Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Journal Reading III Kepada Yth :

Thursday, 18th July 2019


08.00 AM

Mortality, cause of death and risk factors in patients with


alcohol use disorder alone or poly-substance use
disorders: a 19-year prospective cohort study

Presentator : Erlina Yulia


Supervisor : dr. M. Surya Husada, Psychiatrist
Moderator : dr. Nazli Mahdinasari Nasution, Psychiatrist

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-I


DEPARTEMEN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Journal Reading 3

Title Mortality, cause of death and risk factors in patients with alcohol
: use disorder alone or poly-substance use disorders: a 19-year
prospective cohort study
Author Arne Jan Hjemsæter, Jørgen G. Bramness, Robert Drake, Ivar
: Skeie, Bent Monsbakken, Jūratė Šaltytė Benth, dan Anne S.
Landheim
Source Hjemsæter et al. BMC Psychiatry (2019) 19:101 DOI
: 10.1186/s12888-019-2077-8
Presentator Erlina Yulia
:
Supervisor dr. M. Surya Husada, Psychiatrist
:
Moderator dr. Nazli Mahdinasari Nasution, Psychiatrist
:

BACKGROUND
This study investigated cause of death, mortality rates and explored if baseline
characteristics were associated with risk of death in patients with alcohol use
disorder alone or poly-substance use disorders.

METHOD
This was a prospective, longitudinal study of patients followed for 19 years after
entering specialized treatment for substance use disorders. At baseline 291 patients
(mean age 38.3 years, standard deviation 11.4 years, 72% male) with high
psychiatric co-morbidity were recruited; 130 (45%) had lifetime alcohol use disorder
alone, while 161 (55%) had poly-substance use disorders. Time and causes of death
were gathered from the Norwegian Cause of Death Registry. Lifetime psychiatric
symptom disorders and substance use disorders at baseline were measured with
The Composite International Diagnostic Interview and personality disorders at
baseline were measured with The Millon Clinical Multiaxial Inventory II.
RESULT
Patients with alcohol use disorder alone more often died from somatic diseases
(58% versus 28%, p = 0.004) and more seldom from overdoses (9% versus 33%, p
= 0.002) compared with patients with poly-substance use disorders. The crude
mortality rate per 100 person year was 2.2 (95% confidence interval: 1.8–2.7), and
the standardized mortality rate was 3.8 (95% confidence interval: 3.2–4.6) in the
entire cohort during 19 years after entering treatment. Having lifetime affective
disorder at baseline was associated with lower risk of death (Hazard Ratio 0.58, 95%
confidence interval: 0.37–0.91). Older age was associated to increased risk of death
among men (p < 0.001) and non-significantly among patients with poly-substance
use (p = 0.057). The difference in association between age and risk of death was
significantly different between men and women (p = 0.011) and patients with alcohol
use disorder alone and poly-substance use disorders (p = 0.041).

CONCLUSIONS
Patients with alcohol use disorder alone died more often from somatic disease than
patients with poly-substance use disorders, and all subgroups of patients had an
increased risk of death compared with the general population. Men with long-lasting
substance use disorders are a priority group to approach with directed preventive
measures for somatic health before they reach 50 years of age.

KEYWORDS
Mortality, Risk factors, Substance use disorders, Alcohol, Poly-substance use:
psychiatric comorbidity, Cause of death, Longitudinal

COPYRIGHT AND USAGE


BMC Psychiatry 2019.
Read on Thursday 18th July 2019 at USU Hospital
FORMULIR TELAAH JURNAL
Associations between provider communication and personal
Judul
recovery outcomes
Arne Jan Hjemsæter, Jørgen G. Bramness, Robert Drake,
Penulis Ivar Skeie, Bent Monsbakken, Jūratė Šaltytė Benth, dan Anne
S. Landheim
BMC Psychiatry (2019),
Publikasi
https://doi.org/10.1186/s12888-019-2077-8
Penelaah Erlina Yulia
Tanggal telaah 18 July 2019

I. DESKRIPSI JURNAL
Uraian Deskripsi Jurnal
1. Latar Belakang
Penelitian ini menyelidiki penyebab kematian, angka kematian dan
dieksplorasi jika karakteristik baseline dikaitkan dengan risiko kematian
pada pasien dengan gangguan penggunaan alkohol (alcohol use disorder /
AUD) saja atau gangguan penggunaan bermacam-macam zat (poly-
substance use disorder / poly-SUD).

