Professional Documents
Culture Documents
RMK Riset Ak
RMK Riset Ak
OLEH:
Kelompok 1
2
...accounting theoriests became much more concerned with prescribinghow
firm should report..............; the became more noramtive—concerned with
what should be done. Very little concerned was exhibited for the empirical
validity of the hypotheses on which the normative prescriptions rested.
Jika dilihat dari pengertian di atas, maka teori normatif berusaha menjelaskan apa
yang seharusnya dilakukan oleh akuntan dalam proses penyajian informasi keuangan kepada
para pemakai dan bukan menjelaskan tentang apakah informasi keuangan itu dan mengapa hal
itu terjadi. Hal ini sangat berbeda dengan tujuan dari PAT yang berusaha untuk menguraikan
dan menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan itu disajikan dan dikomunikasikan
kepada para pemakai informasi akuntansi.
Deegan (2014:202) dengan bahasa yang lebih sederhana mengemukakan bahwa PAT
merupakan pendekatan yang digunakan untuk menganalisis “apa yang terjadi”
yangberlawanan dengan pendekatan normatif yang digunakan untuk menganalisis “apa yang
seharusnya terjadi”. Seperti telah disampaikan pada pendahuluan bahwa pendekatan normatif
dalam teori akuntansi mendapatkan perhatian yang besar pada tahun 1940-an sampai
pertengahan 1960-an dengan dikeluarkannya monograph teori akuntansi no.3 yang ditulis
oleh Paton dan Littleton yang berjudul “An introduction to Corporate Accounting Standards”
pada tahun 1940. Namun pada pertengahan tahun 1960-an, teori akuntansi normatif mulai
ditanyakan relevansinyadengan munculnya EMH yang berpengaruh besarterhadap penelitian
akuntansi ke depannya. Sejak saat itu mulai muncul gagasan yang berlawanan dengan teori
normatif yang menyatakanbahwa pasar modal tidak menyesatkan secara sistematis oleh
teknik dan metode akuntansi tertentu (Watts dan Zimmermen, 1990) Watts dan Zimmermen
(1986:104) menyatakan beberapa alasan
mengapa terjadi pergeseran dari teori normatif menuju PAT:
a. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris.
b. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara
individual daripada kemakmuran masyarakat luas.
c. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasisumber
daya ekonomi secara optimal di pasar modal.
Seperti telah dijelaskan pada pendahuluan di atas, sejak adanya konsep EMH yangmenyatakan
bahwa harga saham akan berubah dengan cepat apabila terdapat informasi baru, hal ini
membawa dampak terhadap perkembangan teori akuntansi. Konsep ini membawa dampak
terjadinya pergesaran dari teori akuntansi normatif menuju PAT.
3
E. PERKEMBANGAN POSITIVE ACCOUNTING THEORY
Perkembangan PAT menurut Godfrey (1994:57) dapat dibagi dalam dua tahapan yaitu:
a) Tahap pertama, tahapan ini berisi tentang penelitian mengenai hubungan antara
pengumuman laba dengan reaksi harga saham.
4
perkembangan EMH.
Menurut Watts dan Zimmermen (1986:65) PAT mempunyai dua elemen utama
yaitu asumsi dan hipotesis. Asumsi merupakan titik awal di mana seorang peneliti mulai
dari penelitian. Peneliti menggunakan asumsi untuk mengatur, menganalisis,
danmemahami fenomena empiris yang berkaitan dengan fokus penelitian seperti
penggunaan metode LIFO dan FIFO untuk meminimalkan kewajiban pajak. Dari asumsi
ini, maka peneliti dapat menggunakan hipotesis untuk diuji empiris. Asumsi yang
digunakandalam PAT adalah kesepakatan bahwa pasar modal adalah efisien (efficient
capital markets), behavioral opportunistic dan juga informasi akuntansi adalah komoditi
ekonomi dankomoditi politik serta setiap individu bertindak atas kepentingan diri sendiri
secara rasional.
Watts dan Zimmermen dalam makalahnya yang berjudul “Positive Accounting
Theory: A Ten Years Perspective” (1990) mengemukakan tiga hipotesis dari PAT yaitu:
1. The bonus plan hypotheses. Hipotesis ini mengemukakan bahwa manajer akan
memilih prosedur akuntansi yang akan menggeser pendapatan di masa mendatang
ke periode sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan bonus.
2. Hipotesis perjanjian hutang. Hipotesis ini mengemukakan bahwa bagi perusahaan
yang akan melanggar perjanjian hutang, maka manajer akan memiliki
kemungkinan akan memilih prosedur akuntansi yang menggeser pendapatan
periode mendatang ke periode sekarang sehingga meningkatkan laba bersih dan
akhirnya menghindari kesalahan teknis.
3. Hipotesis biaya politik.Hipotesis ini mengemukakan bahwa perusahaan yang
memiliki profitabilitas tinggi akan cenderung menggeser pendapatannya dari
periode ini ke periode mendatang untuk menghindari adanya biaya politis.
Ketiga hipotesis ini membentuk komponen yang penting dari PAT dan akan mengarah pada
prediksi yang dapat diuji secara empiris.
