Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Peran lembaga keuangan syariah dalam pemberdayaan Usaha kecil,

menengah dan mikro di Indonesia.


Oleh

SATRIA1

PERBANKAN SYARIAH

IAIN PALANGKA RAYA

Email:a.satria2704@gmail.com

Abstract

Sharia Financial Institutions (LKS) are entities engaged in finance based on Islamic teachings
sourced from the Qur'an and As-Sunnah. Practice this. Therefore, the purpose of LKS is not only
profit-oriented, but also contains Islamic and humanitarian elements. Most Islamic financial
institutions Financing is aimed at the commercial sector and has the ability to cover micro-
enterprises, which is rarely done by traditional banks. Financing for small, medium and micro
enterprises cannot be separated from the influence of the previous Grameen Bank. Since its
establishment in the mid 1970's. Financing of Islamic financial institutions, all in. The form of
banks, savings and loan cooperatives and BMTs is increasing from time to time. In terms of LKS
turnover and financing level. According to data from the Monetary Authority, most of the
financing is given to small, medium and micro businesses. MSME financing is very important in
the national economy because it is engaged in the real financial industry. The characteristics of
MSMEs are small and medium enterprises, generally managed. Honesty and trustworthy ethics
are still upheld, and are relatively stronger in the face of crises. This is the potential of small,
medium and micro businesses that must be considered in making public decisions, provided by
the government and financial institutions (banks).

Keywords: Islamic financial institutions, empowerment, small, medium and micro enterprises

Abstrak

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah badan yang bergerak di bidang keuangan berdasarkan
ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Praktek ini. Oleh karena itu, tujuan
LKS tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga mengandung unsur keislaman dan
kemanusiaan.Sebagian besar lembaga keuangan Islam Pembiayaan ditujukan pada sektor
komersial dan memiliki kemampuan untuk menutupi usaha mikro, yang jarang dilakukan oleh
bank tradisional. Pembiayaan bagi usaha kecil, menengah dan mikro tidak lepas dari pengaruh
Grameen Bank sebelumnya. Sejak didirikan pada pertengahan tahun 1970-an. Pembiayaan
lembaga keuangan syariah, all in. Bentuk bank, koperasi simpan pinjam dan BMT semakin
meningkat dari waktu ke waktu. Dalam hal perputaran LKS dan tingkat pembiayaan. Menurut
data Otoritas Moneter, sebagian besar pembiayaan diberikan kepada usaha kecil, menengah dan
mikro. Pembiayaan UMKM sangat penting dalam perekonomian nasional karena bergerak dalam
industri keuangan riil. Ciri-ciri UMKM adalah usaha kecil menengah, umumnya dikelola. Etika
kejujuran dan amanah tetap dijunjung tinggi, dan relatif lebih kuat dalam menghadapi krisis.
Inilah potensi usaha kecil, menengah dan mikro yang harus diperhatikan dalam pengambilan
keputusan publik, yang disediakan oleh pemerintah dan lembaga keuangan (bank).

Kata kunci: lembaga keuangan syariah, pemberdayaan, usaha kecil, menengah dan mikro

