Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 26

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

“Pemanfaatan Media Pembelajaran di SDN 03 Srigonco”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir KKN-T Desa Srigonco
Bapak Didit Puji Leksono, S.Pt. S.H

Disusun Oleh
NURUL HIDAYAH : 2019642600033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU KEISLAMAN

1
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
2022

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya, dan majunya

pendidikan ditentukan oleh manusianya. Oleh karena itu, pendidikan butuh

pembelajaran yang efektif dan efesien. Pembelajaran di Indonesia sudah bukan

berpusat pada guru, tetapi siswa diminta untuk menemukan sendiri materi

pemblejaran, sedangkan guru hanya memberikan garis besarnya. Di sini guru

harus pintar dan kreatif dalam menemukan media pembelajaran untuk membantu

pemahaman siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini saya memfokuskan

bagaimana “Pemanfaatan Media Pembelajaran di SDN 03 SRIGONCO.

Menurut Gerlach dan Ely (1971:7)  media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber

secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

 Sebagaimana yang kita tahu, secara garis besar jenis-jenis media

pembelajaran ada 4 jenis yaitu; I) Media Audio, II) Media Visual, III) Media

Audio-visual dan IV) Media Multimedia.

2
Pemanfaatan Media Pembelajaran tentunya mengembangkan pola pikir

guru dan siswa. Guru kreatif dalam pemanfaatannya, dan tentunya guru tidak

perlu terlalu banyak menghabiskan waktu untuk menjelas. Dan siswa, lebih

cepat mengerti tentang materi yang diajar.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran

yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan

media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru

sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tiap-tiap

pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar

dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar

mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan

dengan berbagai alasan, diantaranya: terbatasnya waktu untuk membuat

persiapan mengajar bagi guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model

dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan, dan

lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah

mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai media pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Umum

Secara umum penelitian ini merumuskan :

a. Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran di SDN 03

Srigonco?

3
2. Rumusan Khusus

Secara khusus penelitian ini merumuskan  :

a. Bagaimanakah Pemanfaatan media pembelajaran jenis media

audio ?

b. Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media

visual ?

c. Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-

visual ?

d. Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media

multimedia ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini untuk :

a. Mendeskripsikan pemanfaatan media pembelajaran di SDN 03

Srigonco

2. Tujuan khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

a. Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio

b. Pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual

c. Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual

d. Pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia

4
D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Guru

Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsi cara kerja guru dalam

memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

Manfaat penelitian ini untuk guru adalah agar guru mampu

memanfaatkan media pembelajaran sesuai dengan fungsi media tersebut,

agar terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan

penelitian ini juga besar harapan saya agar guru tidak banyak membuang

waktu yang lama untuk berceramah.

2. Untuk Siswa

Manfaat bagi siswa adalah agar siswa mampu memahami tiap materi

yang diajar dan lebih memahami lagi ketika dijelaskan dengan bantuan

media pembelajaran. Selain itu manfaat lain, agar siswa termotivasi

dengan media yang ada.

3. Untuk Mahasiswa atau Peneliti

Sebagai calon guru, peneliti bisa mengklasifikasi dan membedakan

pemanfaatan media pembelajaran sesuai dengan jenis media tersebut.

Peneliti lebih banyak lagi mengetahui dan menambah wawasan tentang

kehidupan seorang guru ketika dihadapkan dengan paradigma-

paradgima pendidikan yang baru. Agar ketika menjadi seorang guru,

bisa memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Gagne (1970) media pembelajaran adalah berbagai

komponen pada lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk

belajar. Selain itu, Briggs (1997) mendefenisikan media sebagai sarana

fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta didik

sehingga mampu merangsang mereka untuk belajar.

Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan

untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga

bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware) seperti komputer,

televisi, projektor dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada

perangkat keras itu.

2. Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran

Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran

sangat-sangat membantu siswa dalam memperluas cakrawala sajian

materi pembelajaran yang diberikan. Peserta didik akan memperoleh

pengalaman beragam selama proses pembeljaran yang sangat berguna

bagi peserta didik dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung

jawab berbagai macam, baik dalam pendidikan, di keluarga dan di

masyarakat.

6
Pemanfaatan media pembelajaran, menyajikan sesuatu yang

sulit diadakan di ruangan kelas, dikunjungi atau dilihat,baik karena

ukurannya yang terlalu besar seperti sistem tatasurya, terlalu kecil

seperti virus.

