Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan: Vol. 7, No. 6, Oktober 2021

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Vol. 7, No. 6, Oktober 2021

Hubungan Pola Makan dan Status Gizi dengan Tingkat Kebugaran Jasmani (Studi
Komparasi Pada Siswa MAN Insan Cendekia Halmahera Barat dan SMA Negeri 11
Tidore Kepulauan)

Triana Nuryastuti1, Safri Tinamba2, Hary Chandra3


1
Prodi Penjaskesrek, Universitas Bumi Hijrah
2
Prodi Matematika, Universitas Bumi Hijrah
3
Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Bumi Hijrah
Email: triananuryastuti@gmail.com, safri.tinamba@gmail.com, harychandra23@gmail.com
HP. 082236063939, 082195656656, 085256594923

Info Artikel Abstract:


Sejarah Artikel: This research is motivated by differences in the eating habits of
Diterima: 28 September 2021 students of MAN Insan Cendekia West Halmahera (Boarding School)
Direvisi: 20 Oktober 2021 and students of SMA Negeri 11 Tidore Kepulauan (regular school).
Dipublikasikan: Oktober 2021 The purpose of this study was to determine whether there is a
e-ISSN: 2089-5364 difference in the relationship between diet and nutritional status with
p-ISSN: 2622-8327 the level of physical fitness of students in the two school models. This
DOI: 10.5281/zenodo.5602791 research was conducted at MAN Insan Cendekia and SMA Negeri 11
Tidore Kepulauan. The subjects of this study were 60 students of class
X, consisting of 30 students from MAN Insan Cendekia and 30 students
from SMA Negeri 11 Tidore Kepulauan. The data was collected by
using a questionnaire and measurement test techniques. Dietary data
were obtained using a 24-hour food recall instrument and a
questionnaire, nutritional status data were obtained by measuring
height, weight, arm circumference and head circumference calculating
Body Mass Index (BMI), data on physical fitness levels using a 40
meter running test, jumping test. upright and sit down test to calculate
the standard TKJI. The data analysis technique used product moment
correlation with a significant level of 5%. The results of this study
indicate that there is a relationship between diet and nutritional status
with the level of physical fitness, namely the r table value of o, 361 <r
count of 0.472 for regular schools and the value of r table of o, 361 <r
count 0.538 for boarding school . These results indicate that there is
no significant difference between regular school students (SMA Negeri
11 Tidore Kepulauan) and boarding school (MAN Insan Cendekia
Halmahera Barat).

