Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Nusa Sylva. Vol.19 No.

1 (Juni 2019): 22-29

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KONSERVASI


HARIMAU SUMATERA (Panthera tigris sumatrae)
DI TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT
(Studi Kasus Desa Pungut Mudik Dan Desa Pungut Hilir)

Community Perception toward Sumatera Tiger Conservation


(Panthera tigris sumatrae) in Kerinci Seblat National Park
(Case Study of Pungut Mudik Village and Pungut Hilir Village)

Steven Jonathan Adu1, Messalina L. Salampessy2, Sofian Iskandar3


1
Fakultas Kehutanan, Universitas Nusa Bangsa
Jl. KH. Sholeh Iskandar KM. 4 Tanah Sereal – Bogor 16166, Indonesia
stevenadoe6@gmail.com
2
Fakultas Kehutanan, Universitas Nusa Bangsa
Jl. KH. Sholeh Iskandar KM. 4 Tanah Sereal – Bogor 16166, Indonesia
meisforester76@gmail.com
3
Fakultas Kehutanan, Universitas Nusa Bangsa
Jl. KH. Sholeh Iskandar KM. 4 Tanah Sereal – Bogor 16166, Indonesia
sofianiskandar@yahoo.co.id

ABSTRACT
Perceptions and community participation in Sumatran tigers (Panthera tigris sumatrae) also influence the success
of conservation efforts. For this reason, this study aims to describe the level of public perception of Sumatran tiger
conservation efforts. This research uses the case study method. Data was collected using a questionnaire, in-depth
interviews and focus group discussions (FGD). Data collection was carried out by means of purposive sampling
involving 30 respondents, namely farmers who live and move around the national park. The data collected was
analyzed descriptively qualitatively. The results of this study indicate that public knowledge about tigers as
animals protected by law has perceptions in the high category (4.03), public knowledge about tiger behavior has
a high category (3.93) and public knowledge that tigers currently lack food so often seen in villages that have a
very high categorization (4.4). In addition, community knowledge about the ecological benefits of the presence
of Sumatran tigers in the environment has a high category (3.90), public knowledge about the economic benefits
of the existence of Sumatran tigers has a high category (3,53). Likewise with public knowledge about the social
benefits of the existence of Sumatran tigers have a high category (3.67). The government and various parties are
urgently needed to increase the understanding and active role of the community for Sumatran tiger conservation
efforts.

Keywords: Perception, Sumatran tiger, National Parks

ABSTRAK
Persepsi dan peran serta masyarakat terhadap Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) (Panthera tigris
sumatrae), turut memengaruhi keberhasilan upaya konservasi yang dilakukan. Untuk itulah maka penelitian ini
bertujuan untuk menguraikan tingkat persepsi masyarakat terhadap upaya konservasi Harimau Sumatera
(Panthera tigris sumatrae). Penelitian ini mengunakan metode study kasus. Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuisiner, wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah (FGD). Pengumpulan data dilakukan
dengan cara purposive sampling dengan melibatkan 30 responden yaitu para petani yang bermukim dan
beraktivitas disekitar taman nasional. Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan masyarakat tentang harimau sebagai hewan yang dilindungi
undang-undang memiliki persepsi dalam katagori tinggi (4,03), pengetahuan masyarakat tentang perilaku harimau
memperoleh katagori tinggi (3,93) dan pengetahuan masyarakat bahwa harimau saat ini kekurangan makanan
sehingga sering terlihat di desa memiliki kategorikan sangat tinggi (4,4). Selain itu, Pengetahuan masyarakat
tentang manfaat ekologi dari keberadaan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di lingkungan memiliki
katagori tinggi (3,90), pengetahuan masyarakat tentang manfaat ekonomi dari keberadaan Harimau Sumatera
(Panthera tigris sumatrae) memperoleh katagori tinggi (3,53). Begitu juga dengan pengetahuan masyarakat
tentang manfaat sosial dari keberadaan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) memiliki katagori tinggi

22
Jurnal Nusa Sylva. Vol.19 No.1 (Juni 2019): 22-29

(3,67). Pemerintah dan berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk peningkatan pemahaman dan peran aktif
masyarakat bagi upaya konservasi Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae).