A. PENDAHULUAN

Hubungan antara Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan UMKM sangat penting. Hal ini
karena UMKM merupakan usaha yang dikelola oleh Pengusaha kecil memiliki modal yang
kecil,namun telah memberikan kontribusi yang besar sebagai salah satu penopang perekonomian
indonesia. Di sisi lain mereka adalah karena keterbatasan modal,kapasitas produksi dan pasarnya
relatif sempit.Pendanaan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh usaha kecil,
menengah dan mikro.Di sisi lain, lembaga keuangan syariah (LKS) tidak hanya berorientasi pada
keuntungan, tetapi juga memiliki aspek kemanusiaan, yaitu pemberdayaan. Untuk pengusaha
kecil, menengah dan mikro.Artikel ini menjelaskan hubungan simbiosis Saling menguntungkan
antara lembaga keuangan syariah dan usaha kecil, menengah dan mikro. Beberapa hal yang ingin
dikemukakan dalam artikel ini adalah pengertian LKS,Pengembangan LKS, bentuk
pemberdayaan yang dilaksanakan untuk usaha kecil, menengah dan mikro dan Potensi kerjasama
antara LKS dan UMKM.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan disini Penelitian hukum empiris sebagai Soerjono Soekanto
berkata, Metode yang digunakan (metode) Dalam penelitian ini adalah yurisprudensi sosiologis.
Secara hukum itu berfokus pada prinsip-prinsip Tindakan pencegahan yang diambil oleh bank
Hukum Syariah menyediakan pembiayaan Prinsip keuntungan mikro, kecil dan diferensial Dan
usaha menengah (UMKM), sedangkan sosiologi Fokus pada partisipasi bank Hukum Syariah dan
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Memberdayakan usaha mikro dan kecil Dan usaha menengah
(UMKM) melalui pembiayaan Sesuai dengan prinsip bagi hasil. Jenis dan sumber data yang akan
digunakan Dan menganalisis data dalam penelitian ini Data primer dan sekunder. Data utamanya
adalah Data yang diperoleh secara langsung, diamati, dan Rekaman pertama 2.1

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1
Penulis adalah mahasiswa IAIN Palangka raya prodi Perbankan syari’ah
2
Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: BPFE UII, 1986), h. 56.
Lembaga Keuangan (Financial Institutions) Adalah perusahaan dengan bisnis yang sedang
berkembang Di bidang jasa keuangan.3 yang artinya Kegiatan yang dilakukan oleh lembaga ini
akan Selalu terkait dengan sektor keuangan, Untuk menggalang dana, mendistribusikan dan/atau
Atau jasa keuangan lainnya. lembaga ini Memiliki fungsi yang sangat penting, terutama sebagai
Perantara antara pemilik Modal dan pihak lain yang membutuhkan. Selain lembaga keuangan
yang ada, maka Dalam perkembangannya juga terdapat lembaga Operasi pembiayaan bisnis
Berdasarkan prinsip-prinsip hukum Syariah, yang dikenal sebagai lembaga keuangan syariah.
Hadiah Lembaga keuangan ini mempromosikan Aliran uang yang beredar menghasilkan uang
dari Komunitas dapat mengumpulkan Berbagai bentuk produk penggalangan dana Sebelum
didistribusikan kembali ke pesta Perlu dalam bentuk pembiayaan, atau Masyarakat dan bisnis.

Riset Lembaga Keuangan Islam ini fokus pada perbankan Islam dan Baitul Maal wat Tamwil
(BMT). Menurut Ensiklopedia Islam, Bank Islam atau Bank Syariah adalah Lembaga keuangan
yang bisnis utamanya adalah Memberikan kredit dan layanan di masa lalu Pembayaran silang
dan sirkulasi mata uang Operasinya sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam. 4 Berbeda
dengan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) adalah sebuah lembaga Terdiri dari dua istilah, yaitu
baitul maal dan Baitul mal wat tamwil.5

Baitul maal lebih fokus pada pengumpulan dan distribusi Dana non profit, seperti zakat, infaq
Dan Sadaka. Baitul Tamwil adalah sebagai berikut: Pengumpulan dan penyaluran dana
komersial. Baitul Maal wat Tamwi ada di Koperasi yang menginginkan salah satunya Unit bisnis
adalah layanan keuangan mikro Menurut prinsip-prinsip hukum Syariah, Baitul Maal wat
Tamwil juga merupakan organisasi ekonomi rakyat kecil yang bertujuan untuk meningkatkan
usaha produktif dalam hal meningkatkan suatu kegiatan ekonomi kecil menengah dan mikro di
indonesia yang berdasarkan suatu prinsip syariah.Pada Saat ini dalam hadirnya Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, maka Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
dapat berdiri sendiri dengan badan hukum berbentuk koperasi Sangat Berbeda sekali dengan
suatu bank yang jenis usahanya lebih meluas sehingga segmentasi yang dilayani juga lebih
besar.6.2

