Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 43

Menjadi Pasangan

Harmonis Bahagia
Hingga ke SurgaNya

Cahyadi Takariawan
Wonderful Family Institute
Saat Corona Mengoyak Kehangatan Cinta

• Sebagaimana diketahui, dampak pandemi


Covid-19 mengenai semua bidang
kehidupan manusia, termasuk keluarga
• Kebijakan karantina wilayah dan aturan
WorkFromHome serta StayAtHome,
berdampak kepada peningkatan kasus
kekerasan dalam rumah tangga yang
mengarah kepada perceraian.
• Sekjen PBB Antonio Gutteres menengarai
telah terjadinya “horrifying global surge”
dalam kasus KDRT.
“Horrifying Global Surge”

• UN chief António Guterres is calling for


measures to address a “horrifying global
surge in domestic violence” directed
towards women and girls, linked to
lockdowns imposed by governments
responding to the COVID-19 pandemic.

Source : UN Chief Calls for Domestic Violence ‘Ceasefire’ Amid


‘Horrifying Global Surge’, www.un.org, 6 April 2020
Tired, Divorce

• A wave of divorce filings is expected to break


across the country when Covid-19 confinement
ends, according to several divorce attorneys.
• "This is what we are hearing around the country,"
said Susan Myres, President of the American
Academy of Matrimonial Lawyers. "We are
fielding calls right now from people who are tired
of being in the same house with each other."

Andy Fies, Surge in Divorces Anticipated in Wake of COVID-19 Quarantine,


https://abcnews.go.com, 17 April 2020
Mengapa Bisa Terjadi?

• As countries around the world try to slow


the spread of COVID-19 with lockdowns,
quarantines and stay-at-home orders,
forcing most people into prolonged
home confinement, those with abusive
partners and family members face a
greater danger of domestic abuse.

Marina Fang, UN Chief Condemns ‘Horrifying Global Surge’ In


Domestic Violence Amid Pandemic, Huffpost, 6 April 2020
1. Kaget, Menolak

• Respon pertama manusia menghadapi krisis,


biasanya adalah denial (Elisabeth Kübler-Ross,
The 5 Stages of Grief, 1969)
• Dari sini mulainya
• Terjebak, terkurung di rumah sendiri, tanpa
direncanakan, tanpa diharapkan, tanpa
persiapan
• Menghadapi suasana ketakutan dan
kecemasan, yang menimbulkan tekanan

Gregory, C., Ph.D., The Five Stages of Grief, An Examination of the Kubler-
Ross Model, 2019
2. Tekanan Keadaan
• Persoalan menjadi terasa berat, karena berada
dalam tekanan keadaan yang tidak
menyenangkan
• Hilangnya kebebasan, tidak adanya variasi
kegiatan, hilangnya ruang sosial yang nyata /
pertemanan, tidak bisa bekerja secara normal,
anak-anak kurang ruang berekspresi,
penghasilan (bisa) berkurang bahkan hilang
• Terlebih bagi masyarakat yang rumahnya
sangat sempit, sangat banyak privasi hilang
akibat semua anggota keluarga berkumpul
Bersama

Family Stress, Resources and Coping by H. McCubbin and J. Patterson, St.


Paul, Minn.: Department of Family Social Science, 1981
3.Family Technostress

• Family technostress adalah stres yang dialami


anggota keluarga karena perangkaptechno-
cocoon , dimana suami, istri dan anak-anak
“terbungkus” dalam kepompong teknologi, sibuk
dan menghabiskan waktu dengan teknologinya,
terisolasi dan tidak berkomunikasi secara
langsung dengan pasangan maupun anggota
keluarga lainnya.
• Mungkin bermaksud mencari hiburan di masa
karantina, namun terperangkap techno-cocoon.

Weil, M. M., Rosen, L. D.: A Study of Technological Sophistication and


Technophobia in University Students from 23 Countries, 1997
4. Kehilangan Keseimbangan

• Kebahagiaan dan keharmonisan hidup


berumah tangga, salah satunya dibentuk
oleh keseimbangan antara togetherness
separateness antara suami dan istri.
dan
• Relasi yang sehat antara suami dan istri
harus dilakukan dengan menjaga
keseimbangan antara separateness dan
togetherness.

Dayton, B.I, Campbell, R., Kurokawa, Y., Separateness and Togetherness:


Interdependence Over the Life Course in Japanese and American
Marriages, 1996.
5. Kehilangan Homeostatis
• Homeostatis keluarga adalah kecenderungan
suatu keluarga untuk memelihara keadaan
ekuilibrium dinamik, dan melakukan upaya-upaya
untuk memulihkan ekuilibrium ini ketika terganggu.
• Keluarga cenderung membentuk pola tertentu
dalam komunikasi dan tingkah laku guna menjaga
keseimbangan dari semua kebutuhan anggota
keluarga.
• Mekanisme homeostatis berupaya menjaga relasi
dalam keluarga dengan mengaktifkan aturan yang
telah disepakati dalam keluarga, maupun
menciptakan kesepakatan dan komitmen baru.

