Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Pemaknaan Khalayak Terhadap Representasi Fatherhood

dalam Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Khoirunnisa Nur Fithria1*, Hapsari Dwiningtyas 2, Primada QurrotaAyun3


kfitria4@gmail.com

Program Studi S1 Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Jl. Prof Soedarto, SH Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 746407
Faksimile (024) 746504Laman: https://www.fisip.undip.ac.id Email: fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

Father's dominance in the family and parenting spheres often leads to conflicts as violence, oppression, and
even trauma due to an imbalance roles between fathers and mothers. The issue of fatherhood also appears in
the film NKCTHI as a representation of the social reality brought by the filmmakers. With the reception study,
the researcher focuses on the interaction between the Z generation audience and the texts that appear in the
media so that a picture emerges of how the media is able to influence or not influence the audience in defining
the social reality related to fatherhood that appears in the film. Based on these problems, this study aims to
determine the position of the audience's reception of the representation of fatherhood in the film Later Kita
Stories About Today based on the three positions of Hall's meaning, namely : dominant reading, negotiation
reading, and oppositional reading.

This study uses a critical paradigm with Stuart Hall's encoding-decoding theory, muted
groups, and libertarian radical feminism. There are 6 scenes chosen to see the meaning, such as: (1)
Father's attitude in making decisions, (2) Father's communication with his partner, (3) Father's
protection efforts, (4) Father's protective attitude, (5) Domestic activities carried out Father, (6) The
attitude of the father in explaining to his child. The results showed that the audience's meaning was
influenced by various factors such as family conditions, gender identity, consumption of other media,
knowledge related to gender, the context of the scene in the film, and personal opinions regarding the
social conditions. Although the meanings appear in various receptions, the results of the study show
that the majority of informants are still in a dominant position. All male informants and 1 female
informant are mostly in dominant positions, while the other two female informants are mostly in
negotiating and opposition positions. The reception of informants is still influenced by patriarchal
ideology and masculine ways of thinking in interpreting fatherhood in the film. Although there are
also feminine thoughts and awareness of gender roles in some scenes, their receptions do not
completely leave the patriarchal mindset.

Keywords: Audience’s meaning, Reception Analysist, NKCTHI Film, Fatherhood


ABSTRAKSI

Dominasi Ayah dalam lingkup keluarga dan pengasuhan seringkali menimbulkan konflik seperti kekerasan,
penindasan, bahkan trauma karena terjadi ketidakseimbangan peran antara Ayah dan Ibu. Isu terkait
fatherhood ini juga muncul di film NKCTHI sebagai representasi dari realitas sosial yang dibawa pembuat
film. Dengan kajian resepsi, peneliti berfokus pada interaksi antara khalayak generasi Z dengan teks yang
muncul di media sehingga muncul gambaran bagaimana media mampu mempengaruhi atau tidak
mempengaruhi khalayak dalam mendefinisikan realita sosial terkait fatherhood yang muncul di dalam film.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi pemaknaan khalayak
terhadap representasi fatherhood dalam film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini berdasarkan posisi tiga posisi
pemaknaan Hall yakni dominant reading, negotiation reading, dan oppositional reading.

Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan teori encoding-decoding Stuart Hall, muted
group, serta feminisme radikal libertarian. Terdapat 6 scene yang dipilih untuk melihat pemaknaan, yaitu : (1)
Sikap Ayah dalam mengambil keputusan, (2) Komunikasi Ayah dengan pasangan, (3) Upaya proteksi oleh
Ayah, (4) Sikap protektif Ayah, (5) Kegiatan domestik yang dilakukan Ayah, (6) Sikap Ayah dalam memberi
penjelasan kepada anaknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemaknaan khalayak dipengaruhi berbagai
macam faktor seperti kondisi keluarga, identitas gender, konsumsi media lain, pengetahuan terkait gender,
konteks scene di dalam film, serta pendapat pribadi terkait kondisi sosial masyarakat. Meskipun pemaknaan
yang muncul beragam, hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas informan masih berada di posisi
dominan. Semua informan pria dan 1 informan wanita lebih banyak berada pada posisi dominan, sedangkan
dua informan wanita lainnya lebih banyak berada pada posisi negosiasi dan oposisi. Pemaknaan informan
masih terpengaruh dengan nilai-nilai patriarki dan cara berpikir maskulin dalam memaknai fatherhood di
dalam film. Meskipun terdapat pula pemikiran feminin dan kesadaran peran gender pada beberapa scene,
namun pemaknaan tersebut tidak benar-benar meninggalkan pola pikir patriarki.