8
RINGKASAN DAN REVIEW ARTIKEL INTERNASIONAL
1. RINGKASAN
1.1 Latar Belakang
Skema pemberian bonus yang berbasis laba merupakan rancangan pemberian
bonus terhadap eksekutif perusahaan yang paling populer. Penelitian sebelumnya
menguji bahwa eksekutif dihargai oleh skema bonus sehingga mereka memilih
prosedur akuntansi yang meningkatkan pendapatan untuk memaksimalkan
kompensasi bonus mereka. Tetapi hasil empiris mereka bertentangan. Pengujian ini,
memiliki beberapa masalah. Pertama, mereka mengabaikan definisi pendapatan dari
rencana, pendapatan sering didefinisikan sehingga keputusan akuntansi tertentutidak
mempengaruhi bonus. Kedua, pengujian sebelumnya menganggap skema
kompensasi selalu mendorong manajer untuk memilih prosedur akuntansi yang
meningkatkan pendapatan. Tetapi manajer juga dapat memilih prosedur penurunan
pendapatan. Misalnya, mereka biasanya mengizinkan dana yang disisihkan untuk
penghargaan kompensasi bila penghasilan melebihi target yang ditetapkan.
Darisebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1980 oleh Fox terhadap 1000
perusahaan terbesar di Amerika, ditemukan bahwa 90 persen menerapkan skema
bonus yang berbasis laba akuntansi sebagai kompensasi terhadap para manajernya
Makalah ini menguji hubungan antara manajer yang menerapkan akuntansi berbasis
akrual dan keputusan prosedur akuntansi dan laporan pendapatan insentif yangsudah
direncanakan. Jika penghasilan begitu rendah sehingga tidak peduli yang prosedur
akuntansi yang dipilih laba target tidak akan terpenuhi, manajer memiliki insentif
untuk mengurangi laba saat ini dengan menunda pendapatan ataumempercepat
write-off, dimana strategi ini dikenal sebagai 'taking a bath' ataw juga sering dikenal
dengan istilah “mandi besar”. Strategi ini tidak mempengaruhi penghargaan bonus
saat ini dan meningkatkan kemungkinan memenuhi target laba masa depan, Studi
terdahulu tidak mengontrol untuk situasi tersebut dan, karenanya, mengecilkan
hubungan antara insentif kompensasi dan keputusan akuntansiprosedur.
9
1.2 Landasan Teori
Penelitian sebelumnya diteliti oleh Fox (1980) dimana mereka menemukan
bahwa pada tahun 1980 sembilan puluh persen dari seribu perusahaan terbesar AS
manufaktur yang digunakan rencana bonus untuk menggaji manajer,
sedangkanhanya dua puluh lima persen menggunakan rencana kinerja. Bonus
penghargaan juga cenderung merupakan proporsi yang lebih tinggi dari kompensasi
eksekutif puncak dari pembayaran kinerja. Pada tahun 1978, misalnya, Fox
melaporkan bahwa untuk sampel yang rasio rata-rata bonus akuntansi untuk gaji
pokok adalah lima puluh dua persen. Rasio rata-rata untuk penghargaan kinerja
adalah tiga puluh empat persen. Selanjutnya Watt (1977) dan Watts dan Zimmerman
(1978) dimana mereka mendalilkan bahwa skema bonus menciptakan insentif bagi
manajer untuk memilih prosedur akuntansi dan akrual untuk meningkatkan nilai
sekarang daripenghargaan mereka. Hagerman dan Zmijewski (1979), Holthausen
(1981), Zmijewski dan Hagerman (1981), Collins, Rozeff dan Dhaliwal (1981), dan
Bowen, Noreen, dan Lacey (1981). Penelitian tersebut menguji bahwa bonus
digunakan sebagai dasar dalam memberikan penghargaan untuk para eksekutif
sehingga mereka memilih prosedur akuntansi yang dapat meningkatkan pendapatan
dimana bonus yang akan diterima menjadi lebih maksimal. Makalah ini
mengusulkan sebuah teori yang lebih lengkap dari efek akuntansi skema insentif
bonus.
1.3 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, uji yang digunakan antara lain Uji statitisik yaitu uji Chi-
square dan uji t, The Sign dan uji Wilcoxon Signed-Ranks. Uji statistik yang
digunakan sudah tepat untuk menemukan dan menguji hipotesis melalui data yang
digunakan. Populasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah perusahaan yang
terdaftar pada tahun 1980 dari 250 perusahaan industri AS terbesar. Benar umum
bagi pemegang saham perusahaan-perusahaan ini untuk mendukung penerapannya
rencana bonus pada pertemuan tahunan. Pembaruan rencana selanjutnya diratifikasi,
biasanya setiap tiga, lima atau sepuluh tahun dan ringkasan rencana disertakan di
dalamnya pernyataan proxy pada setiap kesempatan ini. Salinan pertama yang
tersedia dari rencana bonus dikumpulkan untuk setiap perusahaan
10
dari pernyataan proxy di salah satu tiga sumber: Peat Marwick, Perpustakaan
Citicorp dan Perpustakaan Baker di Sekolah Bisnis Harvard. Informasi rencana
diperbarui setiap kali ada perubahan di rencana diratifikasi.
1.4 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian kontingensi didapatkan hasil sebagai berikut.