Seperti yang telah dijelaskan di bagian latar belakang, bahwa

secara garis besar media pembelajaran terdiri dari 4 jenis yaitu :

a. Media Audio

Media auido merupakan media yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta

didik. Pengalaman belajar yang kaan didapatkan adalah dengan

mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Oleh karena itu, media

audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata

(Munadi,2008).

Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio di SDN 03

Srigonco tergambar ketika guru menjelaskan materi tentang makhluk

hidup. Secara detailnya, siswa mampu membedakan bunyi suara

masing-masing hewan. Guru mempengaruhi nalar siswa untuk

membedakan suara hewan dengan memutar audio dan diperdengarkan

suara hewan kepada siswa. Kita dapat melihat, siswa merasa senang dan

pembelajaran menarik, dan tentu tidak lari jauh dari tujuan utamanya

untuk membantu pemahaman siswa tentang materi itu. Selain itu dalam

pelajaran Bahasa Inggris di kelas 1, siswa diperdengarkan cara

pelafalan tentang abjad dalam bahasa Inggris. Dengan ini, pemanfaatan

7
media jenis audio sangat-sangat efektif dan efisien dalam proses

pembelajaran.

b. Media Jenis Visual

Media visual merupakan jenis media yang digunakan hanya

mengandalkan indera pengelihatan semata dari peserta didik. Dengan

media ini pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat

tergantung pada kemampuan pengelihatannya.

Pemanfaatan media visual di SDN 03 Srigonco, sudah efektif

dilakukan oleh guru. Guru yang sikap profesionalisme dan kompetensi

dalam pembelajaran, sebab gurulah yang menjadi kunci yang amat

menentukan proses, arah dan aktifitas pembelajaran itu.

Pemanfaatan media visual di SDN 03 Srigonco, dapat dilihat di

pembelajaran IPA ketika guru menghadirkan gambar metamorfosis

kupu-kupu. Dengan pertimbangan ketika guru menghadirkan kupu-

kupu nyata, sangat membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu

metamorfosis kupu-kupu yang sesungguhnya. Oleh karena itu, dengan

gambar ini, siswa dituntut untuk dapat memahami gambar itu.

c. Media  Audio-visual

Media audio-visual merupakan jenis media yang digunakan

dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan

pengelihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan.

Di SDN 03 Srigonco, guru dapat dengan efektif dan efisien

memanfaatkan media ini. Guru menampilkan video (suara dan gambar

8
gerak). Pemanfaatan media ini, sebagian besar sangat konkret ketika

ditampilkan.

d. Media Multimedia

Media multimedia adalah medai yang melibatkan beberapa jenis

media dan perlatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan

pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera pengelihatan

dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak dan

audio serta media interkatif berbasis komputer dan tekhnologi

komunikasi dan informasi (Meyer 2009).

Pemanfaatan media ini sudah sering dilaksanakan di SD Negeri

71 Kota Bengkulu dengan menampilkan materi yang diajarkan melalui

projector atau infocus yang pastinya melalui program perangkat lunak

komputer yaitu ms. Power Point. Sehingga, guru tidak terlalu banyak

mencatat materi di papan tulis,dan dapat menghilangkan kebiasaan

siswa yang terlalu banyak menulis panjang lebar di buku catatan

mereka.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang pemanfaatan media dalam proses pembelajaran

telah banyak dilakukan. Seperti yang telah dilakukan oleh Kuswinarti yang

berjudul PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

DASAR pada tahun 2009. Hasil penelitian yang ditulis oleh Kuswinarti

membahas tentang bagaimana penggunaan media itu dapat dimanfaatkan

sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu ia juga

9
menitikberatkan penelitiannya pada penggunaan media film khususnya

pada pokok bahasan Konflik Sosial.

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Maulida yang berjudul

PERANAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PROSES

PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR

SISWA KELAS X (Maulida,2007). Penelitian tersebut menitikberatkan

pada pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran Sosiologi di kelas.

Pembelajaran berbasis multimedia merupakan rangkaian dari beberapa

jenis media yang menjadi satu paket setting media yang digunakan dalam

pembelajaran. Berarti dalam pembelajaran dapat digunakan berbagai

media sesuai dengan sarana prasarana yang memadai di sekolah tersebut.

