Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

JURNAL KHARISMA

VOL. 3 No. 2, Juni 2021 E-ISSN 2716-2710

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN


SPIRITUAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN SOSIAL
DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR
INSPEKTORAT KABUPETEN TABANAN

Putu Risa Putri Adnyani1


Ni Nyoman Ayu Suryandari2
Gde Bagus Brahma Putra3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar
E-mail: a.suryandari@ymail.com

Abstract

Performance is an overview of the level of achievement of the implementation of an activity,


program or policy in achieving the goals, objectives, mission and vision of the organization as stated
in the strategic planning of an organization. In general, auditor performance is defined as the level of
success of an auditor in carrying out his work, the success of an organization in carrying out an
inspection mission depends on the performance of its auditors, including the performance of
government auditors at the Inspectorate as government internal auditors. This study aims to test and
obtain empirical evidence of the effect of emotional intelligence, spiritual intelligence, intellectual
intelligence, social intelligence and professional ethics on the performance of the Inspectorate of
Tabanan Regency auditors. The sampling technique was done by saturation sampling method. This
study uses primary data in the form of a questionnaire measured by a Likert scale, 40 respondents as a
sample. The analytical tool used in this study is multiple linear regression analysis techniques. The
results showed that the variables of emotional intelligence, spiritual intelligence, intellectual
intelligence and professional ethics had a positive effect on auditor performance, while social
intelligence had no effect on auditor performance at the Inspectorate of Tabanan Regency.

Keywords: emotional intelligence, spiritual intelligence, intellectual intelligence, social


intelligence, professional ethics, auditor performance

PENDAHULUAN

Auditor pemerintah merupakan salah satu profesi yang bergerak dalam bidang jasa dan
memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan pemerintahan, dimana eksistensinya dari
waktu ke waktu semakin diakui oleh masyarakat. Informasi keuangan yang disajikan pihak
manajemen perusahaan dan pihak keuangan pemerintahan kepada masyarakat, mengandung
kemungkinan adanya pengaruh kepentingan pribadi pihak manajemen dan pihak pemerintah
dalam penyampaian hasil usaha dan posisi keuangan yang menguntungkan bagi pihak
manajemen dan pemerintah, kecurangan, keteledoran serta ketidak jujuran yang dilakukan
dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu masyarakat dan pemerintah
memerlukan jasa profesional untuk menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan
pihak manajemen dan pihak pemerintah, disinilah peran auditor diperlukan.
Saat ini terdapat berbagai berita di media massa dan media elektronik baik online
maupun offline terkait kasus-kasus penyalahgunaan dana atau korupsi, mulai dari kasus yang
dilakukan oleh pemerintah pusat hingga pemerintah daerah serta kasus-kasus lain di luar
pemerintahan. Adanya kasus-kasus penyalahgunaan dana atau korupsi di lingkungan
pemerintahan ini menjadikan kinerja auditor inspektorat dipertanyakan oleh publik. Salah satu
penyebab dari masih banyaknya terjadi kasus penyalahgunaan dana seperti diatas, karena
lemahnya pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintah. Meningkatkan kinerja auditor,

1
Pengaruh Kecerdasan Emosional…..
Putri Adnyani, Ayu Suryandari, Brahma Putra

tentunya akan meningkatkan kinerja pemerintah dalam melaksanakan pengelolaan keuangan


