Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Volume 15, No.

3, Oktober 2019: 133 – 142

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN KONTRAKTOR


DALAM EVALUASI PENAWARAN
DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Daniel Rashoky Simalango dan Harijanto Setiawan
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jln. Babarsari 43 Yogyakarta
e-mail: rashoky_91@yahoo.com, haris@mail.uajy.ac.id

Abstract: Various factors were found as the cause of the contractor's failure in bid evaluation in
the tender of government projects. This study aims to explore the factors that cause contractors to
fail in electronic project procurement in the Special Region of Yogyakarta. The study was con-
ducted based on a qualitative approach with documents as data sources. The secondary data was
obtained from the Electronic Procurement Service Website (LPSE) of the Special Region of Yog-
yakarta in 2017. Qualitative data analysis was carried out using NVivo software in order to classi-
fy data that has similar meanings, which can be considered as the factors that cause failure of con-
tractors in government projects tender. The results show that technical factors are the most com-
mon cause of failure, both in building projects, roads and bridges, and waterworks. Specifically,
the technical factors that are the cause of the failure are different for each type of project. Tech-
nical factors related to core personnel are the cause of failure in building and waterworks projects,
while the construction method is the cause of failure in road and bridge projects.

Keywords: contractors, tender, government project, qualitative study

PENDAHULUAN Belanja Daerah (APBD) mengingat dananya


berasal dari rakyat. Dalam situasi seperti ini
Industri konstruksi merupakan industri yang dituntut proses pengadaan yang dilaksanakan
mempunyai peran penting dalam secara efektif dan efisien. Selain itu perlu juga
mengendalikan perkembangan sosial dan diperhatikan agar proses pengadaannya
ekonomi suatu bangsa. Hal ini dikarenakan berlangsung dengan persaingan yang sehat,
industri konstruksi mempunyai tanggung jawab transparan, terbuka dan memberikan perlakuan
dalam pengadaan dan pemeliharaan aset fisik yang adil bagi semua pihak sesuai yang
bangsa yang berguna untuk mencapai tujuan diamanahkan dalam Peraturan Presiden
sosial dan ekonomi. Peran penting industri Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015
konstruksi ini terjadi pada semua bangsa, oleh Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
karenanya industri ini menjadi industri besar (Perpres No 54/2010) yang merupakan
dan penting di banyak negara. Peran industri perubahan keempat atas Peraturan Presiden
konstruksi ini menjadi semakin penting di Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
negara yang sedang berkembang yang (Perpres No 4/2015). Dengan demikian
pembangunannya masih terus berlangsung diharapkan hasil pelelangan dapat
(Winch, 2010). dipertanggungjawabkan baik secara fisik
maupun keuangan. Selain itu diharapkan akan
Kondisi semacam ini juga terjadi di Indonesia membawa manfaat yang baik bagi kelancaran
yang masih terus membangun terlebih dalam tugas pemerintah dan pelayanan masyarakat.
kurun waktu 5 tahun terakhir dimana salah satu
fokus Pemerintah Indonesia adalah Hingga saat ini prinsip-prinsip pengadaan
pembangunan infrastruktur. Pembangunan barang dan jasa di Indonesia mengacu pada
infrastruktur yang merupakan aset fisik bangsa kedua peraturan yang telah disebutkan di atas.
Indonesia ini perlu diperhatikan agar proses Seuai peraturan yang belaku, proses pemilihan
pengadaannya berlangsung dengan baik dan pemenang lelang pengadaan jasa konstruksi
benar. Tuntutan ini semakin penting pada dilakukan oleh kelompok kerja Unit Layanan
proyek-proyek pemerintah yang dibiayai Pengadaan (ULP) dengan cara meneliti dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara menilai dokumen penawaran dan dokumen
(APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan kualifikasi yang disampaikan oleh peserta

133
Simalango dan Setiawan / Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Kontraktor … / JTS, Vol. 15, No. 3, Oktober 2019, hlm 133-142

