Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 26

TADZAWWUQ BALAGHY NASH-NASH AL-QURAN

YANG DIPROGRAMKAN DARI SURAT:


MARYAM, THAHA, AL-HAJJ, AL-MU'MINUN, AL-FURQAN, ASY-SYU'ARA,
AL-QASHAH, AL-'ANKABUT.

MAKALAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH (STUDI NASKAH BAHASA ARAB)

DOSEN : DR.MAHYUDIN RITONGA, MA


DISUSUN OLEH :

: ASRAIDA ( 21010105 )
: ELYA M HARIS ( 21010113 )
: ENDANG RIADI NINGSIH ( 21010114 )
: MAIDARLIS ( 21010120 )

PROGRAM PASCASARJANA

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
TAHUN 2022

1
ASRAIDA
Postgraduate Program in Islamic Education Study Program
Muhammadiyah University of West Sumatra
year 2022
E-mail : redairwan4707@gmail.com

Abstract

This paper will examine the Tadzawwuq balaghy nash-nash al-quran which is
programmed from the letters: Maryam, thaha, al-hajj, al-mu'minun, al-furqan, ash-
syu'ara, al-qashah, al-'ankabut from From the point of view of Balaghah Science, the
formulation of the problem in this research is How tadzawwuq balaghy texts of the
Qur'an are programmed from the letters: maryam, thaha, al-hajj, al-mu'minun, al-furqan,
ash-syu'ara, al -qashah, al-'ankabut from the study of Balaghoh science. This study aims
so that students are able to understand the tadzawwuq balaghy texts of the Qur'an which
are programmed from the letters: Maryam, Thaha, Al-Hajj, Al-Mu'minun, Al-Furqan,
Ash-Syu'ara, Al-Qashah, Al- 'fog.
The method used is descriptive from literature review, with application in
learning in the form of brainstorming lectring, question and answer, recitation methods.
The type is descriptive qualitative research.
The results of the literature review have the following findings: first, in Surah
Maryam there are uslub rhymes and jinas, namely: ten poems of al-Mutarraf and ten
poems of al-Mutawazi. In Surah Al-Hjj there are In Surah Thaha, there are expressions
or verses that contain the iltifat language style (ash-Shiyagh, Aladad, Al-Adawat) in
Surah Thaha which consists of 28 expressions with the following details: 1. Ash-
Shiyagh (form) amounts to 13 expressions 2. Al-Adad (numbers) totaling 11
expressions 3. Al-Adawat (devices) totaling 4 expressions. The second Surah al-
Ankabut begins after the letters muqatha'ah with a talk about faith and jihad. Also about
the burdens of faith that actually reveal the nature of the human soul. Third, in surah
alqhasas there are 60 kalam insya' thalabi in surah al-qasas with five different forms,
including: amar (command) which consists of 24 numbers, istifham (question) which
consists of 18 numbers, nida (call) which consists of of 7 amounts, nahiy (ban) 10
amounts, and tammaniy 1 amount. Meanwhile, there are 28 kalam insya 'thalabi which
have a real meaning and there are 32 which have an untrue meaning. Fourth, in the
Surah Asyuara, the pronunciation of jinās in the Qur'an is not an obstacle for the readers
of the Qur'an, because the pronunciation of jinās is able to make the listener feel happy
so that it raises interest, leans and stimulates the brain to think about its meaning which
can then get a message. of the meaning of the pronunciation. The five educational
values contained in Qs. Al-Furqan verses 67-68 are still taught in Islamic education
materials in formal educational institutions, namely in junior high and high school by
using different verse contexts in strengthening the material. And the sixth form of kalam
khabari in Surah Al-Mu'minun is the number of ismiyah with 39 verses and the number
of fi'liyah with 21 verses, Dalalah Adhrob Khabar without the letters Taukid Ibtida'I for
dalalah for news listeners a layman, Dalalah Adhrob Khabar uses one Taukid Tholabi
letters for dalalah for news listeners who are doubtful in receiving news, Dalalah
Adhrob Khabar uses two or more Taukid Inkari letters for dalalah for news listeners
who are disbelievers in receiving news.

Keywords: Tadzawwuq balaghy, texts of the Koran, Balaghah science


2
ASRAIDA
Program Pascasarjana Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Tahun 2022
Email: redairwan4707@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini akan mengkaji Tadzawwuq balaghy nash-nash al-quran Yang
diprogramkan dari surat: Maryam, thaha, al-hajj, al-mu'minun, al-furqan, asy-syu'ara,
al-qashah, al-'ankabut dari sudut pandang Ilmu balaghah, Rumusan masalah pada
penelitian ini adalah Bagaimana tadzawwuq balaghy nash-nash al-quran yang
diprogramkan dari surat: maryam, thaha, al-hajj, al-mu'minun, al-furqan, asy-syu'ara, al-
qashah, al-'ankabut dari kajian ilmu balaghoh. Penelitian ini bertujuan agar siswa
mampu memahami tadzawwuq balaghy nash-nash al-quran yang diprogramkan dari
surat:maryam, thaha, al-hajj, al-mu'minun, al-furqan, asy-syu'ara, al-qashah, al-'ankabut.
Metode yang digunakan adalah deskriptif dari kajian pustaka, dengan penerapan di
dalam pembelajaran dengan bentuk metode brainstrormong lectring, tanya jawab, resitasi.
Jenisnya penelitian kualitatif deskriptif.
Hasil kajian pustaka terdapat temuan sebagai berikut: pertama, pada Surah Maryam
adalah uslub sajak dan jinas yaitu: sepuluh sajak al- Mutarraf dan sepuluh sajak al- Mutawazi .
Pada surat alhjj terdapat Dalam surat Thaha ungkapanungkapan atau ayat-ayat yang
mengandung gaya bahasa iltifat (ash-Shiyagh, aladad, al-adawat) dalam surah Thaha yang
terdiri dari 28 ungkapan dengan rincian sebagai berikut: 1. Ash-Shiyagh (bentuk) berjumlah 13
ungkapan 2. Al-Adad (bilangan) berjumlah 11 ungkapan 3. Al-Adawat (piranti) berjumlah 4
ungkapan. Kedua Surat al-Ankabut dimulai setelah huruf-huruf muqatha’ah dengan
pembicaraan tentang iman dan jihad. Juga tentang beban-beban keimanan yang sebenarnya
menyingkapkan hakikat jiwa manusia. Ketiga Dalam surat alqhasas Terdapat 60 kalam insya’
thalabi dalam surah al-qasas dengan lima bentuk yang berbeda, antara lain: Amar (perintah)
yang terdiri dari 24 jumlah, istifham (pertanyaan) yang terdiri dari 18 jumlah, nida (seruan)
yang terdiri dari 7 jumlah, nahiy (larangan) 10 jumlah, dan tammaniy 1 jumlah. Sedangkan
terdapat 28 kalam insya’ thalabi yang memiliki makna sebenarnya dan terdapat 32 yang
memiliki makna tidak sebenarnya. Keempat Pada surat Surat Asyuara lafal jinās di dalam al-
Qur’an bukanlah suatu kendala bagi pembaca al-Qur’an, karena lafal jinās mampu membuat
pendengaran merasa senang sehingga memunculkan ketertarikan, condong serta merangsang
otak untuk berfikir akan maknanya yang kemudian dapat memperoleh pesan dari makna lafal
tersebut. Kelima nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam Qs. Al-Furqan ayat 67-68 masih
diajarkan dalam materi pendidikan Islam di lembaga pendidikan formal yakni di SMP dan SMA
dengan menggunakan konteks ayat yang berbeda dalam menguatkan materi tersebut. Dan
keenam Bentuk kalam khabari dalam surah Al-Mu’minun adalah jumlah ismiyah dengan 39
ayat dan jumlah fi’liyah dengan 21 ayat, Dalalah Adhrob Khabar tanpa huruf Taukid Ibtida’I
untuk dalalah bagi pendengar berita seorang yang awam, Dalalah Adhrob Khabar
menggunakan satu huruf Taukid Tholabi untuk dalalah bagi pendengar berita seorang yang
ragu dalam menerima berita, Dalalah Adhrob Khabar menggunakan dua atau lebih huruf
Taukid Inkari untuk dalalah bagi pendengar berita seorang yang Ingkar dalam menerima berita.