Kata Kunci: Pemaknaan Khalayak, Analisis Resepsi, Film NKCTHI, Fatherhood


PENDAHULUAN selain itu selama 2016-2020 sumber juga

Fatherhood atau proses laki-laki menyatakan bahwa pelaku pelanggaran anak

menjadi seorang ayah dalam konteks mencapai angka 23.261 dan pelaku di

parenting di dalam keluarga merupakan dominasi oleh pria (Sumber :

bagian yang kerap dikaitkan erat dengan https://www.kpai.go.id/publikasi/infografis/u

parenthood. Di Indonesia yang lekat pdate-data-infografis-kpai-per-31-08-2020#,

dengan budaya patriarki, dimana patriarki di akses pada tanggal 3 Maret 2021, pukul

merupakan sebuah sistem yang 20.09 WIB).

meletakkan adanya dominasi laki-laki Kasus kekerasan terhadap istri di


atau male-centered dan menempatkan dalam rumah tangga juga kerap terjadi dan
perempuan berada di level dua (Johnson, disebabkan salah satunya karena adanya
2004:29) menjadikan fatherhood yang ketimpangan gender di dalam keluarga serta
dominan kerap menimbulkan berbagai hubungan yang tidak seimbang, dimana ada
macam konflik dalam keluarga, seperti anggapan bahwa istri adalah milik suami dan
tekanan psikis, trauma, bahkan hingga juga menganggap bahwa Ayah di dalam
kekerasan dalam keluarga. Berdasarkan keluarga memiliki kekuatan serta kedudukan
data riset KPAI tahun 2015, ayah yang lebih tinggi dibanding dengan istri dan
kandung berada pada posisi pertama anak-anaknya (Muhajarah, 2016:132-133).
sebagai pelaku kekerasan anak dengan Bentuk kekerasan yakni kondisi ketika
presentase 28% disusul dengan ibu realisasi jasmani dan mental actual seseorang
kandung sebesar 21% yang disebabkan berada di bawah realisasi potensialnya dapat
pola pikir pengasuhan yang kurang dan terjadi tidak hanya sebatas fisik, tapi juga
salah (Sumber : https://tirto.id/bapak-ibu- termasuk kebohongan, pressure, ancaman,
kandung-di-ranking-teratas-pelaku- indoktrinasi, dan penelantaran (Galtung
kekerasan-pada-anak-cYdp, di akses pada dalam Harnoko, 2010:183). Padahal
tanggal 3 Maret 2021, pukul 20.09 WIB). seharusnya keseimbangan peran Ibu dan
Data tersebut diperbaharui pada tahun Ayah di dalam rumah tangga adalah
2020 namun tetap dengan hasil yang sama seimbang, seperti yang dijelaskan dalam UU
dimana jumlah pelanggaran hak anak Perkawinan tahun 1974 pasal 31 ayat 1 juga
paling banyak tetap dilakukan oleh ayah dijelaskan bahwa hak serta posisi antara
di dalam keluarga, yaitu sebanyak 9,27% seorang istri dan suami dalam kehidupan
dengan jumlah kasus 11.492 dari 42.565 rumah tangga dan kehidupan bermasyarakat
kasus yang dilaporkan kepada KPAI, adalah seimbang (Sumber :
https://kemenag.go.id , diakses pada 01 media massa menghadirkan ideologi yang
Maret 2021 pukul 09.16 WIB). mengacu pada kepentingan penguasa tertentu,
dimana dalam konteks ini adalah kepentingan
Yang menjadi menarik adalah
pembuat film. Film dapat memberikan
bahwa dominasi Ayah serta konflik yang
pengaruh dari isu-isu yang ditampilkan di
terjadi karenanya juga muncul dalam film
dalamnya melalui simbol-simbol yang ada.
NKCTHI sebagai film keluarga popular
Dalam konteks kajian resepsi makna bukan
Indonesia melalui tokoh Ayah. Film
tercipta dari apa yang ditampilkan dalam
merupakan representasi ideologi dari
film, tetapi karena adanya interaksi antara
pembuatnya dan memiliki pesan sebagai
khalayak dengan teks serta simbol-simbol
pembentuk realitas sosial bagi
yang ada di film (Ahmad Toni & Fajariko,
penontonnya. Media mampu memberi
2018:154).
gambaran dalam pembaharuan bentuk
Melalui hal tersebut, maka dibutuhkan
maskulinitas terkait bagaimana
adanya sebuah kajian resepsi untuk memahami dan
fatherhood dapat dilihat oleh
melihat bagaimana sebenarnya khalayak memaknai
penontonnya. Namun, munculnya
representasi fatherhood yang ada dalam film
representasi dominasi fatherhood yang NKCTHI.
sarat dengan sifat-sifat patriarki di media TUJUAN PENELITIAN
akan dimaknai secara beragam oleh Penelitian ini bertujuan untuk memahami
khalayak. Media dapat mempengaruhi dan mendeskripsikan bagaimana pemaknaan
atau tidak mempengaruhi khalayak dalam khalayak terhadap representasi fatherhood dalam
melihat nilai-nilai fatherhood yang film NKCTHI.
berpotensi untuk menjadi ladang simbolis KERANGKA TEORI
bagi khalayak, yang bisa jadi merasa 1. Pemaknaan pada Representasi Teks Media

bahwa fatherhood adalah sesuatu yang Untuk menelaah kajian budaya dan
wajar, atau bahkan mungkin sebaliknya. media, salah satu metode yang digunakan di

