Professional Documents
Culture Documents
2578-Article Text-5948-1-10-20211004
2578-Article Text-5948-1-10-20211004
Abstract
PENDAHULUAN
Auditor pemerintah merupakan salah satu profesi yang bergerak dalam bidang jasa dan
memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan pemerintahan, dimana eksistensinya dari
waktu ke waktu semakin diakui oleh masyarakat. Informasi keuangan yang disajikan pihak
manajemen perusahaan dan pihak keuangan pemerintahan kepada masyarakat, mengandung
kemungkinan adanya pengaruh kepentingan pribadi pihak manajemen dan pihak pemerintah
dalam penyampaian hasil usaha dan posisi keuangan yang menguntungkan bagi pihak
manajemen dan pemerintah, kecurangan, keteledoran serta ketidak jujuran yang dilakukan
dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu masyarakat dan pemerintah
memerlukan jasa profesional untuk menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan
pihak manajemen dan pihak pemerintah, disinilah peran auditor diperlukan.
Saat ini terdapat berbagai berita di media massa dan media elektronik baik online
maupun offline terkait kasus-kasus penyalahgunaan dana atau korupsi, mulai dari kasus yang
dilakukan oleh pemerintah pusat hingga pemerintah daerah serta kasus-kasus lain di luar
pemerintahan. Adanya kasus-kasus penyalahgunaan dana atau korupsi di lingkungan
pemerintahan ini menjadikan kinerja auditor inspektorat dipertanyakan oleh publik. Salah satu
penyebab dari masih banyaknya terjadi kasus penyalahgunaan dana seperti diatas, karena
lemahnya pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintah. Meningkatkan kinerja auditor,
1
Pengaruh Kecerdasan Emosional…..
Putri Adnyani, Ayu Suryandari, Brahma Putra
2
JURNAL KHARISMA
VOL. 3 No. 2, Juni 2021 E-ISSN 2716-2710
variabel independen kecerdasan sosial tersebut di dalam penelitian ini. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka dirasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut yang berjudul “
Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Intelektual, kecerdasan
sosial dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor Inspektorat Kabupaten Tabanan”.
3
Pengaruh Kecerdasan Emosional…..
Putri Adnyani, Ayu Suryandari, Brahma Putra
terhadap kinerja auditor. Berdasarkan pembahasan tersebut, penelitian ini menduga bahwa
auditor yang memiliki kecerdasan spiritual akan berdampak positif pada kinerjanya, maka
hipotesis dalam penelitian adalah:
H2: Kecerdasan spiritual berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada
Inspektorat Kabupaten Tabanan.
Pengaruh Kecerdasan Intelektual Terhadap Kinerja Auditor.
Inteligensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan
diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh
faktor genetic.Apabila di dalam melakukan pemeriksaan/audit baik auditor junior maupun
auditor senior hanya mematuhi etika profesinya saja, tanpa kecerdasan intelektualnya auditor
tidak dapat melakukan prosedur audit yang benar karena tidak mampu memahami dan
mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya baik dalam bidang akuntansi maupun
disiplin ilmu lain yang relevan. Dengan demikian kecerdasan intelektual akan mempengaruhi
kemampuan auditor untuk melakukan pemeriksaan/audit dengan baik, tepat dan efektif
(Choiriah, 2013). Penelitian terdahulu Choiriah (2013) menyatakan kecerdasan intelektual
berpengaruh signifikan positif terhadap auditor. Penelitian Berdasarkan pembahasan tersebut,
penelitian ini menduga bahwa auditor yang kecerdasan intelektual akan berdampak positif
pada kinerjanya, maka hipotesis dalam penelitian adalah:
H3: Kecerdasan intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada
Inspektorat Kabupaten Tabanan.
Pengaruh Kecerdasan Sosial Terhadap Kinerja Auditor.
