1053-Article Text-3204-1-10-20190208

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Industrial Services Vol 2 No 2 Maret 2017

Pengaruh Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Penjualan


Tenaga Pemasar serta Implikasinya Terhadap Kinerja Pemasaran Perusahaan
di PT. Cipta Profitama Abadi
Eka Indah Yuslistyari
Program Studi Teknik Industri, Universitas Serang Raya
indah.eka@gmail.com

Abstrak
The development of the insurance industry in the era of ASEAN Economic Community (AEC) is
now has grown with the rapid. Insurance companies, especially in the life insurance sector has
always claimed to be creative in doing business or marketing activities to high result of sales
performance especially in an increasingly competitive market. Sales force in a life insurance
company as a resource that has the skills, potential and creativity need to be developed to achieve
the maximum possible success of the company. The purpose of this research is to analyze influence
motivation and organization culture on sales force performance and analyze influence sales force
performance on corporate marketing performance in PT. Cipta Abadi Profitama Cilegon Banten.
Variables used in this study are the motivation, organization culture, sales force performance, and
corporate marketing performance. The study uses a quantitative approach to secondary data the
insu rance company related to the problem. Next perform data collection, by taking a sample of
200 respondent’s sales force. Using the questionnaire in the form of a list of questions, if the data
in SPSS version 20 for Windows, Path Analysis and model studies produced by LISREL 8.5 Student
Program. The result showed a positive influence of motivation to achievement of sales force
performance, the positive influence of organization culture on sales force performance and effect
positive sales force performance on corporate marketing performance.
Keyword: Motivation, Organization Culture, Sales Force Performance, Corporate Marketing
Performance, Sales Force, Life Insurance.

pemasar yaitu konsekuensi dari upaya


1. PENDAHULUAN yang dilakukan oleh tenaga pemasar
Pemasaran merupakan salah satu disamping faktor-faktor lain, yaitu faktor
kegiatan pokok yang dilakukan oleh organisasional dan perubahan lingkungan
pengusaha dalam mempertahankan eksternal. Secara sederhana, kinerja
kelangsungan usahanya, serta tenaga pemasar merupakan akumulasi
memperoleh keuntungan. Keberhasilan hasil yang diperoleh tenaga pemasar
suatu perusahaan dalam mencapai tujuan secara individu dalam perusahaan.
sangat dipengaruhi oleh kemampuan Tenaga pemasar disimpulkan memiliki
perusahaan dalam memasarkan produk kinerja yang unggul bila target yang
unggulannya. Hal tersebut dipengaruhi ditetapkan oleh perusahaan tercapai,
oleh sumber daya manusia pada misalnya jumlah produk yang terjual
perusahaan asuransi dikenal dengan mengalami peningkatan.
tenaga pemasar (Consultan Financial). Untuk dapat survive dalam sebuah
Ellis dan Raymond (1993) perusahaan asuransi perlu dilakukan
menyatakan bahwa kinerja tenaga peningkatan sumber daya manusia yang
pemasar memiliki peran penting di dalam profesional atau berkualitas dengan
perusahaan. Beldauf dan Cravens (2002) motivasi yang tinggi, sistem manajemen
mengatakan bahwa kinerja tenaga yang baik, budaya organisasi yang
pemasar dikonseptualisasikan sebagai mengakar serta adanya komitmen
kinerja hasil dan efektivitas penjualan terhadap visi dan misi yang jelas. Oleh
sebuah organisasi. Baldauf et al. (2001) karena itu upaya-upaya untuk
memberikan definisi mengenai tenaga
159
Jurnal Industrial Services Vol 2 No 2 Maret 2017