Keywords: diet, nutritional status, physical fitness, regular school,


boarding school

269
PENDAHULUAN MAN Insan Cendekia merupakan sekolah
Untuk mencapai perkembangan yang menerapkan sistem boarding school.
individu secara menyeluruh disekolah Dengan sistem ini berarti dalam
adalah melalui pembelajaran pendidikan kesehariannya siswa-siswa ini sudah
jasmani. Hal yang dapat dilakukan untuk terjadwal dan diatur dalam melakukan
memperbaiki tingkat kebugaran jasmani, segala aktivitas mulai dari bangun tidur,
keterampilan gerak, PHBS, serta aktivitas sekolah, ekstra kurikuler, aktivitas
kecerdasan emosi maka perlu proses keagamaannya, aktivitas jasmani, pola
belajar melalui aktivitas jasmaniah yaitu makan, maupun waktu istirahatnya.
dalam bentuk pendidikan jasmani. Tahapan Dengan demikian siswa telah memiliki
pembinaan dan pengembangan kebugaran kebiasaan dan pola yang disiplin, teratur
jasmani yang dilakukan di SMA dan MA serta terkontrol dalam kesehariannya.
Pembelajaran jasmani pada tingkat sekolah Begitu pula untuk asupan makanannya juga
menengah merupakan proses yang sudah terjamin dalam hal nutrisi dan
dilakukan untuk memelihara kebugaran gizinya.
jasmani dalam kaitannya dengan Sedangkan SMA Negeri 11 Kota
peningkatan kemampuan terhadap Tidore Kepulauan merupakan sekolah
kreativitas dan hasil belajar. Prestasi dan konvensional yang terletak diperbatasan
semangat belajar siswa akan semakin baik antara Kota Tidore Kepulauan dengan
seiring dengan tingkat kebugaran jasmani Kabupaten Halmahera Barat dimana siswa-
yang baik pula. siswanya datang ke sekolah dan kemudian
Joko Pekik Irianto (2000 : 5) pulang ke rumah. Siswa-siswa di SMA
menyatakan bahwa modal utama untuk Negeri 11 Kota Tidore Kepulauan ini
melakukan aktivitas fisik secara berulang- mempunyai kebiasaan yang berbeda pada
ulang dalam waktu yang relatif lama tanpa saat akan berangkat ke sekolah dimana pola
menimbulkan rasa kelelahan adalah dengan makan siswa berbeda-beda antara masing-
kebugaran jasmani yang baik pula. Dengan masing siswa. Perbedaan ini antara lain
meningkatnya tingkat kebugaran maka pada kebiasaan sarapan, kebiasaan jajan
siswa menjadi lebih kreatif serta memiliki yang kurang sehat, aktivitas jasmani di
semangat dan prestasi belajar yang lebih sekolah yang kurang karena mereka
baik pula. Kebugaran jasmani seseorang cenderung lebih suka bermain gadget
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu antara daripada kegiatan olahraga dan pola
lain : 1) pola makan, 2) istirahat dan 3) istirahat setelah pulang sekolah serta
aktivitas jasmani yang rutin dan terukur istirahat malam harinya.
setiap harinya. Untuk mencapai tingkat
kebugaran yang baik maka harus METODOLOGI PENELITIAN
mengoptimalkan tiga hal tersebut. Dari pola Subyek Penelitian
makan kesehariannya harus mempunyai Penelitian ini dilakukan dengan
kandungan gizi yang berimbang dan menggunakan subyek penelitian yaitu
memenuhi keragaman dalam jenis, siswa kelas X MAN Insan Cendekia
frekuensi dan jumlahnya. Pada usia anak- Halmahera Barat dan Siswa kelas X SMA
anak dan remaja untuk istirahat juga harus Negeri 11 Kota Tidore Kepulauan. Jumlah
dilakukan sesuai dengan kebutuhan tubuh siswa keseluruhan yang digunakan
menurut usia untuk mengoptimalkan sebanyak 60 siswa. Terdiri dari 30 siswa
pertumbuhan dan perkembangan. kelas X MAN Insan Cendekia dan 30 siswa
Dalam penelitian ini peneliti memilih kelas X SMA Negeri 11 Tidore Kepulauan
sampel pada siswa MAN Insan Cendekia
yang berada di Desa Jailolo Selatan, Teknik Pengumpulan Data
Kabupaten Halmahera Barat dan siswa Untuk menyusun prosedur penelitian
SMA Negeri 11 Kota Tidore Kepulauan. yang terperinci maka dilakukan

