Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Journal of Governance Innovation

Volume 1, Number 2, September 2019


(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

PENGUATAN PERAN TRIPLE HELIX DALAM PARIWISATA


SEGITIGA EMAS DI PULAU GILI LABAK MADURA
Enza Resdiana1
Tita Tanjung Sari2
1
Program Studi Administrasi Publik, Universitas Wiraraja, Sumenep
2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Wiraraja, Sumenep
1
enza.resdiana@gmail.com
Abstract
The Triple Helix concept in tourism development is a concept that combines several tourism actors
/ actors to get together in tourism development. A good collaboration by dividing the roles between
the Government, the private sector and the community will bring great changes to the development
of the tourism island of Gili Labak, Su-menep Regency. The purpose of this study is to determine
the strengthening of the roles classified as Triple Helix (The Role of Government, Private and
Community) in the Golden Triangle tourism in the Gili Labak islands of Sumenep Regency. The
research method used is descriptive qualitative. The data used consists of primary data and
secondary data. Data collection techniques used through interviews, observations and
documentation. The results of this study indicate that the Strengthening of the Triple Helix Role in
the golden triangle on Gili Labak Island is not yet optimal and there has not been any
collaboration between development and tourism development actors such as between the
Government and the private sector that runs each in tourism development, even though the
community has involved in every development process that is carried out but the gradual and
consistent development is needed and the need for integrated and coordinated cooperation
between tourism development actors so that tourism development will be successful.
Keywords: role of triple helix (Government, Private, Community), tourism development
Abstrak
Konsep Triple Helix dalam pengembangan pariwisata merupakan konsep yang memadukan
beberapa pelaku/aktor wisata untuk bersama-sama dalam pengembangan pariwisata. Kolaborasi
yang baik dengan membagi peran antara Pemerintah, pihak swasta dan masyarakat akan
membawa perubahan yang besar untuk perkembangan pariwisata pulau Gili Labak Kabupaten
Sumenep. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penguatan peran yang tergolong
dalam Triple Helix (Peran Pemerintah, Swasta dan Masyarakat) dalam pariwisata Segitiga Emas
di Pulau Gili Labak Kabupaten Sumenep. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif
Kualitatif. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan
data yang digunakan melalui wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Penguatan Peran Triple Helix dalam segitiga emas di Pulau Gili Labak
masih belum optimal dan belum terjalin kerjasama antar aktor pembangunan dan pengembangan
wisata seperti antara Pemerintah dan swasta yang berjalan masing-masing dalam pengembangan
wisata, meskipun masyarakat telah dilibatkan dalam setiap proses pembangunan yang dilakukan
akan tetapi dibutuhkan pembangunan yang bertahap dan konsisten serta dibutuhkannya
kerjasama yang terintegrasi dan terkoordinasi antar aktor pembangunan wisata sehingga
pembangunan wisata akan berhasil
Kata Kunci : peran triple helix (pemerintah, swasta, masyarakat), pengembangan wisata

1
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, Oktober 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

