting tr eatments, but still less optimal as
compar ed to the tr eatment of natur al sun lighting (P0) . The plants gr ew in tr eatment P4 still showed etiolating,
indicating possibilit y of using higher power than 36-watt LED lamp and 42-watt fluor escent , although the length
of lighting r eached 20 hour s. Yet , in ter m of qualit y, the miner al/ ash content of all tr eated plants was not much
differ ent.

Keywor d : LED lamp, fluor escent lamp, lighting, pakcoy, wick system hydr oponics.

ABST RAK
Penelitian ini ber tujuan untuk mengetahui lama penyinaran kombinasi lampu LED dan lampu neon yang cocok
ter hadap per tumbuhan tanaman pakcoy ( Br assica r apa L.) dengan hidroponik sist em sumbu. Penelit ian ini
menggunakan lima per lakuan yaitu: penyinaran menggunakan sinar matahar i sebagai kontrol (P0), dan cahaya
buatan menggunakan lampu LED 36 watt dan lampu neon 42 watt yang terdiri dar i empat perlakuan dengan lama
penyinaran yang ber beda set iap har i nya yai tu: 8 jam (P1), 12 jam (P2), 16 jam (P3) dan 20 jam ( P4). Cahaya
matahari biasa dipakai pada penanaman secara konvensional dengan lama penyinaran nor mal ±12 jam per har i.
Per lakuan cahaya buatan ditempatkan pada box penanaman, sedangkan per lakuan cahaya matahar i nor mal
ditempatkan dalam greenhouse kecil. Setiap perlakuan terdiri dari empat tanaman, sehingga diperoleh 20 tanaman.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan P4 dengan lampu LED 36 watt dan lampu neon 42 watt selama
20 jam lebih baik jika dibandingkan dengan per lakuan penyinaran buatan lainnya tetapi masih kurang opt imal
jika dibandingkan dengan per lakuan penyinaran cahaya matahar i alami (P0). Per tumbuhan tanaman pakcoy
pada per lakuan P4 masih menunjukkan etiolasi, sehingga kemungkinan dibutuhkan daya yang lebih t inggi dar i
lampu LED 36 wat dan lampu neon 42 watt, walaupun lama penyinaran selama 20 jam. Namun dari segi kualitas,
kandungan mineral dar i semua per lakuan penanaman tidak jauh berbeda.

Kata kunci : Lampu LED dan lampu neon , lama penyinaran, pakcoy, sistem sumbu hidroponik