meningkatkan kinerja karyawan diantaranya yaitu motivasi serta budaya


merupakan tantangan manajemen yang organisasi.
paling serius karena keberhasilan untuk Penelitian ini juga memberikan
mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perbedaan pada penelitian lainnya dengan
perusahaan tergantung pada kualitas mengukur seberapa besar pengaruh
kinerja sumber daya manusia yang ada langsung motivasi dan budaya organisasi
didalamnya, yang direfleksikan dalam terhadap kinerja penjualan tenaga
peningkatan produktivitas. pemasar dan mengukur pengaruh kinerja
Penelitian ini menganalisis faktor- penjualan tenaga pemasar terhadap
faktor keberhasilan pada perusahaan kinerja pemasaran perusahaan. Selain itu
asuransi terhadap kinerja penjualan juga dalam dilakukan pengukuran
tenaga pemasar yang berdampak pada pengaruh tidak langsung motivasi
peningkatan kinerja perusahaan. Faktor- terhadap kinerja penjualan tenaga
faktor yang diteliti berdasarkan penelitian pemasar melalui budaya organisasi dan
terdahulu yang banyak dilakukan yaitu pengukuran pengaruh budaya organisasi
motivasi dan budaya organisasi terhadap terhadap kinerja penjualan tenaga
kinerja penjualan serta pengaruhnya pemasar melalui motivasi.
terhadap kinerja perusahaan. Dengan kata
lain, seseorang yang mempunyai motivasi 2. Kajian Teori
yang tinggi dan didukung oleh Motivasi merupakan satu penggerak
kemampuan bekerja yang baik maka akan dari dalam hati seseorang untuk
tercipta kinerja yang tinggi. Motivasi melakukan atau mencapai sesuatu tujuan.
merupakan faktor psikologis yang Motivasi juga bisa dikatakan sebagai
menunjukkan minat individu terhadap rencana atau keinginan untuk menuju
pekerjaan, rasa puas dan ikut kesuksesan dan menghindari kegagalan
bertanggung jawab terhadap aktivitas hidup. Dengan kata lain motivasi adalah
atau pekerjaan yang dilakukan. Motivasi sebuah proses untuk tercapainya suatu
seseorang biasanya ditunjukkan oleh tujuan. Seseorang yang mempunyai
aktivitas yang terus menurus meningkat motivasi berarti ia telah mempunyai
dan selalu kepada tujuan. Tujuan tersebut kekuatan untuk memperoleh kesuksesan
akan timbul bila seseorang merasa dalam kehidupan.
nyaman dan tinggi kesetiaannya pada Menurut Robbins (2008), motivasi
perusahaan, apabila dalam bekerjanya diartikan sebagai kesediaan untuk
memperoleh kepuasan kerja sesuai mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
dengan apa yang diinginkan. Fenomena ke arah tujuan organisasi, yang
yang terjadi, motivasi tiap-tiap tenaga dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
pemasar masih sangat rendah dapat untuk memenuhi suatu kebutuhan
dilihat dari pencapaian kinerja yang individual. Kebutuhan dalam hal ini
dimonitoring secara berkala masih belum berarti suatu keadaan internal yang
mencapai target yang diharapkan. menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak
Beberapa tahun belakangan ini, menarik. Suatu kebutuhan yang tak
beberapa kantor pemasar mandiri level terpuaskan menciptakan tegangan yang
unit manager yang telah dicapai oleh merangsang dorongan-dorongan dalam
tenaga pemasar sebagai sebuah prestasi diri individu. Dorongan ini menimbulkan
penjualan selama 1 tahun harus kembali suatu perilaku pencarian untuk
pada level tenaga pemasar (Consultan menemukan tujuan-tujuan tertentu yang
Financial) dapat dikatakan bahwa kinerja jika tercapai akan memenuhi kebutuhan
penjualan tenaga pemasar mengalami itu dan mendorong ke pengurangan
penurunan. Banyak faktor yang tegangan (Robbins, 2008).
mempengaruhi kondisi tersebut Budaya organisasi itu sendiri