1) Berkaitan dengan discretionary accrual dan skema bonus dalam pelaporan
laba, hasil pengujian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang kuat antara
discretionary accrual dengan insentif pelaporan laba manajemen berdasarkan
skema bonus. Jika batas atas atau bawah mengikat, maka manajer memilih
discretionary accrual yang menurunkan pendapatan. Begitu sebaliknya, jika
batas atas atau bawah yang telah ditentukan tidak mengikat, maka manajer
cenderung memilik discretionary accrual yang meningkatkan pendapatan. Jika
manajer memilih discretionary accrual untuk meningkatkan nilai kompensasi
bonus, maka terdapat insiden akrual negatif yang lebih tinggi dan lebih rendah
untuk portofolio LOW dan UPP daripada untuk portofolio MID. Dalam tes
tambahan yang membandingkan discretionary accrual perusahaan berdasarkan
skema bonus yang mengikat batas atas dengan discretionary accrual perusahaan
berdasarkan skema bonusnya yang tidak mengikat batas atas. Dalamteori yang
digunakan memprediksi bahwa manajer yang memiliki skema bonus mengikat
batas atas dengan insentif, maka memilih discretionary accrual yang
menurunkan pendapatan. Prediksi tambahan dari teori ini diuji menggunakan
semua tahun perusahaan yang penghasilannya melebihi batas bawah. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa mendukung teori yaitu rata-rata discretionary
accrual perusahaan lebih sedikit untuk tahun perusahaan dengan batas atas yang
mengikat dalam 9 dari 10 perbandingan perusahaan yang dilaporkan. Dalam
artian bahwa perusahaan yang tidak mengingat batas atas dalam skema
bonusnya lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan yang mengikatbatas
atas dalam skema bonusnya.
2) Pengaruh perubahan sukarela dalam prosedur akuntansi terhadap laba juga
digunakan dalam menguji implikasi teori. Perubahan sukarela dalam prosedur
akuntansi mencerminkan keputusan prosedur akuntansi murni diskresioner.
11
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil pengujian tidak mendukung teori,
artinya bahwa perubahan akuntansi terhadap laba tidak memiliki hubungan
dengan skema bonus yang tersedia. Sedangkan perubahan dalam skema bonus
berkaitan dengan perubahan dalam prosedur akuntansi. Perbandingan jumlah
rata-rata perusahaan untuk perubahan sukarela dalam prosedur akuntansi
berdasarkan perubahan skema bonus lebih besar daripada perusahaan tanpa
perubahan skema bonus.
1.5 Simpulan hasil penelitian
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, dapat
disimpulkan bahwa sebagai berikut.
1) Terdapat hubungan yang kuat antara akrual dan insentif pelaporan pendapatan
manajer berdasrkan kontrak bonus. Hasil tes tambahan kemudian
membandingkan akrual untuk perusahaan berdasarkan skema bonus yang tidak
mengikat batas atas dengan mendukung teori yang digunakan.
2) Pengujian teori juga menggunakan perubahan sukarela dalam prosedur akuntansi
sebagai proyeksi untuk keputusan akuntansi diskresioner. Hasilnya menunjukkan
bahwa tingginya insiden perubahan sukarela dalam prosedur akuntansi selama
bertahun-tahun, mengikuti adopsi atau modifikasi skema bonus. Namun, para
manajer tidak melakukan perubahan prosedur akuntansi untuk menurunkan laba
ketika skema bonus batas atas atau bawah mengikat.
2. REVIEW
2.1 Review Motivasi Penelitian
Motivasi dalam penelitian ini adalah karena skema pemberian bonus
terhadap para eksekutif merupakan alat yang paling populer, namun penelitian
sebelumnya yang menguji postulat tentang hubungan antara skema pemberianbonus
dengan pemilihan prosedur akuntansi yang menaikkan pendapatan untuk
memaksimalkan bonus kompensasi mereka menemukan hasil yang bertentangan.
Selain itu, Motivasi penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti ingin
mengembangkan penelitian sebelumnya, dimana penelitian ini menguji kontrak
12
bonus yang khas, serta memberikan analisis yang lebih lengkap dari penelitian
sebelumnya.
2.2 Review Masalah Penelitian
Masalah Penelitian adalah peneliti ingin mengetahui bagaimana perubahan
dalam prosedur akuntansi oleh manajer yang terkait dengan adopsi atau modifikasi
rencana bonus mereka. Selain itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana manajemen
menerapkan kebijakan akrual yang terkait dengan pendapatan dimana hal ini
berkaitan dengan kontrak insentif bonus mereka.
2.3 Review Landasan Teori
Teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini
adalah teori Agency. Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing
individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan diri sendiri sehingga
menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agen.
2.4 Review Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
H1 : Kebijakan akrual yang diterapkan manajer berhubungan dengan pelaporan
pendapatan insentif terkait rencana bonus manajer.
H2 : Perubahan metode akuntansi oleh manajer berhubungan dengan dengan
pelaporan pendapatan insentif terkait rencana bonus manajer.
