Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Mendesak,

penguatan
Ombudsman RI
USMAN HAMID

D I R E K T U R A M N E S T Y I N T E R N AT I O N A L I N D O N E S I A

PENG AJAR SEKOLAH TING G I HUK UM IND ONESIA JENTERA


Pokok bahasan
❑Letak strategis
❑ Konteks global
❑ Konteks lokal

❑Tiga area layanan publik: Kekuatan


❑ Kontrol penegakan HAM
❑ Kontrol tata kelola yang baik
❑ Kontrol penegakan hukum

❑Kelemahan: Sekilas perbandingan


❑ Rekomendasi vs ajudikatif
❑ Tidak dilaksanakan oleh K/L
❑ Kompleksitas masalah

❑Peluang penguatan
❑ Peraturan Presiden
❑ Partisipasi Masyarakat
Letak strategis global – Diakui Resolusi MU
PBB Des’ 2020
“…in support of national complaint resolution…”

“..the promotion and protection of human rights and fundamental freedoms, promotion of good governance and
respect for the rule of law, as a separate and additional function, but also as an integral part to all other aspects of
their work,”

“…autonomy and independence from the executive or judicial branches of Government, its agencies or political
parties:

- to enable them to consider all issues related to their fields of competence, without real or perceived threat to their
procedural ability or efficiency and without fear of reprisal, intimidation or recrimination in any form, whether online
or offline, that may threaten their functioning or the physical safety and security of their officials,

“in promoting good governance in public administrations and improving their relations with citizens, in promoting
respect for human rights and fundamental freedoms and in strengthening the delivery of public services, by
promoting the rule of law, good governance, transparency, accountability, and fairness,
Letak strategis global – Diakui Resolusi MU
PBB Des’ 2020
2. (h) To share and exchange best practices on the work and functioning of their Ombudsman …, in
collaboration with the Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights and with the
International Ombudsman Institute and other international and regional Ombudsman organizations;
5. Welcomes the active participation of the Office of the High Commissioner in all international and
regional meetings of Ombudsman and mediator institutions, whether in person or, alternatively, by
electronic means;
6. Encourages Member States and regional and international Ombudsman and mediator institutions to
regularly interact, exchange information and share best practices with the Office of the High
Commissioner on all matters of relevance;
7. Encourages the Office of the High Commissioner, through its advisory services, to develop and
support activities dedicated to the existing Ombudsman and mediator institutions and to strengthen
their role within national systems for human rights protection;
Letak strategis global – Diakui Resolusi MU
PBB Des’ 2020
8. Encourages Ombudsman and mediator institutions, where they exist:

(a) To operate, … the Paris Principles and the Venice Principles, in order to strengthen their independence and autonomy and to enhance their
capacity to assist Member States in the promotion and protection of human rights and the promotion of good governance and respect for the
rule of law;

(b) To request, in cooperation with the Office of the High Commissioner, their accreditation by the Global Alliance of National Human Rights
Institutions, where the Ombudsman or mediator institution is the national human rights institution, in order to enable them to interact
effectively with the relevant human rights bodies of the United Nations system;

(c) To publicly report, in the interests of accountability and transparen cy, to the authority that appoints the Ombudsman or the mediator of
Member States on their activities at least annually;

(d) To cooperate with relevant State bodies and develop cooperation with civil society organizations, without compromising their autonomy or
independence;

(e) To conduct awareness-raising activities on their roles and functions, in collaboration with all relevant stakeholders;

(f) To engage with the International Ombudsman Institute, the Global Alliance of National Human Rights Institutions and other regional networks
and associations, with a view to exchanging experiences, lessons learned and best practices;
Tiga area layanan publik
“…pemajuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia dan kebebasan dasar, pemajuan tata-kelola yang
baik dan penghormatan dan supremasi hukum..” Resolution adopted by the UN general assembly - 46th
plenary meeting, 16 December 2020

“Constitutional provisions increase an Ombudsman’s permanence and independence. They most often
establish the office and its purposes. They may also provide for additional legislation to detail the
Ombudsman’s functions, duties, powers and responsibilities.” (Dean M. Gottehrer1 , Former President, United
States Ombudsman Association
Letak strategis nasional – dimensi amanat
konstitusional dan legal
“pelayanan kepada masyarakat dan penegakan hukum … dalam rangka penyelenggaraan negara dan pemerintahan … upaya untuk menciptakan pemerintahan yang baik, bersih, dan
efisien …. kesejahteraan serta menciptakan keadilan dan kepastian hukum bagi seluruh warga negara … Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