Kata Kunci: Tadzawwuq balaghy, nash-nash al-quran, Ilmu balaghah

3
PENDAHULUAN
Bahasa Arab memiliki keistimewaan dibanding bahasa-bahasa lainnya, bukan
saja Bahasa Arab memiliki nilai sastra bermutu tinggi bagi mereka yang mengetahui
dan mendalami, akan tetapi karena Bahasa Arab ditakdirkan sebagai bahasa al-Qur'an,
mengkomunikasikan kalam Allah yang mengagumkan dan tidak seorangpun manusia
mampu menandinginya. Bahasa Arab ditakdirkan sebagai Bahasa agama, sehingga
tidak heran Syafi’iy, salah seorang imam madzhab menetapkan hukum wajib bagi setiap
orang Islam untuk mempelajari bahasa Arab, sehingga dengannya dapat dilafalkan dua
kalimat syahadat, bacaan-bacaan shalat yang wajib dan membaca al-Qur’an.( Wahbah
bin Mustafa Al-Zuh ,1418 H:36)
Pada saat bahasa dan sastra Arab berada dalam puncak kegemilangannya pada
empat belas abad yang lalu, al-Qur'an diturunkan. Pada masa itu banyak ahli bahasa dan
sastra seperti Walid bin Mughirah, yang meragukan kebenaran alQur’an sehingga
mereka merasa mampu untuk menandinginya. Kemudian dalam beberapa tempat di
dalam al-Qur’an seperti surat al-Baqarah ayat 23, Hud ayat 13, dan al-Isra’ ayat 88,
Allah menantang mereka untuk membuat semisal al Quran dengan berbagai upaya dan
usaha yang mereka miliki, dan inilah salah satu unsur kemukjizatan al-Qur’an. (manna
khalil al qattan:2000:167) .
Ilmu balaghah, yaitu merupakan suatu disiplin ilmu yang berlandaskan pada
kehalusan jiwa dan ketajaman menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang
samar di antara macam-macam uslub (gaya bahasa). Dalam arti lain, balaghah
merupakan kemampuan dalam mengekspresikan apa yang ada dalam jiwa, dengan
ungkapan yang benar dan jelas serta memberi kesan yang mendalam baik untuk lafadz
maupun maknanya sesuai dengan situasi dan kondisi. Dikutip dari (
http://repository.unj.ac.id,14 Januari 2022) Ilmu balaghah terbagi menjadi tiga
kelompok ilmu, yaitu bagian pertama ilmu Bayan, bagian kedua ilmu Ma’ani, dan
bagian ketiga ilmu Badi’.
Pertama Ilmu Bayan ialah beberapa ketentuan pokok dan kaidah yang
dengannya dapat diketahui penyampaian makna yang satu dengan berbagai ungkapan,
namun terdapat perbedaan kejelasan makna satu ungkapan dengan ungkapan lainnya
yang beragam tersebut. (Hasbi, 2014). Kedua ilmu Ma’ani adalah ilmu yang membahas
tentang bagaimana cara menyampaikan suatu ungkapan yang sesuai dengan tuntutan

4
situasi dengan kondisi yang ada di sekitarnya. Sedangkan ketiga Ilmu Badi’ adalah
suatu ilmu yang mempelajari segi-segi (metode dan cara-cara yang ditetapkan untuk
menghiasi kalimat dan memperindahnya) dan keistimewaan-keistimewaan yang dapat
membuat kalimat menjadi indah. (Hasbi, 2014).
Sedangkan menurut M. Sholehuddin Shofwan Ilmu balaghah dalah ilmu yang
membahas tentang kesesuaian ujaran atau ungkapan dengan situasi dan kondisi lawan
bicara (komunikan).( M. Sholehuddin Shofwan :2007:47) Pada penelitian terdahulu
penulis menemukan tulisan terkait dengan ilmu balaghoh diantara adalah sebagaimana
disebutkan pada daftar tebel berikut ini:
Tabel 1: Penelitian terdahulu dan kebaruan penulisan
Penulis/Judul/ Masalah Metode Hasil
Tahun/Jenis/S
umber
RAHIMAH/ / Pelajaran metode llmu balaghah yang semula oleh sementara
artikel / Ilmu ilmu Desktiptif orang dikategorikan kepada ilmu sastra,
Balaghah Balaghah analisis tetapi ilmu balaghah itu adalah sintaksis
Sebagai (semantik Arab. Sebagai ilmu semantik tentu ia
Cabang Ilmu Arab) berkaitan erat dengan ilmu Sintaksis ilmu
Bahsa Arab Nahwu dan ilmu sarf. Keberadaan ilmu
/Program balaghah sebagai ilmu bahasa Arab akan
Study Bahasa terlihat dengan jelas jika dipergunakan
Arab Fakultas kaca mata balaghah, dengan demikian akan
Sastra mudah pula untuk mengerti pesan yang
Universitas terkandung dalam serangkaian kalimat,
Sumatera baik berbentuk sastra ataupun yang bukan
Utara/https://r sastra
epository.usu.
ac.id
ilmu bayan/ 1. Apa a. Pengertian Ilmu Bayan
https://pdfcoff pengertian Ilmu bayan berasal dari bahasa arab
ee.com dari Ilmu yang artinya “kias” atau “kiasan”,
Bayan ? 2. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Apa saja berarti antara lain : 1.Perbandingan,
ruang lingkup persamaan dan ibarat 2. Sindiran 3.
Ilmu Bayan ? Analogi Jadi uslub atau gaya bahasa
3. Apa kiasan yang dibahas dalam ilmu bayan
manfaat dari pada dasarnya dibentuk berdasarkan
mempelajari perbandingan dengan analogi, yakni
Ilmu Bayan ? membandingkan suatu benda atau
suatu keadaan dengan benda atau
keadaan lain,Sedangkan arti bayan itu
sendiri yaitu ‫الكشف‬ (
‫وااليضاح‬mengungkapkan,
menjelaskan).
b. Ruang Lingkup Ilmu Bayan Para Ahli
5
balaghah, sepakat bahwa kajian dalam
Ilmu Bayan, mencakup tiga hal, yaitu:
(‫)التشبيه‬At-Tasybih (‫ )المجاز‬Al-majaz
dan (‫ )الكناية‬Al-kinayah.[3] 1. (
‫التشبيه‬gaya bahasa simile) Dalam
kamus Al-munawir, lafadz
‫التشبيه‬berarti ‫ التمثيل‬dan dalam bahasa
Indonesia berarti “persamaan”.
c. Manfaat mempelajari Ilmu Bayan
Objek kajian ilmu bayan adalah
tasybih, majaz, dan kinayah, Melalui
ketiga bidang ini kita akan
mengetahui ungkapan-ungkapan
bahasa Arab yang fasih baik dan
benar, serta mengetahui ungkapan-
ungkapan yang tidak fasih dan tidak
cocok .
Skripsi ini 1.Apa Pendekatan di dalam Surat Mariyam terdapat 21 ayat
berjudul bentuk- yang yang menjelaskan tentang Al-Amru
“Sajak dan bentuk kata dipakai dengan beberapa makna Dari ke-21 ayat
Jinas dalam perintah yang dalam tersebut, penulis menemukan 2 bentuk kata
Surat Maryam/ ada dalam penelitian perintah yang ada dalam Surat Mariyam, k
http://digilib.ui surat skripsi ini diucapkan.
nsby.ac.id Maryam? adalah
2.Apa kualitatif.
makna- Yaitu
makna kata penulis
perintah memahami
dalam surat bagaimana
Maryam? kata
perintah
dalam Ilmu
Balaghah
dan meneliti
bentuk-
bentuk kata
perintah
dalam surat
Maryam
serta
mencari
makna-
makna dari
kata
perintah
yang ada
dalam surat
Maryam.

6
Berdasarkan uraian di atas, maka fokus pada penelitian ini adalah tadzawwuq
balaghy nash-nash al-quran yang diprogramkan dari surat: maryam, thaha, al-hajj, al-
mu'minun, al-furqan, asy-syu'ara, al-qashah, al-'ankabut.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana tadzawwuq balaghy
nash-nash al-quran yang diprogramkan dari surat: maryam, thaha, al-hajj, al-mu'minun,
al-furqan, asy-syu'ara, al-qashah, al-'ankabut?. Penelitian ini bertujuan agar siswa
mampu memahami tadzawwuq balaghy nash-nash al-quran yang diprogramkan dari
surat : maryam, thaha, al-hajj, al-mu'minun, al-furqan, asy-syu'ara, al-qashah, al-
'ankabut.
METODE
Metode yang digunakan adalah deskriptif dari kajian pustaka, dengan penerapan
di dalam pembelajaran dengan bentuk metode brainstrormong lectring, tanya jawab,
resitasi. Penulis berusaha untuk mendeskripsikan, menginterpretasikan serta
menganalisa sumber-sumber data, yang dilakukan dengan cara study liletaratur dan
penulis menggunakan langkah-langkah penelitian melalui tahapan sebagai berikut:
Sumber Data menggunakan library research, yaitu menelaah dan mengkaji
permasalahan-permasalan secara kepustakaan serta mengutip dari buku-buku yang
membahas mengenai nash-nash al-quran yang diprogramkan dari surat : maryam, thaha,
al-hajj, al-mu'minun, al-furqan, asy-syu'ara, al-qashah, al-'ankabut.studi kitab penafsiran
ulama, serta buku-buku lain yang ada relefansinya ,dengan pembahasan yang penulis
kaji, dalam menggunakan metode library research ini penulis merujuk pada dua sumber
data. a. Primer yaitu data pokok yang dijadikan sumber oleh penulis dengan teknik
meneliti secara langsung terhadap karya Tafsīr Rūḥ alMaʽānī mengenai ayat yang akan
dibahas. b. Sekunder sumber data sekunder yaitu data pendukung yang dapat
menjelaskan data-data primer.
Adapun data-data sekunder adalah tulisan-tulisan yang memiliki kaitannya
dengan judul s artikel. . Metode Penelitian Sebagaimana yang dikatakan oleh al-
Farmawi, hingga kini sedikitnya ada empat macam metode dalam penafsiran Alquran,
yaitu maudhu’i.( Abd al-Hayy al-Farmawi ,1996) .( Abd al-Hayy al-Farmawi :1996)
Metode maudhu’ilah yang penulis anggap relevan dengan pembahasan ini
karena metode maudhu’i merupakan suatu metode tafsir yang berusaha mencari
jawaban dalam Alquran tentang suatu masalah tertentu dengan jalan menghimpun
seluruh ayat yang dimaksud, lalu menganalisanya lewat ilmu-ilmu bantu yang relevan.

