Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Prosiding Hukum Ekonomi Syariah ISSN: 2460-2159

Tinjauan Fikih Muamalah terhadap Repacking pada Produk Tanpa


Keterangan Komposisi
(Studi Kasus di Warung Sekitar Kampus Unisba)
Review Of The Fiqh Muam On Repacking On Products Without Composition
Description
(Case Study at the Warung Around the UNISBA Campus)
1
Annisa Nuraini 2Ramdan Fawzi, 3Popon Srisusilawati
1.2.3Prodi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No.1 Bandung 4011
Email: tugas.annisanuraini@gmail.com, ramdanfawzi@unisba.ac.id, poponsrisusilawati@unisba.ac.id.

Abstract.Islam regulates all human activities, one of them in terms of buying and selling. Based on fiqh
muamalah, every legitimate transaction has pillars and conditions that have been fulfilled. One of the
pillars and the conditions that must be fulfilled are the items that will be handed over to the buyer, the type
can be known. But in reality, there are still many packaging products in circulation that not list the
composition information. Therefore this study will discuss how the concept of halal according to fiqh
muamalah, how to practice repacking products without a description of composition in warung around
Unisba campus, How is muqalah fiqh review of the practice of repacking products without a description of
composition. The research method used in this research is Juridical Empirical.The results of buying and
selling repacking products without a description of the composition or basic ingredients of food making
that occur in warung around the Unisba campus contain gharar (vague) elements, because the objects being
traded are not clear in terms of type, quality or quantity. Because consumers do not know the basic raw
material for making products that they will consume at the time of the contract.
Keywords : Fiqh Muamalah, Repacking, composition

Abstrak.Islam mengatur segala kegiatan manusia, salah satunya dalam hal jual beli.. Berdasarkan fikih
muamalah, setiap transaksi yang sah terdapat rukun dan syarat yang telah terpenuhi. Salah satu rukun dan
syarat yang harus terpenuhi yakni barang yang akan diserahterimakan kepada pembeli dapat diketahui
jenisnya. Namun kenyataannya, masih banyak produk kemasan yang beredar tidak mencantumkan
keterangan komposisi. Oleh karena itu penelitian ini akan membahas tentang Bagaimana konsep halal
menurut fikih muamalah, Bagaimana praktek repacking pada produk tanpa keterangan komposisi di
warung sekitar kampus unisba, Bagaimana tinjauan fikih muamalah terhadap praktek repacking pada
produk tanpa keterangan komposisi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Yuridis
Empiris.Hasil dari kegiatan jual beli produk repacking tanpa keterangan komposisi atau bahan baku dasar
pembuatan makanan yang terjadi di warung sekitar kampus unisba mengandung unsur gharar (samar),
karena objek yang diperjualbelikan tidak jelas baik jenis, kualitas, maupun jumlahnya. Karena konsumen
tidak tahu bahan baku dasar pembuatan produk yang akan ia konsumsi pada saat akad berlangsung.
Kata kunci : Fikih Muamalah, Repacking, Komposisi

ringan yang layak atau tidak untuk di


A. Pendahuluan
konsumsi. Dengan tidak adanya
Pemberian informasi yang informasi yang jelas pada kemasan
benar berhubungan dengan masalah maka kecurangan yang dilakukan oleh
keamanan, kesehatan maupun pelaku usaha dapat terjadi.
keselamatan konsumen. Keterangan Al-Qur’an menegaskan bahwa
mengenai komposisi dari suatu bisnis adalah tindakan yang halal dan
produksi pangan menjadi arti yang diperbolehkan. Perdagangan yang jujur
sangat penting. Dengan keterangan dan bisnis transparan sangat dihargai,
komposisi secara tepat dapat direkomendasi, dan dianjurkan. Namun
menetukan pilihan sebelum membeli kenyataannya, peneliti sering
atau mengonsumsi produk makanan menjumpai makanan kemasan yang

507
508 | Annisa Nuraini, et al.