Dalam penelitian tersebut peniliti mencoba untuk menghubungkan

pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa. Dalam penelitian ini

mencoba untuk mengungkapkan berbagai macam media yang dapat

digunakan sebagai media pembelajaran yang tepat disekolah. Penggunaan

media ini khususnya adalah media yang digunakan di SMAN 1 Bobotsari.

Sejauh mana kesamaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti-peneliti yang lain bahwa, pemanfaatan media pembelajaran

memiliki manfaat yang besar terhadap perkembangan siswa dan terhadap

kreatifitas guru. Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman

belajar yang langsung kepada siswa, dengan demikian siswa akan

merasakan dan melihat secara langsung keterkaitan antara teori dan praktik

atau memahami aplikasi ilmunya di lapangan (Midun,2009).

10
11
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus,

penelitian ini berupaya untuk menjelaskan dan mencoba mendeskripsi dan

mempelajari pemanfaatan media pembelajaran di MI Sunan Giri Pakisaji.

(Yin,2003) mendefenisikan studi kasus merupakan seuatu penelitian yang

empiris yang menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata,

bilamana batas-batas antara fenomena dengan konteks tidak tampak

dengan tegas, dan multisumber digunakan. Selain itu, Cresswel

menjelaskan studi kasus terjadi ketika peneliti melakukan eksplorasi

terhadap entitas atau fenomena tunggal (the case) yang dibatasi oleh

waktu, aktivitas dan pengumpulan detail informasi dengan menggunakan

berbagai prosedur pengumpulan data selama waktu tersebut (Cresswel,

1994:11).

Metode ini pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek

yang diteliti secara tepat.Jika dibandingkan dengan studi empiris, studi

kasus memiliki perbedaan tersendiri. Jika studi empiris hanya melihat

fenomena yang benar-benar terjadi. Studi kasus lebih menginvestigasi

fenomena terkini yang sedang terjadi namun tidak jelas batasan antara

fenomena dan konteksnya (Yin, 2003 : 13). Sehingga terlihat bahwa studi

kasus melihat dan menyelediki fenomena empiris lebih dalam lagi untuk

12
memahami konteks dan fenomenanya. Dengan begitu kita dapat

mengetahui seberapa kuat relasi kasus dengan fenomena yang sedang

diteliti.

Studi kasus merupakan metodologi penelitian dengan

menggunakan satu kasus atau lebih untuk membuktikan teori yang terjadi

pada kehidupan nyata. Studi kasus mampu mempelajari dan membedakan

antara fenomena dan konteks sehingga memperdalam pengetahuan. Maka

dari itu studi kasus sangat dibutuhkan terutama dalam penelitian

ini,  karena mampu menjelaskan penggunaan teori secara faktual. Dalam

penelitian ini, peneliti beranggapan bahwa studi kasus mampu

menciptakan pemahaman mendalam terhadap objek atau fenomena yang

diteliti. Namun penggunaannya membutuhkan perhatian khusus sehingga

tidak membuat penelitian semakin rancu dan membuat peneliti mampu

memperdalam penjelasan terhadap fenomena yang diteliti yang dalam hal

ini bagaiman melihat pemanfaatan media pembelajaran di SDN 03

Srigonco.

Peneliti menggunakan metode ini karena ingin mempelajari

pemanfaatan media pembelajaran di SDN 03 Srigonco, dengan alasan

banyak guru yang kurang mengoptimalkan penggunaan media

pembelajaran dalam proses pembelajaran. Di sisi lain, peneliti melihat

banyak siswa yang menganggap media – media ini hanyalah sebuah

permainan, maka sebagian besar siswa tidak memahami bagaimana

13
dampak bagi perkembangan pemahaman siswa jika guru menjelaskan

materi dengan media pembelajaran.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SDN 03

Srigonco. Sesuai dengan penjelasan awal, bahwa guru harus memiliki

kreatifitas untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan bantuan

media pembelajaran yang relevan. Alasan subjek peneltian yang pertama

adalah guru, karena yang mengatur segala macam proses pembelajaran

adalah seorang guru, di sini guru bisa disebut sebagai pelaku utama (the

main actor) dalam proses pembelajaran. Guru yang pertama dan utama

dalam memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

Peran guru di sini sangatlah penting, bagaimana cara seorang guru

menjelaskan materi ajar dengan bantuan media pembelajaran sehingga

mampu memanfaatkan media itu dengan efektif dan efesien yang dapat

membuat siswa memahami materi yang diajarkan.