lelang. Kesalahan dalam penilaian terhadap TINJAUAN PUSTAKA


dokumen penawaran dan kualifikasi perusahaan
akan berakibat kekeliruan dalam menetapkan Kegagalan Kontraktor
pemenang lelang yang akan berdampak pada
buruknya kualitas barang/jasa yang dihasilkan. Penelitian terkait evaluasi kontraktor dalam
Di sisi lain, agar kontraktor dapat sukses pelelangan pada proyek pemerintah telah
menjalani proses pelelangan maka kontraktor banyak dilakukan dari waktu ke waktu dengan
harus dapat memenuhi semua tuntutan yang mengangkat kasus pada beberapa daerah di
telah disyaratkan. Sesuai Peraturan Presiden Indonesia seperti Kabupaten Natuna (Syahrudin
yang telah disebutkan di atas, secara umum dan Rafie, 2016), Daerah Istimewa Yogyakarta
tahapan evaluasi penawaran terbagi menjadi 4 (Arifin dan Juwanti, 2013), Bali (Karyasa dkk,
tahap, yaitu tahap evaluasi administrasi, tahap 2014), Nusa Tenggara Timur (Pio dkk., 2015),
evaluasi teknis, tahap evaluasi harga dan tahap Kabupaten Pelalawan (Prihatini dkk., 2017).
pembuktian kualifikasi. Pada setiap tahap Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini
evaluasi terdapat beberapa persyaratan yang penting untuk dilakukan karena akan
harus dipenuhi oleh penyedia jasa atau bermanfaat untuk para kontraktor di masing-
kontraktor agar dapat lolos sebagai peserta masing daerah.
lelang sebelum akhirnya ditetapkan sebagai
pemenang lelang. Pada kenyataannya masih Penelitian-penelitian ini dilakukan dengan
dijumpai kenyataan banyaknya peserta lelang menggunakan berbagai metode penelitian yang
yang tidak memenuhi persyaratan yang telah berbeda dan memberi hasil yang berbeda-beda
ditetapkan. Tentunya kejadian ini akan pula. Tentunya hasil ini dipengaruhi oleh
merugikan kontraktor karena tidak dapat berbagai kondisi yang ada di masing-masing
mengikuti persaingan untuk memenangkan daerah. Secara garis besar, penelitian-penelitian
proyek yang dilelangkan. ini dapat dijelaskan seperti di bawah ini.

Berdasarkan kenyataan yang telah diuraikan di Penelitian yang ditinjau dimulai dari tahun
atas, kiranya penting untuk dilakukan penelitian 2013 sampai dengan 2016. Diawali (Syahrudin
pada faktor-faktor yang menjadi penyebab dan Rafie, 2016) yang melakukan penelitian
gagalnya kontraktor saat mengikuti pelelangan untuk mengevaluasi penawaran pengadaan
proyek pemerintah. Selain itu perlu diketahui pekerjaan konstruksi yang secara khusus
pula tingkat kemungkinan terjadinya masing- berfokus pada pekerjaan yang dilelangkan
masing faktor tersebut. Dengan diketahuinya melaui pelelangan umum dengan sistem
faktor-faktor penyebab kegagalan beserta pascakualifikasi, metode satu sampul dan
tingkat kemungkinan terjadinya, kontraktor sistem gugur. Penelitian ini dilakukan dengan
akan menjadi lebih waspada dan menyiapkan pendekatan studi kasus yang mengevaluasi
segala persyaratan dengan lebih baik. Dengan langsung dokumen lelang dari 3 kontraktor
demikian kontraktor diharapkan dapat yang mengikuti pelelangan. Hasil evaluasi
meminimalkan kemungkinannya gagal dalam menyatakan bahwa ketiga kontraktor ini tidak
pelelangan. Penelitian ini bertujuan memenuhi persyaratan sehingga pelelangan
mengeksplorasi faktor-faktor penyebab dinyatakan gagal. Di tahun yang sama, Arifin
gugurnya kontraktor beserta tingkat dan Juwanti (2013) melakukan penelitian
kemungkinan terjadinya pada pelelangan tentang harga penawaran dan faktor penentu
proyek pemerintah di Daerah Istimewa pemenang lelang. Penelitian ini dilakukan di
Yogyakarta. Penelitian dijalankan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta pada kontraktor
pendekatan penelitian kualitatif berdasarkan non-kecil dengan pendekatan kuantitatif. Hasil
data yang diperoleh dari situs Layanan penelitian menunjukkan faktor yang paling
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Propinsi menentukan pemenang lelang adalah evaluasi
Daerah Istimewa Yogyakarta untuk periode administrasi kemudian evaluasi teknis dan yang
tahun 2017. terakhir adalah evaluasi harga. Selanjutnya
diikuti Karyasa dkk (2014) meneliti penyebab
kegagalan peserta lelang pada pengadaan secara
elektronik. Penelitian ini dijalankan secara
kuantitatif dengan menggunakan metode