7
Teknik Pengumpulan Data Karena penelitian ini library research, yaitu
penelitian kepustakaan. penulis lakukan dengan cara membaca, menelusuri dan
mengutip buku-buku tentang haji dan pemikiran al-Alusi dalam menafsirkan Alquran
Khususnya yang berkenaan dengan balaghy nash-nash al-quran yang diprogramkan dari
surat: maryam, thaha, al-hajj, al-mu'minun, al-furqan, asy-syu'ara, al-qashah, al-'ankabut
Tehnik Analisa Data Setelah data terkumpul kemudian di analisis dan ditetapkan
secara sistematis, sehingga dapat di jelaskan balaghy nash-nash al-quran yang
diprogramkan dari surat: maryam, thaha, al-hajj, al-mu'minun, al-furqan, asy-syu'ara, al-
qashah, al-'ankabut, kemudian dibuat kesimpulan dari pernyataanpernyataan yang
umum ke yang khusus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengertian Balaghah
Menurut Dr hj Rumadani, dalam http://file.upi.edu , menurut Bahasa balaghah adalah
sampainya sesorang kepada tujuan yang hendak dicapainya . Balaghah menurut Istilah
ada dua macam: 1) Balaghah Kalam. 2.) Balaghah Mutakallim. Balaghah kalam artinya
ma’nanya jelas, ungkapannya fasih, sesuai tempat dan keadaan orang yang diajak
bicara. Contoh: Berbicara dengan orang yang cerdik singkat, tidak perlu penjelasan dan
uraian, secara etimologi Balâghah berasal dari kata dasar ‫ بلـغ‬yang memiliki arti sama
dengan kata ‫ وصل‬yaitu “sampai”. Makna ini dapat kita lihat pada firman Allah surah al-
Ahqaf ayat 15 bebunyi:
َ َ‫شدَّ ۥهُ َوبَلَ َغ أَ ْربَعِين‬
‫سنَة‬ ُ َ ‫َحتَّ ٰٓى إِذَا بَلَ َغ أ‬

Artinya : Sehingga apabila ia telah sampai dewasa dan umurnya sudah sampai
empat puluh tahun…)al-Ahqâf:15) .
Menurut Hadi Yasin Ma dalam file:///C:/Users/user/Downloads/894-
Article%20Text-1431-1-10-20200714.pdf Pengertian Balaghah Istilah “’Ilm Al-
Balaghah” terdiri atas dua kata, yaitu ‘ilm dan al-Balaghah. Kata “‘Ilm” dapat
ditujukan sebagai nama suatu bidang tertentu. Jadi Kata Ilmu juga dapat
diartikan sebagai pemahaman yang dimiliki oleh seseorang tentang materi kajian
dalam suatu bidang tertentu.
2. Pembagian Balaghoh
Balaghoh di bagi kepada tiga bagian yaitu: Petama Ilmu Ma’âni Istilah
ilmu ma‟âni terbentuk dari dua kata, yaitu "ilmu" dan "ma‟âni". Kata ma‟âni
adalah bentuk jamak dari kata ma‟na, yang menurut bahasa berarti "pengertian".
Sedang menurut istilah ahli bayân, ma‟âni adalah isi hati seseorang yang
dikemukakan dengan bahasa yang benar.

8
Pengertian ilmu ma‟âni sendiri adalah: “Ilmu yang mempelajari bentuk-
bentuk kata arab yang sesuai dengan muqtadla al-hâl”. Dari pengertian di atas
dapat diketahui, bahwa ilmu ma‟âni adalah ilmu yang memelihara timbulnya
pengertian yang salah dari suatu kalimat, dengan cara memelihara bentuk-bentuk
perkataan yang sesuai dengan muqtadla al-hâl. Karenanya, akan terjadi
perbedaan bentuk dalam setiap kalimat karena perbedaan al- hâl (latar
belakang), sebagaimana dalam firman Allah:“Dan sesungguhnya kami
mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki
bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi
mereka”. )QS.: 72: 10(
Pada ayat di atas terdapat dua kalimat (jumlah), yaitu sebelum dan
setelah kata „am, yang mempunyai pengertian sama yaitu irâdah: berkehendak.
Namun dalam pemaparannya dipakai bentuk perkataan yang berbeda, karena
dilatar belakangi oleh alhâl yang berbeda pula. Bentuk perkataan sebelum kata
“am” digunakan kata kerja betuk pasif )fi‟il mabni li al-majhûl: ‫ د‬yaitu ِ (, ‫أُري‬
fi‟l yang tidak disebutkan pelaku)fâ‟il(-nya, karena tidak pantas menyandarkan
perbuatan jelek kepada Allah Swt, sehingga fâ‟ilnya )Allah( tidak disebutkan.
Sedang bentuk perkataan setelah kata „am digunakan kata kerja betuk aktif )fi‟il
mabni li al-ma‟lûm: ‫ اد رأ‬,)yaitu fi‟il yang disebutkan pelaku)fâ‟il(-nya, karena
pantas menyandarkan kebaikan kepada Allah, sehingga pelakunya disebutkan
(kata rabbuhum).( Khamim H. Ahmad Subakir :2018:19-20).
Kedua Ilmu Bayân Secara bahasa, bayân berarti al-kasyf (tersingkap),
al-îdlâh (nyata), dan al-zhuhr )terang(. Sedang menurut istilah ilmu Ma‟âni,
ilmu bayân adalah: “Beberapa pokok dan kaedah untuk mengetahui cara
mengemukakan satu pengertian dengan ungkapan yang berbeda dengan yang
lain (sesuai dengan muqtadla al-hal(, karena kejelasan dalalah „aqliyah
)petunjuk berdasarkan akal dari( pengertian itu sendiri”. Dengan kata lain, satu
pengertian dapat dikemukakan dengan berbagai macam ungkapan selama sesuai
dengan muqtadla al-hâl, untuk mencari kejelasan makna yang dimaksud.
Muqtadla al-hâl dalam hal ini sangat dibutuhkan, karena kedudukan ilmu
Ma‟âni dan ilmu Bayân sama dengan kedudukan Fashâhah dengan Balâghah.(
Khamim H. Ahmad Subakir ,2018:199-120).

9
Ketiga Ilmu badî‟ tidak termasuk bagian dari ilmu balâghah, karena
hanya sebagai penyempurna terhadap balâghah dan merupakan cara
memperindah serta memperhalus ungkapan kata, setelah sesuai dengan muqtadla
al-hâl sebagaimana telah diatur dalam ilmu ma‟ani dan setelah jelasnya
pengertian yang dimaksud (wudlûûh aldalalah) sebagaimana telah diatur dalam
ilmu bayân. Karenanya dalam sistematika pembahasan ilmu balâghah, ilmu
badî‟ selalu diakhirkan.
Secara bahasa, badî‟ berarti: ُ “sesuatu yang diciptakan dan diwujudkan
tanpa ada contoh yang mendahuluinya”. Kata “badî‟”, mengikuti wazn
“mif‟alun” )ism alat(, karena sebagai alat memperindah ungkapan kata; dan ada
yang mengikuti wazn “fâ‟ilun” )ism fâ‟il(: Pencipta sesuatu tanpa ada contoh
sebelumnya, sebagaimana dalam firman Allah: Ilmu Balaghah “Allah Pencipta
langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka
)cukuplah( Dia hanya mengatakan kepadanya: “jadilah”, lalu jadilah ia” )QS: 2:
117) . .( Khamim H. Ahmad Subakir ,2018:163-164)
3. Tadzawwuq balaghy nash-nash al-quran yang diprogramkan dari surat:
maryam, thaha, al-hajj, al-mu'minun, al-furqan, asy-syu'ara, al-qashah, al-
'ankabut.
a. Surat Maryam
Menurut http://repository.uin-suska.ac.id , Surat Maryam terambil dari
nama Maryam adalah wanita suci yang dibimbing oleh Allah SWT, melalui
Nabi Zakaria. Dia merupakan wanita pilihan Allah SWT di antara wanita yang
dikisahkan dalam al Qur’an.19 Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat Ali
‘Imran ayat 42:
ٰٓ
َ‫سآٰءِ ْٱلعَلَمِ ين‬
َ ِ‫علَى ن‬ َ ‫ص‬
َ ِ‫طفَىك‬ َ ‫طفَىكِ َو‬
ْ ‫ط َّه َركِ َوٱ‬ َ ‫ص‬ َ َّ ‫ت ْٱل َملَئِ َكةُ يَ َم ْريَ ُم إِ َّن‬
ْ ‫ٱَّلل ٱ‬ ِ َ‫َوإِذْ قَال‬

Artinya: “dan )ingatlah( ketika Malaikat )Jibril( berkata: “Hai Maryam,


Sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan
kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).

