Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PENDIDIKAN KARAKTER DAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA

MANUSIA KEBERLANJUTAN

Sri Suwartini
Universitas Widyadharma Klaten
Email: sri_t2n@yahoo.co.id

Abstract: Character education is a system of inculcating the character of knowledge,


awareness or willingness, and actions to implement those values. Character education is
believed to be an important aspect in the improvement of human resources (HR), as it
contributes to the development of a community. The character of a qualified society
needs to be established and nurtured from an early age, because early age is a "golden"
but critical for the formation of one's character. Implementation of character education
is felt very urgent implemented in order to nurture the younger generation of the nation.
National education aims to develop the Almighty, have a noble character, healthy,
knowledgeable, capable, creative, independent, and become citizens of a democratic and
responsible. In relation to character education, the Indonesian nation is in great need of
human resources (human resources) large and qualified to support the implementation
of development programs properly. Quality education, which can support the
achievement of the nation's ideals in having quality resources. Strongly characterized
HR is characterized by different mental capacities with others such as trustworthiness,
sincerity, honesty, courage, firmness, firmness, strength in principle, and other unique
qualities inherent in itself. The character of a nation will be closely linked to the
achievements of the nation itself in various life. Character formation is developed
through the stage of knowledge (knowing), implementation (acting), and habits (habit).

Keywords: Character, Education, Sustainable Human Resource Development.

Pendidikan merupakan suatu system yang Dalam kaitaannya dengan pendidikan


teratur dan mengemban misi yang cukup luas karakter, bangsa Indonesia sangat memerlukan
yaitu segala sesuatu yang bertalian dg SDM (sumber daya manusia) yang besar dan
perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, bermutu untuk mendukung terlaksananya
pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai program pembangunan dengan baik. Disinilah
kepada masalah kepercayaan atau keimanan. dibutuhkan pendidikan yang berkualitas, yang
Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai dapat mendukung tercapainya cita-cita bangsa
suatu lembaga pendidikan formal mempunyai dalam memiliki sumber daya yang bermutu, dan
suatu muatan beban yang cukup berat dalam dalam membahas tentang SDM yang
melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih- berkualitas serta hubungannya dengan
lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya pendidikan, maka yang dinilai pertama kali
perubahan zaman dewasa ini yang sangat adalah seberapa tinggi nilai yang sering
berpengaruh terhadap anak-anak didik dalam diperolehnya, dengan kata lain kualitas diukur
berfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya dengan angka-angka, sehingga tidak
terhadap mereka yang masih dalam tahap mengherankan apabila dalam rangka mengejar
perkembangan dalam transisi yang mencari target yang ditetapkan sebuah lembaga
identitas diri. pendidikan terkadang melakukan kecurangan
dan manipulasi.

220
221 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 4, Nomor 1, September 2017, hlm. 220-234

Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun utama adalah menetukan kemampuan apa yang
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada akan diubah dari anak setelah menjalani
Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan pembelajaran tersebut dari sisi karakterya.
nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk karakter serta PEMBAHASAN
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. A. Pengertian pendidikan Karakter
Pendidikan nasional bertujuan untuk Karakter menurut Pusat Bahasa
berkembangnya potensi peserta didik agar Depdiknas adalah, bawaan, hati, jiwa,
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas,
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak sifat tabiat, temperamen dan watak, sementara
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, itu, yang disebut dengan berkarakter ialah
dan menjadi warga negara yang demokratis berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat
serta bertanggung jawab. dan berwatak sedangkan pendidikan dalam arti
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan sederhana sering diartikan sebagai usaha
nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap manusia untuk membina, kepribadiannya sesuai
jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
(SMP) harus diselenggarakan secara sistematis kebudayaan.
guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut
berkaitan dengan pembentukan karakter peserta Karakter merupakan nilai-nilai perilaku
didik sehingga mampu bersaing, beretika, manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
masyarakat. Ternyata kesuksesan seseorang lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud
tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi perbuatan berdasarkan norma-norma agama,
lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang hukum, tata krama, budaya, dan adat
lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, istiadat. Dalam perkembangannya, istilah
kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen pendidikan atau paedagogie, berarti bimbingan
oleh hard skill dan sisanya 80 persen olehsoft atau pertolongan dengan sengaja oleh orang
skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya
bisa berhasil dikarenakan lebih banyak pendidikan diartikan sebagai usaha yang
didukung kemampuan soft skill daripada hard dijalankan seseorang atau kelompok lain agar
skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu menjadi dewasa untuk mencapai tingkat hidup
pendidikan karakter peserta didik sangat penting atau penghidupam lebih tinggi dalam arti
untuk ditingkatkan. mental.
Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini Dalam perkembangannya, istilah
adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan atau paedagogie, berarti bimbingan
pendidikan karakter dengan pendidikan yang atau pertolongan dengan sengaja oleh orang
dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya
dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, pendidikan diartikan sebagai usaha yang
kreativitas, dan spiritual). Pendidikan dengan dijalankan seseorang atau kelompok lain agar
model pendidikan seperti ini berorientasi pada menjadi dewasa untuk mencapai tingkat hidup
pembentukan anak sebagai manusia yang utuh. atau penghidupam lebih tinggi dalam arti
Kualitas anak didik menjadi unggul tidak hanya mental.Sedangkan karakter menurut Pusat
dalam aspek kognitif, namun juga dalam Bahasa Depdiknas, adalah bawaan, hati, jiwa,
karakternya. Anak yang unggul dalam karakter kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas,
akan mampu menghadapi segala persoalan dan sifat tabiat, temperamen dan watak, sementara
tantangan dalam hidupnya. Ia juga akan itu, yang disebut dengan berkarakter ialah
menjadi seseorang yang lifelong learner. Pada berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat
saat menentukan metode pembelajaran yang dan berwatak.
Sri Suwartini, Pendidikan Karakter dan Pembangunan SDM Keberlanjutan 222

Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona psikomotorik) dari konteks interaksi sosial
adalah pendidikan untuk membentuk kultural (dalam keluarga, sekolah, dan
kepribadian seseorang melalui pendidikan budi masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat.
pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas
nyata seserorang yaitu tingkah laku yang baik, proses psikologis dan social cultural tersebut
jujur, bertanggung jawab, menghormati hak dapat dikelompokan dalam: olah hati, olah
orang lain, kerja keras, dan sebagainya. piker, olah raga dan kinestetik, serta olah rasa
Definisi pendidikan karakter dan karsa, keempat hal tidak dapat dipisahkan
selanjutnya dikemukakan oleh elkind dan sweet satu sama lainnya, bahkan saling melengkapi
(2004:45) dan saling keterkaitan.Pengkategorikan nilai
³&KDUDFWHU education is the didasarkan pada pertimbangan bahwa pada
deliberate esffort to help people hakikatnya perilaku seseorang yang
understand, care about, and act upon berkarakter merupakan perwujudan fungsi
caore ethical values. When we think about toalitas psikologis yang mencakup seluruh
the kind of character we want for our potensi individu manusia (kognitif, afekti dan
children, it is clear that we want them to psikomotorik) dan fungsi totalitas social-
be able tu judge what is right, care deeply kultural dalam konteks interaksi (dalam
about what is right, and then do what they keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat)
believe to be right, even in the face of dan berlangsung sepanjang hayat.
pressure from without and temptation Jadi, Pendidikan karakter adalah sebuah
from ZLWKLQ´. system yang menanamkan nilai-nilai karakter
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan pada peserta didik, yang mengandung
karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan komponen pengetahuan, kesadaran individu,
guru, yang mampu memperngaruhi karakter tekad, srta adanya kemauan dan tindakan untuk
peserta didik. Guru membantu membentuk melaksanakan nlai-nilai, baik terhadap Tuhan
watak peserta didik. Hal ini mencakup Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru linkungan, maupun bangsa, sehingga akan
bebicara atau menyampaikan materi, bagaimana terwujud insane kamil. Tugas pendidik di semua
guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait jenjang pendidikan tidak terbatas pada
lainnya. pemenuhan otak anak dengan berbagai ilmu
Para pakar pendidikan pada umumnya pengetahuan. Pendidik selayaknya mengajarkan
sependapat tentang pentingnya upaya pendidikan menyeluruh yang memasukkan
peningkatan pendidikan karakter pada jalur beberapa aspek akidah dan tata moral. Oleh
pendidikan formal. Namun demikian, ada karenanya, pendidik harus mampu menjadikan
perbedaan-perbedaan pendapat diantara mereka perkataan dan tingkah laku anak didiknya di
tentang pendekatan dari modus pendidikannya. kelas menjadi baik yang pada akhirnya nanti
Berhubungan dengan pendekatan, sebagian akan tertanam pendidikan karakter yang baik
pakar menyarankan penggunaan pendekatan- dikelak kemudian hari.
pendekatan pendidikan moral yang Karakter yang berkualitas perlu dibentuk
dikembangkan di Negara-negara barat, seperti: dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan
pendekatan perkembangan moral kognitif, masa kritis bagi pembentukkan karakter
pendekatan analisis nilai, dan pendekatan seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa
klarifikasi nilai. Sebagian yang lain kegagalan penanaman karakter pada seseorang
menyarankan penggunaan pendekatan sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang
tradisional, yaitu melalui penanaman nilai-nilai bermasalah di masa dewasanya kelak. Selain
social tertentu. itu, menanamkan moral kepada anak adalah
Berdasarkan grand desain yang usaha yang strategis.
dikembangkan kemendiknas, secara psikologis Permasalahan serius yang tengah
social kultural pembentukan karakter dalam diri dihadapi bangsa Indonesia adalah sistem
individu merupakan fungsi dari seluruh potensi pendidikan yang ada sekarang ini terlalu
individu manusia (kognitif, afektif, konatif dan berorientasi pada pengembangan otak kiri
223 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 4, Nomor 1, September 2017, hlm. 220-234

(kognitif) dan kurang memperhatikan B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter


pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan
Dalam TAP MPR No. II/MPR/1993,
rasa). Proses belajar juga berlangsung secara
disebutkan bahwa pendidikan bertujuan
pasif dan kaku sehingga menjadi tidak
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu
menyenangkan bagi anak. Mata pelajaran yang
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap
berkaitan dengan pendidikan karakter (seperti
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
budi pekerti dan agama) ternyata pada
berkepribadian mandiri, maju, tanggunh, cerdas,
prakteknya lebih menekankan pada aspek otak
kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja
kiri (hafalan, atau hanya sekedar tahu).
profesional, serta sehat jasmani rohani.
Semuanya ini telah membunuh karakter anak
Berangkat dari hal tersebut diatas, secara formal
sehingga menjadi tidak kreatif. Padahal,
upaya menyiapkan kondisi, sarana/prasarana,
pembentukan karakter harus dilakukan secara
kegiatan, pendidikan, dan kurikulum yang
sistematis dan berkesinambungan melibatkan
mengarah kepada pembentukan watak dan budi
aspek knowledge, feeling, loving, dan acting.
pekerti generasi muda bangsa memiliki landasan
Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai
yuridis yang kuat. Namun, sinyal tersebut baru
pembentukan seseorang menjadi body builder
disadari ketika terjadi krisis akhlak yang
(binaragawan) yang memerlukan latihan otot-
menerpa semua lapisan masyarakat. Tidak
otot akhlak secara terus-menerus agar menjadi
terkecuali juga pada anak-anak usia sekolah.
kokoh dan kuat. Selain itu keberhasilan
Untuk mencegah lebih parahnya krisis akhlak,
pendidikan karakter ini juga harus ditunjang
kini upaya tersebut mulai dirintis melalui
dengan usaha memberikan lingkungan
Pendidikan Karakter bangsa.
pendidikan dan sosialisasi yang baik dan
menyenangkan bagi anak. Dalam pemberian Pendidikan Karakter
Dengan demikian, pendidikan yang sangat bangsa di sekolah, para pakar berbeda pendapat.
dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang Setidaknya ada tiga pendapat yang berkembang.
dapat mengintegrasikan pendidikan karakter Pertama, bahwa Pendidikan Karakter bangsa
dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan diberikan berdiri sendiri sebagai suatu mata
perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, pelajaran. Pendapat kedua, Pendidikan Karakter
fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual). bangsa diberikan secara terintegrasi dalam mata
Pendidikan dengan model pendidikan seperti ini pelajaran PKN, pendidikan agama, dan mata
berorientasi pada pembentukan anak sebagai pelajaran lain yang relevan. Pendapat ketiga,
manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi Pendidikan Karakter bangsa terintegrasi ke
unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, dalam semua mata pelajaran.
namun juga dalam karakternya. Anak yang Pendidikan karakter bertujuan untuk
unggul dalam karakter akan mampu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
menghadapi segala persoalan dan tantangan pendidikan di sekolah yang mengarah pada
dalam hidupnya. Ia juga akan menjadi pencapaian pembentukan karakter dan akhlak
seseorang yang lifelong learner. Pada saat mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
menentukan metode pembelajaran yang utama seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.
adalah menetukan kemampuan apa yang akan Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta
diubah dari anak setelah menjalani didik SMP mampu secara mandiri
pembelajaran tersebut dari sisi karakterya. meningkatkan dan menggunakan
Apabila kita ingin mewujudkan karakter pengetahuannya, mengkaji dan
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, maka menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-
sudah menjadikan kewajiban bagi kita untuk nilai karakter dan akhlak mulia sehingga
membentuk pendidik sukses dalam pendidikan terwujud dalam perilaku sehari-hari.
dan pengajarannya. Pendidikan karakter pada tingkatan institusi
mengarah pada pembentukan budaya sekolah,
yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi,
kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang
dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan
Sri Suwartini, Pendidikan Karakter dan Pembangunan SDM Keberlanjutan 224

masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah moral.Dengan demikian bisa dipahami


merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan jika tuntutan diselenggarakannya
citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas. pendidikan karakter semakin santer
Pendidikan karakter bertujuan sebagai dibicarakan dengan tujuan agar generasi
berikut. masa depa menjadi sosok manusia yang
berkarakter, yang mampu berperilaku
1. Versi Pemerintah positif dalam segala hal.
Pendidikan memiliki tujuan yang sangat b. Membentuk Manusia Indonesi yang
mulia bagi kehidupan manusia. Dan Cerdas dan Rasional
berkaitan dengan pentingnya Pendidikan karakter tidak hanya
diselenggarakan pendidikan karakter bertujuan membentuk manusia Indonesia
disemua lembaga formal. Menrut Presiden yang bermoral, beretika dan berakhlak,
republic Indonesia, Susilo Bambang melainkan juga membentuk manusia
Yudhoyono, sedikitnya ada lima yang cerds dan rasional, mengambil
dasar yang menjadi tujuan dari perlunya keputusan yang tepat, serta cerdas dalam
menyelenggarakan pendidikan karakter. memanfaatkan potensi yang dimilikinya.
Kelima tujuan tersebut adalah sebagai Kecerdasan dalam memanfaakan potensi
berikut: diri dan bersikap rasional merupakan
a. Membentuk Manusia Indonesia yang cirri orang yang berkepribadian dan
Bermoral berkarakter. Inilah yang dibutuhkan
Persoalan moral merupakan bangsa Indonesia saat ini, yakni tatanan
masalah serius yang menimpa bangsa masyarakat yang cerdas dan
Indonesia. Setiap saat, masyarakat rasional.Berbagai tindakan
dihadapkan pada kenyataan merebaknya destruktif dan tidak moral dan sering
dekadensi moral yang menimpa kaum kali dilakukan oleh masyarakat
remaja, pelajar, masyarakat pada Indonesia belakangan ini
umumnya, bahkan para pejabat menunjukkan adanya kecenderungan
pemerintah. Ciri yang paling bahwa masyarakat sudah tidak
kentara tentang terjadinya memoerdulikan lagi rasional dan dan
dekadensi moral di tengah-tengah kecerdasan mereka dalam bertindak dan
masyarakat antara lain merebaknya aksi- mengambil keputusan. Akibatnya,
aksi kekerasan, tawuran massa, mereka seringkali terjerumus ke dalam
pembunuhan, pemerkosaan, perilaku perilaku yang cenderung merusak, baik
yang menjurus pada pornografi dsb. merusak lingkungan maupun diri sendiri,
Dalam dunia pemerintahan, fenomena terutama karakter dan kepribadian.
dekadensi moral juga tidak kalah Upaya yang perlu dilakukan agar
santernya, misalnya perilaku masyarakat mampu memanfaatkan
ketidakjujuran, korupsi dan tindakan- kecerdasan dan rasionalitas dalam
tindakan manipulasi lainnya. bertindak adalah menanamkan nilai-nilai
Problem moral seperti ini jelas kepribadian tersebut pada generasi masa
meresahkan semua kalangan. Ironisnya, depan sejak dini. Para peserta
maraknya aksi-aksi tidak bermoral didik merupakan harapan kita. Oleh
tersebut justru banyak dilakukakan oleh karena itu, mereka harus dibekali
kalangan terdidik. Dan, hal itu terjadi pendidikan karakter sejak sekarang agar
saat bangsa Indonesia sudah memiliki generasi masa depan indonesi tidak lagi
ribuan lembaga pendidikan yang tersebar menjadi generasi yang irasional dan tak
di berbagai tempat. Maka, tidak heran berkarakter.
bila banyak para pegawai yang c. Membentuk Manusia Indonesia yang
mempertanyakan fungsi lembaga Inovatif dan Suka Bekerja Keras
pendidikan jika sekedar mengutamakan Pendidikan karakter merupakan
nilai, namun mengabaikan etika dan pendidikan nilai yang
225 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 4, Nomor 1, September 2017, hlm. 220-235

diselenggarakan untuk menanamkan d. Membentuk Manusia Indonesia yang


semangat suka bekerja keras, disiplin, optimis dan Percaya Diri
kreatif, dan inovatif pada diri peserta Sikap optimis dan percaya diri
didik, yang diharapkan akan mengakar merupakan sikap yang harus ditanamkan
menjadi karakter dan kepribadiannya. kepada peserta didik sejak
Oleh karena itu, pendidikan karakter dini. Kurangnya sikap optimis dan
bertujuan mencetak generasi bangsa agar percaya diri menjadi factor yang
tumbuh menjadi pribadi yang inovatif menjadikan bangsa Indonesia kehilangan
dan mau bekerja keras. semangat utuk dapat bersaing
Saat ini, sikap kurang bekerja menciptakan kemajuan disegala
keras dan tidak kreatif merupakan bidang. Pada masa depan, tentu saja kita
masalah yang menyebabkan bangsa akan semakin membutuhkan sosok-
Indonesia jauh tertinggal dari negara- sosok yang selalu optimis dan penuh
negara lain. Padahal, setiap tahun, percaya diri dalam menghadapi berbagai
lembaga pendidikan sudah meluluskan situasi. Dan, hal itu terwujud apabila
ribuan peserta didik dengan rata-rata tidak ada upaya untuk menanamkan
nilai yang tinggi. Dari sinilah timbul kedua sikap tersebut kepada generasi
suatu pertanyaan, mengapa tidak ada penerus sejak dini.
korelasi yang jelas antara tingginya nilai Penyelenggaraan pendidikan
yang diperoleh peserta didik dengan karakter merupakan salah satu langkah
sikap keatif, inovatif, dan kerja keras, yang sangat tepat untuk membentuk
sehingga bangsa Indonesia tetap jauh kepribadian peserta didik menjadi
tertinggal dalamkancah internasional? pribadi yang optimis dan percaya diri.
Disisi lain, kita juga sering Sejak sekarang, peserta didik tidak
menemukan fakta bahwa tidak sedikit hanya diarahkan untuk sekedar mengejar
orang Indonesia yang cerdas sekaligus nilai namun juga membekalinya dengan
memiliki potensi dan kreatif, namun wawasan mengenai cara berperilaku di
mereka justru tidak dimanfaatkan oleh tengah-tengah lingkungan, keluarga dan
pemerintah. Hidup mereka terpinggirkan masyarakat
dan tersisihkan. Potensi mereka terbuang e. Membentuk Manusia Indonesia yang
percuma, sehingga nilai-nilai pendidikan Berjiwa Patriot
yang mereka peroleh seakan tidak Salah satu prinsip yang dimiliki
berguna sama sekali. Tak hanya itu , konsep pendidikan karakter adalah
pemerintah juga seolah-olah lebih terbinanya sikap cinta tanah air. Hal
mementingkan partisipasi politik untuk yang paling inti dari sikap ini adalah
ditetapkan pada pos-pos tertentu. kerelaan untuk berjuang, berkorban serta
Dengan demikian, yang menjadi kesiapan diri dalam memberikan bantuan
pertimbangan pemerintah adalah kader kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
politk, bukan sosok yang benar Harus kita akui bahwa sikap tolong-
berkualitas dan berkompeten secara menolong dan semangat juang untuk
moral dan intelektual. Nah saling meberikan bantuan sudah
dengan adanya pendidikan karakter, semakin luntur dari kehidupan
diharapkan para peserta didik dan masyarakat. Sikap kepedulian yang
generasi mudah kita memiliki semangat semula merupakan hal yang paling kita
juang yang besar, serta bersedia bekerja banggakan sepertinya sudah tergantikan
keras sekaligus inovatif dalam dengan tumbuh sumburnya sikap-sikap
mengelolah potensi mereka. Sehingga individualis dan egois. Kepekaan social
mereka dapat menjadi bibibibit manusia pun sudah berada pada taraf yang
yang unggul pada masa depan. meprihatinkan. Maka tidak heran bila
setiap saat kita menyaksikan masalah-
Sri Suwartini, Pendidikan Karakter dan Pembangunan SDM Keberlanjutan 226

