Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 33

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

PADA BAYI Ny. “M” UMUR 0 HARI


DI PUSKESMAS KAWATUNA

Oleh

MARNIATI

201602085

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

2020
TINJAUAN KASUS

A. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


1. Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37-42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500
gram sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau
neonatus) adalah bayi yang baru dilahirkan sampai dengan usia 4
minggu (Wahyuni, 2015).
Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu jam yang lahir, pada usia
kehamilan 37 – 42 minggu dan beratnya badannya 2.500 – 4000 gram
(Dewi, 2015).
2. Klasifikasi Neonatus
Klasifikasi Neonatus Menurut Marni (2015) :
a. Neonatus menurut masa gestasinya
1) Kurang bulan (preterm infan) :<259 hari ( 37 minggu)
2) Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
3) Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut berat lahir
1) lahir rendah : <2500 gram
2) Berat lahir cukup : 2500- 4000 gram
3) Berat lahir lebih : >4000 gram
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi
dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan :
1) Neonatus cukup/ kurang/ lebih bulan.
2) Sesuai/ kecil/ besar ukuran masa kehamilan.
3. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir
a. Berat badan 2500-4000 gram.
b. Panjang badan lahir 48-52 cm.
c. Lingkar dada 30-38 cm.
d. Lingkar kepala 33-35 cm.
e. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180×/menit,
kemudian menurun sampai 120-140×/menit.
f. Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80×/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40×/menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa, kuku panjang.
h. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
i. Genitalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki).
j. Reflek pada bayi baru lahir
1) Refleks sucking : Isap dan menelan sudah terbentuk dengan
baik pada saat di lakukan IMD pada bayi.
2) Refleks moro : Bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
3) Refleks grasping : Apabila diletakkan suatu benda diatas
telapak tangan, bayi akan menggenggam/ adanya gerakan
refleks.
4) Refleks rooting/ mencari putting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut sudah terbentukdengan baik.
5) Refleks Stepping bayi terlihat seperti melangkah atau menari
ketika ia diposisikan dalam posisi tegak dengan kaki yang
menyentuh tanah. Refleks ini muncul sejak lahir dan terlihat
paling jelas setelah usia 4 hari.
6) Refleks tonic neck Ketika kepala bayi menengok ke satu sisi, ia
akan memanjangkan lengan di sisi yang sama.
7) Refleks Babinski muncul ketika menggaruk telapak kaki bayi
Anda. Jempol bayi akan mengarah ke atas dan jari-jari kaki
lainnya akan terbuka.
k. Eliminasi baik : urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan (Saleha, 2015).
4. Proses Adaptasi Bayi Baru Lahir
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional
neonatus dari kehidupan didalam uterus kehidupan diluar uterus.
Beberapa perubahan fisiologi yang dialami bayi baru lahir antara lain
yaitu:
a. Sistem pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika
harus mengalami resistensi paru pada saat pernapasan yan pertama
kali. Pada umur kehamilan 34-36 minggu struktur paru-paru
matang, artinya paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem
alvioli.Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui patu-paru
bayi.
Umur kehamilan Perkembangan