191
Pengar uh lama penyinar an.... (Yesi L, Sugeng T dan Didi ng S)

I. PENDAHULUAN Penel i t i an Sugar a ( 2012) yang d i lakukan di


Amazi n g Far m , Lem ban g, Ban dun g
Pakcoy mer upakan tanaman yang t er masuk m en unj uk k an bahw a den gan pen er apan
dalam fam i l i Br assi caceae. Pakcoy dapat teknologi penyinaran pada budidaya aeroponik
tumbuh di daerah dataran rendah maupun di selada ker it ing dan selada lollo r ossa menjadi
dataran t inggi. Tanaman ini jarang dikonsumsi solusi dar i per masalahan m en ur un nya
dalam bentuk mentah, tetapi biasa di gunakan pr odukt ivitas pada musim hujan. Pember i an
sebagai bahan sup dan hiasan (garnish) (Edi dan cahaya tambahan dengan lampu LED dapat
Bobi hoe, 2010) . Ber al i hnya f un gsi lahan meningkatkan pertumbuhan selada ker it ing dan
p er tan i an m enj ad i daer ah p er i ndustr i an selada lollo r ossa. Per tumbuhan tanaman dan
m enyebabk an sem ak i n sem p i tnya lahan hasi l tanaman selada ker it i ng dan selada lollo
pertanian yang potensial untuk bercocok tanam. r ossa yang disinar i lebih t inggi dar i pada yang
Oleh karena itu diper lukan adanya suatu si stem t idak disinar i. Selain penggunaan lampu LED,
bercocok tanam yang dapat menggunakan lahan lampu neon atau lampu fluor escent juga dapat
sempit tanpa mengurangi t ingkat produkt ivitas menumbuhkan tanaman. Pada penelit ian Acero
per tani an dan dapat menghasi l kan kual i tas (2013) menunjukkan bahwa war na put ih lampu
produksi yang lebi h t inggi. Salah satu teknologi neon dapat member ikan hasi l yang lebih t i nggi
pertanian yang dapat digunakan adalah teknologi p ada p er tum buhan tan am an pak coy
bud i daya tan am an secar a hi dr opon i k . d i band i ngk an dengan lam p u neon yan g
Hi dr op oni k m er up ak an si st em bud i daya berwar na hijau, biru, kuning dan merah. Namun
tanaman tanpa menggunak an med i a tanah lamanya penyinaran lampu LED dan lampu neon
sebagai media tanam (Lingga, 1999) . Salah satu yang tepat pada penanaman pakcoy di dalam
teknologi hidr oponi k yang seder hana, mudah r uangan belum d i ketahui . Oleh k ar ena i tu,
dioperasikan dan murah adalah sistem sumbu penel i t i an i ni di lakukan untuk mengetahui
( wick system ). berapa lama penyinaran kombinasi lampu LED
dan lamp u n eon yang cocok un tuk
Kendala umum yang ser i ng d i alami petani meningkatkan per tumbuhan dan hasil produksi
konvensi on al d i I ndon esi a adalah kond i si tanaman pakcoy dengan hi dr oponi k si st em
l ingkungan yang kur ang mendukung seper t i sumbu.
curah hujan yang t i nggi (Rosliani dan Sumar ni,
2005) . Sehi ngga tanaman t i dak mengalami II. METODE PENELI TIAN
pr oses fot osi nt esi s secar a sempur na kar ena
kurangnya penyinar an cahaya matahar i. Salah 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
satu car a yan g dap at d i gun ak an un tuk Peneli t i an i ni dilakukan pada bulan Januar i -
memanipulasi cahaya matahar i adalah dengan Febr uar i 2015 di Gr eenhouse plast i k Jur usan
menggunakan lampu LED atau Gr owing Light . Teknik Per tanian dan Laboratur ium Rekayasa
Sumber Daya Ai r ( RSDAL) Jur usan Tek ni k
Kual i tas cahaya san gat pen t i n g ket i k a Per tanian, Univer si tas Lampung.
menggunakan cahaya buatan untuk tumbuh
tanaman . Sumber cahaya har us m emi l i k i 2.2 Alat dan Bahan
kual itas cahaya yang tepat untuk memulai dan Alat yang digunakan dalam penelit ian ini adalah
memper tahankan fot osi nt esi s. Klor ofi l dapat lampu LED 36 wat t , lampu neon 42 wat t , wadah
menyerap panjang gelombang merah (600-700 p enyem ai an, em ber, spr ayer, bak plast i k ,
nm) sampai biru (400-500 nm), sehingga lampu penggar is, TDS meter, pH met er, l ight met er,
yang dirancang untuk per tumbuhan tanaman hygr omet er, gelas ukur, t i mer, gelas aqua,
har us memancar kan panjang gelombang i ni t imbangan, kamer a digital, dan alat tulis.
( Poi ncelot , 1980) . Lam p u LED dapat
m em ancar k an w ar na cahaya yan g dapat Bahan yang di gunakan dalam penel i t i an i ni
mempercepat proses fotosintesis. War na bir u adalah kain flanel, air, benih pakcoy, arang sekam,
untuk fase vegetatif dan war na merah untuk fase kabel, tr iplek, alumunium foil, dan lar utan nutr isi
generat if ( Soeleman dan Donor, 2013). yang digunakan adalah lar utan Goodplant , terdir i
dar i lar utan stok A dan stok B.
192
Jur nal Tekni k Per tanian LampungVol. 4, No. 3: 191-200

