Professional Documents
Culture Documents
Muhammad Arif-Urecoll 4th
Muhammad Arif-Urecoll 4th
net/publication/308523822
CITATIONS READS
0 1,163
2 authors, including:
Muhammad Arif
Universitas Muhammadiyah Surakarta
9 PUBLICATIONS 6 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
THE SPATIAL MOVEMENT OF AGGLOMERATION AND MANUFACTURE CLUSTER IN INDONESIA View project
All content following this page was uploaded by Muhammad Arif on 24 September 2016.
Abstract
Economic development always involves human resources as one of the important actors in
development, therefore the number of population in a country is a key element in the
development, and on the other hand the mismacth between jobs and human population will
cause the unemployment problem that could burden the state budget. This study aims to
determine the spatial concentration of labor of Large and Medium Industries (IBM) in Central
Java, at this stage, research carried out by Geographic Information System method, the result is,
the highest workforce concentration in large and medium industries sector in Central Java
located in the District Semarang and Semarang City, as well as in the Kudus District. This result
strengthened by the Moran analysis that explains there is found spatial autocorrelation of labor
in large and medium industrial sector in Central Java Province. The second objective of this
research was to determine the factors that affect labor concentration of large and medium
industry in Central Java. At this stage, the research results show that the Pooled Fixed Effects
Model (FEM) is a best model to determine Labor absorbtion in Central Java. Based on validity
test, variable wage and investment has no significant effect on employment, while the value of
output and the number of business unit’s has positive significant effect on employment.
Keywords: spatial concentration, Large and Medium Industries (IBM), Geographic Information
System, Moran analysis, Pooled data, Fixed Effects Model (FEM)
1
Universty Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
Tabel 1.
Struktur Ekonomi Surakarta Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)
Kontribusi terhadap
No Lapangan Pekerjaan Tenaga Kerja (Jiwa)
PDRB (dalam %)
1 Pertanian 16.81 4.926.629
2 Pertambangan 1.12 87.143
3 Industri Pengolahan 32.76 3.044.428
4 Listrik, Gas, Air minum 0.88 87.143
5 Konstruksi 6.03 950.578
6 Perdagangan, Hotel, Restauran 22.51 3.585.596
7 Angkutan, Telekomunikasi 5.49 603.862
8 Keuangan 4.07 314.246
9 Jasa-jasa 10.33 2.451.566
Data : Jawa Tengah Dalam Angka, 2015 dan BPS, 2013
Kontribusi pendapatan daerah Jawa dengan kontribusi 32.76 persen menyerap
Tengah sebagaimana Tabel 1, menempatkan tenaga kerja sebesar 3.044.428 juta orang.
sektor industri pengolahan sebagai leading Menurut Teori pertumbuhan jalur
sector perekonomian Jawa Tengah, dimana cepat (Tumpike) diperkenalkan oleh
sektor ini memiliki kontribusi sebesar Samuelson dalam Tarigan (2009 :54) bahwa
32.76persen dari total pendapatan daerah setiap wilayah perlu melihat sektor atau
Jawa Tengah. Kontribusi terbesar kedua komoditi apa yang memiliki potensi besar
terhimpun dari sektor perdagangan, hotel dan dan dapat dikembangkan dengan cepat, baik
restoran, yang memberi kontribusi sebesar karena potensi alam maupun sektor itu
22,51persen. Sektor pertanian yang menjadi memiliki competitive advantage untuk
tumpuan sebagian besar masyarakat Jawa dikembangkan. Perkembangan sektor
Tengah masih mampu memberikan tersebut akan mendorong terjadinya
sumbangan sebesar 16,81persen. multiplier effect sehingga sektor lain turut
Ketiga faktor dominan tersebut jika berkembang dan akhirnya berdampak pada
dijumlahkan mempunyai nilai sebesar pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
72.08persen dari total seluruh komponen Salah satu sektor yang memiliki
pembentuk PDRB Jawa Tengah, artinya kekuatan multiplier cukup besar adalah
ketiga sektor inilah yang memiliki pengaruh industri, Arsyad (2010:442), menjelaskan
besar dalam pertumbuhan ekonomi Jawa bahwa sektor industri berperan sebagai sektor
Tengah. Sektor-sektor dominan tersebut juga pemimpin (leading sector). Adanya pemba-
mampu menjadi pengendali pengangguran di ngunan sektor industri akan memacu dan
Jawa Tengah, dalam Tabel.1, pada mendorong pembangunan pada sektor lainya,
kenyataannya justru sektor pertanian yang seperti sektor pertanian dan sektor jasa.