Kata Kunci : Persepsi, Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Taman nasional, .

I. PENDAHULUAN masyarakat, seperti yang terjadi di Desa


Pungut Mudik yang berada di kawasan
Harimau Sumatera (Panthera tigris
hutan Taman Nasional Kerinci Seblat.
sumatrae) merupakan satu dari enam sub-
Konflik seperti ini juga merupakan salah
spesies harimau yang masih bertahan hidup
satu faktor yang memicu masyarakat untuk
hingga saat ini dan termasuk dalam
menangkap dan bahkan membunuh
klasifikasi satwa kritis yang terancam
harimau (Priatna, et al 2012). Persepsi,
punah (critically endangered). Berdasarkan
merupakan salah satu faktor yang cukup
data (IUCN, 2008), jumlah populasi
berpengaruh dalam perspektif masyarakat
harimau di alam bebas hanya sekitar 400
bagi kelangsungan hidup harimau ini.
individu saja. Wilayah penyebarannya pada
Persepsi adalah proses dalam
ketinggian 0-2.000 m dpl (O’Brien et al.,
memahami lingkungan yang melibatkan
2003), tetapi kadang-kadang juga sampai
pengorganisasian dan penafsiran sebagai
ketinggian lebih dari 2.400 m dpl (Linkie et
rangsangan dalam suatu pengalaman
al., 2003).
psikologis (Silalahi, 2010). Persepsi
Perusakan habitat dan perburuan
individu terhadap lingkungannya
hewan mangsa telah diketahui sebagai
merupakan faktor penting karena akan
faktor utama yang menyebabkan turunnya
berlanjut menjadi respon yang menentukan
jumlah harimau secara dramatis di Asia
tindakan individu tersebut (Kamal, 2009).
(Seidensticker, et al 1999). Hewan mangsa
Persepsi masyarakat sangat erat
yang sulit dijumpai dan berkurangnya
hubungannya dengan pengetahuan yang
tempat hidup bagi harimau sudah
dimiliki tiap individu. Menurut Asmara &
merupakan suatu indikasi akan
Suhirman. 2012, pengetahuan merupakan
berkurangnya jumlah mereka (MacDonald,
konsepsi dasar dan modal untuk
1984). Ancaman lain yang membahayakan
perkembangan perilaku.
kelangsungan hidup dan keberadaan
Sumber daya di alam tidak dapat
Harimau Sumatera (Panthera tigris
dilestarikan dan dikelola dengan baik tanpa
sumatrae) adalah perburuan illegal,
terlebih dahulu mengetahui persepsi dan
perburuan ilegal ini terjadi mulai awal
sikap masyarakat terhadap lingkungan
dasawarsa 1990, ancaman ini tidak hanya
(Lee, H. F. dan Zhang, 2008). Dengan
berasal dari perburuan langsung terhadap
mengetahui persepsi dan sikap masyarakat
harimau, tetapi juga karena perburuan
terhadap sumber daya alam maka akan
terhadap mangsanya (Departemen
lebih mudah untuk merancang strategi
Kehutanan, 2007).
konservasi dan manajemen yang efektif
Kawasan hutan yang dekat dengan
untuk menjaga agar sumber daya alam tetap
desa mempunyai tekanan yang lebih besar,
lestari dan dapat memenuhi kebutuhan
karena intensitas aktivitas manusia yang
hidup masyarakat setempat (Dolisca, et al
lebih tinggi seperti penebangan pohon dan
2007). Setiap orang akan memberikan
perburuan liar (Woodroffe dan Ginsberg,
persepsi dan peran yang berbeda terhadap
1998). Saat sumber makanan dan tempat
satu situasi yang sama karena terdapat
berlindung sudah mulai terbatas, maka
banyak faktor yang mempengaruhi persepsi
harimau akan mencari lokasi alternatif
tersebut (Dolisca, et al 2007). Persepsi
untuk berburu mangsa. Lokasi yang ideal
masyarakat terhadap keberadaan harimau
adalah dengan mendatangi permukiman
turut juga memengaruhi peran serta dan