Alasan memilih siswa sebagai subjek penelitian yang kedua di sini

adalah, karena siswa merupakan sasaran dan penentu keberhasilan apa

yang sudah dikerjakan seorang guru. Apakah dengan media yang telah

diberikan siswa mampu memahami materi yang diajarkan. Diakhir

pelajaran diadakan evaluasi atau tes, yang bertujuan untuk mengetahui

keberhasilan siswa dalam mencermati dan memahami penjelasan dan

penguasaan materi, selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menilai

14
keberhasilan seorang guru dalam menjelaskan materi ajar dengan

pemanfaatan media pembelajaran.

Selain kedua subjek pokok di atas, penelti juga melihat data-data

skunder atau pendukung yaitu media pembelajaran yang ada di MI Sunan

Giri Pakisaji. Apakah media-media pembelajaran yang ada sudah

mendukung akan keberhasilan pendidikan sekolah.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Interview (Wawancara)

Peneliti memilih metode wawancara dalam penelitian ini untuk

mengetahui sebagaimana pemanfaatan media pembelajaran di SDN 03

Srigonco. Sesuai dengan subjek penelitian bahwa wawancara dilakukan

kepada 2 subjek yaitu guru dan siswa. Untuk memperoleh data yang real,

peneliti melakukan wawancara dengan spontan atau tidak terpimpin

namun masih memperhatikan fokus penelitian yang diteliti. Peneliti

melontarkan beberapa pertanyaan kepada guru dan siswa, tentang

bagaimana pemanfaatan media pembelajaran? Apakah media yang ada

mendukung? Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain.

Metode ini bermanfaat bagi peneliti karena bisa menggali

informasi tentang topik penelitian secara mendalam, bahkan bisa

mengungkap hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh peneliti itu

sendiri. Karena sesuai dengan jenis wawancara bahwa metode wawancara

dibagi menjadi 2 jenis dilihat dari pertanyaannya yaitu, wawancara

15
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Oleh karena itu, dalam hal ini

peneliti mengambil metode wawancara yang terstruktur dimana peneliti

telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari

responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis.

(Hariwijaya 2007: 65). 

2. Metode Observasi

Metode yang kedua adalah metode observasi atau pengamatan

secara langsung kepada objek penelitian. Peneliti menggunakan metode ini

untuk merekam secara langsung terkait pemanfaatan media pembelajaran

di SDN 03 Srigonco. Sesuai dengan rencana penelitian ini yang secara

sistematik dilaksanakan, maka sangat tepat peneliti menggunakan metode

ini.

Setidaknya, berdasarkan keterlibatan peneliti dalam interaksi

dengan objek penelitiannya, terdapat dua jenis observasi (Hariwijaya

2007: 74).  Yaitu, observasi partisipan dan observasi nonpartisipan. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi partisipan yaitu

peneliti melakukan penelitian dengan cara terlibat langsung dalam

interaksi dengan objek penelitiannya. Dengan kata lain, peneliti ikut

berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti. Sesuai dengan jenis

metode yang dipilih, di sini peneliti ikut berpartisipasi dalam mengamati

proses pembelajaran IPA di SDN 03 Srigonco. Di sini saya bisa melihat

bagaimana seorang guru dengan efektif memanfaatkan media

pembelajaran.

16
3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode penelitian terakhir yang

saya gunakan. Dengan metode ini, saya bisa mengkaji media-media

pembelajaran yang mendukung dalam proses pembelajaran di SDN 03

Srigonco. Melalui metode ini saya memperoleh sesuatu yang akurat

berupa, dokumen, buku-buku pelajaran, surat kabar, dan dokumen-

dokumen yang lainnya. Dengan digunakannya metode ini, saya

memperoleh gambar hasil potret bagaimana pemanfaatan media

pembelajaran di SDN 03 Srigonco. Media ini membantu saya memperoleh

data yang akurat, tentang bagaimana pemanfaatan media audio, visual,

auidio-visual dan multimedia dalam proses pembelajaran. Manfaat metode

ini, saya bisa memperoleh hasil dokumentasi dengan data yang

memperkuat apa yang telah diwawancara dan diamati.