24 hari Bakal paru-paru terbentuk

26-28 hari Dua bronchi membesar

6 minggu Di bentuk segmen bronkus

12 minggu Di bentuk lobus

24 minggu Di bentuk alveolus

28 minggu Di bentuk surfaktan

34-36 minggu Manururasi struktur (paru-paru


dapat mengembangkan sistem
alviolidan tidak mengempit lagi

Struktur matang ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan


sistem alveoli.Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran gas
harus melalui paru-paru bayi. Rangsangan pernapasan pertama:
1) Tekanan mekanik sari torak sewaktu melalui jalan lahir
(stimulasimekanik)
2) Penurunan pa02 dan peningkatan paC02 merangsang
kemoreseptor yang terletak disinus karotikus( stimulasi
kimiawi)
l. Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu didalam
uterus (stimulasi sensprik). Pernapasan pertama pada bayi baru
normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha
bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain
adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengerluarkan
nafas dengan merintih sehingga tertahan didalam. Respirasi pada
neonatus biasanya pernafasan diafragmatik dan abdominal,
sedangakan frekuensi dan dalam tarikan belum teratur. Apabila
surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku
sehingga terjadi atelektatis, dalam keadaan anoksia neonatus masih
dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan
metabolisme anaerobic.
(Saleha, 2015).
b. Sirkulasi darah.
Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena
umbilikalis sebagian kehati, sebagian langsung keserasmbi kiri
jantung, kemudian kebilik kiri jantung.Dari bilik kiri darah
dipompa melalui aorta keseluruh tubuh.Dari bilik kanan darah
dipompa sebagian keparu dan sebagian melalui duktus akteriosus
keaorta. Setelah bayi lahir, paru akan berkembang
mengakibatkantekanan-tekanan arteriol dalam dalam paru
menurun.
Tekanan dalam jantung kiri lebih besar dari pada tekanan
jantunng kanan yang mengakibatklan menutupnya foramen ovale
secara fungsional. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah
kelahiran.oleh karena itu tekana dalam paru turun dan tekanan
dalam aotra desenden naik dan karena rangsangan biokimia (pa02
yang naik.), duktus arteriosus akan berobliterasi, ini terjadi pada
hari pertama ialah 4-5 liter per menit/ m2. Aliran darah
sistolikpada hari pertama rendah yaitu 1.96 liter/menit/m2 karena
penutupan duktus arteriosus.
1) Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari
orang dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan
lebih besar, sehingga BBL harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru sehingga energi diperoleh dari metabolisme
karbohidrat dan lemak. Pada jam-jam pertama energi
didapatkan dari perubahan karbohidrat.Pada hari kedua, energi
berasal dari pembakaran lemak.Setelah mendapat suhu <pada
hari keenam, energi 60%didapatkan dari lemak danm 40% dari
karbohidrat.
2) Keseimbangan Fungsi Ginjal
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air
dan kadar natriumrelatif lebih besar dari kalium karena ruangan
ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena :
a) Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.
b) Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan
volume tubulus proksimal.
c) Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relatif
kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa (Indrayani,
2016).
c. Imunoglobulin
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang,
sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi
dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri
dari struktur perubahan tubuh yang berfungsih mencegah atau
meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami :
perlindungan dari membran mukosa, fungsi saringan saluran nafas,
pembentukan koloni mikroba dikulit dan usus, perlindungan kimia
oleh lingkungan asam lambung (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
d. Truktus digestivenus
Truktus digestivenus relatif lebih berat dan lebih panjang
dibandingkan dengan orang dewasa.Pada neonatus traktus
digestivenus mengandung zat yang berwarna hitam kehujauan
yang terdiri dari mukopolisakaridan dan disebut mekonium.
Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan 4 hari
biasanya tinja sudah terbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam
traktus digestivenus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali
amilase pankreas.Bayi sudah ada reflek hisap dan menelan,
sehingga pada bayi lahir sudah bisa minum ASI. Gumoh sering
terjadi akibat dari hubungan oesofagus bawah dengan lambung
belum sempurna, dan kapasitas dari lambung juga terbatas yaitu
<30 cc (Indrayani, 2016).
e. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir
masih dalam keadaan matur (belum matang), hal ini dibuktikan
dengan ketidakseimbangan hepar untuk menghilangkan bekas
penghancuran dalam peredaran darah (Rahardjo dan Marmi, 2015).
Segera setelah lahir, hati menunjukan perubahan kimia dan
morfologi, yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar
lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang
walaupun memakan waktu yang lama. Enzimhati belum aktif benar
pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus
juga belum sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol
dengan dosis lebih dari 50 mg/kgBB/ hari dapat menimbulkan grey
syndrome (Indrayani, 2016)
5. Apgar Score
Tabel Tanda APGAR bayi baru lahir
Tanda 0 1 2

Appearance Biru pucat, Tungkai Badan Semuanya merah


biru
Pucat, mudah >100
Tidak teraba
Pulse <100 Menangis kuat
Tidak ada
Grimace Lambat Gerakan Aktif/fleksi
Lemas/lumpuh sedikit/fleksi tungkai
Acivity
tungkai
baik/
lambat,
Tidak ada reaksi melawan
Respiratory tidak teratur
Baik,

Menangis kuat

Sumber Walyani dan Purwoastuti 2015

Interpretasi : Nilai 1-3 asfIksia berat, Nilai 4-6 asfiksia sedang, Nilai
7-10 asfiksia ringan. Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel
dinilai dengan 0, 1, dan 2 nilai tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat
ditentukan keadaan bayi sebagai berikut :
a. Nilai 7-10 menunjukan bahwa bayi dalam keadaan baik (vigrous
baby)
b. Nilai 4-6 menunjukan bayi mengalami depresi sedang dan
membutuhkan tindakan resusitasi.
c. Nilai 0-3 menunjukan bayi mengalami depresi serius dan
membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi (Walyani dan
Purwoastuti 2015).

