Jurnal - MUHAMMAD SUDWIYATMOKO - Disiplin Kerja, K3, Dan Lingkungan Kerja

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA,

SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN


BAGIAN PRODUKSI PT.BARLOW TYRIE INDONESIA
(Effect of Labor Discipline, Occupational Safety and Health, and Work Environment on
Employee Productivity Production Department PT. Barlow Tyrie Indonesia)

MUHAMMAD SUDWIYATMOKO
Jurusan Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro Semarang
E-mail : muhmoko@gmail.com

Abstract
The development of a dynamic business world and followed with the level of competition to
encourage businesses to increase their productivity. To improve employee productivity, good
work discipline required that supported also by maintaining awareness of safety and health
at work. In addition, the ideal work environment needed to create the convenience of
employees during work. All these aspects must be mutually supportive to achieve the
objectives of the company. This research method is explanatory, with the technique of
collecting data through interviews with questionnaires, observation, and study of literature.
Proportionate random sampling technique is used with a sample of 64 people. The analysis
technique used is qualitative and quantitative.
Results and discussion showed higher labor discipline, the higher the productivity of
employees, the better the health and safety of employees, the higher productivity, and better
working conditions, the higher the productivity of employees. Categorization of work
discipline is high, but quite a lot who are in the low category. Employee safety and health is
good, but quite a lot of that is in the low category. Work environment the company is in
excellent condition, although still quite a lot that assess the condition is not good. Good
levels of employee productivity, but there are many employees who have low productivity.

Keywords : Labor discipline, occupational safety and health, work environment, employee
productivity