Kim H, Rose KM., Concept Analysis of Family Homeostasis, 2014


Growing

“When you feel like your problems are


growing, the only way that you can
overcome them is when you feel you’re
growing at the same time”
Rekomendasi

1. Kuatkan Fondasi Keluarga


2. Bersikap Positif Terhadap Musibah
3. Meningkatkan Level Kebahagiaan
4. Lakukan Upaya Sekuat Tenaga
5. Kelola Family Time
1. Kuatkan Fondasi Keluarga

• Bagi insan beriman, fondasi pernikahan dan


berumah tangga adalah keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah,
‫ } َﻓ َﻤ ْﻦ ﺳ َﺲ ُﺑﻨ َْﻴﺎ َﻧ ُﻪ َﻋﻠَ ٰﻰ َﺗ ْﻘ َﻮ ٰى ِﻣ َﻦ ا ِ َو ِر ْﺿ َﻮان ٍ َﺧ ْﻴ ٌﺮ ْم َﻣ ْﻦ‬.
ِ ‫ﺎر َﻓﺎ ْﻧﻬَ ﺎ َر ِﺑ ِﻪ ِﻓﻲ َﻧ‬ َ
{ ‫ﻨﻢ‬ َ َ‫ﺎر َﺟﻬ‬ ٍ ‫ﺳ َﺲ ُﺑﻨ َْﻴﺎ َﻧ ُﻪ َﻋﻠ ٰﻰ َﺷ َﻔﺎ ُﺟ ُﺮ ٍف َﻫ‬
"Maka apakah orang-orang yang mendirikan
bangunannya di atas dasar takwa kepada Allah
dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah
orang-orang yang mendirikan bangunannya di
tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu
jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam
neraka Jahannam" (QS. At-Taubah : 109)
Fondasi Takwa

Ketika menafsirkan QS. At Taubah ayat 109 tersebut,


Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar dalam
kitab Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir menjelaskan:
"Barangsiapa yang menginginkan tingginya bangunan
yang ia dirikan, maka hendaklah memperkuat fondasi
dan struktur bangunannya. Karena inti dari kekuatan
suatu bangunan ada pada fondasi dan baiknya
perancangan struktur, sebagaimana halnya
seseorang yang memiliki cita-cita yang tinggi harus
memperbaiki asas untuk menggapai keinginannya”.
“Sedangkan orang jahil yang mendirikan bangunan
tanpa fondasi, niscaya bangunan itu tidak akan
tinggal lama dan akan segera runtuh".
Takwa Sebagai Bekal Terbaik

• Allah Ta’ala  berfirman,
ِ ‫َو َﺗ َﺰودُ وا َﻓﺎن َﺧ ْﻴ َﺮ اﻟﺰ‬
• ‫اد اﻟﺘ ْﻘ َﻮى‬
• “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa. ” (QS. Al-Baqarah: 197)
• Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-
Sa’di berkata, “Bekal yang sebenarnya yang
tetap mesti ada di dunia dan di akhirat
adalah bekal takwa, ini adalah bekal yang
mesti dibawa untuk negeri akhirat yang kekal
abadi.” Taisir
( Al-Karim Ar-Rahman , hlm. 92)
Takwa Memberikan Jalan Keluar

• Banyak sekali hal yang belum sempat


kita pelajari dalam kehidupan, padahal
kita harus menghadapinya
• Takwa membuat kita mampu menjalani
dengan baik, karena diajari caranya oleh
Allah
• ُ ‫َواﺗ ُﻘﻮا ا َ ۖ َو ُﻳ َﻌﻠ ُﻤﻜُ ُﻢ ا‬
• Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu (QS. Al-Baqarah : 282)
2. Bersikap Positif Terhadap Musibah