Maryam adalah surah ke-19, diturunkan sekitar tahun ke-5 kenabian di


Mekkah pada urutan ke-44, sesudah surah Fathir dan sebelum surah Tha-Ha.
Surah Maryam dimulai dengan huruf-huruf muqaththa’at: kaf-ha-ya-‘ain-shad
untuk mengantarkan pesan-pesan penting yang disampaikan Tuhan kemudian.

10
Surah inilah yang dibacakan oleh Ja’far ibnu Abu Thalib di hadapan Raja
Ethiopia ketika serombongan sahabat Nabi Muhammad saw.
Maryam bukan perempuan biasa. Dia berasal dari keluarga baik dan
diasuh oleh keluarga terhormat pula, Nabi Zakaria a.s. Dan dia melakoni
kehidupan religusyang melebihi manusia kebanyakan. Tuhan
mempersiapkannya untuk menjadi ibu seorang nabi yang perannya sangat besar
dalam sejarah dunia, Nabi Isa a.s. Bagaiamanapun, kontroversi yang terjadi
dalam ketiga agama Ibrahimi-Yahudi, Kristen, dan Islam-tentang putra yang
dilahirkan dan diasuh oleh Bunda Maryam, Isa a.s. adalah tokoh besar dalam
sejarah keruhanian umat manusia sepanjang sejarah.
Nadhifah Sekar Tanjung, dalam https://digilib.uin-suka.ac.id dengan
judul skripsi :Al saja' wa al jinas fi surah Maryam (dirasah tahliliyyah
badi'iyyah)/ Sajak dan Jinas dalam Surat Maryam: Studi Analisis Ilmu
Badi). Skripsi , UIN Sunan Kalijaga. Skripsi ini mengkaji uslub (gaya bahasa)
sajak dan jinas yang terdapat dalam surah Maryam. Uslub sajak dan jinas
merupakan bagian dari Muh}assinat Lafziyyah ( keindahan pada lafal) yang ada
pada subbab ilmu balaghah yaitu ilmu badi’. Surah ini memiliki nuansa musikal
(syair) yang khusus, sehingga bunyi lafal-lafalnya dan fasilah (kata akhir pada
tiap kalimat) ayatnya pun memiliki nilai yang indah, jelas dan penuh
penghayatan tersendiri.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan meyajikan data-
data dalam bentuk deskriptif yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data
pustaka, membaca, mencatat serta mengolah bahan penelitian.
Hasil penelitian yang ditemukan dari surah Maryam adalah uslub sajak
dan jinas yaitu: sepuluh sajak al- Mutarraf dan sepuluh sajak al- Mutawazi .
Sedangkan uslub jinas terdapat tujuh jinas al-Isytiqaq. Dari penelitian ini dapat
diketahui fungsi dari uslub sajak dan jinas, yaitu berfungsi memperindah kalimat
atau ayat-ayat pada surah Maryam. Kata kunci: Ilmu badi’, Saja’, Jinas
b. Surat Al Hajj
Menurut http://repository.uinbanten.ac.id dengan judul Makna Ibadah
Haji )Studi Tafsīr Rūḥ alMaʽānī(‛ dengan rumusan masalah : 1. Apa saja ayat-
ayat haji dalam Tafsīr Rūḥ al-Maʽānī? 2. Apa makna ibadah haji menurut Tafsīr
Rūḥ al-Maʽānī? Mengungkap dalam Skripsi Muhammad Yusuf )05213463(

11
tahun 2008 yang berjudul, ‚Haji dalam Alquran, hadish dan pengalaman
muslim‛, skripsi tersebut menjelaskan didalam abstraknya. Haji dalam Alquran
hadits dan pengalaman muslim haji, haji yang ideal menurut Alquran adalah haji
yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT.
Didalam pelaksanaannya, seorang jama’ah harus memperhatikan
larangan-larangan haji, orang yang menahan diri dari tidak melakukan larangan-
larangan haji akan diampuni dosadosanya, bagaikan seorang bayi yang baru
lahir dari rahim ibunya. Haji yang ideal menurut hadits adalah haji yang mabrur,
8 yang balasannya tiada lain adalah surga. Ada beberapa manfaat ibadah haji
yang dapat dipetik dari pengalaman muslim berhaji antara lain menyangkut
persoalan hubungan social, ekonomi, atau perdagangan dan untuk menambah
pengetahuan. Selain itu juga haji merupakan kesempatan untuk memenuhi
kerinduan rohani dan perintah Agama. Persamaan skripsi penulis dengan skripsi
Muhammad Yusuf yang sama-sama membahas tentang haji yang meliputi rukun
haji di dalam Alquran, dan seorang jamaah harus memperhatikan larangan-
larangan haji. Perbedaan skripsi penulis mengetahui dibalik makna ibadah haji
dan menafsirkan ayat-ayat haji menurut studi Tafsīr Rūḥ al-Maʽānī.
Sedangkan menurut Skripsi Aan Arwani (10530018) tahun 2014 yang
berjudul, ‚Tafsir ayat-ayat ibadah haji dalam perspektif Ahmadiyah Lahore
Yogyakarta ‚menjelaskna didalam abstraknya dalam menafsirkan ayat-ayat
Alquran tentang ibadah haji ahmadiyah Lahore menafsirkan sama dengan tafsir
pada umumnya ia menjelaskan mengenai sejarah ka’bah, syariat ibadah haji dan
kurban. Dalam tafsir ini pun tidak ada perintah untuk menunaikan ibadah haji
diluar kota Mekkah dan Madinah ataupun melarang jama’ahnya untuk
menunaikan ibadah haji. Persamaan skripsi penulis dengan skripsi saudara Aan
arwani yang sama-sama menafsirkan ayat-ayat haji yang penafsiran ayatnya
sama dengan tafsir pada umumnya. Perbedaan skripsi penulis dengan skripsi aan
arwani mengkaji ayat-ayat yang berkaitan dengan ibadah haji. Tafsīr 8 Al-
Ghazali, Rahasia Haji Dan Umroh.
Menurut Yayan Nurbayan,dalam http://file.upi.edu, dengan judul artikel
penela’ahan ayat-ayat kināyah dalam al-quran sebagai upaya pengembangan
materi ajar balaghah. Al-Quran merupakan teks yang berbahasa Arab.