Negara. Sehingga, kasus-kasus seperti ini diharapkan tidak terulang kembali.
Guna meningkatkan kinerja, auditor inspektorat dituntut untuk selalu menjaga standar
perilaku etis. Auditor Inspektorat yang merupakan Pegawai Negeri Sipil yang mendapatkan
tugas melakukan pengawasan secara terstruktur dan sistematis terhadap seluruh perangkat
pelaksana pemerintah dimana APIP tersebut berada. Auditor internal inspektorat dalam
melakukan proses audit atau pemeriksaan harus mematuhi dan berpedoman terhadap etika
profesi yang ada atau yang telah ditetapkan.
Dalam melakukan pemeriksaan/audit baik auditor junior maupun auditor senior
inspektorat tidak hanya dapat mematuhi etika profesinya saja. Namun, juga harus memiliki
kecerdasan intelektual, untuk menghindari auditor tidak dapat melakukan prosedur audit yang
benar karena tidak mampu memahami dan mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya
baik dalam bidang akuntansi maupun disiplin ilmu lain yang relevan. Kecerdasan Intelektual
(IQ) menggambarkan cara berpikir linier, logis dan tidak melibatkan perasaan (Agoes dan
Ardana, 2014:11). Audit dilakukan oleh auditor yang juga merupakan manusia, bukan robot.
Auditor merupakan manusia yang dapat merasakan emosi dan mempunyai kelemahan-
kelemahan (Supriyono, 2016:171). Penjelasan tersebut berarti seorang auditor termasuk
auditor inspektorat harus memiliki kecerdasan emosional (EQ) untuk mendukung kinerja
auditor yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang tidak dapat mengontrol
diri dengan baik biasanya memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Sebaliknya, bagi
orang-orang yang dapat mengenal emosi-emosi mereka sendiri (kecerdasan emosional yang
tinggi) dan mampu dengan baik membangun kecerdasan sosial (SCQ) dengan cara membaca
emosi orang lain dapat menjadi lebih efektif dalam melakukan pekerjaan mereka. Kecerdasan
spiritual (SQ) juga memungkinkan auditor inspektorat untuk berpikir kreatif, berwawasan
jauh, membuat atau bahkan mengubah aturan, yang membuat orang tersebut dapat bekerja
lebih baik. Dan Kecerdasan spiritual memungkinkan auditor inspektorat untuk berpikir
kreatif, berwawasan jauh, membuat atau bahkan mengubah aturan, yang membuat orang
tersebut dapat bekerja lebih baik. Kecerdasan spiritual mampu untuk membentuk karakter
seseorang menjadi lebih baik dan memiliki makna yang mendalam.
Kecerdasan Spiritual dapat mengintegrasikan fungsi kecerdasan intelektual dan
kecerdasan emosional sehingga dapat diperoleh suatu makna atau penyadaran diri (Agoes dan
Ardana, 2014:11).Untuk itu, kecerdasan spiritual merupakan landasan yang diperlukan untuk
memfungsikan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional secara efektif. Penelitian
yang dilakukan oleh lisnawati (2017) kecerdasan spiritual berpengaruh positif terhadap
kinerja auditor. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Floretta (2014) menyatakan bahwa
kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Seorang auditor yang memiliki pemahaman atau kecerdasan emosi dan kecerdasan
spiritual yang tinggi, akan mampu bertindak atau berperilaku dengan etis dalam profesinya
dan organisasi. Apabila seorang auditor tidak memiliki kemampuan spiritual yang tinggi,
maka seorang auditor tersebut bisa saja melakukan hal yang menyimpang misalnya saja tidak
jujur. Dalam profesi akuntan, seorang auditor dituntut integritas, dan kejujuran agar obyektif.
Seorang auditor bisa saja tidak jujur karena mendapat honor lebih dari klien. Oleh karena itu
Spiritual Quotient (SQ) merupakan landasan yang diperlukan memfungsikan Intelligence
Quotient (IQ), Social Quotient (SCQ) dan Emotional Quotient (EQ) secara efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimanakah penjelasan antara pengaruh
kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan sosial dan
etika profesi tersebut dalam kinerja auditor. Dimana sebelumnya, Imani (2014) telah
melakukan penelitian yang serupa di Yogyakarta. Namun penulis menambahkan variabel
independen kecerdasan sosial pada penelitian ini. Menurut peneliti, kecerdasan sosial juga
ikut mempengaruhi pelaksanaan kegiatan seorang auditor, sehingga peneliti menambahkan

2
JURNAL KHARISMA
VOL. 3 No. 2, Juni 2021 E-ISSN 2716-2710

variabel independen kecerdasan sosial tersebut di dalam penelitian ini. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka dirasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut yang berjudul “
Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Intelektual, kecerdasan
sosial dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor Inspektorat Kabupaten Tabanan”.

TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Teori Agensi (Agency Theory)


Menurut Ross (1973:134) hubungan agensi adalah salah satu tipe interaksi sosial yang
paling umum dan paling tua. Sementara Arrow (1985:37) menyatakan bahwa hubungan
agensi sebagai fakta yang meresap dalam kehidupan ekonomi. Jensen dan Meckling
(1976:309) juga menyatakan tentang sifat dasar hubungan agensi bahwa hubungan agensi ada
dalam semua organisasi dan semua upaya kerja sama, pada semua tingkat manajemen
perusahaan, pada universitas, koperasi, otoritas dan biro pemerintah, perserikatan dan
sebagainya (Siswanto, 2014:51).
Pada teori agensi, dimana teori agensi merupakan suatu hubungan antara principal dan
agen. Dapat diasumsikan bahwa principal tersebut adalah masyarakat, sedangkan agen adalah
pemerintah. Seperti yang kita ketahui pemerintah sebagai pihak yang menjalankan pelayanan
publik tentunya memiliki berbagai informasi. Dari informasi tersebutlah pemerintah dapat
membuat keputusan atau kebijakan yang hanya mementingkan pemerintah serta mengabaikan
kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk menghindari hal tersebut terjadi,
dibutuhkan peran auditor sebagai pihak ketiga yang mengaudit atau memeriksa laporan
keuangan yang telah dibuat oleh pemerintah untuk membuktikan bahwa laporan keuangan
yang disajikan tersebut andal, akuntabel dan transparan. Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) merupakan salah satu intansi pemerintah yang bertugas dalam pengawasan
intern pemerintah yaitu Inspektorat Jendral Pemerintah baik kabupaten maupun kota.
Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Auditor.
Emosional yang ada pada diri seseorang dapat mempengaruhi kinerja seseorang,
terkadang apabila tingkat emosional seseorang sedang tidak stabil, akan mempersulit
seseorang untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu (Supriyono, 2016:144).
Penjelasan tersebut berarti seorang auditor termasuk auditor inspektorat harus memiliki
kecerdasan emosional untuk mendukung kinerja auditor yang lebih baik. Hal ini dikarenakan
keadaan suasana hati dan suasana tempat kerja yang selalu berubah-ubah, menuntut auditor
agar tetap dapat mengontrol diri serta menjaga suasana hati agar saat melaksanakan tugasnya,
auditor tetap terfokus dengan pekerjaan yang harus diselesaikan. Penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Choiriah (2013) dan Lisnawati (2017) kecerdasan spiritual berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor. Berdasarkan pembahasan tersebut, penelitian ini menduga bahwa
auditor yang memiliki kecerdasan emosional akan berdampak positif pada kinerjanya, maka
hipotesis dalam penelitian adalah:
H1: Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada
Inspektorat Kabupaten Tabanan.
Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Auditor.
Kecerdasan spiritual berguna untuk memupuk modal spiritual yaitu modal/kekayaan
yang merefleksikan berbagai nilai bersama, visi bersama, dan tujuan mendasar dalam
kehidupan yang memperkaya aspek-aspek kehidupan umat manusia yang lebih dalam (Agoes
dan Ardana, 2014:12). Kecerdasan spiritual memungkinkan auditor inspektorat untuk berpikir
kreatif, berwawasan jauh, membuat atau bahkan mengubah aturan, yang membuat orang
tersebut dapat bekerja lebih baik. Kecerdasan spiritual mampu untuk membentuk karakter
seseorang menjadi lebih baik dan memiliki makna yang mendalam. Penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Choiriah (2013) dan Lisnawati (2017) kecerdasan spiritual berpengaruh positif

