Professional Documents
Culture Documents
Cover Bab1
Cover Bab1
Cover Bab1
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Disusun oleh :
Habibah Nurhasanah NIM 19312244007 Tahun Angkatan 2019
Ikhsan Wahyu Wiraputra NIM 19312241044 Tahun Angkatan 2019
Nikita Kurnianingrum NIM 19312241052 Tahun Angkatan 2019
Rheznandya Puteri Diaz NIM 19312244001 Tahun Angkatan 2019
Sitoh Unsi Mariami NIM 19312244015 Tahun Angkatan 2019
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi sektor gas Indonesia bak sebuah anomali. Selama berpuluh-puluh tahun
Indonesia membanggakan diri sebagai salah satu eksportir gas alam terbesar di dunia.
Sebagai pemegang 11%share ekspor gas dunia, Indonesia menduduki peringkat no.2
negara terbesar dalam ekspor gas (BP, 2011).Walaupun share ekspor Indonesia tinggi,
produksi dan cadangan gas bumi Indonesia relatif kecil. Share produksi gas Indonesia
hanya sebesar 1,6% dan cadangan gas Indonesia hanya 2,6% dari cadangan gas dunia.
hal yang mendorong tingginya penggunaan gas secara global. Pertama, harga gas
yang relatif lebih murah dibandingkan dengan harga energi lain. Rata-rata harga gas
di Uni Eropa sebesar US$ 54/boe, sedangkan harga minyak mencapai US$ 104/boe.
Bahkan harga gas lebih murah dibandingkan dengan batubara yang mencapai US$
70/boe. Kedua, gas diperkirakan memiliki cadangan hingga 254 tahun kedepan,
sedangkan minyak diperkirakan tinggal 160 tahun kedepan (Pareto securities, 2011).
banyak industri dalam negeri yang menjerit akibat kekurangan gas. Selain itu, pada
neraca gas tahun 2011 terlihat bahwa pada tahun 2020 defisit gas Indonesia mencapai
1316 MMSCFD.
Ada empat penyebab utama permasalahan gas Indonesia saat ini. Pertama,
minimnya infrastruktur gas. Kenaikan permintaan gas gagal diantisipasi dengan
instalasi jaringan pipa transmisi dan distribusi yang memadai. Kedua, tingginya
ekspor gas. Ekspor gas Indonesia mencapai 44% dari total produksi gas nasional, atau
sejumlah 3433 MMSCFD. Ketiga adalah kebijakan energy mix yang kurang tepat.
Pemerintah Indonesia menggalakkan penggunaan gas (konversi minyak ke gas) disaat
infrastruktur dan supply gas belum memadai. Keempat, ketidakpastian pasokan dari
produsen dan distributor. Saat ini yang dikeluhkan oleh konsumen gas adalah
ketidakpastian pasokan gas.
Penggunaan energi terbarukan sebagai energi alternatif sudah merupakan suatu
keharusan karena kebutuhan konsumsi energi yang meningkat setiap tahun
berbanding terbalik dengan produksi energi (energi konvensional) yang semakin
munurun. Hal ini dapat memicu ketahanan energi dimassa yang akan datang.
Sehingga perlu dilakukan penganekaragaman penggunaan energi dalam
menyelesaikan permasalahan kebutuhan energi.
Kebutuhan energi yang semakin meningkat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya peningkatan jumlah penduduk, peningkatan taraf hidup masyarakat,
jumlah kendaraan yang semakin meningkat serta pertumbuhan industri semakin pesat
sehingga menyebabkan konsumsi energi yang meningkat. Pemerintah melalui
Kebijakan Energi Nasional (KEN) mengeluarkan beberapa solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut, yaitu dengan melakukan konversi, diversifikasi dan
intensifikasi energi.
Salah satu sumber energi alternatif yang besar peluangnya di Indonesia ialah
energi biomassa, dikarenakan keberadaannya yang berlimpah. Sebagai sumber energi,
biomassa memiliki beberapa keunggulan terutama dari sifat terbarukan. Biomassa
merupakan salah satu energi terbarukan yang memiliki sumber cadangan besar di
Indonesia.
Kotoran babi : Ekskresi harian babi babi adalah tentang 1.9kg faces dan urine
3.5kg. Kandungan gizi dari kotoran babi relatif tinggi dibandingkan dengan pupuk
kandang lainnya, terutama kalium. Dan nitrogen dan fosfor konten hanya lebih rendah
dari pupuk kandang domba di antara semua kotoran hewan. Persentase bahan organik
dan air dalam kotoran babi adalah sekitar 25% dan 70%, dan nilai-nilai NPK adalah
0,45%, 0,2% dan 0,6%。
Limbah peternakan babi terdiri dari dua jenis yaitu padat dan cair. Limbah padat
berupa kotoran sedangkan limbah cair berupa urin. Limbah kotoran hewan ternak
sangat berpotensi sebagai sumber pupuk organik (Widjajanto dan Sumarsono, 2005;
Sihombing, 2006). Kotoran babi kaya akan unsur nitrogen sehingga dapat digunakan
sebagai bahan baku kompos. Kandungan unsur kalium pada kotoran babi dua kali
lebih tinggi dibandingkan kotoran sapi dan kambing (Sihombing, 2006). Nitrogen dan
kalium sangat diperlukan oleh tanaman sebagai perangsang pertumbuhan tanaman
serta memperlancar proses fotosintesis. Kandungan pupuk kandang babi : Nitrogen
3.75%, P2O5 3,13%, K2O 2,50%, kelembaban 68%.
Tegalsari merupakan dukuh yang terletak di desa Wonoboyo, kecamatan
jogonalan, kabupaten Klaten. Dukuh ini sama seperti dukuh disekitarnya, dimana ada
sebagian warganya yang berternak babi. Babi itu mereka banyak ternakan disekitar
pinggiran kampung. Wajar saja banyak yang berternak babi karena hal ini merupakan
usaha yang cukup menjanjikan. Limbah kotoran babi sudah menjadi masalah utama
ketika musim kemarau datang. Ini tak lepas dari kebiasaan Meraka yang membuang
kotoran babinya langsung ke sungai. Sehingga ketika musim kemarau datang hal ini
mengakibatkan bau menyengat pun datang. Oleh karena itu, untuk mencegah dan
merubah perilaku itu maka dilakukan pemanfaatan kotoran babi.
1.5 Luaran
1. Laporan Kemajuan
2. Laporan Akhir
3. Produk/alat pengelolaan limbah ternak