2.3 Metode Penelitian 2.5.3 Pengamatan Saat Panen


Pen el i t i an i n i m en ggunak an r an can gan Pengamatan saat panen meli put i: panjang akar
deskr i p t i f. Ter dapat l i ma per lakuan yak ni per tanaman (cm), luas daun per tanaman (cm 2),
penyinaran menggunakan sinar matahari sebagai berat brangkasan total ( g) , ber at brangkasan
kontr ol (P0) , lama penyi nar an menggunakan atas ( g) , ber at br angkasan baw ah ( g) , ber at
kombinasi lampu LED 36 w at t dan lampu neon ker i ng brangkasan (g) dan berat abu.
42 w at t selama 8 jam (P1), 12 jam (P2), 16 jam
( P3) dan 20 j am ( P4) . Data yang d i per oleh III. HASIL DAN PEMBAHASAN
disajikan dalam bentuk tabel dan gr afik
3.1 Pengamatan Lingkungan
2.4 Pelaksanaan Penelitian Intensitas cahaya di dalam gr eenhouse pada pagi
Pelak san aan pen el i t i an d i aw al i den gan har i ber kisar antar a 300-22800 lux, siang har i
p em buatan si st em sumbu hi dr opon i k , ber kisar antara 7200-78900 lux, dan sore har i
pembuatan kotak r uang tanaman, pembuatan berkisar antara 800-25600 lux. Sedangkan pada
lar utan n utr i si , penyem ai an , p enanam an , kotak penanaman di pagi, siang dan sore har i,
pemeliharaan dan panen. Pada per lakuan P0 i ntensitas cahaya ber ki sar 10900-11000 lux.
ditempatkan dalam greenhouse kecil sedangkan Selama p enel i t i an ber langsun g, r ata-r ata
p ada p enanam an men ggunak an lamp u intensitas cahaya matahari pada pagi hari sebesar
ditempatkan dalam kotak r uang tanam dengan 9684 lux, si ang har i sebesar 42013 lux dan sore
ukuran panjang 50 cm, lebar 40 cm dan t inggi 70 har i sebesar 10084 lux. Selama penel i t i an
cm yan g d i lapi si den gan alum un i um foi l. ber langsung, temperatur gr eenhouse pada pagi
Kemudian, lampu LED 36 wat t diletakkan pada har i ber kisar 26-30 oC, si ang har i ber kisar 28-
bagian tengah atas kotak dan lampu neon 42 watt 34 oCdan sore hari ber kisar 28-32 oC. Sedangkan
diletakkan pada sisi pinggi r kotak. Lampu yang pada kotak penanaman pagi hari ber kisar 26-28
t elah d i p asan g, kemud i an d i atur lam a o
C, si ang dan sor e har i ber k i sar 27-30 oC.
penyi nar annya dengan menggunakan tim er . Pengamatan kelembaban udara dilakukan dengan
Jarak antar a lampu dan tanaman adalah 50 cm. menggunakan per hitungan sel isi h bola basah
dan bola ker i n g. Pada saat p en el i t i an
2.5 Variabel Pengamatan
kelembaban udara di dalam gr eenhouse berkisar
2.5.1 Pengamatan Harian
64-94 % sedangkan pada kotak penanaman
Pengamatan har i an meli put i suhu, intensi tas
ber ki sar 72-92 %.
cahaya, evapotranspirasi tanaman dan Electr ical
con duct i vi t y ( EC) lar utan dan pH lar utan.
3.2 Pengamatan Lar utan Nutrisi
Pengamatan har ian dilakukan pada pagi (07.00-
08.00 WIB), siang (13.00-14.00 WIB) dan sore Pengamatan lar utan nutr i si yang d i lakukan
(16.00-17.00 WIB). meliput i pengukuran EC lar utan dan pH lar utan.
2.5.2 Pengamatan Mingguan Pengamatan lar utan nutr isi dilakukan dengan
Pengamatan mingguan meliput i: jumlah daun menggunakan alat TDS ( Total Dissolved Solid)
per tanaman ( helai) dan t inggi tanaman ( cm). meter.

