Interaksi Guna Lahan - Transportasi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

INTERAKSI GUNA LAHAN -

TRANSPORTASI
DR. JUANITA
INTERAKSI PENGGUNAAN LAHAN DENGAN LALU LINTAS
SISTEM TATA GUNA LAHAN - TRANSPORTASI
KOMPONEN TRANSPORTASI
• TATA GUNA LAHAN
• SUPPLY (SARANA & PRASARANA)
• DEMAND (PERMINTAAN ; PENUMPANG & BARANG)
PERGERAKAN
KLASIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN
• Retail: • Perumahan (residential):
Makanan/Non makanan, Satu unit Perumahan pribadi, Apartmen,
toko/sejumlah toko, Pusat penjualan Panti/tempat penampungan
tanaman, Pompa bensin
• Usaha (employment): • Pendidikan:
Perkantoran, Kawasan usaha (business Sekolah (TK, SD, SMP, dan SMU),
park), Kawasan Industri (industrial Universitas/Perguruan Tinggi, Pusat
estate), Pergudangan (warehousing) kursus/Balai pelatihan
• Hotel dan Restoran: Hotel, Motel, • Rekreasi:
Restoran
Olahraga,Taman
• Kesehatan: Rumah sakit, Praktek Dokter, hiburan,Bioskop,Pusat kesenian
Puskemas
TRANSPORTASI VS PENGGUNAAN LAHAN

Di dalam sistem transportasi, tujuan dari perencanaan adalah menyediakan


fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke
tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan.
Di dalam pengembangan lahan, tujuan dari perencanaan adalah untuk
tercapainya fungsi bangunan dan harus menguntungkan.
Mana yang didahulukan ?
Proses perencanaan transportasi dan pengembangan lahan mengikat satu
sama lainnya. Pengembangan lahan tidak akan terjadi tanpa sistem
transportasi, sedangkan sistem transportasi tidak mungkin disediakan
apabila tidak melayani kepentingan ekonomi atau aktivitas pembangunan.
KARAKTERISTIK PENTING PERBAIKAN TRANSPORTASI

• pengurangan biaya
transportasi membuat
pendapatan akan tersedia
untuk pemakaian lainnya
yang dapat pula mengikuti
peningkatan pengeluaran
untuk rumah
• harga sebagian lahan akan
meningkat sebagai akibat dari
perbaikan transportasi namun
harga lahan yang lokasinya
tidak dipengaruhi perbaikan
transportasi tadi mungkin
akan menurun
HUKUM INTERAKSI TRANSPORTASI – GUNA LAHAN
• Besarnya pergerakan yang
menggunakan rute tertentu akan
menentukan besarnya waktu tempuh
antar zona
pada rute tersebut.
• Secara konsep, jika terdapat beberapa
alternatif rute,
kondisi keseimbangan seperti yang
dinyatakan oleh (Wardrop (1952):
Arus lalu lintas akan mengatur dirinya
sendiri sehingga besarnya waktu tempuh
untuk semuah alternatif yang tersedia
mempunyai waktu tempuh yang sama
dan minimal.
TQ AB (1) = TQ AB (2)
CONTOH PENERAPAN
PERTANYAAN
1. JIKA HANYA RUTE 1 YANG BEROPERASI, BERAPA ARUS LALU LINTAS
YANG BERGERAK DARI ZONA A KE ZONA B?
2. JIKA HANYA RUTE 2 YANG BEROPERASI, BERAPA ARUS LALU LINTAS
YANG BERGERAK DARI ZONA A KE ZONA B?
3. JIKA RUTE 1 DAN RUTE 2 BEROPERASI BERSAMA-SAMA, BERAPA
ARUS LALU LINTAS YANG BERGERAK DARI ZONA A KE ZONA B PADA
SETIAP RUTE?
JAWABAN
JAWABAN

270.000

270.000
JAWABAN

270.000

• Hitungan dilanjutkan

You might also like