Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

AKUNTABILITAS:

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI


Vol. 8 No. 2 Juli 2014

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE,


TINGKAT SUKU BUNGA DAN PERINGKAT OBLIGASI
TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI

Ruth Samantha Hamzah


Universitas Sriwijaya
ruth_shasa@yahoo.com

ABSTRACT
This study is aimed to give better understanding the impact of Good Corporate
Governance (GCG) implementation, interest rate, and bond rating on bond Yield
to Maturity (BYTM) through controlled variable namely Debt to Equity Ratio
(DER) and Return on Equity (ROE). BYTM is an indicator for the investors to
foresee the future value of the bond until its payment due. In order to predict how
marketable a bond is, investor must consider an array of aspects, be it internally
(GCG and rating) or externally (interest rate).GCG variables that had been set in
this study consists of four proxies, namely institutional ownership, managerial
ownership, the size of independent supervisory board, and audit commitee.
During a period of 2010-2012, 84 bonds from 16 companies were sampled in this
study. This study employed panel regression method to analyze the data. The
results of this study has shown that proxies from GCG variables, namely
institutional ownership, managerial ownership, the size of independent
supervisory board, and audit commitee, impart significantly negative effects on
BYTM, whereas audit commitee gives unsignificantly positive impact. Interest rate
and bond rating impart significantly positive and significantly negative impacts,
respectively. Controlled variables of DER and ROE does not give significant
effects.

Keywords: Bond Yield to Maturity, Good Corporate Governance, Interest Rate,


Bond Rating

PENDAHULUAN modal perusahaan bisa diperoleh


melalui pasar uang maupun pasar
Dalam menjalankan suatu
modal. Pasar modal merupakan pasar
organisasi atau perusahaan
untuk berbagai instrumen keuangan
dibutuhkan modal yang besar agar
atau sekuritas jangka panjang yang
kegiatan usaha dapat berjalan dengan
bisa diperjualbelikan, baik dalam
lancar, dana tersebut digunakan
bentuk hutang maupun modal
untuk pembiayaan modal kerja
sendiri. Salah satu instrumen yang
ataupun melakukan ekspansi.
diperjualbelikan di pasar modal
Menurut Husnan (2003), dana atau
adalah obligasi dan saham.

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 171
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

Investasi pada obligasi relatif sekuritas lain dalam pasar modal


lebih aman dibanding dengan (Bodie dkk, 2006).
investasi saham, karena pemegang Obligasi mempunyai risiko
obligasi memiliki hak pertama atas yang disebut dengan gagal bayar
aset perusahaan jika perusahaan (default) yaitu kegagalan membayar
tersebut mengalami likuidasi. Hal pokok dan kupon obligasi.
tersebut terjadi karena perusahaan Berdasarkan penelitian yang
telah memiliki kontrak perjanjian dilakukan oleh salah satu lembaga
untuk melunasi obligasi yang telah pemeringkat obligasi, PT Pefindo
dibeli oleh pemegang obligasi. menghasilkan kesimpulan bahwa
Sebagai suatu instrumen investasi semakin tinggi peringkat obligasi
perubahan yield (tingkat hasil) semakin rendah pula risiko gagal
obligasi yang diperoleh investor akan bayarnya. Kasus gagal bayar obligasi
mengalami perubahan seiring dengan dapat dijadikan sinyal bagi investor
berjalannya waktu. Perubahan yield untuk mengambil keputusan. Risiko
tersebut berpengaruh pada tingkat gagal bayar bagi investor dapat
harga pasar obligasi itu sendiri. Yield diminimalisir dengan mengkaji
obligasi yang digunakan dalam terlebih dahulu sebelum membeli
penelitian ini adalah yield to maturity obligasi, salah satunya adalah dengan
(YTM) Obligasi. Yield to maturity mempertimbangkan tata kelola
merupakan tingkat keuntungan yang perusahaan yang baik.
akan diterima investor jika membeli Apabila penerapan good
obligasi pada harga pasar saat ini dan corporate governance telah
menahan obligasi tersebut hingga dilaksanakan dengan baik oleh
jatuh tempo. emiten atau perusahaan penerbit
Faktor makro ekonomi adalah obligasi, maka pengelolaan
faktor dari luar perusahaan seperti perusahaan telah dapat dikatakan
tingkat suku bunga. Peramalan suku baik. Penerapan good corporate
bunga secara langsung governance tidak secara langsung
mempengaruhi peramalan yield akan mempengaruhi yield suatu
dalam fixed income market. Seperti obligasi, banyak faktor yang pada
disebutkan dalam penelitian Hamid akhirnya dapat mempengaruhi yield
dkk (2006) bahwa tingkat suku tersebut. Namun diyakini dengan
bunga merupakan salah satu faktor adanya pengelolaan perusahaan yang
yang harus diperhatikan oleh baik dengan penerapan good
investor karena tingkat suku bunga corporate governance dapat
yang rentan terhadap fluktuasi akan menambah nilai jual perusahaan di
mudah pula mempengaruhi fluktuasi mata investor dimana pada akhirnya
harga obligasi. Meningkatnya suku akan menarik minat investor untuk
bunga merupakan berita buruk untuk ikut berpartisipasi ke dalam pasar
pasar modal karena investor akan obligasi.
tertarik untuk menanamkan dananya Peringkat obligasi juga sangat
pada pasar uang. Hal ini penting bagi investor karena mampu
menyebabkan menurunnya memberikan pernyataan informatif
permintaan obligasi dan sekuritas- dan memberikan sinyal tentang
kemungkinan kegagalan hutang

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 172
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

