Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

SURVEI PENGUASAAN GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP

TEKNOLOGI KOMPUTER DI GUGUS 7 KECAMATAN MASBAGIK


KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2018

Oleh:
Ahmad Bahtiar, Muhammad Tahir, Ida Ermiana
Prodi PGSD,JurusanIlmuPendidikan FKIP UniversitasMataram

Abstract: The study based on the information about numbers of teachers in East Lombok
who did not pass the Teacher Competency Test (UKG) because they have not been able to
master IT (Information Tecnology). The computer as an IT intermediary is still not fully
mastered. Based on interviews with four principals at cluster 7 obtained data that from 44
teachers, 50% of teachers able to turn on and turn off the computer and a number of 52%
of teachers who already know Microsoft Office. Based on these data, people known
mastery of teachers to the computer still low, but need to be studied further about the
ability of teachers in mastering computer related to Microsoft Word which is as a basic
application that emphasized to mastered by teachers. The formulation of the problem
based on the data is how an elementary school teachers should mastered the computer
technology at cluster 7 masbagik sub-district at East Lombok year 2018. While the
purpose of this study is to know the extent of teacher mastery in cluster 7 in using
microsoft word. Many respondents in this study are as many as 41 people who are samples
from the population of 46 people with 95% confidence level. After performing the
performance test can be known in general mastery of teachers in using microsoft word is
low at around 39.02% while in the criteria mastery is a number of 24.39%, high 19.51%
and very high number of 17.07%.
These results indicate that in general teachers in cluster 7 still have a low ability to operate
computers related to the use of Microsoft Word.

Keywords:Teacher’s mastering, Computer Technology, Microsoft Word

PENDAHULUAN
Kemajuan IT (InformationTecnology) yang terus menerus mencapai
perkembangan pesat memiliki pengaruh besar dalam segala sektor kehidupan. Tidak
tanggung-tanggung, hampir semua sektor kehidupan sangat erat kaitannya dengan IT
entah ekonomi, pangan, industri, politik hingga pendidikan tak pernah lepas dari IT.
Pasalnya ketertinggalan IT berarti memundurkan kejayaan bangsa beberapa tahun
kedepan. Inilah yang menjadikan IT sangat penting termasuk dalam dunia pendidikan.
Masuknya IT dalam dunia pendidikan dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan bagi pelajar bersaing di kancah global. Apalagi dengan diterapkannya
sistem kinerja global yang memungkinkan persaingan penduduk lokal dengan dunia
dalam mendapatkan lapangan pekerjaan, sehingga sudah sepantasnya pembekalan
ilmu komputer yang merupakan perantara IT dilakukan sejak dini sebagai orientasi
awal pengenalan IT pada anak. Guru yang bertanggung jawab sepenuhnya sebagai
pendidik seharusnya mampu mengusai komputer dalam rangka memberikan contoh
awal pada siswa siwinya.
Di Indonesia, pesatnya perkembangan teknologi informasi memaksa para
guru mengembangkan bakatnya termasuk dalam bidang komputer yang merupakan

