2012-Article Text-4793-1-10-20190815

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Global Political Studies Journal 72

Vol. 2 No. 1 April 2018

PERANAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM UPAYA


KONSERVASI POPULASI BADAK JAWA DI INDONESIA

Eca Chairunnisa
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer
Indonesia,
Jalan Dipatiukur No.102-116, Bandung, Indonesia

Email : ecachairunnisa@gmail.com

ABSTRACT

This study is to examine the role of the World Wide Fund for Nature (WWF) in the Javan rhino population
conservation efforts in Indonesia. Endangered Javan rhino population makes the WWF as an environmental
organization that also address the issue of endangered species, participating in efforts to conserve this species.
Researchers analyzed the various efforts made by the WWF conservation of Javan rhino populations in Indonesia so
that the species can survive in their habitat.
The research method used in this study is the author of qualitative methods, aims to describe the facts relating to
the problem under study. Most of the data collected through library research, online data retrieval, documentation,
interviews and observations. The data was then analyzed with theoretical approaches associated with theories of
International Relations such as the International Organizations Role Theory, and International Cooperation.
The results showed that the WWF has done his role as international organizations in dealing with the
extinction of the Javan Rhino. Javan rhino population conservation programs that have been carried out by WWF in
Indonesia has resulted in an increase in member javan rhino population. Thus, an important role in the conservation of
WWF Indonesia's Javan rhino population.

Keywords: WWF, International Organizations, Javan Rhino

ABSTRAK

Penelitian ini untuk mengetahui Peranan World Wide Fund for Nature (WWF) dalam Upaya Konservasi
Populasi Badak Jawa Di Indonesia. Populasi badak jawa yang terancam punah membuat WWF sebagai organisasi
lingkungan yang juga menangani masalah spesies langka, turut serta dalam upaya pelestarian spesies ini. Peneliti
menganalisis berbagai upaya yang dilakukan oleh WWF dalam konservasi populasi badak jawa di Indonesia agar
spesies ini dapat bertahan hidup di habitatnya.
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, bertujuan untuk
menggambarkan fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sebagian besar data yang dikumpulkan
melalui studi kepustakaan, penelusuran data online, dokumentasi, wawancara dan observasi. Data-data tersebut
kemudian dianalisis dengan pendekatan teori yang berhubungan dengan Ilmu Hubungan Internasional yaitu Teori
Peranan Organisasi Internasional, serta Kerjasama Internasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa WWF telah melakukan perannya sebagai sebuah organisasi internasional
dalam mengatasi kepunahan badak jawa. Program-program konservasi populasi badak jawa yang telah dilakukan oleh
WWF di Indonesia telah membuahkan hasil dengan bertambahnya anggota populasi badak jawa. Dengan demikian,
peranan WWF cukup signifikan dalam konservasi populasi badak jawa di Indonesia.

Kata Kunci: WWF, Organisasi Internasional, Badak Jawa


Global Political Studies Journal 73
Vol. 2 No. 1 April 2018

1. Pendahuluan dilakukan dalam kurun waktu 2009-2010, populasi


badak jawa masih berjumlah 50 ekor.
1.1 Latar Belakang Badak jawa, khususnya di Indonesia, merupakan
Studi Hubungan Internasional mengalami banyak satu-satunya populasi yang masih ada dan diharapkan
perkembangan dan perubahan seiring dengan dapat dipertahankan kelangsungan hidupnya. Badak
berjalannya waktu. Studi yang awalnya hanya jawa dikenal sebagai jenis kunci dalam konservasi
membahas mengenai politik internasional dan berfokus keanekaragaman hayati. Perlindungan bagi jenis badak
pada negara sebagai objek utama terus mengalami ini akan sangat membantu upaya perlindungan
pergeseran dan lebih membuka diri bagi aktor non-state kehidupan liar lainnya, dan berbagai tipe habitat
terutama di kawasan hutan Ujung Kulon. Untuk itu,
untuk ikut berperan dalam dunia internasional. Seperti
NGO (Non-Governmental Organization), IGO (Inter- diperlukan upaya serius untuk mencegah
Governmental Organization), MNC (Multi National kepunahannya, karena kepunahan satwa primadona ini
Cooperation) bahkan individu juga memiliki power dan dikhawatirkan dapat mendorong punahnya
pengaruh yang kuat yang tidak dapat dikesampingkan. keanekaragaman flora dan fauna lainnya dalam
Aktor-aktor ini kemudian saling berinteraksi dan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.
bekerja sama hingga terbentuk komunitas dan pola- Di Indonesia badak jawa menjadi hewan yang
pola interaksi tertentu. paling banyak diburu. Catatan sejarah kehidupannya di
Dalam dinamika studi hubungan internasional Ujung Kulon, ternyata tidak lepas dari perburuan liar.
terdapat berbagai isu kontemporer yang pada awalnya Oleh karena itu, pemerintah Indonesia pada akhirnya
lebih bersifat kepada hal yang teknis, yang kemudian pada tahun 1978 meratifikasi Convention on
berkembang menjadi agenda politik yang berimplikasi International Trade in Endangered Species of Wild
pada lahirnya pola-pola baru kerjasama internasional, Fauna and Flora (CITES) melalui Keputusan Presiden
dimana dalam perkembangan hubungan internasional (Keppres) No. 43 Tahun 1978 tentang pengesahan
terkini tidak lagi hanya memperhatikan aspek CITES. CITES memasukkan badak jawa dalam
hubungan antara negara saja, yang hanya mencakup Appendix I sebagai jenis yang jumlahnya sangat sedikit
aspek politik, ekonomi, budaya serta aspek-aspek di alam dan dikhawatirkan akan punah. CITES juga
klasik lainnya, tetapi juga aspek lain seperti mengharapkan negara lain yang menjadi sebaran badak
interdependensi ekonomi, hak asasi manusia, segera berupaya melindungi badak. Hal tersebut
keamanan transnasional, organisasi internasional, dibutuhkan untuk membasmi perburuan dan
rezim internasional dan juga masalah lingkungan perdagangan liar satwa langka ini.
hidup. Salah satu masalah lingkungan yang patut CITES merupakan suatu konferensi yang juga
mendapat sorotan dewasa ini adalah laju penurunan memperbolehkan kehadiran organisasi-organisasi non
populasi dan kepunahan beberapa spesies seperti badak pemerintah yang tidak mempunyai hak voting, dan
jawa. menaruh perhatian pada masalah konservasi,
Salah satu hewan yang dikategorikan paling kesejahteraan binatang, perdagangan, zoological, dan
langka di Indonesia adalah badak. Dari 3 jenis badak minat-minat keilmuan. Kehadiran organisasi-organisasi
tersebut biasanya memberikan informasi dan data-data
yang hidup di Asia, 2 jenis diantaranya hidup di
tambahan mengenai isu-isu lingkungan yang kompleks,
Indonesia. Kedua jenis badak yang terancam punah
serta masukan-masukan yang konstruktif dalam upaya
tersebut yaitu badak jawa (Rhinoceros Sondaicus) dan
perlindungan tumbuhan dan satwa liar. Salah satu dari
badak sumatera (Dicerorhenus sumatrensis). Badak
organisasi tersebut adalah WWF.
jawa (Rhinoceros Sondaicus) merupakan satwa
endemik khas Indonesia yang kini terancam punah. World Wide Fund for Nature (WWF) sebagai
Perburuan badak bercula satu ini secara keseluruhan sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang
berhenti tahun 1990-an, tetapi pelanggaran terhadap menangani masalah-masalah tentang konservasi,
hak atas hutan dan ekstraksi ilegal di seputar taman, penelitian dan restorasi lingkungan, yang dulunya
serta perubahan habitat menimbulkan ancaman yang bernama World Wildlife Fund dan masih menjadi nama
berlangsung secara terus-menerus. Tidak heran hewan resmi di Kanada dan Amerika Serikat. Selain itu, WWF
ini tercantum dalam International Union for juga menangani masalah spesies terancam punah,
Conservation of Nature (IUCN) Red List of Threatened polusi dan perubahan iklim.
Species (Daftar Merah Yang Terancam dari IUCN), Sejak tahun 1962, WWF-Indonesia telah memulai
dan termasuk ke dalam appendix 1, yang berarti penelitian terhadap populasi badak jawa di Ujung
mendapat prioritas utama upaya penyelamatan dari Kulon dengan dukungan ahli Dr. Rudolph Schenkel.
ancaman kepunahan. Saat ini penelitian tentang badak jawa masih terus
Sejak satu dekade terakhir jumlah populasi badak dilakukan dan diarahkan untuk memperoleh informasi
jawa tidak mengalami peningkatan berarti, bahkan penting tentang pola perilaku, distribusi, migrasi,
cenderung stagnan. Menurut data yang didapat dari populasi, sex ratio, dan keragaman genetik.
penelitian Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang Selain dari penelitian dan dukungan terhadap
patroli anti perburuan badak jawa, WWF Indonesia di
Global Political Studies Journal 74
Vol. 2 No. 1 April 2018