Kecerdasan sosial adalah kemampuan manusia untuk mendukung hubungan dengan
orang lain (Goleman, 2016: 100). Orang-orang yang berhasil dalam kecerdasan sosial dapat
mendukung hubungan dengan orang lain dengan cukup baik, orang-orang yang membaca
reaksi dan perasaan mereka, mampu memimpin dan mengorganisir, dan orang-orang pintar
yang muncul dalam setiap kegiatan manusia (Goleman, 2016: 164). Kecerdasan sosial
merupakan kecakapan seseorang untuk mendukung hubungan, baik hubungan dengan orang
lain maupun dengan lingkungannya. Orang yang memiliki kecerdasan sosial tinggi dapat
meraih kesuksesan dalam perjalanan, hal ini disebabkan seseorang mampu untuk menjalin
hubungan yang baik dengan sesamanya sehingga dari hubungan yang terjalin dapat tercipta
keberhasilan tujuan. Jika ada yang memiliki kecerdasan sosial, maka kinerja auditor akan
meningkat (Imani, 2014). Oleh karena itu, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H4: Kecerdasan sosial berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Inspektorat
Kabupaten Tabanan.
Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor.
Guna meningkatkan kinerja, auditor inspektorat dituntut untuk selalu menjaga standar
perilaku etis. Auditor Inspektorat yang merupakan Pegawai Negeri Sipil yang mendapatkan
tugas melakukan pengawasan secara terstruktur dan sistematis terhadap seluruh perangkat
pelaksana pemerintah dimana APIP tersebut berada. Auditor internal inspektorat dalam
melakukan proses audit atau pemeriksaan harus mematuhi dan berpedoman terhadap etika
profesi yang ada atau yang telah ditetapkan (Agoes dan Ardana, 2014:13). Penelitian
terdahulu Choiriah (2013) dan Imani (2014) Etika Profesi berpengaruh positif terhadap kinerja
auditor. Berdasarkan pembahasan tersebut, penelitian ini menduga bahwa auditor yang
memiliki etika profesi akan berdampak positif pada kinerjanya, maka hipotesis dalam
penelitian adalah:
H5: Etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Inspektorat
Kabupaten Tabanan.
4
JURNAL KHARISMA
VOL. 3 No. 2, Juni 2021 E-ISSN 2716-2710
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Inspektorat Kabupaten Tabanan, yang beralamat
di jalan Delod Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali. Adapun objek
penelitian dalam penelitian ini adalah kinerja auditor di Inspektorat Kabupaten Tabanan.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel independen, dimana variabel
independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2016:39). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan
intelektual (IQ), Kecerdasan sosial (SCQ) dan etika profesi (EP) dan variabel dependen adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen
(Sugiyono, 2016:39). Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja auditor.
Berdasarkan sifatnya jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif berupa elemen-elemen dalam pernyataan yang terdapat di dalam kuesioner dan data
kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah jawaban dari para responden yang
telah dikuantitatifkan dengan menggunakan skala likert. Sumber data pada penelitian ini
bersumber dari data primer yang berupa kuesioner dan data skunder yang berupa daftar
auditor yang bekerja pada Kantor Inspektorat Kabupaten Tabanan. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh auditor yang menangani audit berjumlah 40 orang dengan teknik
pengambilan sampel yaitu teknik sampling jenuh dan pengumpulan data dilakukan dengan
teknik observasi dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier
berganda.
Definisi oprasional adalah suatu definisi yang diberikan pada variabel dengan tujuan
memberikan arti atau menspesifikasikannya. Dalam penelitian ini definisi orasional variabel
sebagai berikut :
1) Kinerja Auditor
Kinerja Auditor adalah suatu hasil kerja yang diselesaikan oleh seorang auditor dalam
melaksanakan tugas-tugas yang telah diberikan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur dengan
mempertimbangkan kualitas dan ketepatan waktu. Kinerja auditor diukur dengan enam
indikator yang di adopsi dari Bernadin (1993:383) terdiri dari, dapat mencapai hasil
akhir yang diharapkan, dapat menyelesaiakan tugas sesuai kuantitas yang seharusnya
dihasilkan, penyelesaian tugas sesuai batas waktu, dapat memaksimalkan sumber daya
organisasi, dapat melaksanakan fungsi pekerjaan tanpa harus meminta bantuan
pengawasan dan karyawan memelihara kerjasama di antara rekan kerja. Satuan
pengukuran yang digunakan adalah skala likert 5. Skor 5 untuk Sangat Setuju, skor 4
untuk Setuju, skor 3 untuk Kurang Setuju skor 2 untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk
Sangat Tidak Setuju.
2) Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan
perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik pada
diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional diukur
dengan sebelas indikator yang di adopsi dari Goleman (2009:58-59) terdiri dari,
kesadaran emosi diri, penilaian diri yang akurat, percaya diri, kontrol emosi diri, dapat
dipercaya, teliti, kemampuan adaptasi, dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan
optimisme. Satuan pengukuran yang digunakan adalah skala likert 5. Skor 5 untuk
Sangat Setuju, skor 4 untuk Setuju, skor 3 untuk Kurang Setuju skor 2 untuk Tidak
Setuju, dan skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju.
5
Pengaruh Kecerdasan Emosional…..
Putri Adnyani, Ayu Suryandari, Brahma Putra
3) Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual merupakan perasaan terhubungkan dengan diri sendiri, orang lain
dan alam semesta secara utuh. Pada saat orang bekerja, maka ia dituntut untuk
mengarahkan intelektualnya, tetapi banyak hal yang membuat seseorang senang
dengan pekerjaannya. Kecerdasan spiritual diukur dengan tujuh indikator yang
diadopsi dari Zohar dan Marshal (2000:14) terdiri dari, memprioritaskan pekerjaan
yang lebih penting, bisa membagi waktu dengan baik, mau beradaptasi dalam kegiatan
sosial, menjalani hidup sesuai dengan nilai agama, bersikap sopan santun, tabah
terhadap cobaan yang dialam dan melakukan segala sesuatu tanpa pamrih. Satuan
pengukuran yang digunakan adalah skala likert 5. Skor 5 untuk Sangat Setuju, skor 4
untuk Setuju, skor 3 untuk Kurang Setuju skor 2 untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk
Sangat Tidak Setuju.
4) Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan untuk melakukan analisis verbal, logika
dan numeric. Kecerdasan intelektual diukur dengan tujuh indikator yang diadopsi dari
Robbins (2007:48) terdiri dari, mampu menghitung dengan cepat, mampu menghitung
dengan tepat, mudah memahami apa yang dibaca dan di dengar, mudah menangkap
hubungan percakapan, kemampuan mengenali kepiripan dan beda visual, memahami
penyebab dari suatu permasalahan dan memahami akibat dari suatu tindakan. Satuan
pengukuran yang digunakan adalah skala likert 5. Skor 5 untuk Sangat Setuju, skor 4
untuk Setuju, skor 3 untuk Kurang Setuju skor 2 untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk
Sangat Tidak Setuju.
5) Kecerdasan Sosial
Kecerdasan sosial adalah kemampuan manusia untuk menjalin hubungan dengan
orang lain. Kecerdasan sosial diukur dengan tujuh indikator yang diadopsi dari
Sugiyono (2013) terdiri dari, keterampilan sosial, mampu bersosialisasi, mampu
membaca reaksi dan perasaan, memiliki kesadaran sosial, kemampuan menyelaraskan
diri, memiliki kepercayaan diri dan memiliki keterampilan empati. Satuan pengukuran
yang digunakan adalah skala likert 5. Skor 5 untuk Sangat Setuju, skor 4 untuk
Setuju, skor 3 untuk Kurang Setuju skor 2 untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk
Sangat Tidak Setuju.