12
Walaupun alQuran bukan karya sastra, akan tetapi diakui oleh para sastrawan
bahwa bahasa al-Quran mengandung nilai sastra yang tinggi.
Keindahan bahasanya dan ketinggian nilai sastranya telah dirasakan oleh
orang-orang yang menyimak dan membacanya. Dalam al-Quran terdapat
berbagai uslub yang memiliki nilai sastra tinggi yang merupakan objek kajian
ilmu Balaghah. Ayat-ayat kinâyah sebagai Bahan Ajar Balaghah Secara
keseluruhan ayat-ayat kinâyah dalam al-Qurân berjumlah 77 ayat yang tersebar
pada 28 juz dan 44 surat. Sedangkan ungkapan kinâyahnya secara keseluruhan
berjumlah 84 ungkapan. Ungkapan kinâyah dalam al-Quran terdapat pada surat-
surat berikut ini: 1) Al-Baqarah ayat 10, 61, 65, 187, 196, 222, 223, 235, 236,
237, dan 267. 2) Ali Imran ayat 3 dan 47 , 3) An-Nisa ayat 23, 24, 34, dan 43 ,
4) Al-Maidah ayat 6, 11, dan 64 , 5) Al-An’am ayat 45 dan 77, 6) Al-A’raf ayat
40, 72, 82, 149, 189, 7) Al-Anfal ayat 7 dan 37, 8) Taubah ayat 43 dan 67, 9)
Yunus ayat 23 dan 96 10) Hud ayat 58, 76, dan 110, 11) Al-hijr ayat 66 ,12) Al-
Isra ayat 24, 13) Al-Kahfi ayat 42, 14) Maryam ayat 4, 20, dan 50, 15) Thaha
ayat 110, 16) Al-Anbiya ayat 47, 17) Al-Hajj ayat 9, 18) Al-Mukminun ayat 27,
19) Al-Furqan ayat 27, 20) Asy-Syu’ara ayat 4 ,21) Al-Qashash ayat 32 dan 82 ,
22) As-Sajdah ayat 16, 23) Al-Ahzab ayat 15 dan 49, 24) Saba ayat 49, 25)
Fathir ayat 8, 26) Ash-Shoffat ayat 48 dan 78, 27) Shad ayat 33 ,28) Al-Mukmin
ayat 15, 29) Muhammad ayat 25, 30) Al-Fath ayat 22, 31) Al-Qamar ayat 12,
32) Ar-Rahman ayat 56 ,33) Al-Mujadalah ayat 3 dan 4 ,34) Al-Haysr ayat 18,
35) Al-Mumtahanah ayat 12 ,36) Al-Qalam ayat 42 , 37) Al-Ma’arij ayat 39, 38)
Al-Qiyamah ayat 26, 39) Abasa ayat 20, 40) At-Takwir ayat 22, 41) Al-Insyiqaq
ayat 19, 42) Ath-Thariq ayat 7, 43) Al-‘Alaq ayat 9 dan 10 dan 44) At-Takatsur
ayat 2
Sedangkan menurut Muhamad Yoga Firdaus dalam https://tanwir.id,
Surat al-Hajj termasuk di antara surat-surat yang ajaib. Di dalamnya
berisi ayat-ayat yang diturunkan di Mekah dan Madinah. Berisi
pembahasan tentang peperangan dan perdamaian.
Allah berfirman di dalam Q.S. al-Hajj [22] ayat 5:
َ ‫ضغَ ٍة ُّمخَلَّقَ ٍة َو‬
‫غي ِْر‬ ْ ‫علَقَ ٍة ث ُ َّم مِ ن ُّم‬ َ ‫طفَ ٍة ث ُ َّم مِ ْن‬ ْ ُّ‫ب ث ُ َّم مِ ن ن‬ ٍ ‫ث فَإِنَّا َخلَ ْقنَ ُكم ِمن ت ُ َرا‬ ِ ‫ب ِمنَ ْٱلبَ ْع‬ ٍ ‫اس إِن ُكنت ُ ْم فِى َر ْي‬ ُ َّ‫يَٰٓأَيُّ َها ٱلن‬
‫شدَّ ُك ْم ۖ َومِ ن ُكم َّمن يُت ََوفَّى‬ُ َ ‫س ًّمى ث ُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم طِ ْفًل ث ُ َّم ِلت َ ْبلُغُ ٰٓو ۟ا أ‬
َ ‫شا ٰٓ ُء ِإلَ ٰٓى أ َ َج ٍل ُّم‬ َ َ‫ُم َخلَّقَ ٍة ِلنُ َب ِينَ لَ ُك ْم ۚ َونُق ُِّر فِى ْٱْل َ ْر َح ِام َما ن‬
َّ ٰٓ ْ
ْ ‫عل ْي َها ٱل َما َء ٱ ْهتَز‬
‫ت‬ َ ْ َ ٰٓ َ
َ ‫ض هَامِ دَة فَإِذا أنزَ لنَا‬ َ ْ
َ ‫شيْـًٔا ۚ َوت ََرى ٱْل ْر‬ َ ‫َومِ ن ُكم َّمن ي َُردُّ إِلَ ٰٓى أ َ ْرذَ ِل ْٱلعُ ُم ِر ِل َكي ًَْل يَ ْعل َم مِ ن بَ ْع ِد ِعل ٍم‬
ْ ۢ َ
‫ج بَ ِهيج‬ ٍ ٍۭ ‫َت مِ ن ُك ِل زَ ْو‬ْ ‫ت َوأَ ۢنبَت‬ ْ َ‫َو َرب‬

13
Artinya: “Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan,
maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang
tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan
dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
(dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu
yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak
mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat
bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di
atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan
berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.”
Di dalam kitab tafsir Al Jawahir Fi Tafsir Al-Qur’an Al
Karim karya Tanthawi Jauhari, disebutkan bahwa di dalam ayat ini
diberikan kiasan bahwa manusia berasal dari tanah. Sebagaimana juga
hewan dan tumbuh-tumbuhan. Unsur air pun menjadi penyebab
tumbuhnya makhluk yang lainnya. Setelah hadirnya proses keajaiban
manusia di dalam rahim seorang ibu, Tanthawi pun menegaskan
terkait pentingnya ilmu al–Ajnah atau embriologi manusia.
c. Surat Thaha
Rita Rahayu Ningsih dalam https://digilib.uin-suka.ac.id , Uslub Al
Iltifat Fi Surat Taha (Dirasah Tahliliyyah Balaghiyyah), Skripsi thesis, UIN
Sunan Kalijaga,2018, pengertian iltifat itu sendiri adalah pengalihan kalam dari
gaya bahasa satu ke bahasa yang lain. Bentuk-bentuk iltifat dalam al-Quran
jumlahnya banyak sekali. Namun, peneliti membatasi penelitian ini hanya pada
surah Thaha. Alasan dipilihnya surah ini, karena peneliti menemukan ragam dan
variasi gaya bahasa iltifat pada surah thaha. Seperti dikatakan dalam buku “al-
Balaghah: Kajian Ayat-ayat Iltifat dalam al-Quran” bahwasannya banyak ragam
bahasa dalam al-Quran diantaranya yaitu: (1) ash-Shiyagh (bentuk), (2) al-Adad
(bilangan), (3) adh- Dhamair (dhamir), (4) al- Adawat (piranti), (5) al-Mu’jam
(kosa kata), dan (6) al-Binau an-Nahwy (struktur gramatikal). Akan tetapi untuk
memfokuskan penelitiannya, maka peneliti membatasi penelitiannya pada tiga
ragam iltifat saja, yaitu: ash-Shiyagh, al-Adad, al-Adawat.
Didalam surah Thaha peneliti menemukan tiga ragam yang telah
disebutkan diatas, bertolak dari ini, peneliti merumuskan dua rumusan masalah,
yang pertama “Dimana letak ayatayat iltifat )ash-Shiyagh, al-Adad, al-Adawat)

14
yang terdapat dalam surah Thaha” dan yang kedua “apa rahasia dari iltifat
surah”. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan mengkaji segala
macam literature yang berkenaan dengan Ilmu Balaghah dan ungkapan-
ungkapan yang yang berkaitan atau mengandung ragam-ragam iltifat. Adapun
analisis yang digunakan yaitu analisis iltifat yang merupakan salah satu kajian
dari Ilmu Balaghah.
Dalam analisis ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif,
dengan data yang terkumpul dari surah Thaha kemudian peneliti menjelaskan
kalimat-kalimat yang menggunakan gaya bahasa iltifat dalam bentuk uraian
panjang setelah dimasukkan dalam kelompok-kelompok tertentu. Adapun
setelah dilaksanakan penelitian, telah diketahui bahwa ungkapanungkapan atau
ayat-ayat yang mengandung gaya bahasa iltifat (ash-Shiyagh, aladad, al-adawat)
dalam surah Thaha yang terdiri dari 28 ungkapan dengan rincian sebagai
berikut: 1. Ash-Shiyagh (bentuk) berjumlah 13 ungkapan 2. Al-Adad (bilangan)
berjumlah 11 ungkapan 3. Al-Adawat (piranti) berjumlah 4 ungkapan.
d. Surat Al Ankabut
Menurut https://sc.syekhnurjati.ac.id dalam tulisan berjudul Penafsiran
Surat Al-Ankabut (Kajian Tafsir Tematik,mengungkap bahwa : surat al ankbut
seperti:

• َ‫ت لَ ْو كَانُ ْوا َي ْعلَ ُم ْون‬ ِ ‫ت اِتَّ َخذَتْ َبيْت ۗا َوا َِّن ا َ ْوهَنَ ْالبُي ُْو‬
ِ ِۘ ‫ت لَ َبيْتُ ْال َع ْن َكب ُْو‬ ِ ۚ ‫ّٰللا ا َ ْو ِل َي ۤا َء َك َمثَ ِل ْال َع ْن َكب ُْو‬
ِ ‫َمثَ ُل الَّ ِذيْنَ اتَّ َخذُ ْوا مِ ْن د ُْو ِن ه‬

Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung


selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah.dan Sesungguhnya
rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.”
(QS. Al-Ankabut/29: 41).