PENDAHULUAN wisatawan nusantara yang berkunjung ke


pulau ini, kendati obyek wisata Gili Labak
Pulau Gili Labak mempunyai pesona
tergolong baru dibanding destinasi wisata
alam terpendam di dalamnya yang mampu
lainnya di Kabupaten Sumenep. Tidak sedikit
menarik wisatawan. Bentangan pasir putih
juga wisatawan mancanegara yang juga
dan lautan biru dengan ombak yang landai
mengenal dan berkunjung ke pulau yang
menjadikan Pulau Gili Labak ini sangat layak
memiliki gugusan terumbu karang yang
untuk dikunjungi. Pasir putih Pulau Gili
beraneka ragam ini.
Labak mempunyai daya tarik yang sangat
Permasalahan tempat wisata ini
unik yaitu pesona keindahan biota laut yang
adalah dalam hal pelayanan fasilitasnya.
sangat beragam, sehingga dapat memuaskan
Kualitas pelayanan fasilitas di Pulau Gili
para pecinta snorkling ataupun diving. Selain
Labak masih sangat minim. Di area tersebut
itu, hamparan pasir putih bersih yang
terbatasnya sumber air tawar, sehingga
dipadukan dengan pepohonan di sekitar tepi
kebutuhan air bersih masih sangat terbatas.
pantai, desiran ombak yang tenang, warna-
Selain itu listrik juga hanya nyala pada
warni keberagaman ikan lautnya dan
malam hari saja, di Pulau Gili Labak juga
hamparan terumbu karang dapat menjadikan
belum ada penginapan. Serta terkait
daya tarik tersendiri dari pulau tersebut.
pelayanan transportasi laut menuju ke area
Keindahan Pulau Gili Labak sangat layak
wisata juga masih tergolong kurang baik
untuk dipromosikan ke mancanegara agar
Karena menggunakan perahu kecil milik
potensi wisata yang berada di Indonesia dapat
masyarakat sekitar sehingga keselamatan
dipandang oleh negara lain.
untuk para wisatawan belum terjamin. Masih
Berdasarkan sumber dari Dinas
ditemukannya kecelakaan kecil yang terjadi
Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan
pada wisatawan, terdapat kejadian para
Olahraga Kabupaten Sumenep, Pulau Gili
wisatawan nyaris terseret ombak akibat
Labak menempati urutan pertama dengan
mesin perahu mati dan tidak dapat diperbaiki.
jumlah pengunjung terbanyak selama tiga
Hal ini menjadi permasalahan serius dan
tahun berturut-turut dari tahun 2014 sampai
penting yang harus segera diberikan
akhir 2016. Pengunjung Pulau Gili Labak
solusinya. Salah satu tugas bagi pemerintah
mencapai 66.256 jiwa. Eksistensi Pulau Gili
setempat adalah dapat memberikan dan
Labak sudah mulai terlihat di tahun 2014,
membenahi pelayanan fasilitas disekitar
Pulau Gili Labak telah menjadi primadona di
pulau Gili Labak karena pelayanan fasilitas
Kabupaten Sumenep, karena banyak

2
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, September 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

disana masih sangat minim. Pemerintah laut menuju pulau Gili Labak. Para
melalui birokrasinya memiliki kewajiban wisatawan yang berkunjung ke pulau tersebut
untuk menyediakan pelayanan bagi masih menggunakan perahu kecil milik
masyarakat. Masalah pelayanan publik nelayan sekitar yang kualitas keselamatannya
mempunyai peranan sangat besar karena masih sangat kurang. Kurangnya fasilitas
menyangkut kepentingan umum. layanan di Gili Labak akan membuat potensi
Sesuai dengan tupoksinya, maka besar yang dimiliki oleh obyek wisata ini
Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan menjadi mubazir dan tidak dapat
Olahraga Kabupaten Sumenep yang memberikan kontribusi yang maksimal bagi
berkewajiban membenahi permasalahan pendapatan daerah dan kesejahteraan
tersebut, akan tetapi bukan hanya kewajiban masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan
dari pemerintah saja untuk bisa suatu upaya yang maksimal (Rosita, 2017).
mengembangkan pariwisata pulau Gili Konsep Triple Helix dalam
Labak. Melainkan tugas dari beberapa pelaku pengembangan pariwisata merupakan konsep
wisata lainnya yakni swasta, kelompok sadar yang memadukan beberapa pelaku/aktor
wisata (pokdarwis), Masyarakat dan pihak wisata untuk bersama-sama dalam
lainnya. Peran dari mereka sangat diperlukan, pengembangan pariwisata. Kolaborasi yang
karena kerjasama yang baik dari para pelaku baik dengan membagi peran antara
wisata akan memberikan dampak yang Pemerintah, pihak swasta dan masyarakat
positif terutama dalam pengembangan akan membawa perubahan yang besar untuk
pariwisata pulau Gili Labak. perkembangan pariwisata disuatu daerah, hal
Peran dari pelaku wisata disini seperti ini disebabkan tiap-tiap aktor yang ikut dalam
pemerintah, swasta dan masyarakat andil dalam perkembangan pariwisata akan
diharapkan untuk bisa mengembangkan secara maksimal memberikan peran dan
pariwisata di pulau Gili Labak melalui tanggung jawabnya untuk mengembangkan
penyediaan berbagai fasilitas-fasilitas pariwisata yang ada. Hal ini sesuai dengan
akomodasi seperti tempat penginapan, yang dinyatakan oleh Sulistiyani (2017:97-
kebutuhan air bersih, tranportasi laut dan 99) yang menyatakan bahwa peran dari setiap
fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Karena aktor yang tergolong dalam Konsep Triple
sejauh ini pelayanan fasilitas masih minim Helix yaitu peran pemerintah, peran swasta
terutama dalam hal pelayanan transportasi dan peran masyarakat dapat menyukseskan

