Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326679396

ANALISIS RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM DALAM


MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS IDX30

Conference Paper · September 2014

CITATIONS READS

0 4,774

2 authors, including:

Nusa Muktiadji
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
58 PUBLICATIONS   190 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Finance Research View project

All content following this page was uploaded by Nusa Muktiadji on 29 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM
DALAM MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA
SAHAM INDEKS IDX30

SULASTINI DAN NUSA MUKTIADJI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN

ABSTRACT
Based on the theory of risk and return, an investor have option as
diversify or spread of the investment in several different stocks, which logically
can reduce the risk to be faced as well as get the expected return. The outhor
would like to conduct research to determine the optimal portofolio and analyze
the level of risk and yield will be obtained ten shares. Shares of stock selected
from the index based on its movement during the period of august September
2012 data used in this study is secondary data obtained from Indonesian stock
exchange (IDX). Analysis technique using a formula that is used to determine the
optimal portofolio. Starts from calculating the level of risk and stock returns to
determine the appropriate entry through the calculation of the optimal portofolio
members of the ERB.
Period august September 2012 which has the highest rate of return is the
stock kalbe farma Tbk amounting to 0.004372 and the lowest is semen Indonesia
(persero) Tbk amounting to 0.000245, while those with the highest beta stocks
astra internasional Tbk of 1.319882 and the lowest is the Indonesian community
bank stocks Tbk amounting to 0.018738. since the first returns and beta followed
by calculating the excess return to beta. ERB values are ranked from the largest
value to the ERB has the smallest value. To determine which stocks are included
members of the portofolio. For the year during the study periode according to the
ranking of the ERB is Bank Rakyat Indonesia Tbk stocks for at 0.096062, kalbe
farma Tbk stocks for at 0.019001, jasa marga (persero) Tbk stocks for at
0.008467, AKR Korporindo Tbk stocks for at 0.004873, Indo Tambang Raya
Megah Tbk stocks for at 0.003535, telekomunikasi Indonesia Tbk stocks for at
0.002310, perusahaan gas Negara (persero) Tbk stocks for at 0.001454, astra
internasional Tbk stocks for at 0.000853, Bank central asia Tbk stocks for at
0.000220, and semen Indonesia (Persero) Tbk stocks for at 0.000147.
Of ten stocks that examined only one stock that has a value that is stocks
bank rakyat Indonesia Tbk the ERB values of 0.096062 and 0.002494 for the
value of Ci. So it can not form an optimal portofolio of stocks used because
members are not sufficient criteria to establish an optimal portofolio.