270
pengumpulan data sesuai dengan rencana. Tabel 1. Sebaran Pola Makan Siswa
Metode pengumpulan data dilakukan Sekolah Reguler dan Boarding
dengan menggunakan teknik tes dan school
pengukuran
a. Pola Makan Sekolah Boardin
Data pola makan dilakukan Kelas Kateg regular g school
dengan menggunakan food recall 24 Interva ori Fre % Fre %
jam kuesioner. l k k
b. Status gizi >
Sangat 0 0 1 3
Gambaran status gizi pada kondisi 7Baik
tubuh siswa kelas X MAN Insan 6,01-7 Baik 7 23 15 50
Cendekia Halmahera Barat dan 5,01-6 Cukup 13 44 10 33
SMA Negeri 11 Tidore Kepulauan, 4,01-5 Kurang 9 30 4 14
dengan mengukur tinggi badan 3,01-4 Sangat 1 3 0 0
dengan berat badan, lingkar lengan Kurang
atas dan lingkar kepala sehingga Jumlah 30 10 30 10
data yang diperoleh selanjutnya 0 0
dihitung dengan rumus Devenport-
Koup. Pada Tabel 1. diatas menunjukkan
c. Kebugaran Jasmani bahwa pola makan pada siswa sekolah
Gambaran tingkat kebugaran reguler (SMA Negeri 11 Tidore Kepulauan)
jasmani dilakukan dengan Tes rata-rata memiliki kategori cukup yaitu
Kebugaran Jasmani Indonesia pada interval 5,01-6,dimana nilai ini
(TKJI) dengan macam yaitu: (1) menunjukkan bahwa rata-rata siswa pada
Lari 40 meter, (2) Baring duduk 30 sekolah reguler telah mempunyai pola
detik, (3) Loncat tegak. makan cukup baik, terlihat pada beberapa
kriteria antara lain ketepatan jam makan,
Analisis Statistik frekuensi makan per hari, dan konsumsi
Data penelitian yang telah diperoleh nutrisi yang cukup seimbang. Hanya saja
tersebut selanjutnya dianalisis pada kriteria kebiasaan pada pola hidup
dengan menggunakan rumus seperti jam istirahat kurang sehingga
korelasi product moment dari kebanyakan dari siswa sekolah reguler
pearson sebagai berikut : kurang menjaga pola makan yang baik.
𝒓𝒙𝒚 = Sedangkan untuk boarding school
𝑵𝚺𝑿𝒀−(𝚺𝑿)(𝚺𝒀) menunjukkan bahwa pola makan pada
√(𝑵𝚺𝑿𝟐 −(𝚺𝑿𝟐))(𝑵𝚺𝒀𝟐 −(𝚺𝒀𝟐 )) siswa boarding school (MAN Insan
Cendekia Halmahera Barat) rata-rata
memiliki pola makan dengan kategori baik
Hasil dan Pembahasan yaitu pada interval 6,01-7,dimana nilai ini
menunjukkan bahwa rata-rata siswa pada
Sebaran Pola Makan Siswa sekolah boarding school telah mempunyai
Pola makan diperoleh pola makan yang baik, terlihat pada
menggunakan instrumen kuesioner Food beberapa kriteria antara lain ketepatan jam
Recall 24 jam. Selanjutnya hasilnya makan, frekuensi makan per hari, dan
dibedakan dalam kategori sangat kurang, konsumsi nutrisi yang cukup seimbang.
kurang, cukup, baik dan sangat baik. Pengaturan menu harian yang baik juga
menjadi salah satu faktor pola makan pada
siswa boarding school lebih baik
dibandingkan dengan siswa pada sekolah
reguler. Penggunaan jam istirahat yang baik