6) Etika Profesi
Etika adalah cabang ilmu yang membahas tentang perilaku manusia, mengenai apa
yang baik dan apa yang tidak baik dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhan,
manusia dengan manusia lain, dan manusia dengan alam. Etika profesi diukur dengan
enam indikator yang diadopsi dari Yanhari (2007) terdiri dari, mampu menjaga
kualitas audit, integritas, kepribadian dan tanggung jawab profesi, berprilaku tegas,
menjaga kerahasiaan, dan profesional dalam bekerja. Satuan pengukuran yang
digunakan adalah skala likert 5. Skor 5 untuk Sangat Setuju, skor 4 untuk Setuju, skor
3 untuk Kurang Setuju skor 2 untuk Tidak Setuju, dan skor 1 untuk Sangat Tidak
Setuju.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah memenuhi uji validitas dan uji
reliabilitas sehingga dapat dikatakan baik digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya
diukur dan dapat memberikan hasil yang konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali
dengan gejala yang sama. Adapun pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara silmutan maupun parsial yang dapat dilihat dari hasil analisis regresi linier
berganda sebagai berikut
6
JURNAL KHARISMA
VOL. 3 No. 2, Juni 2021 E-ISSN 2716-2710
Unstandardiz ed Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Cons tant) 3.761 2.788 1.349 .187
EQ .097 .021 .388 4.689 .000 .832 1.203
SQ .042 .015 .246 2.740 .010 .704 1.420
IQ .084 .034 .219 2.495 .018 .741 1.350
SCQ .146 .104 .127 1.402 .170 .694 1.440
EP .337 .090 .364 3.757 .001 .607 1.647
a. Dependent Variable: KA
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 106.203 5 21.241 28.785 .000a
Residual 23.613 32 .738
Total 129.816 37
a. Predictors : (Constant), EP, EQ, IQ, SQ, SCQ
b. Dependent Variable: KA
Sumber: Data diolah, 2020
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA pada tabel 5.10 diperoleh nilai F sebesar 28.785 dengan
signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0,05 ini berati bahwa model regresi yang digunakan
adalah layak untuk di uji data.
Uji Determinasi (R2)
Tabel 3
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
M odel Summaryb
7
Pengaruh Kecerdasan Emosional…..
Putri Adnyani, Ayu Suryandari, Brahma Putra
Uji Statistik t
Tabel 4
Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 3.761 2.788 1.349 .187
EQ .097 .021 .388 4.689 .000 .832 1.203
SQ .042 .015 .246 2.740 .010 .704 1.420
IQ .084 .034 .219 2.495 .018 .741 1.350
SCQ .146 .104 .127 1.402 .170 .694 1.440
EP .337 .090 .364 3.757 .001 .607 1.647
a. Dependent Variable: KA
8
JURNAL KHARISMA
VOL. 3 No. 2, Juni 2021 E-ISSN 2716-2710
9
Pengaruh Kecerdasan Emosional…..
Putri Adnyani, Ayu Suryandari, Brahma Putra
kepada satu sama lain untuk mencapai hasil yang maksimal, semua tergantung pada keinginan
auditor dalam hal memahami tugasnya karena seorang dengan pergaulan yang tidak luas
tetapi memiliki keinginan untuk belajar akan lebih mudah memahami tugasnya di bandingkan
dengan pergaulan yang luas tetapi tidak ada keinginan untuk belajar atau memahami tugasnya
sebagai auditor. Karena kinerja individu dalam hal ini seorang auditor, akan baik jika dilihat
dari faktor internal seperti memilki kemampuan dalam mengontrol diri, berfikir kreatif,
berwawasan jauh, dan selalu menjaga standar prilaku etis. Kinerja seseorang di tetntukan oleh
kemampuan dan keinginan, sehingga harus mengetahui bagaimana cara melakukan dengan
benar, dan memiliki keinginan yang tinggi untuk belajar, karena kemampuan individu adalah
suatu faktor yang merujuk ke suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan, seorang auditor agar memiliki kinerja yang baik, maka diperlukan
kemampuan pengetahuan yang mendalam tentang materi pekerjaanya, tehnik pelaksanaan dan
sejauh mana penerimaan tujuan suatu program akan mempengaruhi hasil kinerja auditor pada
oraganisasi yang bersangkutan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Widayanti dan Ristiyana (2019) yang menyatakan kecerdasan sosial tidak berpengaruh
secara signifikan namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Imani (2014)
yang menyatakan kecerdasan sosial berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
Pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor
Hipotesis kelima (H5) menytakan bahwa etika profesi berpengaruh positif terhadap
kinerja auditor Inspektorat Kabupaten Tabanan. Berdasarkan data pada tabel 5.6 dapat dilihat
koefisien regresi Etika Profesi (EP) sebesar 0,337 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001
dengan demikian, kinerja auditor di Inspektorat Kabupaten Tabanan dianggap baik seiring
dengan meningkatnya etika profesi auditor. Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan
standar pengendalian mutu auditing merupakan acuan yang baik untuk mutu auditing. Etika
profesi merupakan kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi eksistensi profesi dan sebagai
dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan mematuhi kode etik, auditor
diharapkan dapat menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat. Sehingga
jika semakin tinggi tingkat ketaatan auditor terhadap kode etik profesinya, maka kinerja yang
akan dicapai akan semakin baik pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Choiriah (2013) dan Imani (2014) yang menyatakan bahwa etika profesi
berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Audit internal inspektorat dalam melakukan
proses audit atau pemeriksaan harus mematuhi dan berpedoman terhadap etika profesi yang
ada atau yang telah ditetapkan.