3
Pengaruh Kecerdasan Emosional…..
Putri Adnyani, Ayu Suryandari, Brahma Putra

terhadap kinerja auditor. Berdasarkan pembahasan tersebut, penelitian ini menduga bahwa
auditor yang memiliki kecerdasan spiritual akan berdampak positif pada kinerjanya, maka
hipotesis dalam penelitian adalah:
H2: Kecerdasan spiritual berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada
Inspektorat Kabupaten Tabanan.
Pengaruh Kecerdasan Intelektual Terhadap Kinerja Auditor.
Inteligensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan
diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh
faktor genetic.Apabila di dalam melakukan pemeriksaan/audit baik auditor junior maupun
auditor senior hanya mematuhi etika profesinya saja, tanpa kecerdasan intelektualnya auditor
tidak dapat melakukan prosedur audit yang benar karena tidak mampu memahami dan
mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya baik dalam bidang akuntansi maupun
disiplin ilmu lain yang relevan. Dengan demikian kecerdasan intelektual akan mempengaruhi
kemampuan auditor untuk melakukan pemeriksaan/audit dengan baik, tepat dan efektif
(Choiriah, 2013). Penelitian terdahulu Choiriah (2013) menyatakan kecerdasan intelektual
berpengaruh signifikan positif terhadap auditor. Penelitian Berdasarkan pembahasan tersebut,
penelitian ini menduga bahwa auditor yang kecerdasan intelektual akan berdampak positif
pada kinerjanya, maka hipotesis dalam penelitian adalah:
H3: Kecerdasan intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada
Inspektorat Kabupaten Tabanan.
Pengaruh Kecerdasan Sosial Terhadap Kinerja Auditor.
Kecerdasan sosial adalah kemampuan manusia untuk mendukung hubungan dengan
orang lain (Goleman, 2016: 100). Orang-orang yang berhasil dalam kecerdasan sosial dapat
mendukung hubungan dengan orang lain dengan cukup baik, orang-orang yang membaca
reaksi dan perasaan mereka, mampu memimpin dan mengorganisir, dan orang-orang pintar
yang muncul dalam setiap kegiatan manusia (Goleman, 2016: 164). Kecerdasan sosial
merupakan kecakapan seseorang untuk mendukung hubungan, baik hubungan dengan orang
lain maupun dengan lingkungannya. Orang yang memiliki kecerdasan sosial tinggi dapat
meraih kesuksesan dalam perjalanan, hal ini disebabkan seseorang mampu untuk menjalin
hubungan yang baik dengan sesamanya sehingga dari hubungan yang terjalin dapat tercipta
keberhasilan tujuan. Jika ada yang memiliki kecerdasan sosial, maka kinerja auditor akan
meningkat (Imani, 2014). Oleh karena itu, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H4: Kecerdasan sosial berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Inspektorat
Kabupaten Tabanan.
Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor.
Guna meningkatkan kinerja, auditor inspektorat dituntut untuk selalu menjaga standar
perilaku etis. Auditor Inspektorat yang merupakan Pegawai Negeri Sipil yang mendapatkan
tugas melakukan pengawasan secara terstruktur dan sistematis terhadap seluruh perangkat
pelaksana pemerintah dimana APIP tersebut berada. Auditor internal inspektorat dalam
melakukan proses audit atau pemeriksaan harus mematuhi dan berpedoman terhadap etika
profesi yang ada atau yang telah ditetapkan (Agoes dan Ardana, 2014:13). Penelitian
terdahulu Choiriah (2013) dan Imani (2014) Etika Profesi berpengaruh positif terhadap kinerja
auditor. Berdasarkan pembahasan tersebut, penelitian ini menduga bahwa auditor yang
memiliki etika profesi akan berdampak positif pada kinerjanya, maka hipotesis dalam
penelitian adalah:
H5: Etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Inspektorat
Kabupaten Tabanan.