Taman Nasional Ujung Kulon juga memfokuskan berkonsentrasi dalam konservasi sumber daya alam
kegiatannya pada upaya manajemen habitat dengan dalam hal ini konservasi populasi badak jawa di
harapan habitat yang terjaga akan dapat Indonesia.
mempertahankan populasi yang tersisa dan WWF-
1.3.2 Tujuan Penelitian
Indonesia juga menggalang dana untuk konservasi
badak jawa dengan mengusung program RhinoCare. Penelitian ini memiliki tujuan, antara lain:
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti 1. Untuk mengetahui, memahami, dan menganalisa
tertarik untuk melakukan penelitian yang dirumuskan upaya yang dilakukan oleh WWF dalam
dalam judul: konservasi populasi badak jawa di Indonesia
“Peranan World Wide Fund for Nature 2. Untuk mengetahui, memahami, dan
(WWF) dalam Upaya Konservasi Populasi Badak menganalisa kendala apa saja yang dihadapi
Jawa Di Indonesia”
WWF dalam upaya konservasi populasi badak
Penelitian ini dibuat berdasarkan beberapa
matakuliah yang dipelajari peneliti di Program Studi Jawa di Indonesia.
Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan 3. Untuk mengetahui, memahami, dan menganalisa
Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia. Antara rekomendasi apa saja yang diberikan WWF
lain sebagai berikut: untuk pemerintah Indonesia.
1. Pengantar Hubungan Internasional Merupakan 1.4 Kegunaan Penelitian
peletak dasar bagi penelitian yang akan Berdasarkan pada tujuan penelitian, maka kegunaan
dilakukan, terkait hubungan para aktor yang
penelitian ini dibagi menjadi dua :
melewati batas–batas negara.
2. Organisasi Internasional 1.4.1 Kegunaan Teoritis
Didalam matakuliah ini peneliti mempelajari Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk
mengenai peran aktor yang terlibat dalam memperkaya pengetahuan mengenai keterlibatan suatu
interaksi antar negara yang bersifat Organisasi Internasional, dalam mengatasi suatu
internasional dan menciptakan interaksi permasalahan. Khususnya peranan WWF dalam upaya
global didalamnya.
konservasi populasi badak jawa di Indonesia.
3. Environmental Issues
Pada matakuliah ini membahas tentang 1.4.2 Kegunaan Praktis
masalah-masalah yang terjadi pada lingkungan 1. Diharapkan dapat menambah wawasan, ilmu
hidup dan pengaruhnya terhadap global. pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
peneliti di bidang Ilmu Hubungan Internasional.
2. Sebagai bahan referensi bagi penstudi Hubungan
1.2 Rumusan Masalah Internasional dan umum.
Berdasarkan uraian diatas dan untuk
memudahkan dalam menganalisis masalah, peneliti
2. Tinjauan Pustaka dan Kerangka
merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana Peranan World Wide Fund for
Pemikiran
Nature (WWF) dalam Upaya Konservasi
Populasi Badak Jawa di Indonesia”. 2.1 Tinjauan Pustaka
Rumusan Masalah Minor : Untuk memperoleh pijakan ilmiah dalam penelitian
1. Apa saja yang dilakukan oleh WWF ini, peneliti menggunakan beberapa karya ilmiah yang
dalam upaya konservasi populasi badak sudah dibuat sebelumnya dan berkaitan dengan tema
jawa di Indonesia? yang diangkat dalam skripsi peneliti yakni masalah
2. Kendala apa yang dihadapi WWF dalam pelestarian hewan. Salah satu karya ilmiah tersebut
upaya konservasi populasi badak jawa di adalah skripsi yang berjudul “Kerjasama Indonesia
Indonesia? dengan World Wide Fund For Nature (WWF) dalam
3. Rekomendasi apa sajakah yang diberikan Menanggulangi Kepunahan Badak di Ujung Kulon”
oleh WWF untuk pemerintah Indonesia? yang dibuat pada tahun 2012 oleh Rasuani Prabu Putra,
Universitas Padjajaran. Dalam skripsi tersebut peneliti
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian yang bersangkutan mengangkat masalah yang sama
1.3.1 Maksud Penelitian yaitu kepunahan populasi badak jawa di Indonesia.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Peneliti yang bersangkutan meneliti bagaimana melalui
peranan WWF sebagai International Non- kerjasama dengan Indonesia, WWF membuat upaya
Governmental Organization (INGO) yang melalui berbagai program yang dirancang bersama
Global Political Studies Journal 75
Vol. 2 No. 1 April 2018

Indonesia untuk menjaga kelestarian populasi badak di penulis menggambarkan dan menjelaskan upaya yang
Ujung Kulon. Penelitian ini ditunjukkan untuk dilakukan oleh WWF dalam meningkatkan upaya-
menjelaskan upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh upaya untuk mengatasi perdagangan ilegal harimau
WWF sebagai organisasi internasional dalam sumatera. Penelitian tersebut menunjukan bahwa upaya
kerjasamanya dengan Indonesia dalam usaha WWF untuk mengatasi perdagangan ilegal harimau
pelestarian badak jawa. Penelitian ini menghasilkan sumatera di Provinsi Riau dengan mengadakan
kesimpulan bahwa kerjasama Indonesia dengan WWF pelatihan dan sosialisasi tentang pemberantasan
dapat terjalin dengan baik, hal ini terbukti dengan perburuan “Anti Poaching - Illegal Trade Sumatran
berhasilnya program pelestarian badak jawa dengan Tiger” dan proyek perlindungan harimau sumatera di
meningkatnya populasi badak jawa sebesar 1% setiap kawasan konservasi.
tahunnya. Dalam karya ilmiah yang lain yang
Karya tulis lain yang membahas permasalahan yang berjudul “Animal Welfare di Jawa Timur: Model
sama adalah sebuah jurnal yang berjudul “Peran World Pendidikan Kesejahteraan Binatang di Jawa Timur”
Wide Fund For Nature (WWF) dalam Konservasi yang dibuat tahun 2009 oleh Kellie Joan Eccleston,
Gajah Sumatera di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau” Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penelitian
yang dibuat tahun 2014 oleh Syarifatul Zannah, tersebut membahas kesejahteraan binatang dalam
Universitas Mulawarman. Dalam karya tulis tersebut konteks Indonesia. Dalam negara-negara berkembang,
penulis yang bersangkutan menjelaskan WWF sebagai seringkali kesejahteraan binatang dilupakan karena
organisasi internasional yang bergerak dalam belum ada kesejahteraan bagi semua manusia dan
perlindungan atau konservasi keanekaragaman hayati kesejahteraan manusia tersebut dianggap sebagai hal
dan sumber daya alam dalam melaksanakan program yang lebih penting. Oleh karena itu, dengan
kerjanya di Taman Nasional Tesso Nilo prihatin menginvestigasi bagaimana gerakan kesejahteraan
dengan isu-isu lingkungan, terutama kepunahan gajah. binatang berkembang di Jawa Timur, dalam konteks
Berdasarkan situasi ini, WWF Indonesia dan yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan konteks
Konservasi Gajah Riau membuat strategi penyelamatan di dunia Barat, dapat meningkatkan pengetahuaan
gajah di Taman Nasional Tesso Nilo. Tesso Nilo tentang Kesejahteraan Binatang dalam konteks baru.
adalah 86.932 hektar Taman Nasional cadangan untuk Peneliti ini bertujuan mengevaluasi baik bagaimana
gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus masyarakat di Jawa Timur memandang dan
Temminck) habitat alami. Secara umum, populasi gajah memperlakukan binatang maupun tingkat kesadaran
sumatera telah menurun setiap tahun karena habitat dalam masyarakat mengenai Kesejahteraan Binatang.
yang kurang bagi mereka sebagai perubahan Penelitian ini memfokuskan pada dua lembaga
penggunaan lahan untuk permukiman dan konservasi binatang ProFauna dan Taman Safari
perkembangan non-kehutanan terus berlanjut. Faktor Indonesia II. Keduanya merupakan organisasi
habitat merupakan salah satu aspek yang paling penting konservasi binatang yang terkenal di Indonesia dan
dalam manajemen Nation Park. Penelitian ini mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk
menghasilkan kesimpulan bahwa WWF telah Kesejahteraan Binatang. Pendekatan kualitatif
menjalankan peran dan fungsinya sebagai organisasi digunakan dalam penelitian ini. Hasil kesimpulan
internasional, dimana WWF yang bertindak sebagai dalam penelitian tersebut adalah ada tingkat kesadaran
organisasi internasional yang peduli terhadap sumber yang cukup memuaskan tentang prinsip-prinsip dasar
daya hayati dan ekosistem khususnya kehidupan gajah dalam kesejahteraan binatang di Jawa Timur dan semua
sumatera di Taman Nasional Tesso Nilo Provinsi Riau. responden setuju bahwa masyarakat tidak boleh
Tinjauan pustaka yang lain adalah sebuah karya memperlakukan binatang dengan kejam atau tidak
ilmiah yang berjudul “Upaya World Wide Fund For menghiraukannya.
Nature (WWF) Dalam Mengatasi Perdagangan Ilegal
Harimau Sumatera di Provinsi Riau” yang dibuat 2.2 Kerangka Pemikiran
tahun 2013 oleh Yani Suspina, Universitas 2.2.1 Hubungan Internasional
Mulawarman. Karya tulis tersebut bertujuan untuk Hubungan Internasional dilaksanakan melalui
mengetahui bagaimana upaya WWF dalam mengatasi banyak jalur di samping jalur pemerintah. Sebagai
perdagangan ilegal harimau sumatera di Provinsi Riau. aktor dalam politik global negara juga tidak selalu
Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif dimana bertindak sebagai aktor yang unitary dan kelompok-
Global Political Studies Journal 76
Vol. 2 No. 1 April 2018