makna tercipta bukan dari apa yang dalam penelitian ini adalah resepsi dengan

ditampilkan teks di media tetapi dari encoding-decoding. Kajian ini menggunakan

interaksi antara khalayak dan teks yang model dari teori encoding-decoding Stuart Hall

ditampilkan media. Dalam kajian resepsi dimana makna tertentu akan diproduksi

khalayak dianggap sebagai produsen melalui media film oleh pembuat film

makna dari apa yang dipresentasikan di (encoder) yang selanjutnya dikonstruksi lewat

dalam film (Hadi, 2008:2). alur cerita. Makna yang tercipta akan dimaknai
sama dengan khalayak apabila berada dalam
Sebuah film sebagai salah satu
kultur yang sama. Namun jika berbeda banyak ruang kepada pria, yang dalam penelitian
posisi kultur, maka khalayak akan ini berada pada konteks terkait parenting. Secara

memaknai pesan yang disampaikan oleh struktural, akar penindasan perempuan berada jauh
di dalam sistem sex atau gender yang diterapkan
encoder secara berbeda (decoding).
kultur patriarki. Aliran ini memiliki asumsi bahwa
Khalayak atau audiens didefinisikan
jenis kelamin dan gender adalah dua hal yang
sebagai sekumpulan individu heterogen
berbeda dan peran gender yang dipertahankan
yang saling asing dalam kehidupan sosial.
adalah untuk memastikan agar wanita tetap pasif
Menurut Hadi (2008:2), khalayak sedangkan pria tetap aktif. Di dalam penelitian ini,
dipengaruhi faktor kontekstual seperti latar bentuk muted yang dialami wanita ada pada level
belakang budaya, persepsi, identitas privat atau keluarga dan berkaitan dengan
khalayak, genre program dalam kebebasan berekspresi dan berpendapat serta
menciptakan makna dari teks di dalam pengambilan keputusan.
media. Di satu sisi lain, media memberikan Menurut Millet dalam Tong (2008:52),

pesan yang bersifat polisemik yang berarti relasi yang terjadi antara pria dan wanita berada
pada konteks relasi kekuasaan. Kendali pria atas
memiliki banyak makna sehingga tidak
ranah publik maupun pribadi sangat
semua makna itu sama, meskipun makna
mempertahankan patriarki sehingga kontrol
yang ada dikontrol melalui teks atau simbol
tersebut harus dihilangkan jika perempuan ingin
yang ditampilkan di media (Wahyono et
bebas. Untuk menghilangkan kontrol pria, pria dan
al., 2020:113). Pemaknaan khalayak wanita harus menghilangkan gender khususnya
kemudian dikelompokkan menjadi 3 terkait status seksual, peran, dan temperamen yang
kategori posisi Hall (dalam Nepaul, 2018 : 5- terbentuk di bawah sistem patriarki. Millet
8) : menantikan perempuan yang lebih androgini
1. Dominant Reading dengan sebuah integrasi dari sifat-sifat feminin dan
2. Negotiation Reading maskulin yang berkaitan dengan kualitas sifat
3. Oppotitional Reading kelembutan serta kekuatan individu.