160
Jurnal Industrial Services Vol 2 No 2 Maret 2017

merupakan sistem nilai yang dibandingkan dengan standar yang


mengandung cita-cita organisasi sebagai dibuat. Selain itu dapat juga dilihat
sistem internal dan sistem eksternal kinerja dari karyawan tersebut terhadap
sosial. Hal itu tercermin dari isi visi, misi karyawan lainnya.
dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, Weitz (1981), Shapiro et al. (1990)
seharusnya setiap organisasi termasuk menyatakan bahwa pencapaian kinerja
para anggotanya memiliki impian atau penjualan tergantung pada tingkat
cita-cita. Setiap anggota memiliki keagresifan tenaga penjual. Tingkat
identitas budaya tertentu dalam keagresifan ini akan tampak dari
organisasinya. bagaimana aktifnya ia mengidentifikasi
Budaya organisasi menurut Robbins pelanggan potensial, orientasinya untuk
dan Coulter (2007) dalam Hakim, et al selalu berpenghasilan tinggi, motivasinya
(2011) budaya organisasi merupakan untuk selalu menjual dengan melampaui
sebuah sistem makna (persepsi) bersama target penjualan dan menguntungkan,
yang dianut oleh anggota-anggota yang dapat dicapai bila selalu ada upaya
organisasi, yang membedakan organisasi pembelajaran. Kinerja penjualan
tersebut dengan oganisasi lainnya. dipengaruhi oleh peningkatan volume
Mengingat budaya organisasi merupakan penjualan, peningkatan jumlah
suatu kesepakatan bersama para anggota pelanggan, dan pencapaian target
dalam suatu organisasi atau perusahaan penjualan (Beldauf et al, 2001).
sehingga mempermudah lahirnya Kinerja pemasaran merupakan faktor
kesepakatan yang lebih luas untuk yang seringkali digunakan untuk
kepentingan perorangan. Bliss mengukur dampak dari strategi yang
mengatakan dalam Hakim, et al (2011) diterapkan perusahaan. Strategi
bahwa didalam budaya terdapat perusahaan pada umumnya selalu
kesepakatan yang mengacu pada suatu diarahkan untuk menghasilkan kinerja
sistem makna secara bersama, dianut oleh penjualan yang unggul. Walaupun tidak
anggota organisasi dalam membedakan ada kepastian tentang dimensi kinerja
organisasi yang satu dengan yang pemasaran, namun pada umumnya
lainnya. dimensi yang dipakai untuk mengukur
Pengertian kinerja juga dikemukakan kinerja pemasaran meliputi pertumbuhan
oleh Simanjuntak (2005) adalah tingkat penjualan, pertumbuhan pelanggan dan
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas volume penjualan sebagai alat
tertentu. Kinerja perusahaan adalah pengukuran kinerja pemasaran. Kinerja
tingkat pencapaian hasil dalam rangka pemasaran dipengaruhi oleh tiga hal yaitu
mewujudkan tujuan perusahaan. efektivitas perusahaan, pertumbuhan dan
Manajemen kinerja adalah keseluruhan kemampulabaan (Pelham, 1997).
kegiatan yang dilakukan untuk Analisis path biasa digunakan dalam
meningkatkan kinerja perusahaan atau ilmu sosial, ekonomi, dan ilmu-ilmu yang
organisasi, termasuk kinerja masing- mempelajari tentang perilaku manusia.
masing individu dan kelompok kerja di Ada dua jenis variabel yang digunakan
perusahaan tersebut. dalam analisis path yaitu variabel
Dessler (2011) berpendapat bahwa eksogen atau dalam model regresi sering
kinerja (prestasi kerja) karyawan adalah dinamakan variabel independen dan
prestasi aktual karyawan dibandingkan variabel endogen atau dalam model
dengan prestasi yang diharapkan dari regresi dinamakan variabel dependen.
karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan Seperti halnya analisis regresi, analisis
adalah prestasi standar yang disusun path juga digunakan untuk melihat dan
sebagai acuan sehingga dapat melihat menentukan variabel apa saja atau path
kinerja karyawan sesuai dengan posisinya mana saja yang dihipotesiskan memiliki

161
Jurnal Industrial Services Vol 2 No 2 Maret 2017

unit satuan yang berbeda-beda sehingga berupa kuesioner yang memiliki alternatif
perlu dilakukan standarisasi untuk jawaban dalam skala ordinal, padahal
menjadikan semua unit satuan dari peneliti akan menganalisis data dengan
variabel akan hilang dan skala tiap statistik parametik. Akibatnya, data
variabel akan seragam. dengan skala ordinal tersebut harus
ditransfer menjadi skala interval.
3. METODE PENELITIAN Sumber datanya adalah primer dan
Jenis penelitian ini menggunakan sekunder. Data primer merupakan
pendekatan penelitian deskriptif yaitu informasi yang diperoleh dengan
penelitian untuk menggambarkan suatu melakukan penelitian langsung, data ini
kondisi tertentu dengan melihat didapatkan melalui, wawancara dan
fenomena-fenomena dan gejala-gejala observasi perusahaan, dimana para tenaga
yang dapat diamati. pemasar PT. Cipta Profitama Abadi
Pendekatan yang digunakan dalam sebagai responden melalui penyebaran
perhitungan adalah pendekatan kuesioner dengan memakai model skala
kuantitatif, dimana kajian dalam Likert (5 skala). Sedangkan untuk data
penelitian ini ingin mengungkap sekunder yang berisikan informasi-
pengaruh secara parsial dan simultan informasi yang telah ada dan
antara motivasi dan budaya organisasi dikumpulkan untuk melengkapi data
terhadap kinerja penjualan tenaga primer.
pemasar serta pengaruh kinerja penjualan Penentuan jumlah sampel dalam
tenaga pemasar terhadap kinerja penelitian ini menggunakan metode
pemasaran perusahaan dengan slovin. Penentuan sampel atau responden
menggunakan perhitungan matematis dan yang ditentukan berdasarkan perhitungan
angka-angka statistik. rumus Slovin dengan batas kesalahan
Penelitian ini termasuk penelitian 10% dan tingkat akurasi 90% (Siregar,
eksplanatori (explanatory research) 2013). Pada pemodelan yang
karena penelitian ini bermaksud menggunakan Path Analysis menurut
menjelaskan hubungan klausal antar Hair et al. (1998), ukuran sampel yang
variabel melalui pengujian hipotesis. dibutuhkan untuk data multivariat adalah
Tujuannya untuk mengetahui pengaruh antara 100-200 variabel. Untuk
antar variabel dengan mengacu pada memenuhi ketentuan dalam pengujian
rumusan masalah yang telah ditetapkan. Path Analysis maka sampel yang
Dalam penelitian ini faktor-faktor digunakan yaitu sebanyak 200 responden
yang menjadikan keberhasilan dalam yaitu para tenaga pemasar di PT. Cipta
menjalankan bisnis di perusahaan Profitama Abadi.
Asuransi Jiwa PT. Cipta Profitama Abadi Variabel-variabel yang digunakan
diantaranya motivasi dan budaya dalam penelitian yaitu Motivasi (X1),
organisasi. Faktor-faktor tersebut Budaya Organisasi (X2), sebagai variabel
dilakukan pengukuran seberapa besar independen sedangkan Kinerja Penjualan
pengaruhnya terhadap kinerja penjualan Tenaga Pemasar (Y) sebagai variabel
tenaga pemasar dan pengaruhnya intervening dan Kinerja Pemasaran
terhadap kinerja pemasaran perusahaan. Perusahaan (Z) sebagai variabel
Skala pengukuran yang dipakai dependen.
dalam penelitian ini adalah skala ordinal Validitas instrument dalam penelitian
yang kemudian ditransformasikan ini diuji dengan cara membandingkan
menjadi skala interval, dengan rhitung dan rtabel, dimana Jika r hitung
menggunakan program MSI (Method Of positif, serta r hitung _ r tabel, maka butir
Successive Interval) Hal ini dikarenakan atau variabel tersebut valid. Sedangkan
peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan instrument penelitian
162
Jurnal Industrial Services Vol 2 No 2 Maret 2017