• Musibah ---tergantung bagaimana kita


menyikapinya. Hendaknya selalu bersikap
positif terhadap musibah.
• ‫َﻣﺎ ﻳُ ِﺼ ْﻴ ُﺐ ْاﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠ َﻢ ِﻣ ْﻦ َﻧ َﺼ ٍﺐ َوﻻَ َو َﺻ ٍﺐ َوﻻَ َﻫﻢ َوﻻَ ُﺣ ْﺰن ٍ َوﻻَ ًذى‬
‫َوﻻَ َﻏﻢ َﺣﺘﻰ اﻟﺸ ْﻮﻛ َ ِﺔ ﻳُ َﺸﺎﻛُﻬَ ﺎ اﻻَ ﻛَﻔ َﺮ ا ُ ِﺑﻬَ ﺎ ِﻣ ْﻦ َﺧ َﻄ َﺎﻳﺎ ُه‬
• “Tidaklah sesuatu yang menimpa muslim, baik
penyakit biasa maupun menahun, kegundahan
dan kesedihan, sampaipun duri yang
menusuknya, kecuali Allah akan menghapus
kesalahannya dengan semua derita yang
dialaminya.” (HR. Bukhari).
Pahala, Kecintaan dan Keridhaan

• Nabi saw bersabda,


• ‫ﻼ ِء َوان ا َ ا َذا َﺣﺐ َﻗ ْﻮ ًﻣﺎ‬ َ ‫ان ِﻋ َﻈ َﻢ ْاﻟ َﺠ َﺰ ِاء َﻣ َﻊ ِﻋ َﻈ ِﻢ ْاﻟ َﺒ‬
‫ﻼ ُﻫ ْﻢ َﻓ َﻤ ْﻦ َر ِﺿ َﻰ َﻓﻠَ ُﻪ اﻟﺮ َﺿﺎ َو َﻣ ْﻦ َﺳ ِﺨ َﻂ َﻓﻠَ ُﻪ اﻟﺴ َﺨ ُﻂ‬ َ َ‫اﺑْﺘ‬
• “Sesungguhnya pahala besar karena balasan
untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah
mencintai suatu kaum, maka Dia akan
menimpakan ujian untuk mereka.
Barangsiapa yang ridha, maka ia yang akan
meraih ridha Allah. Barangsiapa siapa yang
tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR.
Ibnu Majah no. 4031. Hadits ini dinilai hasan
oleh Syaikh Al-Albani).
Tidak Mengeluh Kepada Manusia

• Sabar, ridha dan tidak mengeluh kepada


manusia
•‫ﺐ‬ َ ‫ َﻣ ْﻦ ُا ِﺻ ْﻴ‬:‫ﺎل َر ُﺳ ْﻮ ُل ا ِ ص‬ َ ‫ َﻗ‬:‫ﺎل‬ َ ‫ﺎس رض َﻗ‬ ٍ ‫َﻋﻦ ِ ا ْﺑﻦ ِ َﻋﺒ‬
‫اﻟﻨﺎس‬
ِ ‫ِﺑ ُﻤ ِﺼ ْﻴ َﺒ ٍﺔ ِﺑ َﻤﺎ ِﻟ ِﻪ َا ْو ِﻓﻰ َﻧ ْﻔ ِﺴ ِﻪ َﻓﻜَﺘَ َﻤﻬَ ﺎ َو ﻟَ ْﻢ َﻳ ْﺸﻜُﻬَ ﺎ ِاﻟَﻰ‬
‫ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻰ‬.‫ﺎن َﺣﻘﺎ َﻋﻠَﻰ ا ِ َا ْن َﻳ ْﻐ ِﻔ َﺮ ﻟَ ُﻪ‬ َ َ‫ﻛ‬
• Dari Ibnu Abbas ra ia berkata : Rasulullah
saw bersabda, “Barangsiapa yang ditimpa
mushibah pada hartanya, atau dirinya, lalu
dia menyembunyikannya dengan tidak
mengeluh kepada manusia, maka haq atas
Allah untuk mengampuninya”. (HR. Thabrani)
Merintih Kepada Allah
• ‫ ِان ا َ َﻋﺰ َو َﺟﻞ‬:‫ﺎل َر ُﺳ ْﻮ ُل ا ِ ص‬ َ ‫ َﻗ‬:‫ﺎل‬ َ ‫ﺎﻣ َﺔ رض َﻗ‬ َ ‫ َﻋ ْﻦ َا ِﺑﻰ ُا َﻣ‬ 
ُ‫ َﻓ َﻴ ْﺤ َﻤﺪ‬،‫ﻼ َء َﺻﺒﺎ‬ َ ‫ﻼ ِﺋﻜ َ ِﺔ ِا ْﻧ َﻄ ِﻠ ُﻘ ْﻮا ِاﻟَﻰ َﻋ ْﺒ ِﺪى َﻓ ُﺼﺒ ْﻮا َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ ْاﻟ َﺒ‬ َ ‫ﻟَ َﻴ ُﻘ ْﻮ ُل ِﻟ ْﻠ َﻤ‬
،‫ﻼ َء َﺻﺒﺎ ﻛ َ َﻤﺎ َا َﻣ ْﺮ َﺗﻨَﺎ‬َ ‫ َﻳﺎ َرﺑﻨَﺎ َﺻ َﺒ ْﺒﻨَﺎ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ ْاﻟ َﺒ‬:‫ا َ َﻓ َﻴ ْﺮ ِﺟﻌُ ْﻮ َن َﻓ َﻴ ُﻘ ْﻮ ُﻟ ْﻮ َن‬
‫ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻰ ﻓﻰ اﻟﻜﺒﻴﺮ‬.‫ ِا ْر ِﺟﻌُ ْﻮا َﻓ ِﺎﻧﻰ ُا ِﺣﺐ َا ْن َا ْﺳ َﻤ َﻊ َﺻ ْﻮ َﺗ ُﻪ‬:‫َﻓ َﻴ ُﻘ ْﻮ ُل‬
• Dari Abu Umamah ra ia berkata, Rasulullah saw
bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla
berfirman kepada para malaikat, “Pergilah kalian
kepada hamba-Ku lalu timpakanlah cobaan
padanya”. Lalu hamba itu memuji kepada Allah.
Maka para malaikat itu kembali dan berkata,
“Wahai Tuhan kami, kami telah menimpakan
cobaan sebagaimana Engkau perintahkan
kepada kami”. Maka Allah berfirman, “Kembalilah
kalian, karena sesungguhnya Aku senang
mendengar suara rintihannya”. (HR. Thabrani di
dalam Al-Kabir)
Jangan Bersedih