6. Perawatan Bayi Baru Lahir


Tujuan utama bayi baru lahir adalah
a. Membersihkan Jalan Nafas
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat,perawatan,
mata dan identifikasi adalah rutin segera dilakukan kecuali bayi
dalam keadaan kritis dan dokter memberi intruksi khusus.Bayi
normal bernafas spontan segera setelah lahir.

b. Memotong dan merawat tali pusat


Tali pusat dipotong sebelum dan sesudah plasenta lahir
tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi
kecuali pada bayi yang kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak
menangis, tali pusat segera dipotong untuk memudahkan
melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm
dari dinding perut bayi dengan gunting steril dengandiikat dengan
pengikat steril.
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada bayi yang baru lahir, bayi belum mampu mengatur
tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuat tetap hangat, bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat
tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya stabil.
d. Identifikasi bayi
Apabila bayi yang dilahirkan ditempat bersalin yang
persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat
pengenal yang efektif harus diberikan pada setiap bayi baru lahir
dan harus tetap ditempatkan sampai bayinya pulang.
e. Pencegahan infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi
mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat segera setelah bayi lahir. Cara pencegahan infeksi
adalah sebagai berikut: cuci tangan sebelum dan sesudah
bersentuhan dengan bayi; memakai sarung tangan bersih pada saat
menangani bayi; memastikan peralatan yang digunakan steril; dan
memastikan semua pakaian maupun perlengkapan bayi dalam
keadaan bersih.
f. Inisiasi Menyesui Dini (IMD)
Segera setelah bayi lahir dan telah dilakukan perawatan tali
pusat, maka bayi diletakkan secara tengkurap di dada ibu dengan
kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu. Kontak kulit
dilakukan satu jam lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusu
sendiri. Dukungan ayah dan keluarga sangat diperlukan oleh ibu
dan bayi. Manfaat menyusu dini adalah: mengurangi 22%
kematian bayi umur 28 hari; meningkatkan keberhasilan menyusui
secara eksklusif; merangsang produksi ASI; dan memperkuat
refleks menghisap bayi.
g. Pencegahan Perdarahan
Semua bayi baru lahir harus diberikan suntikan vitamin K1
1 mg secara intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan
bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir
akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami sebagian bayi baru
lahir.
h. Pemberian Imunisasi
Imunisasi yang diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin
K1 adalah imunisasi hepatitis B. Manfaat pemberian imunisasi
hapatitis B untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi,
terutama yang ditularkan melalui ibu-bayi.
i. Pemeriksaan Bayi baru lahir
Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan pada saat bayi
berada di klinik (dalam 24 jam) dan saat kunjungan tindak lanjut
(KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari
dan 1 kali pada umur 8-28 hari.