masalah social yang terjadi di Karakter yang berkualitas perlu


lingkungan kita, yang salah satu faktor dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia
penyebabnya adalah terkikisnya rasa dini merupakan masa kritis bagi
kepedulian satu sama lain. Maka, pembentukkan karakter seseorang. Banyak
disinilah pentingnya pendidikan karakter pakar mengatakan bahwa kegagalan
supaya peserta didik benar-benar penanaman karakter pada seseorang sejak
menyadari bahwa ilmu yang diperoleh usia dini, akan membentuk pribadi yang
harus dimanfaatkan untuk kepentingan bermasalah di masa dewasanya kelak.
banyak orang. Selain itu, menanamkan moral kepada anak
adalah usaha yang strategis.
2. Versi Pengamat Masalah serius yang tengah
Berikut ini ada pendapat beberapa ahli dihadapi bangsa Indonesia adalah sistem
mengenai tujuan pendidikan Karakter; pendidikan yang ada sekarang ini terlalu
Sahrudin dan Sri Iriani berpendapat bahwa berorientasi pada pengembangan otak kiri
pendidikan karakter bertujuan membentuk (kognitif) dan kurang memperhatikan
masyarakat yang tangguh, kompetitif, pengembangan otak kanan (afektif, empati,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, dan rasa). Proses belajar juga berlangsung
bergorong royong, berjiwa patriotic, secara pasif dan kaku sehingga menjadi
berkembang dinamis, serta berorientasi tidak menyenangkan bagi anak. Mata
ilmu pengetahuan dan teknologi, yang pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan
semuanya dijiwai oleh iman dan takwa karakter (seperti budi pekerti dan agama)
kepada Tuhan yang Maha Esa sekaligus ternyata pada prakteknya lebih menekankan
berdasarkan Pancasila.Menurut Sahrudin, pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya
pendidikan karakter memiliki fungsi-fungsi sekedar tahu). Semuanya ini telah
sebagai berikut. membunuh karakter anak sehingga menjadi
1) Mengembangkan potensi dasar tidak kreatif. Padahal, pembentukan
peserta didik agar ia tumbuh karakter harus dilakukan secara sistematis
menjadi sosok yang berhati baik, dan berkesinambungan melibatkan
berpikiran baik, dan berperilaku aspek knowledge, feeling,
baik. loving, dan acting.
2) Memperkuat dan membangun Pembentukan karakter dapat
perilaku masyarakat yang diibaratkan sebagai pembentukan seseorang
multikultur. menjadi body builder (binaragawan) yang
3) Meningkatkan peradaban bangsa memerlukan latihan otot-otot akhlak secara
yang kompetitif. terus-menerus agar menjadi kokoh dan
Fungsi dan tujuan pendidikan karakter itu kuat. Selain itu keberhasilan pendidikan
sendiri itu dicapai apabila pendidikan karakter ini juga harus ditunjang dengan
karakter dilakukan secara benar dan usaha memberikan lingkungan pendidikan
menggunakan media yang tepat. Tugas dan sosialisasi yang baik dan
pendidik di semua jenjang pendidikan tidak menyenangkan bagi anak. Dengan
terbatas pada pemenuhan otak anak dengan demikian, pendidikan yang sangat
berbagai ilmu pengetahuan. Pendidik dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang
selayaknya mengajarkan pendidikan dapat mengintegrasikan pendidikan
menyeluruh yang memasukkan beberapa karakter dengan pendidikan yang dapat
aspek akidah dan tata moral. Oleh mengoptimalkan perkembangan seluruh
karenanya, pendidik harus mampu dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi,
menjadikan perkataan dan tingkah laku kreativitas, dan spiritual). Pendidikan
anak didiknya di kelas menjadi baik yang dengan model pendidikan seperti ini
pada akhirnya nanti akan tertanam berorientasi pada pembentukan anak
pendidikan karakter yang baik dikelak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak
kemudian hari. didik menjadi unggul tidak hanya dalam
227 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 4, Nomor 1, September 2017, hlm. 220-234

aspek kognitif, namun juga dalam orang modern sering mencampur adukan antara
karakternya. Anak yang unggul dalam individualitas menuju personalitas, antara aku
karakter akan mampu menghadapi segala alami dan aku rohani, antara indepedensi
persoalan dan tantangan dalam eksterior dan interior. Karakter inilah yang
hidupnya. Ia juga akan menjadi seseorang menentukan performa seseorang dalam segala
yang lifelong learner. tindakannya.Rosworth Kidder dalam ³how
Pada saat menentukan metode Good People Make Tough Choicesyang dikutip
pembelajaran yang utama adalah oleh Majid (2010 : 89)menyampaikan tujuan
menetukan kemampuan apa yang akan kualitas yang diperlukan dalam pendidikan
diubah dari anak setelah menjalani karakter.
pembelajaran tersebut dari sisi karakterya. 1. Pemberdayaan
Apabila kita ingin mewujudkan karakter (empowered), maksudnya bahwa guru
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, maka harus mampu memberdayakan dirinya
sudah menjadikan kewajiban bagi kita untuk mengajarkan pendidikan karakter
untuk membentuk pendidik sukses dalam dengan dimulai dari dirinya sendiri.
pendidikan dan pengajarannya. 2. Efektif ( effective), proses pendidikan
karakter harus dilaksanakan dengan
C. Ciri-ciri dasar dan Prinsip, Pendidikan
efektif.
karakter
3. Extended into community, maksudnya
Forester menyebutkan paling tidak ada bahwa komunitas harus membantu dan
empat cirri dasar dalam pendidikan karakter; mendukung sekolah dalam
1. Keteraturan interior dimana setiap menanamkan nilai-nilai tersebur kepada
tindakan diukur berdasarkan herarki peserta didik.
nilai. Maka nilai menjadi pedoman yang 4. Embedded, integrasikan seluruh nilai ke
bersifat normative dalam setiap dalam kurikulum dan seluruh rangkaian
tindakan. proses pembelajaran.
2. Koherensi yang member keberanian 5. Enganged, melibatkan komunitas dan
membuat seseorang teguh ada prinsip, menampilkan topic-topik yang cukup
dan tidak mudah terombang ambing esensial.
pada situasi baru atau takut resiko. 6. Epistemological, harus ada koherensi
Koherensi merupakan dasar yang antara cara berpikir makna etik dengan
membangun rasa percaya satu sama lain. upaya yang dilakukan untuk membantu
Tidak adanya koherensi dapat peserta didik menerapkannya
meruntuhkan kredibilitas seseorang. secara benar.
3. Otonomi. 7. Evaluative, menurut Kidder terdapat
Disana seseorang menginternalisasikan lima hal yang harus diwujudkan dengan
aturan dari luar sampai menjadi nilai- menilai manusia berkarakter, (a) diawali
nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat dari dengan kesadaran etik; (b) adanya
penilaian atas keputusan pribadi tanpa kesadaran diri untk berpikir dan
terpengaruh desakan pihak lain. membuat keputusan tentang etik; (c)
4. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan mempunyai kapasitas untuk
merupakan daya tahan seseorang guna menampilkan kepercayaan diri secara
menginginkan apapun yang di pandang praktis dalam kehidupan; (d)
baik. Dan kesetiaan merupakan dasar mempunyai kapasitas dalam
bagi penghormatan atas komitmen yang menggunakan pengalaman praktis
dipilih. terhadap sebuah komunitas; (e)
Lebih lanjut Madjid menyebutkan bahwa mempunyai kapasitas untuk menjadi
kematangan keempat karakter tersebut diatas, agen perubahan (agent of change)
memungkinkan seseorang melewati tahap dalam merealisasikan ide-ide etik dan
individualitas menuju profesionalitas. Orang- menciptakan suasana yang berbeda.
Sri Suwartini, Pendidikan Karakter dan Pembangunan SDM Keberlanjutan 228

D. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter. m. Pendidikan karakter disekolah harus


dilaksanakan secara berkelanjutan
Pendidikan di sekolah akan berjalan lancar, jika
(kontinuitas). Hal ini mengandung arti
dalam pelaksanaannya memperhatikan beberapa
bahwa proses pengembangan nilai-nilai
prinsip pendidikan karakter. Kemendiknas
karakter merupakan proses yang
memberikan beberapa rekomendasi prinsip
panjang, mulai sejak awal peserta didik
untuk mewujudkan pendidikan karakter yang
masuk sekolah hingga mereka lulus
efektif sebagai berikut;
sekolah pada suatu satuan pendidikan.
a. Memperomosikan nila-nilai dasar etika n. Pendidikan karakter hendaknya
sebagai basis karakter. dikembangkan melalui semua mata
b. Mengidentifikasikan karakter secara pelajaran terintegrasi, melalui
komperehensif supaya mencakup pengembangan diri, dan budaya suatu
pemikiran, perasaan dan perilaku. satuan pendidikan. Pembinaan karakter
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, bangsa dilakukan
proaktif dan efektif untuk mebangun dengan mengintegrasikan dalam seluruh
karakter. mata pelajaran, dalam kegiatan kurikuler
d. Menciptakan komunitas sekolah yang pelajaran, sehingga semua mata
memiliki kepedulian. pelajaran diarahkan pada pengembangan
e. Memberikan kesempatan kepada peserta nilai-nilai karakter tersebut.
didik untuk menunjukan perilaku yang Pengembangan nilai-nilai karakter uga
baik. dapat dilakukan dengan melalui
f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum pengembangan diri, baik melalui
yang bermakna dan menantang yang konseling maupun kegiatan
menghargai semua peserta didik, ekstrakurikuler, seperti kegiatan
membangun karakter mereka, dan kepramukaan dan lain sebagainya.
membantu mereka untuk sukses. o. Sejatinya nilai-nilai karakter tidak
g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri diajarkan (dalam bentuk pengetahuan),
pada para peserta didik. jika hal tersebut diintegrasikan dalam
h. Memfungsikan seluruh staf seluruh staf mata pelajaran, kecuali bila dalam
sekolah sebagai komunitas moral yang bentuk mata pelajaran agama yang (yang
berbagi tanggung jawab untuk di dalamnya mengandung ajaran) maka
pendidikan karakter dan setia pada nilai tetap diajarkan dengan proses,
dasar yang sama. pengetahuan (knowing),
i. Adanya pembagian melakukan (doing), dan akhirnya
kepemimpinan moral dan dukungan membiasakan (habit).
luas dalam membangun inisiatif p. Proses pendidikan dilakukan peserta
pendidikan karakter. didik dengan secara aktif (active
j. Memfungsikan keluarga dan anggota learning) dan menyenangkan (enjoy full
masyarakat sebagai mitra dalam usaha learning). Proses ini menunjukkan
membangun karakter. bahwa proses pendidikan karakter
k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi dilakukan oleh peserta didik bukan oleh
staf sekolah sebagai guru-guru karakter, guru. Sedangkan guru menerapkan
dan manifestasi karakter positif dalam ³WXWZXUL handayani ³ dalam setiap
kehidupan peserta didik. perilaku yang ditunjukan agama.
l. Berdasarkan pada prinsip-prinsip yang
direkomendasikan olah kemendiknas, E. Penerapan dan Pengembangan
dasyim budimasyah berpendapat bahwa Pendidikan karakter
program pendidikan karakter disekolah
Pijakan utama yang harus dijadikan
perlu dikembangkan dengang
sebagai landasan dalam menerapkan pendidikan
berlandaskan pada prinsip-prinsip
karakter ialah nilai moral universal yang dapat
sebagai berikut.
229 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 4, Nomor 1, September 2017, hlm. 220-234

digali dari agama. Meskipun demikian, ada Dimensi-dimensi yang termasuk dalam
beberapa nilai karakter dasar yang disepakati moral knowing yang akan mengisi ranah
oleh para pakar untuk diajarkan kepada peserta kognitif adalah kesadaran moral ( moral
didik. Yakni rasa cinta kepada Tuhan Yang awareness), pengetahuan tentang nilai-nilai
Maha Esa dan ciptaany-Nya, tanggung jawab, moral (knowing moral values), penentuan sudut
jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, pandang (perspective taking), logika moral
mampu bekerjasama, percaya diri, kreatif,mau (moral reasoning), keberanian mengambil
bekerja keras, pantang menyerah, adil, serta sikap (decision making), dan pengenalan diri
memiliki sikap kepemimpinan, baik, rendah (self knowledge). Moral feeling merupakan
hati, toleransi, cinta damai dan cinta persatuan. penguatan aspek emosi peserta didik untuk
Dengan ungkapan lain dalam upaya menerapkan menjadi manusia berkarakter. Penguatan ini
pendidikan karakter guru harus berusaha berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang
menumbuhkan nilai-nilai tersebut melalui spirit harus dirasakan oleh peserta didik, yaitu
keteladanan yang nyata, bukan sekedar kesadaran akan jati diri (Conscience), percaya
pengajaran dan wacana. diri (self asteem), kepekaan terhadap derita
orang lain (empathy), kerendahan
Beberapa pendapat lain menyatakan
hati (humility), cinta kebenaran (Loving the
bahwa nilai-nilai karakter dasar yang harus
good), pengendalian diri (self control). Moral
diajarkan kepada peserta didik sejak dini adalah
action merupakan perbuatan atau tindakan
sifat dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian,
moral yang merupakan hasil (outcome) dari dua
peduli, jujur, tanggung jawab, ketulusan, berani,
komponen karakter lainnya. Untuk memahami
tekun, disiplin, visioner, adil dan punya
apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan
integritas.
yang baik (act Morally) maka harus dilihat tiga
Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan
aspek lain dari karakter yaitu kompetensi
pendidikan karakter di sekolah hendaknya
(competence), keinginan (will), dan kebiasaan
berpijak pada nilai-nilai karakter tersebut, yang
(habit).
selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai
Pengembangan karakter dalam suatu
yang lebih banyak atau tinggi (yang bersifat
system pendidikan adalah keterkaitan antara
tidak absolute atau relative), yang sesuai dengan
komponen-komponen karakter yang
kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu
mengandung nilai-nilai perilaku, yang dapat
sendiri.
dilakukan atau bertindakn secara bertahap dan
Pembentukan karakter dikembangkan
saling berhubungan antara pengetahuan nilai-
melalui tahap pengetahuan (knowing),
nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang
pelaksanaan(acting), dan kebiasaan (habit).
kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap
Karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja.
Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan,
Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan
bangsa dan Negara serta dunia internasional.
belum tentu mampu bertindak sesuai dengan
pengetahuaanya., jika tidak terlatih(menjadi
F. Upaya Pendidikan Karakter dalam
kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut,
Mencapai Tujuan Pembelajaran
karakter juga menjangkau wilayah emosi dan
kebiasan diri.Dengan demikian diperlukan tiga Indonesia memerlukan sumberdaya
komponen yang baik (component og good manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai
character) yaitu moral knowing(pengetahuan sebagai pendukung utama dalam pembangunan.
tentang moral), moral feeling atau perasaan Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,
(penguatan emosi) tentang moral, dan moral pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
action, atau perbuatan bermoral. Hal ini Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003
diperlukan agar peserta didik dan atau warga Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal
sekolah lain yang terlibat dalam system 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan
pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami, nasional berfungsi mengembangkan
merasakan, menghayati, dan mengamalkan kemampuan dan membentuk karakter serta
(mengerjakan) nilai-nilai kebajikan. peradaban bangsa yang bermartabat dalam
Sri Suwartini, Pendidikan Karakter dan Pembangunan SDM Keberlanjutan 230