memiliki daya serap tenaga kerja tertinggi Peningkatan tersebut menyebabkan peluang
daripada sektor industri pengolahan dan kerja semakin besar dan dapat meningkatkan
perdagangan. Sektor pertanian yang memiliki pendapatan dan permintaan masyarakat yang
kontribusi sebesar 16.81persen mampu tercermin pada purchasing power yang
menyerap tenaga kerja sebesar 4.922.629 juta meningkat. Peningkatan tersebut menunjukan
orang. Sedangkan sektor industri pengolahan terjadinya pertumbuhan ekonomi.
2
ISSN 2407-9189 Universty Research Coloquium 2016
Tenaga kerja sebagai salah satu dari menengah di Jawa Tengah. Untuk mencapai
faktor produksi, merupakan unsur yang tujuan tersebut maka tahapan penelitian yang
penting dan paling berpengaruh dalam harus dilakukan yaitu; (1) Mengetahui
mengelola dan mengendalikan sistem konsentrasi wilayah tenaga kerja berdasarkan
ekonomi, seperti halnya produksi, distribusi, jumlah tenaga kerja dan unit produksi; (2)
konsumsi maupun investasi. Pentingnya Mengetahui pengaruh masing-masing
tenaga kerja dalam pertumbuhan ekonomi variabel yang diduga berkorelasi dengan
menjadi dasar dilakukannya penelitian ini, terkonsentrasinya tenaga kerja sektor industri
maka didasarkan pada uraian latar belakang besar dan menengah.
masalah, studi ini didasarkan pada
Pentingnya Penelitian Dilakukan
pertanyaan “bagaimana konsentrasi tenaga
Penelitian ini penting dilakukan karena
kerja industri besar dan menengah di Jawa
sektor industri merupakan sektor strategis
Tengah, dan apa saja faktor-faktor yang
bagi pembangunan dan penyerapan tenaga
mempengaruhinya.
kerja, sehingga daerah-daerah yang menjadi
Rumusan Masalah pusat konsentrasi akan mendapatkan manfaat
Diketahuinya konsentrasi tenaga kerja multipler dari konsentrasi tersebut. Dengan
industri besar dan menengah di Provinsi diketahuinya faktor-faktor yang mempe-
Jawa Tengah menjadi dasar permasalahan ngaruhi konsentrasi tenaga kerja, akan
yang akan diteliti dalam riset ini, tahapan ini memudahkan bagi pengampu kebijakan
analisis data dilakukan menggunakan metode dalam merumuskan strategi percepatan
perhitungan Moran Indexs, dengan alat dalam bidang pembangunan industri dan
analisis ArcGIS. Output akhir dalam kajian keterserapan tenaga kerja
ini adalah mendeteksi variabel-variabel yang
2. KAJIAN LITERATUR
mempengaruhi terkonsentrasinya tenaga
Konsentrasi tenaga kerja pada wilayah
kerja di Jawa Tengah, mendasarkan pada
tertentu dapat dipengaruhi oleh berbagai hal,
akurasi perhitungan dan kemapanan model,
menurut penelitian yang dilakukan oleh
maka tahapan analisis ini menggunakan
Sulistiawati (2012) faktor upah merupakan
pendekatan data panel yang menggabungkan
faktor penting dalam meningkatkan penye-
antara data time series dan cross section.