7. Masalah yang Sering Terjadi


a. Bayi Berat lahir Rendah (BBLR)
Bayi Berat lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan lebih rendah dari berat badan bayi rata-rata.
Bayi dinyatakan mengalami BBLR jika beratnya kurang dari 2,5
kilogram, sedangkan berat badan normal bayi yaitu di atas 2,5 atau
3 kilogram. Sementara pada bayi yang lahir dengan berat kurang
dari 1,5 kilogram, dinyatakan memiliki berat badan lahir sangat
rendah.
b. Asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorum adalah suatu kondisi yang terjadi
ketika bayi tidak mendapatkan cukup oksigen selama proses
kelahiran. Penyebab asfiksia neonatorum mempengaruhi
kemampuan bayi untuk mengambil oksigen dapat menjadi
penyebab asfiksia neonatorum.Selama persalinan dan melahirkan,
dokter harus hati-hati mengelola kadar oksigen bagi ibu dan bayi
untuk mengurangi risiko ini.
c. Ikterus
Ikterus neonatorum adalah perubahan warna menjadi
kuning yang terjadi pada neonatus atau bayi-bayi yang baru
lahir.Perubahan warna ini dapat dilihat pada mata, rongga mulut,
dan kulit.Ikterus neonatorum dapat bersifat fisiologis atau normal
terjadi pada bayi baru lahir, atau patologis atau yang tidak normal
pada bayi baru lahir dan dapat mengancam nyawa.
d. Perdarahan tali pusat
Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada
tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma, pengikatan tali
pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan
trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa
sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi seperti septicemia atau
infeksi local. Bayi baru lahir harus sering diamati selama usia
beberapa hari pertama, sehingga jika perdarahan terjadi, tindakan
segera dapat dideteksi. Penyebab Perdarahan tali pusat dapat terjadi
karena robekan umbilkus, robekan pembuluh darah, setelah
placenta previa, dan abrupsio placenta.
e. Kejang
Kejang pada BBL merupakan keadaan darurat karena
kejang merupakan suatu tanda adanya penyakit sistem sayarf pusat
(SSP), kelainan metabolik atau penyakit lain.
f. Hipotermi
Hipotermia didefinisikan sebagai suhu inti tubuh di bawah
360C.Saat suhu tubuh berada di bawah tingkat ini, bayi beresiko
mengalami stres dingin (Fraser & Cooper.ed, 2016).
Gejala awal hipotermia apabila suhu < 36 0C atau kedua
kaki dan tangan teraba dingin.Bila seluruh tubuh bayi teraba
dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32 0C
– 360C).Disebut hipotermia kuat bila suhu tubuh <320C.Hipotermia
pada BBL adalah suhu di bawah 360C, yang terbagi atas hipotermia
ringan (cold stress) yaitu suhu antara 36-36,50C, hipotermia sedang
yaitu suhu antara 32-360C, dan hipotermia berat yaitu suhu tubuh
<320C.
(Prawirohardjo ,2015).
8. Kunjungan Neonatus
a. Kunjungan Neonatus Ke-1 (KN 1 pada waktu 6 – 48 jam setelah
lahir)
Pelayanan asuhan yang diberikan :
1) Mempertahankan suhu tubuh bayi
2) Melakukan pemeriksaan fisik bayi
3) Melakukan pemeriksaan antropometri
4) Pemeriksaan tanda bahaya, seperti kemungkinan infeksi
bakteri, ikterus, diare, berat badan lahir rendah dan masalah
pemberian ASI
5) Melakukan perawatan tali pusat
6) Konseling pada ibu dan keluarga tentang ASI ekslusif,
pencegahan hipotermi
7) Memberikan imunisasi HB0
b. Kunjungan Neonatus 2 (KN 2 pada hari ke 3 – 7 setelah lahir)
Pelayanan asuhan yang diberikan :
1) Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
2) Melakukan penimbangan berat badan
3) Menjaga kebersihan bayi
4) Memberikan ASI bayi harus disusukan minimal 10-15x dalam
24 jam dalam 2 minggu pasca persalinan
5) Menjaga suhu tubuh bayi
6) Konseling terhadap ibu dan keluarga tanda bahaya BBL, ASI
ekslusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan
BBL di rumah dengan menggunakan buku KIA
7) Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
c. Kunjungan Neonatus 3 (KN 3 pada hari ke 8 – 28 setelah lahir)
Pelayanan asuhan yang diberikan :
1) Pemeriksaan fisik
2) Menjaga kebersihan bayi
3) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya BBL
4) Memberikan ASI bayi harus disusukan minimal 10-15x dalam
24 jam dalam 2 minggu pasca persalinan
5) Menjaga keamanan bayi
6) Menjaga suhu tubuh bayi
7) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
ekslusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan
bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan buku KIA
8) Memberitahu ibu tentang imunisasi BCG
9) Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan (Kemenkes RI,
2014).
B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
1. Definisi Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan merupakan proses penyelesaian masalah.
Asuhan yang dilakukan bidan harus lebih kritis untuk mengantisipasi
diagnosis/masalah potensial. Bidan harus segera bertindak untuk
menyelesaikan masalah tertentu dan mungkin juga melakukan
kolaborasi
2. Pendokumentasian 7 Langkah Varney
Menurut Mufdillah (2014) pendokumentasian 7 langkah varney
sebagai berikut :
a. Langkah 1 Pengumpulan Data Dasar

Pengumpulan Data dasarpada langkahpertama ini dilakukan

pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan

untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:

1) Riwayat kesehatan,pemeriksaan fisik pada keseh atan.

2) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.

3) Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil

studi.

4) Pada langkahpertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat Langkah II (kedua) : Interpretasi Data Dasar

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan

sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.Masalah

sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang

diidentifikasikan oleh bidan.Masalah ini sering menyertai

diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada trimester ketiga


merasa takut terhadap proses persalinan dan persalinan yang

sudah tidak dapat ditunda lagi.

Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur

standar diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah

yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan

suatu perencanaan untuk mengurangi rasa sakit.

b. Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasikan diagnosa atau

masalah potensial.