134
Simalango dan Setiawan / Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Kontraktor … / JTS, Vol. 15, No. 3, Oktober 2019, hlm 133-142

analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan yang kemudian diperbaharui dengan Peraturan
bahwa ketidak siapan kontraktor untuk Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
menjalani pelelangan secara elektronik sebagai 2015 tentang Perubahan Keempat Atas
faktor penyebab yang utama. Sementara Pio Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
dkk. (2015) meneliti faktor yang mempengaruhi tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah [3].
pemilihan pemenang lelang jasa konstruksi Selanjutnya kedua peraturan tersebut banyak
khususnya pada proyek pemerintah. diacu oleh penelitian-penelitian tentang
Penelitian dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara pengadaan barang dan jasa Pemerintah
Timur dengan menggunakan metode analisis Indonesia dari berbagai aspek.
faktor. Hasil penelitian menunjukkan faktor
paling dominan mempengaruhi pemilihan Berdasarkan kedua peraturan tersebut dapat
pemenang lelang dan kelompok faktor yang dirumuskan kriteria pemilihan peyedia jasa
terdiri 15 faktor antara lain kelengkapan dan konstruksi/ kontraktor untuk pengadaan proyek
kesesuain syarat-syarat yang diminta dalam pemerintah. Kriteria untuk pemilihan penyedia
dokumen lelang, pengalaman kontraktor; bukti jasa meliputi empat aspek, yaitu kualifikasi,
dukungan bank, kelengkapan dan ketersediaan administrasi, teknis dan harga. Selanjutnya
peralatan konstruksi, tingkat pendidikan dan keempat kriteria tersebut dijabarkan menjadi
pengalaman personil proyek lapangan, dsb. beberapa sub-kriteria seperti diuraikan di bawah
Yang terakhir ditinjau adalah penelitian ini.
Prihatini dkk. (2017) tentang kegagalan 1. Evaluasi kualifikasi yang mencakup aspek
kontraktor dalam pelelangan sistem elektronik. legal dari kontraktor peserta lelang, seperti
Penelitian ini menggunakan pendekatan misalnya: akta pendirian perusahaan, surat
kuantitatif dengan studi kasus pada Kabupaten ijin usaha jasa konstruksi (siujk), tanda
Pelalawan. Hasil penelitian menunjukkan daftar perusahaan (tdp), surat ijin tempat
bahwa faktor penyebab kegagalan paling usaha/ ijin gangguan (situ/ ho), nomor
dominan bervariasi prosentasenya dari tahun ke pokok wajib pajak (npwp), sertifikat bpjs
tahun mulai tahun 2012 sampai dengan tahun ketenagakerjaan, sertifikat manajemen
2014. mutu (iso), sertifikat manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (k3), dan
Berdasarkan kenyataan bahwa penelitian terkait sebagainya.
penyebab kegagalan pada pelelangan proyek 2. Evaluasi administrasi yang mencakup
pemerintah masih banyak dilakukan pada persyaratan administrasi untuk mengikuti
beberapa tahun terakhir di beberapa daerah, pelelangan, seperti misanya: surat
dapat disimpulkan bahwa topik ini masih penawaran, jaminan penawaran, surat
merupakan topik yang relevan untuk dilakukan. perjanjian kemitraan, rincian harga
Hasil penelitian-penelitian ini bermanfaat bagi penawaran (daftar kuantitas dan harga),
kontraktor untuk melakukan introspeksi ke dokumen penawaran teknis, dan sebagainya
dalam tentang kekurangan-kekurangannya 3. Evaluasi teknis yang mencakup aspek
dalam proses pelelangan. Tinjauan terhadap teknis untuk pelaksanaan proyek seperti
penelitian-penelitian tersebut mendapati bahwa misalnya: metode pelaksanaan, jangka
pendekatan yang digunakan masih didominasi waktu pelaksanaan pekerjaan, peralatan
oleh pendekatan kuantitatif dengan utama minimal, personil inti, spesifikasi
mengumpulkan data melalui penyebaran dan teknis memenuhi persyaratan
pengisian kuesioner. Dengan demikian 4. Evaluasi harga yang meliputi berbagai
penelitian ini berniat melengkapi penelitian kriteria terkait dengan harga penawaran
pada topik ini dengan pendekatan yang berbeda, yang diajukan, antara lain: klarifikasi atau
yaitu pendekatan kualitatif. evaluasi kewajaran harga yang meliputi
kewajaran harga satuan dan kuantitas,
Peraturan Pemerintah Pengadaan Barang ketentuan-ketentuan jika terjadi kondisi
dan Jasa khusus seperti total harga penawaran
terkoreksi melebihi harga perkiraan sendiri
Di Indonesia, pengadaan barang dan jasa (HPS), harga satuan penawaran yang
pemerintah diatur dengan Peraturan Presiden nilainya lebih besar dari 110% dari harga
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 [2] satuan yang tercantum dalam HPS, mata

