Makalah Demokrasi Terpimpin

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat serta karunia-Nya
sehingga kita selalu berada dalam kesehatan jasmani dan rohani. Serta salawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita yaitu Nabi Besar Muhammad
SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas Makalah ini tepat pada waktunya. saya
menyadari dalam penyusunan Makalah ini masih banyak kekurangannya.

Untuk itu saya berharap kepada semua pihak untuk selalu memberikan
masukannya yang bersifat membangun agar dalam penyusunan tugas selanjutnya akan
lebih baik lagi.

Akhir kata penyusun mengucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Demokrasi adalah sebuah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Demokrasi maksudnya memperbincangkan tentang kekuasaan, atau lebih tepatnya
pengelolaan kekuasaan secara beradab. Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang
(people rule) dalam sistem politik yang demokratis dimana warga mempunyai hak,
kesempatan, dan suara yang sama dalam mengatur pemerintahan di dunia publik. Di
Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokratis
yang berwatak anti-feodolisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan untuk membentuk
masyarakat madani.
Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di Indonesia,
yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya saja. Pada bulan 5
Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Presiden Sukarno menetapkan konstitusi di bawah
dekrit presiden. Soekarno juga membubarkan Konstituante yang ditugasi untuk
menyusun Undang-Undang Dasar yang baru, dan sebaliknya menyatakan
diberlakukannya kembali Undang-Undang Dasar 1945, dengan semboyan "Kembali ke
UUD' 45". Soekarno memperkuat tangan Angkatan Bersenjata dengan mengangkat para
jendral militer ke posisi-posisi yang penting.

1.2 Rumusan Masalah


1. Latar belakang demokrasi terpimpin?
2. Kebijakan demokrasi terpimpin?
3. Kekurangan dan kelebihan demokrasi terpimpin?
4. Kehidupan politik dan budaya pada masa demokrasi terpimpin?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Latar Belakang Demokrasi Terpimpin


Demokrasi Terpimpin sempat berjalan di Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah
sebuah sistem demokrasi di mana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada
pemimpin negara, kala itu Presiden Soekarno. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin
pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante
pada tanggal 10 November 1956.
Latar belakang demokrasi terpimpin bisa di lihat dari beberapa aspek sebagai
berikut: Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis pada masa
demokrasi liberal, menyebabkan ketidakstabilan negara. Dari segi perekonomian :
Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal menyebabkan
program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh,
sehingga pembangunan ekonomi tersendat. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam
menyusun UUD baru untuk menggantikan UUDS 1950. Masa Demokrasi Terpimpin
yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali oleh anjuran Soekarno agar Undang-
Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS 1950 adalah UUD 1945. Namun
usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota konstituante. Sebagai
tindak lanjut usulannya, diadakan pemungutan suara yang diikuti oleh seluruh anggota
konstituante . Pemungutan suara ini dilakukan dalam rangka mengatasi konflik yang
timbul dari pro kontra akan usulan Presiden Soekarno tersebut.
Hasil pemungutan suara menunjukan bahwa 269 orang setuju untuk kembali ke
UUD 1945 dan 119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD 1945. Melihat dari hasil
voting, usulan untuk kembali ke UUD 1945 tidak dapat direalisasikan. Hal ini
disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang menyetujui usulan tersebut tidak
mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950.
Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekret yang disebut
Dekret Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekret Presiden 5 Juli 1959 :
Tidak berlaku kembali UUDS 1950
Berlakunya kembali UUD 1945
Dibubarkannya konstituante
Pembentukan MPRS dan DPAS    

2.2 Kebijakan Demokrasi Terpimpin


Beberapa kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Presiden Soekarno pada masa
Demokrasi Terpimpin dalam berbagai aspek antara lain:
1.   Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
a.  Pembentukan MPRS
b.  Pembubaran DPR dan pembentukan DPR GR
c.  Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)
d.  Pembentukan Front Nasional
e.  Pembentukan Kabinet Kerja
2.  Arah Politik Luar Negeri Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin
a.  Peran Aktif Indonesia pada Masa Awal Demokrasi Terpimpin
b.  Konfrontasi dengan Malaysia
c.  Indonesia Keluar dari Keanggotaan PBB
3.  Pemasyarakatan Ajaran Nasakom dan Ajaran Resopim
a. Ajaran Nasakom
b. Ajaran Resopim
4.  Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin
a. Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
b. Penurunan Nilai Mata Uang (Devaluasi)
c. Deklarasi Ekonomi (Dekon)
d. Kebijakan Lain Pemerintah ( Kotoe dan Kesop)

2.3  kekurang dan kelebihan demokrasi terpimpin


Kelebihan Demokrasi terpimpin :
Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945. Dibentuk
lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS, DPRGR dan Front Nasional.