1 JurnalIlmiah “WIDYA PUSTAKA PENDIDIKAN” Volume 6Nomor2EdisiJuli-Desember 2018


salah satu media teknologi informasi. Sadarnya pemerintah akan prediksi masa depan,
membuat pemerintah semakin gencar untuk mengembangkan IT dalam bidang
pendidikan. Ini dibuktikan dengan pengadaan pembelajaran-pembelajaran, ujian-ujian
berbasis komputer mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai pada tingkat Perguruan
Tinggi.
Gencarnya pemerintah meningkatkan mutu pendidikan tidak membuat semua
tenaga pendidik terutama guru mampu menguasai teknologi komputer. Masih banyak
sekali daerah-daerah yang masih belum maksimal dalam mengembangkan teknologi
komputer. Pada daerah Lombok Timur, ribuan guru seperti yang diungkap Kepala
Dinas Dikpora belum lulus Uji Kompetensi Guru (UKG) yang salah satu faktor
penyebabnya yaitu kurangnya penguasaan IT (www.lombokpost.net). Inilah yang
menyebabkan pemerintah mulai melakukan pengadaan pelatihan komputer serentak
untuk mengantisipasi ketidakmampuan guru mengembangkan dirinya dalam dunia
teknologi.
Dari hasi interview yang dilakukan di gugus 7 kecamatan Masbagik dengan
empat kepala sekolah, diketahui masih banyak guru yang belum mampu
mengoperasikan komputer dengan baik dibuktikan dengan penggunaan yang sangat
minim dalam pembelajaran. Guru yang mampu menghidupkan dan mematikan
komputer hanya 23 dari 46 orang atau setara dengan 50% sementara yang mengenal
microsoft office hanya 24 dari 46 orang atau setara dengan 52%.
Berdasarkan data diatas, maka perlu diadakan penelitian untuk mengungkap
persentase penguasaan komputer guru SD di gugus 7 kecamatan masbagik dalam
rangka mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kualifikasi guru sebagai tenaga
pendidik.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan penelitian survei. Adapun jenis
survei yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis cros-secsional dikarenakan sifat
pengkajian dalam penelitian ini bersifat menggambarkan sehingga hanya dilakukan
satu kali. Menurut Creswell (2012:368) dalam bukunya Educational Research
menyebutkan survei jenis cros-secsional merupakan survei yang digunakan untuk
mengkaji satu masalah dalam suatu waktu berkaitan dengan sikap, kepercayaan, opini
atau praktek.
Populasidalampenelitianiniadalah guru di gugus 7 kecamatanMasbagik Lombok
Timursejumlah 46 orang. Sementarasampeldalampenelitianinidiperolehmenggunakan
rumus Isaac dan Michaelsehinggaberjumlah41 orang.
Data
penelitianinidiperolehdenganmenggunakanmetodetesunjukkerjaskalaGuttmandandoku
mentasi. Metodetesunjukkerjadigunkanuntukmemperoleh data
kemampuanpenguasaan guru dalambidangkomputer.
Sementaradokumentasidigunakanuntkmendokumenter proses tesunjukkerja.
Adapuntahapanalisis data
penelitiandilakukandenganmentabulasiskorhasiltesdanmembandingkandengantabelkla
sifikasiskor yang telahdibuatsehinggarespondendapatditempakanpadaklasifikasi yang
dicapai.

2 JurnalIlmiah “WIDYA PUSTAKA PENDIDIKAN” Volume 6Nomor2EdisiJuli-Desember 2018


Tabel 3.4 Klasifikasi Skor
Interval (%) Klsisfikasi/kategori
9,1 – 12 Sangat Tinggi
6,1 – 9 Tinggi
3,1 – 6 Sedang
0–3 Rendah

PEMBAHASAN
Keterampilan guru dalam bidang komputer dalam penelitian ini menyangkut
penguasaan guru terhadap Microsoft Office. Sebagai perogram dasar yang harus
dikuasai guru, Microsoft Office sangat dibutuhkan dalam menyusun rencana maupun
pelaksanaan pembelajaran. Inilah yang kemudian menjadikan Microsoft Office begitu
penting untuk dikuasai guru. Namun karena tidak semua program Microsoft Office
dibutuhkan guru dalam bidang pendidikan, maka peneliti memfokuskan penelitian ini
pada penguasaan guru terhadap program Microsoft Word yang diasumsikan sebagai
program dasar dan harus dikuasai guru untuk mempermudah kinerja guru sebagai
tenaga pendidik, yang mana ruang lingkup penelitian ini berjumlah 12 item dasar
Microsoft Word.
Dua belas item yang menjadi ruang lingkup penelitian ini diharapkan dapat
menggambarkan sejauh mana kemampuan dasar yang dimiliki guru dalam mengelola
komputer. Adapun item tersebut antara lain: 1) Mengatur ukuran halaman
menggunakan ikon size, 2) Melakukan pengaturan garis pinggir menggunakan ikon
margins, 3) Membuat penomoran pada halaman menggunakan page number, 4)
Mengubah font huruf atau teks pada laman Ms. Word, 5) Mengubah ukuran font huruf
atau teks pada laman Ms. Word, 6) Melakukan pengaturan teks untuk rata kiri, kanan,
tengah dan rata kiri kanan, 7) Menggunakan numbering untuk penomoran kalimat
pada lembar kerja Ms. Word, 8) Memasukkan gambar pada lembar kerja Ms. Word, 9)
Menyisipkan tabel pada lembar kerja Ms. Word, 10) Merubah data menjadi grafik Ms.
Word, 11) Menyimpan lembar kerja menggunakan ikon save, 12) Menyimpan
kembali lembar kerja ke dalam sebuah folder menggunakan menu save as.
Keduabelas item ini kemudian diukur melalui tes unjuk kerja yang diikuti setiap guru
di gugus 7 yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 41 guru sekolah dasar di
gugus tujuh kecamatan Masbagik pada tahun 2018, dapat diperoleh data sebagai
berikut:
1. Gambaran Umum Penguasaan Responden
Dari hasil analisis data yang dilakukan peneliti, secara umum dapat
disimpulakan bahwa guru di gugus 7 dalam hal penguasaan komputer masih pada
tingkat rendah. Hal ini dibuktikan dengan persentase hasil unjuk kerja terbayak
berada pada tingkat rendah yaitu sekitar 39,02%. Artinya guru di gugus 7
memerlukan program peningkatan penguasaan komputer dalam rangka
miningkatakan kemampuanya dalam menggunakan komputer terlebih pada
perencanaan maupun proses pembelajaran. Lebih jelasnya dapat diungkap pada
tebel berikut ini.
Tabel 4.1 Distribusi guru menurut skor perolehan unjuk kerja
Nilai Frekuensi % Keterangan
9,1 – 12 7 17,07% Sangat Tinggi
6,1 – 9 8 19,51% Tinggi