Adapun untuk menguji H1, peneliti melakukan pengujian kontijensi dan
table hasil uji menunjukkan bahwa decomposed accrual mengidentifikasikan
adanya perubahan persediaan dan piutang dagang sebagai subkomponen akrual
sangat berhubungan dengan insentif rencana bonus manajer. Namun terdapat
beberapa keterbatasan dari contingency test ini. Pertama, metode penugasan
observasi portofolio LOW memiliki bias seleksi. Kedua, adanya error dalam
mengukur akrual diskresioner. Ketiga, adanya error dalam mengukur laba sebelum
akrual diskresioner. Pengujian tambahan dilakukan dengan membandingkan akrual
bagi perusahaan yang rencana bonusnya meliputi batas atas dengan perusahaan
yang rencana bonusnya tidak memiliki batas atas. Teori memprediksi bahwa
manajaer yang rencana bonusnya memiliki batas atas akan berinsentif memilih
akrual diskresioner income-decresing (penurunan pendapatan) ketika batas tersebut
dicapai. Hasil uji ini ternyata sesuai dengan teori tersebut.
Kemudian untuk menguji H2, contingency test direplikasi dengan
13
menggunakan perubahan prosedur akuntansi pada laba yang tersedia (laba
dilaporkan) untuk bonus sebagai proksi keputusan akuntunsi diskresioner. Hasil uji
test tidak mendukung teori yang ada. Adapun penjelasan yang memungkinkan
untuk ini adalah karena 1) mengubah prosedur akuntansi lebih menghabiskan
banyak biaya bagi manajer dibandingkan dengan mengubah akrual, dan 2)
perubahan prosedur akuntansi memengaruhi lana dan rencana bonus saat ini dan
yang akan datang. Menurut kami, pembangunan hipotesis telah sesuai dengan
masalah penelitian, tujuan, dan teori yang digunakan dalam penelitian ini.
2.5 Review Desain Penelitian
1) Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan meliputi kebijakan
akuntansi dan prosedur akuntansi dan skema bonus. Skema bonusdigunakan
dalam mempengaruhi kebijakan akuntansi dan prosedur akuntansi sebagai
suatu keputusan dalam akuntansi. Penentuan skema bonusyang dilakukan
sebagai penghargaan kinerja, manajer dapat merubah suatu keputusan
akuntansi yang diambil dengan mengesampingkan kepentingan stakeholder.
Variabel- variabel penelitian ini sangat menarik untuk diteliti dan ditelaah
lebih lanjut yang nantinya dapat dikembangkan kembali pada penelitian
terkini dengan menambahkan variabel tertentu.
2) Validitas Internal dan Eksternal
Validitas internal dalam penelitian ini ditunjukkan dengan menggunakan
teori yang sesuai dengan masalah penelitian, alat analisis, proyeksi yang
digunakan, dan konsistensi hasil yang didapatkan tanpa keluar dari
rancangan penelitian. Kami rasa validitas internal penelitian ini sudah baik.
Sedangkan, validitas eksternal ditunjukkan dengan hasil penelitian
yangdapat mengeneralisasi populasi yang dipilih. Namun hasil penelitian
inibelum dapat mengeneraliasi populasi yang digunakan sehingga
menunjukkan kurangnya validitas eksternal. Hal ini dikarenakan,
penggunaan teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling yang mengeliminasi perusahan-perusahaan yang tidak
memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan. Sampel yang
digunakansebanyak 94 perusahaan dari 250 perusahaan. Jika dilihat dari
populasi yang dieliminasi tersebut, perusahaan yang menjadi popoluasi
telah memberikan
14
skema bonus pada para manajer sebagaimana pada kriteria sampel tersebut
dan sama dengan karekterisitk sampel yang digunakan, akan tetapi skema
bonus yang diberikan oleh perusahaan yang dieliminasi dilakukan dengan
cara yang berbeda sehingga dikeluarkan dan sampel penelitian ini sehingga
hasil penelitian belum bisa mengeneralisasi keseluruhan populasi penelitian
sesuai dengan karakteristik perusaahan.
3) Pengumpulan Data dan Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data dari
COMPUSTAT dari tahun 1964 – 1980 dan menggunakan data dari Moody’s
Indusrtial. Sedangkan proksi yang digunakan penelitian ini ada dua proksi
yaitu discretionary accrual dan prosedur akuntansi. Proksi pertama
berkaitan dengan discretionary dan non discretionary dan diperkirakan
dengan selisih antara laba akuntansi yang dilaporkan dengan arus kas
operasi. Proksi kedua berkaitan dengan pengaruh perubahan sukarela dalam
prosedur akuntansi pada laba yang dilaporkan. Perubahan akuntansi
menggunakan dua sumber antara lain sampel perubahan depresiasi oleh
Holthausen (1981) dan perubahan yang didokumentasikan oleh Tren dan
Teknik Akuntansi. Penelitian ini sangat baik jika dilihat dari data penelitian
yang digunakan dengan lebih dari 5 tahun sehingga dapat dibandingkan dan
memberikan hasil penelitian yang sesuai dengan masalah dan tujuan
penelitian.
4) Uji Statistik
Dalam penelitian ini, uji yang digunakan antara lain Uji statitisik yaitu
uji Chi-square dan uji t, dan uji Wilcoxon Signed-Ranks. Uji statistik yang
digunakan sudah tepat untuk menemukan dan menguji hipotesis melalui
data yang digunakan. Akan tetapi, kekurangannya terletak pada uraian
mengenai persentase (dalam uji regresi berganda disebut dengan R square
atau adjusted R square) pengaruh variabel x ke variabel y sehingga dengan
adanya uraian terkait deskripsi ini, para penelitia berikutnya mendapatkan
peluang untuk penelitian pengembangan.
