Gomes 2020

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Coopetition: Jurnal Ilmiah Manajemen Arman Maulana .. Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi….

83
(E-ISSN: 2615-4978, P-ISSN: 2086-4620)
Vol X1 No 2 Juli 2020

Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Primer


Koperasi Kartika Artileri Berdaya Guna Sepanjang Masa
Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kota Cimahi

Arman Maulana
Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Nusantara Bandung
e-mail: armandjexo@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Kompetensi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja
Pegawai Primer Koperasi Kartika Artileri Berdaya Guna Sepanjang Masa Pusat Kesenjataan Artileri
Medan Kota Cimahi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dan kompensasi secara
simultan berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Secara parsial, variabel kompetensi
terhadap kinerja pegawai diperoleh pengaruh yang signifikan, kemudian untuk variabel kompensasi
terhadap kinerja pegawai diperoleh pengaruh yang siginifikan. Dengan demikian jika kompetensi yang
baik dengan bidang pekerjaan yang dijalankan, serta didukung pula dengan adanya pemberian
kompensasi yang baik pula yang diberikan kepada pegawai, maka senantiasa pegawai akan mampu
memberikan hasil kerja yang optimal bagi suatu organisasi.
Kata kunci : Kompetensi, kompensasi, kinerja pegawai.

ABSTRACT
This study aims to analyze the Effect of Competence and Compensation on the Performance of
Primary Employees in the Useful Kartika Artilery Cooperative of All Time in the Medan Artillery
Weapon Center in Cimahi City. The results of the study show that competence and compensation
simultaneously influence and significantly affect employee performance. Partially, the competency
variable on employee performance has a significant effect, then for compensation variables on
employee performance a significant effect is obtained. Thus if good competence with the field of work
is carried out, and also supported by the provision of good compensation given to employees, then
employees will always be able to provide optimal work results for an organization.
Keywords : Competence, compensation, employee performance.

PENDAHULUAN kemampuan skill para pekerja dan kualitas sumber


daya manusia dapat menggerakan perusahaan
Sumber daya adalah segala sesuatu yang
dengan baik dan benar. Kemampuan teknologi juga
merupakan aset perusahaan untuk mencapai
merupakan unsur penunjang penting dalam
tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan
menggerakan perusahaan, karena dengan adanya
dapat dikategorikan atas empat tipe sumber daya,
kelengkapan teknologi dan kecanggihan teknologi
seperti Finansial, Fisik, Manusia dan Kemampuan
akan memudahkan berjalannya suatu perusahaan.
Teknologi. Sumber daya finansial merupakan salah
Dari keempat sumber tersebut aspek yang
satu unsur penting dalam rangka membentuk
terpenting yaitu manusia, karena manusia
perusahaan yang maju dan terus berkembang
merupakan penggerak terpenting dalam
karena berhubungan dengan saham yang
perusahaan. Maju dan tidaknya perusahaan
merupakan modal utama dalam membangun sebuah
tergantung pada pengelolaan sumber daya manusia
perusahaan dan mengembangkan serta melanjutkan
ini dapat dilakukan dalam suatu perusahaan itu atau
perusahaan tersebut. Sumber daya fisik merupakan
oleh suatu departemen tertentu.
sumber daya yang menyangkut penunjang secara
fisik berdirinya suatu perusahaan seperti alat-alat Perusahaan dan sumber daya manusia merupakan
kelengkapannya. Sumber daya manusia merupakan dua kelompok yang saling mendukung dan
sektor sentral dan penting dalam rangka pencapaian memiliki keterkaitan antara satu dengan yang
tujuan di suatu perusahaan, karena dengan adanya lainnya. Oleh sebab itu, diperlukan suatu kerjasama
84 Coopetition, Vol XI, Nomor 2, Juli 2020, 83 – 96
(E-ISSN : 2615-4978, P-ISSN : 2086-4620)

yang bersifat saling menguntungkan. Di dalam Berdasarkan tabel 1 di atas, rendahnya kinerja
sebuah perusahaan, sumber daya manusia pegawai di indikasi kinerja di bawah rata-rata
merupakan salah satu sumber daya yang sehingga belum optimal kinerja yang dihasilkan
memberikan kontribusi sangat dominan atau pegawai ialah dari target penilaian Kerjasama 95%
bahkan dapat dikatakan memegang peranan yang Realisasi 90% belum optimal dalam kerjasama
sangat penting diantara sumber daya yang lainnya, antara pimpinan dan rekan kerja kurang optimal.
memiliki sumber daya manusia yang baik, tidak Dengan nilai target 95% Realisasi 85% pada dimensi
lepas dari peran penting manajemen sumber daya Kuantitas pegawai masih ada tugas yang belum
manusia karena tiga alasan. Pertama, manajemen optimal untuk di tangani serta diselesaikan dengan
sumber daya manusia bisa menjadi yang signifikan baik dan Pengetahuan belum optimal antara
bagi keunggulan kompetitif. Hal ini berlaku bagi pengetahuan tentang tugas masing masing serta
organisasi di seluruh dunia. Kedua, manajemen pengetahuan prosedur kerja yang sudah diterapkan
sumber daya manusia menjadi bagian penting dari organisasi. Dengan target 95% Realisasi 80% belum
strategi organisasi. Meraih kesuksesan yang optimal Kualitas pekerjaan dalam memberikan
kompetitif melalui pegawai meyiratkan bahwa pelayanan terhadap pelanggan serta kepuasan
manajemen harus mengubah pemikirannya terhadap pimpinan dalam menjalankan tugas, dengan
terhadap para pekerja dan bagaimana mereka target 85% Realisasi 80% Kreativitas dan Inisiatif
memandang hubungan kerja yang ada. Pegawai belum optimal dalam mengatasi masalah pelayanan,
yang tingkat kerjasama nya baik dengan rekan kerja mengatasi masalah kerja dengan rekan kerja dan
dan memperlakukannya sebagai mitra, bukan Inisiatif dalam mencari solusi dari masalah
semata-mata biaya yang harus diminimalisasi atau pekerjaan yang dihadapi. Dengan target 95%
dihindari. Terakhir, bagaimana perusahaan Realisasi 75% Kemandirian belum optimal
memperlakukan pegawai nya. Hal ini juga sangat kemampuan pribadi pegawai dalam mengatasi
mempengaruhi kinerja pegawai. Oleh karena itu, masalahnya sendiri dan target 90% Realisasi 75%
pentingnya sebuah perusahaan untuk memiliki Kualitas Pribadi belum optimal antara hubungan
manajemen sumber daya manusia yang baik, agar dengan pimpinan jarang komunikasi serta hubungan
tercapainya sumber daya manusia yang dengan rekan kerja kurang harmonis.
berkompeten yang memiliki pengetahuan,
Dalam peningkatan kinerja pegawai, faktor
keterampilan dan sikap yang baik.
dominan yang mempengaruhinya adalah
Kinerja adalah catatan hasil produksi pada fungsi kompetensi dan kompensasi. Penurunan
pekerjaan yang spesifik atau aktivitas selama tercapainya target tidak diimbangi dengan adanya
periode waktu tertentu, Gomes (2010:17). Kinerja kompetensi pegawai, hal ini menjadi salah satu
pegawai merupakan salah satu bagian yang penting penyebab turunnya produktivitas kerja Primer
bagi organisasi, karena dapat mempengaruhi Koperasi Kartika Artileri Berdaya Guna Sepanjang
prestasi kerja serta produktivitas sebuah organisasi. Masa Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kota
Kinerja pegawai juga merupakan suatu tolak ukur Cimahi. metode penilaian kinerja pegawai yang
keberhasilan suatu organisasi, karena sumber daya dilaksanakan setiap per semester sekali dengan
manusianya harus mempunyai kemampuan untuk sistem penilaian yang dilaksanakan setiap akhir
melakukan tugas sesuai dengan peran dan tanggung bulan di tiap-tiap unit kerja. Penilaian ini
jawab yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu bermaksud untuk mengetahui sejauh mana kualitas
kinerja pegawai perlu diperhatikan oleh organisasi kerja yang ditempuh oleh pegawai. Adapun bentuk
agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dan hasi penilaianya dapat di lihat Tabel 1.2 di
dengan efektif. bawah ini :
Tabel 1. Pengukuran Kinerja Pegawai Primer Tabel 2. Penilaian Kinerja Pegawai Primer
Koperasi Kartika Artileri Berdaya Guna Sepanjang Koperasi Kartika Artileri Berdaya Guna Sepanjang
Masa Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kota Masa Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kota
Cimahi Per 30 Juni 2018-2019 Cimahi Per 30 Juni 2018-2019
No Dimensi Target Realisasi No Kualifiksi Nilai Jumlah
1 Kuantitas 95% 85% 1 Grade 1 A 9
2 Kualitas 95% 80%
3 Pengetahuan 95% 85% 2 Grade 2 B 71
4 Kreativitas 85% 80% 3 Grade 3 C 61
5 Kerjasama 95% 90% 4 Grade 4 D 7
6 Inisiatif 85% 80%
7 Kemandirian 90% 75% 5 Grade 5 E 0
8 Kualitas Jumlah……… 148
95% 75%
Pribadi Sumber : Data penilaian kinerja, 2020.
Sumber : Laporan Kerja Pegawai, 2020
Arman Maulana .. Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi….85