2. Opresi Wanita dalam Sistem Muted group theory digunakan peneliti


untuk menggambarkan asumsi realita sosial yang
Patriarki
ada di dalam struktur patriarki, dan bagaimana
Berdasarkan buku yang ditulis Tong
wanita menjadi kelompok terbungkam dalam
(2008:51), dalam pandangan feminisme radikal
ranah privat karena adanya dominasi maskulinitas,
menunjukkan bahwa bentuk seksisme adalah
selain itu teori feminisme radikal libertarian yang
bentuk penindasan yang mengopresi
digunakan peneliti adalah untuk melengkapi
perempuan. Ekslusivitas feminitas dalam
gambaran realitas terkait bagaimana ketimpangan
identitas gender cenderung membatasi ruang
gender dapat terjadi dan fatherhood sebagai bentuk
wanita sebagai pribadi utuh dan memberi lebih
dominasi pria di dalam keluarga memicu adanya
opresi perempuan yang dialami baik oleh (2002:50) dalam bukunya yang berjudul “The
pasangan maupun anak dan hal tersebut Package Deal” terdapat empat elemen yang
muncul di dalam film sebagai nilai-nilai yang digunakan untuk melihat fatherhood, yaitu :
di representasikan kepada khalayak. Dengan emotional closeness, provision, protection, dan
parenthood yakni peran ganda yang baik serta endowment.
keaktivan yang lebih vokal dari wanita, maka METODE PENELITIAN
wanita dan pria diharapkan sama-sama lebih Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif
saling memahami kemampuan masing-masing kualitatif dengan metode analisis resepsi Stuart
dan melepas peran kaku yang diciptakan oleh Hall. Penelitian ini memiliki subjek penelitian
struktur masyarakat patriarkis. Wilayah yang sengaja dipilih dengan menggunakan teknik
parenting tidak hanya salah satu, tetapi tentang purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria yang
ayah dan ibu. sesuai dengan tujuan penelitian dan menggunakan
3. Dominasi Maskulinitas dalam pertimbangan tertentu (Rustanto, 2015) yaitu
Fatherhood dalam penelitian ini ditujukan kepada khalayak
Fatherhood merupakan sebuah konsep khususnya remaja usia 18-25 tahun sejumlah lima
terkait proses menjadi ayah, dimana sosok orang, baik pria maupun wanita yang telah
ayah mempunyai peranan penting dalam menonton film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
keluarga. Mengetahui bagaimana konsep dari awal hingga akhir film.
fatherhood terbentuk ini penting untuk Teknik pengumpulan data yang digunakan
mengetahui juga bagaimana bentuk parenting adalah dengan indepth interview terhadap 2
yang ideal. Fatherhood dapat disebut sebagai informan pria dna 3 informan wanita. Preferred
proses becoming father atau proses menjadi reading yang muncul dalam penelitian akan
ayah. Fokus pemahaman terkait fatherhood dianalisis menggunakan semiotika Roland Barthes.
dibutuhkan tidak hanya untuk mengakui ayah Adapun untuk menguji kualitas data, yang
sebagai orangtua tetapi juga untuk memahami digunakan dalam penelitian ini adalah cross-
bagaimana konsep ayah dibentuk sejajar checking data. Setelah peneliti mendapatkan data
dengan motherhood di dalam kultur hasil wawancara, peneliti akan mengonfirmasi
masyarakat (Schmitz, 2016:4). hasil data yang didapat kepada informan untuk
Untuk penelitian ini fatherhood yang dicek dan dikoreksi atau bahkan dapat
terkandung dalam tokoh Ayah di film NKCTHI menambahkan transkrip hasil wawancara yang
dapat dilihat dari elemen-elemen tertentu. telah dibuat peneliti untuk memperkuat hasil
Berangkat dari teori feminis dan pendekatan wawancara (Raco, 2010 : 134).
gender untuk menguak nilai kultur dominan HASIL DAN PEMBAHASAN
dari masing-masing pria tentang gender dan 1. Pemaknaan terkait Elemen Emotional
parenthood saat mendefinisikan fatherhood, Closeness
melalui konsep “The Four Facest of Elemen ini ditunjukkan pada 2 adegan
Fatherhood” yang dikemukakan Townsend yakni adegan pasca Ibu melahirkan di rumah sakit
dan adegan saat Ayah, Ibu, dan anak-anak klinik, serta scene saat semua anggota keluarga
berkumpul di kamar. Pemaknaan informan berkumpul di ruang keluarga. Pemaknaan informan
yang muncul adalah sebagai berikut : yang muncul adalah sebagai berikut :
a. Dominasi Ayah dalam mengambil keputusan a. Dominasi Ayah pada anak untuk menentukan
secara sepihak merupakan bentuk kasih sayang apa yang terbaik bagi kehidupan laki-laki pertama
Ayah kepada pasangannya, upaya untuk dan anak bungsunya dimaknai sebagai bentuk
menghibur pasangan dari kesedihan, proteksi tidak langsung yang diberikan Ayah
merupakan tindakan yang benar untuk melalui anak laki-lakinya. Pemaknaan ini
dilakukan. Di satu sisi lain terdapat pula dimunculkan oleh 2 informan.