271
dan terkontrol juga merupakan faktor yang rata status gizi pada siswa sekolah reguler
berpengaruh dalam kebiasaan pola makan. menunjukkan kategori normal dengan
Komparasi sebaran pola makan interval 27-29. Hal ini menunjukkan bahwa
antara sekolah reguler dan boarding school pada dasarnya siswa pada sekolah
ditunjukkan pada histogram berikut : reguler(SMA Negeri 11 Tidore Kepulauan)
20 memiliki status gizi yang baik. Hal ini
F 15 dapat diketahui dengan kesesuaian antara
r Sangat Baik tinggi badan dan berat badan yang ideal.
10
e Baik Akan tetapi ada beberapa siswa yang
s 5
k masuk dalam kategori kurus keadaan ini
i 0 Sedang
u dapat disebabkan oleh beberapa faktor
e Kurang antara lain kesalahan pola makan,
n Sangat Kurang kurangnya waktu istirahat, ataupun
merupakan faktor genetik. Tetapi terlihat
beberapa siswa juga memiliki status gizi
Gambar 1. Komparasi Sebaran Pola yang gemuk yaitu dengan interval 30-32.
Makan antara Siswa Sekolah Pada siswa dengan kategori gemuk bisa
Reguler dan Boarding School dipengaruhi oleh masa pubertas dimana
nafsu makan pada usia remaja sedang naik
Dari gambar diatas terlihat didukung pula hormon pertumbuhan yang
perbandingan grafik sebaran pola makan sedang berfungsi optimal pada usia
antara siswa sekolah reguler (SMA Negeri tersebut. Dari histogram diatas juga terlihat
11 Tidore Kepulauan dengan sekolah ada 1 siswa yang memiliki status gizi
boarding school (MAN Insan Cendekia obesitas (kelebihan berat badan)
Halmahera Barat). ditunjukkan pada interval 33-35. Pada
Sebaran Status Gizi kasus obesitas mungkin saja dipengaruhi
Tabel 2. Sebaran Status Gizi Siswa oleh beberapa faktor antara lain kebiasaan
Sekolah Reguler dan Boarding School suka jajan atau ngemil sehingga
Sekolah Boardin menyebabkan kegemukan.
Kelas Katego regular g school Sedangkan pada boarding school
Interv ri menunjukkan bahwa dari 30 sampel
al penelitian siswa boarding school MAN
Fre % Fre % Insan Cendekia, sebanyak 7% (2 sampel)
k k dengan kategori kurus, 77% (23 sampel)
21-23 Sangat 0 0 0 0 dengan kategori normal, 13% (4 sampel)
Kurus dengan kategori gemuk, dan terdapat 1
24-26 Kurus 3 10 2 7 sampel dengan kategori obesitas. Data ini
27-29 Normal 21 70 23 77 dapat dilihat bahwa rata-rata status gizi
30-32 Gemuk 5 17 4 13 pada siswa sekolah boarding school (MAN
Insan Cendekia Halmahera Barat)
33-35 Obesita 1 3 1 3
menunjukkan kategori normal dengan
s
interval 27-29 yaitu sebanyak 23 siswa. Hal
Jumlah 30 10 30 10
ini menunjukkan bahwa pada dasarnya
0 0
siswa pada sekolah boarding school
mempunyai status gizi yang baik. Hal ini
Tabel 2 diatas terlihat dari 30
terlihat pada kesesuaian antara tinggi badan
sampel, sebanyak 10% (3 sampel) dengan
dan berat badan yang ideal. Pada siswa
kategori kurus, 70% (21 sampel) dengan
boarding school selain dikarenakan pada
kategori normal, 17% (5 sampel) dengan
saat seleksi masuk juga telah diseleksi
kategori gemuk dan 3% (1 sampel) dengan
secara kesehatan hal ini juga karena di
kategori obesitas. Keadaan ini berarti rata-
272
sekolah boarding school pola makan dan boarding school (MAN Insan Cendekia
segala aktivitas keseharian siswa telah Halmahera Barat). Secara keseluruhan rata-
diatur oleh sekolah sehingga rata pada siswa sekolah reguler maupun
mempengaruhi pertumbuhan pada siswa boarding school mempunyai status gizi
yang lebih optimal. Namun ada beberapa dengan kategori normal,kurus, gemuk dan
siswa yang masih memiliki status gizi obesitas pada dasarnya menunjukkan hasil
dengan kategori kurus yaitu sebanyak 2 yang hampir sama. Hal ini kemungkinan
siswa (7%) dengan interval 24-26 hal ini pada usia remaja secara fisik memiliki
bisa saja dipengaruhi oleh faktor genetik. status gizi yang hampir sama karena masih
Tetapi terlihat beberapa siswa juga berada pada masa pertumbuhan hanya saja
memiliki status gizi yang gemuk yaitu karena perbedaan pola makan dan waktu
dengan interval 30-32 sebanyak 4 orang istirahat yang menyebabkan perbedaan
(13%). Pada siswa dengan kategori gemuk pada status gizinya.
bisa dipengaruhi oleh masa pubertas
dimana nafsu makan pada usia remaja Sebaran Tingkat Kebugaran Jasmani
sedang naik didukung pula hormon Tingkat kebugaran jasmani sampel
pertumbuhan yang sedang berfungsi diukur dengan menggunakan TKJI
optimal pada usia tersebut. Dari histogram Kemudian hasilnya dikategorikan menjadi
diatas juga terlihat ada 1 siswa yang kebugaran jasmani sangat rendah, rendah,
memiliki status gizi obesitas (kelebihan sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Dibawah
berat badan) ditunjukkan pada interval 33- ditunjukkan data sebaran berdasarkan
35. Namun pada kasus obesitas pada siswa tingkat kebugaran jasmaninya.
boarding school ini memang sudah sejak
dari awal sebelum masuk siswa tersebut Tabel 3. Sebaran Tingkat Kebugaran
memiliki kelebihan berat badan yang bisa Jasmani Siswa Sekolah Reguler dan
jadi disebabkan oleh pola makan yang salah Boarding School
saat sebelum masuk di sekolah boarding
school. Kelas Katego Sekolah Boardin
Komparasi sebaran status gizi Interv ri reguler g school
antara siswa sekolah reguler dan boarding al Fre % Fre %
school terlihat dibawah ini. k k
20-21 Sangat 3 10 6 20
25 tinggi
f 20 Sangat kurus 19-20 Tinggi 5 16 11 37
r 15 17-18 Sedang 12 40 9 30
n Kurus
e 10 15-16 Rendah 8 26 3 10
s Normal
k 5 13-14 Rendah 2 6 1 3
i
u 0 Gemuk sekali
e Sekolah Boarding Obesitas Jumlah 30 10 30 10
Reguler School 0 0