• Imam Ibnul Qayyim Aljauzi dalam kitab


Madarijus Salikin menjelaskan, jika
dicermati, kata-kata sedih dalam Al Qur’an
semuanya hadir dalam konteks larangan
atau kalimat negatif (peniadaan).
• Artinya, Al Qur’an melarang orang beriman
untuk bersedih, atau menghendaki
ditiadakannya kesedihan.
• Berbahagialah, karena Bahagia menguatkan
daya tahan. Sedangkan kesedihan
melemahkan imunitas dan daya tahan.
Jangan Bersedih

َ ‫َو َﻻ َﺗ ِﻬﻨُﻮا َو َﻻ َﺗ ْﺤ َﺰ ُﻧﻮا َو ْﻧﺘُ ُﻢ ْاﻻ ْﻋﻠَ ْﻮ َن ا ْن ﻛُﻨْﺘُ ْﻢ ُﻣ ْﺆ ِﻣ ِﻨ‬


• ‫ﻴﻦ‬
• “Janganlah kamu lemah, dan janganlah
(pula) kamu bersedih hati...” (QS. Ali
Imran: 139).
• ‫َو َﻻ َﺗ ْﺤ َﺰ ْن َﻋﻠَ ْﻴ ِﻬ ْﻢ‬
• “Dan janganlah kamu bersedih terhadap
mereka” (QS. An Nahl: 127).
• ‫َﻻ َﺗ ْﺤ َﺰ ْن ان ا َ َﻣ َﻌﻨَﺎ‬
• “Janganlah kamu bersedih” (QS. At
Taubah: 40)
Belajar dari Arthur Ashe (1943 -1993)

• Ia adalah petenis dunia, juara Wimbledon (1975)


. Pada tahun 1979 terkena serangan jantung,
dua kali operasi, dan terinfeksi HIV melalui
transfusi darah yang ia terima.
• Seorang penggemarnya menulis surat
kepadanya, “Mengapa Tuhan memilihmu untuk
menderita penyakit itu?”
• Ashe menjawab, “Ketika saya mengangkat trofi
Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada
Tuhan : Mengapa saya? Jadi ketika sekarang
saya dalam kesakitan, tidak seharusnya juga
saya bertanya kepada Tuhan : Mengapa saya?”
3. Meningkatkan Level Kebahagiaan

Bahagia itu ada empat level

• Bahagia sesaat / momentary feelings


• Bahagia sementara / judgement about
feelings
• Bahagia sesungguhnya / quality of life
• Bahagia paripurna / meaningful life
Level #1# Momentary Feelings

• Momentary feelings itu kebahagiaan yang


didapatkan karena manusia mendapatkan apa
yang diinginkan.
• Berupa kondisi emosi yang positif. Misalnya orang
haus, merasa bahagia ketika mendapatkan segelas
air minum. Namun sepuluh gelas yang diberikan
berikutnya, tidak lagi membuatnya Bahagia
• Inilah yang sering disebut oleh orang, “Bahagia itu
sederhana”.
• Mudah didapatkan, mudah pula hilang.
Kebahagiaan bertahan dalam hitungan menit atau
jam.
Level #2# Judgement About Feelings