Kekurangan Demokrasi Terpimpin :


Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu demokratisasi
(menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi sentralisasi (pemusatan
kekuasaan di tangan presiden). Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan.
2.4 Kehidupan Politik Dan Budaya Pada Masa Demokrasi Terpimpin
a. Kehidupan politik pada masa demokrasi terpimpin
1.Kondisi Politik Dalam Negeri pada Masa Demokrasi Terpimpin
Pada masa Demokrasi Terpimpin kekuasaan presiden sangat besar sehingga cenderung
ke arah otoriter. Akibatnya sering terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945. Berikut
ini beberapa penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang terjadi semasa
Demokrasi Terpimpin.
Pembentukan MPRS melalui Penetapan Presiden No. 2/1959. Anggota MPRS ditunjuk
dan diangkat oleh presiden. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu tahun 1955.
GBHN yang bersumber pada pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul
Penemuan Kembali Revolusi Kita ditetapkan oleh DPA bukan oleh MPRS.
Pengangkatan presiden seumur hidup. Dalam periode Demokrasi Terpimpin, Partai
Komunis Indonesia (PKI) berusaha menempatkan dirinya sebagai golongan yang
Pancasilais. Kekuatan politik pada Demokrasi Terpimpin terpusat di tangan Presiden
Soekarno dengan TNI-AD dan PKI di sampingnya.
Ajaran Nasakom (Nasionalis-Agama-Komunis) ciptaan Presiden Soekarno sangat
menguntungkan PKI. Ajaran Nasakom menempatkan PKI sebagai unsur yang sah
dalam konstelasi politik Indonesia. Dengan demikian kedudukan PKI semakin kuat PKI
semakin meningkatkan kegiatannya dengan berbagai isu yang memberi citra sebagai
partai yang paling manipolis dan pendukung Bung Karno yang paling setia.
Selama masa Demokrasi Terpimpin, PKI terus melaksanakan program-programnya
secara revolusioner. Bahkan mampu menguasai konstelasi politik. Puncak kegiatan PKI
adalah melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah pada tanggal 30 September
1965.
2. Politik Luar Negeri Indonesia Masa Demokrasi
Politik Luar Negeri Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin Politik luar negeri masa
Demokrasi Terpimpin lebih condong ke blok Timur. Indonesia banyak melakukan kerja
sama dengan negara-negara blok komunis, seperti Uni Soviet, RRC, Kamboja, maupun
Vietnam. Berikut ini beberapa contoh pelaksanaan politik luar negeri masa Demokrasi
Terpimpin.
a. Oldefo dan Nefo
Oldefo dan Nefo - Oldefo (The Old Established Forces), yaitu dunia lama yang sudah
mapan ekonominya, khususnya negara-negara Barat yang kapitalis. Nefo (The New
Emerging Forces), yaitu negara-negara baru. Indonesia menjauhkan diri dari negara-
negara kapitalis (blok oldefo) dan menjalin kerja sama dengan negara-negara komunis
(blok nefo). Hal ini terlihat dengan terbentuknya Poros Jakarta –Peking (Indonesia –
Cina) dan Poros Jakarta – Pnom Penh – Hanoi – Peking – Pyongyang ( Indonesia –
Kamboja – Vietnam Utara - Cina – Korea Utara).
b. Konfrontasi dengan Malaysia
Konfrontasi dengan Malaysia - Pada tahun 1961 muncul rencana pembentukan
negara Federasi Malaysia yang terdiri dari  Persekutuan Tanah Melayu, Singapura,
Serawak, Brunei, dan Sabah. Rencana tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno karena
dianggap sebagai proyek neokolonialisme dan dapat membahayakan revolusi Indonesia
yang belum selesai. Keberatan atas pembentukan Federasi Malaysia juga muncul dari
Filipina yang mengklaim daerah Sabah sebagai wilayah negaranya.
Pada tanggal 9 Juli 1963 Perdana Menteri Tengku Abdul Rahman menandatangani
dokumen tentang pembentukan Federasi Malaysia. Kemudian, tanggal 16 September
1963 pemerintah Malaya memproklamasikan berdirinya Federasi Malaysia.
Menghadapi tindakan Malaysia tersebut, Indonesia mengambil kebijakan konfrontasi.
Pada tanggal 17 September 1963 hubungan diplomatik antara dua negara putus.
Selanjutnya pada tanggal 3 Mei 1964 Presiden Soekarno mengeluarkan Dwi Komando
Rakyat (Dwikora), isinya:
perhebat ketahanan revolusi Indonesia, dan
bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak, Sabah, dan
Brunei untuk memerdekakan diri dan menggagalkan negara boneka Malaysia.
Di tengah situasi konflik Indonesia - Malaysia, Malaysia dicalonkan sebagai anggota
tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Masalah ini mendapat reaksi keras dari Presiden
Soekarno. Namun akhirnya Malaysia tetap terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB. Terpilihnya Malaysia tersebut mendorong Indonesia keluar dari PBB.
Secara resmi Indonesia keluar dari PBB pada tanggal 7 Januari 1965.
Pasca pengakuan kedaulatan, bangsa Indonesia mengalami permasalahan
ekonomi yang sangat kompleks. Misalnya inflasi tinggi, rusaknya infrastruktur, hutang
negara meningkat, defisit anggaran, rendahnya investasi, dan lain sebagainya.
Langkah yang diambil pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah ekonomi pasca
pengakuan kedaulatan, antara lain kebijakan pemotongan uang, konsep ekonomi
nasional, program gerakan benteng, kebijakan Indonesianisasi, dan lain-lain.
Di bidang politik, sesuai dengan isi UUDS 1950, maka Indonesia menerapkan
Demokrasi Liberal dengan sistem kabinet parlementer. Akibatnya muncul banyak partai
politik. Di sisi lain sistem pemerintahan tidak stabil karena sering terjadi pergantian
kabinet. Beberapa kabinet yang memerintah pada masa Demokrasi Liberal antara lain
Kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamijoyo I, Burhanudin Harahap, Ali
Sastroamijoyo II, dan Djuanda.
Pemilu tahun 1955 dilaksanakan dua tahap, yaitu 29 September 1955 untuk
memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota
Konstituante. Pemilu ini ternyata tidak mampu menciptakan stabilitas politik.
Konstituante yang diharapkan mampu menghasilkan UUD ternyata gagal, sehingga
tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang
membubarkan Konstituante, menyatakan kembali ke UUD 1945, dan pembentukan
MPRS dan DPAS. Keluarnya Dekrit Presiden menjadi tonggak lahirnya Demokrasi
Terpimpin.
Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi beberapa penyimpangan terhadap
Pancasila, dan UUD 1945 termasuk kebijakan politik luar negeri. Pembubaran DPR
hasil pemilu, pengangkatan presiden seumur hidup, terbentuknya poros Jakarta-Peking,
konfrontasi dengan Malaysia, sampai keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB
merupakan sejumlah contoh dari penyimpangan terhadap Pancasila tersebut.
b. Kehidupan sosial budaya pada masa demokrasi terpimpin
Kehidupan sosial budaya masyarakat pada masa Demokrasi terpimpin banyak
dipengaruhi oleh Partai Komunis Indonesia. karena adanya ajaran Nasakom dan juga
ajaran Resopim, kemerosotan ekonomi. Kebudayaan mengalami perkembangan sperti
lahirnya LEKRA (PKI), LKN (PNI), LKKI (Partai Katolik), HSBI (Muh), LESBUMI
(NU).

