Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Lembar Tugas Mandiri

Wanita dalam Islam

Disusun Oleh:

Rakha Naufal Putra Dhaniwijaya – 2006576930

MPK Agama Islam

Fakultas Teknik

Universitas Indonesia
Wanita dalam Islam

 Sebelum Islam hadir, bangsa Arab memperlakukan wanita dengan rendah, contohnya :
wanita-wanita yang dinikahi seorang laki-laki, bila lelaki itu meninggal dunia, maka para
wanita (istri) tersebut dapat diwarisi oleh anak anaknya.
 Pada masa itu, ketika anak mereka yang lahir adalah seorang laki-laki maka mereka sangat
bahagia. Namun sebaliknya, jika yang lahir itu adalah seorang perempuan maka mereka akan
merasa malu, sedih dan kecewa bahkan ada yang tega membunuh anaknya sendiri karena
malu. Budaya diskriminatif terhadap perempuan tersebut akhirnya dihapus oleh Islam,
sebagaimana tertulis dalam QS An-Nahl ayat 58-59. Datangnya Islam memberikan secercah
harapan bagi kaum wanita untuk dapat bernapas lega. Hal ini terbukti dalam catatan sejarah
bahwa Islam telah berhasil mengubah paradigma bangsa Arab dalam memperlakukan
seorang wanita.
 Dalam perspektif ajaran Islam, antara kaum laki-laki dan kaum perempuan memiliki kodrat
dan tabiat bawaan sejak lahir yang berbeda baik secara fisik maupun psikis. Dengan
perbedaan yang demikian tidak berarti menurut Islam kaum laki-laki lebih unggul atau lebih
rendah dari kaum perempuan. Makna filosofis yang terkandung di balik penciptaan yang
demikian adalah, bahwa antara keduanya harus dapat bekerjasama dan berperan sesuai
dengan kodrat dan tabiatnya masing-masing, sebagaimana tertulis dalam QS Ali Imran ayat
195.
 Beberapa di antara hak-hak yang dimiliki oleh wanita dalam Islam yang tidak dijalankan di
masa jahiliyah, antara lain :
o Mendapat warisan
o Menuntut ilmu
 Kewajiban yang dimiliki oleh wanita dalam Islam, antara lain :
o Melaksanakan shalat fardhu di awal waktu
o Melaksanakan rukun Islam yang lainnya
o Menaati dan memuliakan suami
o Menjaga kehormatan diri
o Mendidik anak-anaknya
 Tuhan menciptakan manusia, baik laki-laki dan perempuan, dalam prinsip hubungan
kemitraan. Demikian juga dalam konteks keluarga, hubungan suami-istri, mereka diciptakan
untuk saling melindungi. Dalam beberapa ayat lain diungkapkan bahwa hak dan tanggung
jawab sebagai manusia adalah sama dan tidak dibedakan, baik laki-laki dan perempuan, di
hadapan Allah, di antara sesama manusia, maupun dalam keluarga. Sudah jelas bahwa Islam
menunjunjung tinggi keadilan, kesejajaran, dan menolak segala diskriminasi atas jenis
kelamin. Islam menempatkan perempuan sama dengan laki-laki, yang diukur menurut Allah
hanyalah tingkat kualitas taqwa.
 Kedudukan wanita dalam Islam dapat dilihat dari peran wanita dalam Islam, masyarakat,
dan lingkungan sosial yang mencakup :
o Kedudukan wanita sebagai seorang anak (Anak adalah karunia Allah SWT pada
setiap orang tua. Oleh karena itu, mereka tidak diperbolehkan untuk menyia-nyiakan
anak baik laki-laki maupun perempuan. Orang tua harus menerima anak dengan
ikhlas dan tidak boleh menyia-nyiakannya)
o Kedudukan wanita dewasa dalam menentukan pilihannya (Tidak hanya laki-laki,
perempuan pun mempunyai hak untuk memilih pasangan hidup yang bisa membawa
kebahagiaan padanya melalui pernikahan)
o Kedudukan wanita sebagai seorang istri (Para suami hendaknya senantiasa menjaga
ucapan dan perbuatannya kepada istri agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Suami juga harus bisa melindungi istri dan keluarganya dan mencukupi nafkah baik
secara materi maupun nonmateri. Demikian pula jika mereka berpisah dan suami
menjatuhkan talak pada istrinya, ia harus melakukannya secara baik-baik)
o Kedudukan wanita sebagai seorang Ibu (Islam memuliakan perempuan baik di saat ia
anak-anak, remaja, dan saat ia menjadi seorang ibu. Islam mewajibkan umatnya
terutama seorang anak untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tuanya, ayah
dan ibu. Seorang ibu memiliki kedudukan mulia karena ia adalah orang yang
mengandung, membesarkan dan mendidik anaknya sejak dalam kandungan)
o Kedudukan wanita sebagai seorang individu (Sebagai seorang individu seorang
perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki meskipun bagian dan kadarnya
tidak sama seperti halnya dalam memperoleh hak waris. Seorang perempuan atau
wanita juga memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam menuntut ilmu. Mereka
dapat menimba ilmu sedalam-dalamnya sebagaimana kaum lelaki. Hal ini
dikarenakan seorang wanita akan menjadi ibu bagi anak-anaknya dan mereka
memiliki kewajiban untuk mendidik anaknya kelak)

Sumber Referensi :

 Makalah Pembelajaran Agama Islam “Wanita dalam Islam” oleh Kelompok 13.

You might also like