3 JurnalIlmiah “WIDYA PUSTAKA PENDIDIKAN” Volume 6Nomor2EdisiJuli-Desember 2018


3,1 – 6 10 24,39% Sedang
0–3 16 39,02% Rendah
Jumlah 41 100%

Tabel 4.1 diatas menunjukkan distribusi skor perolehan guru setelah


melakukan unjuk kerja untuk mengukur tingkat penguasaannya terhadap
komputer. Setelah dilakukan analisis data diperoleh kesimpulan bahawa guru
yang memperoleh rentang skor 0-3 dari dengan kriteria rendah berjumlah
enambelas orang atau setara dengan 39,02%. Sementara itu guru yang
memperoleh rentang skor 3,1-6 dengan kriteria sedang berjumlah sepuluh orang
atau setara dengan 24,39%. Guru yang memperoleh rentang skor 6,1-9 degan
kriteria tinggi berjumlah delapan orang atau setara dengan 19,51%. Terakhir guru
yang memperoleh skor 9,1-12 dengan kriteria rendah berjumlah tujuh orang atau
setara dengan 17,07%.
Lebih jelasnya gambaran penguasaan guru terhadap teknologi komputer di
gugus 7 kecamatan Masbagik dapat disajikan secara grafis pada diagram batang
berikut ini:

Persentase Penguasaan Guru


40
Dalam persen (%)

30
20
10
0
Sangat Tinggi Sedang Rendah
Tinggi

Grafik 4.1 Persentase penguasaan komputer di gugus 7

Grafik diatas menunjukkan persentase penguasaan guru terendah berada


pada kriteria sangat tinggi yaitu sekitar 17,07%, kemudian disusul dengan kriteria
tinggi yaitu sekitar 19,51%, disusul lagi dengan kriteria penguasaan sedang yaitu
sekitar 24,39% dan disusun lagi dengan kriteria penguasaan rendah yaitu sekitar
39,02%. Selain persentase penguasaan di setiap kriteria penguasaan dari data
diatas juga ditemukan satu temuan baru.
Salah satu temuan dalam penelitian ini yaitu penguasaan guru di gugus 7
kecamatan Masbagik masih sangat rendah. Terbukti dengan perbandingan
persentase dari semua kriteria penguasaan yang ada dapat diketahui kriteria
paling menonjol yaitu pada kriteria sangat rendah dengan persentase 39,02%.
Dibandingkan dengan kriteria sedang misalnya yang hanya memiliki persentase
penguasaan sebesar 24,39%, artinya memiliki tingkat perbedaan persentase
sebesar 14,62%. Ini menunjukkan perbedaan persentase yang cukup tinggi,
sehingga dapat digeneralisasikan pengusaan guru digugus 7 kecamatan Masbagik
dalam hal komputer masih perlu diperbaiki.
2. Gambaran Penguasaan Guru Berdasarkan Kriteria
Dalam penelitian ini, penguasaan komputer guru dibagi menjadi empat
kriteria. Adapun kriteria tersebut yaitu rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