Ada yang berpendapat bahwa surat al-Ankabut adalah surat Makiyah


ada pula yang mengatakan surat Madaniyah. Bila dirujuk dari sebab turunnya
maka dapat dikatakan bahwa surat al-Ankabut adalah surat Makiyah. Surat al-
Ankabut diturunkan di Mekah sebelum Nabi hijrah ke Madinah dalam rangka
memperingatkan orang-orang yang beriman kepada Nabi kemudian kembali
kepada agama mereka karena takut akan ancaman orang-orang musyrik. Orang-
orang musyrik tersebut menjamin akan memikul semua kesalahan atau dosa-
dosa yang mereka lakukan jika mereka mau kembali kepada mereka.7 Surat al-
Ankabut dimulai setelah huruf-huruf muqatha’ah dengan pembicaraan tentang

15
iman dan jihad. Juga tentang beban-beban keimanan yang sebenarnya
menyingkapkan hakikat jiwa manusia.
Karena keimanan bukanlah sekedar kata-kata yang diucapkan dengan
lidah. Namun, iman adalah kesabaran dalam menanggung kesulitan dan beban-
beban dalam menanggung kata-kata yang dipenuhi dengan kesulitan dan beban
ini. Sayyid Quthb :2005:82) , contoh ,Si laba-laba betina menjadi pemimpin
seperti yang dijelaskan dalam redaksi ayat di bawah ini,21 “Seperti laba-laba
yang membuat rumah.”)QS. Al-Ankabut/29: 41). Dalam redaksi ayat di atas
jelaskan bahwa laba-laba betinalah yang membangun rumah, memberikan izin
terhadap laba-laba jantan untuk memasuki rumah, dan menentukan hubungan
rumah tangga di luar kendali si jantan.( Hisyam Thalbah: 26).
Tesis yang ditulis oleh Misbahul Munir dengan judul Moral Values in
Animals Life Mentioned in Al-Quran (A Study on Al-Nahl, al-Naml, and al-
Ankabut), Tesis: Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo
Semarang, 2015. Dalam tesis ini mengkolaborasikan nama-nama hewan yang
namanya dijadikan nama surat sekaligus pelajaran apa yang dapat diambil dari
kajian tersebut. Namun, pembahasannya kurang difokuskan pada satu nama
hewan yang biasa diambil manfaatnya, karena nilai yang terkandung di
dalamnya antara satu dengan yang lain jelas berbeda.( Misbahul Munir :2015)
Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Zamroni dengan judul Pemahaman
Harun Yahya Terhadap Surat Al-Ankabut Ayat 41 Tentang Laba-Laba, Skripsi:
Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo
Semarang, 2015. Analisis data dilakukan dengan investigasi tekstual melalui
analisis pemikiran seorang tokoh, yaitu Harun Yahya terhadap isi buku yang
disampaikannya sebagaimana tertera dalam buku tersebut, dari analisis tersebut
dapat ditarik berbagai macam informasi terkait apa saja keajaiban yang dimiliki
oleh laba-laba, terutama rumahnya yang telah menginspirasi para arsitek dalam
merancang bangunan.( Ahmad Zamroni, :2015)
e. Surat Al Qhasas
Menurut Danang, Swaditya (2014) dalam http://digilib.uinsby.ac.id
dengan judul thesis Al-Kalam Al-Insya’ Al-Thalabiy Fi Surah Al-Qashash :
Dirasah Tahliliyyah Balaghiyah. , UIN Sunan Ampel Surabaya.

16
Dalam ilmu balaghah, kalam insya’ yaitu kalam yang pembicaraannya
tidak dapat disebut sebagai orang yang benar atau sebagai orang yang dusta.
Kalam insya’ dibagi menjadi menjadi dua yaitu kalam insya’ tholabi dan kalam
insya’ ghairu tholabi. Adapun dalam skripsi ini hanya membahas kalam insya’
tholabi, kalam insya’ tholabi adalah kalimat yang menghendaki terjadinya
sesuatu yang belum terjadi pada waktu kalimat itu diucapkan.
Surah Al-Qasas ("Cerita-Cerita") adalah surah ke-28 dalam al-Qur'an.
Surah ini diturunkan di Makkah setelah Surah An-Naml dan terdiri dari 88 ayat.
Sebagian utama surah ini menceritakan tentang riwayat hidup Nabi Musa dari
peristiwa yang terjadi di masa kelahirannya serta menunjukkan kekejaman
Fir'aun dan pertolongan Allah kepada Bani Israil saat Nabi Musa mulai
menerima wahyu. Dalam surat ini mengandung unsur unsur balaghah yaitu
kalam insya’ thalabi diantaranya adalah: amr )perintah(, nahyi )larangan(,
istifham )kata tanya(, nida’ )seruan) dan tammaniy (harapan).
Adapun titik fokus permasalahan dalam pembahasan ini adalah: (a) Apa sajakah
macam-macam kalam insya’ tholabi dalam surah al-qasas, (b) Apa sajakah
makna-makna kalam insya’ tholabi dalam surah al-qasas?.
Metode yang digunakan untuk mengkaji kalam insya’ tholabi yang
terdapat dalam surah al-qasas adalah dengan menggunakan metode analisa
stilistika (Al-Balaghah). Penggunaan metode tersebut bertujuan untuk
menemukan unsur-unsur balaghah yang terdapat dalam surah al-qasas serta
mengungkapkan faedah-faedah yang terkandung didalamnya.
Kesimpulan hasil penelitian adalah Terdapat 60 kalam insya’ thalabi
dalam surah al-qasas dengan lima bentuk yang berbeda, antara lain: Amar
(perintah) yang terdiri dari 24 jumlah, istifham (pertanyaan) yang terdiri dari 18
jumlah, nida (seruan) yang terdiri dari 7 jumlah, nahiy (larangan) 10 jumlah, dan
tammaniy 1 jumlah. Sedangkan terdapat 28 kalam insya’ thalabi yang memiliki
makna sebenarnya dan terdapat 32 yang memiliki makna tidak sebenarnya.
Menurut Rochmah, Faizatur. 2014. Dalam http://karya-ilmiah.um.ac.id ,
dengan judul skripsi “Kalimat Berita dalam Surat Al-Qashash”. Jurusan Sastra
Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Surat Al-Qashash merupakan
surat yang mengandung kisah lengkap Nabi Musa as dari lahir sampai menjadi
untusan Allah, kisah mengenai kitab Taurat dan Al-Qur’an, serta kisah Qarun.

17
Kisah di dalamnya men¬gandung hikmah untuk dijadikan pelajaran bagi orang-
orang yang beriman. Sebagian besar ayat dalam surat tersebut merupakan
kalimat berita. Adapun untuk memahami kandungan ayat Al-Qur’an, dibutuhkan
pemahaman ilmu ma’ani, karena ilmu ma’ani adalah ilmu yang dipelajari untuk
mengetahui keadaan kalimat berbahasa Arab dan cara menyesuaikan kalimat
dengan kontekstualnya sehingga cocok dengan tujuan yang dikehendaki. Tujuan
penelitian ini adalah mendeskripsikan tema, bentuk kalimat berita dan tujuan
penyampaiannya dalam surat Al-Qashash.
Rancangan penelitian yang dipakai penelitian ini adalah rancangan
deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah unsur kalimat berita yang
terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an surat Al- Qashash. Instrumen penelitian
adalah peneliti sendiri sebagai human instrument (instrumen kunci). Untuk
memperoleh data, digunakan teknik pengumpulan data yaitu membaca surat Al-
Qashash, mencari unsur kalimat berita di dalamnya, serta memberi kode pada
ayat yang mengandung unsur kalimat berita. Prosedur analisis data meliputi
menentukan tema-tema kalimat berita dalam surat Al-Qashash, menentukan
macam-macam kalimat berita, dan menjelaskan unsur kalimat berita, serta
menafsirkan tujuannya.
Hasil penelitiannya adalah (1) Di dalam Al-Quran surat Al-Qashash
terdapat tiga tema, yaitu kisah Nabi Musa, kitab Taurat dan Al-Quran, serta
kisah tentang Qarun. (2) Dalam surat Al-Qashash terdapat tiga bentuk kalimat
berita, yaitu ibtidai terdapat pada 39 ayat, thalabi terdapat pada 29 ayat, dan
inkari terdapat pada 6 ayat. Adapun ayat-ayat yang mengandung kalimat berita
dan menyimpang dari maksud dhahirnya terdapat pada 22 ayat (3) Kalimat
berita di dalam Al-Quran surat Al-Qashash mempunyai beberapa tujuan yakni
faidah al-khabar sebanyak 46 ayat, lazim al-faidah 2 ayat, dan beberapa tujuan
yang dikiaskan. Tujuan-tujuan yang dikiaskan tersebut adalah idhar at-tahassur
sebanyak 16 ayat, al-istirham sebanyak 4 ayat, al-fakhr 8 ayat, Al-hatstsu ala
assa’yi wa al-ijtihad sebanyak 4 ayat, al-madih sebanyak 2 ayat, at-tahdzir
sebanyak 2 ayat, dan at-taubikh sebanyak 4 ayat.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada pengajar ilmu balaghah
untuk menggunakan penelitian ini dalam proses pembelajaran dan menggunakan
contoh macam-macam kalimat beserta tujuannya. Untuk jurusan sastra Arab

