Professional Documents
Culture Documents
Implikasi Manajemen Laba Terhadap Konvergensi Ifrs (International Financial Reporting Standards) Di Indonesia
Implikasi Manajemen Laba Terhadap Konvergensi Ifrs (International Financial Reporting Standards) Di Indonesia
Implikasi Manajemen Laba Terhadap Konvergensi Ifrs (International Financial Reporting Standards) Di Indonesia
Media Kusumawardani
Universitas Diponegoro
mediakusuma3@gmail.com
ABSTRACT
This paper addresses the question whether International Financial Reporting Standards
(IFRS) is associated with lower earnings management. The objective of this study is to
examine the effect of IFRS convergence on the earnings management of Indonesian firms
by using audit quality as moderating variable. The research also includes several control
variables (size, leverage, operating cash flow). The research objects were the
manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2010-2013. The method
of data collection is random sampling method and resulted 312 firms observation. Type of
data are secondary data in the form of financial statement as the media manufacturing
companies. The data were analyzed by using multiple regression analysis with Eviews8. In
this research, the IFRS convergence is found not to have significant effect on earnings
management and the IFRS convergence with audit quality as moderating variable is found
not to have significant effect on earnings management. The other result indicates that
among the three control variables, size leverage and operating cash flow indicate the
negative effect on earnings management. This research indicate that mandatory adopters
of IFRS in Indonesia cannot be associated with lower earnings management.
dapat menjadi bahan referensi dan diskusi terhadap manajemen laba sebelumnya
atas perbedaan hasil penelitian dahulu. memilki perbedaan dalam hal
Pengujian tersebut juga dapat pengukuran variabel. Perbedaan
membuktikan mengenai kebenaran pengukuran tersebut tercermin pada
apakah IFRS bisa menjadi jawaban atas penelitian di Indonesia sebelumnya
kebutuhan masyarakat sehingga layak (Santy dkk., 2012; Rahaeni dan Aryati.,
untuk dijadikan acuan oleh banyak 2012; Narendra,2013) belum
negara. Berdasarkan pentingnya menggunakan proxy manajemen laba
penelitian tersebut maka diputuskan yang digunakan oleh Tendelo dan
untuk melakukan pengujian manajemen Vanstraelen (2005) yaitu menggunakan
laba yang dipengaruhi oleh IFRS. Selain discretionary accrual yang diabsolutkan.
memutuskan untuk melakukan pengujian Penelitian sebelumnya juga belum
manajemen laba yang dipengaruhi oleh menggunakan pengukuran IFRS selain
IFRS, penelitian ini akan pengukuran dummy, sedangkan pada
mengikutsertakan kualitas audit sebagai penelitian ini mengunakan pengukuran
variabel moderasi. Penambahan variabel IFRS berdasar pada jumlah standar
moderasi pada penelitian ini didasari oleh PSAK konvergensi IFRS yang diterapkan
pendapat Ball et al. (2003) yang pada perusahaan. Selain itu, penelitian
menyatakan bahwa mengadopsi standar terdahulu yang menggunakan kualitas
kualitas tinggi diperlukan untuk audit sebagai variabel moderasi
mendapatkan informasi berkualitas penggunakan dasar pengukuran KAP
tinggi, namun hal tersebut tidaklah BIG 4 dan KAP Non Big 4 sedangkan
cukup. Berdasarkan pentingnya pada penelitian ini menggunakan dasar
memperhatikan faktor lain selain standar pengukuran spesialisasi industri yang
laporan keuangan maka penelitian ini dilakukan oleh auditor. Perbedaan lain
menambah pengujian dengan menguji dengan penelitian yang sudah dilakukan
kualitas audit sebagai variabel moderasi di Indonesia sebelumnya yaitu penelitian
pada penelitian manajemen laba yang ini sudah menyertakan data laporan
dipengaruhi oleh IFRS. keuangan konvergensi IFRS secara penuh
dengan periode tahun 2010-2013.
Penelitian ini meneliti penelitian yang
sudah pernah dilakukan, namun Berdasarkan fenomena dan kasus
penelitian ini tetap memberikan manajemen laba yang telah diuraikan
kontribusi yang berbeda dengan pada latar belakang, maka masalah yang
penelitian sebelumnya. Kontribusi akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu :
penelitian ini adalah penelitian yang
berfokus pada negara code low dengan 1) Apakah konvergensi IFRS
melakukan konvergensi IFRS secara berpengaruh terhadap manajemen
mandatory. Hal tersebut berbeda dengan laba ?
penelitian Tendelo dan Vanstraelen 2) Apakah kualitas audit berpengaruh
(2005) yang meneliti negara code low terhadap hubungan antara
yang mengadopsi IFRS secara voluntary. konvergensi IFRS dengan
Penelitian mengenai pengaruh IFRS manajemen laba?