Keywords : tingkat pengembalian, risiko, portofolio optimal

PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan salah satu sarana berinvestasi yang menarik
bagi investor. Hal ini disebabkan pasar modal menjanjikan pengembalian yang
lebih besar kepada investor dibanding perbankan. Pasar modal memberikan
kesempatan kepada investor untuk dapat memilih secara bebas sekuritas–
sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal sesuai dengan preferensi risiko,
ketersediaan dana dan jangka waktu investasi.
Tujuan investasi bagi para investor adalah untuk memaksimalkan return
yang diharapkan dari tingkat risiko tertentu atau berusaha meminimalkan risiko
untuk sasaran tingkat pengembalian tertentu, hal ini bisa menggunakan dengan
portofolio saham, dan untuk memperkecil risiko maka investor disarankan
membeli saham dari beberapa perusahaan. Salah satu cara untuk mengurangi
risiko investasi saham adalah dengan melakukan diversifikasi kepemilikan
saham, yaitu dengan mengkombinasikan berbagai saham dalam investasinya
atau dengan membentuk portofolio.
Dalam berinvestasi ada dua faktor yang paling dipertimbangkan dalam
pengembalian investasi, yaitu tingkat pengembalian (Ri) dan risiko ( σ i ). Hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa terdapat hubungan yang alami antara
besarnya pengembalian dan risiko, karena semakin besar pengembalian yang
diharapkan maka akan semakin besar pula risiko yang akan di hadapi.
Pada dasarnya investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan
pengembalian yang tinggi, akan tetapi tingkat pengembalian yang tinggi akan
selalu di ikuti dengan risiko yang tinggi pula, sehingga tidaklah tepat jika tujuan
investasi adalah untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang setinggi-
tingginya karena hal ini akan di ikuti dengan risiko yang tinggi pula.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seorang investor dalam mengelola
dananya dengan memanfaatkan dan mengalokasikan dananya yang
menganggur untuk dimanfaatkan agar dana tersebut dapat menghasilkan
pendapatan yang lebih menguntungkan.
Dalam membentuk portofolio investasi, seorang investor akan dihadapkan
dengan suatu permasalahan berupa pemilihan dan menentukan kombinasi
terbaik antara risiko dengan tingkat pengembalian, agar terbentuk suatu
portofolio yang optimal.
Hakikat dari pembentukan portofolio optimal adalah untuk mengurangi risiko
dengan cara diversifikasi saham, yaitu mengalokasikan sejumlah dana investor
pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif agar dana yang
dikeluarkan oleh investor dapat menghasilkan pengembalian yang optimal.
Untuk membentuk suatu portofolio optimal dapat menggunakan Model
Indeks Tunggal (Single Index Model). Model indeks tunggal didasarkan pada
pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks
pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung
mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya juga
benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami
penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa return-return dari sekuritas
mungkin berkolerasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap
perubahan-perubahan nilai pasar.
Investor juga harus dapat menentukan jenis saham apa yang mempunyai
karakteristik searah dengan perubahan IHSG misalnya saham IDX 30, hal ini
agar investor mendapatkan pengembalian yang sesuai dengan harapan dan
dengan risiko yang sesuai. Saham-saham yang membentuk IDX 30 adalah
saham-saham yang cenderung stabil karena saham-saham tersebut termasuk
saham-saham yang mudah diperjual-belikan baik dalam kondisi pasar lemah
maupun kuat, dengan mudahnya saham-saham IDX 30 diperjual-belikan maka
akan dapat menunjukkan suatu portofolio yang optimal antara return dan risiko
yang diharapkan.
Indeks IDX30 merupakan kumpulan 30 saham terpilih dengan kapitalisasi
pasar paling besar di BEI dan dipilih secara berkala berdasarkan likuiditas,
kapitalisasi pasar, kinerja keuangan serta prospek pertumbuhan. Peluncuran
produk ini sendiri dalam rangka memberikan akses mudah dan terjangkau ke
pasar modal kepada semua kalangan, khususnya investor yang memiliki profil
risiko investasi sedang sampai dengan agresif, tanpa perlu mengeluarkan
sejumlah uang besar atau sibuk memilih saham atau reksa dana saham mana
saja yang harus di beli, maka sangat perlu mengangkat permasalahan tersebut
untuk diteliti.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul:“Analisis Risiko dan Tingkat
Pengembalian Saham Dalam Menentukan Portofolio Optimal pada saham
indeks IDX30”.

METODE PENELITIAN
Teknik analisis data ini menggunakan metode Index tunggal. Metode
index tunggal adalah model yang menggunakan beta untuk menghubungkan
risiko dan imbal hasil secara bersama-sama.
Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data ini dalam membentuk
portofolio optimal dan proporsi dana adalah sebagai berikut :
1. tingkat pengembalian saham adalah selisih antara harga penutupan
dengan harga pembukaan, dengan harga penutupan yang dihitung
secara harian dengan menggunakan satuan rupiah dan diberi simbol Ri
dengan rumus :