5) Konsistensi antara Masalah Penelitian, Hipotesis dan Analisis Data
Dalam penelitian ini, konsistensi antara masalah penelitian, hipotesis, dan
analisis data yang digunakan sudah tepat. Uraian masalah penelitian ini
15
dikaitkan pada pembangunan hipotesis dan pemilihan analisis data. Dalam
penelitian ini, masalah penelitian berkaitan dengan adanya skema bonus
yang diberikan dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan dan prosedur
akuntansi di perusahaan. Masalah penelitian ini kemudian, dibangun
hipotesis sebanyak 2 hipotesis yang berkaitan dengan skema bonus dengan
kebijakan dan prosedur akuntansi. Analisis data penelitian ini
mengakomodir dan mengacu pada masalah dan hipotesis penelitiansehingga
hasil penelitian menggambarkan daripada masalah yang diajukan.
6) Konsistensi Hasil Pengujian dengan Simpulan
Dalam penelitian ini, antara uraian hasil pengujian dengan simpulan
penelitian menunjukkan adanya konsistensi. Simpulan mampu menguraikan
hasil pengujian dengan singkat dan jelas.
7) Implikasi Penelitian
Dalam penelitian ini, implikasi hanya diuraikan bagi penelitian
selanjutnya, tidak menguraikan implikasi bagi pihak-pihak terkait sehingga
dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
16
RINGKASAN DAN REVIEW ARTIKEL INTERNASIONAL
1. RINGKASAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Penelitin Amy Patricia Sweeney menguji mengenai perubahan akuntansi, biaya
default dan perjanjian berbasis akuntansi yang dilanggar oleh 130 perusahaan yang
melaporkan pelanggaran dalam laporan tahunan. Pelanggaran atas perjanjian utang
dapatmemicu berbagai pinalti keuangan seperti kemungkinan percepatan jatuh tempo
utang, peningkatan tingkatbunga, penyerahan jaminan, atau negosiasi ulang masa
utang. Dalam perjanjian pinjaman pribadi yang pertama kali dan sering dilanggar
adalah batasan kekayaan bersih dan modal kerja dan dalam 52% kasus pinjaman
membutuhkan tanggapan kreditor untuk menyelesaikan gagal-bayar tersebut.
Semakin suatu perusahaanmendekati pelanggaran utang, manajemen akan
cenderungmemilih prosedur akuntansi yang dapat memindahkan laba periode
mendatang ke periode berjalan.
Namun, baru-baru ini studi time-series yang memeriksa pilihan akuntansi
manajer ketika perusahaan beradahampir melanggar batasan perjanjian utang
menyajikan hasil yang beragam [lihat Healy dan Palepu (1990), DeFond dan
Jiambalvo (1994), dan DeAngelo, DeAngelo, dan Skinner (1994)]. Untuk
memberikan uji langsung proposisi bahwa manajer mengubah akuntansi prosedur
dalam menanggapi pengetatan batasan perjanjian hutang, saya memeriksa rangkaian
waktu dari pilihan akuntansi manajersebelum perusahaan melanggar batasan
berbasisakuntansi dalam perjanjian hutang. Saya mendokumentasikan apakah
manajer berubah prosedur akuntansi, jenis prosedur akuntansi yang diubah manajer,
kapan manajer membuat perubahan ini, dan sejauh mana perubahan ini
mempengaruhipembatasan perjanjian berbasis akuntansi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa manajer perusahaan yang mendekati pelanggaran pembatasan
berbasis akuntansi lebih cenderung membuat perubahan akuntansi diskresioner yang
meningkatkan pendapatan dan lebih awal mengadopsi perubahan akuntansi wajib
yang
17
meningkatkan pendapatan daripada perusahaan kontrol, disesuaikan dengan
industri,ukuran, dan periode waktu.
1.2 Landasan Teori
Dalam penelitian ini menggunakan Teori Kontrak (Contract Theory) dan teori
agensi (agency theory).
1.3 Metode Penelitian
18
2. REVIEW
2.1 Review Motivasi Penelitian
Penelitian ini termotivasi dari pengujian tentang hubungan antara perjanjian
hutang denganpilihan metode akuntansi oleh penelitian terdahulu dan dikembangkan
dengan memberikan buktiterupdate untuk mendukung hipotesis berbasis perjanjian
hutang bahwamanajer perusahaan menggunakan pendekatan kegagalan teknis dalam
menanggapi perubahan akuntansi yang menaikkan laba. Dengan memeriksa
perusahaan-perusahaan yang melanggar pembatasan yaitu kekayaan bersih dan
pembatasan modal kerja, peneliti ingin menunjukkan apakah perubahan akuntansi
sebenarnya menunda pelanggaran atas perjanjian utang, dan memberikan bukti
bahwa respon akuntansi dari manajer tergantung dari apakah biaya gagal bayar
dibebankan oleh kreditur, apakah manajer memiliki fleksibilitas akuntansi, dan
apakah biaya pajak yang signifikan berkaitan dengan perubahan akuntansi yang ada.