suatu perusahaan (Altman, 1989). Di menetralkan pengaruh variabel


Indonesia sendiri terdapat dua independen yaitu GCG, tingkat suku
lembaga pemeringkat obligasi yaitu bunga, dan peringkat obligasi
Pefindo dan Moody’s Indonesia. terhadap variabel dependennya yaitu
Dari hasil beberapa penelitian yield to maturity obligasi, sehingga
sebelumnya peringkat obligasi dapat hasil penelitian terhindar dari unsur
dijadikan salah satu pedoman untuk bias. Dengan demikian tujuan
melihat kelayakan berinvestasi di penelitian ini adalah untuk
obligasi tersebut. Peringkat obligasi mengetahui pengaruh penerapan
yang tinggi cenderung menawarkan Good Corporate Governance,
Yield to Maturity obligasi yang lebih tingkat suku bunga dan peringkat
rendah dibandingkan dengan obligasi obligasi terhadap Yield to Maturity
yang berperingkat rendah, karena Obligasi.
obligasi dengan peringkat baik
cenderung lebih aman dibandingkan
LANDASAN TEORETIS DAN
dengan obligasi dengan peringkat
rendah. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Penggabungan variabel GCG,
Teori Agensi
peringkat obligasi dan tingkat suku
Hubungan keagenan
bunga diharapkan dapat
merupakan suatu kontrak antara
menghasilkan tingkat pengembalian
principal dengan agent. Jensen dan
(yield) obligasi yang diharapkan bagi
Meckling (1976) menjelaskan
investor. Penelitian ini melihat
hubungan keagenan di dalam teori
prediksi yield obligasi yang
agensi (agency theory) bahwa
diharapkan investor dari sisi internal
perusahaan merupakan kumpulan
melalui pengelolaan manajemen
kontrak (nexus of contract) antara
emiten yaitu penerapan good
pemilik sumber daya ekonomis
corporate governance dan peringkat
(principal) dan manajer (agent) yang
obligasi yang didapatkan oleh
mengurus penggunaan dan
obligasi tersebut dan juga melalui
pengendalian sumber daya tersebut.
sisi eksternal, yaitu tingkat suku
Hubungan keagenan dapat
bunga yang cenderung fluktuatik
menimbulkan masalah pada saat
mengikuti naik turunnya gejolak
pihak-pihak yang bersangkutan
ekonomi. Agar temuan lebih
mempunyai tujuan yang berbeda.
komprehensif dan berlaku umum,
Konflik keagenan dapat
populasi yang digunakan dalam
dihindari dengan suatu mekanisme
penelitian ini meliputi seluruh
pengelolaan yaitu good corporate
perusahaan penerbit obligasi yang
governance yang didasarkan pada
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
teori keagenan. Penerapan konsep
(BEI) dan diperingkat oleh PT
good corporate governance
Pefindo. Penelitian ini menggunakan
diharapkan memberikan kepercayaan
rasio leverage yaitu Debt to Equity
terhadap agen (manajemen) dalam
Ratio dan rasio profitabilitas yang
mengelola kekayaan pemilik
diwakili oleh Return on Equity
(investor), dan pemilik menjadi lebih
sebagai variabel kontrol. Variabel
yakin bahwa agen tidak akan
kontrol ditambahkan untuk
melakukan suatu kecurangan untuk

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 173
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

kesejahteraan agen. Penyimpangan disebabkan karena terjadinya


keuangan yang dilakukan oleh pihak asimetri informasi antara pihak
manajemen akibat adanya perbedaan manajemen dan pihak eksternal.
kepentingan antara principal dan Untuk mengurangi asimetri
agen menyebabkan kinerja informasi maka perusahaan harus
perusahaan menurun. Konflik mengungkapkan informasi yang
kepentingan tersebut dapat dimiliki, baik informasi keuangan
diminimalisir melalui suatu maupun non keuangan (Rustiarini,
mekanisme tata kelola perusahaan 2010). Teori sinyal menunjukkan
yang baik atau good corporate adanya hubungan asimetri antara
governance tersebut. Dengan manajemendengan berbagai pihak
meningkatkan kepemilikan saham yang berkepentingan terhadap
perusahaan oleh manajemen informasi perusahaan (Raharja &
(kepemilikan manajerial), maka Sari, 2008).
manajemen akan cenderung berusaha Asimetri informasi terjadi
meningkatkan kinerjanya untuk dikarenakan salah satu
kepentingan pemegang saham dan pihak memiliki informasi yang lebih
kepentingan perusahaan itu sendiri. baik dibanding dengan pihak lainnya.
Kemudian dengan adanya Manajemen selaku pihak intern
kepemilikan saham oleh investor perusahaan memiliki informasi yang
institusional (kepemilikan lebih baik dibanding dengan pihak
institusional) dapat mengendalikan yang lain di luar perusahaan.
pihak manajemen melalui proses Sebelum memutuskan untuk
monitoring secara efektif dengan berinvestasi pada obligasi suatu
kepemilikannya yang besar, sehingga perusahaan, pihak eksternal
dapat meningkatkan kinerja perusahaan seperti calon investor
manajemen. Melalui mekanisme tentu sangat membutuhkan informasi
monitoring tersebut akan tentang kondisi obligasi. Untuk itu
memberikan arahan pada pihak dengan teori sinyal diharapkan
manajemen oleh dewan komisaris. manajemen memberikan
Fungsi dewan komisaris tersebut memberikan sinyal berupa informasi
dipengaruhi oleh ukuran dewan mengenai kualitas atau kondisi
komisaris. Kesimpulan dari obligasi, apakah obligasi berpotensi
hubungan keagenan adalah adanya gagal bayar atau tidak dan
pemisahan antara kepemilikan bagaimana dengan imbal balik
investor (prinsipal) dan manajemen (yield) obligasi tersebut. Salah satu
(agent). Investor memiliki harapan sinyal tersebut ditunjukkan dengan
bahwa manajemen akan peringkat obligasi.
menghasilkan pengembalian dari
dana yang mereka investasikan. METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Teori Signalling Penelitian ini menggunakan
Teori sinyal membahas data panel berupa data sekunder yang
mengenai dorongan perusahaan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
untuk memberikan informasi kepada (BEI), website Bank Indonesia, dan
pihak eksternal. Dorongan tersebut data peringkat dari website Pefindo.

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 174
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

1. Pooled least square (PLS).


Populasi dan Sampel Mengestimasi data panel dengan
Dari 450 perusahaan yang metode OLS.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Fixed effects (FE).
terdapat 38 perusahaan obligasinya Menambahkan model dummy
masih aktif beredar pada periode pada data panel.
penelitian, kemudian dari 38 3. Random effects (RE).
perusahaan tersebut diperoleh 16 Memperhitungkan error dari data
perusahaan yang memiliki data good panel dengan metode least
corporate governance yang lengkap square.
pada periode tahun 2010 sampai Dari tiga pendekatan metode
dengan 2012. Sedangkan obligasi data panel, terdapat tiga teknik
yang aktif beredar dari 16 estimasi model regresi data panel
perusahaan tersebut adalah sejumlah yaitu uji F, uji CHOW, dan uji
28 obligasi. Jadi sampel dalam Hausman. Dua pendekatan yang
penelitian ini berjumlah 84 obligasi sering digunakan untuk
pada periode tahun 2010 sampai mengestimasi model regresi dengan
dengan 2012. data panel adalah pendekatan FE dan
pendekatan RE. Uji F dan uji CHOW
Metode Analisis Data digunakan untuk menentukan metode
Pengujian terhadap hipotesis antara pendekatan PLS dan FE,
yang dilakukan dengan metode sedangkan uji Hausman digunakan
regresi data panel. Ada tiga metode untuk menentukan antara pendekatan
yang bisa digunakan untuk bekerja RE dan FE.
dengan data panel, yaitu sebagai
berikut (Ajija dkk, 2011):

Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
YTMit = α + β1INSTit + β2KMANit + β3UDKit + β4KAUDit + β5IRATEit
+ β6RATINGit + β7DERit + β8ROEit + ε
Keterangan:
α : Konstanta
β1 : Koefisien Kepemilikan Institusional
β2 : Koefisien Kepemilikan Manajemen
β3 : Koefisien Ukuran Dewan Komisaris Independen
β4 : Koefisien Komite Audit
β5 : Koefisien Tingkat Suku Bunga
β6 : Koefisien Peringkat Obligasi
β7 : Koefisien Debt to Equity Ratio
β8 : Koefisien Return on Equity
YTM : Yield to Maturity Obligasi
INST : Kepemilikan Institusional
KMAN : Kepemilikan Manajerial
UDK : Ukuran Dewan Komisaris Independen
KAUD : Komite Audit
RATING : Peringkat Obligasi

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 175
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

IRATE : Tingkat Suku Bunga


DER : Debt to Equity Ratio
ROE : Return on Equity
it : Institutional (perusahaan), time (waktu)
ε : Error Term

HASIL DAN PEMBAHASAN daripada F tabel maka hipotesis nol


Hasil Regresi Data Panel (Ho) ditolak dan Ha diterima, berarti
Uji F-Statistik metode data yang lebih baik
Dengan menggunakan rumus digunakan adalah Fixed Effect (FE).
perhitungan F statistik berdasarkan
hasil pengolahan data didapatkan Uji Hausman
nilai F hitung (F statistik) sebesar Selanjutnya uji Hausman
5,367 (Rr2=0.76, Rur2=0.86, m=6, digunakan untuk menentukan metode
n=84, k=7) dengan nilai F tabel yang lebih baik digunakan antara FE
sebesar 2.237 sehingga nilai F hitung atau RE. Hasil dari uji Hausman
lebih besar dibandingkan F tabel. ditunjukkan pada Tabel di bawah ini:
Apabila nilai F hitung lebih besar

Tabel 1
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: Untitled
Test cross-section random effects
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 6 1.0000


Sumber: Hasil Penelitian (diolah)

Berdasarkan tabel 1, nilai Probability tepat digunakan dalam penelitian ini


Cross-section random adalah sebesar adalah Random Effects (RE).
1.000 lebih besar dari Alpha (α) 0.05
dengan demikian hipotesis nol (Ho) Pemilihan Model Akhir
diterima sehingga model mengikuti Hasil dari hasil pengujian statistic
Random Effects. Jika dilihat dari dan hausman menunjukkan model
nilai Chi-Square Statistic adalah akhir yang lebih tepat digunakan
0.0000 dimana nilai kritis Chi- dalam penelitian ini adalah RE. Jadi
Square dengan degree of freedom model yang digunakan dalam
(df) sebesar 6 pada α=5% adalah penelitian ini mengikuti model
12.5916. Dengan demikian nilai Random Effects sehingga persamaan
statistik Hausman lebih kecil regresi data panel yang diperoleh
dibandingkan Chi-Square dalam penelitian ini adalah sebagai
(0.0000<12.5916) maka model yang berikut:

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 176
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

YTMit = 0.8411 – 0.0520 INST – 1.2349 KMAN – 0.1021 UDK + 0.0086 KAUD + 0.0061
IRATE – 0.5911 RATING – 0.0003 DER + 0.0071 ROE + ε

Pembahasan audit, tingkat suku bunga dan


Uji Regresi Simultan (Uji F) peringkat obligasi) berpengaruh
Uji F digunakan untuk secara simultan terhadap variabel
mengetahui bahwa variabel dependennya (yield to maturity
independen dalam penelitian obligasi). Hasil dari pengujian
(kepemilikan institusional, regresi simultan dapat dilihat pada
kepemilikan manajerial, ukuran tampilan tabel di bawah ini:
dewan komisaris independen, komite
Tabel 2
Hasil Uji F
F-statistic 27.68889
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Penelitian (diolah)

Dari tabel 2 nilai F statistik atau F maka model regresi data panel bisa
hitung yang didapat adalah sebesar dipakai untuk memprediksi yield to
27.68889 sedangkan nilai F tabel maturity obligasi. Dapat disimpulkan
adalah 2.21 (sig. 0.05, df1=6; bahwa secara bersama-sama
df2=77). Maka nilai F hitung lebih kepemilikan institusional,
besar dari F tabel (27.68889 > 2.21) kepemilikan manajerial, ukuran
dan taraf signifikansi sebesar dewan komisaris independen, komite
0.00000 lebih kecil dari α = 0.05 atau audit, tingkat suku bunga dan
tingkat kepercayaan 95% (0.00000 < peringkat obligasi berpengaruh
0.05), sehingga Ho ditolak dan Ha terhadap yield to maturity obligasi.
diterima. Karena probabilitas
(0.00000) jauh lebih kecil dari 0.05,

Uji Regresi Parsial (Uji t)


Kepemilikan Institusional
Tabel 3
Uji Hipotesis Pengaruh Kepemilikan Institusional
Terhadap Yield to Maturity Obligasi

Koefisien
Hipotesis Keterangan
(probabilitas)
Kepemilikan institusional berpengaruh -0.052043
Diterima
negatif terhadap yield to maturity obligasi (0.0000)
Sumber: Hasil Penelitian (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat Good Corporate Governance (GCG)


dilihat bahwa proksi dari variabel yaitu kepemilikan institusional

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 177
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