Gambar 1. Nilai electr ical conductivit y (EC) set iap per lakuan

193
Pengar uh lama penyinar an.... (Yesi L, Sugeng T dan Didi ng S)

Pada penelitian ini ECyang digunakan pada awal 42 wat t belum opt i mal dibandingkan dengan
p en anam an yai tu 1500 µS/ cm, mi n ggu per lakuan P0 (kontr ol). Hal ini diduga karena
selanjutnya dinaikkan menjadi 1750 µS/ cm dan kebutuhan cahaya pada tanaman pakcoy pada
memasuki akhir panen sebesar 2000 µS/ cm. per lakuan P0 sudah cukup t er p enuhi j i k a
Konsentrasi lar utan har a cender ung semaki n dibandingkan dengan lampu LED 36 wat t dan
menur un dengan ber tambahnya umur tanaman lampu neon 42 wat t.
karena ter jadinya penyerapan unsur hara (Susila
dan Koer niaw at i, 2004).

Gambar 2. Nilai pH lar utan nutr isi

Dar i Gambar 2 menunjukkan bahwa pH pada P0 3.3 Pertumbuhan Vegetatif


ber kisar antara 5,58-6,58 sedangkan pH pada 3.3.1 Evapotranspirasi
penanaman menggunakan kombinasi lampu Evap otr an sp i r asi d i uk ur den gan m el i hat
LED 36 wat t dan lampu neon 42 wat t ber kisar p en ur un an ai r p ada set i ap har i nya.
antara 5,58-6,59. Menur ut Sut iyoso (2006) , pH Evapotranspirasi har ian set iap per lakuan dapat
opt i mal untuk per tumbuhan tanaman ber kisar dili hat pada Gambar 4. Dar i hasil pengamatan
antar a 5,5-6,5. p H yan g op t i mal dapat dapat dil i hat bahw a evapotr anspir asi har ian
mempengar uhi penyerapan unsur har a pada tan aman p akcoy p ada set i ap per lak uan
tanaman. Dar i hasi l pengamatan, nilai pH yang mengalami fluk tuasi set i ap har i nya, hal i ni
diperoleh selama penelit ian sudah optimal untuk di sebabkan oleh beberapa fakt or yaitu suhu,
p er tum buhan tan aman . Nam un , hasi l angi n, kelembaban udara dan intensitas cahaya
per tumbuhan pada penanaman menggunakan ( Sut i yoso, 2006) . Hasi l p en gam atan
kombinasi lampu LED 36 w at t dan lampu neon evap otr an sp i r asi kum ulat i f dar i semua
per lakuan yang ter t inggi ter dapat pada

Gambar 3. Evapotranspiasi har ian pada Gambar 4. Evapotranspirasi har ian pada
per lakuan P0 (penyinaran cahaya matahar i) per lakuan P1 (lama penyi naran lampu 8 jam/
har i)
194
Jur nal Tekni k Per tanian LampungVol. 4, No. 3: 191-200

Gambar 5. Evapotranspirasi har ian pada Gambar 6. Evapotranspirasi har ian pada
per lakuan P2 (lama penyinaran lampu 12 jam/ per lakuan P3 (lama penyinaran lampu 16 jam/
har i) har i)

Gambar 7. Evapotranspirasi har ian pada per lakuan P4 (lama penyinaran lampu 20 jam/ har i)