135
Simalango dan Setiawan / Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Kontraktor … / JTS, Vol. 15, No. 3, Oktober 2019, hlm 133-142

pembayaran dengan harga satuan nol, dan masi dalam bentuk kata-kata yang bersumber
sebagainya. pada dokumen. Dengan kata lain penelitian ini
menggunakan dokumen sebagai sumber data.
Menurut Sugiyono (2015), data yang diperoleh
METODOLOGI PENELITIAN dari buku, internet atau dokumen lain yang
memuat catatan mengenai peristiwa yang telah
Pendekatan Penelitian berlalu yang menunjang penelitian yang dilaku-
kan.
Penelitian dapat dilaksanakan berdasarkan pen-
dekatan kualitatif atau kuantitatif atau gabungan Data yang digunakan dalam penelitian ini ada-
kualitatif dan kuantitatif. Menurut Saunders lah data sekunder yang dikumpulkan melalui
dkk. (2012) penelitian kuantitatif adalah situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik
penelitian yang menggunakan data dan pen- (LPSE) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
golahannya yang berfokus pada data numerik, untuk periode tahun 2017. Unit Layanan Pen-
sementara penelitian kualitatif lebih mengarah gadaan (ULP) menyatakan dalam situs tersebut
pada data yang bukan numerik tetapi data alasan-alasan gagalnya kontraktor dalam
deskriptif yang dapat berupa informasi dalam pelelangan kategori pekerjaan konstruksi.
kata-kata, gambar maupun video. Penelitian ini Dengan demikian, situs ini dapat dijadikan
dijalan dengan pendekatan kualitatif dimana sumber data untuk menjawab permasalahan
data yang digunakan berupa data bukan numer- dalam penelitian yaitu mengidentifikasi alasan-
ik yang berupa informasi dalam bentuk kata- alasan kegagalan kontraktor dalam pelelangan
kata. proyek konstruksi yang didanai pemerintah.
Untuk memperjelas sumber data pada penelitian
Jenis dan Sumber Data ini, contoh tampilan pada situs LPSE dapat
dilihat pada Gambar 1.
Pendekatan kualitatif dijalankan dalam peneliti-
an ini dengan menggunakan data berupa infor-

Gambar 1. Tampilan Informasi Pemenang Lelang (Sumber: http://lpse.jogjaprov.go.id)

Proyek konstruksi dalam penelitian ini dibatasi


pada proyek gedung, jalan dan jembatan serta
bangunan air dengan nilai di atas 2,5milyard
rupiah. Adapun kategori pelelangannya adalah Analisis Data Kualitatif
pelelangan umum pascakualifikasi, metode satu
sampul dan sistem gugur. Dengan kriteria Menurut Cresswell (2003), analisis data kuali-
tersebut, penelitian ini mengevaluasi data yang tatif mengikuti beberapa langkah dasar seperti
berasal dari 36 proyek yang terdiri dari 19 dijelaskan berikut ini.
proyek gedung, 14 proyek jalan dan jembatan, 1. Data disiapkan dan diatur sedemikan
dan 3 proyek bangunan air. agar siap untuk dianalisis. Pengaturan

136
Simalango dan Setiawan / Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Kontraktor … / JTS, Vol. 15, No. 3, Oktober 2019, hlm 133-142