signifikan terhadap YTM obligasi. akan berusaha meningkatkan nilai


Hal ini ditunjukkan pada tabel 3 di perusahaan yang pada akhirnya akan
atas, dimana nilai probabilitas atau menurunkan YTM obligasi.
taraf signifikansi sebesar 0.0000 Kepemilikan institusional memiliki
lebih kecil dibandingkan α=0.05 kemampuan untuk mengendalikan
dengan nilai t hitung sebesar - pihak manajemen melalui proses
10.26849 lebih besar dibandingkan t monitoring secara efektif sehingga
tabel 1.664 (10.268>1.664). dapat meningkatkan nilai
Kemudian koefisien variabel perusahaan. Nilai perusahaan yang
kepemilikan institusional adalah tinggi mewakili resiko investasi yang
sebesar -0.052043. Nilai negatif pada lebih rendah sehingga investor dapat
koefisien menunjukkan hubungan terhindar dari risiko default (gagal
antara kepemilikan institusional bayar obligasi). Nilai perusahaan
terhadap YTM obligasi adalah yang tinggi akan memberikan sinyal
negatif, sesuai dengan hipotesis di yang positif bagi investor sehingga
dalam penelitian ini yaitu apabila investor bersedia membeli saham
kepemilikan institusional meningkat perusahaan tersebut. Resiko investasi
maka YTM obligasi akan menurun. yang rendah akan menyebabkan
Sehingga hubungan kepemilikan YTM obligasi yang ditawarkan
institusional terhadap YTM obligasi menjadi rendah. Bagi perusahaan
secara parsial adalah negatif dengan nilai perusahaan yang
signifikan terhadap YTM obligasi. rendah, maka resiko investasi akan
Hasil penelitian yang meningkat sehingga menyebabkan
signifikan menandakan bahwa proses penawaran YTM obligasi meningkat.
monitoring telah berjalan dengan
optimal. Kepemilikan institusional Kepemilikan Manajerial
sebagai pemegang saham mayoritas
Tabel 4
Uji Hipotesis Pengaruh Kepemilikan Manajerial
Terhadap Yield to Maturity Obligasi

Koefisien
Hipotesis Keterangan
(probabilitas)
Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif -1.234921
Diterima
terhadap yield to maturity obligasi (0.0000)
Sumber: Hasil Penelitian (diolah)

Pada tabel uji hipotesis kepemilikan dijelaskan bahwa proksi kedua dari
manajerial di atas dapat dilihat nilai variabel GCG yaitu kepemilikan
dari t hitung adalah sebesar - manajerial secara parsial signifikan
5.185026 lebih besar dibandingkan terhadap YTM obligasi. Nilai dari
dengan t tabel yaitu sebesar 1.664 koefisien kepemilikan manajerial
(5.185>1.664) dengan taraf menunjukkan arah negatif sebesar -
signifikansi sebesar 0.0000<0.05. 1.234921, memiliki arti bahwa
Dari nilai statistik tersebut dapat hubungan kepemilikan manajerial

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 178
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

terhadap YTM obligasi adalah saham. Sementara dalam perusahaan


negatif. Semakin besar jumlah tanpa kepemilikan manajerial,
kepemilikan manajerial maka YTM manajer yang bukan pemegang
obligasi akan semakin kecil dan saham kemungkinan hanya
sebaliknya. Hasil ini sejalan dengan mementingkan kepentingannya
hipotesis dalam penelitian ini yang sendiri. Asumsi ini didapatkan dari
menyatakan bahwa kepemilikan penelitian yang dilakukan oleh
manajerial berpengaruh negatif Jansen dan Meckling (1976). Hasil
terhadap YTM obligasi, maka penelitian menunjukkan bahwa
hipotesis diterima. Hasil uji parsial kepemilikan saham yang semakin
menjelaskan kepemilikan manajerial tinggi belum tentu akan
negatif dan signifikan terhadap YTM menyebabkan penyelewengan
obligasi. terhadap hak pengendalian
Hubungan kepemilikan (controlling). Semakin besar
manajerial dalam penelitian ini kepemilikan manajerial maka pihak
adalah negatif dan signifikan manajerial cenderung untuk berusaha
terhadap yield to maturity (YTM) lebih giat untuk kepentingan
obligasi dan menunjukkan arah manajerial yang tidak lain adalah
koefisien negatif atau sesuai dengan dirinya sendiri. Oleh karena itu
hipotesis yang dibentuk bahwa perusahaan cenderung memiliki
semakin besar kepemilikan kinerja yang baik, dengan kinerja
manajerial akan menurunkan YTM perusahaan yang baik maka
obligasi dan juga sebaliknya. perusahaan akan memberikan sinyal
Semakin besarnya kepemilikan yang baik bagi investor sehingga
saham oleh manajerial ternyata dapat perusahaan mendapatkan
meningkatkan kinerja perusahaan. kepercayaan dari investor akan
Pada perusahaan dengan kepemilikan image perusahaan yang baik. Hal ini
manajerial, manajer yang sekaligus akan menyebabkan penawaran
pemegang saham tentunya akan terhadap harga obligasi perusahaan
menselaraskan kepentingannya meningkat, jika harga obligasi naik
sebagai manajer dengan maka YTM yang dihasilkan akan
kepentingannya sebagai pemegang menurun.

Ukuran Dewan Komisaris Independen


Tabel 5
Uji Hipotesis Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Independen
Terhadap Yield to Maturity Obligasi

Koefisien
Hipotesis Keterangan
(probabilitas)
Ukuran Dewan Komisaris Independen
-0.102111
berpengaruh negatif terhadap yield to Diterima
(0.0000)
maturity obligasi
Sumber: Hasil Penelitian (diolah)

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 179
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

Pada tabel 5 di atas dapat dilihat nilai Berdasarkan hasil olah data
probabilitas (taraf signifikansi) penelitian pada tabel 5 ukuran dewan
sebesar 0.0000 lebih kecil komisaris independen berpengaruh
dibandingkan 0.05, sedangkan nilai t negatif dan signifikan terhadap YTM
hitung yang didapatkan adalah obligasi. Hasil ini sesuai dengan teori
sebesar -5.263271 lebih besar bahwa semakin besar proporsi
dibandingkan t tabel 1.664 ukuran dewan komisaris independen
(5.263>1.664). Berdasarkan nilai maka YTM yang dihasilkan akan
tersebut dapat dikatakan bahwa menurun. Keberadaan dewan
ukuran dewan komisaris independen komisaris independen mendukung
secara parsial signifikan terhadap prinsip responsibility dalam
YTM obligasi. Sedangkan nilai dari penerapan GCG karena jumlah
koefisien ukuran dewan komisaris komisaris independen yang semakin
independen menunjukkan -0.102111 banyak diharapkan dapat
dengan tanda negatif yang memiliki memaksimalkan kinerja perusahaan.
arti bahwa variabel ini memiliki Kinerja perusahaan yang baik akan
hubungan yang berbanding terbalik menurunkan resiko kegagalan
atau bepengaruh negatif terhadap membayar obligasi (default), maka
YTM obligasi. Hasil ini sesuai obligasi yang ditawarkan akan
dengan hipotesis yang dibentuk, semakin aman dengan tingkat
sehingga hipotesis dinyatakan spekulasi yang lebih rendah. Oleh
diterima serta didapatkan hubungan karena itu, YTM yang ditawarkan
ukuran dewan komisaris independen juga akan lebih kecil dibandingkan
secara parsial berpengaruh negatif obligasi dengan tingkat spekulasi
dan signifikan terhadap YTM tinggi.
obligasi.