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak,


Pendidikan nasional bertujuan untuk supaya menjadi manusia yang baik, warga
berkembangnya potensi peserta didik agar masyarakat, dan warga negara yang baik.
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Adapun kriteria manusia yang baik, warga
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak masyarakat yang baik, dan warga negara yang
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara
dan menjadi warga negara yang demokratis umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang
serta bertanggung jawab. banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat
dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari
Pendidikan karakter saaat ini merupakan
pendidikan karakter dalam konteks pendidikan
topic yang banyak di bicarakan di kalangan
di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni
pendidik. Pendidikan karakter diyakini sebagai
pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari
aspek penting dalam peningkatan sumber daya
budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka
manusia (SDM), karena turut memajukan suatu
membina kepribadian generasi muda.
bangasa . karakter masyarakat yang berkualitas
Pendidikan karakter berpijak dari karakter
perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini,
dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral
karena usia dini merupakan masa ³HPDV´
universal (bersifat absolut) yang bersumber dari
namun kritis bagi pembentukan karakter
agama yang juga disebut sebagai the golden
seseorang. Implementasi pendidikan
rule. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan
karakter dirasa sangat urgen dilaksanakan
yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai
dalam rangka membina generasi muda penerus
karakter dasar tersebut.
bangsa.
Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai
Pendidikan karakter adalah suatu sistem
karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga
Allah dan ciptaan-Nya (alam dengan isinya),
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri,
melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan
kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah,
karakter dapat dimaknai sebagai ³the deliberate
keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah
use of all dimensions of school life to foster
hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan.
optimal character development´ Dalam
Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar
pendidikan karakter di sekolah, semua
manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa
komponen (pemangku pendidikan) harus
hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung
dilibatkan, termasuk komponen-komponen
jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani,
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum,
tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya
proses pembelajaran dan penilaian, penanganan
integritas. Penyelenggaraan pendidikan karakter
atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan
di sekolah harus berpijak kepada nilai-nilai
sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-
kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan
menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih
pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga
tinggi (yang bersifat tidak absolut atau bersifat
sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan
relatif) sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan
karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga
lingkungan sekolah itu sendiri.
sekolah yang dalam menyelenggarakan
Dewasa ini banyak pihak menuntut
pendidikan harus berkarakter.
peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan
Guru membantu membentuk watak
pendidikan karakter pada lembaga pendidikan
peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan
formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada
bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara
fenomena sosial yang berkembang, yakni
atau menyampaikan materi, bagaimana guru
meningkatnya kenakalan remaja dalam
bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
masyarakat, seperti perkelahian massal dan
Menurut T. Ramli, pendidikan karakter
berbagai kasus dekadensi moral lainnya.
memiliki esensi dan makna yang sama dengan
Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala
pendidikan moral dan pendidikan akhlak.
tersebut telah sampai pada taraf yang sangat
231 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 4, Nomor 1, September 2017, hlm. 220-234

meresahkan. Oleh karena itu, lembaga Pendidikan nilai diharapkan merupakan


pendidikan formal sebagai wadah resmi suatu hal yang dapat mengimbangi tradisi
pembinaan generasi muda diharapkan dapat pembelajaran yang selama ini lebih
meningkatkan peranannya dalam pembentukan menitikberatkan pada penguasaan kompetensi
kepribadian peserta didik melalui peningkatan intelektual/kognitif semata.Pendidikan nilai
intensitas dan kualitas pendidikan karakter. adalah upaya untuk membina, membiasakan,
Para pakar pendidikan pada umumnya mengembangkan dan membentuk sikap serta
sependapat tentang pentingnya upaya memperteguh watak untuk membentuk manusia
peningkatan pendidikan karakter pada jalur yang berkarakter.
pendidikan formal. Namun demikian, ada Munculnya gagasan program pendidikan
perbedaan-perbedaan pendapat di antara mereka karakter di Indonesia, bisa dimaklumi. Sebab,
tentang pendekatan dan modus pendidikannya. selama ini dirasakan, proses pendidikan belum
Berhubungan dengan pendekatan, sebagian berhasil membangun manusia Indonesia yang
pakar menyarankan penggunaan pendekatan- berkarakter. Bahkan, banyak yang menyebut
pendekatan pendidikan moral yang pendidikan telah gagal, karena banyak lulusan
dikembangkan di negara-negara barat, seperti: lembaga pendidikan (Indonesia) termasuk
pendekatan perkembangan moral kognitif, sarjana yang pandai dan mahir dalam menjawab
pendekatan analisis nilai, dan pendekatan soal ujian, berotak cerdas, tetapi tidak memiliki
klarifikasi nilai. Sebagian yang lain mental yang kuat, bahkan mereka cenderung
menyarankan penggunaan pendekatan amoral.Bahkan dewasa ini juga banyak pakar
tradisional, yakni melalui penanaman nilai-nilai bidang moral dan agama yang sehari-hari
sosial tertentu dalam diri peserta mengajar tentang kebaikan, tetapi perilakunya
didik.Pendidikan karakter adalah pendidikan tidak sejalan dengan ilmu yang diajarkannya.
untuk membentuk kepribadian seseorang Sejak kecil, anak-anak diajarkan meghafal
melalui pendidikan budi pekeri, yang hasilnya tentang bagusnya sifat jujur, berani, kerja keras,
terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu kebersihan dan jahatnya kecurangan. Tapi, nilai-
tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung nilai kebaikan itu diajarkan dan diujikan sebatas
jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras pengetahuan di atas kertas dan di hafal sebagai
dan sebagainya. bahan ujian.
Terdapat empat jenis pendidikan karakter Pendidikan karakter bukanlah suatu proses
yang selama ini dilaksanakan dalam proses menghafal materi soal ujian, dan teknik-teknik
pendidikan: menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan
a. Pendidikan karakter berbasis nilai pembiasaan untuk berbuat baik; pembiasaan
religius, yang merupakan kebenaran untuk berlaku jujur, ksatria, malu berbuat
wahyu Tuhan (konservasi moral); curang, malu bersikap malas, malu membiarkan
b. Pendidikan karakter berbasis nilai lingkungannya kotor. Karakter tidak terbentuk
budaya , antara lain yang berupa budi secara instan, tapi harus dilatih secara serius dan
pekerti, Pancasila, apresiasi sastra, proporsional agar mencapai bentuk dan
keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan kekuatan yang ideal.
para pemimpin bangsa (konservasi Disinilah bisa kita pahami, mengapa ada
lingkungan); kesenjangan antara praktik pendidikan dengan
c. Pendidikan karakter berbasis lingkungan karakter peserta didik. Bisa dikatakan, dunia
(konservasi lingkungan); pendidikan di Indonesia kini sedang memasuki
d. Pendidikan karakter berbasis potensi masa-masa yang sangat pelik. Kucuran
diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses anggaran pendidikan yang sangat besar disertai
kesadaran pemberdayaan potensi diri berbagai program terobosan sepertinya belum
yang diarahkan untuk meningkatkan mampu memecahkan soal mendasar dalam
kualitas pendidikan (konservasi dunia pendidikan, yakni bagaimana mencetak
humanis). alumni pendidikan yang unggul,yang beriman,
Sri Suwartini, Pendidikan Karakter dan Pembangunan SDM Keberlanjutan 232