4 JurnalIlmiah “WIDYA PUSTAKA PENDIDIKAN” Volume 6Nomor2EdisiJuli-Desember 2018


Keempat kriteria tersebut kemudian dibandingkan dengan usia responden, jenis
kelamin, kepemilikan sertifikat, masa kerja dan kelas mengajar.
a. Penguasaan menurut usia
Penguasaan responden menurut usia dalam peneltian ini dibagi menjadi
enam kriteria seperti pembahasan sebelumnya. Dari kriteria tersebut
kemudian dirincikan lagi berdasarkan tingkat penguasaan yaitu: rendah,
sedang, tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan penggolongan tersebut dapat
diperoleh data seperti tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7. Distribusi kriteria penguasaan terhadap kelompok usia guru


Kriteria Penguasaan
Usia Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Total
N % N % N % N % N %
53-59 0 0% 2 15,39 4 30,77 7 53,84 13 100%
% %
47-52 0 0% 1 9,1% 3 27,27 7 63,63 11 100%
% %
41-46 0 0% 0 0% 1 50% 1 50% 2 100%
35-40 0 0% 2 50% 1 25% 1 25% 4 100%
29-34 4 57,14 2 28,58 1 14,28 0 0% 7 100%
% % %
23-28 3 75% 1 25% 0 0% 0 0% 4 100%

Tabel 4.7. menunjukkan kriteria penguasaaan komputer guru digugus 7


dilihat dari usia. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa responden dengan
rentang usia 23-28 tahun berjumlah empat orang dengan ketentuan responden
yang memiliki kriteria penguasaan tinggi sejumlah satu orang dan kriteria
sangat tinggi sejumlah tiga orang dari jumlah kesuluruhan respoden dengan
rentang usia 23-28 tahun.
Untuk responden yang berada pada rentang usia 29-34 tahun berjumlah
tujuh orang. Pada kriteria pengusaan sedang sebanyak satu orang, responden
pada kriteria tinggi berjumlah dua orang dan responden dengan kriteria
sangat tinggi berjumlah empat orang.Responden yang berada pada rentang
usia 35-40 tahun sejumlah empat orang. Pada kriteria rendah berjumlah satu
orang, responden dengan kriteria penguasaan sedang berjumlah 1 orang dan
responden dengan kriteria penguasaan tinggi berjumlah 2 orang.Responden
yang berada pada rentang usia 41-46 tahun sejumlah dua orang. satu orang
berada pada kriteria rendah dan satu orang berada pada kriteria
sedang.Responden yang berada pada rentang usia 47-52 tahun sejumlah
sebelas orang. Untuk kriteria penguasaan rendah sejumlah tujuh orang.
Sementra untuk penguasaan sedang sejumlah tiga orang dan untuk responden
yang berada pada kriteria penguasaan tinggi sejumlah satu orang.Terakhir
responden yang berada pada rentang usia 53-59 tahun sejumlah tigabeas
orang. Untuk kriteria penguasaan rendah sejumlah tujuh orang. Sementara
untuk kriteria penguasaan sedang berjumlah empat orang dan untuk kriteria
penguasaan tinggi sejumlah dua orang.
Dari pengelompokan tersebut dapat diketahui guru yang memiliki
kriteria penguasaan rendah dari rentang usia 23-59 tahun berjumlah enam

5 JurnalIlmiah “WIDYA PUSTAKA PENDIDIKAN” Volume 6Nomor2EdisiJuli-Desember 2018


belas orang. Untuk yang memiliki kriteria penguasaan sedang berjumlah
sepuluh orang. Guru yang memiliki kriteria penguasaan tinggi berjumlah
delapan orang dan guru yang memiliki kriteria penguasaan sangat tinggi
berjumlah tujuh orang.

80% 75%
70% 63.63%
60% 53.84% 57%
50.00%
50.00%50.00%
50%
40% 30.77%
30% 27.27% 25.00%28.58%
25.00% 25.00%
20% 15.39% 14.28%
9.10%
10% 0% 0% 0%
0.00% 0% 0.00% 0.00%
0.00%
0%
53-59 47-52 41-46 35-40 29-34 23-28

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah


Grafik 4.2 persentase penguasaan menurut usia

b. Penguasaan menurut jenis kelamin


Penguasaan responden menurut jenis kelamin dikelompokkan menjadi
dua yaitu laki-laki dan perempuan. Penggolongan responden berdasarkan
jenis kelamin kemudian dispesifikkan kembali dengan keriteria pengusaan
rendah, sedang tinggi dan sangat tinggi. Data yang diperoleh melalui
pengelompokan tersebut adalah seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.8
dibawah ini.