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau

diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan

diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil

mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila

diagnosa atu masalah potensial benar-benar terjadi.

c. Langkah IV (keempat) : Mengidentifikasi dan Menetapkan

Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari

proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya

selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja,

tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus,


misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.Data baru

mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi.Beberapa data

mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus

bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau

anak (misalnya, perdarahan kala III atau pendarahan segera

setelah lahir, distosia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).

Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi

yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus

menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolapsus tali

pusat. Situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi

memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

d. Langkah V (Kelima) : Merencanakan Asuhan Yang

Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini

merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau

masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah

ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa

yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap

masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan

akan terjadi berikutnya apakah diberikan penyuluhan, konseling,


dan apakah merujuk klien bila ada masalah-masalah yang

berkaitan dengan sosial ekonomi atau masalah psikologis.

Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan

menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan

pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi

tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan oleh klien.

e. Langkah VI (Keenam) : Melaksanaan Perencanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh

seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan

secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh

bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh

klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak

melakukanya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan

menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari

asuhan klien.

f. Langkah VII (Terakhir) : Evaluasi

Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan

akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan

sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa.

Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar


efektif dalam pelaksananya. Ada kemungkinan bahwa sebagian

rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif

3. Metode Pendokumentasian SOAP


SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis
dan tertulis. SOAP dipakai dalam pendokumentasian karena metode
SOAP merupakan kemajuan informasi yang sistematis mengorganisir
penemuan dan kesimpulan dalam rencana asuhan, metode SOAP
dapat tujuannya penyaring inti dari proses penatalaksanaan kebidanan
dalam tujuannya penyediaan dan pendokumentasian asuhan kebidanan
dalam tujuannya asuhan dengan SOAP dapat membantu bidan dalam
mengorganisir pikiran dan asuhan yang menyeluruh.
a. Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data
klien melalu anamnesa, tanda gejala subyektif yang diperoleh dari
hasil bertanya pada klien, suami atau keluarga (identitas umum,
keluhan, riwayat, menarche, riwayat perkawinan, riwayat
kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit
keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola
hidup). Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang
klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
berhubungan dengan diagnosa.
b. Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dana fisik
klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan
dalam data fokus untuk mendukung assesment. Tanda gejala
objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (keadaan umum,
vital sign, fisik, pemeriksaan dalam, laboratoriumdan
pemeriksaan penunjang, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi.
c. Assesment
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data
informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan. Karena keadaan klien terus berubah dan selalu ada
informasi baru baik subjektif maupun objektif, maka proses
pengkajian adalah suatu proses yang dinamik.
d. Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencana dan
evaluasi berdasarkan assesment. Untuk perencanaan,
implementasi dan evaluasi dimasukkan dalam planning
(Mufdlilah, 2014.).
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI Ny. “M” UMUR 0 HARI
DI PUSKESMAS KAWATUNA

Nomor Register :
Tanggal Pengkajian :03 Desember 2020
Pukul : 15.50 WITA

A. Langkah I Identifikasi Data Dasar


1. Identitas Bayi / orang tua
a. Biodata Bayi
Nama bayi : Bayi Ny “M”
Tanggal/jam lahir : 03 Desember 2020 jam 15.40 WITA
Kelamin : laki-laki
Berat badan : 3.600 gram
Panjang badan : 50 cm
Anak ke : ke- 5
Agama : Islam
b. Biodata Orangtua
Nama ibu : Ny. “M” Nama suami : Tn. “V”
Umur : 30 tahun Umur : 39 tahun
Nikah : 7 tahun Nikah : 7 tahun
Suku : Kaili Suku :Kaili
Agama :islam Agama : islam
Pendidikan : SD Pendidikan : D4
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Pengajar
Alamat :Jl.Mamara Alamat :Jl.Mamara
2. Data Subjektif
a. Riwayat Kehamilan
1) GvPIIIA1umur kehamilan : 39 Minggu
a) HPHT :28 -01-2020
b) HTP : 03 -12-2020
2) Riwayat ANC : 7x
3) Imunisasi TT : 2x
4) Keluhan Saat Hamil
a) Trimester I : Mual dan muntah
b) Trimester II : Tidak ada keluhan
c) Trimester III : Sering BAK
5) Penyakit Selama Kehamilan : Tidak ada
6) Kebiasaan Makan
a) Sebelum hamil : Tidak ada pantangan
b) Setelah hamil : Tidak ada pantangan
7) Merokok, obat / jamu : Tidak ada
8) Komplikasi
a) Komplikasi ibu : Tidak ada
b) Komplikasi janin : Tidak ada
b. Riwayat Intranatal
1) Lahir Tanggal :03 Desember 2020/Jam 15:40 wita
2) Jenis Persalinan : Spontan
3) Penolong : Bidan
a) Kala I : 1 jam 30 menit
b) Kala II : 10 menit
c) Kala III : 10 menit
d) Kala IV : 2 Jam