23
Jurnal Nusa Sylva. Vol.19 No.1 (Juni 2019): 22-29

dukungan masyarakat terhadap “Cronbach Alpha”, yaitu dengan


keberhasilan upaya konservasi masyarakat membandingkan nilai r alpha terhadap r
dalam mendukung upaya konservasi tabel. Apabila nilai r alpha lebih besar
harimau di Taman Nasional Kerinci Seblat daripada r tabel, maka butir-butir
(TNKS). Untuk itulah maka penelitian ini pertanyaan dalam kuisioner tersebut
penting untuk dilaksanakan. reliabel.
Penentuan responden dengan
II. METODE PENELITIAN menggunakan metode Purposive sampling.
A. Tempat Dan Waktu Penelitian Responden merupakan masyarakat Desa
Penelitian ini dilaksanakan di dua desa Pungut Mudik dan Desa Pungut Hilir yang
yang terletak di TNKS, yaitu di Desa memenuhi syarat yaitu memiliki kebun,
Pungut Mudik dan Desa Pungut Hilir yang ternak dan tinggal atau beraktivitas di
terletak di Kecamatan Air Hangat Timur sekitar hutan,dan yang pernah mengalami
Kabupaten Kerinci. Kedua desa ini dipilih konflik dengan keberadaan Harimau, selain
karena dalam kurun waktu 5 tahun terakhir itu responden berusia minimal 17 tahun,
telah meningkat konflik antara Harimau sebanyak 30 orang yang terbagi 15
Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan responden Desa Pungut Mudik dan 15
masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini responden desa Pungut Hilir.
dilaksanakan selama 3 bulan pada
November 2018 - Januari 2019. C. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara
deskriptif untuk menggambarkan data yang
B. Pengumpulan Data
diperoleh dengan menggunakan tabel dan
Teknik pengumpulan data dilakukan
grafik. Hasil wawancara dan kuesioner
dengan observasi dan wawancara. Data
terkumpul akan dianalisis dengan teknik
yang dikumpulkan berupa data primer dan
skala likert. Data yang didapat dari skala
data sekunder. Data primer meliputi
likert berbentuk skor yaitu skor dari 1-5.
karakteristik responden, kondisi sosil
Adapun penggunaan skala 1-5 untuk setiap
ekonomi, persepsi dan partisipasi
jawaban responden selanjutnya di bagi
responden dalam kegiatan agroforestry di
dalam lima kategori, yaitu untuk kajian
kawasan penyangga Tahura SSH.
persepsi : (1) Sangat tahu (2) Tahu; (3)
Sedangkan data sekunder meliputi kondisi
Cukup tahu; (4) Tidak tahu; (5) Sangat
biofisik Kelurahan Minas Jaya dan kondisi
tidak tahu. Setelah skor diperoleh lalu dicari
sosial ekonomi masyarakat yang diambil
rata-rata skor per responden.
dari berbagai sumber. Pengukuran persepsi
Data responden secara individu
responden dilakukan dengan menggunakan
didistribusikan berdasarkan kriteria yang
instrumen berupa kuisioner yang mengacu
sudah ada sehingga dapat di deskripsikan.
pada skala Likert.
setelah itu dilakukan pengkodean untuk
Sebelum digunakan untuk pengambilan
mempermudah pengolahan data, sistem
data,kuisioner diuji keterandalannya
scoring dibuat konsisten yaitu semakin
melalui uji validitas dan reliabilitas. Dalam
tinggi skor semakin tinggi pula
penelitian ini, pengujian dilakukan dengan
kategorinya. Setelah dijumlahkan dan
metode sekali ukur (one shot method)
selanjutnya akan dikategorikan
terhadap sampel responden. Pengujian
menggunakan teknik scoring, secara
validitas dilakukan dengan
normatif yang dikategorikan berdasarkan
membandingkan nilai korelasi (r) hitung
interval kelas (Slamet, 1994) sebagai
terhadap r tabel pada setiap butir
berikut :
pertanyaan dalam kuisioner. Apabila r
hitung lebih besar daripada r tabel maka
butir pertanyaan tersebut valid. Sedangkan
uji reliabilitas dilakukan dengan analisis