2.2 Review Masalah Penelitian
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana manajer
perusahaan yang memiliki fleksibilitas akuntansi dan menanggung beban biaya
default seharusnya lebih memungkinkan untuk merubah prosedur akuntansi yang
meningkatkan pendapatan dalam menanggapi pengetatan batasan perjanjian utang
dan bagaimana manajer beralih sementara ke prosedur akuntansi yang meningkatkan
pendapatan secara default teknis.
2.3 Review Landasan Teori
Dalam penelitian ini menggunakan Teori Kontrak (Contract Theory) dan teori
agensi (agency theory). Menurut kami, kedua teori ini sudah tepat digunakan dalam
menjelaskanpelanggaran perjanjian utang dan perubahan prosedur akuntansi.
2.4 Review Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, hipotesis yang dibangun adalah sebagai berikut.
H1 : Manajer perusahaan yang memiliki fleksibilitas akuntansi dan menanggung
beban biaya default seharusnya lebih memungkinkan untuk merubah prosedur
akuntansi yang meningkatkan pendapatan dalam menanggapi pengetatan batasan
perjanjian utang.
H2 : Manajer beralih sementara ke prosedur akuntansi yang meningkatkan
pendapatan secara default teknis
Hipotesis yang dibangun menggambarkan permasalahan, penelitian sebelumnya,
dan
19
teori yang digunakan dalam penelitian ini.
2.5 Review Desain Penelitian
1) Variabel Penelitian
Untuk memberikan percobaan langsung dan kuat dari hubungan antara
perjanjian hutang dan pilihan akuntansi, peneliti mengidentifikasi titik waktu
ketika perusahaan melanggar batasan akuntansi dalam perjanjian hutang mereka
dan mendokumentasikan rangkaian waktu pilihan akuntansi manajer seputar
pelanggaran ini. Secara ekstrim, karena kriteria pemilihan sampel peneliti
mengharuskan perusahaan untuk melanggar batasan perjanjian hutang. Hanya
perusahaan yang telahkehabisan fleksibilitas akuntansi mereka yang berada
dalam sampel pelanggaran. Bias seleksi ini berpotensi menghasilkan sampel
standar perusahaan yang tidak mengubah prosedur akuntansi karena fleksibilitas
akuntansi yang tersedia bagi manajer tidak cukup untuk menunda atau mencegah
teknis standar.
2) Validitas Internal
Penelitian ini memiliki validitas internal yang tinggi karena terdapat
konsistensi antara masalah penelitian, hipotesis, dan analisis data, serta
konsistensi antara hasil pengujian dengan simpulan.
3) Validitas Eksternal
Validitas eksternal berkaitan dengan pemilihan sampel dalam penelitian.
Penelitian ini memiliki validitas yang rendah, karena sampel yang dipilih untuk
penelitian ini hanya perusahaan pada sektor manufaktur dengan ukuran tertentu
yang melakukan pelanggaran utang pertama kali dan telah menggunakan
fleksibilitasprosedur akuntansi untuk menghindari kendala perjanjian utang.
4) Pengumpulan dan Analisis Data
Data penelitian merupakan penelitan kuantitatif dengan menggunakan data
sekunder, yaitu diperoleh dari National Automated Accounting ResearchSystems
(NAARS) dengan metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive
sampling.Data mengenai perusahaan yang melanggar perjanjian utang dan
perusahaan kontrol diperoleh dari Compustat’s Expanded Annual Industrial atau
Annual Research Files dan Compustat’ Industrial File.
20
5) Konsistensi antara Masalah Penelitian, Hipotesis dan Analisis Data
Pada penelitian ini terdapat konsistensi antara masalah penelitian, hipotesis
dananalisis data yang dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian Masalah yang
diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana para manajer
menanggapipengetatan perjanjian utang. Hipotesis yang dibangun juga sudah
berdasarkan masalah ini. Analisis data yang digunakan juga sudah tepat untuk
menguji kedua hipotesis tersebut sehingga mampu memberikan bukti untuk
mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan.
6) Konsistensi Hasil Pengujian dengan Simpulan
Pada penelitian ini, hasil pengujian konsisten dengan simpulan penelitian.
Hasil pengujian dibahas secara detail pada hasil penelitian, dan dinyatakan
kembali secara ringkas pada kesimpulan. Di mana penelitian ini secara umum
menyimpulkan bahwamanajer perusahaan yang mengalami gagal bayar membuat
banyak perubahan akuntansi yang meningkatkan laba dibandingkan manajer
perusahaan kontrol. Selain itu penelitian juga menyimpulkan bahwa manajer
bersikap rasional terhadap pilihan metode akuntansi dan hubungannya terhadap
dampak arus kas perusahaan.
7) Implikasi Kebijakan
Implikasi kebijakan bagi perusahaan adalah bahwa sebaiknya perusahaan
tetap menjaga konsistensi prosedur dan metode akuntansi yang digunakan
sehingga tidak akan terjadi pelanggaran perjanjian utang. Walaupun perubahan
akuntansi yang ada masih dalam standar yang ada akan tetapi baik juga untuk
memperhatikan adanya konsistensi antar periode akuntansi, sehingga laporan
keuangan masih memiliki dayaperbandingan.
21
RINGKASAN DAN REVIEW ARTIKEL INTERNASIONAL
1. RINGKASAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Peraturan perdagangan luar negeri memberikan jalan untuk pemberian keringanan
impor melalui tarif, kuota, perjanjian pemasaran, dan / atau bantuan penyesuaian federal.