“..negara hukum…” (Pasal 1 ayat (3) “…hak asasi manusia…” (Pasal 28 dst), “kesejahteraan, … keadilan sosial” (Pasal 33 dst)

Republik Indonesia ialah suatu negara hukum (rechstaat, government of laws) tempat keadilan yang tertulis berlaku, bukanlah negara polisi atau negara militer, tempat polisi dan
prajurit memegang pemerintah dan keadilan, bukanlah negara kekuasaan (machtsstaat) tempat tenaga senjata dan kekuatan badan melakukan sewenang-wenang. M. Yamin: 1982

“Kebangsaan kita hanya jembatan untuk mencapai derajat kemanusiaan yang sempurna, bukan untuk memuaskan diri sendiri, sesekali bukan untuk merusak pergaulan
kemanusiaan……kebangsaan kita hanya satu roman dari pembaktian kita kepada kemanusiaan” (Sjahrir: 1982)

“Sekali-kali, tidaklah boleh kepentingan segolongan kecil yang hartawan bertentangan dengan kepentingan golongan rakyat banyak yang miskin. Keadilan yang kita kehendaki adalah
keadilan bersama yang didasarkan atas kemakmuran dan kebahagiaan” (Sjahrir: 1982).

Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-undang (Pasal 24 ayat (3) UUD 1945)

UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1945


Letak strategis nasional – dimensi amanat
konstitusional dan legal
“pelayanan kepada masyarakat dan penegakan hukum … dalam rangka penyelenggaraan negara dan pemerintahan … upaya untuk menciptakan
pemerintahan yang baik, bersih, dan efisien …. kesejahteraan serta menciptakan keadilan dan kepastian hukum bagi seluruh warga negara …
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

“.. pelayanan kepada masyarakat dan penegakan hukum…pemerintahan yang baik, bersih, dan efisien … kesejahteraan … keadilan dan kepastian
hukum,” (konsideran UU ORI)

“…implementasi prinsip demokrasi … guna mencegah dan menghapuskan penyalahgunaan wewenang oleh aparatur penyeleggara negara dan
pemerintahan” (konsideran UU ORI)

“mewujudkan negara hukum yang demokratis, adil, dan sejahtera” (Pasal 4 UU RI)

UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1945


RESOLUTION ADOPTED BY THE UN GENERAL ASSEMBLY - 46 TH
UU NO. 37 TAHUN 2008 TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
PLENARY MEETING, 16 DECEMBER 2020
Letak strategis nasional – dimensi amanat
konstitusional dan legal
1. Meminta keterangan dari pelapor dan terlapor;
2. Memeriksa kelengkapan berkas laporan tersebut;
3. Meminta salinan berkas yang diperlukan untuk pemeriksaan;
4. Melakukan pemanggilan terhadap pelapor dan semua pihak terkait;
5. Menyelesaikan laporan dengan cara yang disepakati para pihak;
6. Membuat rekomendasi untuk penyelesaian laporan;
7. Mengumumkan hasil pertemuan;
8. Menyampaikan saran kepada lembaga negara dengan tujuan perbaikan demi pelayanan publik
yang lebih baik.
Kekuatan Ombudsman – pemajuan dan
perlindungan hak asasi manusia:
Mengawasi/mengontrol Penanganan Kasus Pelanggaran HAM Masa Kini Mengawasi/mengontrol Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM Masa Lalu

Contoh. Rapid Assessment (penilaian cepat) atas insiden kekerasan polisi Contoh. “Deklarasi Damai Kasus Talangsari" Tim Terpadu Kemenko Polhukam,
kepada peserta unjuk rasa Mei 2019 – Pedoman Dasar PBB Penggunaan Februari 2019, dinyatakan maladministrasi atau abaikan kewajiban hukum (UU
Kekuatan dan Senjata Api Pengadilan HAM).
Kekuatan Ombudsman – penatakelolaan
yang baik
Mencegah/mengawasi layanan publik sektor Pendidikan (HAM EKOSOB) Mengawasi/mengontrol potensi maladministrasi layanan publik negara

