Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Hukum Antara Dokter Dan Perawat Dalam Pelimpahan Kewenangan Tindakan Medis
Hubungan Hukum Antara Dokter Dan Perawat Dalam Pelimpahan Kewenangan Tindakan Medis
Hubungan Hukum Antara Dokter Dan Perawat Dalam Pelimpahan Kewenangan Tindakan Medis
Pujo Sriwanto
Rumah Sakit Ansari Saleh
E-mail : kangmaspujo@gmail.com
Abstract
The delegation of medical authority has been regulated in the Regulation of the Minister of
Health number 2052/MENKES/PER/X/2011 concerning Licenses for Practice and Implementation of
Medical Practices, Law Number 36 of 2014 concerning Health Workers, and Law Number 38 of 2014
concerning Nursing. as well as the regulation of the Minister of Health number 26 of 2019 concerning
implementing regulations of law number 38 of 2014 concerning Nursing. However, this regulation is
still in general and not detailed yet regulates the delegation of medical actions so that in its
implementation in the field it still causes obstacles and problems related to the delegation process,
especially the problem of legal responsibility that arises as a result of the delegation of authority. One
of the problems that often occurs is the u
nclear form of delegation and the type of authority for medical actions that are delegated, so this will
make the legal relationship between doctors and nurses unclear and this will of course also result in
lack of clarity on legal liability if there is a loss from the patient
that gives rise to a lawsuit or lawsuit.
Abstrak
Pelimpahan kewenangan medis sudah diatur di Peraturan Menteri Kesehatan nomor
2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran diundang-
undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan dan di undang-undang nomor 38 tahun 2014
tentang Keperawatan. serta peraturan Menteri Kesehatan nomor 26 tahun 2019 tentang Peraturan
pelaksana undang-undang nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.Tetapi regulasi ini masih secara
umum dan belum terperinci mengatur tentang pelimpahan tindakan medis sehingga dalam
implementasinya dilapangan masih menimbulkan kendala dan masalah yang terkait dengan proses
pelimpahan, terutama masalah tanggung jawab hukum yang timbul akibat dari pelimpahan
kewenangan tersebut.Salah satu masalah yang sering terjadi adalah ketidak jelasan bentuk pelimpahan
dan jenis kewenangan tindakan medis yang dilimpahkan,sehingga ini akan membuat hubungan hukum
antara dokter dan perawat tidak jelas dan ini tentunya juga akan berakibat ketidak jelasan terhadap
pertanggung jawaban hukumnya bila ada kerugian dari pasien yang menimbulkan gugatan atau
tuntutan hukum
6) Tanggung jawab atas tindakan medis hal-hal yang terletak dan berada
pada pelimpahan wewenang mandat didalam lingkungan hukum.
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berada Itulah sebabnya hubungan hukum
pada pemberi pelimpahan wewenang dalam suatu perjanjian, bukan suatu
hubungan yang bisa timbul dengan
DASAR HUBUNGAN HUKUM YANG
TERJADI ANTARA DOKTER DAN sendirinya seperti yang kita jumpai
PERAWAT dalam harta benda kekeluargaan.
Dasar hubungan hukum dokter dan Dalam hubungan hukum kekayaan
perawat dalam pemberian pelayanan keluarga, dengan sendirinya timbul
kesehatan kepada pasien merupakan hubungan hukum antara anak dengan
hubungan hukum berdasarkan suatu kekayaan orang tuanya seperti yang
persetujuan dalam bentuk surat pelimpahan diatur dalam hukum waris. Lain halnya
kewenangan, Jadi mereka saling sepakat dalam perjanjian, hubungan hukum antara
untuk mengikatkan diri dalam pihak yang satu dengan yang lain tidak bisa
melaksanakan pelayanan kesehatan timbul dengan sendirinya. Hubungan itu
berdasarkan suatu surat perjanjian tercipta oleh karena adanya tindakan
pelimpahan kewenangan yang hukum (rechtshandeling).
menimbulkan suatu perikatan Tindakan atau perbuatan hukum yang
(verbentenis). Sesuai Pasal 1233 KUHP dilakukan oleh pihak-pihaklah yang
yang berbunyi “Perikatan, lahir karena menimbulkan hubungan hukum perjanjian,
suatu persetujuan atau karena undang- sehingga terhadap satu pihak diberi hak
undang.” oleh pihak yang lain untuk memperoleh
Perikatan (Verbintenis) mengandung prestasi. Sedangkan pihak yang lain
pengertian suatu hubungan hukum itupun menyediakan diri dibebani dengan
kekayaan atau harta benda antara dua orang “kewajiban” untuk menunaikan prestasi.