Komite Audit
Tabel 6
Uji Hipotesis Pengaruh Komite Audit
Terhadap Yield to Maturity Obligasi

Koefisien
Hipotesis Keterangan
(probabilitas)
Komite audit berpengaruh negatif terhadap 0.008689
Ditolak
yield to maturity obligasi (0.4438)
Sumber: Hasil Penelitian (diolah)

Pada proksi variabel GCG yang dibandingkan t tabel 1.664


keempat yaitu komite audit (0.7699<1.664), sehingga komite
didapatkan nilai probabilitas (taraf audit secara parsial tidak signifikan
signifikansi) sebesar 0.4438 lebih terhadap YTM obligasi. Nilai
besar dibandingkan 0.05 koefisien yang dihasilkan sebesar
(0.4438>0.05) dan nilai t hitung 0.008689 dengan tanda positif,
sebesar 0.7699 lebih kecil artinya adalah hubungan komite

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 180
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

audit dan YTM obligasi adalah internal dan risiko perusahaan.


berbanding lurus. Apabila jumlah Sehingga banyaknya jumlah komite
komite audit meningkat, maka YTM audit tidak menjadi jaminan atas
obligasi juga akan meningkat begitu penurunan YTM obligasi. Bahkan
pula sebaliknya. Hasil ini tidak masih terdapat anggota komite audit
sejalan dengan hipotesis dalam dengan latar belakang akuntansi dan
penelitian ini yang menyatakan keuangan yang kurang memadai.
komite audit berpengaruh negatif Selain itu, proses pemilihan anggota
terhadap YTM obligasi, berarti komite audit masih belum jelas dan
hipotesis ditolak. Jadi, dapat transparan sehingga anggota komite
dikatakan bahwa komite audit audit tersebut tidak dapat dipastikan
berpengaruh positif dan tidak independensinya. Intervensi atas
signifikan terhadap YTM obligasi. independensi komite audit dapat
Hasil penelitian menunjukkan memberi kesempatan bagi
komite audit (KAUD) memiliki perusahaan dalam memanipulasi
hubungan positif dan tidak signifikan laporan keuangan. Hal ini akan
terhadap YTM obligasi. Hasil ini memberikan dampak negatif bagi
tidak sesuai dengan teori yang perusahaan yang akan menurunkan
menjelaskan bahwa seharusnya kinerja perusahaan. Pada akhirnya
semakin besar jumlah anggota dengan kinerja perusahaan yang
komite audit maka semakin kecil menurun akan memberikan sinyal
YTM obligasi yang dihasilkan. yang buruk bagi investor, sehingga
Komite audit dapat menjadi investor tidak bersedia membeli
controller atau pengawas dalam obligasi yang ditawarkan dengan
setiap kebijakan dan keputusan yang harga tinggi. Jika obligasi dibeli
diambil perusahaan. Pada dengan harga rendah, maka YTM
kenyataannya, masih banyak anggota obligasi dihasilkan akan menjadi
komite audit yang belum memiliki lebih tinggi dengan tingkat spekulasi
pengetahuan yang cukup dalam dan resiko default yang lebih tinggi
memahami masalah pengendalian pula.

Tingkat Suku Bunga


Tabel 7
Uji Hipotesis Tingkat Suku Bunga
Terhadap Yield to Maturity Obligasi

Koefisien
Hipotesis Keterangan
(probabilitas)
Tingkat suku bunga berpengaruh positif 0.006185
Diterima
terhadap yield to maturity obligasi (0.0187)
Sumber: Hasil Penelitian (diolah)

Berdasarkan tabel di atas berpengaruh positif dan signifikan


didapatkan penjelasan bahwa terhadap YTM obligasi. Hal ini
variabel tingkat suku bunga ditunjukkan dari nilai probabilitas

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 181
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

sebesar 0.0187 lebih kecil obligasi bergerak dengan arah yang


dibandingkan 0.05 (0.0187<0.05) berlawanan. Jadi jika suku bunga
dan pada tabel 7 dapat dilihat nilai t naik, maka harga pasar obligasi akan
hitung yang lebih besar daripada t turun, demikian pula sebaliknya. Jika
tabel (2.402>1.664) sehingga, dapat suku bunga turun maka harga pasar
dijelaskan tingkat suku bunga secara obligasi akan naik. Tingkat suku
parsial signifikan terhadap YTM bunga inilah yang selalu memicu
obligasi. Nilai koefisien sebesar ketidakstabilan (volatility) harga
0.006185 menunjukkan tanda positif suatu obligasi. Apabila investor
dimana dapat diartikan hubungan meramalkan tingkat suku bunga akan
antara tingkat suku bunga dan YTM meningkat, maka investor akan dapat
obligasi adalah berbanding lurus, memperkirakan bahwa harga obligasi
yaitu apabila tingkat suku bunga naik akan cenderung menurun. Di
maka YTM obligasi juga akan samping itu, tingkat bunga yang
meningkat sesuai dengan hipotesis tinggi juga akan menyebabkan return
dalam penelitian sehingga hipotesis yang diisyaratkan investor dari suatu
dinyatakan diterima. investasi akan meningkat. Hubungan
Hasil penelitian ini antara tingkat suku bunga dengan
mendukung teori bahwa tingkat suku harga obligasi adalah negatif dan
bunga berpengaruh positif dan hubungan antara harga obligasi
signifikan terhadap YTM obligasi. dengan YTM adalah juga negatif.
Tingkat suku bunga pasar dan harga

Peringkat Obligasi
Tabel 8
Uji Hipotesis Peringkat Obligasi
Terhadap Yield to Maturity Obligasi

Koefisien
Hipotesis Keterangan
(probabilitas)
Peringkat obligasi berpengaruh negatif -0.591108
Diterima
terhadap yield to maturity obligasi (0.0000)
Sumber: Hasil Penelitian (diolah)

Pada tabel 8 dapat dilihat nilai diterima. Berdasarkan nilai


koefisien sebesar -0.591108 dengan probabilitas 0.0000 lebih kecil
tanda negatif. Dapat diartikan bahwa dibandingkan 0.05 dan nilai t hitung
hubungan antara peringkat obligasi -16.509 (tabel 4.5) lebih besar
dan YTM obligasi adalah berbanding dibandingkan t tabel 1.664. Sehingga
terbalik, apabila semakin meningkat dapat dijelaskan bahwa peringkat
peringkat obligasi maka YTM obligasi berpengaruh negatif dan
obligasi akan semakin menurun atau signifikan terhadap YTM obligasi.
kecil dan sebaliknya. Hasil ini Pada penelitian ini, variabel
sejalan dengan hipotesis yang peringkat (RATING) memiliki
dibentuk, maka hipotesis dinyatakan hubungan negatif dan signifikan