1. PENDAHULUAN

Perkembangan dunia bisnis yang dinamis mencakup biaya produksi dan biaya
dan semakin pesat, diikuti dengan tingkat peralatan. Sedangkan output bisa terdiri
persaingan yang ketat dalam dari penjualan, pendapatan, market share,
memperebutkan pangsa pasar yang ada, dan kerusakan (defects) (Gomes, 1995
mendorong usaha bisnis untuk semakin :157). Pernyataan ini sesuai dengan
meningkatkan prestasi kerjanya. Penopang pendapat dari Sondang P. Siagian bahwa
utama prestasi perusahaan adalah produktivitas merupakan “kemampuan
produktivitas karyawan. memperoleh manfaat yang sebesar-
besarnya dari sarana dan prasarana yang
Produktivitas merupakan nisbah atau rasio tersedia dengan menghasilkan output yang
antara hasil kegiatan (output) dengan optimal bahkan jika mungkin yang
segala pengorbanan (input) untuk maksimal.
mewujudkan hasil tersebut. Input bisa
Peningkatan produktivitas merupakan merupakan sikap seseorang yang secara
harapan utama setiap perusahaan. Secara sukarela menaati semua peraturan dan
ekonomis, produktivitas berkenaan dengan sadar akan tugas dan tanggung
bertambahnya barang yang dihasilkan jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau
guna pemenuhan kebutuhan dan mengerjakan semua tugasnya dengan
peningkatan kesejahteraan masyarakat baik, bukan atas paksaan. Sedangkan
pada umumnya. kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku,
dan perbuatan seseorang yang sesuai
Pada perkembangan manajemen dengan peraturan perusahaan, baik yang
perusahaan, khususnya dalam manajemen tertulis maupun tidak tertulis. Tinggi
sumber daya manusia, muncul tuntutan rendahnya disiplin kerja salah satunya
untuk lebih memperhatikan kebijakan yang dapat diamati melalui tingkat absensi
diterapkan perusahaan terhadap karyawan.
karyawannya. Kebijakan perusahaan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan dan Selain itu, salah satu hal yang menjadi
harapan karyawan akan membawa dampak dasar perubahan sikap kerja karyawan
buruk pada sikap kerja karyawan. adalah rasa tidak aman dan nyaman dalam
Sedarmayanti (2011:195) mengatakan bekerja (Tarwaka, 2004:214). Oleh karena
bahwa karyawan yang memiliki sikap itu, pengelolaan program keselamatan dan
kerja positif akan memperlihatkan kesehatan kerja karyawan (K3) tidak boleh
produktivitas yang lebih baik daripada dikesampingkan. K3 merupakan upaya
karyawan yang sikap kerjanya negatif. perlindungan yang ditujukan kepada
Karyawan yang memiliki sikap positif karyawan terhadap segala potensi yang
terhadap pekerjaan akan memiliki tingkat dapat menimbulkan bahaya. Potensi –
absensi dan kemungkinan pengunduran potensi ini antara lain dapat berasal dari
diri yang rendah (Gie, 2002:58). mesin, lingkungan kerja, sifat pekerjaan,
cara kerja dan proses produksi. Secara
Wujud nyata sikap kerja karyawan dapat umum, keselamatan dan kesehatan kerja
dilihat melalui tinggi rendahnya tingkat bertujuan untuk mengurangi risiko
turnover karyawan pada perusahaan. terjadinya kecelakaan kerja
Turnover karyawan tentu saja merupakan
hal yang tidak dikehendaki oleh Dalam buku tata kerja dan produktivitas
perusahaan. Turnover karyawan memang kerja, Sedarmayanti (2011: 125)
merupakan masalah klasik yang dapat mengungkapkan bahwa terjadinya
menghambat tercapainya kinerja kecelakaan kerja dapat disebabkan
perusahaaan yang optimal. Selain itu, beberapa faktor. Salah satunya adalah
turnover karyawan dapat mengakibatkan faktor lingkungan kerja. Lingkungan kerja
kerugian perusahaan. Kerugian ini bisa adalah tempat di mana karyawan
dalam bentuk pembengkakan biaya, sistem melakukan aktivitas setiap harinya.
sumber daya, maupun motivasi kerja Sihombing (2004:74) menyatakan bahwa:
karyawan. “Lingkungan Kerja adalah faktor-faktor di
luar manusia baik fisik maupun non fisik
Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo dalam suatu organisasi. Faktor fisik ini
(2003:291), gejala karyawan yang mencakup peralatan kerja, suhu di tempat
memiliki intensi turnover tinggi dapat kerja, kesesakan dan kepadatan,
menurunkan tingkat disiplin kerjanya. kebersihan, tingkat penerangan, pertukaran
Disiplin kerja adalah kesadaran dan udara, serta luas ruang kerja. Sedangkan
kesediaan seseorang menaati semua lingkungan non fisik mencakup hubungan
peraturan perusahaan dan norma-norma kerja yang terbentuk di instansi antara
sosial yang berlaku. Kesadaran di sini
atasan dan bawahan serta antara sesama Kenyataan inilah yang melatarbelakangi
karyawan”. penulis melakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Setiap perusahaan selalu berusaha agar antara disiplin kerja, keselamatan dan
karyawan bisa berprestasi dan memberikan kesehatan kerja, serta lingkungan kerja
produktivitas kerja yang maksimal. terhadap produktivitas karyawan.
Semakin tinggi produktivitas kerja
karyawan dalam perusahaan, berarti 2. KAJIAN PUSTAKA
kecenderungan perusahaan menghasilkan 2.1. Sumber Daya Manusia
laba yang maksimal juga tinggi.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan
Bila terjadi peningkatan produktivitas potensi atau daya yang bersumber dari
berarti perusahaan mampu meningkatkan dalam diri manusia untuk mewujudkan
mutu aktivitas operasional perusahaan. perannya sebagai makhluk sosial yang
Seperti yang diungkapkan oleh Sondang adaptif dan transformatif yang mampu
Siagian (2002 : 18), produktivitas harus mengelola dirinya sendiri serta seluruh
menjadi bagian yang tidak boleh dilupakan potensi yang terkandung di alam menuju
dalam penyusunan strategi bisnis atau tercapainya kesejahteraan kehidupan.
strategi manajemen yang mencakup bidang (Sedarmayanti, 2009:1).
produksi, pemasaran, keuangan dan
bidang-bidang lainnya, dimana tiap-tiap Sedangkan manajemen sumber daya
bidang tersebut tidak lepas dari tenaga manusia adalah ilmu dan seni mengatur
kerja sebagai pelaksananya. hubungan dan peranan tenaga kerja agar
efektif dan efisien membantu terwujudnya
Hal ini pula yang menjadi perhatian utama tujuan perusahaan. Manajemen sumber
PT. Barlow Tyrie Indonesia. Kestabilan daya manusia adalah bidang manajemen
produktivitas karyawan diharapkan dapat yang khusus mempelajari hubungan dan
membantu perusahaan untuk mencapai peranan manusia dalam organisasi
laba yang optimal. perusahaan. (Malayu Hasibuan, 2003:10).