Tabel diatas terlihat bahwa pada


Gambar 2. Komparasi sebaran Status Gizi
sekolah regular dari 30 sampel, sebanyak
antara Sekolah Reguler dan Boarding
10% (3 sampel) termasuk dalam kebugaran
School
jasmani sangat tinggi, 16% (5 sampel)
tinggi, 40% (12 sampel) sedang, 26% (8
Dari gambar diatas terlihat
samepl) rendah dan 6% (2 sampel) rendah
perbandingan grafik sebaran status gizi
sekali. Sedangkan pada boarding school
antara siswa sekolah reguler (SMA Negeri
terlihat dari 30 sampel, sebanyak 20% (6
11 Tidore Kepulauan dengan sekolah
sampl) termasuk dalam kebugaran jasmani

273
sangat tinggi, 37% (11 sampel) tinggi, 30% Hubungan 28 1,1 4,03 0, 0,05 L
(9 sampel) sedang, 10% (3 sampel) rendah (X2) 53 38 i
dengan 8 n
dan 3% (1 sampel) rendah sekali. (Y) i
Komparasi Sebaran Tingkat e
Kebugaran Jasmani antara Siswa Sekolah r
Reguler dan Boarding school adalah
sebagai berikut. Table 5 diatas menunjukk bahwa
hasil uji linieritas variabel pola makan
dengan kebugaran jasmani pada diketahui
dari nilai Fhitung(0,999)< Ftabel(4,03)dengan
taraf signifikansi 0,429> 0,05, yang artinya
linier. Uji linieritas variabel status gizi
dengan kebugaran jasmani diketahui dari
nilai Fhitung (1,153) < F tabel(4,03) dengan
taraf signifikansi 0,388 > 0,05, yang artinya
Gambar 3. Komparasi Sebaran Tingkat linier.
Kebugaran Jasmani antara Sekolah
Reguler dan Boarding School Uji Korelasi
Dari gambar diatas terlihat Selanjutnya dilakukan uji hipotesis
perbandingan grafik distribusi frekuensi menggunakan uji korelasi product moment
tingkat kebugaran jasmani antara siswa dari Karl Person. Hasilnya terlihat sebagai
sekolah reguler (SMA Negeri 11 Tidore berikut :
Kepulauan dengan sekolah boarding school Tabel 6. Korelasi Pola Makan
(MAN Insan Cendekia Halmahera Barat). Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani
Pada sekolah reguler (SMA Negeri 11 Siswa Sekolah Reguler dan boarding
Tidore Kepulauan) terlihat jumlah siswa school
dengan tingkat kebugaran jasmani dalam
Variabel d r rhi Si
kategori sedang paling tinggi, kemudian
f t tu g
disusul dengan kategori rendah, kategori
a ng 5
tinggi, sangat tinggi dan rendah sekali.
b %
Sedangkan pada sekolah boarding school
e
(MAN Insan Cendekia Halmahera Barat)
l
terlihat bahwa kategori tertinggi adalah
Hubu Seko 2 0,361 0,570 0,
tinggi kemudian sedang, sangat tinggi,
ngan lah 8 05
rendah dan rendah sekali. Data tingkat
pola regul
kebugaran jasmani ini dikaitkan dengan
maka er
pola makan dan status gizi dimana
n Boar 2 0,361 0,589 0,
responden yang memiliki pola makan dan
denga ding 8 05
status gizi yang baik maka tingkat
n Scho
kebugaran jasmaninya juga akan baik.
tingka ol
t
Uji Linieritas
kebug
Tabel 5 .Hasil Uji Linieritas
Hubunga Df F hit F P sig Kete
aran
n tabel 5% ra jasma
gan ni
Hubungan 28 0,9 4,03 0, 0,05 L
(X1) 99 42 i Pada Tabel 6 diatas terlihat hasil
dengan 9 n
(Y) i
analisis korelasi product momen
e menunjukkan nilai rhitung sebesar
r 0,570>rtabel(0,05)(29) (0,361). Hal ini