beredar dipasaran tidak mencantumkan Metode penelitian hukum empiris


komposisi bahan pada kemasannya. adalah suatu metode penelitian hukum
Hal ini tentunya menimbulkan rasa yang berfungsi untuk melihat hukum
was-was pada konsumen dalam dalam artian nyata dan meneliti
mengonsumsi makanan tersebut karena bagaimana bekerjanya hukum di
ditakutkan makanan mengandung lingkungan masyarakat. Dapat
bahan yang berbahaya bagi kesehatan dikatakan bahwa penelitian hukum
konsumen itu sendiri. Makanan yang diambil dari fakta-fakta yang ada
kemasan biasanya juga mengandung di dalam suatu masyarakat, badan
bahan tambahan. Persoalan bahan hukum atau badan pemerintah.
tambahan ini sangat penting diketahui
siapapun, badan pengawas makanan
B. Landasan Teori
negara maupun swasta serta oleh
produsen maupun konsumen. Sangat 1. Jual Beli Menurut Fikih
dianjurkan bagi konsumen untuk Muamalah
membiasakan membaca label dan Jual beli ialah suatu perjanjian
daftar bahan makanan (ingredient) tukar-menukar benda atau barang yang
sebelum memutuskan membeli atau mempunyai nilai secara sukarela di
mengonsumsi suatu produk makanan. antara kedua belah pihak, yang satu
Oleh karena itu muncul suatu menerima benda-benda dan pihak lain
persoalan yang menurut peneliti menerimanya sesuai dengan perjanjian
penting untuk dapat diselesaikan. atau ketentuan yang telah dibenarkan
Dengan demikian dari latar Syara’ dan disepakati.
belakang di atas dimana konsumen Sesuai dengan ketetapan hukum
yang mengonsumsi produk tanpa maksudnya ialah memenuhi
keterangan komposisi akan mengalami persyaratan-persyaratan, rukun-rukun,
kerugian apabila konsumen dan hal-hal lain yang ada kaitannya
mengkonsumsi makanan yang tidak dengan jual beli sehingga bila syarat-
jelas dzat dan kehalalannya. syarat dan rukunnya tidak terpenuhi
Berdasarkan dari latar belakang berarti tidak sesuai dengan kehendak
diatas maka dapat dianalisa tujuan Syara’.
dalam melakukan penelitian ini yaitu Disyari’atkannya jual beli
sebagai berikut: adalah untuk mengatur kemerdekaan
1. Untuk mengetahui bagaimana individu dalam melaksanakan aktifitas
konsep halal menurut fikih ekonomi dan tanpa disadari secara
muamalah. spontanitas akan terikat oleh kewajiban
2. Untuk mengetahui praktek dan hak terhadap sesama pelaku
repacking di warung lingkungan ekonomi yang mana semua itu
UNISBA yang mengemas ulang berdasarkan atas ketentuan al-Qur’an
makanan ringan tanpa dan hadisth sebagai pedoman dalam
keterangan komposisi. ajaran Islam.
3. Untuk menganalisis tinjauan Dengan jual beli, maka
fikih muamalah terhadap aktivitas dalam dunia mu’amalah
praktek repacking pada produk manusia akan teratur, masing-masing
tanpa keterangan komposisi di individu dapat mencari rezeki dengan
warung lingkungan UNISBA. aman dan tenang tanpa ada rasa
khawatir terhadap suatu kemungkinan
Dalam penelitian ini digunakan yang tidak diinginkan. Hal tersebut
metode penelitian Yuridis Empiris. dapat terwujud bila jual beli tersebut
sesuai dengan ketentuan hukum yang
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Tinjauan Fikih Muamalah terhadap Repacking ...| 509

berlaku yaitu terpenuhinya syarat dan sifatnya mengharamkan) dan


rukun jual beli. merupakan barang yang bermanfaat.
2. Konsep Halal Menurut LPPOM MUI, yang
Mengkonsumsi yang halal pada halal itu jelas dan yang haram juga
dasarnya telah di perintahkan oleh jelas. Jika terdapat hal yang syubhat
Allah kepada umat manusia. Sebagai atau meragukan, maka harus
perintah, maka itu berarti kita wajib dihindarkan dan jangan dimakan
untuk mengonsumsi yang halal. sampai terbukti kehalalannya.
Karena mengonsumsi yang halal Konsumsi makanan dan minuman yang
sangat penting, mencakup aspek lahir halal akan menghasilkan kesehatan
maupun batin. Pertama, konsumsi halal secara rohani dan mendapat berkah
akan menghasilkan kesehatan secara dari Allah.
rohani dan mendapat berkah dari Mekanisme dalam jual beli,
Allah. Ini merupakan manifestasi pedagang harus menjelaskan secara
dalam menaati tuntunan agama Allah. detail barang yang dijualnya dan tidak
Orang yang taat kepada Allah tentu boleh berbohong apabila ada cacat
akan mendapat ridha dan berkah Allah. pada barang yang diperjualbelikan.
Makanan yang halal itu jelas, Produsen harusnya dapat memberikan
dan yang haram itu juga sudah jelas. informasi mengenai produknya melalui
Lalu di antara keduanya ada hal pencantuman komposisi bahan di label
yang syubhat atau meragukan. Sebab, kemasan produknya. Tidak
dalam petunjuknya, yang syubhat itu dicantumkannya komposisi ini
harus dihindarkan, jangan dimakan, termasuk unsur ketidakjelasan atau
sampai terbukti kehalalannya. samar, karena produk yang dijual
3. Keterangan Komposisi tersebut tidak mencantumkan
Keterangan komposisi komposisi bahan yang merupakan
merupakan salah satu yang harus salah satu informasi penting tentang
terdapat pada maknana. Dengan bahan pangan bagi konsumen dan
adanya keterangan komposisi akan tentunya dapat merugikan konsumen.
memberikan informasi tentang isi Berdasarkan ketentuan rukun
produk tanpa harus membuka dan syarat jual beli yang harus
kemasan, memberi rasa aman bagi terpenuhi dalam melakukan transaksi
konsumen dan memberi petunjuk yang muamalah adalah sah atau tidaknya
tepat pada konsumen serta sebagai suatu transaksi. Hukum Islam
sarana periklanan bagi produsen. memberikan batasan-batasan yang
merupakan sandaran boleh atau
tidaknya melangsungkan jual beli.
C. Hasil Penelitian dan Hasil analisis berdasarkan yang
Pembahasan telah dijelaskan di atas, bahwa
Allah telah memerintahkan agar repacking pada produk tanpa
manusia mengkonsumsi makanan dan keterangan komposisi di warung
minuman yang sifatnya halalan sekitar kampus UNISBA secara akad
thayyiban, yakni yang suci, tidak najis sudah sesuai dengan apa yang telah
dan tidak diharamkan, baik zatnya ditetapkan tetapi dalam hal syarat ada
serta tidak membahayakan tubuh dan kriteria syarat yang tidak terpenuhi
akal. Hal ini sesuai dengan rukun dan yaitu mengenai tidak diketahuinya
syarat dalam jual beli, yaitu barang barang yang dijual baik kualitas, berat,
yang diperjualbelikan harus bersih, tanggal kadaluwarsa, serta keterangan
suci (tidak mengandung sesuatu yang komposisi yang digunakan.