24
Jurnal Nusa Sylva. Vol.19 No.1 (Juni 2019): 22-29

𝑀𝑎𝑥−𝑀𝑖𝑛 dari masyarakat setempat bermata


N= pencaharian sebagai petani. Penggunaan
𝐾
lahan di desa Pungut Mudik dan desa
N : Batas selang Pungut Hilir sama yaitu untuk Pemukiman,
Max : Nilai maksimum yang persawahan, ladang, Kebun dan sarana
diperoleh dari jumlah skor
Min : Nilai minimum yang diperoleh pendidikan, sisanya adalah kawasan Hutan,
dari jumlah skor hampir semua memiliki kebun yang
K : Jumlah kategori ditanami tanaman tahunan dan musiman,
seperti; Kayu masis, Kopi, dan Jengkol,
tanaman semusim; seperti singkong, cabai,
Dengan skor maksimum adalah 5, dan kentang, kubis dan ubi-ubian. Pola tanam
skor minimum adalah 1, dan jumlah kelas 5 contohnya Kayu manis ditanam dengan
maka penghitungan interval kelas adalah jarak 6m x 6m di selah antara Kayu manis
sebagi berikut : ditanami Kopi dengan jarak 2m x 2m.
5−1
= 0,8 Ketika kopi dan kayu manis masih berusia
5 0-1 tahun di selah-selahnya dapat ditanami
cabai.
Dengan demikian tingkatan persepsi
dalam penelitian ini tersaji pada pada tabel
berikut : B. Karakteristik Responden
Responden dari penelitian ini adalah
Tabel 1. Tingkat Persepsi
masyarakat yang memiliki aktifitas rutin
No Interval Nilai Tingkat Persepsi dalam pengelolaan hutan disekitar desa.
1 1,0 – 1,8 Sangat Rendah Untuk klasifikasi umur yaitu berumur
2 1,9 – 2,6 Rendah
3 2,7 – 3,4 Sedang
antara 30-49 tahun dengan persentase
4 3,5 – 4.2 Tinggi mencapai 58% . kelas umur yang terbanyak
5 4,2 – 5,0 Sangat Tinggi adalah rentang usia 41-50 tahun yaitu
43,33% responden, rentang 17-30 tahun
yaitu sebanyak 23,33 %, selanjutnya yang
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
berumur 31-40 tahun sebanyak 16,67 % dan
A. Gambaran Umum Desa Pungut rentang umur > 51 tahun sebanyak 16,67 %
Hilir dan Pungut Mudik. atau sebanyak 5 orang dari responden. Usia
demikian termasuk usia kepala keluarga
Pungut Hilir dan Pungut Mudik
yang cukup matang dan biasanya telah
merupakan Desa yang berada di kecamatan
memiliki anak-anak yang sedang sekolah
Air Hangat Timur, Kabupaten Kerinci.
dan bahkan sudah kuliah.
Luas desa Pungut Hilir 2.902 Ha dan
Pungut Mudik 3.188 Ha. Desa Pungut Menurut Tanjung, Sadono & Wibowo
mudik adalah desa yang paling Luas di (2017) usia 30–49 tahun tergolong ke
kecamatan Air Hangat Timur yaitu 19,93 % dalam usia produktif, dengan demikian
dan pungut Hilir terluas kedua setelah keinginan dan semangat mereka cenderung
pungut mudik yaitu 18,14% dari luas total lebih tinggi di dalam bekerja, termasuk
wilayah Kecamatan Air Hangat Timur. dalam melakukan kegiatan pengolahan
lahan dengan pola agroforestry.
Jarak desa pungut Hilir ke Ibukota
Kabupaten kerinci adalah 20 km, Pendidikan berkaitan dengan cara
sedangkan desa Pungut Mudik berjarak 28 berpikir seseorang. Pada umumnya
km. Masyarakat sekitar kawasan Taman semakin tinggi pendidikan seseorang, maka
Nasional Kerinci Seblat merupakan cakrawala berpikirnya juga semakin luas
masyarakat yang sudah lama menetap dan dan memengaruhi cara pandang atau
menetap di pinggiran hutan. Kebanyakan persepsinya tentang sesuatu hal, termasuk

25
Jurnal Nusa Sylva. Vol.19 No.1 (Juni 2019): 22-29

terhadap upaya konservasi Harimau.