4
JURNAL KHARISMA
VOL. 3 No. 2, Juni 2021 E-ISSN 2716-2710

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Inspektorat Kabupaten Tabanan, yang beralamat
di jalan Delod Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali. Adapun objek
penelitian dalam penelitian ini adalah kinerja auditor di Inspektorat Kabupaten Tabanan.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel independen, dimana variabel
independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2016:39). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan
intelektual (IQ), Kecerdasan sosial (SCQ) dan etika profesi (EP) dan variabel dependen adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen
(Sugiyono, 2016:39). Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja auditor.
Berdasarkan sifatnya jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif berupa elemen-elemen dalam pernyataan yang terdapat di dalam kuesioner dan data
kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah jawaban dari para responden yang
telah dikuantitatifkan dengan menggunakan skala likert. Sumber data pada penelitian ini
bersumber dari data primer yang berupa kuesioner dan data skunder yang berupa daftar
auditor yang bekerja pada Kantor Inspektorat Kabupaten Tabanan. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh auditor yang menangani audit berjumlah 40 orang dengan teknik
pengambilan sampel yaitu teknik sampling jenuh dan pengumpulan data dilakukan dengan
teknik observasi dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier
berganda.
Definisi oprasional adalah suatu definisi yang diberikan pada variabel dengan tujuan
memberikan arti atau menspesifikasikannya. Dalam penelitian ini definisi orasional variabel
sebagai berikut :
1) Kinerja Auditor
Kinerja Auditor adalah suatu hasil kerja yang diselesaikan oleh seorang auditor dalam
melaksanakan tugas-tugas yang telah diberikan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur dengan
mempertimbangkan kualitas dan ketepatan waktu. Kinerja auditor diukur dengan enam
indikator yang di adopsi dari Bernadin (1993:383) terdiri dari, dapat mencapai hasil
akhir yang diharapkan, dapat menyelesaiakan tugas sesuai kuantitas yang seharusnya
dihasilkan, penyelesaian tugas sesuai batas waktu, dapat memaksimalkan sumber daya
organisasi, dapat melaksanakan fungsi pekerjaan tanpa harus meminta bantuan
pengawasan dan karyawan memelihara kerjasama di antara rekan kerja. Satuan
pengukuran yang digunakan adalah skala likert 5. Skor 5 untuk Sangat Setuju, skor 4
untuk Setuju, skor 3 untuk Kurang Setuju skor 2 untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk
Sangat Tidak Setuju.
2) Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan
perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik pada
diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional diukur
dengan sebelas indikator yang di adopsi dari Goleman (2009:58-59) terdiri dari,
kesadaran emosi diri, penilaian diri yang akurat, percaya diri, kontrol emosi diri, dapat
dipercaya, teliti, kemampuan adaptasi, dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan
optimisme. Satuan pengukuran yang digunakan adalah skala likert 5. Skor 5 untuk
Sangat Setuju, skor 4 untuk Setuju, skor 3 untuk Kurang Setuju skor 2 untuk Tidak
Setuju, dan skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju.

5
Pengaruh Kecerdasan Emosional…..
Putri Adnyani, Ayu Suryandari, Brahma Putra

3) Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual merupakan perasaan terhubungkan dengan diri sendiri, orang lain
dan alam semesta secara utuh. Pada saat orang bekerja, maka ia dituntut untuk
mengarahkan intelektualnya, tetapi banyak hal yang membuat seseorang senang
dengan pekerjaannya. Kecerdasan spiritual diukur dengan tujuh indikator yang
diadopsi dari Zohar dan Marshal (2000:14) terdiri dari, memprioritaskan pekerjaan
yang lebih penting, bisa membagi waktu dengan baik, mau beradaptasi dalam kegiatan
sosial, menjalani hidup sesuai dengan nilai agama, bersikap sopan santun, tabah
terhadap cobaan yang dialam dan melakukan segala sesuatu tanpa pamrih. Satuan
pengukuran yang digunakan adalah skala likert 5. Skor 5 untuk Sangat Setuju, skor 4
untuk Setuju, skor 3 untuk Kurang Setuju skor 2 untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk
Sangat Tidak Setuju.
4) Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan untuk melakukan analisis verbal, logika
dan numeric. Kecerdasan intelektual diukur dengan tujuh indikator yang diadopsi dari
Robbins (2007:48) terdiri dari, mampu menghitung dengan cepat, mampu menghitung
dengan tepat, mudah memahami apa yang dibaca dan di dengar, mudah menangkap
hubungan percakapan, kemampuan mengenali kepiripan dan beda visual, memahami
penyebab dari suatu permasalahan dan memahami akibat dari suatu tindakan. Satuan
pengukuran yang digunakan adalah skala likert 5. Skor 5 untuk Sangat Setuju, skor 4
untuk Setuju, skor 3 untuk Kurang Setuju skor 2 untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk
Sangat Tidak Setuju.
5) Kecerdasan Sosial
Kecerdasan sosial adalah kemampuan manusia untuk menjalin hubungan dengan
orang lain. Kecerdasan sosial diukur dengan tujuh indikator yang diadopsi dari
Sugiyono (2013) terdiri dari, keterampilan sosial, mampu bersosialisasi, mampu
membaca reaksi dan perasaan, memiliki kesadaran sosial, kemampuan menyelaraskan
diri, memiliki kepercayaan diri dan memiliki keterampilan empati. Satuan pengukuran
yang digunakan adalah skala likert 5. Skor 5 untuk Sangat Setuju, skor 4 untuk
Setuju, skor 3 untuk Kurang Setuju skor 2 untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk
Sangat Tidak Setuju.
6) Etika Profesi
Etika adalah cabang ilmu yang membahas tentang perilaku manusia, mengenai apa
yang baik dan apa yang tidak baik dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhan,
manusia dengan manusia lain, dan manusia dengan alam. Etika profesi diukur dengan
enam indikator yang diadopsi dari Yanhari (2007) terdiri dari, mampu menjaga
kualitas audit, integritas, kepribadian dan tanggung jawab profesi, berprilaku tegas,
menjaga kerahasiaan, dan profesional dalam bekerja. Satuan pengukuran yang
digunakan adalah skala likert 5. Skor 5 untuk Sangat Setuju, skor 4 untuk Setuju, skor
3 untuk Kurang Setuju skor 2 untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk Sangat Tidak
Setuju.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah memenuhi uji validitas dan uji
reliabilitas sehingga dapat dikatakan baik digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya
diukur dan dapat memberikan hasil yang konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali
dengan gejala yang sama. Adapun pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara silmutan maupun parsial yang dapat dilihat dari hasil analisis regresi linier
berganda sebagai berikut