atau lebih, yang memberikan kekuatan hak Jadi satu pihak memperoleh hak (recht) dan
pada satu pihak untuk memperoleh prestasi pihak sebelah lagi memikul kewajiban
dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain (plicht) hukum itu sendiri diatur dan
untuk menunaikan prestasi. disahkan cara perhubungannya. Oleh
Perjanjian/verbintenis adalah hubungan karena menyerahkan/menunaikan prestasi. 3
hukum (rechtsbetrekking) yang oleh itu
perjanjian yang mengandung hubungan
hukum antara perorangan (person) adalah 3
M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum
Perjanjian, Penerbit Alumni 1986, Bandung, Hal. 7
Pujo Sriwanto : Hubungan Hukum Antara Dokter Dan …... 264
Di dalam surat pelimpahan undang. Hal ini didasarkan Pasal 1329 dan
kewenangan tindakan medik antara dokter 1330 Kitab Undang-Undang Hukum
dan perawat terdapat suatu perjanjian yang Perdata.Menurut Pasal 1329 Kitab Undang-
dibuat oleh subyek yang bersangkutan yaitu Undang Hukum Perdata bahwa setiap orang
dokter dan perawat yang mempunyai suatu adalah cakap untuk membuat perikatan, jika
kepentingan yang sama dalam memberikan oleh undang-undang tidak dinyatakan tidak
pelayanan kesehatan kepada pasien, dan cakap. Kemudian, di dalam Pasal 1330
sahnya suatu perjanjian tertuang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
Pasal 1320 BW, yaitu : disebutkan orang-orang yang dinyatakan
a. Adanya Kesepakatan Para Pihak tidak cakap yaitu orang yang belum
Secara yuridis, yang dimaksud adanya dewasa, mereka yang ditaruh di bawah
kesepakatan adalah tidak adanya pengampuan, orang perempuan, dalam hal
kekhilafan, atau paksaan, atau penipuan yang ditetapkan oleh undang-undang dan
(Pasal 1321 Kitab Undang-Undang Hukum pada umumnya semua orang kepada siapa
Perdata). Saat terjadinya perjanjian bila undang-undang telah melarang dibuat
dikaitkan dengan Pasal 1320 Kitab Undang- perjanjian tertentu.
Undang Hukum Perdata merupakan saat c. Adanya Sesuatu yang Diperjanjikan
terjadinya kesepakatan antara dokter Hal tertentu ini yang dapat
dengan perawat yaitu pada saat dokter dihubungkan dengan obyek perjanjian
memberikan pelimpahan kewenangan adalah kewenangan tindakan
tindakan medik baik secara delegatif medik,kewenangan tindakan medik adalah
maupun mandat dan perawat menerima dan merupakan hak milik dari dokter yang dapat
melakukan tindakan medis tersebut. Di sini dilimpahkan ke tenaga kesehatan lain yang
antara dokter dengan perawat saling mempunyai kompetensi sesuai kebutuhan
mengikatkan diri pada suatu perjanjian serta dapat dilimpahkan baik secara
pelimpahan kewenangan baik secara delegatif atau mandat.
delegatif ataupun mandat yang obyeknya d. Ada kausa yang halal
adalah tindakan medik. Didalam Pasal 1337 Kitab Undang-
b. Kecakapan Untuk Melakukan Undang Hukum Perdata disebutkan bahwa
Perbuatan Hukum suatu sebab adalah terlarang, apabila
Secara yuridis, yang dimaksud dengan
dilarang oleh undang-undang atau apabila
kecakapan untuk membuat perikatan adalah
berlawanan dengan kesusilaan baik atau
kemampuan seseorang untuk mengikatkan
ketertiban umum. Dengan demikian, yang
diri, karena tidak dilarang oleh undang-
265 Badamai Law Journal, Vol. 5, Issues 2, September 2020
dimaksud dengan sebab yang sah adalah Dalam melaksanakan kemitraan, para
sebab yang tidak dilarang oleh undang- pihak mempunyai kedudukan hukum yang
undang, kesusilaan atau ketertiban umum. setara dan terhadap mereka berlaku hukum
KARAKTERISTIK HUBUNGAN Indonesia. Tetapi bila kita lihat lebih dalam
HUKUM ANTARA DOKTER DAN lagi dari sisi peraturan perundang-undangan
PERAWAT DALAM PELIMPAHAN
KEWENANGAN MEDIS maka hubungan yang terjadi antara dokter
Hubungan antara dokter dan perawat dan perawat adalah merupakan hubungan
bila ditinjau dari pekerjaan atau profesi hukum yang lahir dari suatu perjanjian atau
adalah merupakan hubungan kemitraan pelimpahan kewenangan tindakan medik
yang berdasarkan suatu tujuan dan yang menimbulkan peristiwa hukum yang
kepentingan yang sama dalam merawat begitu komplek.