untuk reabilitas menggunakan Aplha 4.2 Deskriptif Responden


Chronbach >0,60. Pada deskriptif responden
Dalam penelitian ini ada banyak memberikan gambaran mengenai
metode analisis yang digunakan. Analisis jawaban responden terhadap instrument
diawali pada instrument penelitian, yaitu pada variabel motivasi (X1), budaya
mengumpulkan dan mengolah data yang organisasi (X2), kinerja penjualan tenaga
diperoleh dari kuisioner dengan cara pemasar (Y), dan kinerja pemasaran
memberikan bobot dari setiap pertanyaan perusahaan (Z). Responden yang terlibat
berdasarkan skala likert yang kemudian sejumlah 200 tenaga pemasar. Deskriptif
diuji validitas dan reabilitasnya, setelah responden penelitian ini adalah sebagai
itu dilanjutkan dengan pengujian untuk berikut:
menentukan seberapa kuat hubungan A. Motivasi (X1); physiological sebesar
suatu variabel dengan variabel lainnya. 54% menyatakan setuju, safety and
Teknik yang digunakan adalah Pearson security sebesar 42% menyatakan
Correlation untuk two tailed. Kemudian setuju, social sebesar 40%
pengolahan data dilanjutkan dengan menyatakan sangat setuju, esteem
mentransformasikan data ordinal menjadi sebesar 33% menyatakan setuju, dan
data interval menggunakan analisis self actualization sebesar 50%
korelasi pearson antar variabel dan antar menyatakan setuju.
dimensi dan Path Analysis. Dalam B. Budaya Organisasi (X2); strategy
pelaksanaannya, pengolahan data sebesar 53% menyatakan setuju,
dilakukan dengan bantuan komputer structure sebesar 65% menyatakan
dengan program SPSS (Statistikal setuju, systems sebesar 58%
Product and Service Solution) versi 20 menyatakan ragu-ragu, style sebesar
for Window dan LISREL 8.5 Student 68% menyatakan setuju, staff sebesar
dengan estimates (maximum likehood) 50% menyatakan setuju, share value
diperoleh structural equations untuk sebesar 76% menyatakan setuju, dan
substruktur 1 dan 2 . skills sebesar 80% menyatakan
setuju.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN C. Kinerja Penjualan Tenaga Pemasar
4.1 Deskriptif Responden (Y); peningkatan volume penjualan
Pada deskriptif responden sebesar 61% menyatakan ragu-ragu,
memberikan gambaran mengenai peningkatan jumlah pelanggan
keberadaan responden yang terlibat sebesar 41% menyatakan ragu-ragu,
dalam penelitian yaitu berdasarkan dan pencapaian target penjualan
tingkat pendidikan, tingkat level dan sebesar 56% menyatakan setuju.
tingkat usia. Dari seluruh sampel tenaga D. Kinerja Pemasaran Perusahaan
pemasar sejumlah 200 tenaga pemasar (Z); efektivitas perusahaan sebesar
yang diteliti, semuanya dapat mengisi 73% menyatakan setuju,
dan mengembalikan kuisioner yang pertumbuhan sebesar 42%
diberikan. Deskriptif responden menyatakan setuju, dan
penelitian ini adalah sebagai berikut: kemampulabaan sebesar 42%
1) Mayoritas, yaitu 113 (56,5%) menyatakan setuju.
responden pada tingkat pendidikan SMU.
2) Mayoritas, yaitu 158 (79%) responden Didapatkan bahwa 2 (dua) data tidak
pada tingkat level agent (AG). valid pada variabel yaitu Motivasi (X1),
3) Mayoritas, yaitu 97 (49%) responden dan 3 (tiga) data tidak valid pada variabel
pada tingkat usia 31-40 Budaya Organisasi (X₂). Sedangkan
didapatkan seluruh data valid pada
variabel Kinerja Penjualan Tenaga