kelompok yang ada di dalamnya tidak selalu bertindak pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesama
secara koheren. Selain negara pun ada banyak aktor kelompok non-pemerintah pada negara yang berbeda
lain seperti perusahaan multinasional, organisasi (Rudy, 2009, 93-94). Menurut Clive Archer dalam
buku ”International Organization“, klasifikasi
internasional (Jemadu, 2008:46).
organisasi internasional berdasarkan keanggotaannya
Berakhirnya Perang Dingin telah mengakhiri terbagi manjadi 2 (dua) macam, yaitu:
sistem bipolar dan berubah pada multipolar atau secara 1. Type of membership (tipe keanggotaan)
khusus telah mengalihkan persaingan yang bernuansa a. International Governmental Organizations
militer kearah persaingan atau konflik kepentingan (IGO), yaitu organisasi internasional dengan
ekonomi di antara negara-negara di dunia. Pasca wakil pemerintahan-pemerintahan sebagai
Perang Dingin, isu-isu Hubungan Internasional yang anggota.
b. International Non-Governmental Organizations
sebelumnya lebih terfokus pada isu-isu high politics
(INGO), yaitu organisasi internasional dimana
(isu politik dan keamanan) meluas ke isu-isu low anggotanya bukan mewakili pemerintahan.
politics (isu-isu HAM, ekonomi, lingkungan hidup, dan 2. Extent of membership (jangkauan keanggotaan)
terorisme) (Perwita & Yani, 2005:7). a. Keanggotaan yang terbatas dalam wilayah
Dalam penelitian ini, penulis mengangkat WWF tertentu.
sebagai aktor dalam hubungan internasional dimana b. Keanggotaan yang mencakup seluruh wilayah di
dunia (Archer, 2001:66).
WWF merupakan sebuah organisasi internasional yang
Berdasarkan konsep diatas bahwa WWF diartikan
melakukan kerjasama dengan pemerintah Indonesia sebagai pelaku peranan, dalam hal ini organisasi
dalam isu lingkungan hidup yaitu kepunahan populasi internasional yang terklasifikasi dalam kategori
badak jawa di Indonesia. INGO’s (International Non-Govermental
Organization) yang kemudian didalamnya terdapat
2.2.2 Organisasi Internasional mekanisme kerja dan fungsinya tersendiri yang
Organisasi internasional merupakan salah satu dijalankan untuk memenuhi visi misi dari WWF itu
sendiri.
aktor politik internasional. Organisasi internasional
diperlukan dalam rangka kerjasama, menyesuaikan dan 2.2.2.1 International Non-Governmental
mencari kompromi untuk meningkatkan kesejahteraan Organization (INGO)
serta memecahkan persoalan bersama, serta Bentuk INGO mulai dikenal pada tahun 1846.
mengurangi pertikaian yang timbul. Organisasi juga Yang tercatat sebagai INGO pertama, dalam berbagai
diperlukan dalam menjajagi sikap bersama dan literatur, adalah World’s Evangelical Alliance
mengadakan hubungan dengan negara lain. Ciri (Perhimpungan Penginjil Sedunia). Kemudian
organisasi internasional yang mencolok ialah menyusul terbentuknya beberapa INGO lainnya, sejak
merupakan suatu organisasi yang permanen untuk pertengahan abad ke XIX (sekitar tahun 1860).
melanjutkan fungsinya yang telah ditetapkan. Berjalan seiring dengan berkembanganya kerjasama
Organisasi itu mempunyai instrumen dasar (constituent internasional dalam bentuk organisasi-organisasi
instrument) yang akan memuat prinsip-prinsip dan internasional antarpemerintah (IGO). Setelah PD I dan
tujuan, struktur maupun cara organisasi itu bekerja. PD II maka banyak INGO terbentuk, seperti juga
Organisasi internasional dibentuk berdasarkan halnya IGO yang makin digandrungi pada masa itu.
perjanjian, dan biasanya agar dapat melindungi Untuk bentuk kerjasama IGO, perkembangan pesat
kedaulatan negara, organisasi itu mengadakan terjadi antara tahun1921 sampai tahun 1930, dan antara
kegiatannya sesuai dengan persetujuan atau tahun 1941 sampai 1960.
rekomendasi serta kerjasama, dan bukan semata-mata 2.2.2.1.1 Definisi INGO
bahwa kegiatan itu haruslah dipaksakan atau Definisi “internasional NGO” (INGO)
dilaksanakan (Suryokusumo, 2010:10). pertama kali diberikan dalam resolusi 288 (X)
Organisasi Internasional merupakan pola ECOSOC pada 27 Pebruari 1950 bahwa setiap
kerjasama yang melintasi batas-batas negara dengan organisasi internasional tidak didirikan atas dasar
didasari struktur organisasi yang jelas dan lengkap sebuah perjanjian internasional. World Bank,
serta diharapkan atau diproyeksikan untuk berlangsung
medefinisikan NGO sebagai organisasi swasta yang
dan melaksanakan fungsi-fungsinya secara
berkesinambungan dan melembaga guna menjalankan kegiatan untuk meringankan penderitaan,
mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang mengentaskan kemiskinan, memelihara lingkungan
diperlukan serta disepakati bersama, baik antara hidup, menyediakan layanan sosial dasar atau
Global Political Studies Journal 77
Vol. 2 No. 1 April 2018

melakukan kegiatan pengembangan masyarakat. Dalam 5. Intervensi skala kecil


sebuah dokumen penting Wold Bank, Working With 6. Kurangnya pemahaman tentang konteks sosial
NGOs, disebutkan, dalam konteks yang lebih luas, atau ekonomi yang lebih luas (Cernea, 1988:17-
istilah NGO dapat diartikan sebagai semua organisasi 19).
nirlaba (non-profit organization) yang tidak terkait
dengan pemerintah (Suparni, 1994:17). 2.2.2.2 Peranan Organisasi Internasional
Menurut Leroy Bennet dalam buku
2.2.2.1.2 Jenis-Jenis Non- International Organization, Principle and Issue, sejajar
Governmental Organization (NGO) dengan negara, organisasi internasional dapat
Dalam dokumen World Bank (1989), melakukan dan memiliki sejumlah peranan penting,
cenderung untuk membedakan antara dua kategori yaitu:
utama dalam NGO, yaitu NGO operasional dan NGO 1. Menyediakan sarana kerjasama diantara negara-
advokasi. negara dalam berbagai bidang, dimana kerjasama
Fungsi operasional dari sebuah NGO terkait tersebut memberikan keuntungan bagi sebagian
dengan merancang dan melaksanakan program aksi besar ataupun keseluruhan anggotanya. Selain
konkret yang secara langsung menghasilkan perubahan sebagai tempat dimana keputusan tentang
kondisi orang, artefak budaya, atau lingkungan alam kerjasama dibuat juga menyediakan perangkat
seperti pengembangan, bantuan pangan, perawatan administratif untuk menerjemahkan keputusan
kesehatan, perlindungan bangunan bersejarah, tersebut menjadi tindakan.
perlindungan kesejahteraan hewan, konservasi alam 2. Menyediakan berbagai jalur komunikasi antar
dll. Fungsi advokasi dari NGO bertujuan untuk pemerintah negara-negara, sehingga dapat
mempengaruhi pendapat, kebijakan, dan praktik dieksplorasi dan akan mempermudah aksesnya
otoritas nasional dan internasional pemerintah, badan apabila timbul masalah (Bennet, 2002:3).
usaha, kelompok sosial, dan masyarakat umum. Peranan organisasi internasional dapat digambarkan
Meskipun mereka tidak langsung berorientasi pada sebagai individu yang berada dalam lingkungan
perubahan kondisi nyata realitas, mereka masyarakat internasional. Sebagai anggota masyarakat
melakukannya dengan mempengaruhi perantara internasional, organisasi internasional harus tunduk
(Vedder, 2007:5). pada peraturan-peraturan yang telah disepakati
bersama. Selain itu, melalui tindakan anggotannya,
2.2.2.1.3 Kekuatan dan Kelemahan NGO setiap anggota tersebut melakukan kegiatan-kegiatan
World Bank telah menilai kekuatan dan kelemahan dalam rangka mencapai tujuannya.
NGO, tetapi mengakui bahwa sifat dan kualitas NGO Organisasi internasional sangat berperan sebagai
individu sangat bervariasi. Meskipun keragaman ini, aktor hubungan internasional karena organisasi
mereka menarik kesimpulan sebagai berikut : A. internasional sebagai wadah atau instrument bagi
Kekuatan NGO: koalisi antar anggota atau koordinasi kebijakan antar
1. Link akar rumput yang kuat pemerintah, seperti bagaimana WWF berperan dalam
2. Keahlian pengembangan berbasis lapangan mengurangi kepunahan populasi badak Jawa di
3. Kemampuan untuk berinovasi dan beradaptasi Indonesia.
4. Pendekatan proses yang berorientasi pada
pembangunan 2.2.3 Kerjasama Internasional
5. Metodologi partisipatif dan alat Kerjasama internasional merupakan suatu
6. Komitmen jangka panjang dan penekanan pada perwujudan kondisi masyarakat yang saling tergantung
keberlanjutan satu dengan yang lain. Dalam melakukan kerjasama ini
7. Efektivitas biaya dibutuhkan suatu wadah yang dapat memperlancar
B. Kelemahan NGO: kegiatan kerjasama tersebut. tujuan dari kerjasama ini
1. Terbatas keahlian keuangan dan manajemen ditentukan oleh persamaan kepentingan dari masing-
2. Terbatas kapasitas kelembagaan masing pihak yang terlibat. Kerjasama internasional
3. Rendahnya tingkat kemandirian dapat terbentuk karena kehidupan internasional
4. Isolasi / kurangnya komunikasi antar - organisasi meliputi bidang, seperti ideologi, politik, ekonomi,
dan / atau koordinasi
Global Political Studies Journal 78
Vol. 2 No. 1 April 2018