Contoh. Pungli bagi siswa sekolah berupa pembayaran pengambilan rapor Contoh. Hilangnya laporan Tim Pencari Fakta Kasus Munir yang diakui ada
dan surat keterangan lulus (SKL). Biaya perpisahan padahal ujian saja oleh pemerintahan SBY namun tidak diakui oleh pemerintahan Jokowi
ditiadakan.
Masih berjalan. Panggilan terkendala, meskipun UU ORI memuat adanya
Ombudsman RI NTB: tindaklanjuti 113 dari 305 laporan/konsultasi. Sektor kewenangan memanggil paksa (subpoena power) dengan bantuan Polri. Ini
pendidikan mendominasi, disusul layanan adminitrasi pertanahan BPN s/d juga terjadi pada kasus DKPP KPU, meski ada proses PTUN kemudian)
kepolisian.
Kekuatan Ombudsman – penegakan
supremasi hukum (rule of law)
Mengawal rule of law di Papua yang amat Kordinasi dan sinergi penegak hukum di
disorot oleh komunitas internasional timur Indonesia
Sekilas perbandingan: wewenang dan
efektifitas putusan (rekomendasi)
No Lembaga Negara Kewenangan utama Sifat Kewenangan
1 Badan Pemeriksa Keuangan • Memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara Pengawasan
2 Bank Indonesia • Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter • Regulasi
• Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran • Eksekutif
• Mengatur dan mengawasi bank. • Pengawasan

3 OJK Melakukan pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan yang berkaitan dengan jasa • Regulasi
keuangan • Eksekutif
• Pengawasan

4 KPU Menyelenggarakan pemilu DPR, DPR, DPRD, Presiden, dan Pemilihan Kepala Daerah Eksekutif
5 Bawaslu Mengawasi penyelenggaraan pemilu Pengawasan
6 Dewan Kehormatan Menangani pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu Semi yudisial
Penyelenggara Pemilu
7 KY • Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada • Pengawasan
DPR untuk mendapat persetujuan • Eksekutif dalam hal
• Menjaga, menegakan kehormatan, keluhuran, martabar, serta perilaku hakim mengusulkan calon
• Menetapkan kode etik dan/atau pedoman perilaku hakim bersama dengan Mahkamah Agung hakim agung dan hakim
• Menjaga dan menegakan pelaksanaan kode etik dan/atau pedoman perilaku hakim ad hoc

8 LPSK • Lembaga yang bertugas dan berwenang untuk memberikan perlindungan dan hak-hak lain
kepada Saksi dan/atau Korban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang itu.
No Lembaga Negara Kewenangan utama Sifat Kewenangan

9 Komnas HAM • melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, • Pengawasan

Kelemahan –
pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia. • Eksekutif dalam
• Penyelidikan pelanggaran HAM berat hal menjadi
penyelidik
pelanggaran HAM

sekilas 10 Komnas • Menyebarluaskan pemahaman dan pencegahan atas Pengawasan


berat

perbandingan
Perempuan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan
• Melaksanakan pengkajian dan penelitian terhadap
peraturan perundang-undangan yang relevan bagi
perlindungan perempuan
• Melaksanakan pemantauan terhadap pelanggaran hak
asasi perempuan
“Putusan” ORI masih terbatas 11 KPK • Melakukan koordinasi dan supervisi terhadap instansi yang • Eksekutif
bewenang melakukan pemberantasan tindak pidana •
bersifat rekomendasi, belum korupsi
Fungsi
pengawasan

ajudikatif. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan
terhadap tindak pidana korupsi
dalam
monitoring
hal

• Melakukan tindakan pencegahan tindak pidana korupsi penyelenggaraan


• Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan
“Putusan” ORI masih ada yang pemerintahan negara

tidak dilaksanakan oleh K/L


12 Ombudsman Mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang Pengawasan
layanan publik. diselenggarakan oleh penyelenggara negara, serta badan swasta
atau perorangan yang diberikan tugas pelayanan publik tertentu

“Panggilan” masih diabaikan. 13 KPPU • menjaga iklim usaha yang kondusif dengan memberikan Pengawasan
Wewenang subpoena belum juga kesempatan yang sama bagi setiap pelaku usaha untuk
dapat memasuki pasar serta;
efektif (Pasal 31) • mengatasi dan mencegah terjadinya praktik monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat serta;
• ikut mendorong efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan
usaha
No Lembaga LPSK Kewenangan utama Sifat Kewenangan