pemaknaan khalayak yang melihat bahwa sikap Ada pula pemaknaan lain oleh 2 informan
Ayah tersebut merupakan hal yang kurang tepat lainnya bahwa sikap Ayah justru membuat anak
untuk dilakukan karena Ayah disini seharusnya menjadi terkekang. Pemaknaan tersebut muncul
berusaha untuk fokus menyembuhkan luka atas karena menurut pandangan pribadi salah 1
trauma istri dan dirinya sendiri terlebih dahulu informan, sebagai sesama laki-laki, sosok Ayah
karena kehilangan anak dan bukannya bersikap seharusnya bisa lebih baik memahami perasaan
egois dengan menawarkan solusi secara anak laki-lakinya.
sepihak. Satu informan sisanya memaknai sikap
b. Pemaknaan informan terkait dominasi Ayah Ayah sebagai sikap yang mengabaikan perasaan
atas pengambilan keputusan & perasaan anak. Ayah di scene ini sebagai sosok keras, terlalu
emosional pasangan sebagai bentuk tanggung berlebihan dalam memberi tanggung jawab kepada
jawab Ayah demi kebahagiaan keluarga adalah anaknya, dan terlalu over dalam mengurusi hidup
sebagai bentuk kasih sayang & tanggung anak-anaknya seolah-olah hidup anaknya dikuasai
jawab, bentuk perhatian, sebagai upaya sepenuhnya oleh keputusan Ayah dan tidak mau
menenangkan yang wajar. Di satu sisi lain memahami bagaimana perasaan dan mau anak-
terdapat pula 2 pemaknaan informan yang anaknya
memaknai sikap Ayah sebagai sikap yang b. Pemaknaan informan terhadap sikap over
kurang tepat meskipun tujuannya adalah untuk protective Ayah sebagai bentuk perlindungan yang
menguatkan istri agar dapat bertahan dan dilakukan Ayah demi kebahagiaan keluarga adalah
melanjutkan hidup keluarga kecilnya. sebagai berikut :
Pemaknaan tersebut muncul karena 3 informan memaknai sikap over protective
melihat Ibu sebagai sosok yang tidak memiliki Ayah sebagai bentuk proteksi dari kesedihan dan
kuasa atas dirinya sendiri dan Ayah adalah trauma yang pernah dialami anak-anaknya
tokoh yang selalu berusaha menghandle dan sebelumnya. Scene ini sedang mununjukkan upaya
mengatur semua urusan keluarga. Ayah menjadi sosok Ayah yang baik, begitu pula
2. Pemaknaan terkait Elemen Protection dengan Ibu. Selain itu Ayah memang bertujuan
Elemen ini ditunjukkan pada 2 adegan baik karena untuk melindungi keluarganya dari
yakni adegan saat Angkasa dan Ayah berada di kesedihan dan trauma masa lalu.
Satu informan lain memaknai sikap informan yang melihat adanya peran feminin yang
protektif Ayah dilihat sebagai hal yang positif, mau dilakukan oleh Ayah untuk membantu
yakni karena untuk kepentingan dan pasangannya.
kebahagiaan keluarganya. Namun karena b. Terdapat pula 1 informan yang menganggap
terlalu protektif sikap Ayah menjadi otoriter bahwa dominasi Ayah dalam peran domestik
dan sangat mendominasi. Sebagai suami Ayah adalah hal negatif karena tidak melihat adanya
juga tidak melibatkan Ibu dalam pemecahan pembagian tugas dan komunikasi yang jelas antara
masalah. Sebagai keluarga tidak seharusnya Ayah dan Ibu, seharusnya ada peran imbang antara
ada hal yang ditutupi satu sama lain, dan setiap ibu dan ayah di dalam rumah tangga.
anggota keluarga seharusnya memiliki hak 4. Pemaknaan terkait Elemen Endowment
untuk mengetahui keadaan keluarganya. Elemen ini ditunjukkan pada adegan saat
Satu informan lainnya memaknai sikap Ayah menasihati Awan di rumah. Pemaknaan 5
over protektif Ayah sebagai sikap mendominasi informan yang muncul adalah sebagai berikut :
dan sikap yang muncul karena ego semata. Sikap Ayah yang mendominasi kehidupan
Ayah juga digambarkan sosok yang acuh dan pribadi Awan agar hidup Awan sesuai kehendak
tidak mau mengalah dengan pasangannya. Ayah merupakan sikap menuntut yang over,
Pemaknaan tesebut muncul karena dampak sifat keras yang dimiliki Ayah, sebagai
pemberontakan yang dilakukan oleh Angkasa, bentuk parenting & bentuk kasih sayang. Ada pula
Awan, dan Aurora adalah sebagai bentuk informan yang memaknai hal tersebut sebagai hal
kekesalan atas sikap Ayah yang terlalu yang kurang pas untuk dilakukan seorang Ayah,
dominan. Semua yang dilakukan Ayah semata- dan terdapat pula penilaian bahwa seharusnya sikap
mata adalah demi memuaskan egonya sendiri Ayah dapat lebih demokratis lagi.
dan keluarga di dalam scene ini memiliki Keberagaman pemaknaan tersebut muncul
masalah yang seharusnya dapat dibicarakan karena informan melihat terdapat ketidakpahaman
baik-baik namun tidak dilakukan dan justru seorang Ayah kepada anaknya sehingga membuat
terus disembunyikan hingga akhirnya makin anaknya harus menerima banyak beban yang tidak
membesar. ia inginkan, selain itu ada pula pemaknaan positif
3. Pemaknaan terkait Elemen Provision yang muncul karena memaknai dominasi yang