sosial, lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan dan Environmental Program (UNEP), dapat dikatakan
keamanan (Perwita dan Yani, 2005: 34). bahwa UNEP merupakan awal pelaksana komitmen
Dalam suatu kerjasama internasional bertemu mengenai lingkungan hidup dalam hubungan kerjasama
antar negara, yang kemudian melahirkan gagasan dari
berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai
pembangunan berkelanjutan (Sustainable
negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam Development) dengan pertemuan-pertemuan serta
negerinya sendiri (Perwita dan Yani, 2005; 33). Seperti pembahasan yang berkesinambungan, dan diangkat
yang dilakukan organisasi WWF dengan Pemerintah secara global dalam forum dan konferensi
Indonesia, kerjasama yang di jalin adalah untuk internasional. Dalam perkembangannya konferensi-
membantu pemerintah Indonesia dalam mengurangi konferensi internasional yang membahas mengenai
kepunahan populasi badak jawa di Indonesia. masalah lingkungan dari tahun ketahun seperti yang
tertera diatas, terus diadakan dalam mencari solusi
dalam penanggulangan masalah yang dianggap sulit
2.2.4 Isu Lingkungan dalam Hubungan dalam tata lingkungan hidup global saat ini, pertemuan
Internasional antar negara-negara dalam membahas masalah
Isu lingkungan hidup menjadi perbincangan lingkungan hidup terangkum dalam UNFCCC (United
hangat di kancah dunia internasional pasca terjadinya Nations Framework Convention on Climate Change),
perang dingin. Beberapa negara mulai menyadari dimana hasil dari salah satu pertemuan UNFCCC yang
pentingnya lingkungan untuk kelangsungan hidup bagi diadakan yaitu mengenai kesepakatan negara-negara
generasi di masa yang akan datang. Dengan pada tahun 1997 untuk membuat konsensus
meningkatnya kesadaran lingkungan masyarakat dunia penanganan lingkungan yang dirangkum dalam suatu
umumnya dan kalangan pemerintahan ditingkat negara- protokol yang disebut Protocol Kyoto, hingga dalam
bangsa khususnya dan bertambahnya persoalan perkembangan berikutnya pertemuan lingkungan yang
kemerosotan lingkungan hidup yang sudah menyentuh melibatkan negara-negara masih terus dilakukan dalam
kehidupan kita sehari-hari, seperti memanasnya suhu lingkup UNFCCC.
bumi dan meningkatnya jenis dan kualitas penyakit
akibat berlubangnya lapisan ozon, maka isu lingkungan 2.2.4.2 Global Environmental Politics
hidup diangkat dalam agenda percaturan internasional Politik lingkungan hidup, menurut Walters,
(Rudy, 2011:58). mempelajari bagaimana manusia mengorganisasikan
dirinya dan struktur perilakunya untuk melindungi
2.2.4.1 Sejarah Perkembangan Isu Lingkungan kepentingan mereka di dalam lingkungan. Ia
Isu lingkungan hidup pertama kali diangkat mempelajari dinamika gerakan-gerakan sosial,
sebagai sebagai salah satu agenda dalam pertemuan kelembagaan dan pembuatan kebijakan pemerintah
negara-negara dalam ranah hubungan internasional serta interaksi yang terjadi di dalamnya. Sebagai subjek
pada tahun 1970-an, hal ini ditandai dengan akademik, politik lingkungan hidup termasuk cabang
diselenggarakannya Konferensi Perserikatan Bangsa- kajian baru dan interdisiplin yang dipengaruhi oleh
Bangsa (PBB) tentang lingkungan hidup pada tahun ilmu sejarah, ilmu politik, geografi, sosiologi,
1972 di Stockholm, Swedia yang lebih dikenal dengan antropologi dan ilmu lingkungan (Walters, 2004:1).
Stockholm Conference. Sejak tahun ini isu lingkungan Setelah tiga dekade dari permulaan kajian
hidup dan pembangunan menjadi agenda penting di politik lingkungan hidup ini, Dauvergne (2005:21)
forum regional dan multilateral hal ini dikukuhkan melihat bahwa nampaknya kajian politik lingkungan
dengan diadakannya beberapa pelaksanaan konferensi hidup ke depan akan melampaui bidang ilmu politik
internasional antara lain: pertama, Mengenai "Human (termasuk ilmu hubungan internasional dan hukum
Environment" di Stocholen Swedia. Konferensi kedua internasional) itu sendiri. Hal ini dilihat dari isu-isu
dalam sidang majelis umum PBB ke-27 membentuk yang saat ini terus berkembang seperti pemanasan
"Governing Council United Nations Environment global, perubahan iklim, keanekaragaman hayati, air
Program (GC-UNEP) yang memberi mandat antara bersih, deforestasi dan lain sebagainya yang menuntut
lain: sebuah bentuk penelitian yang multidisiplin.
1. Mendorong kerjasama internasional di Dalam penelitian ini, fenomena kepunahan
lingkungan hidup populasi badak jawa merupakan salah satu dari kajian
2. Menerbitkan laporan mengenai kondisi politik lingkungan hidup yang berkembang saat ini.
lingkungan global termasuk mengkaji Penelitian ini menganalisa peran WWF sebagai sebuah
dampak penerapan dampak kebijakan dalam organisasi internasional dalam mengatasi fenomena
lingkungan bagi kegiatan-kegiatan tersebut.
pembangunan di negara berkembang.
Konferensi lingkungan hidup PBB yang berlangsung di
Stockholm tersebut kemudian menghasilkan sebuah
resolusi mengenai pembentukan United Nations
Global Political Studies Journal 79
Vol. 2 No. 1 April 2018

2.2.4 Konvensi Internasional untuk


Menyelamatkan Lingkungan Hidup 2.2.5.1.3 World Heritage Convention
Masalah-masalah lingkungan hidup dapat Fitur yang paling signifikan dari 1972
menjadi bencana yang dapat mempengaruhi kualitas Konvensi Warisan Dunia adalah bahwa ia
hidup manusia. Tanda-tanda masalah lingkungan hidup menghubungkan bersama-sama dalam satu dokumen
seperti adanya polusi, global warming, fotokimia konsep konservasi alam dan pelestarian kekayaan
kabut, hujan asam, erosi, banjir, instrusi dan lain budaya. Konvensi ini mengakui cara di mana orang
sebagainya sudah mulai terlihat sejak pertengahan abad berinteraksi dengan alam, dan kebutuhan mendasar
ke -20. Hal ini yang menjadi dasar munculnya untuk menjaga keseimbangan antara keduanya.
konvensi-konvensi untuk menyelamatkan lingkungan Konvensi menetapkan tugas dari negara-
hidup, seperti : negara pihak dalam mengidentifikasi lokasi potensial
1. International Whaling Commission (IWC) dan peran mereka dalam melindungi dan melestarikan
2. The International Convention for the Prevention mereka. Dengan menandatangani konvensi, masing-
of Pollution from Ships/Marine Pollution masing negara berjanji untuk melestarikan tidak hanya
(MARPOL) situs Warisan Dunia terletak di wilayahnya, tetapi juga
3. United Nations Convention on the Law of the untuk melindungi warisan nasional. Negara-negara
Sea (UNCLOS) pihak didorong untuk mengintegrasikan perlindungan
4. Vienna Convention on Substances That Deplete warisan budaya dan alam ke dalam program
the Ozone Layer perencanaan daerah, mengatur staf dan layanan di situs
5. Montreal Protocol mereka, melakukan penelitian konservasi ilmiah dan
6. Basel Convention teknis dan mengadopsi langkah-langkah yang
7. United Nations Framework Convention on memberikan warisan ini fungsi dalam kehidupan
Climate Change (UNFCCC) sehari-hari masyarakat. Ini menjelaskan bagaimana
8. Kyoto Protocol Heritage Fund yang akan digunakan dan dikelola dan
9. United Nations Convention to Combat dalam kondisi apa bantuan keuangan internasional
Desertification (UNCCD) dapat diberikan.
10. Stockholm Convention (O'Neill, 2009:73-75)
2.2.5.1.4 Convention on Migratory Species
2.2.5.1 Konvensi Internasional tentang Konvensi tentang Konservasi Spesies Satwa
Perlindungan Hewan Liar Bermigrasi (juga dikenal sebagai CMS atau Bonn
2.2.5.1.1 Convention on Biological Diversity (CBD) Convention) bertujuan untuk melestarikan spesies yang
Konvensi Keanekaragaman Hayati terinspirasi bermigrasi darat, air dan burung di seluruh jangkauan
oleh komitmen tumbuh masyarakat dunia terhadap mereka . Ini adalah perjanjian antar pemerintah,
pembangunan berkelanjutan. Ini merupakan langkah menyimpulkan bawah naungan United Nations
maju yang dramatis dalam konservasi keanekaragaman Environment Programme (UNEP), berkaitan dengan
hayati, pemanfaatan secara berkelanjutan komponen- konservasi satwa liar dan habitat dalam skala global.
komponennya, dan pembagian yang adil dan merata Sejak masuknya Konvensi berlaku pada tanggal 1
dari keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan November 1983, keanggotaannya telah berkembang
sumber daya genetik. untuk memasukkan 119 Pihak (per 1 April 2013) dari
Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, Asia, Eropa, dan
2.2.5.1.2 Cartagena Protocol on Biosafety Oceania.
Protokol berusaha untuk melindungi keanekaragaman
hayati dari potensi risiko yang ditimbulkan oleh 2.2.5.1.5 Convention on International Trade in
organisme hasil modifikasi yang dihasilkan dari Endangered of Wild Flora and Fauna (CITES)
bioteknologi modern. Protokol ini menetapkan suatu Convention on International Trade in
kemajuan persetujuan berdasarkan informasi prosedur Endangered Species of wild Fauna and Flora (CITES)
untuk memastikan bahwa negara-negara harus adalah suatu perjanjian multilateral untuk menjawab
dilengkapi dengan informasi yang diperlukan untuk salah satu faktor ancaman dari kepunahan spesies.
membuat keputusan sebelum menyetujui impor CITES terbentuk pada tahun 1973 dan mulai berlaku
organisme tersebut ke wilayah mereka. Protokol berisi 1975. Karena kegiatan perdagangan satwa liar ini
referensi ke pendekatan pencegahan dan menegaskan melintasi batas negara atau paling tidak melibatkan dua
kembali langkah pencegahan dalam Prinsip 15 negara, usaha untuk membuat perjanjian internasional
Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan. adalah jalan terbaik dengan terbentuknya CITES untuk
Protokol ini juga menetapkan Biosafety Clearing- melindungi spesies tertentu dari eksploitasi yang
House untuk memfasilitasi pertukaran informasi berlebihan (Hutton & Graham, 2000: 5).
tentang organisme hasil modifikasi dan untuk Didalam CITES mekanisme pengendalian
membantu negara-negara dalam pelaksanaan protokol perdagangan satwa yang digunakan adalah dengan
ini.
Global Political Studies Journal 80
Vol. 2 No. 1 April 2018