Pt  Pt  I
Ri =
Pt  I
1. menghitung risiko masing-masing saham yang terdiri dari risiko
sistematis (  i 2 .  m 2 ) dan risiko tidak sistematis (  ei 2 ) dengan
menggunakan satuan (%) dan diberi simbol (  )
2. beta (  i ) merupakan suatu pengukur volatilitas return suatu sekuritas
terhadap return pasar.
3. return ekspektasi portofolio adalah rata-rata tertimbang dari return
ekspektasi indifidual masing-masing sekuritas dengan menggunakan
satuan rupian dan diberi symbol E(Rp) dengan rumus :
E(Rp) =  p   p . E ( Rm)
4. alpha portofolio (  p ) merupakan rata-rata tertimbang dari alpha tiap-tiap
sekuritas.
5. risiko portofolio optimal merupakan varian dari portofolio terdiri dari dana
dua bagian yaitu ; risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Dengan
menggunakan satuan rupiah dan di beri simbol  p2 dengan rumus :
2
 N 
 p2 =  p 2 .  m 2   W i 2 .  ei 2 
i  I 
6. menentukan proporsi dana dengan cut-off, yaitu sebagai berikut :
1) Menentukan nilai ERBi (excess return to beta)
E Ri   RBR
ERBi 
i
keterangan:
ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i
E(Ri) = return ekpektasi berdasarkan model indeks tunggal
untuk
sekuritas ke-i
RBR = return aktiva bebas risiko (SBI)
i = Beta sekuritas ke-i
2) Mengurutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke
nilai ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar
merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal.
3) Menghitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i
[ E ( Ri )  RBR ]. i
Ai 
 ei 2
 i2
Bi 
 ei 2
ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-I yang juga
merupakan risiko unik atau risiko tidak sistematis.
4) Menghitung nilai Ci yaitu nilai C untuk sekuritas ke-i yang dihitung
dari kumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1
sampai dengan Bi.
i
 m  Aj2
j i
C I
1  m 2 
j i
Dengan mensubsitusikan niali Ai dan Bi maka rumus Ci menjadi:

m 2 
i E ( Ri )  ( RBR ).  i
j i  ei 2
C i
 i2
1  m 2 
 ei 2
j i
Sumber: (Jogiyanto, 2008: 227)
5) Menetukan besarnya cut of point (C*)
Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai Ci nilai ERB terahir kali
masih lebih besar dari nilai Ci
6) Menentukan sekuritas-sekuritas yang membentuk fortofolio optimal
Nilai ERB = ERB di titik C*
7) Menetukan proporsi ke masing-masing sekuritas dalam portofolio
besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebagai berikut:
Xi
Wi K
 Xj
jI
dengan nilai X adalah sebesar
i
Xi  ( ERBi  C*)
 ei 2
Keterangan;
Wi = proporsi sekuritas ke-i
K = juimlah sekuritas di portofolio optimall
C* = nilai cut of point yangn merupakan nilai Ci terbesar.
i = beta sekuritas ke-i
ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i
ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i
Sumber: (Jogiyanto, 2008: 23)

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Seleksi saham dilihat dari Premi Risiko dan standar deviasi
Dari 12 saham yang terpilih dengan nilai premi risiko positif (+) kemudian
terpilih 10 saham dengan standar deviasi paling rendah.
Tabel 1
Tabel perhitungan seleksi saham
NO Kode Saham std.deviasi ER Rf premi resiko
1 AKRA 0.018109 0.001043 0.000160 0.000883
2 ASII 0.016651 0.001286 0.000160 0.001126
3 BBCA 0.012680 0.000273 0.000160 0.000113
4 BBRI 0.016276 0.001960 0.000160 0.001800
5 ITMG 0.014411 0.002819 0.000160 0.002659
6 JSMR 0.012239 0.000351 0.000160 0.000191
7 KLBF 0.015601 0.004372 0.000160 0.004212
8 PGAS 0.013140 0.000720 0.000160 0.000560
9 SMGR 0.016311 0.000245 0.000160 0.000085
10 TLKM 0.020642 0.001443 0.000160 0.001283