Tabel 4.8. Distribusi kriteria penguasaan terhadap kelompok jenis kelamin guru
Kriteria Penguasaan
Jenis Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Total
Kelamin
N % N % N % N % N %
Laki-laki 6 25% 4 16,67 4 16,67 10 41,6 24 100
% % 7% %
Perempuan 1 5,89 4 23,52 6 35,29 6 35,2 17 100
% % % 9% %

Dari hasil penelitian yang ditunjukkan tabel 4.8. diperoleh data jumlah
responden laki-laki sebanyak 24 orang. sepuluh orang diantaranya berada
pada kriteria rendah, empat orang berada pada kriteria sedang, empat orang
lagi berada pada kriteria tinggi dan enam orang berada pada kriteria sangat
tinggi. Dengan demikian dapat diidentifikasi dominasi kriteria pengausaan
guru laki-laki di gugus 7 berada pada kriteria rendah yaitu sekitar 41,67%.
Sementara untuk responden perempuan berjumlah 17 orang. Sebanyak 6
orang berada pada kriteria rendah, 6 orang lagi berada pada kriteria sedang, 4
orang berada pada kriteria tinggi dan 1 orang berada pada kriteria sedang.
Dari data tersebut dapat diidentifikasi bahwa dominasi kriteria penguasaan
guru perempuan berada pada kriteria rendah dan sedang masing-masing
dengan prosentase 35,29%,

6 JurnalIlmiah “WIDYA PUSTAKA PENDIDIKAN” Volume 6Nomor2EdisiJuli-Desember 2018


Jika dilihat secara prosentase, akan didapatkan bahwa responden dengan
persentase terbesar adalah guru laki-laki yang berada pada kriteria
penguasaan rendah sebesar 41,67%.
45% 41.67%
40% 35.29%35.29%
35%
30% 25.00%
25% 23.52%
20% 16.67%16.67%
15%
10% 5.89%
5%
0%
Laki-laiki Perempuan

Sangat Tinggi Tiggi


Sedang Rendah
Grafik 4.3 persentase penguasaan guru menurut jenis kelamin

c. Penguasaan menurut kepemilikan sertifikat


Penguasaan responden menurut keprofesionalan atau kepemilikian
sertifikat pendidik dapat dikategorikan menjadi dua kategori. Kategori yang
pertama adalah responden yang sudah memiliki sertifikat pendidik yaitu
berjumlah 26 orang. Sejumlah empat belas orang diantaranya berada pada
kriteria penguasaan rendah, tujuh orang berada pada kriteria penguasaan
sedang, empat orang berada pada penguasaan tinggi dan satu orang berada
pada kriteria sangat tinggi.
Kategori kedua yaitu responden yang belum memiliki sertifikat
pendidik berjumlah lima belas orang. Sejumlah dua orang diataranya berada
pada kriteria penguasaan rendah, tiga orang berada pada penguasaan sedang,
empat orang berada pada penguasaan tinggi, dan sejumlah enam orang
berada pada krtiretia sangat tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 4.9 dibawah ini.

Tabel 4.9. Distribusi kriteria penguasaan terhadap kepemilikan sertifikat pendidik


Kriteria Penguasaan
Kepemilikan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Total
Sertifikat N % N % N % N % N %
Sudah 1 3,84 4 15,39 7 26,92 14 53,84 26 100
% % % % %
Belum 6 40% 4 26,67 3 20% 2 13,33 15 100
% % %

Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa persentase tertingi menurut kategori


kepemilikan sertifikat pendidik adalah guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik dengan kriteria rendah sebesar 53,84%. Sementara untuk persentase
penguasaan terendah berdasarkan kategori daitas adalah guru yang telah
memiliki sertifikat pendidik pada kriteria penguasaan sangat tinggi sebesar
3,84%.