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dalam perkembangan Demokrasi Indonesia, Indonesia sudah mengalami
beberapa kali pergantian sistem politik dan pemimpin. Namun dengan sejalannya
demokrasi itu Indonesia sampai saat ini masih saja belum menemukan sistem
Demokrasi yang tepat. Banyak permasalahan yang datang dalam pencarian sistem
Indonesia maupun jiwa para pemimpinnya.
Begitu pula dengan Demokrasi terpimpin yang mempunyai kelebihan  sebagai
berikut:
a. Mampu membangun intregritas nasional
b. Kembalinya irian barat
c. Pelopor nonblok dan pemimpin Asia-Afrika
Dan Demokrasi terpimpin juga mempunyai kelemahan sebagai berikut:
a. Penataan kehidupan konstitusi tidak jalan
b. Pertentangan ideologi sangat tajam(nasionalis- agama- komunis)
c. Kehidupan politik tidak demokratis
d. Kekuasaan penuh ditangan presiden

3.2 Saran
Walaupun bangsa ini telah merdeka, nyatanya masih banyak rakyat yang tidak
merasakan hasil dari kemerdekaan itu. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik
kita perlu menanamkan sikap demokratis. Meskipun pemerintah memiliki kebijakan
dan kekuasaan yang lebih tinggi, kita patut untuk berpartisipasi di dalamnya. Misalnya,
menaati norma dan aturan yang berlaku serta berpartisipasi dalam bidang politik
melalui pemilihan umum dan keikutsertaan dalam partai politik. Kekuasaan dan
kebijakan pemerintah pun tidak boleh terlalu membebani masyarakat Indonesia.
Pemegang kekuasaan harus bersikap adil. Dengan begitu, keseimbangan partisipasi dari
pemegang kekuasaan dan masyarakat akan menjadi lebih baik. Indonesia akan menjadi
negara yang adil, makmur dan sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

Apriliyani, Avista."Tugas Pkn Demikrasi Terpimpin ". 30 Agustus 2014.


http://avist29.blogspot.co.id/2014/08/tugas-pkn-demokrasi-terpimpin.html?m=1 . 21
September 2017.
Lisarani, Varetha. "Masa Pemerintahan Demokrasi Terpimpin (5 Juli 1959-11 Maret
1966) SMA Kelas 2. 14 Juli 2010.
http://whatteenagersneed.blogspot.co.id/2010/07/masa-pemerintahan-demokrasi-
terpimpin.html?m=1 .21 September 2017.

You might also like