P0 ( Kontr ol ) sebesar 67,00 mm kemudi an mengalami per kembangan daun, hal ini sesuai
diikut i dengan P4 sebesar 54 mm, P3 sebesar 49 dengan pengamatan luas daun (Gambar 10) dan
mm, P2 sebesar 43 mm, dan P1 sebesar 38 mm. berat brangkasan t otal (Gambar 12). Tanaman
Banyak nya j um lah daun d i i k ut i den gan mengalami et i olasi bi sa di sebabkan kar ena
t i nggi nya evap otr anspi r asi pada tan am an tan aman k ur an g m en dap at k an cahaya.
tanaman pakcoy. Evapotr anspi r asi t er t inggi Sedangkan pada per lakuan P0 tanaman pakcoy
t er j adi pada per lakuan P0 atau penanaman tumbuh secara nor mal karena cahaya matahar i
dengan penyi nar an si nar matahar i k ar ena akan menghambat ker ja hor mon auksin yang
tanaman pakcoy mengalami penguapan yang berperan dalam proses pemanjangan sel. Hal ini
besar p ada si an g har i . Sedan gk an p ada sependapat dengan penyataan Lukitasar i (2012),
penanaman di dalam kotak, evapotranspir asi bahw a tanaman kedelai dengan cahaya 25%
ter tinggi ter jadi pada per lakuan P4 dengan lama mengalami et iolasi, sehi ngga batang tanaman
p eny i n ar an selam a 20 j am m enggun ak an tumbuh lebi h cepat d i ban d i n gk an dengan
kombinasi lampu LED 36 w at t dan lampu neon per lakuan lainnya. Sebaliknya, pada per lakuan
42 w at t. Hal ini diikut i dengan per tumbuhan dengan cahaya 100% menunj uk k an t i nggi
tanaman pada per lakuan P4 yang lebih t inggi tanaman t er lihat pendek tetapi per tumbuhan
dibandi ngkan dengan per lakuan lainnya pada tanaman t er l i hat lebi h bai k dengan batang
penanaman di dalam kotak sehi ngga pr oses tanaman lebih kokoh dan ber war na hijau tua.
evapotranspi rasi tanaman semakin t inggi pula.
3.3.2 Tinggi Tanaman
Rata-rata t i nggi tanaman yang ter t inggi yakni
pada P4 sebesar 24,8 cm. Hal ini diduga tanaman
mengalami et iolasi yaitu per tumbuhan tanaman
akan lebih cepat tetapi menjadi kur us dan t idak
195
Pengar uh lama penyinar an.... (Yesi L, Sugeng T dan Didi ng S)

Gambar 8. Hasil pengamatan t ingi tanaman (cm)


3.3.3 Jumlah Daun dan Luas Daun

Gambar 9. Hasil pengamatan jumlah daun (helai)

Gambar 10. Hasil pengamatan luas daun saat panen (cm 2)


Pada p er lak uan P0 memi l i k i j um lah daun pr oses fot osi nt esi s pada tanaman pakcoy.
t er banyak dan luas daun t er besar k ar ena Menur ut Per tamawat i (2010), daun merupakan
tanaman pakcoy memperoleh intensitas cahaya komponen utama suatu tumbuhan dalam proses
matahar i yang t inggi sehi ngga tanaman dapat fotosintesis. Pr oses fotosintesis akan opt imal
tumbuh secar a op t i mal. Sedangkan, pada apabila daun yang menjadi tempat utama proses
penanaman di dalam kotak, jumlah daun yang fot osi nt esi s ber langsung sem ak i n banyak
pali ng banyak dan luas daun ter besar terdapat j umlahnya dan semak i n besar ukur an nya,
pada per lakuan P4 dengan lama penyinaran 20 adanya sinar yang lebih t inggi intensitasnya lebih
jam dengan menggunakan kombinasi lampu LED bai k dar i pada si nar dengan i nt ensi tas yang
36 w at t dan lampu neon 42 w at t. Hal ini di duga rendah.
kar ena lamanya penyi nar an mempengar uhi
196
Jur nal Tekni k Per tanian LampungVol. 4, No. 3: 191-200