Keuangan dan Perbankan Syariah


510 | Annisa Nuraini, et al.

D. Kesimpulan kemasan yang tidak


mencantumkan bahan baku atau
1. Berlangsungnya kegiatan jual
komposisi yang digunakan.
beli, harus berdasarkan Rukun
Bagi penjual, dikarenakan tidak
dan syarat jual beli. Berdasarkan
adanya komplain yang serius
rukun, dalam pelaksanaan jual
dari konsumen mengenai apa
beli harus terdapat penjual dan
yang ia jual, maka ia akan tetap
pembeli. Serta adanya barang
menjualnya. Dan bagi pembeli,
yang akan dijual. Berdasarkan
selama makanan tersebut enak
syaratnya, barang yang
untuk dikonsumsi maka ia akan
diperjualbelikan bukanlah
tetap mengkonsumsinya.
barang yang suci, tidak
3. Berdasarkan jual beli produk
mengandung unsur najis atau
repacking tanpa keterangan
termasuk barang yang tidak
komposisi atau bahan baku
boleh diperjualbelikan dalam
dasar pembuatan makanan yang
islam, merupakan barang yang
terjadi di warung sekitar
bermanfaat, bukan termasuk
kampus unisba mengandung
barang milik orang lain, barang
unsur gharar, karena objek
yang dapat diserahterimakan,
yang diperjualbelikan tidak jelas
dan harus diketahui kejelasan
baik jenis, kualitas, maupun
mengenai barang tersebut.
jumlahnya. Karena konsumen
2. Praktik jual beli Repacking pada
tidak tahu bahan baku dasar
produk tanpa keterangan
pembuatan produk yang akan ia
komposisi di warung yang
konsumsi pada saat akad
berada di sekitar kampus
berlangsung.
Universitas Islam Bandung,
terbagi menjadi beberapa
macam. Pertama, produk tanpa DAFTAR PUSTAKA
keterangan komposisi tersebut Al-Qur’an:
merupakan barang yang RI, K. A. (2012). Al-Qur'an dan
dititipkan oleh oranglain di Terjemah: New Cordova.
warung tersebut. Kedua, produk Bandung: Syamil Quran.
tersebut merupakan produk Buku:
yang dibeli oleh pihak warung
Abdulah, R. (2011). Fikih Muamalah.
dalam jumlah besar, yang
Bogor: Ghalia Indonesia.
kemudian di kemas kembali
(repacking) dengan Al-Anshari, I. A. (n.d.). Fathu Al-
menggunakan kemasan yang Wahab. Surabaya: Al-Hiadayah.
lebih ekonomis. Dan yang Alhafidz, A. W. (2007). Fiqh
ketiga, produk tanpa keterangan Kesehatan. Jakarta: Amzah.
komposisi tersebut merupakan Francis Tantri, T. A. (2013).
produk yang dibeli dalam Manajemen Pemasaran. Jakarta:
keadaan sudah terbungkus Rajawali Pers.
dengan kemasan yang ekonomis Ghazaly, A. R. (2015). Fiqh Muamalah.
namun tidak terdapat Jakarta: Kencana.
keterangan komposisi. Hakim, L. (2012). Prinsip-Prinsip
Masyarakat sekitar, baik penjual Ekonomi Islam. Jakarta:
maupun pembeli masih banyak Erlangga.
yang tidak perduli dengan Harahap, S. S. (2011). Etika Bisnis
bahaya konsumsi makanan dalam Perspektif Islam. Jakarta:
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Tinjauan Fikih Muamalah terhadap Repacking ...| 511