3
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, Oktober 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

pembangunan. Tentu saja hal ini harus METODE PENELITIAN


dilandasi dengan kerjasama yang serius Penelitian ini menggunakan metode
dengan perencanaan yang matang sehingga kualitatif dengan desain deskriptif, yaitu
pengembangan yang akan dilakukan akan penelitian yang memberi gambaran secara
berhasil. cermat mengenai individu atau kelompok
Dari beberapa permasalahan yang tertentu tentang keadaan dan gejala yang
telah dijelaskan diatas menunjukkan bahwa terjadi dilingkungan tersebut. Objek
perlu adanya pengembangan pariwisata di penelitian adalah obyek yang dijadikan
Pulau Gili Labak , agar pariwisata di Pulau penelitian atau yang menjadi titik perhatian
Gili Labak terjaga dengan baik, pariwisata suatu penelitian, sehingga dalam hal ini
Pulau Gili Labak juga bisa lebih dikenal oleh pelaku wisata seperti Pemerintah, Swasta,
masyarakat baik itu dalam negeri maupun di Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis),
luar negeri. Serta untuk kenyamanan para Masyarakat dan pihak lainnnya yang menjadi
pengunjung yang ingin menikmati wisata di objek penelitian dalam penelitian ini. Teknik
Pulau Gili Labak. Maka dari itu, pengumpulan data yang peneliti kumpulkan
diperlukannya pengembangan pariwisata di sesuai dengan yang terdiri dari data primer
Pulau Gili Labak, apabila banyak para melalui hasil wawancara mendalam dengan
wiasatawan yang hadir di Pulau Gili Labak beberapa Organisasi Pemerintah Daerah,
tentunya akan meningkatkan perekonomian pihak swasta dan masyarakat Gili Labak dan
di daerah tersebut dan memberikan observasi langsung Serta pengumpulan data
kenyamanan bagi para wisatawan apabila diperoleh dari hasil dokumentasi dan
berkunjung ke Pulau Gili Labak. Maka dari kepustakaan (data sekunder).
itu, diperlukannya kolaborasi peran atau Terakhir teknik analisa data, yang
penguatan peran yang baik dari para pelaku dilakukan peneliti Bognan & Biklen (1982)
wisata yakni Pemerintah, Swasta, Kelompok sebagaimana dikutip Moleong (2007:248),
Sadar Wisata (Pokdarwis), Masyarakat dan yaitu pertama, reduksi data yang merupakan
pihak lainnya untuk bisa bekerja sama proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
mengembangkan pariwisata Pulau Gili penyederhanaan data dari semua data yang
Labak menjadi tempat wisata yang banyak diperoleh. Kedua, penyajian data dilakukan
diminati oleh masyarakat, sekaligus dengan proses pengorganisasian untuk
memberikan rasa nyaman kepada memudahkan data dianalisis dan
pengunjung Pulau Gili Labak . disimpulkan. Ketiga, penarikan kesimpulan,