2. Proses Pembentukan portofolio optimal


2.1 Perhitungan Return Pasar
Sebelum berinvestasi di pasar modal, investor sebaiknya terlebih dahulu
melakukan peninjauan terhadap situasi pasar yang akan dimasukinya. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari kerugian yang akan timbul oleh sifat pasar yang
tidak menentu dan selalu berubah-ubah, sehingga keuntungan yang akan
diperoleh investor dapat dimaksimalkan.
Secara umum return pasar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rm =
Berikut akan diperlihatkan hasil perhitungan return rata-rata pasar periode
agustus-september 2012.
Tabel 2
Tabel Perhitungan Return Pasar Tahun 2012
2
DATE HARGA Rm Rm-E (RM) Rm-E(Rm)
31 JULI 2012 4142.34
01 AGUSTUS 2012 4130.46 -0.002868 -0.003794 0.000014
02 AGUSTUS 2012 4093.11 -0.009043 -0.009969 0.000099
03 AGUSTUS 2012 4099.81 0.001637 0.000711 0.000001
06 AGUSTUS 2012 4105.50 0.001388 0.000462 0.000000
07 AGUSTUS 2012 4085.58 -0.004852 -0.005778 0.000033
08 AGUSTUS 2012 4090.71 0.001256 0.000330 0.000000
09 AGUSTUS 2012 4131.17 0.009891 0.008965 0.000080
10 AGUSTUS 2012 4141.56 0.002515 0.001589 0.000003
13 AGUSTUS 2012 4102.53 -0.009424 -0.010350 0.000107
14 AGUSTUS 2012 4121.56 0.004639 0.003713 0.000014
15 AGUSTUS 2012 4141.99 0.004957 0.004031 0.000016
16 AGUSTUS 2012 4160.51 0.004471 0.003545 0.000013
23 AGUSTUS 2012 4162.66 0.000517 -0.000409 0.000000
24 AGUSTUS 2012 4145.40 -0.004146 -0.005072 0.000026
27 AGUSTUS 2012 4145.88 0.000116 -0.000810 0.000001
28 AGUSTUS 2012 4142.85 -0.000731 -0.001657 0.000003
29 AGUSTUS 2012 4093.17 -0.011992 -0.012918 0.000167
30 AGUSTUS 2012 4025.58 -0.016513 -0.017439 0.000304
31 AGUSTUS 2012 4060.33 0.008632 0.007706 0.000059
03 September 2012 4117.95 0.014191 0.013265 0.000176
04 September 2012 4105.25 -0.003084 -0.004010 0.000016
05 September 2012 4075.35 -0.007283 -0.008209 0.000067
06 September 2012 4102.86 0.006750 0.005824 0.000034
07 September 2012 4143.68 0.009949 0.009023 0.000081
10 September 2012 4160.66 0.004098 0.003172 0.000010
11 September 2012 4155.36 -0.001274 -0.002200 0.000005
12 September 2012 4174.10 0.004510 0.003584 0.000013
13 September 2012 4170.64 -0.000829 -0.001755 0.000003
14 September 2012 4257.00 0.020707 0.019781 0.000391
17 September 2012 4255.28 -0.000404 -0.001330 0.000002
JUMLAH 0.027780 0.001739
E (Rm) 0.000926 VARIANS 0.000060
SD 0.007744

Dari hasil perhitungan rata-rata return pasar selama periode agustus-


september 2012, angka tersebut berarti besarnya return yang dapat diberikan
oleh pasar. Dari tahun 2012 dapat dilihat return yang positif, namun return
pergerakannya semakin menurun sejak awal periode, terlihat dari hasil return
yang semakin positif, namun per harinya mengalami naik turun.
IHSG merupakan indeks yang paling banyak digunakan dan dipakai
sebagai acuan perkembangan kegiatan dari pasar modal. IHSG bias dipakai
untuk menilai situasi pasar secara umum atau mengukur apakah harga saham ini
mengalami kenaikan atau penurunan. Indeks harga ini melibatkan seluruh harga
saham yang tercatat di bursa.

2.2 menghitung Varian saham dan Varian Pasar


Selain menghitung tingkat keuntungan yang diberikan oleh pasar dan
tingkat keuntungan tiap saham diperlukan juga perhitungan varian dari tiap
saham dan pasar agar diketahui berapakah besarnya penyimpangan antara
return yang diperoleh dari return rata-rata pasar dan dari tiap saham perusahaan.
Varian maupun standar deviasi merupakan ukuran besarnya penyebaran
industry probabilitas yang menunjukan seberapa besar penyebaran variable
diantara rata-ratanya. Semakin besar penyebaranya maka semakin besar Varian
atau standar deviasi dari investasi tersebut.
Rumus :