Dalam banyak kasus, peningkatan proteksi impor mengakibatkan perpindahan kekayaan
dari konsumen dalam negeri, importir dalam negeri, dan pemasok asing ke produsen
barang dalam negeri yang dilindungi tersebut. Manajer perusahaan yang akan
mendapatkan keuntungan dari perlindungan impor yang ditingkatkan memiliki insentif
untuk mengambil tindakan guna meningkatkan kemungkinan mendapatkan perlindungan
tersebut dan / atau meningkatkan jumlah perlindungan yang diberikan. Cara-cara di mana
para manajer dapat meningkatkan nilai yang diharapkan dari keringanan imporbergantung
pada faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh regulator ketika membuat keputusan
keringanan impor.
Studi ini menguji apakah perusahaan yang akan mendapatkan keuntungan dari
keringanan impor (misalnya, kenaikan tarif dan pengurangan kuota) berupaya untuk
menurunkan pendapatan melalui manajemen pendapatan selama investigasi keringanan
impor oleh Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat (ITC). Penentuan
keringanan impor yang dilakukan oleh ITC didasarkan pada beberapa faktor yang
ditentukan dalam undang-undang perdagangan federal, termasuk profitabilitas industri.
Penggunaan nomor akuntansi secara eksplisit dalam regulasi keringanan impor
memberikan insentif bagi manajer untuk mengelola pendapatan guna meningkatkan
kemungkinan memperoleh keringanan impor dan / atau meningkatkan jumlah keringanan
yang diberikan.
Ketentuan undang-undang dari tindakan perdagangan luar negeri yang berkaitan
dengan klausul pelarian umum, bea balik, dan investigasi antidumping, adalah fokus
utama dari studi ini. Undang-undang antidumping, countervailing duty, dan klausul
pelarian umum mengharuskan ITC untuk membuat keputusan cedera yang
menguntungkan sebelum keringanan impor dapat
22
diberikan. berdasarkan impor, Departemen Perdagangan menentukan kenaikan tarif
yang diperlukan untuk mengimbangi margin dumping atau subsidi luar negeri. Penentuan
cedera secara khusus membutuhkan penggunaan nomor akuntansi (yaitu, keuntungan,
penjualan, dan persediaan) dalam peraturan perdagangan luar negeri.
1.2 Landasan Teori
Landasan teori yang digunakan adalah manajemen laba. Penggunaan laba yang
dilaporkan oleh ITC dalam penentuan cedera memberikan insentif bagi manajer untuk
membuat pilihan akuntansi yang meningkatkan cedera perusahaan. Dengan melakukanitu,
manajer dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan keringanan impor yang
diinginkan dan / atau meningkatkan jumlah keringanan yang diberikan; Oleh karena itu,
hubungan antara angka akuntansi dan penentuan cedera dapat mengakibatkan pilihan
akuntansi manajer memiliki konsekuensi ekonomi (yaitu, transfer kekayaan darikonsumen
ke produsen dalam negeri karena keringanan impor).
ITC biasanya meminta informasi selama lima tahun sebelum tanggal petisi diajukan
untuk kasus klausul pelarian umum, dan tiga tahun untuk kasus antidumping dan
countervailing duty. Informasi aktual yang diminta oleh ITC dalam setiap investigasi
ditunjukkan dalam laporan staf. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
investigasi ITC bergantung pada jenis investigasi. ITC harus menyelesaikan penyelidikan
klausul pelarian umum dalam waktu enam bulan setelah pengajuan petisi. Dalam
investigasi antidumping dan countervailing duty, ITC harus menyelesaikan investigasi
mereka dalam waktu 120 hari setelah penetapan awal afirmatif (dumping atau subsidi)
atau 45 hari setelah penetapan akhir afirmatif oleh Sekretaris Perdagangan.
1.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah:
H1 : Manajer dari produsen domestik yang akan mendapat manfaat dari import relief,
membuat pilihan akuntansi yang mengurangi laba yang dilaporkan selama periode
investigasi ITC dibandingkan dengan periode non investigasi.
23
saham, DeAngelo (1986) dengan kasus buyout manajemen dan DeAngelo (1988)
mengenai proxy contest.
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder
berupa laporan keuangan tahunan perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel
berjumlah 23 perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi untuk
investigasi import relief yang membutuhkan bantuan ITC untuk membuat penentuan
kerugian, yaitu investigasi antidumping, countervailing duty, dan general escape clause.
Data dari laporan keuangan tahunan perusahaan digunakan untuk membangun proxy
manajemen laba perusahaan. Lima industri yang termasuk dalam sampel yaitu
automobiles, carbon steel, stainless steel, copper, dan footwear. Data Keuangan
perusahaan dalam lima industri tersedia di Compustat. Sampel yang diperoleh terdiri dari
23 perusahaan dari lima industri. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah;statistik deskriptif, t- statistic, wilcoxon signed rank test dan two tailed Durbin
Watson serta Z statistic.
1.6 Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian model akrual yang dilakukan, memberikan hasil bahwa
tahun 0 mendukung hipotesis manajemen laba sedangkan tahun -1 tidak mendukung.