7 JurnalIlmiah “WIDYA PUSTAKA PENDIDIKAN” Volume 6Nomor2EdisiJuli-Desember 2018


60.00%
53.84%
50.00%
40%
40.00%

30.00% 27% 26.67%


20%
20.00% 15.39% 13.33%
10.00%
4%
0.00%
Sudah Belum

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah


Grafik 4.4 persentase penguasaan guru menurut kepemilikan Sertifikat
pendidik

d. Penguasaan menurut masa kerja


Penguasaan responden menurut masa kerja dapat dikelompokkan
menjadi empat kategori. Adapun kategori pertama adalah mereka yang
memiliki masa kerja dengan rentang 0-10 tahun yaitu sejumlah delapan orang.
Sebanyak dua orang berada pada kriteria rendah, dua orang lagi berada pada
kriteria penguasaan tinggi dan 4 orang terakhir berada pada kriteria sangat
tinggi.
Kategori kedua adalah responden yang memiliki masa kerja sekitar 11-
20 tahun sejumlah lima belas orang. Dari jumlah tersebut lima orang berada
pada kriteria penguasaan rendah, tiga orang berada pada kriteria penguasaan
sedang, empat orang berada pada kriteria pengusaan tinggi dan tiga orang
terakhir berada pada kriteria penguasaan sangat tinggi.
Kategori ketiga adalah responden yang memiliki masa kerja sekitar 21-
30 tahun yaitu sejumlah delapan orang. Dari jumlah tersebut sebanyak empat
orang berada pada kriteria penguasaan rendah, tiga orang berada pada kriteria
penguasaan sedang, dan satu orang berada pada kriteria tinggi.
Kategori terakhir adalah responden yang memiliki masa kerja diatas 30
tahun sejumlah sembilan orang. Sejumlah ima orang berada pada kriteria
penguasaan rendah, tiga orang berada pada kriteria penguasaan sedang, dan
satu orang sisanya berada pada kriteria penguasan tinggi.

Tabel 4.10. Distribusi kriteria penguasaan terhadap masa kerja guru


Kriteria Penguasaan
Masa Kerja Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Total
N % N % N % N % N %
>30 0 0% 1 11,11 3 33,33 5 55,56 9 100%
% % %
21-30 0 0% 1 12,5% 3 37,5 4 50% 8 100%
%
11-20 3 20% 4 26,67 3 20% 5 33,33 15 100%
% %
0-10 4 50% 2 25% 0 0 2 25% 8 100%

8 JurnalIlmiah “WIDYA PUSTAKA PENDIDIKAN” Volume 6Nomor2EdisiJuli-Desember 2018


Dari tabel 4.10 diatas menunjukkan kriteria penguasaan berdasarkan
masa kerja responden. Dari kategori diatas dapat diperoleh informasi bahwa
persentase terbanyak berada pada kategori responden yang memiliki masa
kerja 0-10 tahun dengan kriteria penguasaan rendah yaitu sebesar 55,56%.
Sementara untuk persentase terendah berada pada kategori responden dengan
masa kerja diatas 30 tahun dengan kriteria penguasaan tinggi sebesar 11,11%.

60% 56%
50% 50%
50%
40% 37.50%
33.33% 33%
30% 26.67% 25.00% 25%
20% 20.00%
20% 12.50%
11.11%
10%
0% 0% 0.00%
0%
>30 Tahun 21-30 Tahun 11-20 tahun 0-10 Tahun

Sangat Tinggi Tinggi


Sedang Rendah2
Grafik 4.5 persentase penguasaan guru menurut usia kerja

e. Penguasaan menurut kelas mengajar


Penguasaan responden menurut kelas mengajar dikelompokkan menjadi
dua kelompok yaitu mengajar kelas tinggi dan mengajar kelas rendah. Pada
kategori ini jumlah guru yang masuk kriteria sejumlah 33 guru. Kelompok
pertama yaitu yang mengajar di kelas tinggi sejumlah 20 orang. 7 orang berada
pada kriteria penguasaan rendah, 7 orang lagi berada pada kriteria penguasaan
sedang, 4 orang berada pada kriteria penguasaan tinggi dan 3 orang lagi berada
pada kriteria penguasaan sangat tinggi. Sehingga untuk kelompok responden
yang mengajar kelas tinggi terbanyak berada pada kriteria penguasaan rendah
dan sedang yang berjumlah masing-masing tujuh orang.
Untuk kelompok kedua yaitu responden yang mengajar di kelas rendah
berjumlah dua belas orang. Delapan orang diantaranya berada pada kriteria
penguasaan rendah, dua orang berada pada kriteria penguasaan sedang, satu
orang berada pada kriteria penguasaan tinggi dan satu orang lagi berada pada
kriteria sangat tinggi. Sehinga dalam kelompok ini responden terbanyak
berada pada kriteria penguasaan rendah yaitu sebanyak delapan orang.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.11 tentang distribusi kriteria
penguasaan terhadap kelas mengajar dibawah ini.