Varian saham = =

Varian pasar = =
Tabel 3

Tabel hasil perhitungan varian saham


varians
No Perusahaan saham
1 AKR Korporindo Tbk 0.000328
2 Astra Internasional Tbk 0.000277
3 Bank Central Asia (Persero) Tbk 0.000161
4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 0.000265
5 Indo Tambang Raya Megah Tbk 0.000208
6 Jasa Marga (Persero) Tbk 0.000150
7 Kalbe farma Tbk 0.000243
8 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 0.000173
9 Semen Indonesia (Persero) Tbk 0.000266
10 Telekomunikasi Indonesia Tbk 0.000426

Tabel 4
Tabel Perhitungan Varians Pasar
Varians Pasar
0.000060
Dari kedua tabel diatas dapat dilihat hasil perhitungan varian pasar lebih kecil
daripada varian saham perusahaan. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai return
rata-rata pasar lebih kecil daripada nilai return rata-rata saham. Return rata-rata
saham lebih tinggi dari return yang berlaku dipasar modal, yang artinya return
yang seperti ini yang diharapkan oleh investor, karena saham yang dipilih dapat
memberikan keuntungan diatas return pasar.
2.3 Perhitungan Kovarian antara saham dengan pasar
Pada perhitungan kovarian tiap saham, akan dijelaskan apakah
hubungan antara return saham dengan return pasar berkorelasi positif (+) atau (-
). Apabila hubungan tersebut berkorelasi positif, maka setiap peningkatan return
pasar akan diikuti oleh peningkatan return saham dan sebaliknya apabila
berkorelasi negatif, maka setiap peningkatan return pasar akan diikuti oleh
penurunan return saham tersebut.

Rumus : =
Tabel 5
Tabel hasil perhitungan Kovarian Saham dengan Pasar
No Perusahaan Kovarian
1 AKR Korporindo Tbk 0.000011
2 Astra Internasional Tbk 0.000079
3 Bank Central Asia (Persero) Tbk 0.000031
4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 0.000001
5 Indo Tambang Raya Megah Tbk 0.000045
6 Jasa Marga (Persero) Tbk 0.000001
7 Kalbe farma Tbk 0.000013
8 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 0.000023
9 Semen Indonesia (Persero) Tbk 0.000035
10 Telekomunikasi Indonesia Tbk 0.000033
Nilai kovarian dari semua saham pada periode penelitian adalah bernilai
positif, artinya bahwa return saham tersebut memiliki hubungan yang positif atau
searah dengan return pasar. Jika return pasar mengalami peningkatan maka
return saham akan mengalami peningkatan dan juga sebaliknya. Jika return
pasar mengalami penurunan maka return saham pun akan bergerak searah.
Pada tahun 2012 ini kovarian terbesar dimiliki oleh saham perusahaan
Astra Internasional Tbk sebesar 0.000079, yang berarti saham perusahaan itu
adalah saham yang paling peka terhadap perubahan pasar, sedangkan yang
memiliki nilai kovarian terendah adalah saham perusahaan Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk sebesar 0.000001 dan Jasa Marga (persero) Tbk
sebesar 0.000001, yang berarti saham tersebut kurang peka terhadap
pergerakan pasar.

2.4 Perhitungan risiko sistematik saham (BETA)


Koefisien beta dapat bernilai positif maupun negative. Jika beta bernilai
positif maka kenaikan return pasar akan menyebabkan kenaikan return saham.
Jika beta lebih besar dari 1 maka disebut sebagai saham yang agresif karena
saham tersebut mengalami kenaikan return lebih cepat daripada kenaikan yang
terjadi di pasar secara keseluruhan. Sedangkan jika nilai beta lebih kecil dari 1
maka disebut saham tidak agresif karena memilki fluktuasi tingkat pengembalian
yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Jika beta bernilai negatif, maka
kenaikan return pasar akan menyebabkan penurunan return saham.
Nilai Beta dapat dicari dengan menggunakan rumus :
β=
βi =
Tabel 6
Tabel perhitungan resiko sistematik saham
varian
No perusahaan covarian pasar βi
1 AKR Korporindo Tbk 0.000011 0.181219
2 Astra Internasional Tbk 0.000079 1.319882
3 Bank Central Asia (Persero) Tbk 0.000031 0.513662
4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 0.000001 0.018738
5 Indo Tambang Raya Megah Tbk 0.000045 0.752175
0.000060
6 Jasa Marga (Persero) Tbk 0.000001 0.022559
7 Kalbe farma Tbk 0.000013 0.221674
8 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 0.000023 0.385121
9 Semen Indonesia (Persero) Tbk 0.000035 0.577166
10 Telekomunikasi Indonesia Tbk 0.000033 0.555325