3 jam 50 menit
4) Ketuban Pecah
a) Spontan Amniotomi : Spontan
b) Warna : Jernih
5) Komplikasi Persalinan
a) Pada ibu : Tidak ada
b) Pada bayi : Tidak ada

3. Data Objektif
a. Keadaan Bayi Baru Lahir
1) APGAR Skor

Menit ke Menit
No Tanda 0 1 2
1 ke 5

Tumbuh
Biru atau
Warna kemerahan kemerahan 2 2
1 pucat
tangan

Frekuensi
2 jantung Tidak ada <100 >100 2 2
(pulserate)

3 Tonus otot lumpuh Flexi sedikit Gerakan aktif 1 2

Ekstremitas
4 Refleks Tidak bereaksi Gerakan aktif 1 1
sedikit

Usaha Tidak ada Lambat tak Menangis


5 2 2
bernafas teratur kuat
8 9

b. Keadaan Umum Bayi Baru Lahir


1) Kedaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Suhu : 36,00 C
4) Denyut jantung : 140 x / menit
5) Pernapasan : 40 x / menit
6) Tonus otot : Gerakan aktif
7) Warna kulit : Kemerahan
8) Tali pusat : Tidak berdarah
c. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a) Ubun-ubun : Belum menutup, tidak ada
  pencengkungan dan pencembungan
b) Caput seccadeneum : Tidak ada
c) Chepal hematoma : Tidak ada
2) Mata
a) Kesimetrisan : Simetris
b) Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
c) Kongjungtiva : Tidak anemis
d) Sclera : Tidak ikterus
e) Kelainan pada mata : Tidak ada
3) Hidung
a) Kebersihan : Tidak ada
b) Palatokisis : Tidak ada
4) Mulut
a) Labia / palatoskisis : Tidak ada
b) Trush : Tidak ada
c) Sianosis : Tidak ada
d) Mukosa kering / basah : Basah