3.4 Hasil Panen ( Generatif )

Gambar 11. Hasil pengamatan panjang akar (cm)

3.4.1 Panjang Akar d i tr anslok asi k an keselur uh bagi an tubuh


Panjang akar ter t inggi t erdapat pada per lakuan ter masuk akar juga opt i mal.
P4 dengan r ata-r ata sebesar 45,50 cm. Pada
penanaman di dalam Gr eenhouse (P0), tanaman 3.4.2 Berat Brangkasan Total
memperoleh intensitas cahaya yang opt imum Rata-r ata ber at br angkasan t otal tanaman
sehingga akan menghambat kerja hormon auksin pakcoy ter besar pada per lakuan P0 sebanyak
dalam proses pemanjangan sel. Sedangkan pada 221,60 g. Pada penanaman di dalam kotak,
penanaman menggunakan kombinasi lampu tan aman p er lak uan P4 dengan lam a
LED 36 wat t dan lampu neon 42 wat t , intensitas p eny i n ar an selam a 20 j am den gan
cahaya yan g d i p er oleh tanam an kur an g menggunakan kombinasi lampu LED 36 wat t
optimum sehingga hor mon auksin akan beker ja dan lampu neon 42 w at t memi l i k i ber at
akt i f dalam proses pemanjangan sel. Sehingga, br angk asan t otal t er t i nggi d i band i ngk an
pelakuan P4 (lama penyinaran 20 jam) memiliki per lakuan lainnya yaitu sebesar 98,23 g. Hal
panj ang akar yang t er t i nggi di bandi ngkan i ni dapat di k atakan bahw a semak i n lama
per lakuan yang lainnya. Menur ut Fer ita, dkk. tanaman mendapatkan sinar maka semakin
( 2009) , ak ar t i dak selamanya tum buh i nt ensi f pr oses fot osi nt esi s ber langsung
memanjang untuk mencapai unsur hara yang sehingga hasil yang diperoleh semakin t inggi.
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan. Sebab Hasi l fot osi n t esi s ak an d i tr anslok asi k an
jika per tumbuhan bagian atasnya opt imal maka keselur uh jar i ngan tanaman melalui floem,
p er tum buhan ak ar j uga ak an bai k un tuk yang selanjutnya ener gi hasi l fot osi nt esi s
keseimbangan bibit. Jika per tumbuhan bagian ter sebut akan diper gunakan tanaman untuk
atas baik, maka jumlah hasi l fotosintesis yang mengakt ifkan per tumbuhan tunas, daun, dan
batan g sehi n gga tanam an dapat tumbuh
opt i mal (Lukitasar i, 2010).

Gambar 12. Berat br angkasan total (g) tanaman pakcoy

197
Pengar uh lama penyinar an.... (Yesi L, Sugeng T dan Didi ng S)

3.4.3 Berat Brangkasan Atas ( g) 3.4.4 Berat Brangkasan Bawah ( g)


Dar i hasi l p en gam atan, per sentase ber at Dar i hasi l p engam atan , p er sen tase ber at
br angkasan atas tanaman pakcoy dar i ber at br an gk asan baw ah tan am an pak coy p ada
br angkasan total pada per lakuan P0 sebesar per lakuan P0 sebesar 17,51 %, P1 sebesar 64,62
82,49 %, P1 sebesar 35,38 %, P2 sebesar 67,36 %, P2 sebesar 32,64 %, P3 sebesar 19,66 % dan
%, P3 sebesar 80,34 % dan P4 sebesar 83,35 %. P4 sebesar 16,65 %. Hal ini menunjukkan bahwa
Pada penanaman didalam kotak, tanaman pakcoy per sentase berat brangkasan bawah ter t inggi
per lakuan P4 (lama penyinaran lampu 20 jam/ dar i ber at br angkasan t otal tanaman pakcoy
har i ) mempunyai rata-rata ber at brangkasan ter letak pada per lakuan P1 ( lama penyi naran
atas ter t inggi dibandingkan dengan per lakuan lampu 8 jam/ har i). Sehingga dapat dikatakan
lainnya. Namun hasilnya masih kur ang opt imal bahw a per tumbuhan dan hasil tanaman pakcoy
j i k a d i band i ngk an dengan p er lak uan P0 p ada p er lakuan P1 den gan pen an aman
( penyi nar an cahaya matahar i ) . Hal i ni bi sa menggunakan kombi nasi lampu LED 36 wat t
diduga karena semakin lama penyinaran dengan dan lampu neon 42 w at t selama 8 jam/ har i
menggunakan kombi nasi lampu LED 36 wat t kur ang opt i mal karena kur ang mendapat kan
dan lam pu neon 42 w at t m ak a pr oses p eny i n ar an cahaya lam pu sehi n gga
fotosintesis makin meningkat dan hasil produksi m em p en gar uhi p r oses fot osi nt esi s p ada
yang diper oleh semakin besar pula. tanaman.

