Kelompok 6 - Desentralisasi Dan Harga Transfer

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

AKUNTANSI MANAJEMEN I KELAS E

KELOMPOK 6
DESENTRALISASI DAN HARGA
TRANSFER

OLEH :

Tri Wijanarko ( A031201037 )


Marcopolo ( A031201064 )
M. Aidil Risqullah Ilham ( A031201049 )
Farrel Ivan Huka ( A031201039 )
Andi Muhammad Ayyub ( A031201060 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
RMK

DESENTRALISASI & HARGA TRANSFER

A. DESENTRALISASI

Pengertian Desentralisasi
Desentralisasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini menerangkan bahwa
adanya pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan berkenaandengan
aktivitas sehari hari yang diberikan manajemen puncak kepada manajemen tingkat menengah yang
berupaya untuk meningkatkan kinerjanya.Sistem akuntansi manajemen dapat memediasi pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja manajerial. artinya, kinerja manajerial dapat meningkat jika informasi
yang ada disajika dalam bentuk laporan sesuai dengan model keputusan dari penerapan gaya
kepemimpinan yang telah dibangun.
telah dibangun. Menurut(Setyolaksono, 2011)desentralisasi merupakan kebijakan-kebijakan dari
setiap perusahaan yang sifatnya berdiri sendiri atau independen. Dengan kata lain, setiap perusahaan
dapat memberikan wewenang pada masing-masing divisi dalam perusahaan untuk menyusun dan
melakukan kegiatan. Adanya wewenang setiap divisi dapat mendorong motivasi karyawan untuk
meningkatkan kinerja. Dengan adanya sistem desentralisasi setiap kegiatan maka pengawasandan
penilaian lebih mudah untuk dilakukan. Wewenang yang dimaksud adalah hak untuk memberikan
tugas,sedangkan tanggung jawab adalah menyelesaikan tugas yang telah diberikan.Artinya, semakun
tingkat desentralisasi maka semakin tinggi wewenang manajer dalam mengambilkeputusan secara
otonom.Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa desentralisasi adalah rangkaian
konsep dan yang menjadi dasar suatu perusahaan yang sifatnya independen. Artinya setiap perusahaan
dapat memberikan wewenang ke setiap divisi dalam perusahaan untuk bertanggung jawab dalam
menyusun dan melaksanakan aktivitasnya. Maka dari itu desentralisasi disetiap perusahaan sangat
diperlukan untuk memotivasi karyawan dalam meningkatkan kinerjanya.Dengan kata lain, semakin
tinggi tingkat desentralisasi yang diterapkan maka semakin tinggi tanggung jawab dari seorang manajer
disetiap divisi dalam melaksanakan pengawasan dan penilaian dari kegiatan yang dilakukan.
Pendapat perushaan mendesain sistem akuntansi manajemen untuk membantu organisasi melalui
para manajer dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan.
Manajer membutuhkan informasi yang berkualitas dan relevan untuk mendukung keputusan yang
berkualitas. Dari pendapat peneliti sebelumnya dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi manajemen
juga merupakan variabel penting yang dapat menjadi mediasi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja manajerial. Jadi kinerja manajerial akan meningkat apabila informasi yang ada diolah menjadi
laporan sesuai dengan pengambilan keputusan dari gaya kepemimpinan yang diterapkan. Selain itu,
sistem akuntansi manajemen juga memiliki peran yang mendasar dalam mendukung keputusan dan
mengatasi masalah.
Alasan Melakukan Desentralisasi
1. Mengumpulkan dan menggunakan informasi local
Kualitas keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia, dalam perusahaan mungkin
saja manajer pusat tidak mengetahui kondisi local sehingga dibutuhkan informasi local dalam
mengendalikan usaha, dalam hal ini diperlukan informasi dari manajer pada jenjang yang lebih
rendah, yang berhubungan dekat dengan kondisi-kondisi pengoperasian mempunyai akses untuk
informasi ini.
2. Melatih dan memotivasi manajer
Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang
lebih tinggi. Desentralisasi merupakan suatu wadah untuk melatih manajer tingkat bawah untuk
mulai bertanggung jawab dan membuat keputusan sesuai dengan tanggung jawabnya, ini akan
memacu para manajer untuk memiliki insiatif dan kreatifitas yang tinggi.
3. Meningkatkan daya saing
Salah satu cara terbaik untuk lebih meningkatkan kinerja sebuah perusahaan atau pabrik adalah
dengan memperkenalkan lebih jauh kepada kekuatan-kekuatan pasar