163
Jurnal Industrial Services Vol 2 No 2 Maret 2017

Pemasar (Y), dan Kinerja Pemasaran Tidak ada pengaruh motivasi


Perusahaan (Z). Selain itu seluruh data terhadap kinerja penjualan tenaga
dinyatakan reliabel. pemasar.
Selanjutnya dilakukan korelasi antar Ha: ρyx1 ≠ 0
variabel, dimana pengujian tersebut Terdapat pengaruh motivasi terhadap
dilakukan untuk menentukan seberapa kinerja penjualan tenaga pemasar.
kuat hubungan suatu variabel dengan H0: ρyx2 = 0
variabel lainnya, diperoleh nilai terbesar Tidak ada pengaruh budaya
sebesar 0.744 motivasi pada kinerja organisasi terhadap kinerja penjualan
pemasaran perusahaan. Hasil korelasi tenaga pemasar.
tersebut berada pada rentang 0,60 - 0,799 Ha: ρyx2 ≠ 0
artinya mempunyai hubungan yang kuat. Terdapat pengaruh budaya organisasi
Tabel 1. Hasil uji Pearson Correlation terhadap kinerja penjualan tenaga
pemasar.
antar Variabel H0: ρyz = 0
Variabel X1 X2 Y Z Tidak ada pengaruh kinerja penjualan
X1 1.000 0.721 0.713 0.744 tenaga pemasar terhadap kinerja
X2 0.721 1.000 0.639 0.591 pemasaran perusahaan.
Y 0.713 0.636 1.000 0.659 Ha: ρyz ≠ 0
Z 0.744 0.591 0.659 1.000 Terdapat pengaruh kinerja penjualan
Sumber: Data diolah (2016)
tenaga pemasar terhadap kinerja
Membangun hipotesa konseptual pemasaran perusahaan.
dengan tujuan untuk mengetahui Untuk melakukan analisis jalur maka
bagaimana interaksi antara motivasi, struktur hubungan akan dibagi menjadi 2
budaya organisasi, kinerja penjualan bagian, yaitu sub-struktur 1 dan sub-
tenaga pemasar, dan kinerja pemasaran struktur 2. Analisis pengaruh Motivasi
perusahaan. Penelitian ini menguji (X1) dan Budaya Organisasi (X2)
pengaruh motivasi terhadap kinerja terhadap Kinerja Penjualan Tenaga
penjualan tenaga pemasar, pengaruh Pemasar (Y) akan digambarkan dalam
budaya organisasi terhadap kinerja sebuah model yang selanjutnya akan
penjualan tenaga pemasar, pengaruh disebut dengan substruktur 1. Sedangkan
motivasi dan budaya organisasi terhadap analisis pengaruh Kinerja Penjualan
kinerja penjualan tenaga pemasar dan Tenaga Pemasar (Y) terhadap Kinerja
pengaruh kinerja penjualan tenaga Pemasaran Perusahaan (Z) akan
pemasar terhadap kinerja pemasaran digambarkan dalam sebuah model yang
perusahaan. Sehingga hipotesa yang selanjutnya akan disebut dengan
terbentuk yaitu: substruktur 2. Analisis jalur akan
digambarkan dalam struktur hubungan
4.3 Hipotesis Simultan Gambar 2 dibawah ini:
H0: ρyx1 = ρyx2 = 0
Tidak ada pengaruh motivasi, dan
budaya organisasi terhadap kinerja
penjualan tenaga pemasar.
Ha: ρyx1 ≠ ρyx2 ≠ 0
Terdapat pengaruh motivasi, dan
budaya organisasi terhadap kinerja
penjualan tenaga pemasar.
Hipotesis Parsial Gambar 1. Struktur hubungan X1, X2, Y
dan Z
H0: ρyx1 = 0

