Associations Between Provider Communication and Personal Recovery Outcomes

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

Journal Reading I Kepada Yth :

Tuesday, 9th July 2019

07.30 AM

Associations Between Provider Communication And


Personal Recovery Outcomes

Presentator : Erlina Yulia

Supervisor : Prof. dr. Bahagia Loebis, Psychiatrist (Consultant)

Moderator : dr. Vita Camellia, Psychiatrist

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-I


DEPARTEMEN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

1
Journal Reading 1
Title : Association between provider communication and personal
recovery outcomes

Author : Eunice C Wong, Rebecca L. Collins, Joshua Breslau,


M.Audrey Burnam, Matthew S.Cefalu, And Eliabeth Roth

Source : BMC Psychiatry 2019

Presentator : Erlina Yulia

Supervisor : Prof. dr. Bahagia Loebis, Psychiatrist Consultant

Moderator : dr. Vita Camellia, Psychiatrist

BACKGROUND
This study examined whether two types of provider communication considered
important to quality of care (i.e., shows respect and explains understandably) are
associated with mental health outcomes related to personal recovery (i.e.,
connectedness, hope, internalized stigma, life satisfaction, and empowerment). This
study also tested whether these associations varied by the type of provider seen (i.e.,
mental health professional versus general medical doctor).

METHOD
This sample included participants from the 2014 California Well-Being Survey, a
representative survey of California residents with probable mental illness, who had
recently obtained mental health services (N = 429). Multiple regression was used to test
associations between provider communication and personal recovery outcomes and
whether these associations were modified by provider type.

RESULT

2
Providers showing respect was associated with better outcomes across all five of the
personal recovery domains, connectedness (β = 1.12; p < .001), hope (β = 0.72; p
< .0001), empowerment (β = 0.38; p < .05), life satisfaction
(β = 1.10; p < .001) and internalized stigma (β = − 0.49; p < .05). Associations between
provider showing respect and recovery outcomes were stronger among those who had
seen a mental health professional only versus a general medical doctor only.

CONCLUSION
Respectful communication may result in greater personal recovery from mental health
problems. Respecting consumer perspectives is a hallmark feature of both recovery-
oriented services and quality care, yet these fields have operated independently of one
another. Greater integration between these two areas could significantly improve
recovery-oriented mental health outcomes and quality of care.

DECLARATION OF INTEREST
None

KEYWORDS
Provider communication, Provider respect, Personal recovery, Life satisfaction, Stigma,
Empowerment

COPYRIGHT AND USAGE


BMC Psychiatry 2019.

3
Read on Tuesday 9th July 2019 at USU Hospital
1. Formulir Telaah Jurnal

Judul : Association between provider communication and personal


recovery outcomes

Penulis : Eunice C Wong, Rebecca L. Collins, Joshua Breslau, M.Audrey


Burnam, Matthew S.Cefalu, And Eliabeth Roth

Publikasi : BMC Psychiatry (2019), https://doi.org/10.1186/s12888-019-2084-


9

Penelaah : Erlina Yulia

Tanggal telaah : 09 July 2019

I. DESKRIPSI JURNAL
Uraian Deskripsi Jurnal
Latar belakang
Penelitian ini menguji dua tipe pelayanan komunisa berdasarkan kesetaraan rasa peduli
(misalnya, rasa hormat dan pengertian) yang dihubungkan dengan hasil dari kesehatan
mental dan kesembuhan personal (misalnya rasa keterkaitan, perngharapan, xtigma
internal, kepuasan hidup, dan pemberdayaan). Penelitian ini juga menilai adanya
variase hubungan dari jenis pelayanan yang diberikan (misalnya profesional
dibandingkan dengan dokter umum).

Metode
Sampel penelitian ini adalah subjek yang berpartisipasi pada survey California Well-
being pada tahun 2014, yaitu penduduk California dengan masalah penyakit mental
yang menerima pelayanan penyakit menatal (N=429). Regresi bertingkat digunakan

4
untukmenguji hubungan antara pelayanan yang diberikan dengan hasil kesembuhan
pasien dan apakah hubungan tersebut berbeda berdasarkan jenis penyedia pelayanan.