Kata-kata mikro yang mengacu pada institusi Keuangan mikro hukum syariah, memberikan
pemahaman Tampilkan lebih banyak di tingkat spasial Jangkauan/rentang yang lebih kecil.
Keuangan mikro disediakan Berbagai bentuk layanan keuangan, termasuk Termasuk kredit,
tabungan, asuransi dan Kiriman uang dari orang atau keluarga miskin Berpenghasilan rendah dan

23
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajawali Press, 1998), h. 2.
4
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga yang terkait. (Jakarta : Raja
Grafindo, 1996), h. 5
5
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis,
(Jakarta: Kencana, 2010), h. 363.
6
Ahmad Hasan Ridwan, BMT & Bank Islam Instrumen Lembaga Keuangan Syari`ah, (Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 5
usaha mikro mereka. Definisi ini menekankan Terkait perluasan layanan keuangan Digunakan
lebih banyak dengan Terbatas pada keuangan mikro dan ditargetkan pada tujuan layanan Orang
miskin atau berpenghasilan rendah rendah.

Keuangan mikro memiliki dua karakteristik utama Apa perbedaan antara itu dan produk
layanan? Keuangan formal, yaitu pinjaman kecil Atau deposit, dan tidak ada jaminan Dalam
bentuk aset. Kehadiran perbankan syariah di Indonesia Adalah untuk mendukung perekonomian
Indonesia.Ekonomi Islam adalah ilmu Yang mempelajari semua perilaku manusia Memenuhi
kebutuhan mereka Untuk tujuan mendapatkan Falah.7

pendapatan masyarkat kecil menengah sangat erat sekali kaitanya dengan jenis tingkatan dari
suatu usaha yang mereka gulati.Di sisi historisnya ini usaha kecil menengah juga merupakan
sektor usaha yang telah berperan dalam mengatasi suatu dampak dari suatu krisis ekonomi yang
pernah sekali terjadi di indonesia ini pada tahun 1997.Layanan Keuangan mikro dapat disediakan
oleh lembaga keuangan Mikro adalah organisasi yang kegiatan utamanya adalah Adalah untuk
menyediakan layanan keuangan mikro Lembaga keuangan formal memiliki Unit Layanan
Keuangan Mikro Program Rencana pengembangan atau pencegahan Kemiskinan memiliki
komponen Keuangan mikro dan organisasi informal Dibentuk oleh masyarakat itu sendiri
keuangan mikro Islam adalah sejenis Istilah yang digunakan dalam terminologi Keuangan mikro
umum tetapi lebih Islami Dikenal sebagai BMT adalah perusahaan komersial, sehingga BMT
dikelola secara profesional Untuk mencapai tingkat manfaat ekonomi Untuk mencapai
kemakmuran, bank umum, yaitu perbedaan antara bank umum tradisional dan bank syariah,
dibedakan menurut kegiatan usaha bank. Aktivitas publik tradisional Bisnis reguler pada saat
yang sama Bank Syariah melakukan kegiatan usaha Berdasarkan prinsip-prinsip hukum Islam.8.3

Dalam sejarah ekonomi Muslim, dibiayai oleh Kontrak yang sesuai dengan syariah telah menjadi
Tradisi Muslim sejak zaman Nabi gergaji. Menerima titipan dan bentuk kontrak lainnya,
Pinjaman dan pembiayaan komersial, Dan melakukan berbagai kontrak terkait Layanan
keuangan telah menjadi Kehidupan Muammarat saat itu. Formulir kegiatan penyaluran dana
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil adalah Perwujudan nilai-nilai dasar sistem hukum
Ekonomi Islam, kerjasama antara satu sama lain Pemilik dan pengusaha modal atau uang Yang
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), h. 7
37