6
JURNAL KHARISMA
VOL. 3 No. 2, Juni 2021 E-ISSN 2716-2710

Analisis Regresi Linier Berganda


Tabel 1
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Unstandardiz ed Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Cons tant) 3.761 2.788 1.349 .187
EQ .097 .021 .388 4.689 .000 .832 1.203
SQ .042 .015 .246 2.740 .010 .704 1.420
IQ .084 .034 .219 2.495 .018 .741 1.350
SCQ .146 .104 .127 1.402 .170 .694 1.440
EP .337 .090 .364 3.757 .001 .607 1.647
a. Dependent Variable: KA

Sumber: Data diolah, 2020


Adapun persamaan analisis regresi linier berganda dirumuskan sebagai berikut:
KA = α + β1EQ + β2SQ + β3IQ + β4SCQ + β5EP + e.........(1)
KA = 3.761 + 0.097EQ + 0,042SQ + 0,084IQ + 0.146SCQ + 0.337EP.........(1)
Uji Kelayakan Model (Uji F)
Tabel 2
Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 106.203 5 21.241 28.785 .000a
Residual 23.613 32 .738
Total 129.816 37
a. Predictors : (Constant), EP, EQ, IQ, SQ, SCQ
b. Dependent Variable: KA
Sumber: Data diolah, 2020
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA pada tabel 5.10 diperoleh nilai F sebesar 28.785 dengan
signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0,05 ini berati bahwa model regresi yang digunakan
adalah layak untuk di uji data.
Uji Determinasi (R2)
Tabel 3
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
M odel Summaryb

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .904a .818 .790 .85901
a. Predictors: (Cons tant), EP, EQ, IQ, SQ, SCQ
b. Dependent Variable: KA
Sumber: Data diolah, 2020
pengujian koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai R Square sebesar 0.790 atau 79% ini
berarti variabel kinerja auditor yang merupakan variabel dipenden mampu dijelaskan 79%
oleh variabel independen yaitu kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan
intelektual, kecerdasan sosial dan etika profesi, sedangkan sisanya sebesar 21% dijelaskan
oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian.

7
Pengaruh Kecerdasan Emosional…..
Putri Adnyani, Ayu Suryandari, Brahma Putra

Uji Statistik t
Tabel 4
Hasil Uji t
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 3.761 2.788 1.349 .187
EQ .097 .021 .388 4.689 .000 .832 1.203
SQ .042 .015 .246 2.740 .010 .704 1.420
IQ .084 .034 .219 2.495 .018 .741 1.350
SCQ .146 .104 .127 1.402 .170 .694 1.440
EP .337 .090 .364 3.757 .001 .607 1.647
a. Dependent Variable: KA