Tingkat pendidikan responden dalam
penelitian ini sebanyak 56,67% responden
dengan tingkat pendidikan tamatan SMA,
SMP sejumlah 20,0%, SD sejumlah
16,67%, lulusan Sarjana sebanyak 3,33%
dan tidak bersekolah sebanyak 3,33%. Dari
segi Pekerjaan, sebanyak 83,33%
responden bekerja sebagai petani,
sisanyanya wiraswasta 6,67% dan PNS Gambar 1. Diagram Tingkat Persepsi dilihat
10%., responden petani ini adalah petani dari Pengetahuan Masyarakat
Tentang Harimau
yang masih aktif mengelola lahannya
terutama untuk budidaya kayu manis dan
kegiatan agroforestry. Hasil penelitian menunjukan bahwa
persepsi pengetahuan masyarakat tentang
Dari segi jenis lahan garapan Harimau Sumatera (Panthera tigris
sebanyak 43,34% masyarakat memiliki sumatrae) tergolong tinggi. Persepsi
jenis lahan yaitu kebun yang di khususkan masyarakat sangat dipengaruhi oleh
untuk budidaya Kayu Manis. Sisanya jenis karakteristik sosial ekonominya (Islam et
lahan tumpangsari dan sawah. Dan untuk al., 2015) termasuk di antaranya adalah
luas garapan didominasi luasan lahan lebih tingkat pendidikan. Masyarakat sangat
dari 1 Ha sebanyak (46,67%). Para petani tahu bahwa Harimau Sumatera (Panthera
ini memiliki luas lahan yang cukup besar tigris sumatrae) adalah hewan yang
yakni 1 ha. Lahan ini berbatasan langsung dilindungi oleh undang-undang. Hal ini
dengan TNKS dan telah dikelola secara tahui baik oleh masyarakat karena telah
turun temurun oleh masing-masing sering dilakukan oleh berbagai pihak
keluarga. Perluasan lahan dari waktu ke ataupun dari media masa.
waktu semakin berkembang seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Hal inilah Pengetahuan masyarakat tentang
yang membuat munculnya persoalan perilaku harimau, yang paling diketahui
semakin terbatasnya sumber makanan dan masyarakat adalah sebagai hewan malam
tempat berlindung untuk Harimau yang sering terlihat mencari mangsa di
Sumatera (Panthera tigris sumatrae). malam hari terutama memangsa ternaknya.
Masyarakat memahami bahwa keberadaan
2. Persepsi Masyarakat tentang hutan yang berkurang mengakibatkan
Harimau Sumatera (Panthera tigris harimau mengalami kekurangan bahan
sumatrae). makanan. Menurut masyarakat, terlihatnya
harimau ke ladang/kebun masyarakat dapat
Tingkat persepsi dilihat dari terjadi karena tempat tersebut sebelumnya
pengetahuan masyarakat tentang harimau adalah wilayah jelajah (home range)
didapat dari tiga pernyataan yaitu harimau, bahkan di persepsikan bahwa
pengetahuan masyarakat tentang harimau harimau tersebut sedang sakit sehingga
sebagai hewan yang dilindungi undang- mencari makan yang mudah diperoleh yaitu
undang memiliki persepsi dalam katagori ternak yang ada sekitar ladang, atau di
tinggi (4,03), pengetahuan masyarakat persepsikan bahwa harimau itu sedang
tentang perilaku harimau memperoleh belajar untuk berburu biasanya tidak
katagori tinggi (3,93) dan pengetahuan berburu ditengah hutan kerana alasan
masyarakat bahwa harimau saat ini persaingan dengan harimau dewasa.
kekurangan makanan sehingga sering
terlihat di desa memiliki kategorikan sangat Petugas dari taman nasional
tinggi (4,4). menyampaikan bahwa saat ini, kerusakan