Pada tabel diatas bisa dilihat perhitungan risiko sistematik saham pada tahun
2012. Pada tabel tersebut terlihat satu saham yang memiliki nilai beta diatas 1
(βi>1), yang berarti saham tersebut dapat di indikasikan sebagai saham yang
agresif. Artinya apabila return pasar berubah, maka return saham tersebut akan
mengalami perubahan yang lebih besar dari return pasar. Saham yang agresif
tersebut adalah saham ASII (Astra Internasional Tbk) yang memiliki nilai beta
sebesar 1.319882.
Sedangkan untuk saham yang memiliki nilai beta dibawah 1 (βi<1) berarti
saham tersebut adalah saham yang kurang sensitif terhadap perubahan pasar,
dalam hal ini perubahan pasar masih lebih besar daripada perubahan return
saham.

2.5 Perhitungan Excess Return To Beta


Secara bersamaan Excess Return To Beta (ERB) tersebut dirangking dari
saham yang memiliki nilai ERB paling besar hingga saham dengan angka ERB
terkecil, dengan maksud untuk mengetahui saham apa saja yang akan masuk
kandidat portofolio optimal. Dalam menghitung excess return to beta rumus nya
adalah sebagai berikut :
ERB =
Tabel 7
Tabel Perhitungan Excess Return To Beta tahun 2012
Saham Ri Rf Bi ERB=(Ri-Rf)/Bi
AKRA 0.001043 0.000160 0.181219 0.004873
ASII 0.001286 0.000160 1.319882 0.000853
BBCA 0.000273 0.000160 0.513662 0.000220
BBRI 0.001960 0.000160 0.018738 0.096062
ITMG 0.002819 0.000160 0.752175 0.003535
JSMR 0.000351 0.000160 0.022559 0.008467
KLBF 0.004372 0.000160 0.221674 0.019001
PGAS 0.000720 0.000160 0.385121 0.001454
SMGR 0.000245 0.000160 0.577166 0.000147
TLKM 0.001443 0.000160 0.555325 0.002310

Pada tabel diatas hasil perhitungan Excess Return To Beta tahun 2012
terlihat semua saham memliki nilai positif dimana nilai ERB masih lebih besar
dari tingkat suku bunga dari asset bebas risiko yang terjadi tahun 2012, sehingga
dapat disimpulkan bahwa saham-saham tersebut layak untuk dijadikan anggota
portopolio optimal, karena dapat memberikan return rata-rata saham yang lebih
tinggi daripada asset bebas risiko. Hal itulah yang menjadi harapan para investor
bila menanamkan modalnya pada investasi saham.
Pada perhitungan ERB tahun 2012, saham yang memiliki nilai ERB
terbesar adalah saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar 0.096062.
hal ini disebabkan oleh nilai beta yang ditanggung oleh Bank Rakyat Indonesia
(persero) Tbk sangat kecil bila dibandingkan saham yang lainnya. Untuk saham
yang memiliki nilai ERB terkecil adalah saham Semen Indonesia (Persero) Tbk
sebesar 0.000147. Hal ini disebabkan oleh return rata-rata yang kecil namun
menanggung Beta yang cukup besar.