Untuk dapat mencapai kestabilan 2.2. Disiplin Kerja


produktivitas karyawan, diperlukan
disiplin kerja yang baik, keselamatan dan Disiplin berasal dari bahasa Latin
kesehatan kerja yang baik, serta “discipline” yang berarti “latihan atau
lingkungan kerja yang kondusif. pendidikan kesopanan dan kerohanian
serta pengembangan tabiat”. Hal ini
Namun harapan perusahaan belum dapat menekankan pada bantuan kepada
terealisasi dengan baik karena data hasil karyawan untuk mengembangkan sikap
ekspor selama tahun 2012 mengalami yang layak terhadap pekerjaannya dan
fluktuasi yang cukup meyakinkan. merupakan cara pengawas dalam membuat
peranannya dalam hubungannya dengan
Ketidakstabilan ini dapat dipengaruhi oleh disiplin. Disiplin merupakan suatu
berbagai faktor. Dari hasil survei kekuatan yang berkembang di dalam tubuh
pendahuluan, penulis melihat pengaruh pekerja sendiri yang menyebabkan dia
tersebut dari sisi disiplin kerja, dapat menyesuaikan diri dengan sukarela
keselamatan dan kesehatan kerja, serta kepada keputusan-keputusan, peraturan-
lingkungan kerja yang ada di PT. Barlow peraturan, dan nilai-nilai tinggi dari
Tyrie Indonesia sebagai faktor yang pekerjaan dan tingkah laku (Muchdarsyah,
mempengaruhi produktivitas karyawan 2008:146).
khususnya karyawan bagian produksi.
Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau c) Adanya tempat kerja yang aman
sikap hormat yang ada pada diri karyawan sesuai standar SSLK (syarat –
terhadap peraturan dan ketentuan syarat lingkungan kerja) antara lain
perusahaan. Bentuk disiplin yang baik tempat kerja steril dari
akan tercermin pada iklim perusahaan debu,kotoran, asap rokok, uap gas,
seperti berikut : radiasi, getaran mesin dan
a. Tingginya rasa kepedulian peralatan, kebisingan, tempat kerja
karyawan terhadap pencapaian aman dari arus listrik, lampu
tujuan perusahaan penerangan cukup memedai,
b. Tinggginya semangat dan gairah ventilasi dan sirkulasi udara
kerja dan inisiatif para karyawan seimbang, adanya aturan kerja atau
dalam melakukan pekerjaan aturan keprilakuan.
c. Besarnya rasa tanggung jawab para d) Adanya penunjang kesehatan
karyawan untuk melaksanakan jasmani dan rohani ditempat kerja
tugas dengan sebaik – baiknya e) Adanya sarana dan prasarana yang
d. Berkembangnnya rasa saling lengkap ditempat kerja
memiliki dan solidaritas yang f) Adanya kesadaran dalam menjaga
tinggi di kalangan karyawan keselamatan dan kesehatan kerja
e. Meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja para karyawan Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada intinya adalah untuk melindungi
2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pekerja dari kecelakaan akibat kerja.
Menurut Sutrisno dan Kusmawan
Menurut Chaidir Situmorang (2003:11), Ruswandi (2007:7) mengemukakan bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
dideskripsikan secara filosofis dan adalah untuk tercapainya keselamatan
keilmuan. Secara filosofis yaitu suatu karyawan saat bekerja dan setelah bekerja.
pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani 2.4. Lingkungan Kerja
dan rohaniah tenaga kerja, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat adil dan Lingkungan kerja adalah tempat di mana