2. Metode
Penelitian ini adalah studi prospektif, longitudinal dengan mengikuti pasien
selama 19 tahun setelah memasuki pengobatan khusus untuk gangguan
penggunaan zat. Pada baseline data, 291 pasien (usia rata-rata 38,3 tahun,
deviasi standar 11,4 tahun, 72% laki-laki) dengan komorbiditas kejiwaan
tinggi diambil; 130 di antaranya (45%) memiliki gangguan penggunaan
alkohol (alcohol use disorder / AUD) saja selama seumur hidup, sedangkan
161 (55%) lainnya memiliki gangguan penggunaan bermacam-macam zat
(poly-substance use disorder / poly-SUD). Waktu dan penyebab kematian
dikumpulkan dari Norwegian Cause of Death Registry. Gejala gangguan
psikiatrik seumur hidup dan gangguan penggunaan zat pada baseline data
diukur dengan The Composite International Diagnostic Interview dan
gangguan kepribadian pada baseline data diukur dengan The Millon
Clinical Multiaxial Inventory II.

3. Hasil
Pasien dengan gangguan penggunaan alkohol (alcohol use disorder / AUD)
saja lebih sering meninggal karena penyakit somatik (58% berbanding 28%,
p = 0,004) dan lebih jarang akibat overdosis (9% berbanding 33%, p =
0,002) dibandingkan dengan pasien dengan gangguan penggunaan
bermacam-macam zat (poly-substance use disorder / poly-SUD). Angka
kematian kasar (crude mortality rate) per 100 orang tahun adalah 2,2
(confidence interval 95%: 1,8-2,7), dan tingkat kematian standar adalah 3,8
(confidence interval 95%: 3,2-4,6) di seluruh kelompok selama 19 tahun
setelah menjalani pengobatan. Memiliki gangguan afektif seumur hidup
pada awal dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah (Hazard
Ratio 0,58, interval kepercayaan 95%: 0,37-0,91). Usia yang lebih tua
dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian di kalangan pria (p <0,001)
dan tidak signifikan di antara pasien dengan penggunaan zat-poli (p =
0,057). Perbedaan dalam hubungan antara usia dan risiko kematian secara
signifikan berbeda antara pria dan wanita (p = 0,011) dan pasien dengan
gangguan penggunaan alkohol saja dan gangguan penggunaan zat-poli (p
= 0,041).

I. TELAAH JURNAL
A. Validitas Seleksi

Komponen Validitas Seleksi


1. Kriteria Seleksi
Pada baseline data, diambil 291 pasien dari tiga unit rawat jalan (42%)
dan enam unit rawat inap (58%) untuk pengobatan khusus gangguan
penggunaan zat (SUD), yang didirikan oleh dewan daerah Hedmark atau
Oppland. Unit rawat inap memiliki berbagai profil pengobatan sesuai
dengan hanya gangguan penggunaan alkohol (AUD) dibandingkan SUD
lainnya atau keduanya, perawatan berdasarkan jenis kelamin, tergabung
dalam komunitas terapi, dan perkiraan lama pengobatan bervariasi dari 6
minggu hingga 18 bulan. Pasien di unit rawat inap telah dirujuk dari unit
rawat jalan. Untuk dimasukkan dalam penelitian ini, subjek harus tetap di
unit rawat inap setidaknya selama dua minggu, atau menyelesaikan
setidaknya tiga konsultasi di unit rawat jalan.
2. Metode Alokasi Subjek
Pada penelitian ini tidak dilakukan randomisasi.
3. Concealment
Pada penelitian ini tidak dilakukan concealment.
4. Jumlah Subjek
Jumlah subjek adalah 291 pasien dari tiga unit rawat jalan (42%) dan
enam unit rawat inap (58%) untuk pengobatan khusus gangguan
penggunaan zat (SUD).
5. Drop Out
Pada penelitian ini tidak ada drop out.
6. Jenis Analisis
Desain penelitian ini adalah studi prospektif longitudinal dari kohort
naturalistik pasien dengan SUD yang diikuti selama 19 tahun setelah
memasuki pengobatan khusus SUD di fasilitas umum di kedua daerah di
Norwegia Timur pada tahun 1997 dan 1998. Studi cross sectional pada
baseline data bertujuan untuk mengeksplorasi prevalensi gangguan
mental pada cohort. Studi follow-up prospektif pada tahun 2004 dan
2015/2016 bertujuan untuk mengeksplorasi prognosis dan faktor risiko
untuk penggunaan zat yang berbeda dan hasil kesehatan mental, serta
kematian.
Kesimpulan Validitas Seleksi
Penelitian ini memiliki validitas seleksi yang baik.

