Professional Documents
Culture Documents
Bab I
Bab I
Bab I
id
BAB I
PENDAHULUAN
Lereng adalah suatu permukaan tanah yang miring dan membentuk sudut tertentu
terhadap suatu bidang horisontal dan tidak terlindungi (Das, 1985). Tanah longsor
adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,
tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Tanah
yang terdapat pada lereng perbukitan atau pegunungan dengan kemiringan sedang
hingga terjal berpotensi mengakibatkan tanah longsor (Anonim, 2008). Salah satu
penyebab terjadinya tanah longsor adalah curah hujan. Hujan yang turun dengan
intensitas dan kuantitas tertentu yang berlangsung secara kontinu akan menyebabkan
terjadinya infiltrasi air. Infiltrasi air tersebut dapat menimbulkan penambahan beban
akibat terbentuknya storage di dalam tanah.
Wonogiri adalah sebuah kabupaten yang berada di sebelah selatan Jawa Tengah
dengan karakteristik daerah yang berbukit-bukit. Daerah perbukitan di Wonogiri
tersebut memiliki lereng-lereng dengan kemiringan sedang hingga terjal yang labil
sehingga mudah mengalami longsor. Salah satu daerah rawan longsor di Wonogiri
adalah daerah di sekitar DAS Keduang. Dampak kerugian yang ditimbulkan oleh
tanah longsor sangat luas, baik secara materiil, moril, bahkan korban jiwa. Tanah
longsoran yang sampai ke sungai akan menyebabkan endapan sungai yang dapat
terbawa arus hingga ke Bendungan Wonogiri yang akan mengakibatkan penurunan
umur rencana bendungan.
Melihat dari besarnya pengaruh curah hujan terhadap kelongsoran dan luasnya
dampak dari tanah longsor, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bulan-bulan
basah yang dapat menyebabkan peningkatan potensi longsor akibat beban hujan
maksimum bulanan pada satu titik lereng eksisting dan pemodelan lereng lain dengan
kemiringan tertentu. Dengan memperhitungkan analisis hidrologi dan stabilitas lereng
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
yang dimodelkan maka diharapkan penelitian ini dapat mengetahui hubungan antara
hujan dengan kemiringan lereng dan Safety Factor (SF). Lebih jauh lagi, diharapkan
penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan untuk mitigasi bencana tanah longsor
sehingga dapat meminimalisir angka korban jiwa maupun materi di DAS Keduang,
Wonogiri.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana grafik hubungan antara Safety
Factor (SF) dengan sudut kemiringan lereng; bagaimana grafik hubungan antara
Safety Factor (SF) dengan hujan harian maksimum bulanan; dan bagaimana stabilitas
lereng akibat hujan harian maksimum bulanan di Desa Tambakmerang, Kecamatan
Girimarto, DAS Keduang Wonogiri.
1. Menghasilkan suatu grafik hubungan antara Safety Factor (SF) dengan sudut
kemiringan lereng.
2. Menghasilkan grafik hubungan antara Safety Factor (SF) dengan hujan
maksimum bulanan.
3. Memperoleh nilai Safety Factor (SF) model lereng akibat beban hujan harian
masksimum pada Desa Tambakmerang, Kecamatan Girimarto, DAS Keduang,
Wonogiri.
commit to user