makmur. Sedangkan secara keilmuan karyawan melakukan aktivitas setiap
keselamatan dan kesehatan kerja adalah harinya. Lingkungan kerja yang kondusif
merupakan ilmu pengetahuan dan memberikan rasa aman dan
penerapannya dalam usaha mencegah memungkinkan karyawan untuk dapat
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat
penyakit akibat kerja. mempengaruhi tingkat emosi karyawan.
Jika karyawan menyenangi lingkungan
Untuk dapat menciptakan kondisi yang kerja di mana dia bekerja, maka karyawan
aman dan sehat dalam bekerja diperlukan tersebut akan betah di tempat kerjanya,
adanya unsur – unsur dan prinsip – prinsip melakukan aktivitasnya sehingga waktu
keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun kerja dipergunakan secara efektif.
unsur –unsur keselamatan dan kesehatan Produktivitas akan tinggi dan otomatis
kerja menurut Sutrisno dan Kusmawan prestasi kerja karyawan juga tinggi.
Ruswandi (2007:5) antara lain adalah : Lingkungan kerja itu mencakup hubungan
a) Adanya APD (Alat Pelindung Diri) kerja antara bawahan dan atasan serta
di tempat kerja lingkungan fisik tempat karyawan bekerja.
b) Adanya buku petunjuk penggunaan (Sastrowinoto, 1985 :92).
alat dan atau isyarat bahaya
Sihombing (2004:56) menyatakan bahwa: lain ialah ratio daripada apa yang
“Lingkungan Kerja adalah faktor-faktor di dihasilkan (output) terhadap
luar manusia baik fisik maupun non fisik keseluruhan peralatan produksi
dalam suatu organisasi. Faktor fisik ini yang dipergunakan (input)
mencakup peralatan kerja, suhu tempat b. Produktivitas pada dasarnya
kerja, kesesakan dan kepadatan, adalah suatu sikap mental yang
kebisingan, luas ruang kerja sedangkan selalu memiliki pandangan bahwa
non fisik mencakup hubungan kerja yang mutu kehidupan hari ini lebih
terbentuk di instansi antara atasan dan baik daripada hari kemarin, dan
bawahan serta antara sesama karyawan”. hari esok lebih baik dari hari ini.
c. Produktivitas merupakan interaksi
Menurut Sedarmayanti (2007:47) “Secara terpadu secara serasi dari tiga
garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi faktor esensial, yakni investasi
menjadi 2 yakni: (termasuk penggunaan ilmu
I. Lingkungan Kerja Fisik pengetahuan, teknologi, dan
Menurut Sedarmayanti (2007:47) riset), manajemen, dan tenaga
“lingkungan kerja fisik adalah kerja.
semua yang terdapat disekitar
tempat kerja yang dapat Produktivitas adalah suatu pendekatan
mempengaruhi karyawan baik interdisipliner untuk menentukan tujuan
secara langsung maupun tidak yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi
langsung”. penggunaan cara yang produktif untuk
II. Lingkungan Kerja Non Fisik menggunakan sumber – sumber yang
Menurut Sedarmayanti (2007:27) efisien, dan tetap menjaga kualitas yang
menyatakan bahwa lingkungan baik. Produktivitas mengikutsertakan
kerja non fisik adalah semua pendayagunaan secara terpadu sumber
keadaan yang terjadi yang daya manusia dan ketrampilan, barang
berkaitan dengan hubungan kerja, modal teknologi, manajemen, informasi,
baik dengan atasan maupun energi, dan sumber – sumber lain menuju
dengan sesama rekan kerja kepada pengembangan dan peningkatan
ataupun hubungan dengan standar hidup seluruh masyarakat.
bawahan. (Kusriyanto , 1991:75