• Judgement about feelings adalah saat orang


mengatakan bahwa mereka bahagia dengan
hidup mereka, namun bukan berarti mereka
mengalami kebahagiaan sepanjang waktu.
• Ini masih menyangkut kondisi emosi, namun
lebih bertahan dibandingkan dengan
Momentary Feelings
• Misalnya seseorang yang berhasil mencapai
target atau prestasi, kenaikan pangkat,
kenaikan jabatan, dan yang semacamnya
• Kebahagiaan yang muncul bertahan beberapa
bulan hingga beberapa tahun
Level #3# Quality of Life

• Quality of life adalah kebahagiaan yang


tidak lagi berupa kondisi emosi sesaat,
namun menjadi kualitas kehidupan itu
sendiri.
• Kebahagiaan tidak lagi tergantung kepada
hal-hal yang ‘sesuai keinginan’. Manusia
bisa selalu berbahagia di berbagai keadaan.
• Inilah kebahagiaan orang beriman. Mereka
memiliki kualitas kehidupan yang
membahagiakan.
Hayatan Thayibah

• ‫ﻨﻪ َﺣ َﻴﺎ ًة َﻃﻴ َﺒ ًﺔ‬ َ ‫َﻣ ْﻦ َﻋ ِﻤ َﻞ َﺻﺎ ِﻟ ًﺤﺎ ﻣﻦ َذﻛ َ ٍﺮ ْو‬


ُ ‫ﻧﺜﻰ َو ُﻫ َﻮ ُﻣ ْﺆ ِﻣ ٌﻦ َﻓﻠَﻨ ُْﺤ ِﻴ َﻴ‬
‫ﻮن‬َ ‫ﻨﻬ ْﻢ ْﺟ َﺮ ُﻫﻢ ِﺑ ْﺣ َﺴﻦ ِ َﻣﺎ ﻛَﺎ ُﻧﻮا َﻳ ْﻌ َﻤ ُﻠ‬ ُ ‫َوﻟَﻨ َْﺠ ِﺰ َﻳ‬
•“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya
akan kami beri balasan kepada mereka dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” QS. An-Nahl : 97
• Hayatan thayibah adalah kualitas kehidupan yang
baik. Kebahagiaan yang mereka dapatkan tidak
didasarkan kepada kondisi emosional sesaat ---
apakah sesuai keinginan atau tidak.
Bergembira dengan Pemberian Allah

• Allah berfirman,
• ‫ُﻗ ْﻞ ِﺑ َﻔ ْﻀﻞ ِ ا ِ َو ِﺑ َﺮ ْﺣ َﻤ ِﺘ ِﻪ َﻓ ِﺒ ٰ َﺬ ِﻟ َﻚ َﻓ ْﻠ َﻴ ْﻔ َﺮ ُﺣﻮا ُﻫ َﻮ َﺧ ْﻴ ٌﺮ ِﻣﻤﺎ‬
‫ﻮن‬
َ ُ‫َﻳ ْﺠ َﻤﻌ‬
• “Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan
rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya
itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan”  (QS. Yunus : 58).
• Musibah adalah pemberian Allah.
Ramadhan adalah pemberian Allah.
Semua Baik Bagi Orang Mukmin

• Nabi saw bersabda,

• ‫اك ﻻ َﺣ ٍﺪ اﻻ ِﻟ ْﻠ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻦ ِ ا ْن‬


َ ‫َﻋ َﺠ ًﺒﺎ ﻻ ْﻣ ِﺮ ْاﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻦ ِ ان ْﻣ َﺮ ُه ﻛُﻠ ُﻪ َﺧ ْﻴ ٌﺮ َوﻟَ ْﻴ َﺲ َذ‬
‫ﺎن‬َ َ ‫اء َﺻ َﺒ َﺮ َﻓﻜ‬ ُ ‫ﺎن َﺧ ْﻴ ًﺮا ﻟَ ُﻪ َوا ْن َﺻﺎﺑَﺘْ ُﻪ َﺿﺮ‬ َ َ ‫اء َﺷﻜ َ َﺮ َﻓﻜ‬
ُ ‫َﺻﺎﺑَﺘْ ُﻪ َﺳﺮ‬
‫َﺧ ْﻴ ًﺮا ﻟَ ُﻪ‬

•“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin.


Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati
kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan
kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya.
Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar.
Itu pun baik baginya. ” (HR. Muslim, no. 2999)
Musibah Adalah Nikmat

• Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,


“Datangnya musibah-musibah itu adalah
nikmat, karena ia menjadi sebab
dihapuskannya dosa-dosa”.
• “Musibah itu sendiri dijadikan oleh Allah
sebagai sebab penghapus dosa dan
kesalahan. Bahkan ini termasuk nikmat
yang paling agung. Maka seluruh musibah
pada hakikatnya merupakan rahmat dan
nikmat bagi keseluruhan makhluk….”
Bahagia dengan Ujian

• Abu Said ra bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah manusia


yang paling berat ujiannya?” Rasulullah saw menjawab,
َ ‫ﺎن َﺣﺪُ ُﻫ ْﻢ ﻳُ ْﺒﺘَ ﻠَﻰ ِﺑ ْﺎﻟ َﻔ ْﻘ ِﺮ َﺣﺘﻰ َﻣﺎ َﻳ ِﺠﺪُ اﻻ ْاﻟ َﻌ َﺒ‬
• ‫ﺎء َة‬ َ َ ‫ ﻟَ َﻘﺪْ ﻛ‬،‫ﻮن‬
َ ‫ﺎء َواﻟﺼﺎ ِﻟ ُﺤ‬ ُ ‫ْاﻻ ْﻧ ِﺒ َﻴ‬
َ َ ‫ َو َﻻ َﺣﺪُ ُﻫ ْﻢ ﻛ‬،‫ َوﻳُ ْﺒﺘَ ﻠَﻰ ِﺑ ْﺎﻟ ُﻘﻤﻞ ِ َﺣﺘﻰ َﻳ ْﻘﺘُ ﻠَ ُﻪ‬،‫َﻳ ْﺤﻮﻳﻬَ ﺎ َﻓ َﻴ ْﻠ َﺒ َﺴﻬَ ﺎ‬
‫ﺎن َﺷﺪ َﻓ َﺮ ًﺣﺎ ِﺑ ْﺎﻟ َﺒ َﻼ ِء‬
‫ﺎء‬ِ ‫ِﻣ ْﻨﻜُ ْﻢ ِﺑ ْﺎﻟ َﻌ َﻄ‬
•“Para nabi, kemudian orang shalih. Sungguh ada diantara
mereka yang diuji dengan kemiskinan, sehingga harta
yang dimiliki tinggal baju yang dia gunakan. Ada juga yang
diuji dengan kutu badan dan rambutnya, sampai kutu itu
membunuhnya. Sungguh para nabi dan orang shaleh itu,
lebih gembira dengan ujian yang dideritanya, melebihi
kegembiraan kalian ketika mendapat rezeki.”
HR. Abu Ya’la dalam Musnad no 1045, Al-Baihaqi dalam Sunan Al-
Kubra (3/372), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no 119, dishahihkan
Syaikh Al-Albani.
Level #4# Meaningful Life

• Meaningful Life adalah kehidupan yang


penuh makna bagi orang lain
• Orang yang memiliki kebahagiaan
paripurna adalah ketika mampu
memberikan makna kepada orang lain
• “Jika kamu hidup untuk dirimu sendiri,
betapa pendek kehidupanmu. Namun
jika kamu hidup untuk membantu orang
lain, betapa Panjang kehidupanmu” – Fi
Zhilalil Qur’an
Manusia Paling Dicintai Allah

• ‫ َو َﺣﺐ اﻻﻋْ َﻤﺎل ِ اﻟَﻰ ا ِ َﺗ َﻌﺎﻟَﻰ‬, ‫ﻠﻨﺎس‬ ِ ‫اﻟﻨﺎس اﻟَﻰ ا ِ َﺗ َﻌﺎﻟَﻰ ْﻧ َﻔﻌُ ُﻬ ْﻢ ِﻟ‬ ِ ‫َﺣﺐ‬
َ ُ
ُ‫ ْو َﺗ ْﻄ ُﺮد‬, ‫ ْو َﺗ ْﻘ ِﻀﻲ َﻋ ْﻨ ُﻪ دَ ْﻳﻨًﺎ‬, ‫ ْو َﺗﻜ َ ِﺸ ُﻒ َﻋ ْﻨ ُﻪ ﻛُ ْﺮ َﺑ ًﺔ‬, ‫ُﺳ ُﺮو ٌر ُﺗﺪْ ِﺧﻠ ُﻪ َﻋﻠﻰ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ٍﻢ‬
‫ﺎﺟ ٍﺔ َﺣﺐ اﻟَﻲ ِﻣ ْﻦ ْن ﻋْ ﺘَ ِﻜ َﻒ ِﻓﻲ َﻫ َﺬا‬ َ ‫ َوﻻ ْن ْﻣ ِﺸ َﻲ َﻣ َﻊ خِ ِﻓﻲ َﺣ‬, ‫ﻮﻋﺎ‬ ً ‫َﻋ ْﻨ ُﻪ ُﺟ‬
‫ْاﻟ َﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ َﻳﻌْ ِﻨﻲ َﻣ ْﺴ ِﺠﺪَ ْاﻟ َﻤ ِﺪﻳﻨ َِﺔ َﺷﻬْ ًﺮا‬