Sumber: Data diolah, 2020


Berdasarkan data pada tabel dapat di inteprestasikan sebagai berikut:
1) Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) terhadap Kinerja Auditor (KA)
Hasil uji t pada variabel kecerdasan emosional menunjukan nilai t sebesar 4,689 dan
nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa kecerdasan
emosional berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, sehingga H1 diterima.
2) Pengaruh Kecerdasan Spiritual (SQ) terhadap Kinerja Auditor (KA)
Hasil uji t pada variabel kecerdasan spiritual menunjukan nilai t sebesar 2,740 dan
nilai signifikansi sebesar 0,010 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa kecerdasan
spiritual berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, sehingga H2 diterima.
3) Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ) terhadap Kinerja Auditor (KA)
Hasil uji t pada variabel kecerdasan intelektual menunjukan nilai t sebesar 2,495 dan
nilai signifikansi sebesar 0,018. Ini berarti bahwa kecerdasan intelektual berpengaruh
positif terhadap kinerja auditor, sehingga H3 diterima.
4) Pengaruh Kecerdasan Sosial (SCQ) terhadap Kinerja Auditor (KA)
Hasil uji t pada variabel kecerdasan sosial menunjukan nilai t sebesar 1,402 dan nilai
signifikansi sebesar 0,170 lebih besar dari 0,05. Ini berarti bahwa kecerdasan sosial
tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor, sehingga H4 ditolak.
5) Pengaruh Etika Profesi (EP) terhadap Kinerja Auditor (KA)
Uji t pada variabel etika profesi menunjukan nilai t sebesar 3,757 dan nilai signifikansi
sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa etika profesi berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor, sehingga H5 diterima.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan mengenai pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor
Hipotesis pertama (H1 ) menyatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor Inspektorat Kabupaten Tabanan. Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat
koefisien regresi Kecerdasan Emosional (EQ) sebesar 0,097 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Dengan demikian, kinerja auditor di Inspektorat Kabupaten Tabanan dianggap
baik seiring dengan peningkatan kecerdasan emosional auditor. Kinerja yang ditampilkan
auditor akan semakin baik apabila auditor memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dalam
melakukan proses pengauditan. Selain itu seorang yang cerdas secara emosional akan mampu
mengendalikan dirinya sehingga mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki secara optimal
sehingga mampu memilah apa yang akan dilakukan dan apa yang tidak. Seorang auditor harus
mampu memotivasi diri, saat auditor mengalami situasi emosi yang kurang baik, sehingga
perasaan gelisah yang memicu stres dan akan mengganggu kemampuan berfikir akan

8
JURNAL KHARISMA
VOL. 3 No. 2, Juni 2021 E-ISSN 2716-2710

tertangani dengan adanya kecerdasan emosional, sehingga semakin tinggi kecerdasan


emosional yang dimiliki seorang auditor maka kualitas audit akan semakin baik, penggunaan
maupun pengendalian emosi yang tepat dan efektif akan dapat mencapai tujuan dan meraih
keberhasilan kerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Choiriah (2013) dan lisnawati (2017) yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional
berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Seorang auditor termasuk auditor inspektorat
harus memiliki kecerdasan emosional untuk mendukung kinerja auditor yang lebih baik.
Pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kinerja auditor
Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa kecerdasan spiritual berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor Inspektorat Kabupaten Tabanan. Berdasarkan data pada tabel 5.6
dapat dilihat koefisien regresi Kecerdasan Spiritual (SQ) sebesar 0,042 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,010 dengan demikian, kinerja auditor di Inspektorat Kabupaten
Tabanan dianggap baik seiring dengan meningkatnya kecerdasan spiritual auditor. Kecerdasan
spiritual dapat memfasilitasi dialog antara fikiran dan emosi, antara jiwa dan tubuh. Auditor
akan menggunakan kecerdasan spiritualnya dalam melakukan penugasan. Auditor akan
dihadapkan dilema etika pada saat melaksanakan tugas auditnya, sehingga auditor akan
menggunakan kecerdasan spiritualnya dengan memberikan makna ibadah pada setiap
tindakan yang akan dilakukan, auditor akan memikirkan konsekuensi yang akan diterima
apabila melalukan suatu penyimpangan yang melanggar dari ajaran agamanya. Sehingga
dalam menjalankan tugas auditor akan memberikan pendapat yang jujur dan murni sesuai
dengan fakta yang ada sehingga audit yang dihasilkan mencerminkan kinerja yang baik dan
bertanggung jawab. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Choiriah (2013) dan Lisnawati (2017) yang menyatakan bahwa kecerdasan spiritual
berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Kecerdasan spiritual mampu untuk membentuk
karakter seorang menjadi lebih baik dan memiliki makna yang mendalam.
Pengaruh kecerdasan intelektual terhadap kinerja auditor
Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa kecerdasan intelektual berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor Inspektorat Kabupaten Tabanan. Berdasarkan data pada tabel 5.6
dapat dilihat koefisien regresi Kecerdasan Intelektual (IQ) sebesar 0,084 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,018 dengan demikian, kinerja auditor di Inspektorat Kabupaten
Tabanan dianggap baik seiring dengan meningkatnya kecerdasan intelektual auditor. Seorang
auditor yang memiliki IQ yang tinggi dapat menghasilakan kinerja yang lebih baik, terutama
apabila dalam bertugas sering mendapatkan pelatihan dan keterampilan baru dari pelatihan
yang dilakukan. Prestasi kerja yang di miliki oleh seorang auditor akan membawanya pada
hasil yang lebih memuaskan untuk dapat meningkatkan kinerjanya, dan juga seorang yang
memiliki tingkat intelegensi yang tinggi lebih mudah menyerap ilmu yang di berikan sehingga
kemampuannya dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan pekerjaanya akan lebih
baik. Kecerdasan intelektual sangat penting bagi seorang auditor guna menghasilakan kinerja
yang menonjol. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh choiriah
(2013) yang menyatakan kecerdasan intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
Kecerdasan intelektual akan mempengaruhi kemampuan auditor untuk melakukan
pemeriksaan atau audit dengan baik.
Pengaruh kecerdasan sosial terhadap kinerja auditor
Hipotesis keempat (H4) menyatakan bahwa kecerdasan sosial berpengaruh negatif
terhadap kinerja auditor Inspektorat Kabupaten Tabanan. Berdasarkan data pada tabel 5.6
dapat dilihat koefisien regresi Kecerdasan Sosial (SCQ) sebesar 0,146 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,170 dengan demikian, kecerdasan sosial tidak berpengaruh terhadap
kinerja auditor di Inspektorat Kabupaten Tabanan. Hal ini dikarenakan kecerdasan sosial yang
dimiliki oleh seorang auditor belum tentu mampu menyelesaikan tugas nya dengan baik,
karena dengan pergaulan yang baik belum tentu auditor dapat saling memberi motivasi