rapan tenaga kerja. Upah berpengaruh
Tujuan Penelitian signifikan dan mempunyai hubungan yang
Mengacu pada beberapa fenomena negatif terhadap penyerapan tenaga kerja.
yang telah dipaparkan, secara umum tujuan Hubungan negatif tersebut bermakna bahwa
penelitian yang hendak dicapai adalah pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga
mendeteksi konsentrasi wilayah serta kerja adalah tidak searah, artinya apabila
mengetahui faktor-faktor yang mempenga- terjadi kenaikan upah, maka berpotensi untuk
ruhi terkonsentrasinya tenaga kerja sektor menurunkan penyerapan tenaga kerja,
industri besar dan menengah di Jawa Tengah. terutama tenaga kerja yang produktivitasnya
Hasil yang diharapkan adalah: pertama, rendah.
diketahuinya wilayah-wilayah konsentrasi Selain itu, Eka (2012) juga menyim-
tenaga kerja Industri Besar dan Menengah di pulkan bahwa secara bersama pengaruh nilai
Jawa Tengah, kedua, diketahuinya faktor- upah, dan nilai produksi terhadap penyerapan
faktor yang diduga mempengaruhi tenaga kerja terbentuk sebesar 77,7persen,
konsentrasi tenaga kerja industri besar dan dimana variabel nilai output memiliki pen-
3
Universty Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
garuh yang positif signifikan terhadap pe- given distance is directly propotional to the
nyerapan tenaga kerja pada industri mebel di number of opportunities at that distance and
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. inversely proportional to the number of
Nilai output produksi yang lebih besar akan intervening opportunities between origin and
berpotensi menyebabkan meningkatnya destination.
kebutuhan tenaga kerja pada industri Wahyudin (2004), mencoba mengung-
tersebut. kap pola spasial industri manufaktur
Variabel lain yang berpengaruh berorientasi ekspor di Indonesia, hasil dari
terhadap terkonsentrasinya tenaga kerja penelitian ini adalah bahwa lokasi industri
adalah akumulasi modal, yang secara manufaktur yang berorientasi ekspor di
akumulatif terdiri dari investasi dan output Indonesia tahun 1990 hingga tahun 1999
hasil produksi. Investasi memiliki multiplier cenderung mengumpul di tiga pulau utama,
effect yang mencakup penyerapan tenaga yaitu Jawa, sumatra, dan Kalimantan. Daerah
kerja, yang secara tidak langsung industri di pulau Jawa tahun 1990
meningkatkan daya beli masyarakat dan terkonsentrasi di bagian barat (Jawa Barat
makin bertumbuhnya aktivitas ekonomi. dan DKI Jakarta) dan bagian timur (Jawa
(Priambodo, 2014). Timur). Pada tahun 1999 terjadi perubahan
Terkait dengan konsentrasi wilayah pola, dimana daerah industri berstrata sangat
atau spasial, beberapa penelitian terdahulu tinggi di Pulau Jawa terkonsentrasi hanya
telah mengawali tentang hal ini. (Wheeler & dibagian barat Pulau Jawa (Jawa Barat dan
Muller, 1986: 72), dalam Wahyudin (2004), DKI Jakarta).
menyebutkan bahwa konsentrasi spasial Pulau Sumatra hanya Propinsi Sumatra
menyangkut sifat dan fungsi koneksi antar- Utara saja yang berada pada strata sangat
tempat di dunia. Ullman (1957), menge- tinggi tahun 1990, pada 1999 berpindah ke
mukakan tiga konsep interaksi spasial yaitu: Propinsi Riau. Kalimantan pada tahun 1990
complementary, transferability and inter- dan tahun 1999 tidak mempunyai propinsi
vening opportunity. Konsep complementary pengekspor industri manufaktur yang berada
mengacu pada pendapat Bertil Ohlin, bahwa pada strata tinggi. Sedangkan pada tingkat
masing-masing daerah merupakan komple- kabupaten/kota, tingkat ekspor paling tinggi
men bagi daerah lainnya. Jika terjadi pada tahun 1990 berlokasi di sekitar pusat –
kelebihan permintaan pada suatu daerah, pusat perdagangan, dan sebagian besar dekat
akan dipenuhi oleh daerah lainnya. Konsep dengan kota pelabuhan, misalnya; Jakarta
transferability merupakan transfer kemam- Utara, Deli Serdang, Surabaya, palembang,
puan dari daerah ke daerah lain. Hambatan Medan, Musi Banyu Asin, dan sebagainya.