18
diharapkan penelitian ini berguna untuk menambah rujukan dari analisis kalimat
berita hususnya pada surat Al-Qashash. Penelitian ini terbatas pada penelitian
pada surat Al-Qashash, karena itu diharapkan adanya penelitian pada surat yang
lain, karena kalimat berita membutuhkan penjelasan.
f. Surat Asyuara
Menurut Indah Silviani dalam https://repository.arraniry.ac.id dengan
judul “Ungkapan JinᾹs Dalam Al-Qur’Ᾱn Dan Relevansi Dengan Keindahan
Bahasanya”. Keistimewaan bahasa al-Qur’an merupakan aspek kemukjizatan
pertama yang ditunjukkan kepada masyarakat Arab sejak al-Qur’an diturunkan.
Hingga era modern ini, bahasa al-Qur’an tetap mengundang pesona tersendiri
bagi umat manusia khususnya bagi pengamat sastra. Karena al-Qur’an memuat
nilai sastra yang tinggi dengan ungkapan bahasa yang indah baik dari segi lafal
maupun makna. Salah satu bentuk keindahan bahasa al-Qur’an adalah ungkapan
jinās. Jinās adalah kesesuaian dua lafal dalam pengucapan sedangkan artinya
berbeda.
Kesesuaian ini bisa saja menimbulkan kesalahpahaman pembaca dengan
menganggap makna keduanya adalah sama atau hanya pengulangan kata tanpa
memberikan faedah, sehingga pembaca menjadi sulit memahami teks ayat-ayat
al- Qur’an. Berangkat dari permasalahan ini, penulis merumuskan dua tujuan
penelitian yaitu untuk menjelaskan bentuk ungkapan jinās dalam al-Qur’an dan
menemukan hikmah dari lafal jinās yang terdapat dalam al-Qur’an.
Metode yang digunakan adalah metode mauḍū‘i dengan menghimpun
ayat-ayat berkaitan dengan lafal jinās. Selain metode mauḍū‘i dalam
menganalisis data yang berupa teks ayat-ayat al-Qur’an, juga digunakan content
analisis, serta teknik korelatif dengan jenis penelitian library research (riset
kepustakaan), memanfaatkan sumber perpustakaan untuk pengumpulan data,
mencatat, membaca kemudian mengolah bahan penelitian.
Sumber data yang digunakan terdiri atas sumber data utama yaitu al-
Qur’ān al-Karīm. Sumber data pendukung yaitu kitab-kitab tafsir, balāghah
dan‘Ulūm al-Qur‘ān serta sumber data pelengkap seperti skripsi dan jurnal.
Hasil penelitian ini menunjukkan 293 lafal jinās yang terdapat dalam al-
Qur’an dari bentuk jinās al-tām dan ghair al-tām serta variasi jenisnya, kecuali
jinās al-tām al-murakkab yang belum ditemukan di dalam al-Qur’an. Bentuk

19
jinās di dalam al-Qur’an terletak pada satu ayat yang sama dan satu pokok
pembahasan yang sama, jinās dalam al-Qur’an menempati posisi nilai jinās yang
tertinggi. Jadi kesimpulan akhir dari penulisan ini adalah lafal jinās di dalam al-
Qur’an bukanlah suatu kendala bagi pembaca al-Qur’an, karena lafal jinās
mampu membuat pendengaran merasa senang sehingga memunculkan
ketertarikan, condong serta merangsang otak untuk berfikir akan maknanya yang
kemudian dapat memperoleh pesan dari makna lafal tersebut.(
https://repository.ar-raniry.ac.id:2022)
g. Surat Al Furqon
Menurut Edo, Figa Nurul janna (2018 dalam http://e-
theses.iaincurup.ac.id dengan judul thesis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Yang
Terkandung Dalam Al-Qur’an Surat Al-Furqan Ayat 67-68 Dan Relevansinya
Dalam Materi Pendidikan Islam , , IAIN Curup. Berpendapat bahwa Latar
belakang dalam penelitian ini dilandasi adanya merosotnya Akhlak di kalangan
manusia terutama anak-anak dan remaja kemerosotan akhlak pada dasarnya di
sebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah kurangnya penanaman nilai-
nilai akhlak kepada anak baik dari orang tua, guru maupun masyarakat. Dengan
demikian untuk mengurangi bahkan mencegah kemerosotan akhlak maka
sebagai manusia menyadari pentingnya kedudukan dan fungsi Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup dan terus disosialisasikan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya merupakan suatu hal yang wajib sebagai bentuk rasa kepedulian
bersama antar sesama umat Islam terutama diajarkan melalui lembaga-lembaga
pendidikan.
Bermula dari keadaan inilah penulis tertarik untuk mengkaji secara lebih
mendalam nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Qs.Al-Furqan
ayat 67-68 dan relevansinya dalam materi pendidikan Islam, berharap
tercapainya tujuan-tujuan yang ada yakni: 1) untuk mengetahui nilai-nilai
pendidikan akhlak dalam Qs.Al-Furqan ayat 67-68, 2) untuk mengetahui
relevansinya dalam materi pendidikan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian
kepustakaan (library research) sumber data primernya yakni kajian tafsir
M.Quraish Shihab dan Ibnu Katsier, sedangkan sumber data sekundernya buku-
buku yang relevan seperti shahih bukhari muslim, buku akhlak, dan buku

20
pendidikan Islam serta sumber penunjang lainnya seperti jurnal-jurnal dan
artikel tertentu.
Menggunakan pendekatan atau metode tafsir tahlili agar lebih mudah di
pahami, dengan menganalisa data melalui metode Dedukktif, Induktif dan
Komparasi. Simpulan penelitian ini yakni :1). Nilai-nilai pendidikan akhlak
yang terkandung dalam Qs. Al-Furqan ayat 67-68 seperti: larangan hidup boros
(berlebih lebihan dalam mengeluarkan harta), larangan hidup kikir ( tidak mau
mengeluarkan harta yang semestinya di keluarkan), perintah hidup moderat atau
sederhana ( berada di pertengahan antara keduanya tidak boros dan tidak juga
kikir), larangan syirik (menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain), larangan
membunuh jiwa yang di haramkan kecuali yang haq, serta larangan berzina (
melakukan persetubuan antara lakilaki dan perempuan yang bukan muhrim). 2).
Relevansinya nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam Qs. Al-Furqan ayat 67-
68 masih diajarkan dalam materi pendidikan Islam di lembaga pendidikan
formal yakni di SMP dan SMA dengan menggunakan konteks ayat yang berbeda
dalam menguatkan materi tersebut.( http://e-theses.iaincurup.ac.id:2022)
h. Surat Al Mukminun
Menurut Khoirul Huda dalam http://digilib.uinsby.ac.id dengan judul
Ithnab dan Rahasianya dalam Surat al-Mu’minun )Kajian dan Analisis(
berpendapat bahwa Ithnab merupakan salah satu cabang dari Ilmu Ma’ani, yang
mempelajari tentang keindahan makna. Ithnab sendiri adalah bertambahnya
lafadz dalam suatu kalimat melebihi maknanya disebabkan karena adanya
faedah. Ithnab juga membantu dalam pengungkapan suatu kalimat agar cocok
dengan tuntutan keadaan, dengan mencakup salah satu tujuan balaghah yang
dapat diketahui melalui rangkaian, kalimat dan qarinah – qarinah yang
meliputinya.
Surat al-Mu’minun merupakan surat ke ٢٣ dari ١١٤ surat dalam al-
Qur’an yang terdiri atas ١١٨ ayat dan tergolong surat Makkiyah. Dinamai al-
Mu’minun karena permulaan ayat ini menerangkan bagaimana seharusnya sifat
– sifat orang mukmin yang menyebabkan keberuntungan mereka di akhirat dan
ketentraman jiwa mereka di dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan rahasia ithnab dalam surat al-Mu’minun. Adapun fokus
permasalahan yang dipaparkan dalam pembahasan ini adalah: ١(. Apakah ada