Tabel 1
Matriks Operasionalisasi Variabel Penelitian
Skala
Variabel Dimensi Indikator
pengukuran
Laporan
Manajemen Laba Absolute discretionary accrual Rasio
Keuangan
Jumlah PSAK konvergensi
Konvergensi Laporan
IFRS yang diterapkan Interval
IFRS Keuangan
perusahaan
Laporan
Kualitas Audit Jumlah total klien yang diaudit Interval
Keuangan
Ukuran Laporan Logaritma total
Rasio
Perusahaan Keuangan aktiva perusahaan
Laporan Proporsi total kewajiban
Leverage Rasio
Keuangan terhadap total aset
Laporan arus kas operasi terhadap total
Arus Kas Operasi Rasio
Keuangan aset tahun sebelumnya
Sumber: Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel yang diringkas, 2014
Analisis Regresi Berganda IFRS :Konvergensi IFRS
Model regresi yang AUD :Kualitas Auditor
dikembangkan untuk menguji hipotesis- SIZE :Ukuran perusahaan
hipotesis yang telah dirumuskan dalam LEV :Leverage
penelitian ini adalah: CFO :Arus kas operasi
A :Konstanta
Keterangan: :Koefisiensi
⃒DACC⃒ :Absolut dari variabel bebas
Discresionery Accrual
dimoderasi dengan KAP Big 4-KAP Non independensi (Nindita dan Siregar.,
Big 4 (kualitas audit) tidak berpengaruh 2012).
signifikan terhadap discretionary accrual
yang diabsolutkan. Sedangkan penelitian KESIMPULAN
lain yaitu Rahaeni dan Aryati (2012) Konvergensi IFRS tidak
menunjukkan bahwa interaksi IFRS berpengaruh signifikan terhadap laba
dengan kualitas audit memiliki pengaruh manajemen dan kualitas audit tidak
positif terhadap income smoothing. berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas audit merupakan faktor hubungan konvergensi IFRS dengan
lain yang diharapkan dapat mendukung manajemen laba. Hasil variabel kontrol
IFRS dalam mengurangi manajemen ukuran perusahaan, leverage dan arus kas
laba. Namun hasil statistik menunjukkan operasional menunjukkan pengaruh
bahwa posisi kualitas audit sebagai negatif terhadap manajemen laba.
variabel moderasi antara konvergensi Penelitian ini membuktikan bahwa
IFRS dengan manajemen laba tidak pengadopsian IFRS secara mandatory di
terbukti signifikan. Salah satu alasan Indonesia tidak dapat dikaitkan dengan
yang mendasari ditolaknya hipotesis manajemen laba yang lebih rendah.
kedua sudah dikemukakan oleh peneliti
sebelumnya mengenai audit failure oleh KETERBATASAN
Rahaeni dan Aryati (2012). Audit failure Keterbatasan penelitian ini
terjadi ketika auditor menyatakan opini adalah penelitian ini meneliti pengaruh
audit yang salah karena pelaksanaan audit IFRS terhadap manajemen laba hanya
tidak sesuai dengan standar auditing sebatas perusahaan manufaktur di BEI,
(Rahaeni dan Aryati, 2012). Selain audit data penelitian yang dipakai untuk
failure terdapat alasan lain yang juga perusahaan yang menggunakan
dapat memperkuat ditolaknya hipotesis konvergensi IFRS secara penuh masih
kedua yaitu mengenai independensi. terbilang sedikit, penelitian ini
Independensi merupakan salah satu hal menghasilkan Adjusted R Square (Adj
yang sangat penting dan harus dimiliki ) yang kecil yaitu sebesar 7,02%.
oleh auditor dalam melaksanakan
tugasnya. Hal ini didukung oleh Nindita SARAN
dan Siregar (2012) yang menyatakan Berdasarkan kesimpulan serta
bahwa terdapat faktor-faktor yang lebih keterbatasan penelitian yang ada, dapat
mempengaruhi kualitas audit selain diberikan saran yaitu jangan hanya
faktor ukuran KAP yaitu kompetensi dan menggunakan perusahaan manufaktur di
independensi. Ukuran KAP yang besar BEI sebagai objek penelitian namun
tidak dibarengi dengan kompetensi yang mengikut sertakan seluruh perusahaan
tinggi dari auditornya maka kemampuan yang listing di BEI. Menambah tahun
mendeteksi manajemen laba serta pengamatan untuk perusahaan yang
kesangsian kelangsungan usaha pun akan sudah mengadopsi IFRS secara penuh
rendah sehingga berakibat pada kualitas yaitu tahun 2014 dan seterusnya.
akrual yang rendah (Nindita dan Siregar., Menggunakan jenis pengukuran
2012). Begitu juga dengan independensi, manajemen laba lain seperti income
KAP dengan ukuran besar yang smoothing. Menggunakan pengukur
auditornya memiliki kompetensi yang kualitas audit lain seperti independensi
tinggi akan membantu perusahaan dalam auditor. Menambah variabel moderasi
melakukan manajemen laba apabila seperti keanggotaan pasar modal
auditor tersebut kurang memiliki internasional. Menambah variabel kontrol