bertakwa, profesional, sebagaiman disebutkan H. Pendidikan Karakter dan


dalam tujuan pendidikan nasional. Implementasinya
Maka tidaklah heran, jika banyak ilmuwan Berbicara pembentukan kepribadian tidak
yang percaya, bahwa karakter suatu bangsa akan lepas dengan bagaimana kita membentuk
sangat terkait dengan prestasi yang diraih oleh karakter SDM. Pembentukan karakter SDM
bangsa itu dalam berbagai kehidupan. menjadi vital dan tidak ada pilihan lagi untuk
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan mewujudkan Indonesia baru, yaitu Indonesia
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, yang dapat menghadapi tantangan regional dan
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, global (Muchlas dalam Sairin, 2001: 211).
bergotong royong, berjiwa patriotic, Tantangan regional dan global yang dimaksud
berkembang dinamis, berorientasi pada ilmu adalah bagaimana generasi muda kita tidak
pengetahuan dan teknologi yang semuanya
sekedar memiliki kemampuan kognitif saja, tapi
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan aspek afektif dan moralitas juga tersentuh.
Yang Maha Esa berdasarkan pancasila. Untuk itu, pendidikan karakter diperlukan untuk
mencapai manusia yang memiliki integritas
G. Ciri Karakter SDM
nilai-nilai moral sehingga anak menjadi hormat
SDM merupakan aset paling penting sesama, jujur dan peduli dengan lingkungan.
untuk membangun bangsa yang lebih baik dan
Pendidikan karakter adalah pendidikan
maju. Namun untuk mencapai itu, SDM yang
budi pekerti plus, yaitu pendidikan yang
kita miliki harus berkarakter. SDM yang
melibatkan aspek pengetahuan (cognitive),
berkarakter kuat dicirikan oleh kapasitas mental
perasaan (feeling), dan tindakan (action).
yang berbeda dengan orang lain seperti
Dengan pendidikan karakter, seorang anak tidak
keterpercayaan, ketulusan, kejujuran,
hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga
keberanian, ketegasan, ketegaran, kekuatan
cerdas secara emosi dan spiritual. Dengan
dalam memegang prinsip, dan sifat-sifat unik
kecerdasan emosi seseorang akan bisa
lainnya yang melekat dalam dirinya.
mengelola emosinya sehingga dia akan berhasil
Ciri-ciri karakter SDM yang kuat menghadapi segala macam tantangan yang
meliputi: (1) religious, yaitu memiliki sikap mungkin dihadapinya dan kecerdasan spiritual
hidup dan kepribadian yang taat beribadah, akan membimbingnya menjadi manusia yang
jujur, terpercaya, dermawan, saling tolong bervisi jauh ke depan.Peran pendidik dalam
menolong, dan toleran; (2) moderat, yaitu Membentuk karakter SDM.
memiliki sikap hidup yang tidak radikal dan Pendidik itu bisa guru, orangtua atau siapa
tercermin dalam kepribadian yang tengahan saja, yang penting ia memiliki kepentingan
antara individu dan sosial, berorientasi materi untuk membentuk pribadi peserta didik atau
dan ruhani serta mampu hidup dan kerjasama anak. Peran pendidik pada intinya adalah
dalam kemajemukan; (3) cerdas, yaitu memiliki sebagai masyarakat yang belajar dan bermoral.
sikap hidup dan kepribadian yang rasional, cinta Lickona, Schaps, dan Lewismenguraikan
ilmu, terbuka, dan berpikiran maju; dan (4) beberapa pemikiran tentang peran pendidik, di
mandiri, yaitu memiliki sikap hidup dan antaranya:
kepribadian merdeka, disiplin tinggi, hemat, 1. Pendidik perlu terlibat dalam proses
menghargai waktu, ulet, wirausaha, kerja keras, pembelajaran, diskusi, dan mengambil
dan memiliki cinta kebangsaan yang tinggi inisiatif sebagai upaya membangun
tanpa kehilangan orientasi nilai-nilai pendidikan karakter
kemanusiaan universal dan hubungan 2. Pendidik bertanggungjawab untuk
antarperadaban bangsa-bangsa (PP menjadi model yang memiliki nilai-nilai
Muhammadiyah, 2009: 43-44). moral dan memanfaatkan kesempatan
untuk mempengaruhi siswa-siswanya.
3. Pendidik perlu memberikan pemahaman
bahwa karakter siswa tumbuh melalui
233 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 4, Nomor 1, September 2017, hlm. 220-234