4
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, September 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

yaitu membuat pernyataan atau kesimpulan pemerintah berperan sebagai regulator untuk
secara bulat tentang suatu permasalahan yang menciptakan dan membatasi kerjasama
diteliti dalam bahasa yang deskriptif dan antara pihak-pihak yang bersangkutan
bersifat interpretatif. dengan pengembangan wisata, dibutuhkan
perencanaan yang matang dari berbagai
HASIL DAN PEMBAHASAN
pihak-pihak yang lain seperti dukungan dari
Konsep Triple Helix merupakan
setiap Organisasi Pemerintah Daerah untuk
konsep pengembanga pariwisata yang
mendukung program pengembangan yang
melibatkan tiga aktor penting dalam
akan dilakukan. Dibutuhkan sistem yang
pengembangan yang akan dilakukan, aktor
mengatur untuk menciptakan wisata yang
penting tersebut yaitu Pemerintah, swasta
baru, sehingga dengan hal ini dibutuhkannya
dan masyarakat yang saling kerjasama dalam
kebijakan yang mengatur mengenai
pengembangan pariwisata khususnya wisata
pengembangan wisata khususnya untuk
Gili Labak. Tiga aktor ini memiliki peran
mengembangan sarana dan prasarana
masing-masing yang secara signifikan dapat
pariwisata yang akan dibangun dan
membangun dan mengembangkan wisata.
dikembangkan. Pemerintah sebagai pembuat
Dalam hal ini peneliti melakukan studi
keputusan harus memiliki rambu-rambu
lapangan pada wisata pulau Gili Labak,
kebijakan dalam pengembangan sarana dan
melakukan wawancara dengan mengacu
prasarana pariwisata dengan memenuhi
pada beberapa informan terkait dengan
beberapa indikator sebagai berikut
pengembangan wisata selain itu peneliti juga
(http://digilib.unila.ac.id/3058/15/BAB%20I
melakukan dokumentasi terhadap situasi
I.pdf. diakses pada tanggal 03 Agustus 2018)
diwisata pulau Gili Labak.
:
Peran Pemerintah a) Penyiapan sistem perencanaan Tata

Pemerintah merupakan aktor penting Ruang Kawasan Wisata, dalam hal ini

dalam pengembangan pariwisata, oleh sebab pemerintah daerah telah melakukan

itu pemerintah diharapkan mampu perencanaan tata ruang kawasan wisata

menjembatani antara pihak swasta dan Gili Labak hal ini dapat dilihat dengan

masyarakat untuk saling bersinergi keterlibatan antar Organisasi

memberikan dukungan hal positif untuk Pemerintah Daerah untuk ikut

pengembangan wisata. Dalam hal ini mendukung pengembangan wisata ini,

5
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, Oktober 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

seperti yang terlihat banyak bantuan kita harus memesan perahu terlebih
yang diberikan oleh OPD seperti Dinas dahulu karena memang tidak ada
Kesehatan, Dinas Pariwisata, dermaga yang khusus transportasi Gili
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Labak , masih kurangnya akses ini
Dinas Lingkungan Hidup, Dinas menyebabkan berkurangnya jumlah
Kelautan dan Perikanan provinsi, PU wisatawan, untuk tahun 2018 memang
Cipta Karya yang ikut serta dalam ada beberapa paket wisata yang
pengembangan wisata Kabupaten menawarkan untuk pergi ke Gili Labak
Sumenep selain itu juga melibatkan hal ini karena memang berkaitan
pihak swasta seperti BPRS, Santos dengan Program Pemerintah Daerah
Madura Off. Shore dan masyarakat sehingga para pemilik perahu atau
juga terlibat dalam partisipasi dalam transportasi laut menawarkan paket
mendukung pariwisata tersebut. wisata akan tetapi untuk melihat
Dengan hal tersebut maka pemerintah perkembangan wisata yang dilakukan
daerah telah menyiapkan sistem oleh pemerintah dapat dilihat pada
perencanaan tata ruang wisata hanya tahun 2019 yang memang wisatawan
saja wisatawan yang ingin ke pulau Gili kesulitan dalam menemukan paket
Labak masih bingung dengan wisata ke Gili Labak karena memang
penetapan dermaga, pemerintah pihak-pihak penyedia perahu yang dulu
daearah masih belum menetapkan sudah berhenti jadi untuk pergi ke Gili
Dermaga tertentu yang dapat dilalui Labak harus memesan perahu jauh hari
sebelum berkunjung ke Gili Labak. sebelum keberangkatan.
b) Meningkatkan aksesibilitas merupakan c) Pemenuhan fasilitas standar (fasilitas
bagian penting dari adanya kesehatan, keamanan, kebersihan,
pengembangan wisata Gili Labak , komonikasi) di kawasan wisata sesuai
dalam observasi yang dilakukan dengan kebutuhan. Dalam hal ini
aksesibilitas ke Pulau Gili Labak Pemerintah Daerah telah mampu
masih kurang memadai hal ini memberikan fasilitas standar seperti
dikarenakan dermaga yang ada masih dibangunnya fasilitas puskesmas
belum maksimal menyediakan pembantu dengan adanya cek up gratis,
transportasi ke Pulau Gili Labak , untuk untuk kebersihan sendiri Pemerintah
mengunjungi ke wisata Gili Labak saja Daerah menggandeng Dinas