164
Jurnal Industrial Services Vol 2 No 2 Maret 2017

Selanjutnya analisis disajikan dalam uji parsial (uji T). Sedangkan substruktur
hasil olah program LISREL 8.5 Student, 2 menggunakan uji parsial (uji T).
digambarkan pada output LISREL dari
substruktur 1 dan substruktur 2 pada Substurktur 1
Gambar 3 dibawah ini: Uji simultan diuji dengan uji F, untuk
menguji apakah terdapat pengaruh yang
kuat secara simultan antara motivasi dan
budaya organisasi terhadap kinerja
penjualan tenaga pemasar dengan
menentukan derajat bebas atau degree of
freedom (df) yaitu 2 varibel
bebas/independent dan 1 variabel
terikat/dependent, dengan 200
respondent.
Gambar 2. Output Lisrel Berdasarkan perhitungan diperoleh
nilai Fhitung sebesar 115.043; dan Ftabel
Hasil analisis LISREL 8.5 Student sebesar 3,04. Kriteria penolakan hipotesis
diperoleh structural equations untuk simultan (H0) didapat Fhitung lebih besar
substruktur 1 dan 2 sebagai berikut: dari Ftabel. 115,043 >3,04. Karena Fhitung >
1. Substruktur 1
KIN_PENJ = 0.53*MOTIVASI + Ftabel, maka H0 ditolak, artinya dapat
0.25*BUDAYA_O, Errorvar.= 0.46, R² disimpulkan bahwa terdapat hubungan
=0.54 secara linier antara motivasi dan budaya
Standerr (0.070) organisasi terhadap kinerja penjualan
(0.070) (0.046) tenaga pemasar.
Z-values 7.59
3.64 9.92 Uji parsial diuji dengan uji T,
2. Substruktur 2 pengujian ini digunakan untuk
KIN_PERU = 0.66*KIN_PENJ, mengetahui apakah dalam model regresi
Errorvar.= 0.57, R² = 0.43 variabel independen secara parsial
Standerr (0.054) berpengaruh signifikan terhadap variabel
(0.057)
Z-values 12.30 dependen. Dengan menentukan 2 variabel
9.92 bebas yaitu motivasi dan budaya
organisasi, pada 200 responden. Pada
Berdasarkan hasil analisis analisis regresi ini digunakan probabilitas
substruktur 1 tampak bahwa koefisien 2 sisi.pada α = 5 %.
determinasi (R2) sebesar 0,54 atau Berdasarkan perhitungan untuk
sebesar 54%. Hal ini berarti variabilitas koefisisen jalur motivasi = 0,53;
variabel kinerja penjualan tenaga diperoleh nilai t hitung sebesar 7,59 dan
pemasar dapat diterangkan oleh variabel nilai ttabel sebesar 1,97; Karena titung >ttabel
motivasi dan budaya organisasi sebesar maka H0 ditolak, artinya motivasi
54%. Berdasarkan hasil analisis berpengaruh terhadap Kinerja penjualan
substruktur 2 tampak bahwa koefisien tenaga pemasar sebesar 0,53.
determinasi (R2) sebesar 0,43 atau Untuk koefisisen jalur budaya
sebesar 43%. Hal ini berarti variabilitas organisasi = 0,25; diperoleh nilai thitung
variabel kinerja pemasaran perusahaan sebesar 3,64 dan nilai ttabel sebesar 1,97;
dapat diterangkan oleh variabel kinerja maka H0 ditolak, artinya budaya
penjualan tenaga pemasar sebesar 43%. organisasi berpengaruh terhadap kinerja
penjualan tenaga pemasar.
4.4 Hasil Pengujian Koofesien
Substruktur 1 dan Substruktur 2 Substruktur 2
Hasil pengujian kooefisien substruktur Uji parsial diuji dengan uji T,
1 menggunakan uji simultan (uji F) dan pengujian ini digunakan untuk

165
Jurnal Industrial Services Vol 2 No 2 Maret 2017

mengetahui apakah dalam model regresi analisis regresi ini digunakan probabilitas
variabel independen secara parsial 2 sisi pada α = 5 %.
berpengaruh signifikan terhadap variabel Berdasarkan perhitungan untuk
dependen. Sebelumnya menentukan koefisisen jalur kinerja penjualan tenaga
derajat bebas atau degree of pemasar = 0,66; diperoleh nilai t hitung
freedomdengan n sejumlah 200 sebesar 12.30; dan nilai ttabel sebesar 1,97;
responden dan terdapat 1 variabel bebas maka H0 ditolak, artinya kinerja
kinerja penjualan tenaga pemasar. Pada penjualan tenaga pemasar berpengaruh
terhadap kinerja pemasaran perusahaan.