data dapat dilakukan dapat dilakukan


melalui beberapa cara sesuai jenis data Analisis lanjutan dilakukan dengan
dan cara pengolahannya. menggunakan fasilitas yang tersedia dalam
2. Berikutnya data yang telah diatur sesuai NVivo, yaitu menampilkan project map yang
kebutuhan, dibaca dan diobservasi agar merupakan representasi grafis dari koding pada
peneliti mengenal data yang akan dio- tiap nodal. Project map dalam NVivo dapat di-
lah dan memiliki gambaran makna visualisasikan dalam berbagai bentuk, dian-
yang terkandung dalam data. taranya diagram hirarkis. Pada diagram hirarkis
3. Data yang telah dipahami secara garis ditampilkan seperangkat empat persegi panjang
besar dapat mulai dianalisis dengan dalam berbagai ukuran luas. Ukuran luas
proses koding, yaitu proses dimana data menunjukkan jumlah koding pada satu nodal.
dipecah menjadi komponen-komponen Dengan demikian ukuran luas menunjukkan
yang dapat dinamai sehingga tema- perbandingan antara banyaknya koding di satu
tema yang terkandung dalam data dapat nodal dengan nodal lain. Angka absolut pada
diidentifikasi. Lebih lanjut, peneliti tiap nodal bukanlah hal penting dalam analisis
dapat mengeksplorasi analisis tamba- ini. Diagram hirarkis pada penelitian ini
han seperti misalnya mengembangkan digunakan untuk melihat dominasi penyebab
model teoritis kegagalan kontraktor dalam lelang proyek
4. Diskusi lebih lanjut atas tema-tema pemerintah dari yang paling dominan hingga
yang telah diidentifikasi pada tahap paling tidak dominan.
sebelumnya perlu dilakukan untuk
mendapatkan pemahaman lebih men- HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBA-
dalam atas temuan penelitian HASAN
5. Tahap akhir dari penelitian kualitatif
adalah menginterpetasikan temuan Pengolahan data penyebab kegagalan
penelitian yang dapat didasarkan pada kontraktor dalam pelelangan proyek pemerintah
pendapat pribadi peneliti, perbandingan di Daerah Istimewa Yogyakarta menghasilan
dengan informasi dari literature, teori seperangkat penyebab yang dikelompokkan ke
yang telah ada atau kombinasi dari ke- dalam 4 kriteria seperti diatur dalam Peraturan
tiganya. Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun
2010 dan Nomor 4 Tahun 2015. Data yang
Pada penelitian ini, pengolahan data dilakukan diolah merupakan data tahun 2017 yang telah
melalui beberapa tahap seperti diuraikan di atas dipublikasikan di website LPSE.
yang disesuaikan dengan data yang tersedia dan
tujuan dari penelitian ini. Analisis data kuali- Pada tahap awal telah diidentikfikasi banyak
tatif dilakukan dengan bantuan perangkat lunak nodal yang mewakili faktor penyebab
NVivo agar prosesnya menjadi lebih mudah kegagalan kontraktor dalam proses pelelangan.
dan efisien. NVivo merupakan perangkat lunak Nodal ini diperiksa lebih lanjut sehingga
untuk menjalankan analisis data kualitatif beberapa nodal digabung menjadi satu nodal
dengan mengklasifikasikan, mengurutkankan atau satu nodal dipecah menjadi beberapa
dan mengatur data atau informasi yang telah nodal. Proses ini terus dilakukan hingga
terkumpul. Selain itu analisis lebih lanjut dapat akhirnya diidentifikasi seperangkat faktor
dilakukan dengan NVivo yaitu memeriksa hub- penyebab kegagalan kontraktor dalam
ungan antar data dan membuat permodelan da- pelelangan. Faktor-faktor ini dikelompokkan
ta. dalam empat kriteria seperti ditetapkan dalam
peraturan pemerintah, yaitu: (1) kualifikasi, (2)
Data yang telah tersedia pada website LPSE administrasi, (3) teknis dan (4) harga. Analisis
diunduh dan ditranskripkan agar memudahkan data ini dilakukan terpisah untuk tiap jenis
pengolahannya. Transkrip data dibaca berulang proyek, yaitu gedung, jalan dan jembatan, serta
oleh peneliti sehingga peneliti mempunyai gam- bangunan air. Hasil pengolahan data
baran tentang isi data agar proses koding mudah ditampilkan secara terpisah pada Tabel 1 untuk
dilaksanakan. Selanjutnya semua data diimpor faktor-faktor penyebab kegagalan pada
ke dalam perangkat lunak NVivo 10 dan proses pelelangan 18 proyek gedung, Tabel 2 untuk
koding dilakukan melalui beberapa tahap. pelelangan 14 proyek jalan dan jembatan,

137
Simalango dan Setiawan / Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Kontraktor … / JTS, Vol. 15, No. 3, Oktober 2019, hlm 133-142

sedangkan Tabel 3 untuk pelelangan 3 proyek


bangunan air.