21
ithnab dalam surat al-Mu’minun ?, ٢( Bagaimana rahasia ithnab dalam surat al-
Mu’minun ?
Dalam rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan metode
deskriptif analitis, yaitu prosedur masalah yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan dan menganalisis. Metode deskriptif ini menggunakan
pengumpulan data dengan menggunakan kajian pustaka dengan berupa kata dan
bukan dari angka. Metode analisis yang digunakan analisis balaghi yaitu ١,
membaca surat al-Mu’minun ayat demi ayat, ٢, mengelompokkan ayat – ayat
yang mengandung ithnab dalam surat al-Mu’minun, ٣, menganalisis ayat – ayat
ithnab dalam surat al-Mu’minun. ٤, menempatkan data yang telah di temukan
sesuai dengan skema pembahasan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah ١. Adanya keberadaan ithnab dan macam – macamnya ithnab dalam ayat
– ayat surat al- Mu’minun, ٢. Terlihatnya rahasia ithnab dalam surat al-
Mu’minun yang meliputi : Keberadaan ithnab dalam ayat – ayat surat al-
Mu’minun, Macam – macamnya ithnab dalam ayat – ayat surat al-Mu’minun,
dan Banyaknya faedah atau manfaat ithnab dalam ayat – ayat surat al-
Mu’minun.
Menurut Ari Siska Putri (2014) : http://repository.uin-suska.ac.id dengan
judul Studi Analisis Balaghah tentang Dalalah Adhrob Khabar dalam Surah Al-
Mu’minun. Berpendapat bahwa Balaghah adalah suatu disiplin ilmu yang
berlandaskan kejernihan jiwa dan ketelitian menangkap keindahan dan kejelasan
perbedaan yang samar diantara macam-macam uslub.
Salah satu cakupan ilmu Balaghah adalah ilmu Ma’ani. Kalam khabari
merupakan cabang dari ilmu Ma’ani. Kalam khabari adalah kalimat yang
pembicaranya dapat dikatakan sebagai orang yang benar atau dusta. Demikian
seseorang tidak mudah mengetahui dan memahami tujuan penyampaian khobar
dalam ayat Al-qur’an tanpa pembahasan dalalah adhrob kalam khobari atau
tanpa analisa ilmu balaghoh. Dan kita tidak mampu memahami ayat Al-qur’an
dengan benar.
Penulis mengambil sampel dalam surah Al-Mu’minun. Adapun
permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1). Apa saja bentuk Adhrob Khabar
dalam surah Al- Mu’minun. 2(. Apa saja bentuk Dalalah Adhrob Khabar dalam

22
surah Al-Mu’minun. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan
menggunakan tabel. Sumber utama pengumpulan data yaitu al-Quran dan
sumber kedua adalah buku-buku yang berhubungan dengan penelitian seperti
buku balaghah dan tafsir.
Setelah penulis melaksanakan penelitian ini maka diambil kesimpulan
sebagai berikut: 1). Bentuk kalam khabari dalam surah Al-Mu’minun adalah
jumlah ismiyah dengan 39 ayat dan jumlah fi’liyah dengan 21 ayat, dan Adhrob
Kalam Khabari dalam surah Al-Mu’minun yaitu Adhrob Kalam Khabari Ibtida’i
28 ayat, Adhrob Kalam Khabari Tholabi 11 ayat dan Adhrob Kalam Khabari
Inkari 21 ayat. 2(.Dalalah Adhrob Khabar tanpa huruf Taukid Ibtida’I untuk
dalalah bagi pendengar berita seorang yang awam, Dalalah Adhrob Khabar
menggunakan satu huruf Taukid Tholabi untuk dalalah bagi pendengar berita
seorang yang ragu dalam menerima berita, Dalalah Adhrob Khabar
menggunakan dua atau lebih huruf Taukid Inkari untuk dalalah bagi pendengar
berita seorang yang Ingkar dalam menerima berita.

Penutup

A. Kesimpulan dari kajian ini adalah:


1. Surah Maryam adalah uslub sajak dan jinas yaitu: sepuluh sajak al- Mutarraf dan
sepuluh sajak al- Mutawazi . Sedangkan uslub jinas terdapat tujuh jinas al-Isytiqaq.
Fungsi dari uslub sajak dan jinas, yaitu berfungsi memperindah kalimat atau ayat-
ayat pada surah Maryam. Kata kunci: Ilmu badi’, Saja’, Jinas.
2. Pada surat alhjj terdapat Didalam pelaksanaannya, seorang jama’ah harus
memperhatikan larangan-larangan haji, orang yang menahan diri dari tidak
melakukan larangan-larangan haji akan diampuni dosadosanya, bagaikan
seorang bayi yang baru lahir dari rahim ibunya.
3. Dalam surat Thaha ungkapanungkapan atau ayat-ayat yang mengandung
gaya bahasa iltifat (ash-Shiyagh, aladad, al-adawat) dalam surah Thaha yang
terdiri dari 28 ungkapan dengan rincian sebagai berikut: 1. Ash-Shiyagh
(bentuk) berjumlah 13 ungkapan 2. Al-Adad (bilangan) berjumlah 11
ungkapan 3. Al-Adawat (piranti) berjumlah 4 ungkapan.

23
4. Surat al-Ankabut dimulai setelah huruf-huruf muqatha’ah dengan
pembicaraan tentang iman dan jihad. Juga tentang beban-beban keimanan
yang sebenarnya menyingkapkan hakikat jiwa manusia.
5. Dalam surat alqhasas Terdapat 60 kalam insya’ thalabi dalam surah al-qasas
dengan lima bentuk yang berbeda, antara lain: Amar (perintah) yang terdiri
dari 24 jumlah, istifham (pertanyaan) yang terdiri dari 18 jumlah, nida
(seruan) yang terdiri dari 7 jumlah, nahiy (larangan) 10 jumlah, dan
tammaniy 1 jumlah. Sedangkan terdapat 28 kalam insya’ thalabi yang
memiliki makna sebenarnya dan terdapat 32 yang memiliki makna tidak
sebenarnya.
6. Pada surat Surat Asyuara lafal jinās di dalam al-Qur’an bukanlah suatu
kendala bagi pembaca al-Qur’an, karena lafal jinās mampu membuat
pendengaran merasa senang sehingga memunculkan ketertarikan, condong
serta merangsang otak untuk berfikir akan maknanya yang kemudian dapat
memperoleh pesan dari makna lafal tersebut.
7. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Qs. Al-Furqan ayat 67-
68 seperti: larangan hidup boros larangan hidup kikir, perintah hidup
moderat atau sederhana, larangan syirik, larangan membunuh jiwa yang di
haramkan kecuali yang haq, serta larangan berzina.
8. Bentuk kalam khabari dalam surah Al-Mu’minun adalah jumlah ismiyah
dengan 39 ayat dan jumlah fi’liyah dengan 21 ayat, dan Adhrob Kalam
Khabari dalam surah Al-Mu’minun yaitu Adhrob Kalam Khabari Ibtida’i 28
ayat, Adhrob Kalam Khabari Tholabi 11 ayat dan Adhrob Kalam Khabari
Inkari 21 ayat. 2).Dalalah Adhrob Khabar tanpa huruf Taukid Ibtida’I untuk
dalalah bagi pendengar berita seorang yang awam, Dalalah Adhrob Khabar
menggunakan satu huruf Taukid Tholabi untuk dalalah bagi pendengar berita
seorang yang ragu dalam menerima berita, Dalalah Adhrob Khabar
menggunakan dua atau lebih huruf Taukid Inkari untuk dalalah bagi
pendengar berita seorang yang Ingkar dalam menerima berita.
B. Saran-saran
Matari kajian ini sangat menarik untuk dipelajari dan dijadikan suatu
karya ilmiah,sehingga semakin dipahami oleh generasi islam.

24
DAFTAR PUSTAKA

Pustaka yang berupa judul buku:

Abd al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar, terj. Suryana
Jamrah, (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 1996), cet. II Hisyam Thalbah..(et al),
Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah al-Quran dan hadis(Penciptaan Hewan)
Khamim H. Ahmad Subakir, ILMU BALAGHAH Dilengkapi dengan contoh-contoh
Ayat, Hadits Nabi dan Sair Arab,IAIN Pres, Kediri,2018
Manna’ Khalil al-Qatt{an, Mabahith fi Ulum al-Qur’an, Kairo: Maktabah Wahbah,
2000
M. Sholehuddin Shofwan, Mabadi al-Balaghah Pengantar Memahami Jauharul Maknun,
Vol. 1 (Jombang: Darul Hikmah, 2007)

25
Wahbah bin Mustafa Al-Zuhaili, al-Tafsir al-Munir fi al-'Aqidah wa al-Shari'ah wa al-
Manhaj, Vol. 1 Damaskus: Dar al-Fikr al-Ma'asir, 1418 H.
Sayyid Quthb,Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Tarj. As‟ad Yasin, et. al. jilid IX, )Jakarta:
Gema Insani, 2004)

Pustaka yang berupa jurnal ilmiah:

Misbahul Munir, “Moral Values in Animal‟s Life Mentioned in Al-Qur‟an )A Study on


AlNahl, al-Naml, and al-Ankabut(,”)Tesis, JurusanTafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin UIN Walisongo Semarang, 2015).
Ahmad Zamroni, “Pemahaman Harun Yahya Terhadap Surat Al-„AnkabutAyat 41
Tentang Laba-Laba,”)Skripsi, JurusanTafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan
Humaniora UIN Walisongo Semarang, 2015).

Pusataka Internet/webset
http://file.upi.edu
https://repository.ar-raniry.ac.id
http://e-theses.iaincurup.ac.id

26

You might also like