2.6 Perhitungan Risiko tidak sistematis saham


Dalam berinvestasi, investor juga perlu menghitung risiko tidak sistematis
dari tiap saham. Jenis risiko ini tergolong dapat dihindari dengan melakukan
diversifikasi saham karena risiko ini berasal dari internal perusahaan itu sendiri
dan dapat dilihat dari kinerja perusahaan tersebut, bagaimana perusahaan
tersebut membiayai operasionalnya dan bagaimana kinerja perusahaan dalam
mencapai tujuan. Semua itu akan berdampak pada harga saham dari masing-
masing perusahaan itu sendiri.
Untuk menghitung risiko tidak sistematis tiap saham rumusnya adalah :
Unsystematic risk = Ri – (alpha + (β * Rm)2

Tabel 8
Tabel hasil perhitungan risiko tidak sistematis
No Perusahaan unsystematic
1 AKR Korporindo Tbk 0.000302
2 Astra Internasional Tbk 0.000140
3 Bank Central Asia (Persero) Tbk 0.000123
4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 0.000226
5 Indo Tambang Raya Megah Tbk 0.000119
6 Jasa Marga (Persero) Tbk 0.000127
7 Kalbe farma Tbk 0.000160
8 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 0.000138
9 Semen Indonesia (Persero) Tbk 0.000228
10 Telekomunikasi Indonesia Tbk 0.000405

2.7 Perhitungan Cut-Off Rate


Setelah mengetahui nilai ERB dari masing-masing saham, banyak
ditemui nilai ERB yang positif, maka langkah selanjutnya adalah menghitung
Cut-Off Rate (Ci) dari tiap saham. Sebelum mencari nilai dari C*, amati dulu nilai
Ci yang tertinggi pada saham-saham yang masuk kandidat portofolio. Nilai Ci
yang tertinggi pada saham-saham yang masuk kandidat portofolio nantinya
dijadikan nilai C*.
Tabel 9
Tabel perhitungan Cut-Off Rate Tahun 2012
(Ri- (Ri-
Saham Rf)/Bi Rf)*Bi)/Thoe2ei B^2i/tho^2ei SigmaKol.3 SigmaKol.4 Ci
BBRI 0.096062 0.765097 40.831602 0.765097 40.831602 0.002494
KLBF 0.019001 5.835580 307.122281 6.600677 347.953883 0.021260
JSMR 0.008467 0.012733 0.564459 6.613411 348.518342 0.021294
AKRA 0.004873 0.529855 108.742382 7.143265 457.260724 0.027847
ITMG 0.003535 16.806999 4754.344497 23.950264 5211.605220 0.313935
TLKM 0.002310 1.759215 761.447130 25.709480 5973.052351 0.359698
PGAS 0.001454 1.562811 1074.770549 27.272290 7047.822900 0.424238
ASII 0.000853 10.615622 12443.488111 37.887912 19491.311011 1.171012
BBCA 0.000220 0.471901 2145.114233 38.359814 21636.425243 1.299666
SMGR 0.000147 0.215171 1461.053967 38.574985 23097.479211 1.387286

2.8 Penentuan Portofolio Optimal


Setelah nilai Excess Return To Beta (ERB) dan nilai Cut-Off (Ci)
diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menentukan saham-saham mana
yang layak untuk dijadikan anggota portofolio optimal. Kriteria agar saham-
saham tersebut bias masuk anggota portofolio optimal adalah apabila nilai ERB
lebih besar dari Ci nya (ERB > Ci), namun jika saham-saham tersebut nilai ERB
nya lebih kecil dari Ci nya (ERB < Ci) maka saham tersebut tidak dapat dijadikan
kandidat untuk masuk anggota portofolio optimal.
Tabel 10
Tabel Penentuan Portofolio Optimal
No Perusahaan ERB >/< Ci
1 AKR Korporindo Tbk 0.004873 < 0.063618
2 Astra Internasional Tbk 0.000853 < 1.161019
3 Bank Central Asia (Persero) Tbk 0.000220 < 1.289673
4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 0.096062 > 0.002494
5 Indo Tambang Raya Megah Tbk 0.003535 < 0.349706
6 Jasa Marga (Persero) Tbk 0.008467 < 0.057065
7 Kalbe farma Tbk 0.019001 < 0.021260
Perusahaan Gas Negara (Persero)
8 Tbk 0.001454 < 0.414245
9 Semen Indonesia (Persero) Tbk 0.000147 < 1.377294
10 Telekomunikasi Indonesia Tbk 0.002310 < 0.359698

Dilihat dari hasil tahun 2012, saham –saham tersebut tidak dapat
dijadikan anggota portofolio optimal karena terlalu banyak saham yang memilki
nilai ERB nya lebih rendah dari nilai Cut-Off saham – saham tersebut, sehingga
dianggap kurang mampu mendiversifikasi risiko dan kurang dalam memberikan
keuntungan yang baik selama periode 2012 dikarenakan efek dari krisis eropa
dan yunani.