B. Validitas Pengontrol Perancu

Komponen Validitas Perancu

1. Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan cara restriksi.


Pada penelitian ini 37 pasien dieksklusikan dari kelompok model karena
data yang tidak lengkap pada The Composite International Diagnostic
Interview (CIDI) dan/atau The Millon Clinical Multialxial Inventory II (MCMI-
II) (dua pasien tidak melengkapi semua bagian dalam gangguan afektif
pada CIDI, delapan pasien tidak melengkapi semua bagian pada
gangguan ansietas, dan 27 lainnya tidak melengkapi MCMI-II.

2. Pengontrolan perancu tahap desain dengan cara randomisasi


Pada penelitian ini tidak dilakukan randomisasi.

3. Analisis terhadap komparabilitas baseline data


Perbedaan antara pasien dengan AUD saja dan pasien dengan poli-SUD
pada awal, antara pasien yang masih hidup dan yang sudah meninggal,
dan antara peserta yang sudah meninggal dengan AUD saja dan peserta
yang meninggal dengan poli-SUD pada baseline data dinilai dengan
menggunakan uji chi square dan uji sampel T independen.

4. Pengontrolan perancu pada saat analisis (bila diperlukan)


Penelitian ini mengontrol perancu pada saat analisis dengan metode
analisis bivariat dan model multiple Cox regression.

Kesimpulan Validitas Perancu


Cukup baik, karena dilakukan pengontrol perancu dengan cara analisis
komparabilitas terhadap baseline data dan pengontrolan perancu saat analisis.
Namun terdapat kesalahan perhitungan dalam penelitian ini setelah
dieksklusikan.

C. Validitas Informasi

Komponen Validitas Informasi


1. Blinding (Penyamaran):
Pada penelitian ini tidak dilakukan blinding
2. Komponen pengukuran variabel penelitian (kualifikasi pengukur,
kualifikasi alat ukur, kualifikasi cara pengukuran, kualifikasi tempat
pengukuran):
The Composite International Diagnostic Interview (CIDI), versi komputer
Norwegia—wawancara psikiatri pribadi yang terstruktur berdasarkan
kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi 4
(DSM-IV)—dan diagnosis non-hierarkis terkait dalam ICD-10 digunakan
untuk gangguan gejala kejiwaan seumur hidup dan SUD.
The Millon Clinical Multialxial Inventory II (MCMI-II)—inventaris diagnostik
psikiatri diagnostik (DSM-III-R) inventaris—digunakan untuk mengukur
gangguan kepribadian saat ini. Diagnosis gangguan kepribadian
menggunakan skor tingkat dasar 85 atau lebih tinggi. MCMI-II tidak
diselesaikan oleh 27 pasien. Formulir Penilaian Klien Nasional Norwegia,
digunakan untuk memberikan informasi tentang sosio-demografi dan
riwayat perawatan.
Kesimpulan Validitas Informasi
Penelitian ini mempunyai validitas informasi yang baik karena memiliki kualifikasi
pengukur, kualifikasi alat ukur dan kualifikasi cara pengukuran telah digambarkan
dengan jelas.