pasien, dimana dokter dan perawat Hubungan hukum antara dokter dan
mempunyai keinginan yang sama agar perawat terjadi ketika dokter melimpahkan
pasien yang dilayani cepat sehat. kewenangannya kepada perawat dan
Kemitraan sering digunakan dalam perawat menerima pelimpahan kewenangan
bidang usaha dan bisnis,dimana arti tersebut dalam melaksanakan salah satu
kemitraan adalah suatu sikap menjalankan perannya sebagai peran terapeutik
bisnis yang diberi ciri dengan hubungan (therapeutic role/ dependent).Dan ini jelas
jangka panjang suatu kerjasama diatur di Permenkes Nomor
bertingkat tinggi saling percaya, dimana 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin
pemasok dan pelanggan berniaga satu Praktik dan Pelaksanaan Praktik
sama lain untuk mencapai tujuan bisnis Kedokteran, Pasal 23 ayat (1) menyatakan
bersama .Prinsip Kemitraan meliputi “Dokter atau dokter gigi dapat memberikan
prinsip:4 pelimpahan suatu tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi kepada perawat, bidan
a. Saling membutuhkan;
atau tenaga kesehatan tertentu lainnya
b. Saling mempercayai;
secara tertulis dalam melaksanakan
c. Saling memperkuat; dan saling
tindakan kedokteran atau kedokteran gigi”
menguntungkan.
dan selanjutnya perawat dalam perannya
sebagai peran terapeutik (therapeutic role/
dependent) diatur di pasal 32 Undang-
4
MSDM”Pola-pola Kemitraan dalam
pengembangan usaha”, Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
http://lalightsman.blogspot.co.id/2013/02/pola-pola-
kemitraan-dalam-pengembangan.htmldi unduh 26 Keperawatan dalam melaksanakan tugas
Maret 2021
Pujo Sriwanto : Hubungan Hukum Antara Dokter Dan …... 266
sebagai sesuatu akibat lebih lanjut dari Tanggung jawab hukum tenaga
pelaksanaan peranan, baik peranan itu kesehatan di dalam rumah sakit menurut
merupakan hak dan kewajiban ataupun doktrin kesehatan, yaitu : 7
kekuasaan. Secara umum tanggung a. Personal Liability, adalah tanggung
jawab hukum diartikan sebagai kewajiban jawab yang melekat pada individu
untuk melakukan sesuatu atau seseorang. Artinya siapa yang berbuat
berperilaku menurut cara tertentu tidak dialah yang bertanggung jawab.
menyimpang dari peraturan yang telah ada.5 b. Strict Liability, adalah tanggung jawab
Selanjutnya menurut Titik yang sering disebut sebagai tanggung jawab
Triwulan pertanggungjawaban harus tanpa kesalahan (liability without fault).
mempunyai dasar, yaitu hal yang Mengingat seseorang harus bertanggung
menyebabkan timbulnya hak hukum bagi jawab meskipun tidak melakukan
seorang untuk menuntut orang lain kesalahaan apa-apa, baik yang bersifat
sekaligus berupa hal yang melahirkan sengaja (intentional), kecanggungan
kewajiban hukum orang lain untuk (tactlessness), ataupun kelalaian
memberi pertanggungjawabannya. 6 (negleigence).
Di bidang pelayanan kesehatan, c. Vicarious Liability, adalah tanggung
persoalan tanggung jawab hukum terjadi jawab yang timbul akibat kesalahan yang
sebagai akibat adanya hubungan hukum dibuat oleh bawahannya (subordinate)..
antara tenaga medis ( dokter dan perawat) Doktrin vicarious liability ini, sejalan
dengan pengguna jasa ( pasien) yang diatur dengan Pasal 1367 yang berbunyi:
dalam perjanjian. Dari hubungan hukum ini “Seseorang tidak hanya bertanggung jawab
timbulah suatu akibat hukum berupa suatu atas kerugian yang disebabkan
kerugian dari pihak pasien terhadap perbuatannya sendiri, melainkan juga atas
pelayanan kesehatan yang diterimanya,bisa kerugian yang disebabkan perbuatan-
dalam bentuk pelanggaran hukum perdata perbuatan orang-orang yang menjadi
atau pidana,.Bila ini terjadi maka pasien tanggung jawabnya, atau disebabkan
dan keluarganya dapat menuntut baik barang-barangyang berada di bawah
secara hukum perdata maupun pidana. pengawasannya”.