Keuntungan Desentralisasi
4. Pengambilan dan kualitas keputusan lebih cepat dan baik.
Dengan adanya desentralisasi tentu pengambilan keputusan operasi dapat lebih cepat
karena langsung dilaksanakan oleh manajer pelaksana dan juga menghasilkan kualitas
keputusan yang baik sebab para manajer tingkat yang lebih rendah mempunyai
pengetahuan yang terbaik tentang kondisi setempat, oleh karena itu mereka memilki
kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan manajer tingkat di atas.
5. Manajemen teras dapat lebih berkonsentrasi pada isu-isu kebijakan dan perencanaan
strategic.
Desentralisasi memberikan kebebasan kepada manajer manajer pelaksana untuk
bertanggung jawab dan mengambil keputusan terhadap unit- unit yang menjadi
tanggung jawabnya. Keputusan- keputusan harian dibuat oleh manajer pelaksana,
sehingga manajemen teras dapat lebioh focus dan berkosentralisasi pada isu kebijakan
dan perencanaan strategic.
6. Memotivasi manajer pelaksana untuk mencapai tujuan perusahaan.
Manajer pelaksana yang bertanggung jawab terhadap keputusan harian perusahaan
tentu akan mengetahui informasi secara detail mengenai kondisi perusahaan.
Desentralisasi memicu manajer pelaksana untuk berinisiatif melakukan hal terbaik untuk
mencapai tujuan perusahaan.
7. Menyediakan alat yang baik bagi manajemen teras untuk menilai untuk menilai potensi
para manajer pelaksana untuk naik ke jenjang manajemen yang lebih tinggi.
Unit-Unit Desentralisasi
Menurut Yulita Londa dalam makalahnya yang berjudul “Evaluasi Kerja Pada Perusahaan yang
Terdentralisasi”, mengungkapkan bahwa desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-
unit yang disebut divisi. Cara pembagian unit-unit atau divisi tersebut adalah :
1. Pembagian berdasarkan barang dan jasa yang diproduksi. Contoh, divisi Pepsi, Coke dan lain-
lain.
2. Pembagian menurut garis geografis. Misalnya, UAL, Inc. (induk perusahaan United Airline)
memiliki sejumlah divisi regional Asia/Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Amerika Utara, dan
Karibia.
3. Pembagian berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang diberikan kepada manajer divisi. Pusat
pertanggungjawaban terdiri dari pusat investasi, pusat laba, pusat pendapatan dan pusat biaya.
Pengorganisasian divisi-divisi sebagai pusat pertanggungjawaban menciptakan kesempatan
pengendalian divisi melalui penggunaan akuntansi pertanggungjawaban.

Kelemahan Desentralisasi
1. Para manajer mungkin membuat keputusan-keputusan yang hanya menguntungkan divisi yang
dipimpinnya saja, yang mengakibatkan kerugian organisasi secara keseluruhan.
2. Para manajer mempunyai kecenderungan untuk memiliki sendiri unit organisasi penghasil jasa
yang sebenarrnya akan lebih murah jika jasa tersebut disediakan secara terpusat
3. Di perusahaan- perusahaan besar sulit untuk mengukur prestasi seluruh unit organisasi dengan
system yang sama.

Upaya Mengatasi Kelemahan Denestralisasi


1. Keputusan- keputusan tertentu haruslah dipusatkan, misalnya segala keputusan menyangkut
pertanggungan asuransi yang menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.
2. Sistem akuntansi pertanggungjawaban haruslah dibentuk, sehingga keputusan manajerial akan
menguntungkan pada segmen atau unit yang bersangkutan namun bagi perusahaan secara
keseluruhan.

B. HARGA TRANSFER

Untuk organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai masukan bagi unit
lain. Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing. Transfer
pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional
untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division) dan unit divisi pembeli (buying divison). Pada
penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau
jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.

Pengertian Harga Transfer


Harga transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi
yang setidaknya salah satu dari dua pihak yang bertransaksi merupakan pusat laba. Untuk organisasi
yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai masukan bagi unit lain. Transaksi antar
unit ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing. Transfer pricing didefenisikan
sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat
pendapatan unit penjual (selling division)dan unit divisi pembeli (buying divison). Pada penjelasan ini
pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam
suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba. Harga
transfer dalam arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban
dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawaban.
Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau
setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba. Untuk pembahasan
lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk kepentingan penilaian kemampuan laba divisi.

Tujuan Harga Transfer


Harga transfer yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain :
1. Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik
yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba unit usaha namun juga
dapat meningkatkan laba perusahaan).
3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.

Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya, karena melibatkan
dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi pengukuran laba
unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu
rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting.