9
Pengaruh Kecerdasan Emosional…..
Putri Adnyani, Ayu Suryandari, Brahma Putra

kepada satu sama lain untuk mencapai hasil yang maksimal, semua tergantung pada keinginan
auditor dalam hal memahami tugasnya karena seorang dengan pergaulan yang tidak luas
tetapi memiliki keinginan untuk belajar akan lebih mudah memahami tugasnya di bandingkan
dengan pergaulan yang luas tetapi tidak ada keinginan untuk belajar atau memahami tugasnya
sebagai auditor. Karena kinerja individu dalam hal ini seorang auditor, akan baik jika dilihat
dari faktor internal seperti memilki kemampuan dalam mengontrol diri, berfikir kreatif,
berwawasan jauh, dan selalu menjaga standar prilaku etis. Kinerja seseorang di tetntukan oleh
kemampuan dan keinginan, sehingga harus mengetahui bagaimana cara melakukan dengan
benar, dan memiliki keinginan yang tinggi untuk belajar, karena kemampuan individu adalah
suatu faktor yang merujuk ke suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan, seorang auditor agar memiliki kinerja yang baik, maka diperlukan
kemampuan pengetahuan yang mendalam tentang materi pekerjaanya, tehnik pelaksanaan dan
sejauh mana penerimaan tujuan suatu program akan mempengaruhi hasil kinerja auditor pada
oraganisasi yang bersangkutan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Widayanti dan Ristiyana (2019) yang menyatakan kecerdasan sosial tidak berpengaruh
secara signifikan namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Imani (2014)
yang menyatakan kecerdasan sosial berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
Pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor
Hipotesis kelima (H5) menytakan bahwa etika profesi berpengaruh positif terhadap
kinerja auditor Inspektorat Kabupaten Tabanan. Berdasarkan data pada tabel 5.6 dapat dilihat
koefisien regresi Etika Profesi (EP) sebesar 0,337 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001
dengan demikian, kinerja auditor di Inspektorat Kabupaten Tabanan dianggap baik seiring
dengan meningkatnya etika profesi auditor. Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan
standar pengendalian mutu auditing merupakan acuan yang baik untuk mutu auditing. Etika
profesi merupakan kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi eksistensi profesi dan sebagai
dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan mematuhi kode etik, auditor
diharapkan dapat menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat. Sehingga
jika semakin tinggi tingkat ketaatan auditor terhadap kode etik profesinya, maka kinerja yang
akan dicapai akan semakin baik pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Choiriah (2013) dan Imani (2014) yang menyatakan bahwa etika profesi
berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Audit internal inspektorat dalam melakukan
proses audit atau pemeriksaan harus mematuhi dan berpedoman terhadap etika profesi yang
ada atau yang telah ditetapkan.

SIMPULAN

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan


spiritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial dan etika profesi terhadap kinerja auditor
Inspektorat Kabupaten Tabanan. Responden dalam penelitian ini sejumlah 38 auditor.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
1) Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja auditor Inspektorat
Kabupaten Tabanan. Hal ini menunjukan bahwa apabila seorang auditor mampu
meningkatkan nilai dari kecerdasan emosionalnya seperti mengenali dirinya,
memanfaatkan potensi yang dimiliki dan dapat memilih apa yang harus dilakukan dan
tidak di lakukan dengan keadaan suasana hati dan suasana tempat kerja yang berubah-
ubah maka akan terjadi peningkatan pada kinerja auditor.
2) Kecerdasan spiritual berpengaruh positif terhadap kinerja auditor Inspektorat
Kabupaten Tabanan. Hal ini menunjukan bahwa apabila seorang auditor mampu
meningkatkan nilai dari kecerdasan spiritualnya seperti berfikir kreatif, berwawasan