Elemen ini ditunjukkan pada adegan dilakukan Ayah adalah karena kasih sayang dan
saat Ayah melakukan kegiatan domestik secara upaya untuk memberikan segala hal yang terbaik
sendiri yakni memasak dan mengasuh anak. kepada anaknya.
Pemaknaan dari 5 informan yang muncul PENUTUP
adalah sebagai berikut : Kesimpulan
a. Sikap dominan Ayah dalam melakukan Sejalan dengan tujuan penelitian, maka
kegiatan domestik rumah tangga adalah bentuk penelitian ini menggunakan analisis resepsi untuk
peran seorang Ayah yang dilakukan secara menjawab tujuan penelitian, yakni untuk
wajar. Pemaknaan ini dimunculkan oleh 4 memahami dan mengetahui bagaimana
keberagaman pemaknaan serta posisi khalayak keputusan sepihak bertujuan baik namun akan lebih
yakni generasi Z terkait representasi fatherhood baik jika tetap berdiskusi terlebih dahulu dengan
yang muncul di dalam film NKCTHI. pasangannya. Selanjutnya yakni posisi oposisi
Hasil dari penelitian ini memunculkan muncul dari 1 informan karena menganggap
pemaknaan yang beragam. Dapat dilihat juga keputusan sepihak Ayah adalah hal yang kurang
bahwa dalam memunculkan pemaknaan tepat dan egois.
khalayak dipengaruhi berbagai macam faktor Pada pemaknaan ini 3 informan berada di
seperti kondisi keluarga, identitas gender posisi dominant reading yang menganggap
khalayak, konsumsi media lain, pengetahuan dominasi Ayah dalam mengambil keputusan
informan terkait gender, konteks scene di sebagai hal yang positif. Ada pula posisi
dalam film, serta pendapat pribadi terkait negotiation reading oleh 1 informan dan
kondisi masyarakat. oppotitional reading oleh 1 informan.
Dari penjabaran kelima informan 2. Pemaknaan terhadap dominasi atas
menunjukkan bahwa mayoritas khalayak pengambilan keputusan & perasaan emosional
berada pada posisi dominan dengan penjabaran pasangan sebagai bentuk tanggung jawab Ayah
keberagaman pemaknaan khalayak sebagai demi kebahagiaan keluarga
berikut : Preferred reading scene ini adalah
1. Pemaknaan pada pengambilan keputusan dominasi atas pengambilan keputusan & perasaan
Ayah dengan mengambil hak pasangan yang emosional pasangan merupakan bentuk tanggung
bertujuan baik jawab Ayah demi kebahagiaan keluarga. Pada
Preferred reading scene ini yakni pemaknaan ini terdapat pemaknaan yang beragam
pengambilan keputusan dengan mengambil hak dari informan saat melihat komunikasi Ayah di
pasangan sebagai ibu adalah bertujuan baik. dalam scene film. Dua informan yang muncul
Bagi informan pertama, representasi pertama memaknai sikap Ayah sebagai bentuk
fatherhood yang ada di dalam film dimaknai kasih sayang & tanggung jawab Ayah pada
sebagai bentuk lain dari kasih sayang seorang keluarganya lalu pemaknaan yang kedua adalah
Ayah kepada pasangannya dan bertujuan baik sebagai bentuk perhatian. Satu informan lain
yakni untuk menguatkan pasangannya yang memaknai bahwa komunikasi Ayah adalah upaya
sedang berduka. Sedangkan menurut dua menenangkan yang wajar, namun seharusnya Ibu
informan lainnya menganggap sikap Ayah saat sebagai istri tidak bisa hanya diam saja dan ikut
mengambil keputusan bertujuan untuk andil berpendapat saat suaminya menentukan
menghibur dan menghindarkan pasangannya keputusan keluarga. Selain itu satu informan
dari kesedihan. Pemaknaan tersebut muncul sisanya menolak makna dominan yang ada dan
karena adanya nilai sosial dan opini pribadi menganggap bahwa komunikasi Ayah adalah hal
yang diyakini oleh informan. Selain itu posisi yang yang kurang tepat untuk dilakukan karena
negosiasi muncul dari 1 informan dengan terlalu mendominasi dan memunculkan konflik.
pemaknaan bahwa sikap Ayah saat mengambil Berdasarkan penjabaran di atas, 2 informan
berada pada posisi dominan, 2 informan berada sangat mendominasi. Seharusnya sebagai keluarga
pada posisi oposisi, dan 1 sisanya berada pada setiap anggota keluarga memiliki hak untuk
posisi negosiasi. mengetahui keadaan keluarganya. Sedangkan satu
3. Pemaknaan terhadap dominasi Ayah informan sisanya memaknai sikap protektif Ayah
pada anak adalah untuk menentukan apa adalah bentuk egonya semata yang memicu konflik
yang terbaik bagi kehidupan laki-laki dan pemberontakan anak-anaknya.
pertama dan anak bungsunya Pemaknaan didominasi posisi dominant
Preferred reading scene ini adalah reading oleh 3 informan, 1 pada posisi oppotitional
dominasi Ayah pada anak adalah untuk reading, dan 1 informan berada pada posisi
menentukan apa yang terbaik bagi kehidupan negosiasi.
laki-laki pertama dan anak bungsunya. Satu 5. Pemaknaan terhadap kegiatan domestik yang