Berdasarkan data dari tabel 2 dapat diketahui motivasi kepada tenaga kerja untuk meningkatkan
bahwa rata-rata pegawai memiliki rata-rata nilai A prestasi kerja, serta efisiensi dan efektivitas
(Grade 1) sangat sedikit sekali sebanyak 6,08%, produksi. Oleh karena itu, bila kompensasi
sedangkan pegawai yang memiliki kategori nilai diberikan secara benar, para pegawai akan lebih
Tinggi berjumlah yaitu 47,97% dan kategori Cukup terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran-
adalah 41,22%. Pada dasarnya organisasi telah sasaran organisasi. Tetapi jika para pegawai
menetapkan target seluruh pegawai berada pada memandang kompensasi mereka tidak memadai,
tingkat grade 2 dan grade 3, tetapi pada prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja mereka
kenyataannya masih ada pegawai yang pada grade bisa turun secara drastis karena memang
4 dengan jumlah 4,73% sebanyak jumlah pegawai 7 kompensasi itu penting bagi pegawai sebagai
orang, dengan adanya pegawai yang masih berada individu karena besarnya kompensasi
pada grade 4, hal ini menunjukan minimnya mencerminkan ukuran nilai karya mereka di antara
peningkatan hasil kerja pegawai sesuai yang para pegawai itu sendiri. Departemen Personalia
diharapkan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa biasanya merancang dan mengadministrasikan
terdapat kendala dalam peningkatan prestasi kerja kompensasi pegawai. Pemberian kompensasi
dalam proses peningkatan kinerja pegawai. diberikan berupa gaji, upah, bonus, dan insentif
kerja.
Tingkat keberhasilan yang diraih oleh pegawai
dalam melakukan suatu aktivitas kerja dengan Pengelolaan keahlian maupun pendidikan tinggi
merujuk kepada tugas yang harus dilakukannya kompetensi individu dan pemberian kompensasi
bahwa kinerja merupakan tingkat keberhasilan yang diharapkan akan meningkatkan kinerja pegawai
diraih oleh pegawai dalam melakukan suatu melalui kompetensi dan kompensasi individu yang
aktivitas kerja dengan merujuk kepada tugas yang memadai maka akan tercapainyai target sesuai
harus dilakukannya. Kinerja yang baik adalah dengan bidang pekerjaannya.
kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai
TINJAUAN PUSTAKA
standar organisasi dan mendukung tercapainya
tujuan organisasi. Organisasi yang baik adalah Manajemen telah banyak disebut sebagai cara
organisasi yang berusaha meningkatkan untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
kemampuan sumber daya manusianya, karena hal Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer
tersebut merupakan faktor kunci untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui
meningkatkan kinerja pegawai. pengaturan orang lain untuk melaksanakan
berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan
Kompetensi sebagai karakteristik dasar yang
kata lain tidak melakukan pekerjaan itu sendiri.
dimiliki oleh seorang individu yang berhubungan
secara kausal dalam memenuhi kriteria yang Manajemen sumber daya manusia menurut
diperlukan dalam menduduki suatu jabatan, Palan Handoko (2005:4) adalah penarikan, seleksi,
(2008: 86). Kompetensi menunjukkan keterampilan pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan
atau pengetahuan yang dicirikan oleh sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-
profesionalisme dalam suatu bidang tertentu tujuan individu maupun organisasi. Manajemen
sebagai sesuatu yang terpenting, Sumber Daya Manusia merupakan pengakuan
tentang pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai
Di indikasi pemenuhan struktur organisasi yang
sumber daya manusia yang sangat penting dalam
kurang memperhatikan kebutuhan akan kompetensi
memberi kontribusi bagi tujuan-tujuan organisasi,
pegawai dan pemenuhan status jabatan tiap
dan menggunakan beberapa fungsi dan kegiatan
organisasi mengakibatkan tidak optimalnya
untuk memastikan bahwa sumber daya manusia
pegawai dalam bekerja karena kualifikasi keahlian
tersebut digunakan secara efektif dan adil bagi
serta pengetahuan akan keterampilan teknis
kepentingan individu, organisasi, dan masyarakat.
organisasi, kebutuhan kualifikasi kompetensi
aparatur daerah dengan minat mengikuti pendidikan Menurut Gomes (2005:3), memberikan pengartian
formal melalui jalur ijin belajar, agar mengikuti yang berbeda, bahwa Manajemen Sumber Daya
seminar padahal sudah di tertibkan tetapi antara Manusia adalah : “Suatu gerakan pengakuan
keterbukaan atas kompetensi tersebut pegawai terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber
belum memahami pasti. Demikian pula, penajaman daya yang cukup potensial yang perlu
kompetensi pegawai ditempuh pula melalui dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu
mekanisme mutasi jabatan, melalui mekanisme memberikan kontribusi yang maksimal bagi
asessment, psikotest dan fit and proper test. organisasi dan bagi pengembangan dirinya”.
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima Menurut Dessler (2009:5) Manajemen Sumber
para pegawai sebagai balas jasa untuk kerja mereka, Daya Manusia adalah proses memperoleh, melatih,
Handoko (2008:155). Kompensasi diberikan menilai, dan memberikan kompensasi kepada
dengan tujuan memberikan rangsangan dan Pegawai, memerhatikan hubungan kerja mereka,
86 Coopetition, Vol XI, Nomor 2, Juli 2020, 83 – 96
(E-ISSN : 2615-4978, P-ISSN : 2086-4620)

kesehatan, keamanan, dana masalah keadilan. c. Konsep Diri (Self Concept)


Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM
Konsep diri adalah sikap, nila-nilai, atau citra
adalah departemen sumber daya manusia atau
diri seseorang. Percaya diri merupakan
dalam bahasa inggris disebut HRD (Human
keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif
Resource Department).
dalam hampir setiap situasi adalah bagian dari
Menurut Palan (2008:158) mengklasifikasikan konsep diri orang.
kompetensi menjadi lima tingkatan. Lima tingkatan
d. Pengetahuan (Knowledge)
kompetensi yang dimaksud adalah:
Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki
a. Tingkat Satu – Novice (orang baru), yaitu
orang dalam bidang spesifik. Pengetahuan
seorang Pegawai baru dapat melakukan
adalah kompetensi yang kompleks. Skor pada
pekerjaannya tetapi tidak bisa memenuhi
tes pengetahuan sering gagal memprediksi
standar dan memerlukan supervisi ketat. Di
prestasi kerja karena gagal mengukur
tingkat ini menunjukkan bahwa Pegawai
pengetahuan dan keterampilan dengan cara yang
tersebut memerlukan bantuan sepenuhnya untuk
sebenarnya dipergunakan dalam pekerjaan.
melakukan pekerjaannya.
e. Keterampilan (Skills)
b. Tingkat Dua – Learner (Pembelajar). Seorang
Pegawai pemula dapat melakukan pekerjaannya Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan
meskipun belum konsisten memenuhi standar tugas fisik atau mental tertentu. Kompetensi
yang dipersyaratkan. Di tingkat ini mental atau keterampilan kognitif termasuk
menunjukkan Pegawai tersebut membutuhkan berpikir analitis dan konseptual.
banyak bantuan untuk melaksanakan
Menurut Handoko (2008:155) Kompensasi adalah
pekerjaannya.
segala sesuatu yang diterima para pegawai sebagai
c. Tingkat Tiga - Proficient (Mampu). Seorang balas jasa untuk kerja mereka. pemberian
Pegawai yang telah memiliki pengalaman dan kompensasi merupakan fungsi strategik sumber
mampu melaksanakan pekerjaannya serta daya manusia yang mempunyai imbas signifikan
memenuhi standar yang dituntut secara atas fungsi-fungsi sumberdaya manusia lainnya.
konsisten dengan kadang-kadang perlu supervis. Kompensasi finansial juga mempengaruhi
Di tingkat ini Pegawai dapat melakukan keseluruhan strategi organisasi karena kompensasi
pekerjaannya tanpa bantuan. mempunyai pengaruh kuat atas kepuasan kerja,
produktivitas, perputaran karyawan, dan proses-
d. Tingkat Empat - Professional (Profesional).
proses lainnya di dalam sebuah organisasi
Seorang Pegawai yang berpengalaman, dapat
melakukan pekerjaannya dan memenuhi Kompensasi sebagai segala sesuatu yang diterima
persyaratan secara konsisten tanpa supervisi para Pegawai sebagai balas jasa untuk kerja
apapun. mereka. Indikator kompensasi menurut Handoko
(2008: 56) sebagai berikut :
e. Tingkat Lima - Expert (Ahli). Seorang Pegawai
yang diakui sebagai ahli atas kemampuannya 1. Gaji yaitu sejumlah uang yang diterima secara
untuk melakukan pekerjaan dengan standar yang langsung setiap bulan/minggu untuk Pegawai
tinggi secara independen dan Pegawai tersebut tetap sebagai imbalan atas pekerjaannya,
dapat membimbing Pegawai lainnya. sedangkan bila terjadi naik/turunnya prestasi
kerja, tidak akan mempengaruhi besar kecilnya
Menurut Palan (2008: 89) terdapat 5 karakteristik
gaji tetap. Besar kecilnya nilai gaji yang
kompetensi yaitu :
diberikan, apabila terjadi kenaikan atau
a. Motif (Motives) penurunan nilai gaji yang ditetapkan oleh
perusahaan.
Motif adalah sesuatu yang secara konsisten
dipikirkan atau diinginkan orang yang 2. Insentif yaitu sejumlah uang yang diterima
menyebabkan tindakan. Motif mendorong, secara langsung setiap bulan/minggu untuk
mengarahkan, dan memilih perilaku menuju Pegawai tetap atau part-time sebagai imbalan
tindakan atau tujuan tertentu. setiap pekerjaan yang dikerjakan berdasarkan
keterampilan kerjanya. Atau tambahan balas
b. Sifat (Traits)
jasa yang diberikan kepada Pegawai tertentu
Sifat adalah karakteristik fisik dan respons yang yang prestasinya di atas prestasi standar.
konsisten terhadap situasi atau informasi.
3. Bonus yaitu sejumlah uang yang diterima secara
Kecepatan reaksi dan ketajaman mata
langsung sebagai imbalan atas prestasi kerja
merupakan ciri fisik kompetensi seorang pilot
yang tinggi untuk jangka waktu tertentu, dan
tempur.
jika prestasinya sedang menurun, maka
Arman Maulana .. Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi….87