5) Telinga
a) Kesimetrisan : Simetris
b) Kelainan : Tidak ada
6) Leher
a) Pembengkakan : Tidak ada
b) Bejolan : Tidak ada
7) Dada
a) Bentuk dada : Simetris
b) Puting susu : Menonjol
c) Bunyi jantung : 140 x/ menit
d) Pernapasan : 40 x / menit
8) Abdomen
a) Penononjolan tali pusat saat menangis : Tidak ada
b) Distensi : Tidak ada
c) Gastrokisis : Tidak ada
d) Omfalokel : Tidak ada
9) Genetalia
Kelamin Perempuan : Vagina, uretra berlubang labia
mayora sudah menutup labia
minora
10) Anus
Berlubang : Ya
11) Tungkai Dan Kaki
a) Bentuk : Simetris
b) Gerakan : Normal
c) Kelainan : Tidak ada
12) Refleks
a) Refleks moro : (+)
b) Refleks rooting : (+)
c) Refleks walking : (+)
d) Refleks babinsky : (+)
e) Refleks grasping : (+)
f) Refleks sucking : (+)
g) Refleks tonik neck : (+)
13) Eliminasi
a) BAK : Belum ada
b) Mekonium : Belum ada
B. Langkah II Interpestasi Data
Diagnosa kebidanan : Bayi Ny “M” usia lahir normal cukup
bulan sesuai masa kehamilan.
S :Ibu senang dan bahagia dengan kelahiran bayinya yang keempat
Usia kehamilan 39 Minggu 6 hari
O : Bayi lahir tanggal : 03 Desember 2020, Pukul :15.40 WITA
PB : 50 cm
BB : 3600 gram
Jenis kelamin : laki-laki
Suhu : 36,00C
Pernapasan : 40 x/menit
Denyut jantung : 140 x/menit
APGAR Score : 8/9
1. Refleks moro : (+)
2. Refleks rooting : (+)
3. Refleks walking : (+)
4. Refleks babinsky : (+)
5. Refleks grasping : (+)
6. Refleks sucking : (+)
7. Refleks tonik neck: (+)
Analisis Data
Bayi lahir normal dengan berat badan 2500-4000 gram, panjang
badan bayi normal antara 48-52 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar dada
30-38 cm, lingkar perut 31-35 cm, denyut jantung 120-140 x/menit,
frekuensi pernapasa 40-60x/menit, warna kulit agak kemerahan dan licin,
memiliki kuku yang agak panjang dan lemas, menandakan bayi cukup
bulan, selama masa kelahiran.
C. Langkah III Diagnosa Potensial
Tidak ada data yang mendukung.
D. Langkah IV Tindakan Segera / Kolaborasi
Tidak ada data yang mendukung untuk di lakukan tindakan segera.
E. Langkah V Intervensi
Tanggal : 13 Desember 2020, Pukul 15.40 WITA.
Tujuan : Bayi dalam keadaan sehat dan tidak terjadi komplikasi.
Kriteria
1. Keadaan umum bayi : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Nadi : 120-160x/menit
4. Suhu : 36,0-37,00C
5. Pernapasan : 40-60 x/menit
Rencana Tindakan
1. Bersihkan jalan nafas.
Rasional : Dengan membersihkan jalan nafas dari lendir yang
menyumbat saluran pernafasan dapat memperlancar
pernapasan.
2. Keringkan tubuh bayi dengan handuk bersih dan kering, keringkan
dengan hangat.
Rasional : Untuk menjaga kehangatan tubuh bayi, mengeringkan
dengan menyeka tubuh bayi juga merupakan rangsangan
taktil yang dapat merangsang pernapsan bayi.
3. Potong tali pusat dan ikat tali pusat.
Rasional : Dengan memotong tali pusat dan mengikatnya tujuannya
untuk mengangkut oksigen dan nutrisi ke bayi, dan
membawa produk limbah yang berasal dari bayi yaitu
karbon dioksida.
4. Berikan bayi pada ibunya untuk dilakukan IMD.
Rasional : Membantu proses bounding attachment, membantu refleks
rooting pada bayi, dan membantu melancarkan ASI.
5. Lakukan pengukuran antropometri.
Rasional : Sebagai indikator penentu kesehatan bayi.
6. Memberi obat tetes mata antibiotik choramphenicol 2 tetes pada
kedua mata bayi
Rasional : Untuk pencegahan penyakit mata karena Klamidia
(penyakit menular seksual).
7. Berikan injeksi Vitamin K.
Rasional :Untuk mencegah terjadinya perdarahan, dan membantu
pertumbuhan tulang serta mencegah dari ostheoporosis.
8. Berikan imunisasi Hb0.
Rasional :Untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis.
9. Jaga kehangatan bayi.
Rasional : Agar bayi merasa nyaman dan agar tidak terjadi
hipotermi.
10. Lakukan rawat gabung.
Rasional : Agar terciptanya ikatan kasih sayang (Bounding
attachment)