Salemba Empat. (2019, Maret 22). Retrieved


Hassan, A. (2006). Terjemah Bulughul from www.hukumonline.com
Maram. Bandung: Diponegoro. Jurnal dan Skripsi:
Hendrasty, H. K. (2013). Pengemasan Hariyadi. (2004). Prinsip-Prinsip
& Penyimpanan Bahan Pangan. Perdagangan Masa
Yogyakarta: Graha Ilmu. Kadaluwarsa Dengan Metode
Jusmaliani. (2008). Bisnis Berbasis "Accelerated Shelf Life Test".
Syariah. Jakarta: Bumi Aksara. Arifin, M. Zainal. (2013). Peran Majelis
Klimchuck, M. (2006). Desain Ulama Indonesia Provinsi Riau
Kemasan. Jakarta: Erlangga. Dalam Menetapkan Sertifikasi
Masadi, G. A. (2002). Fiqh Muamalah Halal Produk Makanan. Riau
Kontekstual. Jakarta: PT.Raja Nur, Aina F. (2017). Jual Beli Produk
Grafindo Persada. Makanan Tanpa Pencantuman
Pradja, J. S. (2012). Ekonomi Syariah. Batas Layak Konsumsi Menurut
Bandung: Pustaka Setia. Hukum Islam. Aceh
Praja, J. S. (1995). Filsafat Hukum Shalsabyla, Dhiafaiziaayu. (2018).
Islam. Bandung: Pustaka Setia. Tanggung Jawab Produsen
Dalam Pencantuman Label
Sabiq, S. (2006). Fiqh Sunnah. Jakarta:
Pada Makanan Kemasan.
Pena Pundi Akasara.
Lampung
Suhendi, H. (2002). Fiqh Muamalah.
Cahaya, P. Annisa. (2018).
Yogyakarta: Rajawali Pers.
Pencantuman Sertifikasi Halal
Syafei, R. (2001). Fiqh Muamalah. Dalam Kemasan Produk Oleh
Bandung: CV.Pustaka Setia. Perusahaan Sebagai Bentuk
Tika, M. P. (2006). Metodologi Riset Perlindungan Hukum Terhadap
Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara. Konsumen Muslim. Lampung
Yakub, A. M. (2009). Kriteria Halal Wawancara:
Haram Untuk Pangan, Obat dan Dadang, B. (2019). Penjual produk
Kosmetika Menurut Al-Qur'an olahan kemasan tanpa
dan Hadits. Jakarta: PT.Pustaka keterangan komposisi. Bandung:
Firdaus. Annisa Interviewer.
Zainal Abidin, I. (2007). Fikih Madzhab Dera, M. (2019). Produsen produk
Syafi'i. Bandung: Pustaka Setia. olahan kemasan tanpa
Internet: keterangan komposisi. Bandung:
Choir. (2019, Maret 22). Etika Bisnis Annisa Interviewer.
Islami. Retrieved from Dewi, G. (2005). Hukum Perikatan
www.zonaekis.com Indonesia. Jakarta: Kencana.
HR.Bukhori No.1968. (2019, Juli 21). Dewi, I. (2019). Konsumen produk
Retrieved from olahan kemasan tanpa
www.tafsirq.com: keterangan komposisi. Bandung:
www.tafsirq.com Annisa Interviewer.
LPPOM MUI. (2019, Juli 10). Retrieved Eni, I. (2019). Konsumen produk olahan
from id.wikipedia.org kemasan tanpa keterangan
MUI, H. (2019, Juli 10). Konsumsi komposisi. Bandung: Annisa
Makanan Halal, Menangkal Interviewer.
Perilaku Nakal. Retrieved from Ita, M. (2019). Produsen produk olahan
http://www.halalmui.org kemasan tanpa keterangan
Undang-Undang No 18 Tahun 2012. komposisi. Bandung: Annisa
Keuangan dan Perbankan Syariah
512 | Annisa Nuraini, et al.

Interviewer.
Nur, I. (2019). Konsumen produk
olahan kemasan tanpa
keterangan komposisi. Bandung:
Annisa Interviewer.
Sriyani, I. (2019). Konsumen produk
olahan kemasan tanpa
keterangan komposisi. Bandung:
Annisa Interviewer.

Volume 5, No. 2, Tahun 2019

You might also like