menggunakan mekanisme regulasi apendiks. Ada 3 WWF adalah yayasan yang independen, tidak
macam Apendik: memihak dan obyektif dalam berurusan dengan
1. Apendik I merupakan yang tertinggi dimana pemerintah, partai politik, organisasi dan individu lain.
spesies tersebut terancam punah dan Tujuan didirikannya organisasi ini yaitu untuk
perdagangan spesies hanya diinginkan dalam melestarikan lingkungan alam dan proses ekologi di
kondisi tertentu. seluruh dunia. Hal ini diambil untuk memasukkan
2. Apendiks II adalah spesies yang tidak fauna dan flora, landscape, air, tanah, udara dan sumber
terancam punah tetapi akan mengalami daya alam lainnya, dengan penekanan khusus pada
kepunahan apabila tidak dikontrol dan pemeliharaan proses ekologi esensial dan sistem
dimonitor secara ketat pendukung kehidupan, dan pada pelestarian genetik,
3. Apendiks III adalah kategori spesies yang spesies dan ekosistem, dan untuk memastikan bahwa
dimasukkan dalam daftar oleh negara-negara pemanfaatan spesies liar dan ekosistem alami yang
anggota CITES dimana, suatu negara merasa berkelanjutan, dan khususnya:
suatu spesies tertentu sedang atau harus a. Untuk mengumpulkan, mengelola dan
dilindungi di bawah hukum nasionalnya dan menyalurkan dana untuk konservasi alam,
perlu adanya kerjasama lebih lanjut dengan untuk meninjau kebutuhan jangka panjang
sesama negara anggota CITES untuk konservasi di seluruh dunia dan untuk
mengontrol perdagangan internasional mempelajari dan mengembangkan cara
terhadap spesies tersebut. memenuhi persyaratan ini .
b. Untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya
2.2.5 Konsep Konservasi Lingkungan konservasi alam dan membantu dalam
Konservasi berasal dari kata “Conservation” merancang, memproduksi dan membuat bahan
yang terdiri atas kata con yang berarti together dan yang cocok yang tersedia untuk tujuan
servare yang berarti “keep/save” yang memiliki pendidikan, kampanye, pameran dan media
pengertian upaya memelihara apa yang kita punya, untuk membantu pertumbuhan dan
namun secara bijaksana/wise use. Konsep ini pertama perkembangan gerakan konservasi di seluruh
kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) dunia.
yang merupakan orang Amerika pertama yang c. Untuk membiayai kegiatan konservasi dan
mengemukakan tentang konsep konservasi. proyek-proyek termasuk penelitian dan
Apabila merujuk pada pengertiannya, pertukaran ilmuwan, spesialis dalam
konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, konservasi alam, mahasiswa dan lain-lain,
sebagai berikut : terutama dari negara-negara berkembang, dan
1. Berdasarkan American Dictionary, konservasi untuk mempromosikan dan berpartisipasi
adalah menggunakan sumberdaya alam untuk dalam konferensi, seminar, ceramah,
memenuhi keperluan manusia dalam jumlah pertemuan dan diskusi sebagai kelanjutan
yang besar dalam waktu yang lama. konservasi alam di seluruh dunia
2. Menurut Randall (1982), Konservasi adalah d. Untuk melindungi, memperoleh, mengelola,
alokasi sumberdaya alam antar waktu mengeksploitasi secara komersial dan
(generasi) yang optimal secara sosial. membuang tanah dan properti lainnya dan
3. MenurutIUCN (1968), Konservasi merupakan sumber daya, termasuk kekayaan intelektual.
manajemen udara, air, tanah, mineral ke e. Mengembangkan dukungan moral dan
organisme hidup termasuk manusia sehingga keuangan di seluruh dunia untuk konservasi
dapat dicapai kualitas kehidupan manusia alam dan menunjuk wakil dan membangun
yang meningkat termasuk dalam kegiatan afiliasi, terkait atau organisasi anak dalam
manajemen adalah survai, setiap bagian dari dunia dan untuk bekerja
penelitian, administrasi, preservasi, sama dengan, dan dukungan, organisasi-
pendidikan, pemanfaatan dan latihan. organisasi lain di bidang konservasi, dan
4. Menurut Wildlife Conservation Society (WCS) terlibat dalam keuangan, komersial dan
(1980), Konservasi adalah manajemen kegiatan kondusif lainnya.
penggunaan biosfer oleh manusia sehingga f. Untuk mencapai misi sebagaimana yang
dapat memberikan atau memenuhi keuntungan ditetapkan dari waktu ke waktu oleh Dewan
yang besar dan dapat diperbaharui untuk Internasional sesuai dengan tujuan di atas.
generasi-generasi yang akan datang.

3. Objek dan Metode Penelitian 3.1.1 Sejarah Lahir dan Perkembangan WWF
3.1 Tinjauan Umum World Wide Fund for Nature Berdirinya WWF (waktu itu masih World Wildlife
(WWF) Fund) bermula dari pemikiran energik seorang pakar
Global Political Studies Journal 81
Vol. 2 No. 1 April 2018

biologi berkebangsaan Inggris, Sir Julian Huxley. 3.1.2 Visi, Misi dan Strategi
Huxley saat itu menjabat sebagai Direktur Jenderal WWF sebagai organisasi internasional yang
pertama badan milik PBB, UNESCO. Selama dalam di peduli terhadap lingkungan hidup mempunyai misi
UNESCO, Huxley acapkali melakukan perjalanan ke yaitu untuk melestarikan alam dan mengurangi
negara-negara baru merdeka di benua Afrika. Hasil ancaman yang paling mendesak untuk keanekaragaman
dari perjalanan ilmiahnya itu, Huxley mendapat kehidupan di Bumi. Sedangkan visi WWF adalah untuk
masukan yang berarti, khususnya dalam hal pelestarian membangun masa depan di mana orang hidup dalam
hidupan liar di sana. Dari hasil pengamatannya harmoni dengan alam .
tersebut, Huxley berupaya menggugah kesadaran WWF berusaha untuk menyelamatkan planet,
masyarakat Inggris saat itu melalui berbagai tulisannya sebuah dunia kehidupan. Mendamaikan kebutuhan
di media massa. Tujuannya, agar masyarakat Inggris manusia dan kebutuhan orang lain yang berbagi bumi,
menghentikan kebiasaan berburu binatang di Afrika, WWF berusaha untuk menjalankan konservasi yang
karena binatang tersebut terancam punah. Dari tulisan manusiawi dalam arti yang luas. Dari komunitas
itu kemudian banyak respon yang diterima oleh terkecil kepada organisasi multinasional terbesar,
Huxley. Salah satunya seorang pengusaha, Victor WWF berusaha untuk menginspirasi orang lain yang
Stolan, menanggapi dan menekankan perlunya bisa memajukan konservasi.
dibentuk organisasi internasional, yang mengurusi
pelestarian alam. Dari rangkaian dialog Huxley dengan 3.1.3 Sumber Dana Operasional WWF
Stolan, kemudian Huxley menghubungi rekannya, WWF membutuhkan dana untuk menjalankan
Direktur Jenderal Pelestarian Alam Inggris, Max aktivitasnya dimana dana tersebut bersumber pada
Nicholson. Pembicaraan pun berkembang. Nicholson individu, sumber-sumber pemerintah dan dari
lalu mengundang sejumlah pakar dari berbagai disiplin perusahaan dan lain-lain. Penyumbang dana terbesar
ilmu, untuk mendirikan organisasi internasional yang WWF berasal dari Eropa dan Amerika Serikat yang
menangani pelestarian alam. disebut dengan negara-negara fundraiser, mereka
Tepatnya pada 11 September 1961, WWF berdiri, melakukan penggalangan dana melalui kampanye dan
di mana Peter Scott menjadi ketuanya yang pertama. dana yang di peroleh kebanyakan berasal dari individu,
Scott saat itu juga menjabat sebagai Wakil Presiden contohnya dari WWF Belanda yang mendapat suntikan
International Union for Conservation of Nature dana dari sebagian besar indivudial masyarakat yang
(IUCN). Negara yang dipilih menjadi markas adalah memberikan bantuan langsung baik dalam bentuk
Swiss, karena sudah terkenal dengan sikap materi juga kepada WWF.
kenetralannya. Pada saat bersamaan, tiba seekor Seperti pada tahun 2010 sumber dana WWF 57%
beruang Panda bernama Chi-Chi di kebun binatang berasal dari dana dari individu dan warisan, 17% dari
London. Momentum itu kemudian mengangkat sumber-sumber pemerintah (seperti Bank Dunia, DFID,
binatang berbulu tebal, dengan titik hitam di sekitar USAID) dan 11% dari perusahaan.
matanya, sebagai simbol organisasi. Sejak itu, WWF
Internasional memulai debutnya secara global, dengan 3.1.4 Struktur WWF Internasional
membuka jaringan lintas benua dan negara, serta WWF Indonesia merupakan bagian independen
mengeluarkan berbagai imbauan nasional yang dari jaringan WWF Internasional dan afiliasinya,
menekankan pentingnya pelestarian alam. Dana organisasi pelestarian global yang bekerja di 100
akhirnya berdatangan, sebagai wujud simpati negara di dunia untuk mencapai mimpi pelestarian
masyarakat dunia terhadap kiprah WWF. Organisasi ini yaitu mewujudkan dunia dimana manusia dapat hidup
pernah dipimpin Pangeran Bernhard dari Negeri selaras dengan alam. Struktur WWF Internasional
Belanda dan Pangeran Phillips dari Kerajaan Inggris. dibagi menjadi 3 jenis organisasi di bawahnya, yaitu:
Pada era 1980-an, WWF memperluas jaringan 1. Project Office WWF
kerja dengan berbagai organisasi serupa bertaraf 2. Programme Office WWF
internasional, misalnya, dengan badan-badan PBB. Kedua jenis organisasi ini hanya menjadi
Strategi ini memungkinkan penyebarluasan kepedulian eksekutor dari program-program kerja yang
secara global dan holistik. WWF Internasional lalu disusun oleh WWF Global di negara tempat
mengubah nama organisasi, agar lebih pas dengan kantor tersebut didirikan.
perluasan aktivitasnya, yakni dari World Wildlife Fund 3. National Office WWF
menjadi World Wide Fund For Nature. Saat ini WWF National Office ini sudah memiliki
adalah organisasi pelestarian lingkungan independen organisasi sendiri dan base-nya adalah lokal.
terbesar di dunia. WWF memiliki 4,7 juta pendukung Setiap National Office berhak menetapkan
dan sebuah jaringan global yang terdiri dari 27 kebijakan dan program untuk organisasinya,
organisasi nasional, 22 kantor program, dan lima namun tetap menggunakan logo dan afiliasi
organisasi afiliasi. WWF dengan membayar alokasi tertentu
dari selisih pemasukan yang diterima dan
Global Political Studies Journal 82
Vol. 2 No. 1 April 2018