1 LPSK a. meminta keterangan secara lisan dan/atau tertulis dari Bagian dari sistem

Kelemahan –
pemohon dan pihak lain yang terkait dengan permohonan; peradilan pidana terpadu
b. menelaah keterangan, surat, dan/atau dokumen yang terkait
untuk mendapatkan kebenaran atas permohonan; Terjadi perubahan UU
c. meminta salinan atau fotokopi surat dan/atau dokumen terkait setelah 8 tahun berlaku

perbandingan yang diperlukan dari instansi manapun untuk memeriksa laporan


pemohon sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
efektif

UU 31/2014 TENTANG

LPSK - ORI
d. meminta informasi perkembangan kasus dari penegak hukum; PERUBAHAN ATAS UU NO
e. mengubah identitas terlindung sesuai dengan ketentuan 13/2006 TENTANG
peraturan perundangundangan; PERLINDUNGAN SAKSI
f. mengelola rumah aman; DAN KORBAN
g. memindahkan atau merelokasi terlindung ke tempat yang lebih
aman;
“Putusan” masih belum efektif h. melakukan pengamanan dan pengawalan;
i. melakukan pendampingan Saksi dan/atau Korban dalam proses
sepenuhnya dilaksanakan dalam peradilan; dan
j. melakukan penilaian ganti rugi dalam pemberian Restitusi dan
bentuk sanksi administratif Kompensasi.

2 Contoh RESTITUSI ABK KORBAN (TPPO): Jeju, Korea Selatan Terbit Peraturan
Pemerintah yang
“Wewenang” masih belum efektif Jumlah Pengajuan Restitusi dari LPSK: membuat rekomendasi
LPSK jadi lebih efektif
digunakan oleh pelapor yang perlu Rp. 4.579.447.396,-

PP NO. 7/2018
ganti rugi dari pejabat K/L. Restitusi Dikabulkan oleh Majelis Hakim:
Rp. 2.512.895.396,- TENTANG PEMBERIAN
KOMPENSASI,
RESTITUSI, DAN
Panggilan masih diabaikan dalam Jumlah Korban Penerima Restitusi:
26 orang
BANTUAN KEPADA SAKSI
DAN KORBAN
pelaksanaan wewenang subpoena Eksekusi Putusan Restitusi:
power (belum sepenuhnya efektif) Jaksa belum melakukan eksekusi putusan restitusi.

Layanan korban pelanggaran HAM berat, kejahatan perdagangan


orang dan kekerasan seksual hingga pemulihan hak-hak korban
kejahatan terorisme hingga sebesar Rp 39 miliar
Peluang penguatan Ombudsman RI sebagai
ajudikator
Optimalisasi wewenang Ombudsman – dari sebatas rekomendasi ke ajudikasi. Ada PO No. 31/2018
tentang Ajudikasi Khusus - TIDAK CUKUP
Pasal 50

(5) Dalam hal penyelesaian ganti rugi, ombudsman dapat melakukan mediasi, konsiliasi, dan ajudikasi
khusus.

(6) Ajudikasi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun
sejak undang-undang ini diundangkan.

(7) Dalam melaksanakan ajudikasi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (5), mekanisme dan tata
caranya diatur lebih lanjut oleh peraturan ombudsman.

(8) Mekanisme dan ketentuan pembayaran ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat
(5) diatur lebih lanjut dalam peraturan presiden.
Peluang penguatan Ombudsman RI sebagai
ajudikator
Perlu Peraturan Presiden (PerPres)

❑ORI dapat menjadi ajudikator (ajudikasi khusus berupa sanksi – ganti rugi -- atas pelanggaran layanan publik.
Masyarakat lebih berpeluang memperoleh layanan public terkait kesejahteraan mereka, keadilan, kepastian hukum)

❑ORI dapat menjatuhkan sanksi administrasi dengan fungsi ajudikasi khusus (atas maladministrasi penanganan
kasus pelanggaran HAM, penyimpangan administratif dalam tata kelola, pelanggaran hukum)

Perluasan Partisipasi masyarakat

❑ORI perlu mendorong peningkatan dan perluasan kesadaran masyarakat atas pentingnya layanan publik

❑ORI perlu mendorong optimalisasi penggunaan mekanisme keluhan/komplain/pelaporan Ombudsman.


Terima kasih

You might also like