2.5. Produktivitas Karyawan 3. HIPOTESIS


Dalam doktrin pada konferensi Oslo,
tercantum definisi umum mengenai Untuk memberikan pedoman dan arah
produktivitas. Produktivitas merupakan yang jelas dalam melakukan penelitian dan
suatu konsep yang bersifat universal yang pembahasan masalah yang telah
bertujuan untuk menyediakan lebih banyak dirumuskan dalam penelitian ini maka
barang dan jasa untuk lebih banyak diperlukan hipotesis penelitian. Hipotesis
manusia, dengan menggunakan sumber – merupakan jawaban sementara atas
sumber riil yang semakin masalah penelitian yang diajukan.
sedikit.(Sedarmayanti, 2011:205). Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori-
Dalam bukunya tentang produktivitas , teori yang relevan, belum didasarkan pada
Muchdarsyah (2008:17) mengungkapkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
bahwa definisi produktivitas pengumpulan data. (Sugiyono, 2008: 51).
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Rumusan tradisional bagi Berdasarkan latar belakang, permasalahan,
keseluruhan produktivitas tidak tujuan penelitian dan landasan teori yang
telah dikemukakan diatas maka kerangka Sampel diambil menggunakan Probabillity
pemikiran teoritis yang diajukan adalah Sampling dengan teknik Proportionate
sebagai berikut : Random Sampling.

Jumlah sampel dihitung dengan


Disiplin Kerja menggunakan rumus Slovin berikut ini.
(X1)
N
n =
1 + N (e )2

Keselamatan Produktivitas 174 174


dan Kesehatan Karyawan n= =
1 + 174 ( 0 ,1) 2 1 + 1,74
Kerja (Y)
(X2)
174
Lingkungan = = 63,50
Kerja 2,74
(X3)