Tabel 2. Rekapitulasi pengujian model


Hasil Uji F Hasil Uji T
Kesimpulan
Ftabel Fhitung Ttabel Thitung
Hipotesis 1 : diterima
Substruktur 1 3,04 280,346 1,97 14,12 Hipotesis 2 : diterima
Hipotesis 3 : diterima
Substruktur 2 3,04 98,5 1,97 14,17 Hipotesis 4 : Diterima
Sumber: Data diolah (2016)

Tabel 3. Hasil korelasi matriks dimensi Motivasi dengan dimensi


Kinerja Penjualan Tenaga Pemasar
Kinerja PenjualanTenaga
Pemasar (Y) peningkatan peningkatan Pencapaian
volume jumlah Target
Motivasi (X1) penjualan pelanggan Penjualan
Physiological 0.346 0.33 0.237
Safety&security 0.31 0.462 0.373
Social 0.157 0.399 0.288
Esteem 0.371 0.37 0.297
Self-actualization 0.322 0.367 0.333
Sumber: Data diolah (2016)

Tabel 4. Hasil korelasi matriks dimensi Budaya Organisasi dengan


Dimensi Kinerja Penjualan Tenaga Pemasar
Kinerja PenjualanTenaga
peningkatan
Pemasar (Y) peningkatan pencapaian
Volume jumlah Target
Budaya Organisasi (X2) Penjualan pelanggan Penjualan
Strategy 0.222 0.118 0.17
Structure 0.421 0.238 0.36
Systems 0.269 0.2 0.392
Style 0.198 0.045 0.129
Staff 0.388 0.349 0.309
Shared value 0.139 0.256 0.193
Skills 0.31 0.401 0.217
Sumber: Data diolah (2016)

166
Jurnal Industrial Services Vol 2 No 2 Maret 2017

Tabel 5. Hasil korelasi dimensiMotivasi dan dimensi Budaya Organisasi


Dengan dimensi Kinerja Penjualan Tenaga Pemasar
Kinerja PenjualanTenaga
Pemasar (Y) peningkatan peningkatan pencapaian
Volume jumlah Target
Motivasi (X1)
Budaya Organisasi (X2) Penjualan pelanggan Penjualan
Phisiological 0,346 0,330 0,237
Safety&security 0,277 0,510 0,391
Social 0,283 0,371 0,223
Esteem 0,389 0,308 0,322
Self-actualization 0,250 0,359 0,315
Strategy 0,387 0,177 0,240
Structure 0,321 0,301 0,441
Systems 0,274 0,070 0,228
Style 0,155 0,138 0,157
Staff 0,463 0,314 0,357
Shared value 0,139 0,256 0,193
Skills 0,310 0,401 0,217
Sumber: Data diolah (2016)

Tabel 6. Hasil Korelasi Matriks Kinerja Penjualan Tenaga Pemasar


Terhadap Kinerja Pemasaran Perusahaan
Kinerja Pemasaran Perusahaan (Z)
efektivitas pertumbuhan Kemampulabaan
perusahaan
Kinerja PenjualanTenaga Pemasar (Y)
Peningkatan Volume
0.224 0.316 0.37
Penjualan
Peningkatan Jumlah
Pelanggan 0.304 0.474 0.47
Pencapaian Target
0.346 0.387 0.365
penjualan
Sumber: Data diolah (2016)

5. Kesimpulan pelanggan sebagai dimensi dari kinerja


Penelitian ini memberikan dukungan penjualan tenaga pemasar. Artinya
terhadap variabel-variabel yang semakin baik motivasi yang diberikan
mempengaruhi dalam keberhasilan olehperusahaan/leader dapat
pemasaran suatu perusahaan asuransi. meningkatkan kinerja penjualan
Pada penelitian yang sebelumnya perusahaan, sebaliknya semakin buruk
dilakukan, variabel-variabel yang motivasi yang diberikan atau yang
mempengaruhi keberhasilan pemasaran diterima oleh tenaga pemasar maka
suatu perusahaan asuransi tidak akan rendah pula kinerja penjualan
menjabarkan seberapa besar pengaruhnya tenaga pemasar di industry asuransi.
dalam keberhasilan pemasaran. Berdasarkan hal tersebut penting bagi
Berdasarkan perumusan masalah, dapat perusahaan untuk selalu meningkatkan
diketahui: motivasi tenaga pemasar salah satunya
1. Motivasi berpengaruh positif dan dengan pemberian reward kepada
signifikan terhadap kinerja penjualan tenaga pemasar berprestasi.
tenaga pemasar pada PT. Cipta 2. Budaya organisasi berpengaruh positif
Profitama Abadi. Hubungan keduanya dan signifikan terhadap kinerja
dipengaruhi oleh dimensi safety and penjualan tenaga pemasar pada PT.
security sebagai dimensi dari motivasi Cipta Profitama Abadi. Hubungan
serta dimensi peningkatan jumlah keduanya dipengaruhi oleh dimensi
167
Jurnal Industrial Services Vol 2 No 2 Maret 2017