• “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling


memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang
paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain
bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan
utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku
berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah
keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -
masjid Nabawi- selama sebulan penuh. ”
HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12: 453. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits inihasan sebagaimana disebutkan dalam Shahih
Al Jaami’ no. 176.
Bantu Saudaramu

• Nabi saw bersabda,


• ‫ َﻣ ْﻦ َﻧـﻔ َﺲ‬ ‫ﺎل‬ َ ‫ َﻗ‬  ‫ﻋَ ﻦ اﻟﻨ ِﺒﻲ َﺻﻠﻰ ا ُ ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ‬  ‫ ِﺑﻲ ُﻫ َﺮ ْﻳ َﺮ َة َر ِﺿﻲ ا ُ ﻋَ ْﻨ ُﻪ‬  ‫ﻋَ ْﻦ‬ 
ِ َ ْ
َ ‫ َﻧـﻔ َﺲ ا ُ ﻋَ ْﻨ ُﻪ ﻛُ ْـﺮ َﺑ ًﺔ ِﻣ ْﻦ ﻛُ َـﺮ ِب َﻳ ْﻮ ِم ْاﻟ ِﻘ َﻴ‬، ‫ﻋَ ْﻦ ُﻣ ْﺆ ِﻣﻦ ٍ ﻛُ ْـﺮ َﺑ ًﺔ ِﻣ ْﻦ ﻛُ َﺮ ِب اﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ‬
،‫ﺎﻣ ِﺔ‬
، ‫ َو َﻣ ْﻦ َﺳﺘَ َـﺮ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ًﻤـﺎ‬، ‫ َﻳﺴ َـﺮ ا ُ ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻪ ِﻓـﻲ اﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ َو ْاﻵ ِﺧ َﺮ ِة‬، ‫َو َﻣ ْﻦ َﻳﺴ َﺮ ﻋَ ﻠَـﻰ ُﻣـﻌْ ِﺴ ٍﺮ‬
ْ َ َ ‫ َوا ُ ِﻓـﻲ ﻋَ ْﻮن ْاﻟﻌَ ْﺒ ِﺪ َﻣﺎ ﻛ‬، ‫َﺳﺘَ َـﺮ ُه ا ُ ِﻓـﻲ اﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ َو ْاﻵ ِﺧ َﺮ ِة‬
ِ ‫ﺎن اﻟﻌَ ْﺒﺪُ ِﻓﻲ ﻋَ ْﻮن‬ ِ
‫ﻴﻪ‬
ِ ‫ِﺧ‬
• “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari
seorang Mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu
kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan)
orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah
memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat.
Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allah
akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa
menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong
saudaranya. (HR. Muslim no. 2699).
Bantu Saudaramu

• ‫ َو َﻣ ْﻦ َﻓﺮ َج‬، ‫ﺎﺟ ِﺘ ِﻪ‬ َ ‫ﺎن ا ُ ِﻓ ْﻲ َﺣ‬ َ َ ‫ ﻛ‬، ‫ﺎﺟ ِﺔ ِﺧ ْﻴ ِﻪ‬ َ ‫ـﻲ َﺣ‬ ْ ‫ﺎن ِﻓ‬ َ َ ‫َو َﻣ ْﻦ ﻛ‬
‫ َو َﻣ ْﻦ‬، ‫ﺎﻣ ِﺔ‬ َ ‫ َﻓﺮ َج ا ُ َﻋﻨ ُْﻪ ﻛُ ْﺮ َﺑ ًﺔ ِﻣ ْﻦ ﻛُ َﺮ ِب َﻳ ْﻮ ِم ْاﻟ ِﻘ َﻴ‬، ‫َﻋ ْﻦ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ٍﻢ‬
َ ‫ َﺳﺘَ َﺮ ُه ا ُ َﻳ ْﻮ َم ْاﻟ ِﻘ َﻴ‬، ‫َﺳﺘَ َﺮ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ًﻤـﺎ‬
‫ﺎﻣ ِﺔ‬
• “Barangsiapa membantu kebutuhan
saudaranya, maka Allah senantiasa akan
menolongnya. Barangsiapa melapangkan
kesulitan orang Muslim, maka Allah akan
melapangkan baginya dari salah satu
kesempitan di hari Kiamat dan barangsiapa
menutupi (aib) orang Muslim, maka Allâh
menutupi (aib)nya pada hari Kiamat” (HR.
Bukhari no. 2442 dan 6951, Muslim no. 2580)
Dengan Apa Yang Kamu Miliki