274
diartikan bahwa terdapat korelasi positif Barat).
antara pola makan dengan tingkat Dari hasil analisis korelasi product
kebugaran jasmani pada SMA Negeri 11 moment untuk kedua model sekolah
Tidore Kepulauan. Sedangkan untuk tersebut menunjukkan hasil yang sama-
boarding school hasil nilai rhitung sebesar sama positif hanya saja pada sekolah
0,589>rtabel(0,05)(29) (0,361)yang artinya boarding school mempunyai nilai rhitung
terdapat korelasi positif antara pola makan sedikit lebih besar dari nilai rhitung
dengan tingkat kebugaran jasmani pada sekolah reguler.
MAN Insan Cendekia Halmahera Barat.
Dari hasil analisis korelasi product Tabel 8. Komparasi uji korelasi product
moment untuk kedua model sekolah moment hubungan antara pola makan
tersebut menunjukkan hasil yang sama- dan status gizi dengan tingkat kebugaran
sama positif hanya saja pada sekolah jasmani dapat dilihat sebagai berikut :
boarding school mempunyai nilai rhitung Variabel d r r Si
sedikit lebih besar dari nilai rhitung sekolah f tabel hitun g
regular. g 5
Tabel 7. Korelasi Status Gizi Tingkat %
Dengan Kebugaran Jasmani Siswa Hubung Sekola 2 0,3 0,4 0,0
Sekolah Reguler dan Boarding School an pola h 8 61 72 5
Variabel d r rhi Si makan reguler
f t tu g dan Boardi 2 0,3 0,5 0,0
a ng 5 status ng 8 61 38 5
b % gizi school
e dengan
l tingkat
Hubu kebuga
ngan Seko 2 0,361 0,683 0, ran
status lah 8 05 jasmani
gizi regul (X1X2 –
denga er Y)
n Boar 2 0,361 0,692 0,
tingka ding 8 05 Dari hasil uji korelasi diatas
t scho menunjukkan bahwa secara umum
kebug ol hubungan antara pola makan dan status gizi
aran dengan tingkat kebugaran jasmani pada
jasma sekolah reguler dan sekolah boarding
ni school menunjukkan adanya hubungan
yang positif dimana nilai rhitung ( 0,0472) >
Dari Tabel 7 diatas terlihat nilai rtabel (0,0361) untuk sekolah reguler dan
rhitung sebesar 0,683>rtabel(0,05)(29) (0,361) rhitung ( 0,0538) > rtabel (0,0361) untuk
yang artinya bahwa terdapat hubungan sekolah boarding school.
antara status gizi tingkat dengan tingkat
kebugaran jasmani pada sekolah reguler PEMBAHASAN
(SMA Negeri 11 Tidore Kepulauan). Gambaran Pola Makan Siswa
Sedangkan pada boarding school nilai Dari 30 siswa yang menjadi sampel
rhitung sebesar 0,692>rtabel(0,05)(29) (0,361) sebanyak dalam penelitian ini
yang artinya terdapat hubungan antara menunjukkan 3% (1 responden) memiliki
status gizi tingkat dengan tingkat pola makan sangat kurang, 30% (9 sampel)
kebugaran jasmani pada boarding school memiliki kategori pola makan kurang, 44%
(MAN Insan Cendekia Halmahera (13 sampel) memiliki kategori pola makan