d. Respondent Liability, adalah tanggung
5
Khairunnisa, Kedudukan, Peran dan jawab renteng. Sebagai contoh, sebuah
Tanggung Jawab Hukum Direksi, Pasca Sarjana,
Medan 2008, hlm. 4
6 7
Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Jayanti Nusye, Penyelesaian Hukum dalam
Perlindungan Hukum bagi Pasien, Prestasi Pustaka, Malpraktek Kedokteran, Pustaka Yustisia,
Jakarta, 2010, hlm 48 Yogyakarta,2009 hlm 52
269 Badamai Law Journal, Vol. 5, Issues 2, September 2020
rumah sakit dapat menjadi subjek tanggung kesalahannya menyebabkan kerugian itu,
renteng tergantung dari pola hubungan untuk mengganti kerugian tersebut”.Dan
kerja antar tenaga kesehatan dengan rumah juga di pasal 58 ayat (1) undang-undang
sakit, yang mana pola hubungan tersebut nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
juga akan menentukan hubungan terapeutik yang berbunyi “Setiap orang berhak
dengan pihak pasien yang berobat di rumah menuntut ganti rugi terhadap seseorang,
sakit. tenaga kesehatan, dan atau penyelenggara
e. Corporate Liability, adalah tanggung kesehatan yang mimbulkan kerugian akibat
jawab yang berada pada pemerintah dalam kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan
hal ini kesehatan menjadi tanggung jawab kesehatan yang diterimanya”.
Menteri Kesehatan. Pertanggungjawaban hukum yang
Dasar melakukan penuntutan tanggung dilakukan oleh dokter dan perawat akibat
jawaban hukum pidana pada tenaga pelimpahan kewenangan tindakan medis,
kesehatan ada pada pasal 1 angka 24 Kitab dimana pasien sebagai pihak ketiga merasa
Undang-Undang Hukum Acara Pidana dirugikan maka perlu untuk diketahui siapa
(KUHAP) yang berbunyi “ Laporan adalah yang terkait dan berperan di dalam
pemberitahuan yang disampaikan oleh pelayanan kesehatan tersebut.Dalam hal ini
seseorang karena hak atau kewajiban tanggung jawab hukum tidak langsung
berdasarkan undang-undang kepada pejabat ditujukan kepada pihak dokter atau perawat,
yang berwenang tentang telah atau sedang tetapi terlebih dahulu harus dilihat
atau diduga akan terjadinya peristiwa apakah kesalahan tersebut dilakukan dan
pidana”. Jadi pasien atau keluarga dapat dipertanggung jawabkan oleh dokter,
melakukan penuntutan secara hukum perawat atau kedua-duanya dengan melihat
pidana kepada tenaga kesehatan yang peranan ketika kesalahan itu terjadi, peran
diduga melakukan suatu tindak dokter dan perawat disini tentu berdasarkan
pidanadengan membuat laporan kepejabat adanya surat pelimpahan kewenangan
yang berwenang atau kepolisian.Sedangkan medis apakah dalam bentuk delegatif atau
penuntutan tanggung jawaban hukum mandat.
perdata didasari dengan ketentuan Pasal TANGGUNG JAWAB HUKUM
DOKTER DAN PERAWAT DALAM
1365 KUHPerdata, yang menyatakan
PELIMPAHAN KEWENANGAN
bahwa : “Suatu tindakan melanggar hukum TINDAKAN MEDIS SECARA
DELEGATIF
yang melibatkan kerugian kepada orang
lain, mewajibkan orang yang karena
Pujo Sriwanto : Hubungan Hukum Antara Dokter Dan …... 270
sesuatu dari pihak lain, sebaliknya masing- Sesuai dengan dari pasal 32 ayat (5)
masing pihak juga berkewajiban memberi dan (6) Undang-undang nomor 38 tahun
sesuatu kepada pihak lainnya. 2014 tentang Keperawatan yang berbunyi :
Ketika pelimpahan tindakan medis ini 5) Pelimpahan wewenang secara mandat
dilakukan masing-masing pihak diberikan oleh tenaga medis kepada
mempunyai hak dan kewajiban yang saling Perawat untuk melakukan sesuatu tindakan
berhadapan perawat berkewajiban medis di bawah pengawasan. 6) Tanggung
melaksanakan pelimpahan secara baik dan jawab atas tindakan medis pada pelimpahan
benar sementara dokter juga mempunyai wewenang mandat sebagaimana dimaksud
hak untuk menuntut perawat bekerja pada ayat (5) berada pada pemberi
dengan baik dan benar berdasarkan pelimpahan wewenang.