Tabel 1. Penyebab kegagalan pada pelelangan proyek gedung


1. Faktor Kualifikasi
a. Sertifikat Badan Usaha (SBU) belum diregistrasi
b. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) tidak sesuai dokumen penawaran
c. Tidak dapat menunjukkan NPWP asli
d. Tidak melampirkan surat kesanggupan BPJS
e. Akta pendirian perusahaan tidak dilampiri pengesahan Kementrian Hukum dan Hak
Asasi Manusia
f. Sisa Kemampuan Paket (SKP) dan Sisa Kemampuan Nyata (SKN) tidak dilampirkan
g. Tidak memiliki pengalaman sejenis dalam kurun 4 tahun terakhir.
h. Tidak memenuhi persyaratan klasifikasi / sub-klasifikasi
i. Tidak melampirkan sertifikat ISO, OHSAS, dan SMK3
j. Tidak melampirkan formulir Kemampuan Dasar (KD)
2. Faktor administrasi
a. Tidak hadir pada saat verifikasi.
b. Tidak melampirkan surat perjanjian kerja sama.
c. Tidak memberi Rincian Harga Penawaran (Daftar Kuantitas dan Harga)
d. Dokumen penawaran teknis
i. Surat Dukungan Material tidak disampaikan dan tidak sesuai dokumen penawaran,
ii. Surat Dukungan Alat tidak disampaikan dan tidak sesuai dokumen penawaran,
iii. Data Persyaratan Teknis tidak disampaikan.
e. Tidak menyampaikan analisis teknis salah satu pekerjaan.
3. Faktor teknis
a. Metode pelaksanaan yang disampaikan tidak menggambarkan penguasaan dalam
pelaksanaan pekerjaan, tidak sesuai dokumen penawaran, dan tidak melampirkan metode
pelaksanaan.
b. Network planning tidak dilampirkan
c. Time schedule tidak sesuai metode kerja dan jadwal pelaksanaan
d. Bukti kepemilikan alat tidak sesuai dan tidak memenuhi persyaratan
e. Personil Inti
i. Surat kesanggupan personil tidak dilampirkan dan tidak sesuai,
ii. Surat referensi pengalaman kerja tidak disampaikan,
iii. Ketentuan personil tidak sesuai persyaratan tingkat pendidikan
iv. Jumlah minimal personil yang disampaikan kurang,
v. Ijazah asli tidak dapat ditunjukan
vi. Sertifikat kompetensi tidak dilampirkan dan tidak memenuhi syarat,
vii. NPWP personil tidak dilampirkan,
viii. Sertifikat K3 personil sudah habis masa berlakunya,
ix. Struktur organisasi tidak dilampirkan dan personil tidak sesuai
x. KTP personil tidak dilampirkan dan masa berlakunya sudah habis,
xi. Personil yang ditawarkan sudah digunakan pada paket pekerjaan lain.
f. Spesifikasi teknis tidak sesuai ketentuan dokumen lelang.
g. Tidak melampirkan data pekerjaan yang disubkontrakkan.
4. Faktor harga
Analisis harga satuan pekerjaan tidak menunjukkan satuan kebutuhan tenaga, bahan dan alat

Berdasarkan hasil analisis data yang kontraktor pada pelelangan proyek gedung
ditampilkan pada Tabel 1 sampai dengan Tabel paling banyak teridentifikasi dan paling
3 tampak bahwa faktor penyebab kegagalan bervariasi dibandingkan dua jenis proyek yang

138
Simalango dan Setiawan / Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Kontraktor … / JTS, Vol. 15, No. 3, Oktober 2019, hlm 133-142

lain. Sementara pada proyek bangunan air, berbagai faktor yang berbeda. Sedangkan
faktor-faktornya paling sedikit jumlah maupun proyek bangunan air pada penelitian ini
variasinya. Hasil ini dipengaruhi lebih jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dua
banyaknya kontraktor peserta lelang pada jenis proyek yang lain sehingga jumlah maupun
proyek gedung dibandingkan dua jenis proyek variasi penyebab kegagalannya juga menjadi
yang lain, sehingga kemungkinan terjadinya lebih terbatas.
kelalaian menjadi lebih tinggi dan pada

Tabel 2. Penyebab kegagalan pada pelelangan proyek jalan dan jembatan


1. Faktor Kualifikasi
SBU asli tidak sesuai SBU pada Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKAP)
2. Faktor Administrasi
a. Tidak hadir pada saat verifikasi.
b. Dokumen penawaran teknis
i. Surat Dukungan Material tidak disampaikan dan tidak sesuai dokumen penawaran
ii. Data persyaratan teknis tidak dapat diakses
c. ULP sudah mendapatkan 3 penawaran terbaik
3. Faktor Teknis
a. Metode pelaksanaan tidak menggambarkan penguasaan dalam pelaksanaan pekerjaan, tidak
sesuai dokumen penawaran, dan tidak melampirkan metode pelaksanaan
b. Peralatan tidak memenuhi kapasitas menimal persyaratan
c. Sertifikat kompetensi tidak dilampirkan dan tidak memenuhi syarat
4. Faktor Harga
Harga penawaran melebihi nilai total HPS dan nilai pagu