utama dari konsep ini adalah adanya jarak Lebih lanjut dikemukakan oleh Wahyudin,
(range) antara daerah asal dengan daerah bahwa tren indeks entropi total yang
tujuan. Semakin dekat jarak antar daerah, menurun sejak tahun awal pengamatan 1990
tingkat interaksi cenderung semakin tinggi, hingga tahun 1999 mencerminkan adanya
demikian juga sebaliknya. Konsep terakir peningkatan penyebaran industri manufaktur
adalah intervening opportunity, konsep ini yang berorientasi ekspor di Indonesia,
mengacu pada teori migrasi Samuel A. dengan kata lain, pada tahun pengamatan
Stouffer (1940) yang mengatakan “ no menunjukan konsentrasi spasial yang
necessary relationship betwen distance and cenderung semakin menurun.
mobility, but the number of persons going a
4
ISSN 2407-9189 Universty Research Coloquium 2016
Arif dan Utomo (2016), telah pula digunakan indeks Moran. Indeks Moran
melakukan penelitian tentang konsentrasi (Moran’s Index) adalah salah satu teknik
spasial industri-industri unggulan Kota analisis spasial yang dapat digunakan untuk
Surakarta. Penelitian tersebut menjelaskan menentukan adanya autokorelasi spasial
bahwa dalam skala regional, Surakarta antar lokasi pengamatan. Metode ini dapat
memiliki lima industri unggula yaitu industri digunakan untuk mendeteksi permulaan dari
makanan dan minuman (ISIC15), tekstil dan keacakan spasial, dimana keacakan spasial
produk tekstil (ISIC17), pakaian jadi ini dapat mengindikasikan adanya pola-pola
(ISIC18), industri pencetakan (ISIC22), dan yang mengelompok atau membentuk tren
industri mebel (ISIC36). Lebih lanjut terhadap ruang. Rentang nilai dari Indeks
dikemukanan bahwa pola konsentrasi spasial Moran dalam kasus matriks pembobot
tenaga kerja dan unit industri Surakarta spasial terstandarisasi adalah -1 = I = 1. Nilai
terkonsentrasi di 4 titik yaitu: (1) Mojosongo -1 = I < 0 menunjukkan adanya autokorelasi
dan Jebres; (2) Laweyan dan Pajang (3) spasial negatif, sedangkan nilai 0 < I = 1
Distrik Tipes, dan (4) Pasar Kliwon. menunjukkan adanya autokorelasi spasial
Distribusi spasial berdasarkan tenaga kerja, positif, nilai Indeks Moran bernilai nol
menjelaskan bahwa konsentrasi tertinggi mengindikasikan tidak berkelompok. Nilai
pekerja berada di Kerten dan Laweyan, Indeks Moran tidak menjamin ketepatan
kemudian menyebar ke wilayah sekitarnya pengukuran jika matriks pembobot yang
yang meliputi Kecamatan Pajang dan digunakan adalah pembobot tak terstandari-
Sondakan sasi. Perhitungan Indeks Moran dilakukan
pada alat analisis ArcGIS.