11. Anjurkan ibu untuk memberi ASI awal pada bayi.


Rasional : Agar bayi mendapatkan ASI kolostrum yang bermanfaat
sebagai sistem imun.
12. Dokumentasikan tindakan.
Rasional :Sebagi alat pencatatan dan pelaporan untuk bahan bukti.
F. Langkah VI Implementasi
1. Pukul 15.42WITA
Membersihkan jalan nafas menggunakan kasa steril pada hidung.
Hasil : Jalan nafas sudah bersih dan tidak tampak lendir.
2. Pukul 15.45WITA.
Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk bersih dan kering kemudian
menghangatkan tubuh bayi.
Hasil : Tubuh bayi sudah di keringkan dan di bersihkan di mulai
dari kepala, muka, badan dan kaki kecuali tangan.
3. Pukul 15.50WITA.
Memotong tali pusat dan ikat tali pusat.
Hasil : Tali pusat telah di potong dan di ikat.
4. Pukul 15.55WITA
Memberikan bayi kepada ibunya untuk di lakukan IMD.
Hasil : IMD telah di lakukan dan bayi mengisap kuat.
5. Pukul 16.00WITA
Melakukan pengukuran antropometri, yaitu mengukur berat badan
( BB ), Panjang badan (PB), Lingkar Dada (LD), Lingkar perut (LP),
Lingkar lengan atas (LILA).
Hasil : Berat badan 3600 gram panjang badan 50 cm
lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm, lingkar perut
32 cm, dan lingkar lengan atas 9 cm.
6. Pukul 16.10WITA
Memberi saleb mata antibiotik chloramphenicol dioleskan pada
kedua mata bayi bagian dalam kearah luar .
Hasil : Mata bayi sudah di berikan saleb mata mata (chloramphenicol)
7. Pukul 16.15WITA
Memberikan injeksi vitamin K
Hasil : Vitamin K 0,5 ml telah di berikan pada bayi secara IM di
paha kiri
8. Pukul 17.00WITA
Memberikan injeksi Hb0
Hasil : Hb0 0,5 telah di berikan pada bayi secara IM dipaha
kanan.
9. Pukul 17.05WITA
Menjaga kehangatan tubuh bayi.
Hasil : Bayi telah di beri kehangatan dengan cara di pakaikan
baju serta memembedong tubuh bayi .
10. Pukul 17.10WITA
Melakukan rawat gabung pada ibu dan bayi
Hasil : Telah di lakukan rawat gabung dengan menempatkan ibu
dan bayi di satu ruangan.
11. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI awal pada bayi.
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukan
12. Mendokumentasikan tindakan yang telah di lakukan.
Hasil : Dokumentasi telah di lakukan.
G. Langkah VII Evaluasi
1. Jalan nafas sudah bersih.
2. Tubuh bayi sudah di keringkan.
3. Tali pusat sudah di potong dan di ikat.
4. IMD sudah di lakukan dan bayi mengisap kuat.
5. Pengukuran antropometri sudah di lakukan.
6. Mata bayi telah di beri obat tetes mata.
7. Vitamin K telah di berikan kepada bayi di paha kiri.
8. Bayi sudah di beri Hb0 0,5 IM di pada kanan.
9. Bayi sudah di pakaikan baju dan popok kain yang bersih dan
keringtidak menggunakan gurita dan bayi di bedong tapi tidak terlalu
kuat.
10. Ibu dan bayi telah di tempatkan di satu ruangan.
11. Bayi telah di beri ASI awal.
12. Telah dilakukan dokumntasi
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
BAYI BARU LAHIR
(SOAP)

Tanggal :03 Desember 2020 Pukul : 15:40WITA

S : Ibu tidak ada keluhan terhadap bayinya

O : Keadaan umum : Baik


Suhu : 36,50C
Pernapasan : 40 x/ menit
Nadi :140 x / menit
1. Refleks moro : Baik
2. Refleks rooting : Baik
3. Refleks walking : Baik
4. Refleks babinsky : Baik
5. Refleks grasping : Baik
6. Refleks sucking : Baik
7. Refleks tonik neck: Baik
A : Bayi ny “ Y” umur 1 hari lahir normal cukup bulan sesuai masa
kehamilan.

P :
1. Pukul 08:12WITA
Memberitahu ibu bahwa bayi dalam keadaan sehat yaitu denyut
jantung 140 x/ menit, pernapasan 40 x/ menit, suhu 36,5 0C, BB 3000
gram, PB 50 cm, dan tidak ada masalah lainnya.
Evaluasi : Ibu senang mendengar bahwa keadaan
bayinya dalam keadaan sehat.
2. Pukul 08.14WITA
Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara membungkus bayi
dengan cara membungkus bayi dengan kain yang bersih,
memakaikan topi pada kepala bay, menjaga ruangan agar tetap
hangat, dan baelum memandikan bayi.
Evaluasi : Bayi sudah di bedong dan ibu sudah bersia
melakukan yang di anjurkan
3. Pukul 08.16WITA
Memberitahu ibu cara merawat tali pusat yang benar yaitu selalu
mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat, tidak
memberikan apapun pada tali pusat, tali pusat di biarkan dalam
keadaan terbuka dan kering, jika tali kotor atau basah cuci dengan
air bersih dan sabun mandi dan mengeringkan dengan kain bersih.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukannyayang
di anjurkan.
4. Pukul 08:18WITA
Memberitahu ibu bahwa bayinya sudah di berikan injeksi vitamin
K1 1 mg, tetes mata, dan HB0 0,5 mg.
Evaluasi : Ibu mengetahui bahwa bayinya sudah di
berikan imunisasi dasar.
5. Pukul 08:20WITA
Memantau dan memastikan bayi sudah BAB dan BAK.
Evaluasi : Bayi belum BAB dan BAK
6. Pukul 08:22WITA
Menganjurkan ibu membawa bayinya ke posyandu untuk
mendapatklan imunisai BCG dan Polio 1.
Evaluasi : Ibu bersedia meluangkan waktunya.
7. Pukul 08:24WITA
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan
Evaluasi : Telah di lakukkan pendokumentasian

You might also like