pengeluaran yang dilakukan oleh National Jakarta Pusat. Kerjasama lainnya dilakukan antara
Office kepada WWF Global Pusat. WWF Indonesia dengan Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB) dengan menyepakati perjanjian
3.1.4 WWF-Indonesia kerja sama pengelolaan Sumber Daya Alam dan
3.1.4.1 Latar Belakang Hadirnya WWF di lingkungan hidup. Perjanjian kerja sama dalam kurun
Indonesia waktu tiga tahun (2011-2014) itu merupakan kelanjutan
Pada tahun 1962 WWF Internasional dari perjanjian periode tiga tahun sebelumnya yakni
membuka kantor program di Indonesia, kurang dari 2009-2011.
setahun setelah WWF Internasional didirikan. Selama Kerjasama juga dilakukan WWF-Indonesia
lebih dari 33 tahun, WWF-Indonesia telah bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau,
dengan badan-badan pemerintah, organisasi-organisasi Kalimantan Utara, dengan menandatangani Nota
non- pemerintah, universitas dan para pemuka Kesepahaman kerjasama yang menjadi langkah awal
masyarakat, untuk mempromosikan pembangunan persiapan penyelenggaraan konsep pembangunan hijau
berkelanjutan dan pelestarian alam di Indonesia. Ini di Kabupaten Malinau selama 5 tahun yang akan
punya arti penting karena Indonesia adalah wilayah datang (2014-2019).
yang secara hayati paling beraneka-ragam di dunia.
Mengenal WWF-Indonesia dan karyanya di 3.1.4.3 Program WWF di Indonesia
sepanjang kepulauan Indonesia, merupakan salah satu Dalam hal program konservasi, program-
negara dengan wilayah pesisir dan keanekaragaman program dikembangkan sesuai dengan tema atau isu
hayati terkaya di dunia. Ironisnya mayoritas penduduk strategis. Isu straregis yang yang dikembangkan WWF
Indonesia hidup dalam kemiskinan, kota-kotanya Indonesia mempunyai kesamaan dengan isi-isu di
merupakan tempat paling tercemar di dunia. Setiap seluruh WWF Global Network.
tahun, hijaunya hutan berubah menjadi merah menyala 1. Program Iklim dan Energi
karena terbakar, dan ketika musim penghujan tiba, 2. Program Kehutanan-Spesies
bencana banjir serta longsor membawa petaka bagi 3. Program Kelautan
banyak orang. Tujuan utama WWF-Indonesia adalah
untuk menghentikan dan memperbaiki kerusakan 3.1.4.3.1 Program WWF untuk Spesies
lingkungan yang terjadi serta membangun masa depan, WWF-Indonesia memfokuskan kerjanya
dimana manusia hidup selaras dengan alam. dalam sejumlah spesies prioritas yang memiliki
Pada Juli 1998, WWF Indonesia Program signifikansi khusus pada lingkungannya, yang dinilai
mengubah statusnya dari Kantor Program (Program berdasarkan aspek-aspek berikut: signifikansi spesies
Office) menjadi Organisasi Nasional (National tersebut pada ekosistem, statusnya sebagai komponen
Organization) berbadan hukum Yayasan dan masuk ke penting pada rantai makanan, kontribusinya pada
dalam jaringan WWF Internasional ke-27. Perubahan stabilitias atau regenerasi habitat, nilai pentingnya pada
status ini merupakan bagian dari rencana strategis, kemakmuran masyarakat lokal, serta spesies yang
untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang lebih besar memiliki peranan sebagai ikon budaya.
yang diharapkan dari organisasi. Perubahan status Dengan secara strategis memfokuskan upaya
diharapkan akan memungkinkan WWF-Indonesia konservasi pada spesies ini akan secara langsung
memperluas cakupan bidang kerja dan kemampuannya, membantu konservasi spesies penting lainnya yang
dan menyelenggarakan pengumpulan dana terpisah dari hidup di habitat yang sama dan menghadapi ancaman
markas besar WWF Internasional di Gland, Swiss. yang sama bagi kelestariannya. Spesies-spesies tersebut
Perubahan status WWF-Indonesia juga diiringi antara lain:
kemudian dengan perubahan jajaran pengurusnya. 1. Harimau Sumatera
Sebelumnya, WWF-Indonesia sebagai organisasi yang WWF-Indonesia bekerja sama dengan
masih berstatus Kantor Program dari WWF pemerintah Indonesia, organisasi konservasi
Internasional dikelola oleh warga non-Indonesia. lainnya, dan masyarakat setempat untuk
menyelamatkan harimau Sumatera dari
3.1.4.2 Kerjasama dengan Pemerintah Indonesia ancaman kepunahan. WWF-Indonesia juga
WWF-Indonesia merupakan bagian dari berupaya melakukan pendekatan dan bekerja
WWF Internasional dan masuk ke dalam jaringan sama dengan perusahaan yang konsesinya
WWF Internasional ke-27. Hal ini mendorong WWF- mengancam habitat harimau agar mereka
Indonesia melakukan kerjasama dengam pemerintah mampu menerapkan praktik-praktik
Indonesia dalam upaya menjaga lingkungan hidup di pengelolaan lahan yang lebih baik (Better
wilayah Indonesia. Seperti kerjasama yang dilakukan Management Practices) dan berkelanjutan.
WWF-Indonesia dengan Kementerian Kelautan dan Pemerintah Indonesia di tahun 2004 telah
Perikanan (KKP) untuk perikanan berkelanjutan, kedua mendeklarasikan sebuah kawasan penting,
lembaga tersebut menandatangani sebuah Nota Tesso Nilo, sebagai taman nasional untuk
Kesepahaman Kerjasama (NKK/MoU) di Kantor KKP, memastikan perlindungan gajah dan harimau
Global Political Studies Journal 83
Vol. 2 No. 1 April 2018

Sumatera di alam. WWF-Indonesia juga WWF-Indonesia bekerjasama dengan berbagai


berpartisipasi aktif dalam penyusunan Strategi pihak seperti pemerintah Indonesia, organisasi
dan Rencana Aksi Konservasi Harimau dan masyarakat lokal, untuk menyelamatkan dan
Sumatera 2007-2017 yang dipimpin oleh mengurangi kerusakan habitat orangutan. Tiga
Departemen Kehutanan RI. komponen WWF-Indonesia dalam melaksanakan
2. Orangutan Sumatera kegiatan konservasi orangutan di Heart of Borneo
WWF-Indonesia membantu Kementerian adalah:
Negara Lingkungan Hidup, Departemen 1. Memfasilitasi terciptanya sebuah jaringan
Pekerjaan Umum dan Departemen Kehutanan dari kawasan-kawasan lindung sebagai
dalam mengembangkan Rencana Tata Ruang sebuah kawasan perlindungan untuk spesies
Berbasiskan Ekosistem Pulau Sumatera, kunci, seperti orangutan. Menghubungkan
sebagai upaya penyelamatan sebagai restorasi kawasan-kawasan lindung tersebut dengan
hutan tersisa di Sumatera. WWF-Indonesia ‘koridor satwa’ yang dikelola secara teliti,
juga bekerjasama dengan berbagai pihak untuk memastikan orangutan dan spesies lain dapat
melindungi lansekap hutan yang tersisa di bergerak dengan leluasa di dalamnya.
Bukit Tiga Puluh dan Jambi di mana lansekap 2. Memastikan semua kawasan lain di dalam
tersebut juga merupakan areal introduksi maupun di perbatasan Heart of Borneo yang
orangutan Sumatera di alam. WWF-Indonesia statusnya tidak dilindungi dapat
juga bekerja bersama sejumlah LSM yang dipertahankan sama seperti kawasan hutan
bergerak di bidang pelestarian orangutan dengan cara dikelola secara berkelanjutan.
dalam mempublikasikan panduan teknis Lebih dari 70% populasi orangutan Borneo
Penanganan Konflik Manusia dan Orangutan diperkirakan berada di luar kawasan-kawasan
di Dalam dan Sekitar Perkebunan Kelapa yang dilindungi, dengan mayoritas berada di
Sawit. Dokumen tersebut dimaksudkan untuk dalam kawasan konsesi. Penelitian WWF-
membantu sektor industri dalam Indonesia menunjukkan bahwa orangutan
mengidentifikasi dan menentukan langkah- Borneo mampu bertahan hidup di kawasan
langkah yang tepat untuk mengadopsi praktik- hutan konsensi, apabila dampak penebangan
praktik pengelolaan yang lebih baik (Beter dikurangi melalui implementasi Pengelolaan
Management Practices/BMP) yang bermanfaat Hutan Berkelanjutan, penebangan dilakukan
bagi konservasi dan industri. WWF-Indonesia secara selektif, keutuhan pohon-pohon
juga terlibat secara aktif dalam pengembangan berbuah tetap dijaga, serta aktivitas
Rencana Aksi dan Strategi Konservasi perburuan dikontrol secara ketat.
Orangutan yang dirilis oleh Presiden RI tahun 3. Melalukan kampanye penyadartahuan
2007. tentang konservasi orangutan kepada
3. Gajah Sumatera kelompok-kelompok masyarakat, terutama
WWF-Indonesia bekerja di tiga wilayah di masyarakat lokal yang tinggal berbatasan
Sumatera yang dinilai sangat penting bagi dengan habitat orangutan.
upaya konservasi gajah. Terobosan-terobosan
besar telah berhasil dicapai dengan 3.2 Kondisi Populasi Badak Jawa di Indonesia
dideklarasikannya Taman Nasional Tesso Nilo Badak ini pernah menjadi salah satu badak di
di Riau (tahap I seluas 38,576 ha) oleh Asia yang paling banyak menyebar. Meski disebut
Departemen Kehutanan pada tahun 2004. Pada badak jawa, binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau
tahun 2006, Menteri Kehutanan menetapkan Jawa saja, tetapi pernah hidup di seluruh Nusantara,
Provinsi Riau sebagai Pusat Konservasi Gajah sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok.
Sumatera melalui Permenhut No. 5/2006. Hal Di Indonesia badak jawa tersebar di beberapa daerah.
ini merupakan langkah besar bagi Badak jawa tidak ada yang hidup di Penangkaran
penyelamatan habitat gajah di Sumatera. (tempat hidup buatan/eksitu) seperti Kebun-kebun
Pada tahun 2004, WWF-Indonesia Binatang atau Tempat-tempat Pelestarian Satwa (TPS)
memperkenalkan Tim Patroli Gajah Flying seperti Taman Safari Indonesia (Cisarua-Bogor).
Squad pertama di Desa Lubuk Kembang Kondisi ini mencerminkan kerentanan kehidupan dan
Bunga yang berada di sekitar Taman Nasional keberadaan badak jawa, khususnya terhadap bila
Tesso Nilo yang baru ditetapkan. Tim ini, terjadinya bencana alam atau wabah hama penyakit.
yang terdiri dari sembilan pawang dan empat Mengingat badak jawa jumlahnya kurang dari 100
gajah latih, mengarahkan gajah-gajah liar (seratus) ekor, penyebarannya terbatas di kawasan
untuk kembali ke hutan apabila mereka hutan Taman Nasional Ujung Kulon dan hanya ada di
memasuki ladang maupun kebun milik habitat alaminya, maka badak ini dikategorikan
masyarakat desa tersebut. kedalam kelompok satwa langka yang menuju
4. Orangutan Kalimantan kepunahan.
Global Political Studies Journal 84
Vol. 2 No. 1 April 2018