26
Jurnal Nusa Sylva. Vol.19 No.1 (Juni 2019): 22-29

hutan/ habitat harimau cukup tinggi karena


banyaknya pembukaan ladang oleh
masyarakat yang tinggal disekitar hutan,
hal ini berpengaruh terhadap terbatasnya
satwa yang menjadi mangsa/ buruan
harimau tersebut.
3. Pengetahuan tentang Manfaat
Harimau dan Peran Harimau.
Gambar 2. Diagram Tingkat Persepsi dilihat
Pengetahuan masyarakat tentang dari Pengetahuan Masyarakat
manfaat ekologi harimau sebesar 3,90 Tentang Manfaat Harimau
tergolong persepsi tinggi, pengetahuan Sumatera (Panthera tigris
sumatrae)
masyarakat tentang manfaat ekonomi
harimau sebesar 3,53 tergolong persepsi Masyarakat berpersepsi bahwa
tinggi, begitu juga dengan pengetahuan menurunnya jumlah populasi karena
masyarakat tentang manfaat sosial harimau harimau memiliki nilai ekonomis yang
sebesar 3,67 tergolong tinggi tinggi. Sejalan dengan yang disampaikan
Masyarakat memiliki persepsi bahwa Irawan, 2014 bahwa salah satu ancaman
harimau salah satu satwa yang berperan utama bagi kelestarian Harimau Sumatera
penting dalam keseimbangan ekosistem. (Panthera tigris sumatrae) adalah aktifitas
Masyarakat tahu bahwa harimau manusia berupa perburuan dan
merupakan spesies kunci di ekosistem. Hal perdagangan Harimau Sumatera (Panthera
ini sejalan dengan yang disampaikan tigris sumatrae), Menurut Irawan, 2014,
Redford, 1992 bahwa melindungi spesies Perdagangan liar satwa dilindungi itu bisa
kunci adalah prioritas bagi usaha dibuktikan dengan masih ada perburuan
konservasi, karena jika spesies ini hilang dan penyelundupan bagian tubuh Harimau
dari daerah konservasi maka spesies lain Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
akan ikut hilang juga. Lebih lanjut seperti cakar, kulit, gigi taring, dan tulang.
disampaikan oleh McLaren & Peterson Menurut (Irawan, 2014) naiknya harga
1994, dalam Indrawan et al.2007 bahwa kulit Harimau merupakan faktor pendorong
Predator utama adalah salah satu spesies bagi sekelompok manusia untuk melakukan
kunci karena ikut mengontrol jumlah perburuan secara ilegal, sehingga terjadi
populasi herbivora. Memusnahkan penurunan jumlah populasi Harimau.
sejumlah kecil saja predator, secara Harimau diburu bukan hanya untuk diambil
potensial akan menimbulkan perubahan kulitnya. Selain itu, Tulang dan bagian
yang dramatis pada vegetasi dan kehilangan tubuh Harimau lainnya dapat digunakan
besar kenanekaragaman hayati (McLaren & dalam obat-obatan tradisional China dan
Peterson 1994 dalam Indrawan et al. 2007). Korea, mereka lebih memilih berburu
Penurunan populasi harimau ternyata Harimau Sumatera (Panthera tigris
memberikan keresahan bagi masyarakat sumatrae) demi berbagai alasan
karena memberi ruang pada meningkatnya keuntungan (Irawan, 2014), seperti:
populasi babi hutan dan beruang, yang kulitnya dijual untuk biasanya digunakan
berakibat pada kerusakan tanaman milik sebagai hiasan dan pajangan, tulang dijual
warga oleh hewan-hewan yang seharusnya untuk biasanya digunakan sebagai bahan
menjadi mangsa/buruan harimau sebagai obat-obatan tradisonal Cina, kumis dijual
predator puncak dalam rantai makanan. untuk biasanya digunakan sebagai hiasan.
Pengetahuan masyarakat tentang Kumis Harimau Sumatera (Panthera tigris
manfaat ekonomi harimau sebesar 3,53 sumatrae) ini, biasanya dijual hingga
tergolong tingkat persepsi tinggi. seharga Rp100-300 ribu perhelainya, kuku