bonusnya tidak akan diberikan. 3. Job Knowledge : Luasnya pengetahuan


mengenai pekerjaan dan keterampilannya.
4. Upah
4. Creativeness : Keaslian gagasan-gagasan yang
Yaitu sejumlah uang yang diterima secara
dimunculkan dari tindakan-tindakan untuk
langsung seiap minggu/harian untuk pegawai
menyelesaikan persoalan-persoalan yang
tidak tetap atau biasa disebut dengan part-time
timbul.
sebagai imbalan yang berkaitan dengan
pekerjaan borongan menghadapi even-even 5. Cooperation : kesediaan untuk bekerja sama
tertentu. dengan orang lain (sesama anggota organisasi).
Menurut Gomez (2010:136) Kinerja adalah catatan 6. Dependability : Kesadaran dan dapat dipercaya
hasil produksi pada fungsi pekerjaan yang spesifik dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja
atau aktivitas selama periode waktu tertentu, tepat pada waktunya.
terdapat kurang lebih dua syarat utama yang
7. Initiative : Semangat untuk melaksanakan
diperlukan guna melakukan penilaian kinerja yang
tugas-tugas baru dan dalam memperbesar
efektif, yaitu pertama, adanya kriteria kinerja yang
tanggung jawabnya.
dapat diukur secara objektif dan kedua, adanya
objektivitas dalam proses evaluasi. 8. Personal Qualities : Menyangkut kepribadian,
kepemimpinan, keramah-tamahan, dan
Kriteria kinerja adalah dimensi-dimensi
integritas pribadi.
pengevaluasian kinerja seseorang pemegang
jabatan, suatu tim, dan suatu unit kerja. Secara METODE PENELITIAN
bersama-sama dimensi itu merupakan harapan
Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh
kinerja yang berusaha dipenuhi individu dan tim
kompetensi dan kompensasi terhadap kinerja
guna mencapai strategi organisasi. Menurut
pegawai Primer Koperasi Kartika Artileri Berdaya
Harsuko (2011:34) bahwa ada 3 jenis dasar kriteria
Guna Sepanjang Masa Pusat Kesenjataan Artileri
kinerja yaitu:
Medan Kota Cimahi, dengan penelitian deskriptif
1 Kriteria berdasarkan sifat memusatkan diri adalah metode penelitian yang dilakukan untuk
pada karakteristik pribadi seseorang pegawai. mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
Loyalitas, keandalan, kemampuan variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan
berkomunikasi, dan keterampilan memimpin atau menghubungkan dengan variabel yang lain
merupakan sifat-sifat yang sering dinilai yang di teliti dengan analisis sehingga
selama proses penilaian. Jenis kriteria ini menghasilkan kesimpulan. Didalam penelitian yang
memusatkan diri pada bagaimana seseorang, tengah dilakukan ini adalah upaya yang akan
bukan apa yang dicapai atau tidak dicapai dialkukan berkaitan dengan rancangan dari tahapan
seseorang dalam pekerjaanya. proses penelitian yang akan dilakukan. Seperti
ditegaskan oleh Sugiyono (2006:86) bahwa : disain
2 Kriteria berdasarkan perilaku terfokus pada
penelitian adalah bagaimana menjabarkan berbagai
bgaimana pekerjaan dilaksanakan. Kriteria
variabel yang akan diteliti, kemudian membuat
semacam ini penting sekali bagi pekerjaan
pengaruh antara satu variabel dengan variabel
yang membutuhkan hubungan antar personal.
lainnya, sehingga akan mudah dirumuskan masalah
Sebagai contoh apakah SDMnya ramah atau
penelitian, pemilihan teori, rumusan hipotesis
menyenangkan.
metode penelitian, instrumen penelitian, teknik
3 Kriteria berdasarkan hasil, kriteria ini semakin analisis dan kesimpulan yang diharapkan dari
populer dengan makin ditekanya produktivitas penelitian ini. Bahwa tahapan proses penelitian
dan daya saing internasional. Kreteria ini yang akan dilakukan di dalam suatu penelitian,
berfokus pada apa yang telah dicapai atau terlebih dahulu harus memahami setiap variabel
dihasilkan ketimbang bagaimana sesuatu yang akan diteliti dan bagaimana keterkaitan
dicapai atau dihasilkan. diantara variabel-variabel tersebut. Keterkaitan
tersebut bisa berupa hubungan atau pengaruh.
Ada beberapa kriteria pengukuran kinerja pegawai
Berkaitan dengan penelitian ini, maka akan
menurut Gomes (2010 : 122) adalah sebagai
dilakukan perhitungan pengaruh variabel
berikut :
independen terhadap variabel dependen.
1. Quantity of work : Jumlah kerja yang dilakukan
Menurut Sugiyono (2014:168) skala Likert
dalam suatu periode waktu yang ditentukan.
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
2. Quality of work : kualitas kerja yang dicapai persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan fenomena sosial. Sehingga untuk mengetahui
kesiapannya. pengukuran jawaban responden pada penelitian ini
yang mana menggunakan instrumen penelitian
88 Coopetition, Vol XI, Nomor 2, Juli 2020, 83 – 96
(E-ISSN : 2615-4978, P-ISSN : 2086-4620)

berupa kuesioner, penulis menggunakan metode tersebut valid, maka digunakan uji validitas.
skala Likert (Likert’s Summated Ratings). Dengan validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik
skala Likert, maka variabel yang akan diukur dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secra
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan
berupa pernyataan atau pertanyaan. Dalam apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa
pengukuran jawaban responden, pengisian yang seharusnya diukur.
kuesioner pengaruh kompetensi dan kompensasi
Bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat
terhadap kinerja pegawai diukur dengan
ukur digunakan pendekatan secara statistika yaitu
menggunakan skala Likert, dengan tingkatan
melalui nilai koefisien korelasi skor butir
sebagai berikut :
pernyataan dengan skor total = 0,30 maka
Tabel 3 Skor Atas Jawaban Pertanyaan pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila <
No Pilihan Skor 0.30 berarti data tersebut dapat dikatakan tidak
valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan
1. Sangat Setuju 5
rumus korelasi.
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3 Uji Reliabilitas
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1 Reabilitas Sebenarnya adalah alat untuk mengukur
suatu kuisioner yang merupakan indikator dari
Sumber : Sugiono (2014)
variabel atau konstruk. Uji reliabilitas dimaksudkan
untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada
Survey ini menggunakan skala Likert dengan bobot
dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan,
tertinggi di setiap pernyataan adalah 5 dan bobot
keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alat
terendah adalah 1. Dengan jumlah responden
tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari
sebanyak 60 orang, maka penentuan range sebagai
sekelompok individu, walaupun dilakukan terhadap
berikut:
peryataan-pernyataan yang sudah valid, untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
Tabel 4 Kategori Skala
konsisten bila dilakukan pengukuran kembali
Skala Kategori
terhadap gejala yang sama. Sugiyono (2014:214),
60 - 108 Sangat Rendah
mengatakan reliabilitas instrumen dihitung dengan
109 - 157 Rendah
cara mengkorelasikan antara data instrumen yang
158 - 206 Cukup
satu dengan data instrumen yang dijadikan
207 - 255 Tinggi
equivalen. Bila korelasi positif dan signifikan,
256 - 304 Sangat Tinggi
maka instrumen dapat dinyatakan reliabel. Uji
Sumber : Sugiono (2014) reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
teknik Cronbach Alpha (α), masing-masing dalam
Uji Validitas satu variabel. Instrumen dapat dikatakan handal
Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa (reliabel), satu instrumen dikatakan reliabel jika
masing-masing item dalam instrumen penelitian memiliki cronbach alpha ≥ 0,6 Nunally dalam
mampu mengukur variabel yang ditetapkan dalam Ghozali (2013:42).
penelitian ini. Instrumen yang valid berarti alat Statistik Deskriptif
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid (Sugiyono, 2014:203). Valid Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk untuk menganalisis data dengan cara
mengukur apa yang seharusnya diukur. mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana ada Analisisya tanpa
Berdasarkan hal tersebut kesahihan sangat bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
berkaitan dengan ketetapan hasil pengukuran suatu untuk umum generalisasi (Sugiyono, 2014:238).
alat ukur. Ada dua langkah yang dapat ditempuh Metode yang bertujuan mengubah kumpulan data
untuk memperoleh alat ukur yang sahih, yaitu : mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami
langkah pertama, adalah dengan menentukn dengan cara mendeskripsikan atau menguraikan
construct item-item berdasarkan konsep data yang telah terkumpul dan selanjutnya
operasional variabel beserta indikator- menganalisis data dengan analisis yang diolah
indikatornya, sehingga diperoleh alat ukur yang dengan program SPSS for Windows, yang mana
memiliki kesesuaian dengan teori. Langkah kedua, analisis tersebut akan dibentuk kesimpulan.
adalah dengan analisis uji coba item dengan
menguji korelasi antar skor tiap item dengan skor Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
total item. Untuk mengetahui apakah penelitian Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang
Arman Maulana .. Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi….89

bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu adalah:


variabel terhadap variabel lain (Noor, 2011:179). a. Jika Kd nebdekati nol (0), berarti pengaruh
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu dependent lemah
pengaruh kompetensi dan b. Jika Kd mendekati nol (0), berarti pengaruh
kompensasi terhadap kinerja pegawai pada Primer variabel independen terhadap variabel
Koperasi Kartika Artileri Berdaya Guna Sepanjang dependen kuat.
Masa Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kota
Cimahi. Adapun rumus regresi linear berganda Pengujian Hipotesis
yang digunakan adalah sebagi berikut : Pengujian hipotesis ini dapat dilakukan dengan
menggunakan uji F (simultan/serempak) dan uji T
Y = a + b1X1 + b2X2 + e (1) (parsial) :
Dimana : Uji F (Uji Simultan)
Y = Kinerja pegawai Uji ini digunakan untuk mengetahui
X1 = Kompetensi apakah variabel independen secara bersama-sama
X2 = Kompensasi (simultan) mempengaruhi variabel dependen.
a = Nilai konstanta Pengujian dilakukan dengan membandingkan
b1 b2 = Koefisien regresi Fhitung dengan Ftabel. Apabila nilai Fhitung ≥ dari
e = Standar error nilai Ftabel, maka berarti variabel bebasnya secara
Untuk mendapatkan nilai a, b1 dan b2, bersama-sama memberikan pengaruh terhadap
dapat menggunakan rumus sebagai berikut: variabel terikat. Sebaliknya, apabila Fhitung ≤
Ftabel, maka secara bersama-sama variabel
∑Y = an+b1∑X1+b2∑X2 (2) bebasnya tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel terikatnya. Untuk mengetahui signifikansi
∑X1Y = a∑X1+b1∑X1+ b2∑X1X2 (3) atau tidaknya pengaruh variabel secara bersama-
sama terhadap variabel terikat maka digunakan
∑X2Y = a∑X2+ b1∑X1X2+ b2∑X22 (4) probabilitas atau peluang kesalahan 5% (α = 0,05).
Jika probabilitas > α (0,05), maka H0 diterima,
Setelah a, b1 dan b2 didapat, maka akan diperoleh sedangkan jika probabilitas < α (0,05), maka H1
persamaan Y. diterima.
Koefisien Determinasi (R2) Uji T (Uji Parsial)
Koefisien determinasi (R2) yang pada intinya akan Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
dilihat besarnya kontribusi untuk variabel bebas masing-masing variabel independennya secara
terhadap variabel terikatnya dengan melihat individual berpengaruh terhadap variabel
besarnya koefisien determinasi totalnya (R2). Nilai dependennya. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan antara nilai thitung masing-
koefisien determinasi (R2) yang mendekati satu masing variabel bebas dengan nilai ttabel dengan
berarti variabel-variabel independennya peluang kesalahan 5% (α = 0,05). Apabila nilai
menjelaskan hampir semua informasi yang thitung ≥ ttabel, maka variabel bebasnya secara
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen individu memberikan pengaruh terhadap variabel
(Sugiyono, 2013:98). Jika (R2) yang diperoleh terikat. Begitupun jika tingkat signifikannya
mendekati satu maka dapat dikatakan semakin kuat apabila < (0,05), maka H1 diterima. Uji F
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan untuk mengetahui apakah pemodelan
sebaliknya jika (R2) semakin mendekati nol maka yang dibangun memenuhi kriteria fit atau tidak.
semakin lemah pengaruh variabel bebas terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
variabel terikatnya. Koefisien determinasi yang
digunakan yaitu Adjusted R Square yang Pengumpulan data penelitian ini diperoleh dengan
dirumuskan sebagai berikut : menyebarkan kuesioner kepada responden dengan
mendatangi langsung lokasi pengambilan sampel
KD = r2 x 100 % (5) yaitu pegawai Primer Koperasi Kartika Artileri
Berdaya Guna Sepanjang Masa Kota Cimahi.
Dimana : 0 ≤ r2 ≤ Proses pendistribusian hingga pengumpulan data
1 Keterangan : dilakukan pada bulan September 2018. Kuesioner
Kd = Koefisien determinasi dibagikan kepada pegawai yang menjadi sampel
r2 = Koefisien korelasi penelitian berjumlah 60 orang.
Responden dalam penelitian ini diindentifikasikan
Kriteria untuk analisis Koefisien determinasi
90 Coopetition, Vol XI, Nomor 2, Juli 2020, 83 – 96
(E-ISSN : 2615-4978, P-ISSN : 2086-4620)

menurut jenis kelamin, usia responden, pendidikan, Deskripsi responden berdasarkan tingkat
dan masa kerja yang hasilnya dapat dilihat melalui pendidikan menunjukkan bahwa responden yang
tabel berikut ini : terbesar dalam penelitian ini adalah tingkat
pendidikan sederajat (SMA) yakni sebesar 25 orang
Tabel 5 Deskripsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin atau 41,7%, dengan jumlah sedikit (SMP) 2 orang
Jenis atau 3,3% dan Sarjana (S2) 3 orang atau 5%, serta
Kelamin Frequency Percent dari tingkat pendidikan Diploma 17 orang atau
Responden
28,3% dan Sarjana (S1) 13 orang atau 21,7%.
Pria 29 48,3
Wanita 31 51,7 Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa
Total 60 100 sebagian besar Pegawai Primer Koperasi Kartika
Sumber : Data primer diolah, 2020 Artileri Berdaya Guna Sepanjang Masa Pusat
Kesenjataan Artileri Medan Kota Cimahi adalah
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa mempunyai tingkat pendidikan adalah sederajat
rata-rata pegawai adalah didominasi oleh jenis (SMA). Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan
kelamin pria dan pegawai dengan jenis kelamin Pegawai Primer Koperasi Kartika Artileri Berdaya
pria mempunyai konsep diri yang tinggi dalam Guna Sepanjang Masa Pusat Kesenjataan Artileri
bekerja, merasa puas dengan upah yang diterima, Medan Kota Cimahi yang kebanyakan sederajat
dan hasil kerjanya memadai standar pengetahuan (SMA) cukup mampu menjalankan tugas yang
yang ditetapkan perusahaan dibanding pegawai diberikan dan lebih menjaga kelakuan dalam
dengan jenis kelamin wanita. Kemudian akan organisasi. Dan belum adanya pegawai dengan
disajikan deskripsi responden berdasarkan usia lulusan pendidikan (S3).
yang dapat dilihat melalui tabel 6 berikut ini: Kemudian akan disajikan deskripsi responden
Tabel 6 Deskripsi Responden berdasarkan Usia
berdasarkan lama kerja yang dapat dilihat melalui
Usia Frequency Percent
tabel berikut ini:
< 20 tahun 2 5
Tabel 8 Deskripsi Responden berdasarkan Masa Kerja
21-30 tahun 16 26,7
31-40 tahun 16 26,7 Lama Bekeja Frequency Percent
> 41 tahun 25 41,7 < 5 tahun 13 21,7
Total 60 100 6 - 10 tahun 21 35
11 - 15 tahun 12 20
Sumber : Data primer diolah, 2020 > 15 tahun 4 23,3
Total 60 100
Berdasarkan data tersebut di atas, menunjukkan
Sumber : Data primer diolah, 2020
bahwa usia responden yang terbesar dalam
penelitian ini adalah antara >41 tahun yakni sebesar Deskripsi responden berdasarkan masa kerja dalam
25 orang atau 41% dan yang termuda <20 orang penelitian ini menunjukkan bahwa masa kerja
atau 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata- Pegawai yang terbesar dalam penelitian ini adalah
rata pegawai adalah berusia antara 21-30 tahun dan dibawah 6-10 tahun yakni sebesar 21 orang atau
31-40 tahun. Dilihat dari segi umur 35% dan paling sedikit >15 tahun 4 orang atau
menggambarkan bahwa rata-rata pegawai Primer 23,3%, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata
Koperasi Kartika Artileri Berdaya Guna Sepanjang pegawai adalah mempunyai masa kerja dibawah 6-
Masa Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kota 10 tahun, kemudian disusul masa kerja pegawai <5
Cimahi adalah termasuk usia produktif, sehingga tahun yakni sebanyak 13 orang atau 21,7% dan 11-
lebih mampu dalam menghasilkan hasil kerja yang 15 yakni sebanyak 12 tahun atau 20%, sehingga
memadai standar perusahaan, karena masih dapat dikatakan bahwa pegawai Primer Koperasi
memiliki semangat yang tinggi dalam bekerja. Kartika Artileri Berdaya Guna Sepanjang Masa
Selanjutnya akan disajikan deskripsi responden Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kota Cimahi
berdasarkan tingkat pendidikan yang dapat dilihat rata-rata cukup berpengalaman karena mempunyai
melalui tabel berikut ini : masa kerja yang cukup lama, sehingga pegawainya
memiliki kualitas kinerja yang baik dengan hasil
Tabel 7 Deskripsi Responden berdasarkan Pendidikan
kerja yang memadai standar perusahaan.
Pendidikan Frequency Percent
SMP 2 3,3 Berdasarkan data yang diperoleh dari pegawai
SMA 25 41,7 melalui kuesioner, diperoleh deskripsi data
Diploma 17 28,3 mengenai kompetensi sebagai berikut :
Sarjana (S1) 13 21,7
Sarjana (S2) 3 5
Sarjana (S3) 0 0
Total 60 100
Sumber : Data primer diolah, 2020
Arman Maulana .. Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi….91