3. METODE PENELITIAN
Metodologi dalam studi ini menguna- Analisis Faktor-faktor yang mempenga-
kan desain penelitian data sekunder hasil ruhi Konsentrasi Tenaga Kerja IBM Jawa
survey industri dan stastistik daerah dalam Tengah
angka hasil publikasi Badan Pusat Statistik Jumlah tenaga kerja, adalah
Provinsi Jawa Tengah dalam beberapa banyaknya pekerja atau karyawan yang
Tahun. Studi ini telah dilakukan dengan dua terserap pada sektor Industri Besar dan
tahap, Tahap pertama adalah mengetahui Menengah yang diukur dengan satuan orang.
konsentrasi spasial tenaga kerja pada sektor Berdasarkan kajian literatur, variabel-
industri besar dan menengah, pendekatan variabel yang diduga berpengaruh terhadap
pada tahap ini dilakukan dengan metode terjadinya konsentrasi spasial tenaga kerja
moran index, pada alat analisis ArcGIS. IBM adalah; (1) upah, yang dimaksud upah
Tahap kedua adalah mengetahui faktor-faktor dalam Kajian ini adalah Upah Minimum
yang diduga mempengaruhi konsentrasi Regional (UMR) dari 35 Kabupaten atau
spasial tenaga kerja sektor industri besar dan kota di Jawa Tengah pada tahun pengamatan
menengah Provinsi Jawa Tengah, dalam yang dinyatakan dalam ribuan rupiah. (2)
tahap ini metode yang digunakan adalah Nilai Output, adalah hasil akhir dari proses
analisis ekonometrika dengan model regresi produksi pada IBM pada tahun pengamatan
panel data. yang dinyatakan dalam ribuan rupiah. (3)
Jumlah Unit Usaha, yaitu banyaknya
Analisis Konsentrasi Tenaga Kerja perusahaan IBM Kabupaten atau Kota di
Pada penelitian ini analisis Analisis Jawa Tengah, diukur dengan satuan unit. (4)
untuk menentukan konsentrasi tenaga kerja
5
Universty Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
6
ISSN 2407-9189 Universty Research Coloquium 2016
Sumber : Jawa Tengah dalam Angka, BPS, diolah dalam Arc View GIS
7
Universty Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
Gambar 2
Distribusi Spasial Konsentrasi Perusahaan Besar dan Menengah Propinsi Jawa Tengah
Sumber : Jawa Tengah dalam Angka, BPS, diolah dalam Arc View GIS
parameter regresi data panel dalam
Hasil analisis pada Gambar 2
menganalisis pengaruh UMR, nilai output,
menunjukkan bahwa Kota Semarang,
jumlah unit usaha dan investasi terhadap
Kabupaten Jepara, Pekalongan dan Klaten
penyerapan tenaga kerja di tahun 2011-2013.
adalah wilayah-wilayah yang memiliki
Hasil regresi data panel ditunjukkan pada
perusahaan IBM dengan konsentrasi tertinggi
Tabel 3 yang ditampilkan sebagai berikut:
di Jawa Tengah, kemudian diikuti oleh
Tabel 3.
daerah Kudus, Pati dan Kebumen yang
Hasil Regresi Data Panel
memiliki konsentrasi IBM tinggi, sedangkan
Koefisien Model
daerah lain terkelompok dalam kategori Variabel
PLS FEM REM
sedang hingga rendah. C -2864.355 3807.047 2813.681
B. Hasil Analisis Data Panel UMR 0.008481 0.003046 0.003190
Q 1.66E-06 9.53E-07 1.05E-06
Analisis data panel merupakan
COMP 75.90749 96.07495 98.16005
gabungan data times series dan cross section.
INV -1.85E-05 -2.74E-05 -2.24E-05
Objek dalam penelitian ini adalah 35
Error term 1.28E+10 4.53E+08 7.99E+08
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah
R2 0.819092 0.993576 0.765757
tahun 2011-2013. Ada tiga model yang dapat
Prob.F-Stat 0,000000 0.000000 0.000000
dipilih dalam regresi data panel dan dipilih
Sumber: Output data panel menggunakan E-
model manakah yang paling tepat. Model
views7
yang tepat digunakan untuk mengestimasi
8
ISSN 2407-9189 Universty Research Coloquium 2016
9
Universty Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
10
ISSN 2407-9189 Universty Research Coloquium 2016
11
Universty Research Coloquium 2016 ISSN 2407-9189
12
ISSN 2407-9189 Universty Research Coloquium 2016
13