275
cukup, 23% (7 sampel) dengan kategori Akan tetapi yang masuk dalam kategori
baik dan sampel dengan kategori sangat gemuk 13-17% dan obesitas 3%. Hal ini
baik tidak ada. Sampel dengan kategori disebabkan karena mengkonsumsi
pola cukup jumlahnya paling banyak karbohidrat, lemak, maupun protein
dikarenakan kebanyakan siswa berangkat berlebihan, serta kurangnya aktivitas fisik
sekolah dengan berjalan kaki menyebabkan (Florence, 2017). Menurut (Istiany, 2014)
siswa sering melewatkan waktu sarapan akibat kelebihan asupan gizi dapat
sehingga pola makannya tidak teratur menimbulkan efek toksis atau
begitu pula pada saat mereka pulang membahayakan pada anak-anak. Usia anak-
sekolah. Berdasarkan hasil data kuesioner anak atau remaja yang mengalami
terdapat beberapa siswa kadang hanya kegemukan (obesitas) akibat memiliki
makan satu kali sampai dua kali karena ada kebiasaan ngemil sambil nonton tv, lebih
kalanya mereka melewatkan waktu untuk banyak tidur, dan kurang beraktivitas
sarapan dan hanya sekedar minum teh. jasmani atau berolahraga. Selain
Selain itu penyebab lainnya antara lain keterampilan geraknya yang cenderung
faktor ekonomi orang tua adalah ekonomi kaku dan tidak lincah pada kondisi anak
lemah sehingga tidak cukup untuk yang mengalami obesitas diakibatkan
memenuhi kebutuhan asupan makanan kurang seimbangnya jumlah kalori yang
yang cukup dan berimbang. masuk serta energy yang dikeluarkan.
Sedangkan pada sekolah boarding
school dari 30 siswa yang menjadi sampel Gambaran Tingkat Kebugaran Jasmani
tidak terdapat sampel dengan pola makan Siswa
sangat kurang, 14% (4 sampel) dengan pola Dari 30 responden pada penelitian
makan kurang, 30% (10 sampel) dengan ini menunjukkan bahwa sekolah reguler,
pola makan cukup, 50% (15 sampel) sebanyak 6% (2 responden) termasuk
dengan pola makan yang baik dan 3% (1 dalam kategori tingkat kebugaran jasmani
orang sampel) dengan pola makan yang rendah, 26% (8 responden) termasuk dalam
sangat baik. Pada kategori baik memiliki tingkat kebugaran jasmani sedang, 40%
jumlah paling banyak dikarenakan (12responden) termasuk dalam kategori
kebanyakan siswa pada sekolah boarding tingkat kebugaran jasmani tinggi, dan 6%
school sebelum berangkat sekolah mereka (2 responden) termasuk dalam kategori
telah terbiasa untuk sarapan pagi yang telah tingkat kebugaran jasmani sangat tinggi.
disiapkan oleh pihak pengelola asrama. Angka tertinggi adalah dalam kategori
Berdasarkan hasil data kuesioner dengan tingkat kebugaran jasmani sedang yaitu
diperoleh data bahwa jadwal makan dan 40% (12 responden), hasil yang tinggi ini
menu makan siswa pada sekolah boarding disebabkan karena siswa kurang
school telah diatur dengan baik oleh pihak melakukan aktivitas jasmani atau olahraga.
pengelola sekolah sehingga siswa sudah Proses pembelajaran yang hanya beberapa
diatur pola makannya. jam dikarenakan pembatasan jam belajar
akibat kondisi pandemi covid-19 ini
Gambaran Status Gizi Siswa membuat aktivitas siswa lebih banyak di
Mayoritas siswa dari sekolah rumah daripada di dalam kelas. Tuntutan
reguler maupun boarding school masuk untuk mengerjakan tugas yang banyak
dalam kategori normal dengan persentase dengan menggunakan internet yang bisa
70-77%. Menurut (Syahfitri, Ernalia, & diakses dari rumah menyebabkan siswa
Restuastuti, 2017), bahwa status gizi kurang melakukan aktivitas fisik atau
normal menyebabkan optimalisasi dalam berolahraga baik dirumah maupun di
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, sekolah. Faktor lainnya dapat disebabkan
kemampuan kerja bila tubuh memperoleh pengaruh gadget yang semakin canggih
zat-zat gizi yang digunakan secara efisien. sekarang ini membuat siswa menjadi lebih