Tabel 9 Deskripsi Jawaban Kompetensi Tabel 11 Deskripsi Jawaban Kinerja Pegawai

Sumber : Data primer diolah, 2020

Tabel 9 Tanggapan responden mengenai


kompetensi dengan nilai rata-rata sebesar 192 yang
berada pada range ketiga, yaitu sangat tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pegawai
melalui kuesioner, diperoleh deskripsi data Sumber : Data primer diolah, 2020
mengenai kompensasi sebagai berikut:
Mengenai kinerja Pegawai dengan nilai rata-rata
Tabel 10 Deskripsi Jawaban Kompensasi sebesar 185 yang berada pada range ketiga, yaitu
sangat tinggi.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas
mengenai makna hasil perhitungan statistik
deskriptif di atas, selanjutnya dibandingkan dengan
tabel kriteria penafsiran kondisi variabel penelitian
pada masing-masing variabel yang diteliti. Model
yang dipakai mengadaptasi model tentang
pengontrolan kualitas (Sugiono, 2014) dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 12 Kriteria Penafsiran Kondisi Variabel Penelitian
Rata-Rata Skor Kategori
60 - 108 Sangat Rendah
108 - 156 Rendah
156 - 204 Cukup
204 - 252 Tinggi
252 - 300 Sangat Tinggi
Sumber : Sugiono (2014)

Sumber : Data primer diolah, 2020 Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif


dibandingkan dengan kriteria penafsiran di atas
Tabel 10 Tanggapan responden mengenai maka diperoleh hasil sebagai berikut
kompensasi dengan nilai rata-rata sebesar 202 yang Tabel 13 Kriteria Ketercapaian Skor tiap Variabel
berada pada range ketiga, yaitu sangat tinggi. Variabel Rata - Rata Kriteria
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pegawai Kompetensi (X1) 191 Cukup
melalui kuesioner, diperoleh deskripsi data Kompensasi (X2) 202 Cukup
mengenai kinerja Pegawai sebagai berikut : Kinerja (Y) 185 Cukup
Sumber : Hasil Olah Data, 2020
92 Coopetition, Vol XI, Nomor 2, Juli 2020, 83 – 96
(E-ISSN : 2615-4978, P-ISSN : 2086-4620)

Tabel 13 di atas menunjukkan skor rata-rata b1 = 1,132 menyatakan bahwa setiap penambahan
variabel Kinerja (Y) dengan rata-rata 191 atau tanggapan responden mengenai
Cukup. Sedangkan skor rata-rata untuk variabel kompetensi maka dapat diikuti oleh
Kompetensi (X1) dengan rata-rata 202 atau Cukup. peningkatan kinerja Pegawai sebesar
Tabel di atas juga menginformasikan bahwa 11,32 %.
variabel Kompensasi (X2) mempunyai variasi rata- b2 = 0,290 menyatakan bahwa setiap penambahan
rata 185 atau Cukup dibandingkan variabel lainnya. tanggapan responden mengenai
Artinya dalam kondisi yang sebenarnya para kompensasi, maka dapat diikuti oleh
pegawai memiliki persepsi yang cukup berbeda satu peningkatan kinerja Pegawai sebesar
sama lainnya. sebagai usaha formal yang dilakukan 2,90 %.
oleh organisasi untuk mengevaluasi hasil kegiatan
yang telah dilaksanakan secara periodik Uji Koefisien Determinasi (R2)
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dari rang cukup ini masih Koefisien determinasi (R2) yang pada intinya akan
harus di tingkatkan atau lebih dikembangkan, dilihat besarnya kontribusi untuk variabel bebas
dengan pemberian kompetensi yang baik dan terhadap variabel terikatnya dengan melihat
pemberian kompensasi yang adil akan memberikan
besarnya koefisien determinasi totalnya (R 2)
motivasi tinggi terhadap pegawai dalam
(Ghozali, 2009). Nilai koefisien determinasi untuk
berkontribusi terhadap organisasi.
variabel bebas lebih dari dua digunakan Adjusted R
Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang Square. Hasil dari koefisien determinasi dapat
bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu dilihat pada tabel sebagai berikut :
variabel terhadap variabel lain (Noor, 2011:179).
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Tabel 15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model
variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu Summary
pengaruh kompetensi dan kompensasi terhadap Std. Error
Adjusted
Model R R Square of the
kinerja Pegawai. Adapun hasil olahan data dengan R Square
Estimate
menggunakan program SPSS (Statistical Package 1 .918a .842 .807 3.589
for Social Science) yang dapat dilihat pada tabel.10. Sumber: Data Primer (kuesioner), diolah dengan SPSS
(2020)
Tabel 14 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
Berdasarkan tabel 14 dari hasil koefisien
B Std. Error Beta determinasi dapat diketahui bahwa nilai R = 0,918.
1 (Constant) .841 3.596 .234 .816 Untuk mengetahui besarnya variasi dari kinerja
Kompetensi Pegawai dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square
1.132 .237 .548 4.782 .000
(X1) yang diperoleh sebesar 0,842. Hal ini berarti bahwa
Kompensasi
.290 .172 .194 2.189 .005 variasi dari kinerja Pegawai dipengaruhi oleh
(X2)
Sumber: Data Primer (kuesioner), diolah dengan SPSS kompetensi dan kompensasi sebesar 84,2% dan
(2020) sisanya sebesar 15,8% dipengaruhi faktor-faktor
lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Pengujian Hipotesis
Model persamaan regresi berganda dari hasil SPSS
tersebut yaitu Unstandardized Coefficients adalah Pengujian hipotesis yang dilakukan pada penelitian
sebagai berikut: ini bertujuan untuk melihat bagaiman pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian
Y = a + b1X1 + b2X2 + e (6) hipotesis ini terdiri dari uji F (simultan) dan uji T
(parsial). Adapun hasil dari pengujian tersebut
Dimana : dapat dijelaskan sebagai berikut:

Y = 0,841 + 1,132X1 + 0,290X2 (7) Uji F (Simultan)


Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama
Hasil persamaan regresi tersebut di atas dapat (simultan) mempengaruhi variabel dependennya.
diinterprestasikan atau dijelaskan sebagai berikut : Apabila nilai Fhitung ≥ dari nilai F-tabel, maka
berarti variabel bebasnya secara bersama- sama
A = 0,841 merupakan nilai constanta, yang
memberikan pengaruh terhadap variabel terikat dan
diartikan bahwa kompetensi, dan
apabila signifikansinya (sig) < 0,05 dapat dikatakan
kompensasi constant, maka kinerja
berpengaruh positif dan signifikan. Hasil
Pegawai sebesar 8,41 %. perhitungan uji F dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Arman Maulana .. Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi….93

Tabel 16 Hasil Uji F (Simultan) Anovab bahwa variabel tersebut secara individu
berpengaruh dan signifikan.
Sum of Mean
Model Df F Sig. Uji Parsial Kompetensi
Squares Square
1 Regresson 308.896 2 154.448 23.041 .000b Hasil pengujian uji T (parsial) antara variabel
Residual 382.087 57 6.703 kompetensi terhadap variabel kinerja Pegawai
Total 690.983 59
seperti yang terlihat pada tabel 15 menunjukkan
nilai probabilitas atau nilai sig sebesar 0,000 yang
Sumber: Data Primer (kuesioner), diolah dengan SPSS lebih kecil dari 0,05 dan t-hitung 4,782 > 2,002 t-
(2020) tabel. Hal ini berarti bahwa yaitu kompetensi
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai,
secara bersama-sama variabel independen memiliki Dengan demikian jika kompetensi yang baik
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dengan bidang pekerjaan yang dijalankan maka
dependen. Hal ini dibuktikan dari nilai F-hitung senantiasa pegawai akan mampu memberikan hasil
sebesar 23,041 lebih besar dibandingkan nilai F- kerja yang optimal bagi Primer Koperasi Kartika
tabel 0,05 dengan nilai signifikansi (sig) 0,000. Artileri Berdaya Guna Sepanjang Masa Pusat
Karena nilai signifikansi (sig) jauh lebih kecil dari Kesenjataan Artileri Medan Kota Cimahi.
0,05 maka model regresi dapat dikatakan bahwa Uji Parsial Kompensasi
kompetensi dan kompensasi, secara bersama-sama
atau secara simultan berpengaruh signifikan Hasil pengujian uji T (parsial) antara variabel
terhadap kinerja pegawai, kompetensi yang baik kompensasi terhadap variabel kinerja Pegawai
dengan bidang pekerjaan yang dijalankan, serta seperti yang terlihat pada tabel 4.13 menunjukkan
didukung pula dengan adanya pemberian nilai t-hitung 2.189 lebih besar dibandingkan t tabel
kompensasi yang baik pula yang diberikan kepada 2,002 dan nilai sig 0,005 yang jauh lebih kecil dari
pegawai, maka senantiasa pegawai akan mampu 0,05. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
memberikan hasil kerja yang optimal bagi Primer berpengaruh signifikan antara kompensasi dengan
Koperasi Kartika Artileri Berdaya Guna Sepanjang kinerja pegawai Dengan demikian jika pemberian
Masa Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kota kompensasi yang baik yang yang akan diberikan
Cimahi. kepada pegawai, maka senantiasa pegawai akan
mampu memberikan hasil kerja yang optimal bagi
Uji T (Parsial) Primer Koperasi Kartika Artileri Berdaya Guna
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah Sepanjang Masa Pusat Kesenjataan Artileri Medan
masing-masing variabel independennya yaitu Kota Cimahi.
kompetensi dan kompensasi secara individual atau Jadi berdasarkan hasil pengujian secara parsial
parsial berpengaruh terhadap variabel dependennya masing masing variabel independen terhadap
yaitu kinerja Pegawai. Apabila nilai t-hitung > t- variabel dependen dapat dilihat bahwa kompetensi
tabel, maka variabel bebasnya secara individu dan kompensasi masing-masing secara parsial
memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. berpengaruh terhadap kinerja Pegawai dan variabel
Begitupun jika tingkat signifikannya apabila yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai
<(0,05), maka dapat dikatakan variabel bebasnya Primer Koperasi Kartika Artileri Berdaya Guna
secara individu berpengaruh positif dan signifikan Sepanjang Masa Pusat Kesenjataan Artileri Medan
terhadap variabel terikatnya. Hasil dari uji t dapat Kota Cimahi adalah kompetensi dengan t-hitung
dilihat pada table 17 berikut ini : sebesar 4,782 dibandingkan dengan t- hitung
kompensasi yang memperoleh nilai sebesar 2,189.
Tabel 17 Hasil Uji T (Parsial)
Model t- t-tabel Sig. Ket. SIMPULAN DAN SARAN
hitung
Kompetensi 4,782 2,002 0,000 Signifikan Simpulan
(X1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Kompensasi 2,189 2,002 0,005 Signifikan kompetensi dan kompensasi terhadap kinerja
(X2)
pegawai Primer Koperasi Kartika Artileri Berdaya
Sumber: Data Primer (kuesioner), diolah dengan SPSS
(2020) Guna Sepanjang Masa Pusat Kesenjataan Artileri
Medan Kota Cimahi dan untuk mengetahui apakah
Berdasarkan hasil pada tabel 4.14 tentang uji T, variabel kompetensi dan kompensasi berpengaruh
dapat dilihat pengaruh dari masing-masing variabel terhadap kinerja pegawai. Dari rumusan masalah
kompetensi dan kompensasi dapat dilihat dari arah yang diajukan, berdasarkan analisis data yang telah
tanda dan tingkat signifikan (probabilitas). Jika dilakukan dan pembahasan yang telah
tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 dan t- dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai
hitung lebih besar dari t-tabel maka dapat dikatakan berikut:
94 Coopetition, Vol XI, Nomor 2, Juli 2020, 83 – 96
(E-ISSN : 2615-4978, P-ISSN : 2086-4620)