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 182
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

terhadap YTM obligasi. Hipotesis dengan kinerja yang baik (peringkat


pada variabel ini diterima dan sesuai yang tinggi) akan menawarkan
dengan penjelasan di atas bahwa obligasi dengan harga yang lebih
peringkat obligasi yang lebih rendah tinggi, sehingga YTM yang
akan menghasilkan YTM yang lebih dihasilkan akan lebih rendah. Hal
tinggi. Karena peringkat obligasi tersebut mengindikasikan bahwa
mewakili nilai dari suatu obligasi di peringkat obligasi yang dikeluarkan
mata investor, maka investor akan atau diperingkat oleh suatu lembaga
cenderung memilih berinvestasi pada pemeringkat (dalam penelitian ini
obligasi berperingkat tinggi yang peneliti menggunakan lembaga
dianggap lebih aman dengan risiko pemeringkat PT Pefindo) dapat
gagal bayar yang lebih rendah menjadi pertimbangan investor
dibandingkan dengan obligasi dalam keputusan melakukan
dengan peringkat rendah. Perusahaan transaksi obligasi.

Variabel Kontrol
Tabel 9
Hasil Uji t Terhadap Variabel Kontrol
Variabel Koefisien t-Statistik Sig.
DER -0.000321 -0.264207 0.7923
ROE 0.007139 0.469833 0.6398
Sumber: Hasil Penelitian (diolah)

Debt to Equity Ratio (DER) hubungan antara return on equity


Pada tabel 9 dapat dilihat (ROE) dan YTM obligasi adalah
nilai koefisien sebesar 0.000321 positif. Semakin besar nilai ROE
dengan tanda positif. Dapat diartikan semakin tinggi nilai YTM yang
bahwa hubungan antara debt to dihasilkan dan juga sebaliknya. Nilai
equity ratio (DER) terhadap YTM t hitung yang diperoleh sebesar
obligasi adalah negatif, semakin 0.469833 lebih kecil dibandingkan t
meningkat DER maka YTM obligasi tabel 1.664 dan nilai probabilitas
akan semakin menurun atau kecil sebesar 0.6398 lebih besar
dan sebaliknya. Berdasarkan nilai dibandingkan taraf signifikansi 0.05
probabilitas 0.7923 lebih besar (0.6398>0.05), sehingga dapat
dibandingkan 0.05 dan nilai t hitung diartikan bahwa ROE berpengaruh
-0.2642 (tabel 4.5) lebih kecil positif dan tidak signifikan terhadap
dibandingkan t tabel 1.664 YTM obligasi.
(0.2642<1.664), sehingga didapatkan
penjelasan bahwa peringkat obligasi Uji Koefisien Determinasi (R2)
berpengaruh negatif dan tidak Nilai R2 dalam model
signifikan terhadap YTM obligasi. penelitian ini adalah sebesar
0.747058 yang berarti bahwa sebesar
Return on Equity (ROE) 74.7% variasi perubahan yield to
Berdasarkan tabel 9 dapat maturity obligasi dipengaruhi oleh
dilihat nilai koefisien sebesar kepemilikan institusional,
0.007139 bernilai positif, berarti kepemilikan manajerial, ukuran

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 183
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

dewan komisaris independen, komite karena kebanyakan perusahaan di


audit, tingkat suku bunga dan Indonesia memiliki kepemilikan
peringkat obligasi, sedangkan manajerial dengan kepemilikan
sisanya variasi sebesar 25.3% minoritas, sehingga dengan
dipengaruhi oleh variabel lain diluar dilakukan penggolongan
model. kepemilikan manajerial
diharapkan hasil yang diperoleh
KESIMPULAN DAN SARAN pada penelitian selanjutnya akan
Kesimpulan lebih akurat.
Berdasarkan pembahasan atas 2) Bagi penelitian selanjutnya
hasil penelitian diperoleh kesimpulan apabila menggunakan data
sebagai berikut:a tahunan, tahun pengamatan dapat
1) Good Corporate Governance dibatasi menjadi dua tahun atau
(GCG) yang terdiri dari empat menggunakan periode penelitian
proksi memperoleh kesimpulan secara bulanan agar jumlah
bahwa kepemilikan institusional sampel yang diobservasi menjadi
(KIND), kepemilikan manajerial lebih besar dan beragam
(KMAN), ukuran dewan sehingga hasil penelitian dapat
komisaris independen (UDK) lebih mewakili kondisi yang ada.
secara parsial berpengaruh Semakin lama jangka waktu
negatif dan signifikan terhadap penelitian dengan menggunakan
YTM obligasi, sedangkan komite data tahunan sampel obligasi
audit (KAUD) secara parsial yang didapatkan akan semakin
tidak berpengaruh terhadap YTM berkurang, hal ini diakibatkan
obligasi. adanya obligasi yang sudah jatuh
2) Tingkat suku bunga memiliki tempo.
hubungan positif signifikan 3) Bagi penelitian selanjutnya
terhadap YTM obligasi. variabel tingkat suku bunga dapat
3) Peringkat obligasi memiliki digunakan sebagai variabel
hubungan negatif signifikan pemoderasi, untuk melihat
terhadap YTM obligasi. apakah variabel tingkat suku
4) Variabel kontrol yaitu Debt to bunga dapat memperkuat atau
Equity Ratio (DER) dan Return memperlemah hubungan antara
on Equity (ROE) tidak signifikan GCG dan peringkat obligasi
terhadap YTM obligasi. terhadap YTM obligasi, serta
dapat menambahkan variabel
Saran makro lain yang memiliki
Merujuk pada hasil penelitian pengaruh terhadap YTM obligasi
dapat diajukan beberapa saran bagi sebagai variabel pemoderasi
penelitian selanjutnya, yaitu: seperti tingkat inflasi.
1) Bagi penelitian selanjutnya
proksi dari variabel GCG yaitu DAFTAR PUSTAKA
kepemilikan manajerial dapat
digolongkan menjadi ada atau Ajija, Shochrul R, Dyah W. Sari,
tidak ada kepemilikan Rahmat H. Setianto dan Martha
manajerial. Hal ini disebabkan R. Primanti. 2011. Cara