276
fokus untuk bermain gadget dan malas oleh Afrilia & Festilia, 2018. Hasil tersebut
untuk mengerjakan aktivitas fisik yang sesuai dengan yang peneliti lakukan dimana
dapat mendukung kebugaran jasmani. siswa yang mempunyai pola makan dan
Sedangkan hasil penelitian pada status gizi yang baik cenderung memiliki
sekolah boarding school menunjukkan data tingkat kebugaran jasmani yang tinggi.
20% (6 sampel) termasuk dalam kategori Menurut penelitian yang dilakukan (Putri,
kebugaran jasmani sangat tinggi, 37% (11 2018) bahwa anak-anak atau remaja yang
sampel) termasuk dalam kategori mempunyai kebiasaan makan yang tidak
kebugaran jasmani tinggi, 30% (9 sampel) baik cenderung status gizinya kurang baik
termasuk dalam kebugaran jasmani sedang, pula sehingga akan berpengaruh pada
10% (3 sampel) termasuk dalam kategori aktivitas jasmaninya yang kurang, sehingga
kebugaran jasmani rendah dan 3% (1 anak-anak dengan aktivitas kurang akan
sampel) memiliki kategori kebugaran mengalami gangguan dalam pertumbuhan
jasmani rendah sekali. Hasil ini sedikit tulangnya.
lebih baik dibandingkan hasil pada sekolah
reguler, kemungkinan karena pada sekolah KESIMPULAN
boarding school aktivitas harian siswa Berdasarkan analisis hasil dan
sudah diatur dan terjadwal termasuk dalam diskusi diatas dapat disimpulkan bahwa
hal ini kegiatan berolahraga ataupun terdapat hubungan antara pola makan dan
ekstrakurikuler. Kegiatan rutin yang sudah status gizi dengan tingkat kebugaran
biasa dilakukan ini membuat siswa jasmani, namun tidak terdapat perbedaan
mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang berarti antara siswa sekolah reguler
yang baik karena mereka tidak hanya (SMA Negeri 11 Tidore Kepulauan)
berdiam diri dan bermalas-malasan untuk dengan sekolah boarding school (MAN
melakukan kegiatan fisik. Menurut (Dieny, Insan Cendekia Halmahera Barat).
2014) pada usia remaja kegiatan fisik atau
berolahraga diperlukan untuk UCAPAN TERIMA KASIH
mempertahankan berat badan ideal dan Penulis mengucapkan rasa terima
kebugaran tubuh. Akibat kurangnya kasih yang tak terhingga kepada berbagai
aktivitas fisik akan menyebabkan obesitas pihak yang telah membantu demi
karena tidak ada pembakaran kalori untuk kelancaran pelaksanaan penelitian ini,
kebutuhan energi (Serly, Sofian, & Ernalia, terutama kepada Kemenristek-Brin atas
2015). dana hibah PDP yang telah membiayai
seluruh pelaksanaan penelitian ini, semoga
Hubungan Pola Makan dan Status Gizi penelitian ini bermanfaat.
dengan Tingkat Kebugaran Jasmani
Dari uji statistik penelitian ini DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan terdapat hubungan bermakna Afrilia, D. A., & Festilia, S. (2018).
antara ketiga veriabel baik pada sekolah Hubungan Pola Makan dan
reguler maupun pada sekolah boarding Aktifitas Fisik Terhadap Status Gizi
school menunjukkan nilai r tabel 0,361 < r di Siswa SMP Jurusan Gizi ,
hitung 0,570 yang artinya bahwa berkorelasi Poltekkes Kemenkes Pontianak ,
positif, hal ini menunjukkan bahwa ketiga Indonesia, 01(01).
variable tersebut bersifat searah. Hubungan Ayu, Dwi dan Slamet Santosa K (2017).
antara pola makan dan status gizi dengan Hubungan Pola Makan (Jumlah,
tingkat kebugaran jasmani terlihat bahwa Jenis dan Frekuensi),Status Gizi
semakin baik pola makan dan status gizi (Antropometri dan Survei
siswa maka besar kemungkinan tingkat Konsumsi) Dengan keteraturan
kebugaran jasmaninya juga baik. Hasil ini Haid Pada Remaja Putri Di SMA
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Negeri 51 Jakarta Timur Tahun

277
2015. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9 (1)
Maret 2015
Buku Tes Kebugaran Jasmani Indonesia
untukAnakUmur 6 –9 tahun, 10 –12
tahun, 13 –15 tahun,16 –19 tahun
(2010): Pusat Pengembangan
Kualitas Jasmani.
Florence, A. (2017). Hubungan
Pengetahuan Gizi Dengan Status
Gizi Pada Mahasiswa TPB Sekolah
Bisnis Dan Manajemen Institut
Teknologi Bandung. Skripsi, 1–133
Nurcahyo, F.(2011). Kaitan Antara
Obesitas dan Aktivitas Fisik.
Medikora, VII (April),
8796.Diambildarihttps://journal.un
y.ac.id/index.php/medikora/article/
viewFile/4663/4012
Putri,Octaviani, Dody Izhar dan Andy Amir
(2018). Hubungan Pola Makan dan
Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi
Pada Anak Sekolah Dasar Di SD
Negeri 47/IV Kota Jambi, Jurnal
Kesmas Jambi, Volume 2 Nomor 2
September 2018
Rismayanti, Cerika (2012). Hubungan
Status Gizi dan Tingkat Kebugaran
Jasmani terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa. Jurnal Kependidikan,
Volume 42 Nomor I Mei 2012
Halaman 29-38.
Serly, V., Sofian, A., & Ernalia, Y. (2015).
Hubungan Body Image, Asupan
Energi Dan Aktivitas Fisik Dengan
Status Gizi Pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas
Riau Angkatan 2014. Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang
Kedokteran, 2(2), 1–14. Diambil
dari https://jom.unri.ac.id-
/index.php/JOMFDOK/article/view
/4860

278

You might also like