Tabel 3. Penyebab kegagalan pada pelelangan proyek bangunan air


1. Faktor Kualifikasi
Surat dukungan dari Bank tidak memenuhi ketentuan
2. Faktor Administrasi
a. ULP sudah mendapatkan 3 penawaran terbaik
b. Surat Dukungan Material tidak disampaikan dan tidak sesuai dokumen penawaran,
c. Surat Dukungan Alat tidak disampaikan dan tidak sesuai dokumen penawaran,
d. Data Persyaratan Teknis tidak sesuai ketentuan E tendering
3. Faktor Teknis
a. Time schedule tidak sesuai metode kerja dan tidak sesuai jadwal pelaksanaan yang ditawarkan
b. Perjanjian sewa alat tidak atas nama perusahaan pelamar dan tidak lengkap
c. Personil inti
i. Surat referensi pengalaman kerja personil inti tidak disampaikan,
ii. Jumlah minimal personil yang disampaikan kurang,
iii. Struktur organisasi tidak dilampirkan dan personil tidak sesuai

Tabel 1 sampai dengan Tabel 3 hanya seperti telah dijelaskan sebelumnya perlu untuk
menunjukkan faktor-faktor penyebab kegagalan dilakukan.
saja, padahal penting pula untuk mengetahui
faktor-faktor yang dominan menjadi penyebab Analisis ini dilakukan dengan menampilkan
kegagalan kontraktor dalam pengikuti diagram hirarki untuk ketiga jenis proyek.
pelelangan. Dengan diketahuinya dominasi tiap Ketiga diagram hirarki ini ditampilkan pada
faktor, kontraktor dapat lebih memperhatikan Gambar 2 untuk proyek gedung, Gambar 3
faktor-faktor yang dominan tersebut sebelum untuk proyek jalan dan jembatan serta Gambar
mengikuti pelelangan. Oleh karena itu analisis 4 untuk proyek bangunan air. Diagram hirarki
lanjutan untuk menampilkan diagram hirarki tidak menunjukkan frekuensi terjadinya tiap
faktor penyebab kegagalan secara kuantitatif

139
Simalango dan Setiawan / Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Kontraktor … / JTS, Vol. 15, No. 3, Oktober 2019, hlm 133-142

melainkan hanya membandingkan frekuensi metode pelaksanaan pada proyek jalan dan
terjadinya tiap faktor. Susunan empat persegi jembatan yang paling besar di antara area yang
panjang dalam diagram hirarki ini diatur mulai lain, hal ini menunjukan bahwa pada penyebab
dari wilayah terluas di bagian kiri atas dan kegagalan kontraktor paling banyak di koding
selanjutnya mengarah ke kanan bawah untuk pada faktor-faktor tersebut. Dengan kata lain
wilayah yang semakin kecil. Dengan kata lain, faktor-faktor tersebut paling sering atau
faktor yang paling sering terjadi terletak di dominan menyebabkan kegagalan kontraktor
bagian kiri atas, sementara faktor yang paling dalam pelelangan. Baik personal inti maupun
jarang terjadi diposisikan di ujung kanan bawah metode pelaksanaan merupakan bagian dari
diagram. faktor teknis.

Pada gambar tampak luasan area untuk personal


inti pada proyek gedung dan bangunan air, serta

Gambar 2. Komposisi penyebab kegagalan pada proyek gedung

Gambar 3. Komposisi penyebab kegagalan pada proyek jalan dan jembatan

Gambar 4. Komposisi penyebab kegagalan pada proyek bangunan air

Keterangan Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3 :


I Evaluasi Teknis II Evaluasi Administrasi III Evaluasi Kualifikasi
1 Personil inti 7 Dokumen penawaran teknis 18 Persyaratan klasifikasi

140
Simalango dan Setiawan / Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Kontraktor … / JTS, Vol. 15, No. 3, Oktober 2019, hlm 133-142