1. Nilai koefisien regresi untuk kompetensi prosedur di bidang pekerjaan, hal-hal tersebut
sebesar 1,132, selain itu nilai sig. 0,000 < 0,05, dapat lebih ditingkatkan dan di perhatikan
sehingga dapat disimpulkan bahwa mengenai pemahaman internal organisasi maka
kompetensi mempunyai pengaruh yang positif akan tercapai kinerja yang berkualitas.
dan signifikan terhadap kinerja. Pegawai secara 4. Disarankan agar Primer Koperasi Kartika
parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja Artileri Berdaya Guna Sepanjang Masa Pusat
Primer Koperasi Kartika Artileri Berdaya Guna Kesenjataan Artileri Medan Kota Cimahi
Sepanjang Masa Pusat Kesenjataan Artileri belum optimal pada variabel kompetensi dan
Medan Kota Cimahi. kompensasi, sehingga kinerja pegawai lebih
dapat ditingkatkan dengan baik dan dapat
2. Nilai koefisien regresi untuk kompensasi
mempertahankan atau meningkatkan kualitas
sebesar 0,290, selain itu nilai sig. 0,005 < 0,05,
yang baik maka hal-hal tersebut dapat lebih
sehingga dapat disimpulkan bahwa kompensasi
ditingkatkan maka akan tercapai Kinerja
mempunyai pengaruh yang positif dan
Pegawai yang lebih baik, agar semangat kerja
signifikan terhadap kinerja. Pegawai
pegawai tidak turun serta lebih meningkatkan
Kompensasi secara parsial berpengaruh
kualitas kerja yang dihasilkan optimal.
signifikan terhadap Primer Koperasi Kartika
Artileri Berdaya Guna Sepanjang Masa Pusat DAFTAR PUSTAKA
Kesenjataan Artileri Medan Kota Cimahi.
Bachrun, Saifuddin. 2014. Buku Induk Manajemen
3. Hasil koefisien determinasi dapat diketahui SDM-Human Capital Syariah. LAZIS
bahwa nilai R = 0,919. Untuk mengetahui Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia.
besarnya variasi dari kinerja Pegawai dapat Jakarta.
dilihat dari nilai Adjusted R Square yang
Barker et al. 2005 Research Methods In Clinical
diperoleh sebesar 0,804.
Psychology. John Wiley & Sons Ltd.
4. Nilai F-hitung sebesar 23,041 lebih besar England.
dibandingkan nilai F-tabel 0,05 dengan nilai
Dessler, Gary. 2009. Manajemen Sumber Daya
signifikansi (sig) 0,000. Karena nilai
Manusia, edisi kesepuluh, jilid 2. PT.
signifikansi (sig) jauh lebih kecil dari 0,05
INDEKS. Jakarta.
maka model regresi dapat dikatakan bahwa
kompetensi dan kompensasi, secara Duha, Timotius. 2016. Perilaku Organisasi. CV.
bersama-sama Kompetensi dan kompensasi Budi Utama. Yogyakarta.
secara simultan berpengaruh signifikan
Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate
terhadap Primer Koperasi Kartika Artileri
dengan Program SPSS Cetakan VI. Badan
Berdaya Guna Sepanjang Masa Pusat
Penerbit Universitas Diponegoro.
Kesenjataan Artileri Medan Kota Cimahi.
Semarang.
Saran
Gomes, Faustino Cardoso. 2010, Manajemen
Adapun saran-saran yang dapat diberikan Sumber Daya Manusia, Jakarta : Indeks.
sehubungan dengan hasil penelitian dan kesimpulan
Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen Personalia
yang telah diuraikan adalah sebagai berikut:
dan Sumber Daya Manusia. BPFE.
1. Disarankan agar perlunya Primer Koperasi Yogyakarta Hariandja, Effendi. 2005.
Kartika Artileri Berdaya Guna Sepanjang Manajemen Sumber Daya Manusia.
Masa Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kota Bandung: Universitas Parayangan.
Cimahi, mengingat belum optimal mengenai
Hariandja, Effendi. 2002. Manajemen Sumber Daya
pengetahuan bidang pekerjaan yang di lakukan
Manusia. Bandung: Universitas
pegawai, sehingga kinerja pegawai lebih dapat
Parayangan.
ditingkatkan dengan baik.
2. Disarankan agar Primer Koperasi Kartika Harsuko. 2010. “Mendongkrak Motivasi dan
Artileri Berdaya Guna Sepanjang Masa Pusat Kinerja: Pendekatan Pemberdayaan
Kesenjataan Artileri Medan Kota Cimahi SDM”. Malang. UB Press.
mengingat belum optimal atas indikator Gaji,
Bonus, Upah, hal-hal tersebut dapat lebih Husein Umar. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku
ditingkatkan maka akan tercapai Kinerja Konsumen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Pegawai yang lebih optimal. Utama.
3. Disarankan agar Primer Koperasi Kartika Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi
Artileri Berdaya Guna Sepanjang Masa Pusat Kinerja Sumber Daya Manusia, Edisi
Kesenjataan Artileri Medan Kota Cimahi. pertama. Cetakan pertama. Penerbit :
Masih ada pegawai yang belum memahami Refika Aditama. Bandung.
Arman Maulana .. Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi….95

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Veithzal, Rivai dan Sagala, Ella Jauvani. 2014.
Mutu Sumber Daya. Cetakan pertama. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Ghalia Indonesia. Bogor. Perusahaan dari Teori ke Praktik. PT
Raja Grafindo. Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta. Wibowo, 2009. Manajemen Kinerja, Edisi Kedua,
Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mangkuprawira, Tb. Sjafri. 2002. Manajemen Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. PT. Raja
Sumber Daya Manusia Stratejik. Ghalia Grafindo Persada. Jakarta.
Indonesia. Jakarta.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian:
Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya
Ilmiah. Kencana Prenadamedia Group.
Jakarta.
Palan, R. 2007. Competency Management. Seri
Manajemen SDM. Jakarta:PPM
Prawirosentono, Suyadi. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia: Kebijakan Kinerja
Karyawan. Edisi 2. Cetakan Kedelapan.
BPFE. Yogyakarta.
Rivai dan Sagala. 2011. Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori
Ke Praktek. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Robbins, Stephen P., 2006. Perilaku Organisasi,
PT Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta.
Robbins, Stephen P. dan Coulter, Mary. 2010.
Manajemen (edisi kesepuluh). Erlangga,
Jakarta.
Ruky, Achmad. 2001, Manajamen
Penggajian dan
Pengupahan Untuk
Karyawan Perusahaan. Edisi Pertama,
Gramedia. Jakarta.
Ruky, A. 2006. Sumber Daya Manusia Berkualitas
Mengubah Visi Menjadi Realitas. Cetakan
Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Sastrohadiwiryo, Siswanto, 2005. Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia. Edisi 3. PT.
Bumi Kasara, Jakarta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen.
Alfabeta. Bandung.
Sutrisno, edy. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia, Prenada Media Group. Jakarta.
Surya Dharma, 2005, Pengembangan Kompetensi
Sumber Daya Manusia, edisi pertama,
cetakan kedua, Penerbit : Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Suryadi, Prawirosentono. 2005. Pengantar Bisnis
Modern. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
96 Coopetition, Vol XI, Nomor 2, Juli 2020, 83 – 96
(E-ISSN : 2615-4978, P-ISSN : 2086-4620)

You might also like