= 64 orang
Berdasarkan kerangka berpikir diatas,
hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian Keterangan :
ini adalah : n : Ukuran sampel
1. Diduga ada pengaruh antara N : Ukuran populasi
disiplin kerja terhadap e :% Kelonggaran ketidak telitian karena
produktivitas karyawan. kesalahan pengambilan sample yaitu
2. Diduga ada pengaruh antara sebesar 10% (0,01)
keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap produktivitas 4.3. Teknik Pengumpulan Data
karyawan.
3. Diduga ada pengaruh antara Adapun teknik yang digunakan antara lain:
lingkungan kerja terhadap 1. Interview (Wawancara) dengan
produktivitas karyawan. menggunakan kuesioner
4. Diduga ada pengaruh antara 2. Observasi (Pengamatan)
disiplin kerja, keselamatan dan 3. Studi Kepustakaan
kesehatan kerja, serta
lingkungan kerja terhadap 4.4. Uji Validitas dan Realibilitas
variabel produktivitas karyawan
Uji validitas dilakukan dengan Corrected
4. METODE PENELITIAN Item-Total Correlation yaitu melakukan
4.1. Tipe Penelitian korelasi antar skor butir pertanyaan dengan
total skor konstruk atau variabel
Penelitian ini merupakan tipe penelitian (membandingkan nilai Corrected Item-
explanatory research. Total Correlation dengan hasil
perhitungan r tabel)
4.2. Populasi dan Sampel
Pengukuran reliabilitas dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua menggunakan formulasi Cronbach Alpha
karyawan bagian produksi PT. Barlow pada Software SPSS yang selanjutnya
Tyrie Indonesia yang semuanya berjumlah disebut koefisien alpha. Secara umum
174 orang kriteria reliabilitas alpha dikatakan reliabel
jika koefisien alpha lebih besar dari 0,60
keterlambatan penyelesaian produk yang
4.5. Metode Analisa disebabkan oleh seringnya pengulangan
proses produksi. Pengulangan proses
Dalam penelitian ini analisis yang produksi ini terjadi karena hasil produk
digunakan adalah analisis Deskriptif, tidak sesuai dengan standar yang diberikan
crosstab, analisis Regresi Linear oleh perusahaan.
Sederhana, Regresi Linear Berganda, uji
korelasi dan koefisien determinasi. Disiplin kerja berpengaruh signifikan
Pengujian Hipotesis menggunakan Uji terhadap produktivitas karyawan, dengan
signifikansi simultan (statistik F) dan Uji hasil uji t yang menghasilkan nilai t hitung
signifikansi individual (statistik t). (7,062) > t tabel (1,9990). Kekuatan
asosiasi (hubungan) antara variabel
5. HASIL PENELITIAN DAN disiplin kerja dengan variabel
PEMBAHASAN produktivitas karyawan adalah kuat dan
sebesar 43,7% variabel produktivitas
Tingkat disiplin kerja karyawan tergolong karyawan dapat dijelaskan oleh variabel
tinggi, namun masih cukup banyak yang disiplin kerja. Koefisien X1 pada regresi
berada dalam kategori rendah sederhana yang positif menunjukkan
sebesar18,8%. Hal ini disebabkan karena hubungan pengaruh variabel disiplin kerja
minimnya pengetahuan karyawan dengan produktivitas karyawan bersifat
mengenai aturan – aturan yang positif, sehingga semakin tinggi tingkat
diberlakukan oleh perusahaan. disiplin kerja karyawan, maka semakin
Pada keselamatan dan kesehatan kerja, tinggi pula produktivitas karyawan. Hal ini
mayoritas karyawan berada dalam kategori sejalan dengan teori yang dikemukakan
yang baik. Meskipun demikian, masih oleh Sedarmayanti (2009:72) bahwa
cukup banyak karyawan yang berada karyawan yang tidak disiplin akan
dalam kategori yang kurang baik sebesar memiliki produktivitas kerja yang tidak
15,6%. Karyawan masih banyak yang optimal. Berdasarkan analisis tabel silang,
belum mengerti tentang program – diketahui bahwa karyawan yang memiliki
program pelatihan K3, jenis, fungsi, dan displin kerja rendah mampu menghasilkan
penggunaan APD. produktivitas yang tinggi. Sehingga ada
Kondisi – kondisi inilah yang faktor selain disiplin kerja yang
menyebabkan masih adanya karyawan menyebabkan produktivitas karyawan
yang memiliki produktivitas rendah. tinggi atau rendah.
Karyawan – karyawan tersebut masih
belum mengerti tentang penetapan standar Keselamatan dan kesehatan kerja
kualitas, serta masih terjadi keterlambatan berpengaruh signifikan terhadap