Badak jawa pernah hidup di hampir semua persidangan dan pelaku dikenakan sanksi atau
gunung-gunung di Jawa Barat diantaranya berada hukuman yang sesuai dengan UU yang
hingga diatas ketinggian 3000 meter diatas permukaan berlaku.
laut. Pada tahun 1960an, diperkirakan sekitar 20 s/d 30 Kekuatan perlindungan badak bercula satu dapat
ekor badak saja tersisa di TN Ujung Kulon. ditunjukkan, melalui legalitasnya dalam UU No. 5
Populasinya meningkat hingga dua kali lipat pada Tahun 1990. Sanksi hukuman yang berat bagi setiap
tahun 1967 hingga 1978 setelah upaya perlindungan orang, karena sengaja atau kelalaiannya, melakukan
dilakukan dengan ketat, sebagian dilakukan dengan pelanggaran, baik menangkap, membunuh,
dukungan dari WWF-Indonesia. Sejak akhir tahun menyimpan, mengangkut, memperniagakan, baik di
1970-an, jumlah populasi badak jawa tampaknya stabil. dalam Indonesia atau ke luar Indonesia, dan individu
Berikut adalah jumlah populasi badak jawa tahun dalam keadaan hidup maupun mati, dan maupun
2010-2013. bagian-bagian dari tubuh individunya. Dukungan
Tahun Jenis Kelamin Jumlah kuatnya legalitas itu nampak efektif membuat orang
Jantan Betina tidak lagi berbuat perburuan liar terhadap badak.
2010 - - 32 Perlindungan hidup badak masih menjadi tindakan
2011 22 13 35 utama dalam pengelolaan konservasi. Patroli
2012 29 22 51 pengamanan badak dan habitatnya dilakukan guna
2013 35 23 58 menjamin populasi aman dari gangguan-gangguan
Sumber: http://www.wwf.or.id yang mematikan. Para petugas Balai TNUK yang
ditempatkan pada pos-pos jaga melaksanakan secara
Dari data diatas terlihat jumlah populasi badak rutin pada kawasan daratan maupun wilayah sekitarnya
jawa meningkat setiap tahunnya. Peningkatan populasi yang berupa perairan laut. Beberapa warga masyarakat
ini menjadi kabar baik disusul dengan setempat juga turut bergabung dalam pengamanannya,
dideklarasikannya Tahun Badak Internasional oleh dalam tim-tim patroli, dengan nama Rhino Monitoring
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang jatuh pada and Protection Unit (RMPU).
tanggal 22 September.
3.4 Metode Penelitian
3.3 Upaya Pemerintah dalam Konservasi Badak 3.4.1 Desain Penelitian
Jawa Untuk melakukan sebuah penelitian, diperlukan
sebuah desain atau rancangan yang berisi rumusan
Di Indonesia, jika di Pulau Sumatera sangat sedikit tentang objek yang akan diteliti. Metode penelitian
diceritakan mengenai kehidupan badak jawa, tidak yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
demikian dengan di Pulau Jawa. Kehidupannya metode penelitian kualitatif. Merujuk pada
sebelum kemerdekaan mungkin suatu kisah yang permasalahan yang diangkat serta variabel yang
tragis, pernah menjadi binatang yang dibenci, tetapi tersedia, maka peneliti hanya melakukan analisa data
kemudian diperlakukan sebagai binatang yang sangat berdasarkan data-data serta informasi yang dikeluarkan
dilindungi. Perubahan kebijakan terhadap badak oleh WWF dan Pemerintah Indonesia dan
nampak dengan mulai munculnya paradigma diimplementasikan dengan teori-teori dalam kajian
konservasi jenis hayati, yang mulai jenuh dengan Hubungan Internasional.
penguasaan dan eksploitasi jenis-jenis pohon, misalnya 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
jati, yang banyak mengganti hutan-hutan alam. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
Upaya penegakan hukum terhadap pelaku data melalui studi kepustakaan, penelusuran data
perburuan dan perdagangan cula badak dan juga online, dokumentasi, dan wawancara. Hal ini
bagian-bagian tubuh satwa lain yang dilindungi UU, dikarenakan penelitian ini difokuskan pada peran suatu
merupakan salah satu cara untuk menekan laju organisasi internasional dalam suatu isu lingkungan
penurunan populasi badak dan juga satwa lain di hidup dengan mengolah data-data yang diperoleh dari
Indonesia. sumber yang relevan secara mendalam.
Untuk mengurangi bahkan menghapus sama sekali 4.3 Teknik Penentuan Informan
kegiatan-kegiatan perburuan di Indonesia terutama di Teknik Penentuan informan yang dipakai peneliti
Sumatra, maka dibentuklah unit-unit intelijen dan adalah dengan menggunakan teknik penentuan
penegakan hukum atau Intelligence and Law Purposive. Yaitu peneliti menentukan pihak-pihak
Enforcement Unit (ILEU) yang bertugas: informan berdasarkan tujuan, masalah dan variabel
1. Mengadakan operasi intelijen untuk membantu penelitian. Teknik yang digunakan adalah teknik
penangkapan pelaku perburuan liar dan wawancara sesuai dengan masalah yang akan diteliti.
perdagangan satwa ilegal, Berkaitan dengan WWF yaitu dalam hal ini peneliti
2. Mengawal dan memastikan kasus-kasus bertemu dengan narasumber yang menjadi salah satu
kejahatan terhadap kehutanan terutama kasus anggota WWF-Indonesia. Untuk mengetahui keadaan
perburuan dan perdagangan satwa yang populasi Badak Jawa, peneliti menentukan informan
dilindungi UU dapat diproses dan diajukan ke
Global Political Studies Journal 85
Vol. 2 No. 1 April 2018

dari pihak Taman Nasional Ujung Kulon yang Berikut terdapat program dan beberapa kegiatan
merupakan satu-satunya tempat konservasi Badak Jawa yang dilakukan WWF-Indonesia sebagai bagian dari
di Indonesia. jaringan WWF Internasional dalam upaya konservasi
badak jawa.
3.4.4 Teknik Analisa Data 4.1.1 Upaya yang Telah Dilakukan World Wide
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti Fund for Nature (WWF) dalam Konservasi
menganalisis data dengan menggunakan teknik reduksi Populasi Badak Jawa di Indonesia
data. Artinya, data-data yang diperoleh, baik melalui 1. Program Pelestarian Badak (RhinoCare)
studi pustaka, penelusuran online dan wawancara, 2. Analisis Nutrisi dan Hormon Badak Jawa
digunakan sesuai dengan keperluan penelitan Melalui Kotoran
berdasarkan dengan tujuan penelitian. Hal ini bertujuan 3. Monitoring Badak Jawa
supaya data yang digunakan berkorelasi dengan 4. Disease Surveillance
perumusan masalah yang telah dibuat. Penyajian Data, 5. Manajemen Habitat
peneliti menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil 6. Penelitian tentang Badak Jawa
meneliti dan wawancara atau dari sumber-sumber 7. Program Pendampingan Produksi Patung
internet sesuai dengan kebutuhan. Penarikan Badak sebagai Souvenir khas Ujung Kulon
kesimpulan, peneliti menarik kesimpulan dari beberapa 8. Program Pemberdayaan Masyarakat
data yang disajikan baik data primer atau sekunder 9. Ekowisata yang Memperhatikan Eksistensi
yang didapatkan dari informan yakni Pihak WWF- Badak Jawa
Indonesia dan pihak Taman Nasional Ujung Kulon. 10. Pengamanan Badak

3.4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.1.2 Upaya yang Belum Dilakukan World Wide
3.4.5.1 Lokasi Penelitian Fund for Nature (WWF) dalam Konservasi
Dalam penelitian ini penulis memperoleh data Populasi Badak Jawa di Indonesia
dan informasi yang bersumber dari berbagai tempat di Dalam Strategi dan Rencana Aksi Konservasi
bawah ini sesuai dengan kebutuhan penelitian, Badak Indonesia (SRAKBI) 2007-2017 yang
diantaranya: ditetapkan dalam lokakarya yang dihadiri para pakar
1. Kantor WWF-Indonesia Ujung Kulon Project badak, pemerintah dan wakil sejumlah LSM
OfficeVilla Admiral Jalan Halmahera No. 09 lingkungan yang salah satunya adalah WWF, pada 27-
Resort Lippo Carita, Km. 8 Banten. 28 Februari 2006, salah satu strategi penyelamatan
2. Balai Taman Nasional Ujung Kulon populasi badak jawa adalah membentuk satu tambahan
Jl. Perintis Kemerdekaan No.51 Labuan, populasi diluar habitat Nasional Ujung Kulon (second
Serang, Pandeglang, Banten population/habitat) melalui translokasi setelah
3. Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia dilakukan identifikasi dan mengamankan habitat
Jalan Dipati Ukur No.116, Bandung tambahan yang sesuai dan aman yang telah dikaji
secara mendalam.
3.4.5.2 Waktu Penelitian Untuk membentuk second habitat memerlukan
Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu waktu yang panjang dan persiapan yang matang.
delapan bulan terhitung dari bulan Januari sampai Kementerian Kehutanan dan stakeholder lain harus
dengan bulan Agustus 2014. menyepakati wilayah mana yang tepat bagi habitat baru
badak jawa. Kapasitas sumber daya manusia Taman
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Nasional Ujung Kulon dan mitra lain yang ikut
4.1 Upaya World Wide Fund for Nature (WWF) berperan harus ditingkatkan. WWF-Indonesia
dalam Konservasi Populasi Badak Jawa di mengharapkan 2017 second habitat dapat terlaksana.
Indonesia
World Wide Fund for Nature (WWF) sebagai 4.2 Kendala yang dihadapi World Wide Fund for
organisasi non-pemerintah yang menangani masalah Nature (WWF) dalam Upaya Konservasi
spesies langka yang salah satunya adalah spesies badak Populasi Badak Jawa di Indonesia
jawa. Upaya penyelamatan badak jawa dari Video trap yang digunakan untuk monitoring
kepunahannya terus dilakukan oleh WWF. Badak jawa badak jawa memiliki beberapa kelemahan seperti:
juga tercantum dalam Appendix I CITES, yang 1. Perubahan Perilaku pada Badak Jawa
merupakan indikasi dari spesies dengan jumlah yang Video trap dapat digunakan dalam berbagai
sangat terbatas di alam dan terancam punah, bahwa keperluan. Selain untuk mengetahui jumlah populasi,
setiap bentuk perdagangan dilarang. Oleh karena itu, video trap dapat digunakan untuk mengetahui
upaya penyelamatan badak jawa dari ancaman perilaku badak jawa, pakan, maupun daerah jelajah.
perburuan harus terus dilakukan karena jumlahnya Namun hal ini terkadang tidak dapat dilakukan
yang sangat terbatas. karena adanya proses belajar pada satwa. Yahya
(2002) menyebutkan salah satu hal yang
Global Political Studies Journal 86
Vol. 2 No. 1 April 2018

menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai dengan sangat dibutuhkan. Peran serta masyarakat juga
harapan adalah adanya proses belajar sehingga diharapkan mampu mendorong efektifitas upaya
dengan sistem percobaan (kamera) sehingga badak pencegahan terhadap badak, khususnya perdagangan
segan untuk berbuat sesuatu yang wajar. Proses liar cula badak. Selain itu, WWF-Indonesia juga akan
belajar yang terjadi pada badak jawa terhadap video terus mendukung penegakan hukum bagi tindak
trap sangat kecil. Namun hal ini sering terjadi pada kejahatan perusakan lingkungan hidup, khususnya
setiap kegiatan yang melibatkan video trap. Pada perburuan dan perdagangan satwa-satwa langka seperti
tahun 2008, kamera miik WWF diseruduk oleh badak badak.
jawa hingga terjatuh dari tempatnya. Pada penelitian Selain itu menurut Nazir Foead, Direktur
Yahya (2002), beberapa individu badak jawa sangat Konservasi WWF-Indonesia, bahwa perlu kerjasama
dekat dengan kamera atau trailmaster seolah ingin yang baik antar negara sebaran badak untuk memutus
menyeruduk atau mencium alat percobaan. Pada mata rantai jaringan perburuan internasional. Selain itu,
penelitian ini, seekor badak jawa juga merespon dukungan semua pihak termasuk komunitas global
kamera dengan berjalan mendekati kamera, lalu dibutuhkan bukan hanya untuk mengatasi maraknya
menundukkan kepala memamerkan cula, kemudian perburuan dan perdagangan badak Indonesia tetapi juga
lari. Griffiths (1993) telah melakukan percobaan dalam memulihkan dan mendorong naiknya populasi
terhadap badak jawa, badak sumatra, dan harimau satwa tersebut di alam.
sumatra mengenai pengaruh pemasangan kamera trap WWF juga memberi masukan pada pola
terhadap perilaku spesies target dan menyimpulkan pengelolaan kolaboratif taman nasional dengan
bahwa jarak maksimun antara target dan kamera menegaskan posisi dan peran masyarakat, satu aktor
adalah 3,5 meter. kunci efektivitas pengelolaan kawasan. Lebih lanjut
2. Rentan Terhadap Cuaca yang Tidak Bersahabat lagi, dilakukan pemetaan partisipatif atas lokasi yang
dan Pencurian bernilai ekologi, sosial, kultural dan spiritual penting
Jika ditinjau dari berat dan dimensi tiap unit bagi masyarakat.
video trap, maka video trap tergolong ringan dan
sangat praktis. Namun, selama di lapangan video trap 5. Kesimpulan dan Saran
harus terlindung dari kemungkinan rusak akibat 5.1 Kesimpulan
hujan lebat, ataupun kemasukan air saat menyebrangi Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka
sungai untuk menghindari terjadinya kerusakan. Hal peneliti menyimpulkan bahwa:
inilah yang menjadi kekurangan pada video trap yang 1. WWF sebagai salah satu Organisasi Internasional
digunakan pada saat ini. memainkan peranan penting di Indonesia,
Selain kendala teknis, ada juga kendala non-teknis khususnya dalam upaya konservasi populasi badak
yang dihadapi WWF dalam upaya konservasi badak jawa. WWF-Indonesia sebagai bagian dari WWF
jawa yaitu adanya persaingan ekologi badak jawa dan Internasional terdorong untuk melakukan berbagai
banteng di Taman Nasional Ujung Kulon. Kawasan program dan kegiatan yang dilakukan WWF
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan habitat yang menunjukkan bahwa WWF menaruh perhatian
cocok untuk badak jawa dan banteng karena dalam fenomena kepunahan badak jawa di
menyediakan kebutuhan spesies tersebut, baik jenis Indonesia.
pakan, tempat berlindung, air, mineral maupun tempat 2. Dalam upaya konservasi populasi badak jawa di
berhubungan sosial. Pada kenyataannya, kondisi Indonesia, WWF-Indonesia menghadapi beberapa
habitat banteng dan badak jawa mempunyai kualitas kendala. Kendala tersebut dibagi menjadi kendala
dan kuantitas yang terbatas. Beberapa temuan lapangan teknis dan kendala non teknis. Kendala teknis
dari beberapa peneliti menunjukkan adanya indikasi terkait dengan peralatan yang digunakan untuk
persaingan badak jawa dan banteng. Sebuah penelitian kegiatan monitoring badak jawa seperti video trap.
menyatakan bahwa indikasi persaingan dapat dilihat Banyak kekurangan pada video trap yang
dari banyaknya jenis tumbuhan pakan yang sama, digunakan yaitu biaya yang tinggi, adanya
adanya dominasi tumbuhan tertentu yang tidak perubahan perilaku pada badak jawa yang
menguntungkan bagi tersedianya jenis tumbuhan pakan menyebabkan rusaknya video trap dan rentan
badak jawa dan jalur lintasan yang tumpang tindih. terhadap cuaca yang tidak bersahabat serta
pencurian. Sedangkan kendala non teknis yang
4.3 Rekomendasi yang diberikan oleh World Wide dihadapi WWF-Indonesia adalah adanya persaingan
Fund for Nature (WWF) untuk Pemerintah ekologi badak jawa dan banteng di Taman Nasional
Indonesia Ujung Kulon. Jumlah dan pertumbuhan populasi
Menurut Anwar Purwoto, Direktur Program banteng jauh lebih besar daripada badak jawa yang
Kehutanan, Spesies Terestrial dan Air Tawar WWF- stagnan dan populasi banteng memiliki peluang
Indonesia, upaya untuk menciptakan habitat yang aman lebih besar untuk terus bertambah. Pertambahan
bagi badak merupakan tugas berat bagi pemerintah populasi banteng ini tentu saja akan mempengaruhi
karena itu kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak
Global Political Studies Journal 87
Vol. 2 No. 1 April 2018

(mengurangi) daya dukung hutan bagi kedua jenis pentingnya melestarikan satwa ini karena hilangnya
satwa ini, terutama bagi badak jawa. badak jawa ini berarti tidak memberikan
3. Sudah 50 tahun WWF-Indonesia bekerjasama kesempatan kepada anak cucu kita untuk dapat
dengan pemerintah Indonesia khususnya untuk menikmatinya dan memanfaatkannya bagi
konservasi badak jawa. Untuk mencapai tujuan dukungannya terhadap kualitas kehidupan manusia
organisasinya, WWF memberi rekomendasi atau secara berkelanjutan.
masukan kepada pemerintah Indonesia terkait 4. Untuk masyarakat luas, agar turut serta
dengan konservasi satwa ini yaitu bahwa upaya melestarikan badak jawa baik itu dengan
untuk menciptakan habitat yang aman bagi badak memberikan donasi maupun ikut serta dalam
merupakan tugas berat bagi pemerintah oleh karena program atau kegiatan yang dicanangkan oleh
itu kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak pemerintah atau dari LSM-LSM lingkungan seperti
sangat dibutuhkan. Peran serta masyarakat juga WWF.
diharapkan mampu mendorong efektifitas upaya
pencegahan terhadap badak, khususnya Acuan Buku
perdagangan liar cula badak. Selain itu, WWF juga Alikodra, Hadi. 2013. Teknik Konservasi Badak
memberi masukan pola pengelolaan kolaboratif Indonesia. Tangerang: Literati
taman nasional dengan menegaskan posisi dan Bennet, Alvin LeRoy. 2002. International
peran masyarakat, satu aktor kunci efektivitas Organizations: Principles and Issues. New Jersey:
pengelolaan kawasan. Lebih lanjut lagi, dilakukan Prentice Hall.
pemetaan partisipatif atas lokasi yang bernilai
ekologi, sosial, kultural dan spiritual penting bagi Archer, Clive. 2001. International Organization 3rd
masyarakat. Edition. London: Rouledge
4. Program-program serta kegiatan-kegiatan yang Dinerstein, Eric. 2003. The Return of the Unicorns;
dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan, The Natural History and Conservation of the
telah menunjukkan hasil bahwa adanya peningkatan Greater One-Horned Rhinoceros. New York:
jumlah populasi badak jawa di Indonesia. Dengan Columbia University Press
demikian, peran WWF cukup signifikan dalam Perwita, A.A Banyu, dan Yanyan Moch. Yani. 2005.
upaya konservasi badak jawa di Indonesia. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
5.2 Saran Rudy, Teuku May. 2002. Hukum Internasional 2.
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti Bandung: PT. Refika Aditama.
memberikan saran bagi berbagai pihak yang terlibat Vedder, Anton (ed). 2007. NGO involvement in
dalam kegiatan konservasi badak jawa di Indonesia International Governance and Policy: Source of
melalui skripsi ini, sebagai berikut: Legitimacy. Netherland: Martinus Nijhoff
1. Untuk WWF-Indonesia, upaya konservasi badak Publisher.
jawa harus terus ditingkatkan dengan berbagai
program atau kegiatan yang efektif agar satwa ini Acuan dari skripsi
dapat terus bertahan. Selain itu, WWF-Indonesia Prabu Putra, Rasuani, 2012. Kerjasama Indonesia
harus terus menjaga hubungan baik dengan pihak- dengan World Wide Fund For Nature (WWF)
pihak yang ikut terlibat dalam upaya konservasi dalam Menanggulangi Kepunahan Badak di Ujung
satwa ini. Kulon. Universitas Padjajaran: Tidak Diterbitkan
2. Untuk Pemerintah, diharapakan fenomena Zannah, Syarifatul. 2014. Peran World Wide Fund For
kepunahan badak jawa ini mendapat perhatian Nature (WWF) dalam Konservasi Gajah Sumatera
serius. Indonesia sebagai satu-satunya negara yang di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. Universitas
menjadi tempat tinggal badak jawa, harus menjaga Mulawarman: Tidak Diterbitkan.
agar satwa yang terancam punah ini dapat bertahan
hidup. Pemerintah diharapkan dapat membuat Acuan dari jurnal
program yang komprehensif dan terintegrasi baik di Arismunandar. 2002. WWF Indonesia 1962 – 2002.
tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. Melestarikan Alam Indonesia dengan
3. Untuk Balai Taman Nasional Ujung Kulon, agar Menyejahterakan Manusianya. 1-4.
terus mensosialisasikan kepada masyarakat
khususnya warga di sekitar Taman Nasional Ujung Acuan dari website
Kulon untuk turut serta dalam upaya konservasi Badak Jawa. Melalui http://www.wwf.or.id/ Diakses
satwa ini dengan tidak melakukan ekspoitasi pada tanggal 17 Maret 2014.
sumber daya alam di sekitar kawasan Taman
Nasional Ujung Kulon yang merupakan habitat
badak jawa. Balai Taman Nasional Ujung Kulon
juga harus menyadarkan masyarakat bahwa

You might also like