D. Validitas Analisis

Komponen Validitas Analisis


1. Analisis terhadap baseline data
Tabel 1 berisi tentang karakteristik kelompok secara demografis dan klinis.
2. Analisis dan interpretasi terhadap hasil
a. Analisis terhadap hasil utama
Tabel 3 menunjukkan dari seluruh cohort pasien yang meninggal, angka
kematian kasar (crude mortality rate / CMR) per 100 person year (PY)
adalah 2,2. Pria memiliki CMR lebih tinggi dIbandingkan wanita, dengan
incidence rate ratio (IRR) 1,8 (95% CI 1,1-3,0, p = 0,009), dan pasien
yang lebih muda memiliki CMR lebih rendah dibandingkan pasien yang
lebih tua. Pasien dengan AUD saja memiliki CMR yang lebih tinggi
dibandingkan dengan poli-SUD, dengan IRR 2,6 (95% CI 1,7-4,1, p
<0,001). Standardized mortality ratio (SMR) untuk seluruh kelompok
adalah 3,8. Perempuan memiliki SMR 5,2, dan laki-laki 3,6. SMR untuk
pasien dengan AUD saja pada baseline data adalah 3,4, sedangkan
pasien dengan poli-SUD pada baseline data memiliki SMR 5,2. Yang
tidak ditunjukkan pada Tabel 1 ialah pasien yang meninggal antara usia
25 dan 39 tahun (n = 15), yang memiliki SMR 14,3 (95% CI 8,3-23);
antara 40 dan 49 tahun (n = 19), yang memiliki SMR 6,4 (95% CI 4,0-
9,9); antara 50 dan 59 tahun (n = 32), yang memiliki SMR 5,9 (95% CI
4,1–8,3); dan di atas 60 tahun (n = 36), yang memiliki SMR 2,1 (95% CI
1,5-2,9).
b. Analisis terhadap hasil tambahan
Dalam model bivariat, usia dan AUD saja dikaitkan dengan risiko
kematian yang lebih tinggi, sementara memiliki gangguan afektif seumur
hidup dan mengalami onset SUD pertama sebelum usia 18 tahun
dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah (semua p < 0,05).
Dalam model multipel, memiliki gangguan afektif seumur hidup (HR
0,58, 95% CI 0,37-0,91) dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih
rendah. Terdapat tiga interaksi yang tersisa dalam AIC-reduced multiple
model, antara usia dan jenis kelamin, usia dan onset SUD pertama
sebelum usia 18 tahun, serta usia dan AUD saja. Untuk setiap kenaikan
satu tahun dalam usia, risiko kematian meningkat sebesar 6% pada
wanita (p = 0,057) dan 12% pada pria (p <0,001), dengan risiko secara
keseluruhan berbeda secara signifikan antara wanita dan pria (p = 0,011
untuk interaksi).
3. Bila dilakukan analisis interim, jelas stopping rule nya
Tidak dilakukan.
4. Dilakukan analisis lanjutan bila baseline data tidak sama
Tidak dilakukan.

Kesimpulan Validitas Analisis


Validitas analisis studi ini cukup baik, namun tidak disebutkan berapa banyak
jumlah cohort seluruh pasien dengan AUD maupun poli-SUD pada hasil setelah
dieksklusikan. Baseline data dianalisis secara statistik.

E. Validitas Interna Kausal

Komponen Validitas Interna Kausal


1. Temporality
Pada penelitian ini temporality terpenuhi.
2. Spesifikasi
Pada penelitian ini spesifikasi terpenuhi.
3. Kekuatan Hubungan
Pada penelitian ini effect size tidak disebutkan.
4. Dosis Respons
Pada penelitian ini dosis respons tidak disebutkan.
5. Konsistensi Internal
Pada penelitian ini konsistensi internal terpenuhi.
6. Konsistensi Eksternal
Pada penelitian ini konsistensi eksternal terpenuhi.
7. Biological Plausibility
Pada penelitian ini tidak dijelaskan mengenai mekanisme biologik.
Kesimpulan Validitas Interna Kausal
Cukup baik karena hampir semua komponen terpenuhi

F. Validitas Eksterna

Komponen Validitas Eksterna


Validitas Eksterna
Secara logis hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan ke populasi target
Kesimpulan Validitas Eksterna
Cukup baik, karena memenuhi komponen validitas eksterna

G. Importancy

Komponen Importancy
1. Perbandingan effect size yang diperoleh dengan effect size yang
diharapkan oleh pembaca.
Pada penelitian ini effect size tidak disebutkan
2. Bila outcome kategorik: nilai relative risk (RR), relative risk reduction (RRR),
absolute risk reduction (ARR), number needed to treat (NNT), dan cost
analysis
Pada penelitian ini tidak disebutkan outcome kategorik
Kesimpulan
Penelitian ini belum memenuhi aspek importancy.

H. Applicability

Komponen Applicability
1. Transportability
Hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan di Indonesia.
2. Kemampuan pelayanan, ekonomi, dan sosial budaya
Di Indonesia cara ini dapat dilakukan.
Kesimpulan
Baik, penelitian ini dapat dilakukan di Indonesia

II. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Penelitian ini cukup baik karena studi ini mempunyai validitas interna kausal dan
eksterna yang baik. Namun masih banyak kekurangan dalam validitas interna non
kausal seperti pemilihan subjek yang bias pada baseline data serta pengontrolan
perancu. Penelitian ini belum memenuhi kriteria importancy. Namun dari aspek
applicability, studi ini dapat dilakukan di Indonesia jika semua alat ukur sudah di
validasi.
Saran
Diperlukan penelitian yang sama di indonesia jika semua fasilitas dan semua alat
ukur yang diperlukan sudah terpenuhi, untuk mengkonfirmasi apakah penelitian
tersebut sesuai dengan keadaan yang ada di indonesia.

You might also like