dalam penyesaian pekerjaan. produktivitas karyawan, dengan hasil uji t
Lingkungan kerja pada perusahaan yang menghasilkan nilai t hitung (8,914) >
menunjukkan kondisi yang sangat baik. t tabel (1,9990). Kekuatan asosiasi
Namun, cukup banyak karyawan yang (hubungan) antara variabel keselamatan
menilai kondisi lingkungan kerja kurang dan kesehatan kerja dengan variabel
baik yaitu sebesar 18,8% . Banyak yang produktivitas karyawan adalah kuat dan
menilai bahwa lingkungan fisik kurang sebesar 55,5% variabel produktivitas
layak dan harus dilakukan perawatan karyawan dapat dijelaskan oleh variabel
berkala. Sebesar 21,8% responden berada disiplin kerja. Koefisien X2 pada regresi
dalam kategori produktivitas yang tidak sederhana yang positif menunjukkan
baik. Karyawan belum mengerti mengenai bahwa hubungan pengaruh variabel
standar kualitas produk yang diberikan keselamatan dan kesehatan kerja dengan
perusahaan. Sehingga terjadi produktivitas karyawan bersifat, sehingga
semakin baik keselamatan dan kesehatan Disiplin kerja, keselamatan dan kesehatan
kerja karyawan, maka semakin tinggi pula kerja, serta lingkungan kerja berpengaruh
produktivitas karyawan. Dalam tabel signifikan terhadap produktivitas
silang diketahui bahwa terdapat karyawan karyawan, dengan hasil uji F yang
yang memiliki keselamatan dan kesehatan menghasilkan nilai F hitung (47,662) > F
kerja rendah namun mampu menghasilkan tabel (2,76). Kekuatan asosiasi (hubungan)
produktivitas yang tinggi. Sehingga, antara variabel independent (X1,X2,X3)
terdapat faktor selain keselamatan dan dengan variabel dependent (Y) adalah
kesehatan kerja yang menyebabkan sangat kuat dan sebesar 69% variabel
produktivitas karyawan tinggi maupun dependent (Y) dapat dijelaskan oleh
rendah. Menurut Sedarmayanti (2009:75), variabel independent (X1,X2,X3).
karyawan akan mampu bekerja dengan Berdasarkan analisis regresi linear
baik dan dapat meningkatkan produktivitas berganda, menghasilkan persamaan
kerja apabila merasa sehat, aman, dan Y = 2,963 + 0,148 X1 + 0,332 X2 + 0,399
nyaman dalam melaksanakan pekerjaan. X3. Koefisien regresi yang positif
Dari teori tersebut, keselamatan dan menunjukkan hubungan pengaruh variabel
kesehatan kerja memberikan pengaruh disiplin kerja, keselamatan dan kesehatan
terhadap produktivitas karyawan. kerja, serta lingkungan kerja dengan
produktivitas karyawan bersifat positif,
Lingkungan kerja berpengaruh signifikan sehingga semakin baik disiplin kerja,
terhadap produktivitas karyawan, dengan keselamatan dan kesehatan kerja, serta
hasil uji t yang menghasilkan nilai t hitung lingkungan kerja maka semakin tinggi
(10,095) > t tabel (1,9990). Kekuatan pula produktivitas karyawan. Menurut
asosiasi (hubungan) antara variabel Sutrisno (2009 :73) disiplin kerja dapat
lingkungan kerja dengan variabel menjamin terpeliharanya tata tertib dan
produktivitas karyawan adalah sangat kuat kelancaran pelaksanaan tugas, kemananan
dan sebesar 61,6% variabel produktivitas dalam bekerja, serta akan menimbulkan
karyawan dapat dijelaskan oleh variabel suasana kerja yang menyenangkan.
disiplin kerja. Koefisien X3 pada regresi Karyawan dapat melaksanakan tugas
sederhana yang positif menunjukkan dengan penuh kesadaran serta
hubungan pengaruh variabel lingkungan mengembangkan tenaga dan pikirannya
kerja dengan produktivitas karyawan semaksimal mungkin guna memperoleh
bersifat positif, sehingga semakin baik hasil yang optimal. Dari teori tersebut
lingkungan kerja , maka semakin tinggi dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja
pula produktivitas karyawan. Dalam tabel mampu mendorong timbulnya kesadaran
silang, diketahui bahwa terdapat karyawan menjaga keselamatan dan kesehatan kerja
yang menilai lingkungan kerja perusahaan serta menciptakan lingkungan kerja yang
rendah namun memiliki produktivitas yang baik guna menciptakan produktivitas kerja
tinggi. Sehingga terdapat faktor selain yang tinggi.
lingkungan kerja yang menyebabkan
produktivitas karyawan tinggi maupun
rendah. Menurut Sedarmayanti (2009:75)
lingkungan kerja yang baik akan