pelimpahan kewenangan yang diberikan. Kemudian pelimpahan kewenangan
Selain itu juga perawat berhak untuk secara mandat juga diatur di peraturan
melakukan kewenangan dokter dan dokter menteri kesehatan nomor
juga berkewajiban memberikan 2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin
kewenangannya tersebut dengan suatu Praktek dan Pelaksanaan Praktk Kedokteran
pengawasan. pada pasal 23 yang berbunyi : (1) Dokter
Hubungan hukum pelimpahan atau dokter gigi dapat memberikan
kewenangan tindakan medis secara mandat pelimpahan suatu tindakan kedokteran atau
terjadi ketika dilakukannya pelimpahan kedokteran gigi kepada perawat, bidan atau
kewenangan tindakan medik sampai dengan tenaga kesehatan tertentu lainnya secara
tindakan medik tersebut selesai dilakukan tertulis dalam melaksanakan tindakan
oleh perawat dan tanggung jawab hukum kedokteran atau kedokteran gigi. (2)
dari awal perawat melakukan tindakan Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sampai tindakan tersebut selesai dilakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
menjadi tanggung jawab dokter sebagai dapat dilakukan dalam keadaan di mana
pemberi mandat. Selama proses pelimpahan terdapat kebutuhan pelayanan yang
ini berjalan kewajiban dan tanggung jawab melebihi ketersediaan dokter atau dokter
dokter melakukan pengawasan kepada gigi di fasilitas pelayanan tersebut. (3)
perawat dalam pelaksanakan tindakan Pelimpahan tindakan sebagaimana
medis dan memastikan bahwa tindakan dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
tersebut dilakukan sesuai instruksi dan ketentuan:
standar prosedur yang telah ditetapkan.
Pujo Sriwanto : Hubungan Hukum Antara Dokter Dan …... 272
a. Tindakan yang dilimpahkan termasuk Hubungan hukum yang terjadi antara dokter
dalam kemampuan dan keterampilan yang dan perawat didalam pelayanan kesehatan
telah dimiliki oleh penerima pelimpahan; adalah merupakan hubungan hukum
Pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan keperdataan yang lahir dari adanya suatu
tetap di bawah pengawasan pemberi perjanjian dalam bentuk pelimpahan
pelimpahan; kewenangan tindakan medis yang
b. Pemberi pelimpahan tetap bertanggung dilakukan secara tertulis. Karakteristik
jawab atas tindakan yang dilimpahkan hubungan hukum yang terjadi tergantung
sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dari bentuk pelimpahan tindakan medis
dengan pelimpahan yang diberikan; yang dilakukan,apakah secara delegatif atau
c. Tindakan yang dilimpahkan tidak mandat. Karakteristik hubungan hukum dari
termasuk mengambil keputusan klinis pelimpahan kewenangan tindakan medis
sebagai dasar pelaksanaan tindakan; dan secara delegatif terdapat karakter hubungan
d. Tindakan yang dilimpahkan tidak hukum yang bersegi satu (eenzijdige
bersifat terus menerus. rechtsbetrekkingen) yang bersifat sepihak
Jadi seorang dokter ketika (timpang) dan dilakukan oleh subyek
melimpahkan tindakan medis secara mandat hukum yang sederajat (nebeneinander).
maka dia harus siap menanggung resiko Karakteristik hubungan hukum pelimpahan
kesalahan yang mungkin terjadi, yang kewenangan tindakan medis secara mandat
berakibat dapat merugikan pasien sehingga masuk kedalam hubungan hukum bersegi
menimbulkan pertanggung jawaban dua (tweezijdige rechtsbetrekkingen), Dan
hukum,karena ini akan menjadi tanggung dilihat dari sifatnya adalah hubungan
jawabnya. Oleh sebab itu sebelum hukum timbal balik tetapi dalam kedudukan
melakukan pelimpahan kewenangan secara subyek hukum yang sederajat.
mandat seorang dokter haruslah berhati-hati Tanggung jawab hukum dari
ketika memberikan pelimpahan medis pelimpahan kewenangan tindakan medis
kepada perawat,perlu dilihat kompetensi dalam bentuk delegatif menjadi tanggung
dari perawat dan dalam prosesnya harus jawab perawat sebagai penerima
dilakukan pengawasan secara pelimpahan,sedangkan pelimpahan
berkesinambungan. kewenangan medis dalam bentuk mandat
menjadi tanggung jawab dokter sebagai
pemberi pelimpahan sepanjang perawat
PENUTUP
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : dalam melaksanakan pelimpahan sesuai
273 Badamai Law Journal, Vol. 5, Issues 2, September 2020