8
Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, Hukum Perbankan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h. 153-
155
memiliki keahlian dan keterampilan Atau energi unit eksekutif Ekonomi atau bisnis.9 Prinsip
Bagi Hasil Secara umum dapat dilakukan dalam 4 (empat) akad, yaitu musyarakah, mudharabah,
muzara'ah dan akad. dalam praktiknya, Bank Islam Gunakan lebih banyak kontrak musyarakah
dan Muharabah.10. Bentuk pembiayaan yang diharapkan Mampu memberikan pemerataan
kesejahteraan. Pembiayaan dalam mudharabah sudah mempunyai filosofi yang menyatukan
modal (capital) dengan tenaga kerja (skill dan entrepreneurship). Hal tersebut tidak ditemukan
pada sistem perbankan konvensional.11

di pembiayaan mudharabah bank bertindak sebagai shahibul maal yang menyediakan dana
secara penuh dan nasabah bertindak sebagai mudharib yang berfungsi mengelola dana dalam
kegiatan usaha, oleh karenanya maka pembiayaan mudharabah ini sangat bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan permodalan usaha nasabah. Musyarakah adalah akad kerjasama atau
percampuran antara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha kecil mikro yang halal dan
produktif dengan kesepakatan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan nisbah yang
disepakati dan risiko akan ditanggung sesuai porsi kerjasama.12. 4

Memberikan kredit atau pembiayaan Menurut prinsip-prinsip hukum Syariah,bank harus


Keyakinan berdasarkan analisis Iman dan kemampuan yang dalam Dan kemampuan klien
debitur Bayar hutang atau kembalikan Pembiayaan dilakukan sesuai dengan kesepakatan. Untuk
mengurangi risiko ini, garansi Dasar pemberian kredit atau pembiayaan Prinsip-prinsip hukum
Islam dalam arti iman Kemampuan dan kemampuan klien debitur Lunasi kewajibannya
Persetujuan adalah faktor penting Apa yang harus diperhatikan bank? Sebelum mendapatkan

49
A.M. Saefuddin, Studi Sistem Ekonomi Islam,
(Jakarta: Media Dakwah, 1984), h. 19-105
10
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori
ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 85.
11
Suhrawardi K. Lubis dan Farid Wajdi, Hukum
Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h. 57
12
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi
Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2004), h. 51.
kepercayaan ini Berikan kredit, bank harus melakukannya Hati-hati mengevaluasi sifat
kemampuan, modal, agunan dan prospek Bisnis pelanggan debitur Mengingat kesalahan jaminan
Unsur pemberian kredit, maka jika Diperoleh berdasarkan elemen lain Saya percaya bahwa
agunan hanya bisa dalam bentuk komoditas, Proyek yang didanai atau hak penagihan Kredit
terkait.

Peran bank syariah bagi usaha kecil, menengah dan mikro merupakan salah satu bentuk
pembiayaan, dan bank syariah memegang peranan yang sangat penting dalam pembiayaan usaha
kecil, menengah dan mikro. Dengan pembiayaan ini, usaha kecil, menengah dan mikro dapat
menggerakkan perekonomian masyarakat, mengurangi kemiskinan, menyerap tenaga kerja
dalam jumlah besar, dan memecahkan masalah pengangguran. Usaha kecil, menengah dan mikro
(UMKM) dikenakan jaminan, Kemudian Anda bisa menjadi anggota koperasi muda. bank
syariah bisa Prinsip pembiayaan Hukum syariah dalam bentuk modal kerja Ini adalah
pembiayaan prinsip berbagi Transfer hasil ke koperasi junior Kemudian lanjutkan untuk
mengumpulkan dana.13 Selain itu, Bank Islam Dapat bekerja sama dengan lembaga keuangan
Rincian Keuangan Mikro Syariah Menargetkan usaha mikro. Perjanjian dan perumusan kredit
bank Syaratnya sangat tergantung Dari kebutuhan pribadi calon debitur, Bank harus bisa
memprediksinya cepat 14.5