Nilai Z statistik untuk tahun +1 adalah -1,228 dengan uji satu sisi tingkat signifikansi
0,109 menunjukkan bahwa tidak ada pembalikan akrual diskresioner pada tahun +1 yang
mana konsisten dengan statistik deskriptif. Berikutnya, pengujian model misspecification
memberikan hasil bahwa scatter plot dari persamaan regresi tidak menunjukkan hubungan
nonlinier antara akrual abnormal dengan perubahan pendapatan, oleh karena itu residu
negatif untuk tahun 0 tidak terlihat pada hasil pengujian model misspecification.
Kemudian hasil pengujian alternatif juga tidak mengindikasikan bahwa perusahaan
membuat penurunan akrual pendapatan yang lebih dibandingkan perusahaan yang
diselidiki berdasarkan undang-undang countervailing dan antidumping. Selanjutnya, hasil
dari pengujian portofolio menunjukkan bahwa masalah yang berkaitan dengan korelasi
cross sectional dikurangi dengan mengelompokkan perusahaan ke dalam portofolio
industri, akrual diskresioner pada tahun 0 masih secara signifikan terjadi income-
decreasing. Secara empiris pengujian yang menggunakan total akrual menunjukkan
bahwa akrualdiskresioner adalah pendapatan menurun pada tahun 0 dimana memberikan
dukungan untuk hipotesis manajemen laba.
24
1.7 Simpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil yang dipaparkan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil pada riset ini mendukung hipotesis manajemen laba dimana manajer melakukan
income- decreasing accruals selama import relief investigations. Pengujian hipotesis
manajemen laba berdasarkan pada model ekspektasi perusahaan spesifik untuk
memprediksi total akrual normal. Model ini memungkinkan untuk dilakukan perubahan
akrual non- diskresioner yang disebabkan karena kondisi ekonomi. ITC dapat mengambil
manfaat dengan memperhatikan bukti yang diberikan di sini bahwa manajer tampaknya
membuat pendapatan penurunan akrual selama periode import relief investigations.
1.8 Implikasi Kebijakan
Implikasi kebijakan pada penelitian ini yaitu riset ini memberikan informasi bahwa
manajer akan melakukan income decreasing selama periode investigasi ITC. Model
ekspektasian dalam penelitian juga mempertimbangkan kondisi-kondisi ekonomi yang
berdampak pada perusahaan. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan ukuran atau
proksi lainnya dari manajemen laba dan perusahaan yang dijadikan objek penelitian dapat
dilakukan pada jenis industri lainnya.
2. REVIEW ARTIKEL
2.1 Kelebihan
1) Masalah Penelitian atau Latar Belakang Masalah
a. Artikel ini sudah menampilkan secara spesifik fenomena apa yang
mendukung sehingga penelitian ini penting dilakukan.
b. Artikel ini ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dipahami.
2) Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian sudah sesuai dengan masalah penelitian serta análisis data
yang dilakukan untuk melakukan pengujian hipótesis juga sudah dilakukan dengan
baik dan mampu memberikan bukti untuk mendukung atau menolak hipotesis yang
diajukan.
3) Desain Penelitian
Penelitian ini menunjukkan rantai kausal dan validitas logika yang baik. Dimana
ketika pemerintah mengelurakan atran mengenai import relief dan melakukan
investigasi, perusahaan domestik yang merasa diuntungkan akan melakukan suatu
pemilihan metode akuntansi yang mengurangi laba selama periode terjadinya
investigasi. Lebih dari itu pada hasil penelitian menandakan bahwa hasil yang
didapatkan merupakan hasil yang benar-benar berasal dari variabel bebas bukan dari
25
variabel lainnya.
4) Konsistensi Antara Hasil Penelitian dengan Simpulan Masalah
Sudah terdapat konsistensi antara hasil pengujian dan simpulan. Dimana hasil
pengujian dan simpulan sama-sama menjabarkan hasil dari hipotesis penelitian secara
sistematik dan terstruktur. Hasil pengujian dan simpulan menjabarkan.
2.2 Kekurangan
1) Masalah Penelitian atau Latar Belakang Masalah
Artikel tidak mencantumkan penjelasan tentang hubungan antar variabel yang
disertai rujukan dan penyampaiannya kurang sistematis.
2) Landasan Teori
a. Peneliti tidak menyebutkan dan menjelaskan grand theory yang digunakan dalam
penelitian.
b. Peneliti tidak menambahkan secara rinci teori dari variabel yang digunakandalam
penelitian.
3) Desain Penelitian
Selain itu sampel hanya diambil dari 5 jenis kategori industry yaitu,
automobiles, carbon steel, stainless steel, copper, dan footwear sehingga dikatakan
variabel eksternal penelitian ini tidak cukup tinggi. Namun terlepas daridibatasinya
jumlah industry dan sampel yang digunakan, penggunaan model Jones dalam
mendeteksi manajemen laba pada kasus-kasus lain telah digunakan secara luas.
26
DAFTAR PUSTAKA
Marlina Magdalena. 2018. Positive Accounting Theory (Pat): Telaah Literatur Dari Berbagai
Perspektif. Jurnal Akuntansi Vol 9, No 2
William R Scott. 2003. Financial Accounting Theory. Third Edition. Toronto, Ontario: Pearson
Education Canada Inc.
27