27
Jurnal Nusa Sylva. Vol.19 No.1 (Juni 2019): 22-29

dijual agar bisa digunakan berbagai IV. SIMPULAN DAN SARAN


pajangan/hiasan ataupun liontin, taring
dijual untuk biasanya dibuat sebagai A. Simpulan
liontin. Taring Harimau Sumatera Masyarakat Desa Pungut Mudik dan
(Panthera tigris sumatrae) ini bisa dijual Desa Pungut Hilir dapat dikatakan memiliki
hingga Rp1,5 juta perbuah. Harimau diburu persepsi yang baik terhadap harimau
dengan cara ditembak atau diracuni bahkan sebagai hewan yang dilindungi undang-
sengaja dipasang perangkap (jerat) oleh undang, pengetahuan yang baik tentang
mayarakat sekitar karena dianggap sebagai perilaku harimau dan pengetahuan yang
hama ternaknya. sangat baik bahwa harimau saat ini
Masyarakat juga memiliki persepsi kekurangan makanan sehingga sering
yang tinggi tentang manfaat sosial dari terlihat di desa.
Harimau Sumatera (Panthera tigris Masyarakat juga telah memiliki
sumatrae). Harimau adalah penjaga Pengetahuan yang baik tentang manfaat
lingkungan mereka. Beberapa tokoh adat ekologi dari keberadaan Harimau Sumatera
menjelaskan bahwa di Desa Pungut Hilir (Panthera tigris sumatrae) di lingkungan,
dahulunya memiliki tradisi memberi makan pengetahuan yang baik tentang manfaat
harimau di hutan agar harimau menjaga ekonomi dari Harimau Sumetra serta
ladang atau kebun yang di garap dari pengetahuan yang baik tentang manfaat
gangguan hewan seperti babi hutan, sosial dari keberadaan Harimau Sumatera
beruang dan satwa liar yang merusak (Panthera tigris sumatrae) bagi
tanaman”. “Harimau adalah penjaga ladang masyarakat.
mereka”. Namun seiring waktu hal tradisi
budaya ini telah memudar. Terlebih dengan Persepsi masyarakat ini dipengaruhi
berkembanganya teknologi yang oleh tingkat pendidikan yang baik dan
mempengaruhi minat anak muda di upaya penyuluhan terhadap pentingnya
kampung untuk mempelajari dan konservasi harimau yang telah dilakukan
meneruskan tradisi nenek moyang mereka. selama ini.
Upaya untuk kembali menghidupkan nilai-
nilai konservasi bagi perlindungan satwa
B. Saran
ini, perlu di kembangkan lagi. Untuk itulah,
peran tokoh adat dan Lembaga terkait 1. Memberdayakan masyarakat sekitar
sangat diperlukan. kawasan TNKS dalam kegiatan-
kegiatan dapat mengedukasi
Masyarakat telah yang memiliki
masyarakat seperti kegiatan budidaya
persepsi yang termasuk ke dalam kategori
tanaman kehutanan dan perkebunan,
tinggi berarti telah memahami dengan baik
reboisasi, dan patroli rutin.
keberadaan Harimau Sumatera (Panthera
tigris sumatrae) ini, memahami 2. Perlunya adanya pendampingan untuk
manfaatnya di dalam ekosistem serta membentuk organisasi/ kelompok
pentingnya untuk selalu di lestarikan. masyarakat yang fokus pada
pelestarian Harimau Sumatera
Persepsi masyarakat yang baik
(Panthera tigris sumatrae), yang
terhadap konservasi Harimau Sumatera
dibina khusus pada perlindungan dan
(Panthera tigris sumatrae) ini merupakan
pengawasan Harimau Sumatera
suatu modal dalam pengelolaan upaya
(Panthera tigris sumatrae).
konservasi Harimau Sumatera (Panthera
tigris sumatrae).