Tabel 4.11. Distribusi kriteria penguasaan terhadap kelas mengajar


Kriteria Penguasaan
Kelas Mengajar Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Total
N % N % N % N % N %
Tinggi 3 15% 3 15% 7 35% 7 35% 20 100
%
Rendah 1 8,33% 1 8,33 2 16,67 8 66,67 12 100
% % % %

9 JurnalIlmiah “WIDYA PUSTAKA PENDIDIKAN” Volume 6Nomor2EdisiJuli-Desember 2018


Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahawa persentase tertinggi
dilihat dari kelas mengajar adalah kelompok guru yang mengajar pada kelas
rendah pada kriteria penguasaan rendah dengan besar persentase 66,67%.
Sementara untuk persentase terendah berada pada kelompok guru yang
mengajar pada kelas rendah dengan kriteria sangat tinggi dengan besar
persentase 8,33%.

80%
70% 66.67%
60%
50%
40% 35.00%35.00%
30%
20% 15.00%15.00% 16.67%
8.33% 8.33%
10%
0%
Kelas Tinggi Kelas Rendah

Sangat Tinggi Tinggi


Sedang Rendah
Grafik 4.6 persentase penguasaan guru menurut kelas mengajar

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan di gugus tujuh kecamatan Masbagik maka
dapat ditaraik kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum penguasaan komputer guru dalam mengelola microsoft word masih
berada pada kriteria rendah.
2. Dilihat dari usia responden dapat diketahui rentang usia berbanding terbalik
dengan kriteria penguasaan. Dari hasil analisis data diketahui guru yang memiliki
usia muda memiliki kriteria penguasaan lebih tinggi dibandingkan guru yang
berusia lebih tua.
3. Berdasarkan jenis kelamin, responden guru laki-laki dan perempuan di gugus
tujuh tidak memiliki perbedaan kriteria penguasaan yang signifikan.
4. Hasil perbandingan tingkat penguasaan responden yang memiliki sertifikat
pendidik dengan yang belum dapat diketahui di gugus tujuh tingkat penguasaan
lebih tinggi terlihat pada responden yang belum memiliki sertifikat pendidik.
5. Dari rentang masa kerja responden, diperoleh data bahwa masa kerja berbanding
terbalik dengan kriteria penguasaan yang dimiliki. Dari data tersebut terlihat
semakin tinggi masa kerja maka semakin rendah kriteria penguasaan yang
dimiliki, begitu juga sebaliknya.
6. Menurut penggolongan kelas mengajar dapat diketahui bahwa resonden yang
mengajar di kelas tinggi memiliki tingkat penguasaan lebih tinggi dibandingkan
dengan responden yang mengajar pada kelas rendah. hal ini terkait dengan
intensitas penggunaan komputer yang lebih tinggi pada responden yang mengajar
di kelas tinggi dibandingkan dengan responden yang mengajar di kelas rendah.

10 JurnalIlmiah “WIDYA PUSTAKA PENDIDIKAN” Volume 6Nomor2EdisiJuli-Desember 2018


SARAN
1. Disarankan kepada pemerintah atau intitusi terkait menggunakan data dalam
penelitian ini sebagai bahan evaluasi meningkatkan kapasitas sebagai tenaga
pendidik dan pengajar dalam rangka menyesuaikan diri dengan pengembangan
kurikulum yang terus menerus dilaksanakan sesuai perkembangan zaman.
2. Disarankan kepada pemerintaha ataupun institusi terkait untuk menjadikan hasil
penelitian ini sebagai rujukan menggagas program baru dalam bentuk pelatihan-
pelatihan dalam rangka meningkatkan penguasaan guru di gugus tujuh maupun di
tingkat kecamatan Masbagik.
3. Disarankan bagi kepala sekolah merujuk data dalam penelitian ini untuk
memperbaiki kualitas guru dengan memberikan fasilitas belajar maupun
pendampingan secara berkesinambungan dalam rangaka mengatasi rendahnya
tingkat penguasaan komputer di gugus tujuh kecamatan Masbagik.
4. Disarankan kepada para peneliti selanjutnya mengambil hasil penelitian ini sebagai
rujukan dalam mengungkapkan tingkat penguasaan guru didaerah lain sehingga
pemetaan wilayah secara nasional dalam hal tingkat penguasaan guru terhadap
komputer dapat terlaksana.