10
JURNAL KHARISMA
VOL. 3 No. 2, Juni 2021 E-ISSN 2716-2710

jauh, mengekspresikan dan memberi makna pada setiap tindakannya akan mendorong
dalam meningkatkan kinerja auditor.
3) Kecerdasan intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hal ini
menunjukan bahwa apabila seorang auditor mampu meningkatkan nilai dari
kecerdasan intelektualnya seperti memahami dan mengaplikasikan pengetahuan dan
pengalamannya dalam bidang akuntansi maupun disiplin ilmu lain yang relevan maka
akan terjadi peningkatkan pada kinerja auditor.
4) Kecerdasan sosial tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Hal ini dikarenakan
kinerja individu dalam hal ini seorang auditor akan baik jika dilihat dari fator internal
seperti memiliki kemampuan dalam mengontrol diri, berfikir kreatif, berwawasan
jauh, dan berprilaku etis. Karena kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan
keinginan untuk belajar karena akan lebih mudah untuk memahami tugasnya di
bandingkan dengan memiliki pergaulan yang luas tapi tidak ada keinginan untuk
belajar, maka kecerdasan sosial tidak mempengaruhi kinerja auditor.
5) Etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukan bahwa
apabila auditor mampu meningkatkan nilai dari etika profesinya seperti dalam hal
integritas, objektivitas, menjaga kerahasiaan, dan kompetensi auditor tersebut yang
harus ditaati, maka dengan menaati etika profesinya tersebut akan dapat meningkatkan
kinerja auditor.
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah,
namun demikian masih memiliki keterbatasan dalam fator-faktor yang mempengaruhi kinerja
auditor dalam penelitian ini hanya terdiri dari lima variabel, yaitu kecerdasan emosional,
kecerdasan sipritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial dan etika profesi saja,
sedangkan nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini menunjukan nilai 79% hal ini berarti
21% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian. Dan juga adanya keterbatasan
penelitian dengan menggunakan kuesioner, dalam penelitian ini hanya memperoleh 38 auditor
dari 40 auditor internal pada Inspektorat Kabupaten Tabanan. Berdasarkan keterbatasan yang
di peroleh dalam penelitian ini maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah:
1) Variabel yang digunakan untuk penelitian ini sangat sedikit, yaitu hanya lima variabel,
oleh sebab itu pada penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lainnya yang
berhubungan dengan kinerja auditor, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih
luas mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja auditor selain kecerdasan
emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial dan etika
profesi, bisa dengan menambahkan variabel seperti budaya organisasi, independensi
dan komitmen organisasi.
2) Variabel kecerdasan emosional, kecedasan spiritual, kecerdasan intelektual,
kecerdasan sosial dan etika profesi yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas
dan pertanyaanya masih kurang memadai, oleh sebab itu pada penelitian selanjutnya
dapat menambah dan memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam
penelitian ini. Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini hanya satu
inspektorat. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak jumlah sampel
yang akan digunakan, sehingga akan mendekati gambaran hasil yang lebih mendekati
dengan kondisi yang sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. 2014. Etika Bisnis Dan Profesi-Edisi Revisi. Salemba
Empat. Jakarta.
Bernardin, H.J & Russel, J.E.A. 1993. Human Resource Management an experiental
approach. Singapore: Mc Graw-Hill, Inc.

11
Pengaruh Kecerdasan Emosional…..
Putri Adnyani, Ayu Suryandari, Brahma Putra

Choiriah, Anis. 2013. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan


Spiritual, dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor dalam Kantor Akuntan Publik.
Studi Empiris pada Auditor dalam Kantor Akuntan Publik di Kota Padang dan
Pekanbaru. Skripsi. Universitas Negeri Padang, Padang.
Floretta, Gabritha. 2014. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Etika
Profesi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik DKI Jakarta. Jurnal
Binus University. Jakarta Barat.
Goelman, Daniel. 2000. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Goleman, Daniel. 2000. Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, Daniel. 2003. Emotional Intelligence, Alih Bahasa: T. Hermay. Jakarta: Gramedia
Pustaka.
http://beritabali.com/read/2014/12/11/201412110003/kinerja-SKPD-Pemkab-Tabanan-Dapat-
Nilai-Buruk-Dari-Ombudsman.html
http://m.detik.com/news/berita/d-3404983/kemendagri-soroti-kinerja-lemah-inspektorat-
pantau-penyimpangan
http://metrobali.com/2013/08/28/bpk-harapkan-60-persem-kabupaten-raih-wtp/
https://bali.antaranews.com/berita/39898/laporan-keuangan-tabanan-disclaimer.
Imani, Rendianto Dozer. 2014. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan
Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik Yogyakarta.
Skripsi. Sarjana pada Jurusan Akuntansi pada Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”.
Lisnawati. 2016. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja
Auditor pada Inspektorat Kota kendari. Jurnal Universitas Halu Uleo.
Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Supriyono, R.A. 2016. Akuntansi Keperilakuan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta
Widayati, Neneng. dan Ristiyana, Rida, 2019. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Spiritual, Kecerdasan Sosial dan Pilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi. Skripsi. Universitas Islam Sykeh Yusuf Tanggerang. Edisi XIX Vol 2.
Martin, Anthony Dio. 2003. EQM (Emotional Quality Management): Refleksi, Revisi,
dan Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan Emosi. Jakarta: HR Excellency.
Meyer, Henry R. 2008. Manajemen Dengan Kecerdasan Emosional. Bandung: Nuansa
Cendikia.
Ni Luh Gede Sukmawati, Nyoman Trisna Herawati, Ni Kadek Sinarwati. 2014. Pengaruh
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika
Profesi Terhadap Opini Auditor pada KAP di Bali. Jurnal Jurusan Akuntansi Program
S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Vol 2. No 1.
Yanhari. 2007. Analisis Profesionalisme Dan Etika Profesi Auditor Terhadap Kinerja Auditor
pada BPK di Jakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Mercubuana Jakarta. Vol
7, No 2.
Zohar, danah dan Marshal, Ian. 2000. Spiritual Intellegence: The Ulimate Intellegence.
London: Bloomsburry Publishing.

12

You might also like