6
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, September 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

lingkungan hidup dalam menyediakan dalam membangun pariwisata pulau Gili


tempat sampah dan cara mengelola Labak. Organisasi Pemerintah Daerah
sampah plastik, dan untuk keamanan dituntut untuk mendukung dalam
dalam transportasi laut masih belum melaksanakan program yang dicanangkan
adanya keamanan yang memadai oleh Pemerintah Daerah.
sehingga untuk perjalanan ke wisata Peran utama dari Pemerintah dalam
Gili Labak masih minim fasilitas membangun dan mengembangkan wisata
keamanannya hal ini juga yang Gili Labak dimulai dengan membangun
menyebabkan jumlah wisatawan sarana dan prasarana wisata Gili Labak
semakin berkurang. sehingga dengan dibangunnya sarana dan
d) Menarik investor untuk membangun prasarana wisata akan membantu investor
akomodasi dan fasilitas penunjang untuk ikut bekerjasama dalam membangun
lainnya. Untuk fasilitas penunjang wisata Gili Labak. Hal ini selaras dengan
lainnya, swasta mungkin berperan yang dikatakan oleh Yoeti (2016:77) yang
dalam melengkapi fasilitas wisata Gili menyatakan peran pemerintah sebagai
Labak seperti bantuan kursi, regulator atau sebagai pembuat kebijakan
panggung, Gazebo dan sebagainya dapat secara langsung membangun sarana
akan tetapi untuk pembangunan dan prasarana kepariwisataan dengan bekerja
fasilitas sepeti perahu yang beroperasi sama dengan swasta serta pelibatan
setiap saat masih belum adanya masyarakat daerah tersebut sehingga
kerjasama dengan pihak swasta oleh memiliki dampak baik untuk mengurangi
sebab itu pemerintah masih belum pengangguran dengan menyerap tenaga kerja
mampu untuk menarik investor. proyek-proyek yang akan dibangun seperti :
pembuatan jalan menuju obyek wisata,
Pada dasarnya dalam pembangunan
jembatan, pembangkit tenaga listrik,
dan pengembangan pariwisata faktor kunci
penyediaan air bersih, pembangunan tempat-
untuk kesuksesan pengembangan wisata
tempat rekreasi, objek wisata, angkutan
terletak pada Pemerintah selaku regulator
wisata, terminal dan lapangan udara, hotel,
dalam pembangunan ini. Dibutuhkan
restoran, biro perjalanan, souvenir shop.
komitmen dari pemerintah untuk melakukan
Pemerintah Daerah telah membangun
perencanaan yang matang yang melibatkan
sarana dan prasarana terminal dan lapangan
banyak pihak untuk saling bekerjasama

7
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, Oktober 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