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 184
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

Cerdas Menguasai EVIEWS. http://www.ssrn.com. Diakses


Jakarta: Salemba Empat. pada tanggal 16 Februari 2014.
Algifari. 2009. Analisis Regresi: Brigham, Eugene F dan Joel
Teori, Kasus dan Solusi. Edisi F.Houston, 2006. Dasar-Dasar
Kedua, Yogyakarta: BPFE. Manajemen Keuangan. Alih
Alijoyo, Antonius dan Subarto Zaini. bahasa Ali Akbar Yulianto,
2004. Komisaris Independen. Buku satu, Edisi sepuluh.
Penggerak Praktik GCG di Jakarta: PT Salemba Empat.
Perusahaan. Jakarta: PT Bursa Efek Surabaya. 2001.
Indeks Kelompok Gramedia. Mengenal Obligasi, OTC Fixed
Altman, E. I. 1989. Measuring Income Service. Bursa Efek
Corporate Bond Mortality and Surabaya.
Performance. Journal of Christiawan, Yulius Jogi dan Tarigan
Finance 44: 909–922. Josua. 2007. Kepemilikan
Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar: manajeral: Kebijakan Hutang,
Pasar Modal Indonesia. Kinerja dan Nilai Perusahaan.
Mediasoft Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Arifin, Zainal. 2005. Teori Keuangan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei
& Pasar Modal. Edisi Pertama, 2007: 1-8.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: Crabtree, Aaron D dan Maher, John
Penerbit Ekonisia. J. 2005. Earning Predictability,
Beiner, S. et al. 2003. Is Board Size Bond Ratings and Bond Yields.
an Independent Corporate Review of Quantitative Finance
Governance Mechanism. And Accounting, Vol. 25, h.
Journal of Accounting 233-253
Research, pp.256-285. Darmawati dkk. 2005. Hubungan
Bhojraj, Sanjeev dan Partha Corporate Governance dan
Sengupta. 2003. Effect of Kinerja Perusahaan. Jurnal
Corporate Governance on Bond Riset Akuntansi Indonesia 8
Ratings and Yields: The Role (Jan): 65-81.
of Institutional Investors and Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman
Outside Directors. The Journal Praktis Memahami Laporan
of Business 76 (Juli): 455-475. Keuangan. Jakarta: Salemba
Bodie, Zvi, Alex Kane, dan Alan J. Empat.
Marcus. 2006. Investasi. Buku Eisenhardt, Kathleen M. 1989.
2, Edisi keenam, Alih Bahasa: Agency Theory: An
Tim Penerjemah Salemba Assessment and Review. The
Empat. Jakarta: Salemba Academy of management
Empat. Review (Jan): 57-74.
Bradley, M., Dong Chen, George Evans, John, Robert Evans dan
Dallas dan Elizabeth Serena Loh. Corporate
Snyderwine. 2007. The Governance and Declining
Relation between Corporate Firm Performance.
Governance and Credit Risk, International Journal of
Bond Yields and Firm Business Studies (June): 1-18.
Valuation. Working Paper.

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 185
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

Fabozzi, Frank J. 2000. Manajemen Husnan, Suad. 2005. Dasar-dasar


Investasi. Edisi Pertama. Teori dan Analisis Sekuritas.
Jakarta: Salemba Empat. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Fabozzi, frank. Franco Modigliani Percetakan AMP YPKN.
dan Michael G ferry. 1999. Horne, James C Van dan
Pasar dan Lembaga Keuangan. Wachowicz, John M. 2000.
Edisi pertama. Jakarta: salemba Prinsip–Prinsip Manajemen
empat. Keuangan. Edisi Kesembilan,
Faerber, Esme. 2000. Fundamentals Buku Satu. Jakarta: Salemba
of the Bond Market. New York: Empat.
McGraw Hill. Ibrahim, Hardiasman. 2008.
FCGI. 2001. Corporate Governance: Pengaruh Tingkat Suku Bunga,
Tata Kelola Perusahaan. Jilid Peringkat Obligasi, Ukuran
I. FCGI, Edisi ke 3. Perusahaan dan DER Terhadap
FCGI. 2001. Peranan Dewan Yield to Maturity Obligasi
Komisaris dan Komite Audit Korporasi di Bursa Efek
dalam Pelaksanaan Corporate Indonesia Periode 2004-2006.
Governance (Tata Kelola Tesis. Program Magister
Perusahaan). Jilid II. FCGI. Manajemen, Universitas
Edisi ke 2. Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Jensen, M. C and Meckling, W.H.
Analisis Multivariate dengan 1976. Theory of the Firm:
Program SPSS. BP UNDIP, Managerial Behavior, Agency
Semarang. Costs and Ownership Structure
Gujarati, D. N. 2004. Basic . Journal of Financial
Econometrics. New York: Mc- Economics,Oktober, 1976, V. 3,
Graw Hill. No. 4, pp. 305-360.
Gustini, Emilia. 2010. Faktor-faktor Kadir, Syamsir. 2007. Pengaruh
yang Mempengaruhi Peringkat Faktor Struktural dan
Obligasi di BEI. Tesis. Program Fundamental Ekonomi
Pascasarjana Universitas Terhadap Tingkat Imbal Hasil
Sriwijaya. Obligasi Korporasi di Pasar
Hamid, Abdul, Rodoni, Ahmad, W, Modal Indonesia. Disertasi.
Dewi Titi dan Hidayat, Edi. Program Doktor Ilmu
2006. Analisis Durasi dan Ekonomi, UNPAD.
Convexity Untuk Mengukur Kasmir. 2003. Manajemen
Sensitivitas Harga Obligasi Perbankan. Jakarta: PT Raja
Korporasi Terhadap Perubahan Grafindo Persada.
Tingkat Suku Bunga (Studi Keown, dkk. 2004. Manajemen
Empiris Pada Obligasi– Keuangan: Pronsip-prinsip dan
Obligasi di Indonesia. Jurnal Aplikasi, Jilid 1, Edisi
Maksi, Vol. 6, No. 2, h. 117- Kesembilan. Jakarta: PT
142. Indeks.
Hartono, J. 2009. Teori Portofolio Khairandy, Ridwan dan Camelia
dan Analisis Investasi. Edisi Malik. 2007. Good Corporate
Keenam. Yogyakarta: BPFE.