Hasil
Penyedia jasa yang menunjukkan rasa peduli berbanding lurus dengan keluaran pada
lima domain kesembuhan personal, rasa keterlibatan (β = 1.12; p < .001), harapan (β =
0.72; p < .0001), permberdayaan (β = 0.38; p < .05), kepuasan hidup (β = 1.10; p
< .001) dan stigma internal (β = − 0.49; p < .05). Hubungan antara penyedia pelayanan
dan kesembuhan sangat kuat pada pasien yang mendatangi dokter spesialis
(profesional) saja, tidak pada dokter umum.

II. TELAAH JURNAL


A. Validitas Seleksi

Komponen Validitas Seleksi


1. Kriteria Seleksi
Proses pemilihan sampel adalah subjek yang berpartisipasi pada California
Health Interview Survey (CHIS) 2013 dan memiliki gejala gangguan mental
yang selanjutnya diikutsertakan pada California Well-Being Survey (CWBS)
tahun 2014. CHIS adalah penelitian cross sectional dengan secara random
menghubungi nomor telepon penduduk California, yang berusia di atas 18
tahun, bisa berbahasa Inggris atau Spanyol, bersedia dihubungi kembali untuk
penelitian selanjutnya, dan skor Kessler-6 (K6) lebih besar atau sama dengan
9. Responden yang memenuhi kriteria inklusi tersebut adalah sampel untuk
CWBS 2014. Skor K6 8-12 untuk gangguan ringan dan sedang, sedangkan >9
sebagai gangguan mental berat. CWBS dilaksanakan dari Mei - Agustus 2014
dan terdapat 1066 subjek yang berpartisipasi. Selanjutnya, dari sejumlah
pasien CWBS 2014 (39,3%, N=429 orang) yang berobat ke dokter umum
ataupun spesialis (psikolog, psikiatrik, dan pekerja sosial) dalam 12 bulan
terakhir dengan keluhan gangguan mental, emosional, ataupun penggunaan
alkohol dan obat-obatan dimasukkan dalam penelitian ini.
2. Metode Alokasi Subjek

5
Pada penelitian ini tidak dilakukan randomisasi.
3. Concealment
Pada penelitian ini tidak dilakukan concealment.
4. Jumlah Subjek
CWBS dilaksanakan dari Mei-Agustus 2014 dan terdapat 1066 subjek yang
berpartisipasi. Selanjutnya, dari sejumlah pasien CWBS 2014 (39,3%, N=429
orang) yang berobat ke dokter umum ataupun spesialis (psikolog, psikiatrik, dan
pekerja sosial) dalam 12 bulan terakhir dengan keluhan gangguan mental,
emosional, ataupun penggunaan alkohol dan obat-obatan dimasukkan dalam
penelitian ini.
5. Angka drop out
Pada penelitian ini tidak ada drop out.
6. Jenis Analisis
Semua analisis dilakukan dengan menggunakan software SAS/STAT versi 9
dari SAS System Linux. Regresi ganda digunakan untuk menguji hubungan
antara pengalaman pelayanan berobat pasien (menunjukkan kepedulian hingga
menjelaskan hal terkait penyakit dengan mudah dimengerti) dengan lima
keluaran kesembuhan personal (keterkaitan, harapan/kepercayaan diri,
pemberdayaan. Kepuasan hidup, dan stigma internal). Setiap keluaran tersebut
diujikan lagi dengan model terpisah. Adapun variabel demografi (usia, jenis
kelamin, etnik, ras) dan gangguan psikologis dimasukkan sebagai variabel
kontrol. Subjek/pasien yang hanya berobat dengan spesialis/profesional
dijadikan grup referensi. Pengujian adanya hasil kesembuhan yang berbeda jika
mendatangi/berobat pada penyedia pelayanan yang berbeda dilakukan dengan
set model jenis kedua.
Kesimpulan Validitas Seleksi
Penelitian ini memiliki validitas seleksi yang kurang baik dari aspek alokasi random
dan concealment, namun tidak ada drop out dan jenis analisis cukup baik.

B. Validitas Pengontrol Perancu

6
Komponen Validitas Perancu

1. Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan cara restriksi.


Pada penelitian ini tidak dilakukan pengontrolan perancu dengan cara restriksi,
kecuali pada batasan usia saja (yaitu usia diatas dari 18 tahun). Untuk jenis
kelamin dan ras/etnik tidak diberikan batasan sehingga mencakup laki-laki dan
perempuan serta seluruh ras dari ras Africa-Amerika hingga orang Latin
Spanyol.