2 Penjadwalan proyek 8 Rincian harga penawaran 19 Formulir kamampuan dasar


3 Metode pelaksanaan 9 Verifikasi 20 Sertifikat Badan Usaha
4 Pekerjaan sub-kontraktor 10 Analisis teknis 21 Surat Ijin Usaha
5 Bukti kepemilikan alat 11 Surat perjanjian kerjasama
6 Spesifikasi teknis 12 Sertifikat ISO, OHSAS, SMK3 IV Evaluasi Harga
13 NPWP asli 22 Analisis harga satuan pekerjaan
14 Kesanggupan BPJS 23 Harga penawaran
15 SKP dan SKN
16 Akta pendirian perusahaan
17 Pengalaman sejenis

KESIMPULAN DAN SARAN Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor


4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat
Berdasarkan analisis kualitatif yang telah atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010
dilakukan pada penelitian ini dapat disimpulkan Tentang Pengadaan Barang/Jasa
bahwa faktor teknis merupakan penyebab Pemerintah
paling dominan yang mengakibatkan gagalnya Syahrudin R. dan Rafie, “Proses Evaluasi
kontraktor dalam pelelangan proyek Penawaran Pengadaan Pekerjaan
pemerintah. Secara lebih spesifik, faktor teknis konstruksi Pelelangan Umum Secara
khususnya terkait personal inti pada proyek Pascakualifikasi Metode Satu Sampul Dan
gedung dan proyek bangunan air, sementara Evaluasi Sistem Gugur”, Jurnal
pada proyek jalan dan jembatan, penyebab Mahasiswa Teknik Sipil, Universitas
kegagalan didominasi faktor metode Tanjungpura. 2 (2), 2016
pelaksanaan. Z. Arifin dan D. Juwanti, “Studi Harga
Penawaran Dan Faktor Penentu Pemenang
Penelitian ini diharapkan akan menjadi wacana Tender Proyek Konstruksi di DIY untuk
penelitian kualitatif khususnya di bidang Kualifikasi Non Kecil” Prosiding
manajemen konstruksi, yang selama ini masih Konferensi Nasional Teknik Sipil 7.
jarang ditemui. Berdasarkan temuan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2013
penelitian ini, dapat dilakukan penelitian I.N.R. Karyasa, I.M.A.K. Salain dan M.
lanjutan untuk menggali alasan-alasan Nadiasa, “Analisis Faktor-Faktor Yang
kontraktor tidak memenuhi persyaratan- Mempengaruhi Gagal Lelang Pengadaan
persyaratan yang mengakibatkan kegagalan Barang Dan Jasa Pemerintah Secara
dalam pelelangan. Selain untuk penelitian Elektronik (E-Procurement) Di Kabupaten
lanjutan, diharapkan hasil penelitian ini juga Badung”. Jurnal Spektran 2 (1): 19-27,
bermanfaat bagi para kontraktor untuk 2014
melakukan introspeksi diri dan mencari solusi G.N. Pio, I.N. Sutarja dan I.W. Yansen,
terbaik untuk mengatasi kegagalannya dalam “Analisis Faktor – Faktor Pemilihan
pelelangan proyek-proyek pemerintah. Hasil Pemenang Lelang Jasa Konstruksi Pada
penelitian ini didasarkan pada data pengadaan Proyek Pemerintah Di Kabupaten Sikka”,
proyek-proyek pemerintah di Daerah Istimewa Jurnal Magister Teknik Sipil, Universitas
Yogyakarta, namun diharapkan akan dapat Udayana. 3 (2), 2015
bermanfaat juga oleh para kontraktor lain di L. Prihatini, A. Malik, dan R.T. Komara,
Indonesia. “Evaluasi Kegagalan Penyedia Jasa
Konstruksi Dalam Proses Pengadaan Jasa
DAFTAR PUSTAKA (DAN PENULISAN Konstruksi Dengan Sistem Elektronik
PUSTAKA) (Studi Kasus: Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Pelalawan”, JOM Fakultas
G. M. Winch, Managing Construction Projects: Teknik Universitas Riau. 4 (1), 2017
an Information Processing Approach, M. Saunders, P. Lewis dan A. Thornhill,
Wiley-Blackwell, United Kingdom, 2010 Research Methods for Business Students,
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor Pearson, 2012
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Sugiyono. 2015. Metode penelitian kombinasi
Barang/Jasa Pemerintah (mixed methods), Bandung Alfabeta.

141
Simalango dan Setiawan / Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Kontraktor … / JTS, Vol. 15, No. 3, Oktober 2019, hlm 133-142

Creswell, J. W. 2003. Research design:


Qualitative, quantitative, and mixed
methods approaches, Sage.

142

You might also like