DAPTAR PUSTAKA
Amstrong DG, Hensen KT. 1981. Education on Introduction to Teaching. New York:
McMilan Publishing Co Inc.
Aqib, Zainal. 2009. Menjadi Guru Profesional Bersrandar Nasional. Bandung: Yrama
Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tips Epektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: DIVA Press
______, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Menjadi Guru Inspiratif dan Inovatif. Yogyakarta:
DIVA Press.
Asra dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinginggi Depertemen Pendidikan Nasional.
Charlitas, Rully. 2012. Mengenal Komputer for Bigener. Yogyakarta: C.V ANDI
OFFSET.
Creswell, Jhon W. 2012. Educational Research: Planning, Conducting and Evaluating
Quantitative and Qualitative Research. Forth Edition. New York: PERSON.
Daryanto. 2009. Konfigurasi dan Seting Komputer. Bandung: Yrama Widya.
Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
_________. 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru. Jakarta.
Departemen Agama RI. 2006. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Islam.
Dwipeni, Hindraswari Enggar. 2012. TIK SD/MI Kelas VI. Jakarta: Erlangga.
Idris, Zahara dan Jamal, Lisma. 1992. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.

11 JurnalIlmiah “WIDYA PUSTAKA PENDIDIKAN” Volume 6Nomor2EdisiJuli-Desember 2018


Inet Detik. Papan Tulis Pintar di Era Digital. https://inet.detik.com/consumer/d-
2908187/papan-tulis-pintar-di-era-digital, Diakses tanggal 4 Juni 2018.
Kerlinger. 2014. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Kristanto, Andi dan Roniwijaya Pairun. 2013. Kontribusi Pebelajaran Menggunakan
Media Berbasis Komputer dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 3
Yogyakarta TP 2012/2013. Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta.
Lombok Post. Guru Tidak Boleh Gaptek.http://www.lombokpost.net/2016/12/14/guru-
tidak-boleh-gaptek/, Diakses tanggal 3 Oktober 2017.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Marimba, Ahmad D. 1980. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-ma’arif.
Mukhlasin. 2013. KupasTuntas Microsoft Word 2010pdf.www.ilmucomputer.com
Nata, Abudin. 2003. Managemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan di
Indonesia. Jakarta: Prenada Media.
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PP. No. 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Presiden Republik
Indonesia.
Ramayulis. 2016. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta : Kalam Mulia.
Roestyah NK. 1982. Masalah-masalah Ilmu Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara.
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Pada Proses Pembelajran.
Jakarta: Kencana.
Saputra, Pandu dkk. 2014. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer dan
Pembelajaran Berbasis Konvensional Terhadap Hasil Belajar Geografi.
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasr Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumintono dkk. 2012. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pengajaran (Survei pada Guru-guru Sains di Indonesia). Malaysia: Universitas
Teknologi Malaysia.
Sunu, Gilang Aditya Putra. 2013. Dampak Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis
Komputer dan Metode Mengajar Guru Terhdap Prestasi Belajar Siswa. Yogyakarta:
Universitas Negri Yogyakarta.
_________. 2017. Metode Penelitian dan Pengembangan: Research & Deplopment.
Bandung: Alfabeta.
Supriadi, Oding. 2013. Profesi Kependidikan. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.
Suryana. 2017. Mengenal Microsoft Office 2013. Bandung: UniversitasKomputer
Indonesia.
Sutikno, Wahyudin. 2009. Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia
Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat dan
Pemahaman Siswa. Semarang: Universitas Negri Semarang.
Syatra, Nuni Yusvavera. 2013. Desain Relasi Efektif Guru dan Murid. Yogyakarta:
Bukubiru.
Tim Dukom. 2013. Mahir Microsoft Office 2010 Untuk Pemula: Panduan Step by Step
dalam Menguasai Ms. Office 2010. Jakarta Timur: Dunia Komputer.

12 JurnalIlmiah “WIDYA PUSTAKA PENDIDIKAN” Volume 6Nomor2EdisiJuli-Desember 2018


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.
Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sitem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Usman, Moh. Uzer. 1991. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yuliana. 2015. Pengaruh Pembelajaran Berbasisi Komputer Model Tutorial Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekomomi di SMA Muhammadiyah 1
Palembang. Prosiding Seminar Nasonal Pendidikan Ekonomi & Bisnis. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.

13 JurnalIlmiah “WIDYA PUSTAKA PENDIDIKAN” Volume 6Nomor2EdisiJuli-Desember 2018

You might also like