28
Jurnal Nusa Sylva. Vol.19 No.1 (Juni 2019): 22-29

UCAPAN TERIMA KASIH Lee, H. F. and Zhang, D. D. (2008). Perceiving the


environment from the lay perspective in
desertified areas, northern China.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Environmental Management, 41(2), 168–
Forum Harimau Kita yang didukung oleh 182. https://doi.org/doi.org/10.1007/s00267-
kerjasama antara Direktorat Konservasi 007-9052-8.
Keanekaragaman Hayati. Ditjen Macdonald, D.W. (ed.). 1984. The Encyclopedia of
Konservasi Sumberdaya Alam dan Mammals. New York: Facts on File, Inc.
O’Brien, T.G., M.F. Kinnaird, and H.T. Wibisono.
Ekosistem - KLHK dan GEF UNDP yang 2003. Crouching Tiger, Hidden Prey:
telah membiayai penelitian ini dalam Sumatran tiger and prey populations in a
Proyek Transforming Effectiveness of tropical forest landscape. Animal
Biodiversity Management on Sumatran Conservation 6: 131-139.
Priority Landscapes. Seidensticker, J., S. Christie, and P. Jackson. 1999.
Preface. In: Siedensticker, J., S. Christie, and
P. J. (1999). Ridding the Tiger: Tiger
Conservation in Human Dominated
DAFTAR PUSTAKA Landscape. Cambridge, UK.: Cambridge
University Press.
Asmara, Y. & Suhirman. 2012. Persepsi dan Sikap Silalahi, U. 2010. Metode Penelitian Sosial. PT.
Masyarakat Terhadap Kegiatan Ekowisata Refika Aditama.
Kampung Cikidang Desa Langensari Sugiyono. 2012. Metode Analisis Kuantitatif,
Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Barat. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Tanjung N.S., Sadono, D. & Wibowo, C. T. (2017).
Kota. A SAPPK V V1N2. 568-579. Tingkat partisipasi masyarakat dalam
Direktorat Perlidungan Hutan dan Pelestarian Alam. pengelolaan Hutan Nagari di Sumatera Barat.
2007. Strategi Konservasi Harimau Jurnal Penyuluhan, 13(1), 14–30.
Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Woodroffe, R. and J.R. Ginsberg. 1998. Edge effect
Departemen Kehutanan Republik Indonesia. and the extinction of population inside
Dolisca F., McDaniel, J. M. and Teeter, L. D. protected areas. Science 280: 2126-2128.
(2007). Farmers’ perceptions towards
forests: A case study from Haiti. Forest
Policy & Economics, 9(6), 704–712.
Irawan, R.E. 2014. Motif Perburuan Terhadap
Harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatrae) Pada Kawasan Taman Nasional
Bukit Tiga Puluh Kabupaten Indragiri Hulu,
Riau.
Islam.A., Masoodi, T.H., Gangoo, S.A., Sofi, P.A.,
Bhat, G.M., Wani, A.A., Gatoo, A.A., Singh,
A.,& Malik, A. R. (2015). Perceptions ,
attitudes and preferences in agroforestry
among rural societies of Kashmir, India.
Journal of Applied and Natural Science ,7(2)
: 976 - 983.
IUCN. 2008. The IUCN Red List of Threatened
Species 2008.
http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2008.R
LTS.T15966A5334836.en. Diakses
tanggal 02 February 2019.
Kamal, F. 2009. Hubungan antara Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga
tentang Pengelolaan Sampah dengan
Perilaku Pembuangan Sampah pada
Masyarakat Sekitar Sungai Beringin di RW
07 Kelurahan Wonosari Kecamatan
Ngaliyan Kota Semarang, Tahun 2009.
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Semarang. Semarang. Skripsi.

29

You might also like