informan memaknai upaya proteksi Ayah dilakukan Ayah secara sendiri
sebagai bentuk dominasi yang mengabaikan Preferred reading scene ini adalah
perasaan anak. Dua informan memaknai kegiatan domestik yang hanya dilakukan oleh Ayah
sebagai bentuk dominasi yang membuat anak secara sendiri adalah hal yang wajar dilakukan
terkekang. Dua informan memaknai upaya dalam peran rumah tangga. Tiga informan
proteksi Ayah sebagai bentuk proteksi tidak memaknai kegiatan domestik yang dilakukan Ayah
langsung melalui anak sulung laki-lakinya seorang diri adalah hal yang sesuai dengan peran
sehingga berada pada posisi dominant reading. dan satu informan yang menganggap hal tersebut
Posisi pemaknaan khalayak pada scene merupakan hal baik untuk dilakukan dalam
ini didominasi oleh oppotitional reading parenting. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya
dimana 3 informan menolak makna dominan nilai sosial, ekspektasi gender, serta pengaruh teks
yang ditawarkan film kepada khalayak. dalam media. Satu informan sisanya mengarahkan
4. Pemaknaan terhadap sikap over protektif pemaknaan dengan definisi yang negatif dan
ayah sebagai bentuk perlindungan yang bertentangan dengan makna dominan yang
dilakukan Ayah demi kebahagiaan ditawarkan scene dalam film. Kegiatan domestik
keluarga. yang dilakukan Ayah seorang diri dinilai tidak
Preferred reading scene ini adalah seimbang karena tidak terdapat peran Ibu yang
sikap over protective adalah bentuk terlihat disitu dan tidak ada komunikasi yang jelas
perlindungan yang dilakukan Ayah demi diantara keduanya. Pemaknaan ini muncul atas
kebahagiaan keluarga. Tiga informan pengalaman pribadi dalam keluarga dengan
menganggap sikap Ayah dalam scene sebagai membandingkan kondisi keluarganya di rumah
upaya proteksi dari kesedihan dan trauma masa dengan apa yang muncul di dalam film.
lalu. Satu informan memaknai sebagai hal yang Pada pemaknaan ini didominasi oleh 4
positif, yakni karena untuk kepentingan dan informan berada di posisi dominant reading dan 1
kebahagiaan keluarganya namun karena terlalu informan berada pada posisi oppotitional reading.
protektif sikap Ayah menjadi otoriter dan 6. Pemaknaan terhadap dominasi Ayah atas
kehidupan pribadi Awan yang bertujuan mereka percayai, sehingga memilih pemaknaan
baik agar hidup Awan sesuai kehendak yang bertolak belakang dengan makna dominan
Ayah scene film.
Preferred reading scene ini adalah
Pemaknaan didominasi posisi negotiation
dominasi Ayah atas kehidupan pribadi Awan
reading dengan 3 informan, dan posisi
bertujuan baik agar hidup Awan sesuai
oppotitional reading oleh 2 informan dengan
kehendak Ayah. Tiga informan memiliki
pemaknaan yang berbeda-beda.
pemaknaan yang hampir serupa, satu informan
SARAN
yakni informan 2 menganggap sikap Ayah
Dari segi teoritis, dari penelitian ini peneliti
dalam scene sebagai bentuk parenting & kasih
menyarankan dapat mengembangkan lebih banyak
sayang, namun bentuk kasih sayang tersebut
kajian mengenai isu dominasi fatherhood yang
dinilai terlalu mendominasi hidup anaknya
dikolaborasikan dengan konsep motherhood yakni
sehingga membuat si anak tidak punya pilihan
parenthood dalam konteks komunikasi lainnya.
atas hidupnya. Informan tiga menganggap cara
Dengan menggunakan analisis resepsi dan teori
Ayah dalam memberi penjelasan adalah bentuk
kritis lainnya dapat dikembangkan untuk melihat
ekspresi dari perasaan sayang untuk anak-
bagaimana sudut pandang mereka dalam
anaknya dan tidak ingin hal buruk terjadi
memandang fatherhood yang ditampilkan di media
kepada keluarganya namun kurang tepat
sebagai sesama pria dan bagaimana isu tersebut
dilakukan kepada anaknya yang telah dewasa.
memberi pengaruh kepada mereka dalam ranah
Informan empat juga memaknai adanya sikap
privat maupun publik.
otoriter dengan memaksakan kehendak adalah
Dapat dilihat temuan dari analisis resepsi
bentuk kasih sayang agar kehidupan anak dapat
bahwa khalayak merekonstruksi makna wacana
sesuai kehendaknya namun hal tersebut
media sampai tingkat tertentu menegaskan oposisi
seharusnya bisa lebih demokratis dan memberi
atau perbedaan mereka dalam konteks
lebih banyak kebebasan untuk anak.
diskursif/nalar. Tetapi, apakah perbedaan diskursif
Dua informan sisanya memiliki
ini akan membuat perbedaan sosial dalam konteks
pemaknaan yang menganggap bahwa adanya
kognisi atau tindakan sangat bergantung pada
sikap dominan Ayah yang dinilai terlalu
konteks sejarah dan kultur yakni genre komunikasi
berlebihan karena merepresentasikan tuntutan
dan implikasinya dalam kehidupan sosial,
yang berlebihan demi menjamin masa depan
interpretatif khalayak, dan realitas sosial yang