D. Pengembangan Alat Pengumpulan Data

1. Menyusun Kisi-Kisi

N Rumusan
Variabel Indikator Rumusan Pertanyaan
o Masalah

1 Bagaimanakah Bentuk 1. Pemanfaatan oleh 1. Bagaimana pemanfaatan

Pemanfaatan pemanfaatan guru media audio oleh guru?

media media 2. Pemahaman 2. Bagaimana pemahaman

pembelajaran pembelajaran siswa siswa melalui media

jenis media pembelajaran jenis

17
audio? jenis audio? media audio

2 Bagaimanakah Bentuk 1. Pemanfaatan oleh 1. Bagaimana pemanfaatan

pemanfaatan pemanfaatan guru media visual oleh guru?

media media 2. Pemahaman 2. Bagaimana pemahaman

pembelajaran pembelajaran siswa siswa melalui media

jenis media jenis visual? pembelajaran jenis

visual? media visual?

3 Bagaimanakah Bentuk 1. Pemanfaatan oleh 1.Bagaimana pemanfaatan

pemanfaatan pemanfaatan guru   media audio-visual oleh

media media 2. Pemahaman guru?

pembelajaran pembelajaran siswa 2.Bagaimana pemahaman

jenis media jenis audio-    siswa melalui media

audio-visual? visual?    pembelajaran jenis

media audio-visual?

4 Bagaimanakah Bentuk 1. Pemanfaatan oleh 1.Bagaimana pemanfaatan

pemanfaatan pemanfaatan guru    media multimedia oleh

media media 2. Pemahaman guru?

pembelajaran pembelajaran siswa 2.Bagaimana pemahaman

jenis media jenis    siswa melalui media

multimedia? multimedia?    pembelajaran jenis

media multimedia?

2. Merumuskan pertanyaan penelitian

18
Pertanyaan-pertanyaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan data

dari narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada

narasumber seputar :

a. Bagaimana pemanfaatan media audio oleh guru?

b. Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis

media audio?

c. Bagaimana pemanfaatan media visual oleh guru?

d. Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis

media visual?

e. Bagaimana pemanfaatan media audio-visual oleh guru?

f. Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis

media audio-visual?

g. Bagaimana pemanfaatan media multimedia oleh guru?

h. Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis

media multimedia?

3. Uji Alat Pengumpulan Data

a. Melalui peritimbangan pakar

b. Melalui Uji Coba

c. Teknik Analisis Data

E. Teknik Analisis Data

19
Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses

analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian

kualitatif  terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan

Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya  :

1. Mengorganisasikan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara

mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape

recoeder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan

mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara

verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti

benar data atau hasil yang telah di dapatkan.

2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data,

perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar

apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara,

peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman

dalam mekukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali

membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan

data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode

dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan

berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.

Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang

diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman

20
terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan

tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-

tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap

penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.

3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data

Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji

data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada

tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kemabali

berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat

dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang

dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari

landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-

konsep dan factor-faktor yang ada.

4. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,

peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang

telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau

alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam

penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari

hasil analisis, ada kemungkinan terdpat hal-hal yang menyimpang dari asumsi

atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif

lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna

pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.

21
5. Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan

suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah

kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang

dipakaiadalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil

penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan

significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan

significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar

permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai

penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi

secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan

dari hasil penelitian.

F. Teknik Keabsahan Data

Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Yin

(2003) mengajukan emmpat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan

dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Keabsahan Konstruk (Construct validity)

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang

berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini

juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu

22
caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton

(Sulistiany,1999) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk

mencapai keabsahan, yaitu :

e. Triangulasi data

Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu

subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.

f. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan

data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai

pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil

pengumpulan data.

g. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data

yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai

teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji

terkumpulnya data tersebut.

h. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

23
metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat

wawancra dilakukan.

2. Keabsahan Internal (Internal validity)

Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh

kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat.

Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan

tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah

dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya

kesimpulan lain yang berbeda.

3. Keabsahan Eksternal (Eksternal validity)

Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat

digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif

memeiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi

dapat dikatakan memiliki keabsahan ekternal terhadap kasus-kasus lain selama

kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

4. Keajegan (Reabilitas)

Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh

penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang

penelitian yang sama, sekali lagi. Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada

kemungkinan peneliti selanjutnya memeperoleh hasil yang sama apabila

penelitian dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini menujukan

24
bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain

penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.

25
26

You might also like