SIMPULAN
10
JURNAL KHARISMA
VOL. 3 No. 2, Juni 2021 E-ISSN 2716-2710
jauh, mengekspresikan dan memberi makna pada setiap tindakannya akan mendorong
dalam meningkatkan kinerja auditor.
3) Kecerdasan intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hal ini
menunjukan bahwa apabila seorang auditor mampu meningkatkan nilai dari
kecerdasan intelektualnya seperti memahami dan mengaplikasikan pengetahuan dan
pengalamannya dalam bidang akuntansi maupun disiplin ilmu lain yang relevan maka
akan terjadi peningkatkan pada kinerja auditor.
4) Kecerdasan sosial tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Hal ini dikarenakan
kinerja individu dalam hal ini seorang auditor akan baik jika dilihat dari fator internal
seperti memiliki kemampuan dalam mengontrol diri, berfikir kreatif, berwawasan
jauh, dan berprilaku etis. Karena kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan
keinginan untuk belajar karena akan lebih mudah untuk memahami tugasnya di
bandingkan dengan memiliki pergaulan yang luas tapi tidak ada keinginan untuk
belajar, maka kecerdasan sosial tidak mempengaruhi kinerja auditor.
5) Etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukan bahwa
apabila auditor mampu meningkatkan nilai dari etika profesinya seperti dalam hal
integritas, objektivitas, menjaga kerahasiaan, dan kompetensi auditor tersebut yang
harus ditaati, maka dengan menaati etika profesinya tersebut akan dapat meningkatkan
kinerja auditor.
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah,
namun demikian masih memiliki keterbatasan dalam fator-faktor yang mempengaruhi kinerja
auditor dalam penelitian ini hanya terdiri dari lima variabel, yaitu kecerdasan emosional,
kecerdasan sipritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial dan etika profesi saja,
sedangkan nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini menunjukan nilai 79% hal ini berarti
21% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian. Dan juga adanya keterbatasan
penelitian dengan menggunakan kuesioner, dalam penelitian ini hanya memperoleh 38 auditor
dari 40 auditor internal pada Inspektorat Kabupaten Tabanan. Berdasarkan keterbatasan yang
di peroleh dalam penelitian ini maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah:
1) Variabel yang digunakan untuk penelitian ini sangat sedikit, yaitu hanya lima variabel,
oleh sebab itu pada penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lainnya yang
berhubungan dengan kinerja auditor, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih
luas mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja auditor selain kecerdasan
emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial dan etika
profesi, bisa dengan menambahkan variabel seperti budaya organisasi, independensi
dan komitmen organisasi.
2) Variabel kecerdasan emosional, kecedasan spiritual, kecerdasan intelektual,
kecerdasan sosial dan etika profesi yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas
dan pertanyaanya masih kurang memadai, oleh sebab itu pada penelitian selanjutnya
dapat menambah dan memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam
penelitian ini. Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini hanya satu
inspektorat. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak jumlah sampel
yang akan digunakan, sehingga akan mendekati gambaran hasil yang lebih mendekati
dengan kondisi yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. 2014. Etika Bisnis Dan Profesi-Edisi Revisi. Salemba
Empat. Jakarta.
Bernardin, H.J & Russel, J.E.A. 1993. Human Resource Management an experiental
approach. Singapore: Mc Graw-Hill, Inc.
11
Pengaruh Kecerdasan Emosional…..
Putri Adnyani, Ayu Suryandari, Brahma Putra
12