agar sesuai kehendak Ayah. Pemaknaan
bertahan di luar penerimaan.
informan terakhir menganggap apa yang
Pemaknaan dari komunikasi massa akan
dilakukan Ayah sebagai sikap over protektif
terus dipertanyakan, begitu pula implikasi
yang muncul dari sifat keras seorang Ayah.
sosialnya. Karena media massa akan semakin
Pemaknaan-pemaknaan tersebut muncul karena
banyak dan lebih saling terkait di masa depan, baik
informan merasa adanya ketidakselarasan
secara kelembagaan maupun bentuk diskursifnya,
dengan nilai sosial dalam keluarga yang
penting untuk mempelajari dan memahami oleh kultur patriarki. Masyarakat termasuk
berbagai macam konteks sosial pada media generasi Z sebagai penerus bangsa dan calon
massa secara keseluruhan. Dari perspektif pemimpin dalam keluarga diharapkan dapat lebih
media massa juga mengerahkan berbagai kritis dan terbuka agar memahami betul
macam pengaruh secara bersamaan yang bagaimana bentuk dominasi serta dampak yang
memerlukan mode analisis kontekstual dan terjadi akibat dominasi fatherhood di dalam
penalaran terkait wacana yang ditampilkan. rumah tangga sehingga kesetaraan gender benar-
Oleh karenanya, bagaimana perbedaan benar dapat terwujud.
diskursif dapat menjadi perbedaan sosial
diharapkan dapat menjadi pertanyaan kunci DAFTAR PUSTAKA
untuk pengembangan teori di masa depan dan
Ahmad Toni, A., & Fajariko, D. (2018). Studi
juga pengembangan penelitian pada khalayak.
Resepsi Mahasiswa Broadcasting Universitas
Selain itu peneliti mengharapkan melalui
Mercu Buana Pada Film Journalism “Kill The
penelitian ini dapat membuka adanya kajian
Messenger.” Jurnal Komunikasi, 9(2), 151.
lain dengan perspektif yang berbeda sehingga
https://doi.org/10.24912/jk.v9i2.161
menambah keberagaman penelitian yang
Hadi, I. P. (2008). Penelitian Khalayak Dalam
bermanfaat untuk berbagai macam pihak.
Perspektif Reception Analysis. Scriptura,
Dari segi praktis, dari penelitian ini
3(1), 1–7.
diharapkan dapat memberikan pengetahuan
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ik
sekaligus pemahaman yang lebih baik kepada
o/article/view/17015
produsen film dan perusahaan media secara
Harnoko, B. R. (2010). Dibalik tindak kekerasan
luas tentang pentingnya mengemas edukasi
terhadap perempuan. Muwazah, 2(1), 181–
terkait wacana dan isu gender khususnya dalam
188.
hal terkait fatherhood pada level media. Hal
Johnson, A. G. (2004). Patriarchy, the System. In
tersebut sudah seharusnya diperhatikan oleh
Women’s lives : multicultural perspectives
penyelenggara media untuk memunculkan
(3rd ed., pp. 25–32). McGraw-Hill.
pemikiran kritis masyarakat guna mewujudkan
Muhajarah, K. (2016). Kekerasan Terhadap
pemahaman dan kesetaraan gender yang lebih
Perempuan dalam Rumah Tangga. Sawwa,
baik lagi.
11(2), 127–146.
Dari segi sosial, penelitian ini diharapkan Nepaul, C. (2018). A Cross-Sectional, Qualitative
mampu menjadi referensi literatur yang dapat Study Describing Interpretations of a South
diakses oleh semua orang dan menjadi African Arrive Alive (2015) Advertisement:
gambaran bagaimana khalayak memaknai an Audience Reception Analysis.
wacana dominasi fatherhood yang erat Iiespace.Iie.Ac.Za, 5–8.
kaitannya dengan ketimpangan peran gender Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif
dalam konteks parenting masih dipengaruhi Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya (A.
L (Ed.)). PT Grasindo.
Rustanto, B. (2015). Penelitian Kualitatif
Pekerjaan Sosial (p. 58). PT Remaja
Rosdakarya.
Schmitz, R. M. (2016). Constructing Men as
Fathers: A Content Analysis of
Formulations of Fatherhood in Parenting
Magazines. Journal of Men’s Studies,
24(1), 3–23.
https://doi.org/10.1177/106082651562438
1
Tong, R. P. (2008). Feminist Thought: A More
Comprehensive Introduction (Third Edit).
Westview Press.
Townsend, N. W. (2002). The Package Deal:
Marriage, Work And Fatherhood In
Men’S Lives. Temple University Press.
Wahyono, S. B., Wirasti, M. K., & Ratmono,
B. M. (2020). Audience Reception of
Hoax Information on Social Media in the
Post-Truth Era. IX(2), 131.
Sujarweni, Wiratna. 2014. Metode
Penelitian: Lengkap, Praktis dan
Mudah Dipahami. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.

https://kemenag.go.id (diakses pada 01 Maret


2021 pukul 09.16 WIB)

https://tirto.id/bapak-ibu-kandung-di-ranking-
teratas-pelaku-kekerasan-pada-anak-
cYdp (diakses pada tanggal 3 Maret
2021, pukul 20.09 WIB)
https://www.kpai.go.id/publikasi/infografis/u
pdate-data-infografis-kpai-per-31-
08-2020# (diakses pada tanggal 3
Maret 2021, pukul 20.09 WIB)

You might also like