mendorong karyawan menjadi
bersemangat dan betah untuk bekerja, serta
dapat meningkatkan rasa tanggung jawab
untuk melakukan pekerjaan dengan baik
menuju peningkatan produktivitas.
6. KESIMPULAN pelindung diri ini diharapkan
mampu meminimalisir risiko
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian kecelakaan kerja.
yang diperoleh dari penelitian di lapangan, 3. Perusahaan harus menjaga
penulis mengambil kesimpulan sebagai hubungan kerja yang baik antara
berikut. karyawan, pimpinan, dan semua
1. Cukup banyak responden berada pihak yang terlibat di perusahaan
dalam kategori disiplin kerja agar menciptakan suasana kerja
rendah, keselamatan dan kesehatan yang kondusif. Perawatan rutin
kerja rendah, lingkungan kerja bangunan fisik dan juga peralatan
rendah, dan produktivitas yang juga harus dilakukan agar selalu
rendah. berada dalam kondisi yang baik..
2. Disiplin kerja berpengaruh 4. Perusahaan harus memperdalam
signifikan terhadap produktivitas pengetahuan karyawan mengenai
karyawan. Dari pengujian hipotesis standar kualitas produk untuk
yang diperkuat dengan analisis mengurangi jumlah produk yang
tabel silang, hubungan disortir.
antarvariabel bersifat positif. 5. Perlunya diadakan lanjutan
3. Keselamatan dan kesehatan kerja penelitian oleh perusahaan atau
berpengaruh signifikan terhadap pihak di luar perusahaan mengenai
produktivitas karyawan. Dari variabel – variabel bebas lain yang
pengujian hipotesis yang diperkuat dapat dianggap memberikan
dengan analisis tabel silang, sumbangan tambahan untuk
hubungan antarvariabel bersifat meningkatkan produktivitas
positif karyawan. Misalnya budaya
4. Lingkungan kerja berpengaruh organisasi, gaya kepemimpinan,
signifikan terhadap produktivitas motivasi, kemajuan dan ketepatan
karyawan. Dari pengujian hipotesis teknologi, dan sistem informasi
yang diperkuat dengan analisis manajemen (SIM).
tabel silang, hubungan
antarvariabel bersifat positif.
5. Disiplin kerja, keselamatan dan DAFTAR PUSTAKA
kesehatan kerja, serta lingkungan
kerja berpengaruh signifikan Gie, The Liang. (2002). Administrasi
terhadap produktivitas karyawan. Perkantoran Modern. Yogyakarta :
Liberty.
7. SARAN
Gomes, Faustino. (1995). Managing
Berdasarkan uraian diatas, maka beberapa Human Resources. New Jersey :
saran yang dapat dikemukanan antara lain : Prentice Hall.
1. Pemberian sanksi yang tegas harus
secara bertahap dilaksanakan untuk Hasibuan, Malayu. (2003). Manajemen
menimbulkan efek jera bagi Personalia. Yogyakarta : BPFE
karyawan yang cukup sering
melakukan pelanggaran, terutama Kusmawan, Sutrisno. (2007). Pengelolaan
untuk menekan angka Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
keterlambatan masuk kerja. Bandung : Abdi Raya Utama.
2. Perusahaan harus memperbarui alat
– alat pelindung diri yang sudah
tidak layak pakai. Peremajaan alat
Kusriyanto, Bambang. (1991) .
Manajemen SDM. Jakarta : Salemba
Empat.

Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. (2003).


Manajemen Tenaga Kerja Indonesia
Pendekatan Administratif dan
Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.

Sedarmayanti. (2007). Dasar – Dasar


Manajemen Perkantoran. Bandung :
Ilham Jaya.

Sedarmayanti. (2011). Tata Kerja dan


Produktivitas Kerja : Suatu Tinjauan
dari Aspek Ergonomi atau Kaitan
antara Manusia dengan Lingkungan
kerjanya. Bandung : CV. Mandar Maju.

Sedarmayanti.(2009). Sumber Daya


Manusia dan Produktivitas Kerja.
Bandung : CV. Mandar Maju.

Sihombing. (2001). Pengaruh Keterlibatan


Karyawan dalam Pengambilan
Keputusan. Bandung: Abdi Raya Utama

Singarimbun. (1998). Metode Penelitian


Bisnis. Yogyakarta : Liberty
Sinungan, Muchdarsyah. (2008).
Produktivitas : Apa dan Bagaimana.
Jakarta : Bumi Aksara

Situmorang, Chaidir. (2003). Manajemen


Sumber Daya Manusia
.Yogyakarta:BPFE

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian


Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.

Tarwaka. (2004). Ergonomi untuk


Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas. Surakarta: Universitas
Islam Batik

You might also like