2. Pengontrolan perancu tahap desain dengan cara randomisasi


Pada penelitian ini dilakukan randomisasi dengan mengambil sejumlah
penduduk California yang memenuhi kriteria inklusi lalu mengelompokkan
menjadi tiga kelompok yaitu pasien yang mendatangi spesialis saja, pasien
yang mendatangi dokter umum saja, dan pasien yang mendatangi kedua
penyedia jasa tersebut.

3. Analisis terhadap komparabilitas baseline data


Pada penelitian ini tidak dilakukan komparabilitas baseline data, tetapi terdapat
perbandingan data penyedia jasa yang sangat peduli dan hasil keluaran
kesembuhan pada kelompok yang mendatangi spesialis saja (sebagai
kelompok referensi) dibandingankan dengan yang mendatangi dokter umum
saja.

4. Pengontrolan perancu pada saat analisis (bila diperlukan)


Studi ini mengontrol perancu pada saat analisis dengan metode analisis
regresi ganda pada semua kelompok uji.

Kesimpulan Validitas Perancu


Cukup baik, karena masih dilakukan pengontrol perancu dengan cara randomisasi
dan pengontrolan perancu saat analisis.

C. Validitas Informasi

7
Komponen Validitas Informasi
1. Blinding (Penyamaran)
Pada penelitian ini tidak dilakukan blinding.
2. Komponen pengukuran variabel penelitian (kualifikasi pengukur,
kualifikasi alat ukur, kualifikasi cara pengukuran, kualifikasi tempat
pengukuran).
Penilaian keluaran hasil kesembuhan mencakup 5 aspek yaitu keterkaitan
(connectedness), harapan/kepercayaan diri (hope/personal confidence),
pemberdayaan diri (empowerment), kepuasan hidup (life satisfaction), dan
internalisasi stigma (internalized stigma) yang masing-masing menggunakan
alat ukut berbeda. Aspek connectedness menggunakan two-item scale yang
mencakup pertanyaan “seberapa sering mendapat dukungan sosial dan
emosional?” dan “saya memiliki orang yang bisa saya percaya”. Aspek Hope
dan empowerment diukur dengan RAS (Recovery Assessment Scale, ɑ=0.84
dan ɑ=0.78). Aspek Life satisfaction diukur dengan Satisfaction with Life Scale
(ɑ=0.89) dan aspek Internalized stigma diukur dengan Alienation subscale of
The Internalized Stigma of Mental Illness Scale (ɑ=0.80).
Adapun pengukuran pengalaman yang dirasakan pasien terkait pelayanan yang
diberikan penyedia jasa kesehatan diukur dengan ECHO Survey (The
Experiences of Care and Health Outcomes Survey).
Kesimpulan Validitas Informasi
Penelitian ini mempunyai validitas informasi yang baik karena memiliki kualifikasi
pengukur, kualifikasi alat ukur dan kualifikasi cara pengukuran telah digambarkan
dengan jelas.

D. Validitas Analisis

Komponen Validitas Analisis


1. Analisis terhadap baseline data
Tidak ada analisis terhadap baseline data dan berdasarkan peneliti, penelitian ini
merupakan penelitian empirik pertama yang menilai apakah pengalaman pasien

8
dengan dua aspek komunikasi pelayanan kesehatan berhubungan dengan
keluaran kesembuhan pasien.

2. Analisis dan interpretasi terhadap hasil utama dan hasil tambahan

a. Analisis terhadap hasil utama

Tabel 1 adalah data demografi sampel, tipe penyedia jasa kesehatan,


komunikasi oleh penyedia, dan keluaran kesembuhan pasien. Dari total
pasien didapatkan 141 pasien berobat pada spesialis saja, 91 pasien berobat
ke dokter umum saja, dan 197 pasien berobat ke kedua tipe penyedia jasa
kesehatan tersebut. Didapatkan 190 pasien yang memiliki pengalaman
dengan tenaga kesehatan yang peduli (121 dari kelompok yang mendatangi
spesialis saja dan 69 pasien yang mendatangi dokter umum saja). Juga
didapatkan 147 pasien yang menyebutkan bahwa tenaga kesehatan yang
mereka datangi mampu memberikan penjelasan yang mudah dimengerti.