Gambar 13. Per sentase berat brangkasan atas tanaman pakcoy (%)

Gambar 14. Per sentase ber at brangkasan bawah tanaman pakcoy (%)

198
Jur nal Tekni k Per tanian LampungVol. 4, No. 3: 191-200

3.4.5 Berat Kering Brangkasan Total 3.4.6 Kadar Abu


Rata-rata berat ker ing brangkasan total ter tinggi Kadar abu merupakan campuran dari komponen
pada per lakuan P0 sebesar 11,48 g dan terendah anor ganik atau mineral yang terdapat pada suatu
pada P1 sebesar 0,22 g. Hal ini diduga tanaman bahan. Kadar abu ter sebut dapat menunjukkan
memper oleh sed i k i t pencahayaan sehi ngga t otal mi ner al dar i suatu bahan. Dar i hasi l
m em p en gar uhi p r oses fot osi nt esi s p ada pengamatan menunjukkan bahwa kandungan
tanaman. Menur ut Sunu dan Pratoyo (2006), m i n er al tan aman p akcoy yan g d i tanam
semakin besar jumlah ener gi yang ter sedia maka menggunakan kombi nasi lampu LED 36 wat t
akan memper besar jumlah hasi l fot osi nt esi s dan lampu neon 42 wat t hasilnya t idak ber beda
sampai dengan maksimum. Berat ker ing yang jauh dengan penanaman di dalam gr eenhouse
m ak si m al dap at d i per oleh j i k a tan aman yakni ber kisar antara 77% - 84 %. Hal ini berart i
mendapatkan intensitas cahaya penuh. Berat kandungan mineral pada tanaman yang ditanam
ker i ng hasi l panen yang diperoleh mer upakan menggunakan lampu LED dan lampu neon
hasi l peningkatan asimilasi CO2 ber sih selama hampi r sama dengan penanaman d i dalam
p er tum buhan vegetat i f tanam an pak coy gr eenhouse.
(Per w tasar i, 2006).

Gambar 15. Berat ker ing brangkasan total (g) tanaman pakcoy

Gambar 16. Kadar abu tanaman pakcoy (%)

199
Pengar uh lama penyinar an.... (Yesi L, Sugeng T dan Didi ng S)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ht tps:/ / w w w.academ i a.edu/ 6301530/