kerjasama danberpartisipasi dalam unggul, (2) komitmen pada kemandirian dan


mengambil keputusan kebebasan, (3) konflik bukan potensi laten,
4. Pendidik perlu melakukan refleksi atas melainkan situasi monumental dan lokal, (4)
masalah moral berupa pertanyaan- signifikansi Bhinneka Tunggal Ika, dan (5)
pertanyaan rutin untuk memastikan mencegah agar stratifikasi sosial identik dengan
bahwa siswa-siswanya mengalami perbedaan etnik dan agama (Jalal dan Supriadi,
perkembangan karakter. 2001: 49-50).
5. Pendidik perlu menjelaskan atau
mengklarifikasikan kepada peserta didik KESIMPULAN
secara terus menerus tentang berbagai Pendidikan karakter adalah suatu sistem
nilai yang baik dan yang buruk. penanaman nilai-nilai karakter kepada warga
Dalam pendidikan formal dan non formal,
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
pendidik : (1) harus terlibat dalam proses kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
pembelajaran, yaitu melakukan interaksi dengan melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan
siswa dalam mendiskusikan materi karakter dapat dimaknai sebagai ³WKH deliberate
pembelajaran, (2) harus menjadi contoh use of all dimensions of school life to foster
tauladan kepada siswanya dalam berprilaku dan optimal character GHYHORSPHQW´ Dalam
bercakap, (3) harus mampu mendorong siswa pendidikan karakter di sekolah, semua
aktif dalam pembelajaran melalui penggunaan komponen (pemangku pendidikan) harus
metode pembelajaran yang variatif, (4) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen
mampu mendorong dan membuat perubahan pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum,
sehingga kepribadian, kemampuan dan proses pembelajaran dan penilaian, penanganan
keinginan guru dapat menciptakan hubungan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan
yang saling menghormati dan bersahabat sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-
dengan siswanya, (5) harus mampu membantu kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana,
dan mengembangkan emosi dan kepekaan sosial pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga
siswa agar siswa menjadi lebih bertakwa, sekolah/lingkungan.Di samping itu, pendidikan
menghargai ciptaan lain, mengembangkan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga
keindahan dan belajar soft skills yang berguna sekolah yang dalam menyelenggarakan
bagi kehidupan siswa selanjutnya, dan (6) harus pendidikan harus berkarakter. Pendidikan
menunjukkan rasa kecintaan kepada siswa karakter adalah sebuah system yang
sehingga guru dalam membimbing siswa yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta
sulit tidak mudah putus asa. didik, yang mengandung komponen
Sementara dalam pendidikan informal pengetahuan, kesadaran individu, tekad, srta
seperti keluarga dan lingkungan, pendidik atau adanya kemauan dan tindakan untuk
orangtua/tokoh masyarakat : (1) harus melaksanakan nlai-nilai, baik terhadap Tuhan
menunjukkan nilai-nilai moralitas bagi anak- Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
anaknya, (2) harus memiliki kedekatan linkungan, maupun bangsa, sehingga akan
emosional kepada anak dengan menunjukkan terwujud insane kamil.
rasa kasih sayang, (3) harus memberikan
lingkungan atau suasana yang kondusif bagi Pendidikan karakter menurut pemerintah
pengembangan karakter anak, dan (4) perlu yakni; Membentuk Manusia Indonesia yang
mengajak anak-anaknya untuk senantiasa Bermoral,Membentuk Manusia Indonesi yang
mendekatkan diri kepada Allah, misalnya Cerdas dan Rasional,Membentuk Manusia
dengan beribadah secara rutin. Indonesia yang Inovatif dan Suka Bekerja
Berangkat dengan upaya-upaya yang Keras, Membentuk Manusia Indonesia yang
pendidik lakukan sebagaimana disebut di atas, optimis dan Percaya Diri serta Membentuk
diharapkan akan tumbuh dan berkembang Manusia Indonesia yang Berjiwa Patriot
karakter kepribadian yang memiliki kemampuan sedangkan menurut para ahli pendidikan
unggul di antaranya: (1) karakter mandiri dan karakter bertujuan membentuk masyarakat yang
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
Sri Suwartini, Pendidikan Karakter dan Pembangunan SDM Keberlanjutan 234

bertoleran, bergorong royong, berjiwa Departemen Agama.2012. Kendali


patriotic, berkembang dinamis, serta Mutu,Pendidikan Agama Islam ,Jakarta :
berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama
yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa Islam,.
kepada Tuhan yang Maha Esa sekaligus Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
berdasarkan Pancasila. Sedangkan funsinya 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di
antara lain; Mengembanbangkan potensi dasar Sekolah Menengah Pertama . Jakarta:
agar berhati baik, berpikiran baik, dan Kemendiknas.
beperilaku baik, Memperkuat dan membangun Gunanjar Ari Agustian, Rahasia
perilaku bangsa yang multicultural, dan Membangkitkan emosional Spiritual
Meningkatkan peradaban bangsa yang Quetiont Power, Jakarta : Arga,2006.
kompetitif. Hasan, S. Hamid. 2008. Pendekatan
Ciri-ciri dasr pendidikan dasar antara lain Multikultural untuk Penyempurnaan
; Keteraturan interior dimana setiap tindakan Kurikulum, Bandung: Remaja
diukur berdasarkan herarki nilai,Koherensi yang Rosdakarya.
member keberanian membuat seseorang teguh Heri Gunawan. 2012. Pendidikan
ada prinsip, dan tidak mudah terombang ambing Karakter, (Konsep dan Implementasi),
pada situasi baru atau takut resiko, Otonomi, Bandung : Alfabeta.
dan Keteguhan dan kesetiaan.Prinsip Joni, T. Raka. 2009. Pembelajaran Terpadu.
Pendidikan Karakter antara lain; Pendidikan Jakarta: Dirjen Dikti Bagian Proyek
karakter disekolah harus dilaksanakan secara PPGSD.
berkelanjutan (kontinuitas), Pendidikan karakter Majid Abdul. 2010. Pendidikan karakter dalam
hendaknya dikembangkan melalui semua mata perspektif Islam, Bandung : Remaja
pelajaran terintegrasi, melalui pengembangan Rosdakarya.
diri, dan budaya suatu satuan pendidikan, Mulyana. 2010. Kurikulum Berbasis
Sejatinya nilai-nilai karakter tidak diajarkan Kompetensi. Bandung: Remaja
(dalam bentuk pengetahuan), jika hal tersebut Rosdakarya,
diintegrasikan dalam mata pelajaran, dan Proses N. Sudirman. 2010. Ilmu pendidikan, Bandung :
pendidikan dilakukan peserta didik dengan Remaja Rosdakarya,.
secara aktif (active learning) dan menyenangkan Nurhadi, Burhan Yasin, Agus.2008Genad
(enjoy full learning). Sendu. Pendekatan Kontekstual dan
Pijakan utama yang harus dijadikan Penerapannya dalam KBK,
sebagai landasan dalam menerapkan pendidikan Malang:Universitas Negeri Malang,.
karakter ialah nilai moral universal yang dapat Trianto. 2009.Pembelajaran Inovatif
digali dari agama. Meskipun demikian, ada Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta:
beberapa nilai karakter dasar yang disepakati Prestasi Pustaka Publisher.
oleh para pakar untuk diajarkan kepada peserta Undang-undangRepublik Indonesia No 20
didik. Komponen pendukung dalam pendidikan Tahun 2003. 2016 .Tentang Sistem
karakter meliputi; partispasi masyarakat, Pendidikan Nasional. Bandung: Citra
kebijakan pendidikan, kesepakatan, kurikulum Umbara
terpadu, pengalaman pembelajaran, evaluasi, Virsya Norla. 2011. Panduan Menerapkan
bantuan orangtua, pengembangan staf dan Pendidikan karakter Di sekolah,
program. Jakarta:Laksana,.
Waridjan.2011.Tes Hasil Belajar Gaya Objektif.
DAFTAR PUSTAKA Semarang: IKIP Semarang Press,
Amin Ahmad. 2007. Etika (Ilmu
akhlak), Jakarta: Bulan Bintang

You might also like