Dari tabel 2 didapatkan adanya hasil signifikan yang menunjukkan adanya


hubungan antara penyedia jasa yang bersikap peduli terhadap hasil keluaran
kesembuhan pasien (greater connectedness (β = 1.12; p < .001),
hope/personal confidence (β = 0.72; p < .0001), empowerment (β = 0.38; p
< .05), life satisfaction (β = 1.10; p < .001) dan less internalized stigma (β = −
0.49; p < .05), dibandingkan yang tidak bersikap peduli.

b. Analisis terhadap hasil tambahan

Dari Tabel tambahan S1 didapatkan tidak ada hasil signifikan secara statistik
hubungan antara kemampuan menjelaskan penyedia jasa terhadap keluaran
kesembuhan pasien, kecuali pada aspek internalized stigma saja (β = − 0.45;
p < .05). Hubungan antara pengalaman sikap peduli dan hasil kesembuhan
dengan jenis penyedia jasa yang dikunjungi (profesional/spesialis vs. dokter
umum) menunjukkan hasil yang signifikan (greater connectedness (β = 1.36
vs. β = 0.80; p = .23), hope/personal confidence (β = 1.02 vs. β = 0.31; p
< .01), empowerment (β = 0.72 vs.β = 0.08; p < .01), life satisfaction (β = 1.63

9
vs. β = 0.60; p < .01) dan less internalized stigma (β = − 0.97 vs. β = − 0.12; p
= .06)). Sebagai tambahan, tingginya skor gangguan psikologis dan jenis
kelamin laki-laki memiliki keluaran yang buruk pada kelima aspek.
Sedangkan ras Afrika-amerika dan Latin memiliki hasil yang lebih baik.

3. Bila dilakukan analisis interim, jelas stopping rule nya

Tidak dilakukan.

4. Dilakukan analisis lanjutan bila baseline data tidak sama

Tidak dilakukan.

Kesimpulan Validitas Analisis


Validitas analisis studi ini cukup baik. Data dianalisis secara statistik.

E. Validitas Interna Kausal

Komponen Validitas interna Kausa


1. Temporality
Pada penelitian ini temporality terpenuhi.
2. Spesifikasi
Pada penelitian ini spesifikasi tidak terpenuhi.
3. Kekuatan Hubungan
Pada penelitian ini effect size tidak disebutkan.
4. Dosis Respons
Pada penelitian ini dosis respons tidak disebutkan.
5. Konsistensi Internal
Pada penelitian ini konsistensi internal tidak disebutkan.
6. Konsistensi Eksternal
Pada penelitian ini konsistensi eksternal tidak disebutkan.
7. Biological Plausibility
Pada penelitian ini tidak dijelaskan mengenai mekanisme biologik.
Kesimpulan Validitas Interna Kausal

10
Kurang baik karena hampir semua komponen tidak disebutkan.

F. Validitas Eksterna

Komponen Validitas Eksterna


Validitas Eksterna
Secara logis hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan ke populasi target.
Kesimpulan Validitas Eksterna
Cukup baik, karena memenuhi komponen validitas eksterna.

G. Importancy

Komponen Importancy
1. Perbandingan effect size yang diperoleh dengan effect size yang diharapkan
oleh pembaca.
Pada penelitian ini effect size tidak disebutkan
2. Bila outcome kategorik: nilai relative risk (RR), relative risk reduction (RRR),
absolute risk reduction (ARR), number needed to treat (NNT), dan cost analysis
Pada penelitian ini tidak disebutkan outcome kategorik
Kesimpulan
Penelitian ini belum memenuhi aspek importancy.

H. Applicability

Komponen Applicability
1. Transportability
Hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan di Indonesia.
2. Kemampuan pelayanan, ekonomi, dan social budaya
Di Indonesia cara ini dapat dilakukan.
Kesimpulan
Baik, penelitian ini dapat dilakukan di Indonesia

11
III. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Penelitian ini cukup baik karena studi ini mempunyai validitas interna non kausal
(pengontrol perancu, informasi, dan analisis) dan eksterna yang baik. Penelitian ini
belum memenuhi kriteria importancy. Namun dari aspek applicability, studi ini dapat
dilakukan di Indonesia jika semua alat ukur sudah divalidasi.
Saran
Diperlukan penelitian yang sama dilakukan di Indonesia jika semua fasilitas dan semua
alat ukur yang diperlukan sudah terpenuhi, untuk mengkonfirmasi apakah penelitian
tersebut sesuai dengan keadaan yang ada di Indonesia.

12

You might also like