pengaruh_intensitas_cahaya_matahari_terhadap_pertumbuhan_tanaman_kedeali_gylcine_max.
4.1 Kesimpulan Diakses pada tanggal 18 Febr uar i 2015
Hasil pengamatan menunjukkan bahw a hasi l
p er lak uan P4 dengan lam a p eny i n ar an Per tamaw at i . 2010. Pengar uh Fot osi nt esi s
kombinasi lampu LED 36 w at t dan lampu neon Ter hadap Per tumbuhan Tanaman Kentang
42 w at t selama 20 j am lebi h bai k j i k a ( Solanium Tuber osum L.) dalam Lingkungan
di bandingkan dengan hasil per lakuan lainnya Fot oautr otrof Secar a Invitro. Jur nal Sains
pada penanaman di dalam r uang, t etapi masih dan Teknologi Indonesia. 12(1): 31-37.
belum op t i mal j i k a d i ban d i ngk an dengan
per lakuan P0 ( penyi nar an cahaya matahar i ) . Per w tasar i, B. 2012. Pengar uh Media Tanam
Tanaman pakcoy pada per lakuan P4 masi h Dan Nutr i si Ter hadap Per tumbuhan
mengalami et iolasi sehingga dapat disimpulkan Dan Hasi l Tan aman Pakchoi ( Br assi ca
bahw a daya lampu masih kurang besar. Namun Juncea L.) Dengan Si st em Hi dr oponi k .
dar i segi kualitas, kandungan mineral tanaman J.Agr ovigor . 5( 1): 14-25.
pakcoy yang di tanam di baw ah lampu t i dak
ber beda j auh dengan penanaman d i dalam Poincelot , R.P. 1980. HORTICULTURE: pr inciples
gr eenhouse. and pr actical appl ications. Pr ent ice-Hall.
London.
4.2 Saran
Pada p enel i t i an i n i p enan am an yan g Rosl iani , R dan N. Sumar ni. 2005. Budidaya
menggunakan kombi nasi lampu LED 36 wat t Tan am an Sayu r an dengan Si stem
dan lampu neon 42 w at t member i kan hasi l Hidr oponi k.. Balai Penel i t i an Tanaman
per tumbuhan dan hasi l ak hi r penan am an Sayur an. Bandung. 27 hal.
( panen) yang belum opt i mal sehi ngga per lu
dilakukan penelit ian lebih lanjut mengenai daya Soeleman, S dan D. Rahayu. 2013. Halaman
lampu yang baik agar tanaman dapat tumbuh Or gani k : Men gu bah Tam an Ru m ah
secara opt i mal. Menj adi Tam an Sayur an Or gani k Unt uk
Gaya Hidup Sehat . PT AgroMedia Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA Jakar ta Selatan.
Acer o, L.H. 2013. Grow th Response of Brassica
rapa on the Differ ent Wavelengt h of Li ght. Sut iyoso, Y. 2006. Hidr oponik Ala Yos. PenebaR
I nt er n at i on al Jou r n al of Chem i cal Swadaya. Jakar ta. 96 hal.
Engineer ing and Appl ications. 4(6) : 415-
418. Susi la, A. D dan Y. Koer ni awat i. 2004. Pengar uh
Volum e dan Jen i s Med i a Tanam p ada
Edi, S dan J.Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman Per tumbuhan dan Hasi l Tanaman Selada
Sayur an .. Balai Pengk aj i an Tek n ologi ( Lact u ca Sat i va ) Pada Tek nologi
Per tanian. Jambi . 54 hal. Hidr oponik Si stem Terapung. Bul. Agon .
32(3) : 16-21.
Fer i ta, I., N. Akhir, H. Fauza, dan E. Syofyant i.
2009. Pengar uh Intensitas Cahaya Ter hadap Sugara, K. 2012. Budidaya Selada Kerit ing, Selada
Per tumbuhan Bibit Gambir (Uncar ia gambir Lollo Rossa, dan Selada Romai ne Secar a
Roxb). Jer ami. 2( 2): 249-254. Aer oponi k d i Amazi ng Far m, Lembang,
Bandung. Skr ipsi . IPB. Bogor.
Lingga, P. 1999. Hidr oponik: Ber cocok Tanam
Tanpa Tanah. Penebar Swadaya. Jakar ta.
116 hal.

Lukitasar i, M. 2012. Pengaruh Intensitas Cahaya


Matahar i Ter hadap Per tumbuhan Tanaman
Kedelai ( Glycine Max). PKM-AI IKIP PGRI.
200

You might also like