• Rasulullah saw bersabda:


• ‫ َﻓ َﻤ ْﻦ ﻟَ ْﻢ َﻳ ِﺠﺪْ َﻓ ِﺒﻜ َ ِﻠ َﻤ ٍﺔ َﻃﻴ َﺒ ٍﺔ‬،‫َﻓﺎﺗ ُﻘ ْﻮا اﻟﻨﺎ َر َوﻟَ ْﻮ ِﺑ ِﺸﻖ َﺗ ْﻤ َﺮ ٍة‬
• “Lindungi diri kalian dari neraka, walau
dengan (sedekah) separuh kurma. Jika
tidak ada, maka (bersedekahlah) dengan
tutur kata yang baik.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
4. Lakukan Upaya Sekuat Tenaga

• Allah berfirman,
• ‫ َﻓ َﺤ َﻤﻠَﺘْ ُﻪ َﻓﺎ ْﻧﺘَ َﺒ َﺬ ْت ِﺑ ِﻪ َﻣﻜَﺎ ًﻧﺎ َﻗ ِﺼﻴﺎ‬ 
•  “Maka Maryam mengandungnya, lalu ia
menyisihkan diri dengan kandungannya itu
ke tempat yang jauh.” (QS. Maryam : 22).
• .‫ﺎﻗ ْﻂ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻚ ُر َﻃ ًﺒﺎ َﺟ ِﻨﻴﺎ‬ِ ‫اﻟﻨﺨﻠَ ِﺔ ُﺗ َﺴ‬ْ ِ‫ َو ُﻫﺰي اﻟَ ْﻴ ِﻚ ِﺑ ِﺠ ْﺬع‬  
•  “Wa huzzi ilaiki. Dan goyangkanlah pangkal
pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon
itu akan menggugurkan buah kurma yang
masak kepadamu” (QS. Maryam : 26).
Al-Akhdzu Bil Asbab

• Syaikh Abdurrahman As-Sa’di dalam tafsirnya


menjelaskan bahwa buah yang jatuh adalah
kurma yang segar, enak dan bermanfaat,
• ‫ﻃﺮﻳﺎ ﻟﺬﻳﺬا ﻧﺎﻓﻌﺎ‬
• “Yaitu kurma yang segar, enak dan bermanfaat.”
• Imam Al-Baghawi dalam kitab tafsirnya menukil
perkataan Ar-Rabi’ bin Khutsaim,
• ‫ وﻻ ﻟﻠﻤﺮﻳﺾ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﻌﺴﻞ‬، ‫ﻣﺎ ﻟﻠﻨﻔﺴﺎء ﻋﻨﺪي ﺧﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﺮﻃﺐ‬ 
• “Makanan terbaik bagi wanita nifas adalah
kurma dan makanan terbaik bagi orang sakit
adalah madu.”
Ciptakan Produktivitas

• Selama masa pandemi, ciptakan


aktivitas bersama yang menghasilkan
produktivitas
• Definisikan projek keluarga yang bisa
dilakukan Bersama dari rumah saja
• Libatkan semua anggota keluarga untuk
terlibat dalam projek keluarga selama
pandemi corona
• Perbanyak aktivitas ibadah bersama,
shalat berjama’ah, dzikir, doa dan lain
sebagainya
5. Kelola Family Time

• Tinggal bersama orang-orang yang


dicinta, semestinya dinikmati dengan
cara dikelola berbagai aktivitas dan
dinamikanya
• Semua anggota keluarga duduk
bersama untuk menyepakati aturan dan
komitmen Bersama
• Buat komitmen kebersamaan, pakta
integritas, sampai kesepakatan teknis
pembagian peran dan aktivitas sehari-
hari
Family Time : Kuatkan Komponen Cinta

• Cinta yang menjalin suami dan istri, memiliki


tiga komponen aktif yang harus dipenuhi,
yaitu komitmen (commitment), gairah
(passion) dan kelekatan (intimacy)
• Mumpung #WorkFromHome dan
#StayAtHome kuatkan kembali ketiga
komponen aktif tersebut.
• Miliki waktu berdua, walau hanya di rumah
saja, untuk berbicara dari hati ke hati, dan
saling menguatkan dalam menghadapi
masa-masa sulit ini
Cahyadi Takariawan
• Fanspage / facebook : cahyadi.takariawan
• Instagram : @cahyadi_takariawan
• Twitter : @PakCah
• Blog : www.kompasiana.com/pakcah
• Blog : www.ruangkeluarga.id
• Blog : www.pakcah.id
• Blog : www.lockdown2020.id

You might also like