structure sebagai dimensi dari budaya kinerja penjualan tenaga pemasar yang
organisasi dan dimensi peningkatan dihasilkan oleh tenaga pemasar maka
volume penjualan sebagai dimensi dari akan rendah pula kinerja pemasaran
kinerja penjualan tenaga pemasar. perusahaan di industry asuransi.
Artinya semakin baik pengelolaan
budaya organisasi oleh perusahaan Saran
dalam penerapannya kepada tenaga Mengingat kendala dan
pemasar dapat meningkatkan kinerja keterbatasan waktu, maka dalam
penjualan perusahaan, sebaliknya mengidentifikasi keberhasilan penjualan
semakin buruk budaya organisasi di tenaga pemasar perlu dilakukan
perusahaan maka akan rendah pula penelitian lebih lanjut. Penelitian
kinerjapenjualan tenaga pemasar di berikutnya disarankan untuk melakukan
industry asuransi. penambahan dimensi dan variable
3. Motivasi dan budaya organisasi lainnya seperti kepemimpinan sehingga
berpengaruh positif dan signifikan dapat diketahui kinerja penjualan yang
terhadap kinerja penjualan tenaga baik oleh tenaga pemasar yang akan
pemasar pada PT. Cipta Profitama memberikan dampak kepada kinerja
Abadi. Hubungan keduanya pemasaran perusahaan.
dipengaruhi oleh safety and security
sebagai dimensi dari motivasi dengan
Daftar Pustaka
peningkatan jumlah pelanggan sebagai Baldauf, A., Cravens, D.W., & Piercy, N. F. (2001).
dimensi dari kinerja penjualan tenaga Examining Business Strategy, Sales Management and
Salesperson Antecedent of Sales Organization
pemasar selain itu structure sebagai Effectiveness. Journal of Personal Selling & Sales
dimensi dari budaya organisasi dengan Management, 21(2), 109-122.
Baldauf, A., & Cravens, D.W. (2002).The effect of moderators
pencapaian target perusahaan sebagai on the salesperson behavior performance and
dimensi dari kinerja penjualan tenaga salesperson outcome performance and sales
organization effectiveness relationships. European
pemasar. Artinya semakin baik Journal of Marketing, 36(11/12), 1367-1388.
motivasi dan budaya organisasi itu Dessler, G. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi
10 Jilid 1 dan 2 Terjemahan. Jakarta:Indeks.
dihasilkan secara simultan akan Ellis, B., & Raymond, A. M. (1993). Salesforce Quality: a
meningkatkan kinerja penjualan Framework for Improvement. Journal of Business &
Industrial Marketing, 8(3), 17-27.
tenaga pemasar, sebaliknya semakin Hair, J. F., Anderson, R. E., Tatham, R. L., & Black, W. C.
buruk motivasi dan budaya organisasi (1998). Multivariate data analysis. Upper Saddle
River.
yang dihasilkan secara simultan akan Hakim, L., Chuzaemah, & Kuswardani. (2011). Modal
menjadi semakin rendah kinerja Budaya Organisasi Unggul Sebagai Upaya
Meningkatkan Daya Saing Industri dan Peningkatan
penjualan tenaga pemasar. Kinerja Perusahaan (Studi Empirik di Industri batik
4. Kinerja penjualan tenaga pemasar Surakarta Jawa Tengah). Proceeding Seminar Nasional
& Call for Paper (SCA-3), 3(1).
berpengaruh positif dan signifikan Pelham, A. M. (1997). Mediating Influences on the
terhadap kinerja pemasaran Relationship between Market Orientation and
Profitability in Small Industrial Firms. Journal of
perusahaan pada PT. Cipta Profitama Marketing Theory and Practice, 5(3), 55-76.
Abadi. Hubungan keduanya Robbins, S. & Coulter, M. (2007). Manajemen, Edisi
Kedelapan. Jakarta: PT Indeks.
dipengaruhi oleh peningkatan jumlah Robbins, S. P. (2008). Perilaku Organisasi.Jakarta: PT. Indeks
pelanggan sebagai dimensi dari kinerja Kelompok Gramedia.
Shapiro, L.R. & Weitz, B. A. (1990). Adaptive Selling
penjualan tenaga pemasar dengan Conceptualization, Measurement, and Nomological
pertumbuhan sebagai dimensi dari Validity. Journal of Marketing Research, 27(1), 61-69.
Simanjuntak, P. J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kerja.
kinerja pemasaran perusahaan. Artinya Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
semakin baik kinerja penjualan tenaga Siregar, S. (2013). Statistik parametrik untuk penelitian
kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara,
pemasar yang dihasilkan dapat Weitz, B. A. (1981). Effectiveness in sales interactions: a
meningkatkan kinerja pemasaran contingency framework. The Journal of marketing, 85-
103.
perusahaan, sebaliknya semakin buruk

168

You might also like