D. KESIMPULAN

Usaha kecil, menengah dan mikro (UMKM) sangat penting bagi pembangunan ekonomi
Indonesia, karena kontribusi UMKM di bidang fisik sangat nyata, dilakukan oleh sekelompok
organisasi akar rumput dan merupakan salah satu pilar perekonomian negara. stabilitas. Terbukti
dengan ketangguhan usaha kecil, menengah dan mikro terhadap krisis mata uang tahun 1997,
lebih dari 95% sektor bisnis dapat bertahan dari keruntuhan mata uang nasional. Usaha kecil,
menengah dan mikro ditandai dengan omset yang relatif rendah, peralatan sementara
(tradisional/manual), dan pangsa pasar yang kecil.

Mereka juga membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya. Area ini perlu diisi oleh
lembaga keuangan syariah. Dalam hukum Islam, pembiayaan entitas dilakukan langsung oleh

513
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), h. 122
14
Johannes Ibrahim, Bank Sebagai Lembaga Intermediasi dalam Hukum Positif, (Bandung: utomo,
2004), h. 116.
Nabi dan para sahabatnya, termasuk Umar bin Khatab. Lebih efektif untuk memberikan
pembiayaan bagi usaha kecil, menengah dan mikro, Karena langsung dialokasikan untuk
kebutuhan usaha kecil.

Pertimbangan lain yang harus diperhatikan pemerintah adalah landasan filosofis negara ini
adalah Pancasila. Dalam hal ini, dasar negara adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Menghadapi kendala yang ada, Usaha kecil, menengah dan mikro (UMKM) Mereka
yang tidak dapat memperoleh pinjaman bank dapat menjadi Anggota koperasi junior dengan
salah satu pilihan pembiayaan berikut: Pembiayaan didasarkan pada prinsip bagi hasil. di
samping itu Bank syariah bisa bekerjasama dengan institusi Keuangan Mikro Syariah
Tersegmentasi Pembiayaan memang untuk perusahaan mikro. Selain itu, bank harus berekspansi
Internet memungkinkan orang untuk lebih memahami Produk yang ditawarkan antara lain:
Secara teratur membiayai modal kerja Pentingnya memberikan edukasi dan sosialisasi Menjadi
unit bisnis yang bankable.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

A.M. Saefuddin. Studi Sistem Ekonomi Islam.


Jakarta: Media Dakwah, 1984
Marzuki. Metodologi Riset.
Yogyakarta: BPFE UII, 1986.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Jakarta: Rajawali Press, 1998.
Warkum Sumitro. Asas-asas Perbankan Islam dan
Lembaga-lembaga yang terkait. Jakarta: Raja Grafindo, 1996.
Nurul Huda dan Mohamad Heykal. Lembaga Keuangan Islam:
Tinjauan Teoritis dan Praktis. Jakarta: Kencana, 2010.
Ahmad Hasan Ridwan. BMT & Bank Islam Instrumen
Lembaga Keuangan Syari`ah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah.
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011.
Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman. Hukum Perbankan.
Jakarta: Sinar Grafika, 2012.
A.M. Saefuddin. Studi Sistem Ekonomi Islam.
Jakarta: Media Dakwah, 1984
Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah: dari Teori ke Praktik.
Jakarta: Gema Insani Press, 2001.
Suhrawardi K. Lubis dan Farid Wajdi.
Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2012.

Sunarto Zulkifli. Panduan Praktis Transaksi


Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim, 2004.
Adiwarman A. Karim. Ekonomi Islam,
Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta: Gema Insani Press, 2001.
Adiwarman A. Karim. Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer.
Jakarta: Gema Insani Press, 2001.
Johannes Ibrahim. Bank Sebagai Lembaga Intermediasi
dalam Hukum Positif. Bandung: utomo, 2004.

You might also like