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 186
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

Governance. Yogyakarta: Korporasi di Bursa Efek


Penerbit Kreasi Total Media. Indonesia. Jurnal Riset
Khurana, Inder K dan Raman, K. K. Akuntansi VOKASI, Vol 2,
2003. Are Fundamentals Priced No.1, April 2013, ISSN 2337 –
in The Bond Market?. 537X.
Contemporary Accounting Raharja, dan Sari, M.P. 2008.
Research, Vol. 20, No.3, h. Perbandingan Alat Analisis
465-494. (Diskriminan dan Regresi
Kusuma, Hadri dan Asrori. 2005. Logistik Terhadap Peringkat
Pengaruh Durasi dan Obligasi (PT Pefindo). Jurnal
Konveksitas Terhadap Maksi, 8 (1): 87-104.
Sensitivitas Harga Obligasi. Rahardjo, Sapto. 2003. Panduan
Jurnal Sinergi, Vol. 7, No. 2, Investasi Obligasi. Jakarta: PT.
Hal. 35-52. Gramedia Pustaka Utama.
Manurung, dkk. 2008. Hubungan Ratih, Sulistiastuti Dyah. 2006.
Rasio-rasio Keuangan dengan Saham dan Obligasi. Edisi
Rating Obligasi. Perbanas. Pertama, Cetakan Kedua.
Nurfauziah dan Setyarini, A.F. Yogyakarta: Penerbit UAJ.
2004. Analisis Faktor-faktor Rinaningsih. 2008. Pengaruh Praktek
yang Mempengaruhi Yield Corporate Governance
Obligasi Perusahaan (Studi Terhadap Risiko Kredit, Yield
Kasus Pada Industri Surat Hutang (Obligasi).
Perbankan dan Industri Simposium Nasional Akuntansi
Finansial). Jurnal Siasat XI. Pontianak. 23-24 Juli.
Bisnis, Vol. 2, No. 9, Rustiarini, Ni Wayan. 2010.
Desember pp. 241-256. Pengaruh Corporate
PEFINDO. 2009. Rating Governance pada Hubungan
Methodology sektor korporasi. Corporate Social Responsibility
www.pefindo.com dan Nilai Perusahaan.
Potter, G. 1991. Accounting Simposium Nasional Akuntansi
Earnings Announcement, XIII, Purwokerto.
Institutional Investors Rohmana, Yana. 2010.
Concentration and Common Ekonometrika: Teori dan
Stock Returns. Journal of Aplikasi dengan Eviews.
Accounting Research,Vol.30. Bandung: Laboratorium
No. 1. p.146-155. Pendidikan Ekonomi dan
Priambodo, R. E. A. 2006. Relevansi Koperasi FPEB UPI.
ORI Secara Makro dan Mikro, Samsul, Mohamad. 2006. Pasar
Usahawan. No. 11, TH. XXXV, Modal & Manajemen
November, hal. 42-47. Portofolio. Jakarta: Penerbit
Purnamawati, I Gusti A. 2013. Erlangga.
Pengaruh Peringkat Obligasi, Schleifer, A., dan R.W. Vishny.
Tingkat Suku Bunga SBI, 1986. Large Shareholders and
Rasio Leverage, Ukuran Corporate Control. Journal of
Perusahaan dan Umur Obligasi Political Economy 94 (31).
Pada Imbal Hasil Obligasi

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 187
AKUNTABILITAS: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Vol. 8 No. 2 Juli 2014

Setyapurnama, Raden Y. S. 2005. Manajemen dan Bisnis, Vol. 6


Pengaruh Corporate No.1, Juni 2011.
Governance dan Kualitas Audit Thompson, G Rodney dan Vaz,
Terhadap Peringkat dan Yield Peter. 1990. Dual Bond
Obligasi. Tesis. Program Ilmu Ratings: A test of The
Akuntansi, Universitas Gadjah Certification Function of rating
Mada. Agencies. The Financial
Setyapurnama, Yudi Santara dan Review, Vol. 25, No. 3, h. 457-
A.M. Vianey Norpratiwi. 2004. 471.
Pengaruh Corporate Ujiyantho, Muh. Arif dan Bambang
Governance Terhadap Agus Pramuka. 2007.
Peringkat Obligasi dan Yield “Mekanisme Corporate
Obligasi. Jurnal Riset Governance, Manajemen Laba
Akuntansi Indonesia 9 (Mei): dan Kinerja Keuangan”.
01-28. Simposium Nasional Akuntansi
Sharpe, William F, Gordon J X. Makassar. 26-28 Juli.
Alexander, dan Jeffery V. Wibisono, Y. 2005. Modul Pelatihan
Bailey. 2005. Investasi. Buku Ekonometrika Dasar. Depok:
1, Edisi Keenam, Alih bahasa: Lab. Ilmu Ekonomi FE-UI.
Henry Njooliangtik dan Widarjono, Agus. 2007.
Agustiono. Jakarta: PT. Indeks Ekonometrika Teori dan
Kelompok Gramedia. Aplikasi untuk Ekonomi dan
Sirait, Dita Eka P. 2011. Pengaruh Bisnis. Edisi Kedua,
Tingkat Suku Bunga, Ukuran Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
Perusahaan, Pertumbuhan UII.
Perusahaan, dan Rasio Hutang www.idx.co.id. Diakses pada tanggal
terhadap Yield to Maturity 8 Desember 2014.
Obligasi Korporasi www.bi.go.id. Diakses pada tanggal
Konvensional di Bursa Efek 3 Mei 2014.
Indonesia Periode Tahun 2009- www.bapepam.go.id. Diakses pada
2010. Tesis. Program tanggal 15 Februari 2013.
Pascasarjana Universitas www.pefindo.com. Diakses pada
Sumatera Utara. tanggal 20 Maret 2014.
Supriyono, R. A. 1998. Manajemen Yanti, Dwi. 2011. Pengaruh
Strategi dan Kebijaksanaan Penerapan Good Corporate
Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Governance dan Peringkat
Pustaka Utama. Obligasi terhadap Yield
Tandelilin, Eduardus. 2007. Analisis Obligasi. Tesis. Program
Investasi dan Manajemen Pascasarjana Universitas
Portofolio. Edisi Pertama, Sriwijaya.
Cetakan Kedua, BPFE, Ziebart, David A dan Reiter, Sara A.
Yogyakarta. 1992. Bond Ratings, Bond
Terry, Sihotang D. 2011. Pengaruh Yields and Financial
Corporate Governance Information. Contemporary
terhadap Peringkat dan Yield Accounting Research. Vol. 9,
Obligasi di BEI. Jurnal Riset No. 1, h. 252-282.

Pengaruh Penerapan GCG, Tingkat Suku Bunga dan Peringkat Obligasi Terhadap
Yield to Maturity Obligasi 188

You might also like