SIMPULAN
Dalam penelitian ini penulis mengambil sepuluh saham yang pergerakannya
paling stabil di bandingkan dengan saham-saham yang lainnya. Yang artinya
pergerakan saham tersebut maksimal 2 ke atas dan 2 ke bawah dan saham tidak
pernah keluar dari Indeks IDX30 selama periode penelitian.
Dalam pembahasan BAB IV dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1. Dari hasil penelitian saham yang memiliki tingkat pengembalian tertinggi
adalah saham KLBF, sedangkan yang memiliki nilai beta terendah adalah
BBRI. Setelah diketahui nilai return dan beta dilanjutkan dengan
menghitung Excess return to beta. Nilai ERB dirangking dari yang memilki
nilai ERB terbesar hingga yang memilki nilai ERB terkecil untuk
mengetahui saham mana saja yang masuk anggota portofolio. Untuk
tahun selama periode penelitian rangking menurut ERB adalah (1) BBRI,
(2) KLBF, (3) JSMR, (4) AKRA, (5) ITMG, (6) TLKM, (7) PGAS, (8) ASII,
(9) BBCA, (10) SMGR.
2. Pada penelitian ini hanya satu saham yang bisa dijadikan anggota
portofolio optimal, namun tidak dapat dijadikan portofolio karena jumlah
saham yang hanya satu kurang mampu mendiversifikasi risiko yang ada,
sehingga tidak dibentuk portofolio optimalnya.
3. Pada penelitian ini dapat dilihat antara portofolio optimal dengan risiko
dan tingkat pengembalian memiliki hubungan yang tidak linear. Hal ini
disebabkan oleh banyak faktor di dalam risiko sistematik dan tidak
sistematik, juga besaran return yang tidak dapat dikendalikan
sepenuhnya oleh investor.
DAFTAR PUSTAKA
Bodie, Zvi ; Alex Kane dan Alan J. Marcus. 2008. Investasi. Alih Bahasa : Zuliani
Dalimunthe dan Budi Wibowo. Salemba Empat. Jakarta.
Brigham, Houston. 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jakarta.
Eduardus, Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama. Kansius:
Yogyakarta.
Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar Modal. Penerbit Alfabeta. Bandung
Harjito, D. Agus. 2012. Dasar-Dasar Teori Keuangan. Edisi Pertama. Ekonisia.
Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi lima.
BPFE-Yogyakarta : Yogyakarta.
Haymans, Adler Manurung. 2007. Pengelolaan Portofolio Obligasi. PT. Elex
Media Komputindo. Jakarta.
Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
empat. UPP AMP YKPN Yogyakarta.
Mardiyanto, Handono. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Nurendah, Y. and Mulyana, M., 2013. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan
Perpustakaan Terhadap Kepuasan dan Hubungannya dengan Loyalitas
Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 1(1), pp.91-105.
Sharpe, William, F ; Gordon J Alexander and Jeffrey, V Barley. 2005. Investasi.
Alih Bahasa: Henry Njooliangtik dan Agustino. Prenhallindo. Jakarta.
Widoatmodjo, Sawidji. 2012. Cara Sehat Investasi Di pasar Modal: Pengantar
Menjadi Investor Profesional. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Zubir, Zalmi. 2011. Manajemen Portofolio Penerapannya Dalam Investasi
Saham. Salemba Empat. Jakarta.
Zubir, Zalmi. 2012. Portofolio Obligasi. Salemba Empat. Jakarta.
www.yahoofinance.com (diakses 29 April 2014)
www.wikipedia.org ( diakses 19 Mei 2014)
www.idx.co.id (diakses 22 Mei 2014)
www.google.com

View publication stats

You might also like