Penentuan Harga Transfer


Tentunya dalam penentuan harga transfer manajemen tidak dapat sembarangan menentukan harga,
secara garis besar harga tersebut sebisa mungkin tidak merugikan salah satu pihak yang terlibat, selain
itu harga transfer dalam praktiknya harus terus diperhatikan agar tujuan manajemen sesuai dengan
tujuan perusahaan.
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan
seandainya produk tersebut diual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar. Namun hal tersebut
dalam dunia nyata sangat sulit diterapkan, hanya sedikit perusahaan yang menetapkan prinsip ini.
Secara umum harga transfer dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode berikut :
1. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices).
Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer yang paling
independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga yang
berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit, pada sisi
pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya. Namun yang menjadi kelemahan
utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua
barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri
yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim
kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau
setengah jadi. Namun, jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka ada baiknya
menggunakan harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga
kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya(cost-based
transfer price).
2. Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan
oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini
relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan.Pertama, penggunaan biaya
sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit penjual
tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang lebih tinggi daripada
harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian barang dari luar. Kedua, jika biaya
digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari setiap
transaksi internal. Ketiga, penentuan harga transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak ada
insentif bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan biaya. Umumnya perusahaan
menetapkan harga transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan atau biaya tetap dalam
bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus markup) dan
gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).
3. Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan
yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang
diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama, pendekatan ini
melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua, manajer divisi
cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas transfer
dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan. Harga transfer negosiasian mencerminkan
prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap
divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga
transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan
karena posisinya pada situasi sulit yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah
pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak akan ada satu metode
transfer price yang terbaik, yang akan diterima mutlak oleh kedua belah pihak.

Aspek Internasional Harga Transfer


Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional
atau internal pricingyang merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian
manajemen atas transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan). Bila dicermati secara lebih
lanjut, transfer pricing dapat menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati (harga pasar).
Tujuan harga transfer berubah apabila melibatkan multinational corporation (MNC) serta barang yang
ditransfer melalui batas-batas negara. Tujuan penentuan harga transfer internasional terfokus pada
meminimalkan pajak, bea, dan risiko pertukaran asing, bersama dengan meningkatkan suatu kompetitif
perusahaan dan memperbaiki hubungannya dengan pemerintah asing. Walaupun tujuan domestik seperti
motivasi manajerial dan otonomi divisi selalu penting, namun seringkali menjadi sekunder ketika
transfer internasional terlibat. Perusahaan akan lebih fokus pada pengurangan pajak total atau
memperkuat anak perusahaan asing. Oleh karena itu transfer pricing juga sering dikaitkan dengan suatu
rekayasa harga secara sistematis yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi
jumlah pajak atau bea dari suatu negara.
Sebagai contoh, pembebanan harga transfer yang rendah untuk anak perusahaan asing mungkin akan
mengurangi pembayaran bea cukai sebagai akibat dari batas-batas internasional, atau mungkin
membantu anak perusahaan untuk bersaing dalam pasar asing dengan mempertahankan biaya anak
perusahaan yang rendah. Di sisi lain, mebebankan suatu harga transfer yang tinggi mungkin membantu
MNC mengurangi laba pada negeri yang telah memperketat kendali pengiriman uang asing, atau
mungkin memberikan kemudahan bagi MNC memindahkan pendapatan dari suatu negara yang
memiliki tingkat pajak pendapatan yang tinggi ke suatu negara dengan tingkat pajak rendah (tax haven
country).
Penelitian akhir-akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan-perusahaan multinsional
(MNC) melihat transfer pricing sebagai suatu isu pajak internasional utama, dan lebih dari setengah dari
perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang paling penting. Sebagian besar negara
sekarang menerima perjanjian modal Organization of Economic Cooperation and Development
(OECD), yang menyatakan bahwa harga-harga transfer sebaiknya disesuaikan dengan menggunakan
standar arm’s-length, artinya pada suatu harga yang akan dicapai oleh pihak-pihak yang independen.
Sementara perjanjian model tersebut diterima secara luas, terdapat perbedaan-perbedaan dalam cara
negara-negara menerapkannya. Meskipun demikian, terdapat dukungan yang kuat di seluruh dunia
terhadap suatu pendekatan untuk membatasi usaha-usaha oleh MNC untuk mengurangi kewajiban pajak
dengan menetapkan harga-harga transfer yang berbeda dengan arm’s-length standard tersebut.

Sasaran Penentuan Harga Transfer


Harga transfer merupakan mekanisme untuk mendistribusikan pendapatan jika dua pusat laba atau lebih
bertanggungjawab bersama atas pengembangan, pembuatan, dan pemasaran suatu produk sehingga
masing-masing harus berbagi pendapatan yang dihasilkan ketika produk tersebut terjual.
Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa supaya dapat mencapai beberapa sasaran sebagai
berikut :
1. Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan
penyesuaian yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2. Menghasilkan keputusan yang bertujuan sama-maksudnya, sistem harus dirancang agar
keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan.
3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari tiap unit usaha.
4. Sistem harus mudah dimengerti dan dikelola.

You might also like