udara serta perlengkapan hotel dan biro dasar Pihak swasta memberikan investasi
perjalanan untuk menuju ke objek wisata di terhadap pembangunan dan pengembangan
Kabupaten Sumenep, akan tetapi untuk wisata yaitu faktor untung rugi dalam
wisata Gili Labak karena wisata tersebut memberikan investasi tersebut sehingga
menggunakan jalur laut sulit untuk dijangkau apabila peluang pembangunan yang dilihat
karena keterbatasan perahu yang tidak setiap dapat memberikan keuntungan maka pihak
hari beroperasi kepulau tersebut selain itu swasta akan memberikan investasi untuk
keamanan dijalur laut masih belum adanya pengembangan wisata tersebut begitupun
kepastian keamanan karena minimnya sebaliknya jika yang dilihat sebuah kerugian
perlengkapan jalur laut. Sedangkan untuk maka pihak swasta tidak akan memberikan
menyediaan air bersih telah disiapkan tandon investasi pembangunan. Sementara yang ikut
air tawar yang disediakan oleh dinas terkait, serta dalam melengkapi fasilitas wisata Gili
untuk hotel dan penginapan masyarakat telah Labak berdasarkan observasi yang ada
menyiapkan rumah dengan menyediakan hanyalah Pihak Santos, dengan memberikan
makanan dan minuman khas Pulau Gili bantuan fasilitas wisata seperti Gazebo, Kursi
Labak. Untuk penyediaan souvenir khas malas, sound, kursi karet, tikar, panggung
pulau Gili Labak masih belum adanya toko acara, dan energi tenaga surya/sinar matahari.
yang menyediakan tersebut sehingga untuk Bentuk bantuan ini sebagai bentuk dukungan
mendapatkan souvenir dari wisata ini masih yang diberikan oleh Santos Madura Off.
belum ada karena minimnya pengetahuan Shore dalam mendukung program
dan keterampilan dari masyarakat disana Pemerintah. Bantuan yang diberikan ini
terutama dalam menjamu wisatawan. sebagai bentuk CSR dari Santos.
Pembangunan icon Pulau Gili Labak
Peran Swasta
dibangun oleh BPRS Sumenep sebagai
Swasta memiliki peran untuk ikut
bentuk dukungan adanya pengembangan
dalam pembangunan dan pengembangan
wisata yang dikembangkan oleh Pemerintah
wisata yang akan dicanangkan oleh
Daerah.
Pemerintah, pihak swasta berperan
Dibutuhkan kerjasama antara
membantu penyediaan fasilitas yang tidak
Pemerintah dan Swasta dengan menunjuk
bisa dijangkau atau disediakan oleh
pemahaman yang jelas terkait dengan peran
Pemerintah. Swasta dapat memberikan
keduanya sehingga dengan memahami peran
investasi pembangunan wisata, yang menjadi
dari masing-masing maka akan dapat

8
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, September 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

mensukseskan pembangunan dan beberapa hal yang masih belum ditetapkan


pengembangan wisata Gili Labak, oleh oleh Pemerintah membuat pihak swasta sulit
karena itu dibutuhkan pemahaman baik dari untuk masuk dalam pengembangan wisata
sisi pemerintah maupun dari swasta. Gili Labak contohnya saja seperti penentuan
Sementara untuk pembangunan dan dermaga untuk jalur laut dan penyediaan
pengembangan wisata Gili Labak, perahu untuk wisatawan yang masih belum
Pemerintah melakukan pembangunan dengan koordinasi dengan baik sebab perahu tidak
melibatkan Organisasi Pemerintah yang lain beroperasi tiap hari jadi wisatawa harus
tanpa bisa menarik perhatian dari swasta, booking sebelum pergi ke pulau Gili Labak,
sementara itu pihak swastapun keikutsertaan dengan belum terkoordinasi maka
dalam program pengembangan wisata hanya menyebabkan pihak biro perjalanan yang
berupa dukungan saja tanpa investasi yang membawa wisatawan untuk berkunjung ke
berkelanjutan. Menurut Pitana dan Diarta Pulau Gili Labak kesulitan dalam
(2009:113) Untuk mencapai kesuksesan menentukan perahu, selain itu ada beberapa
dalam membangun pariwsata diperlukan Dermaga seperti Dermaga di Talango,
pemahaman baik dari sisi pemerintah selaku Dermaga Kalianget dan Dermaga di Pulau
regulator maupun dari sisi pengusaha selaku Giligenting membuat wisatawan bingung
pelaku bisnis, pemerintah harus mau pakai saja yang mana.
memperhatikan dan memastikan bahwa Meskipun pulau Gili Labak memiliki
pembangunan pariwisata itu akan mampu pesona alam yang indah akan tetapi kendala
memberikan keuntungan sekaligus menekan pada transportasi laut maka wisata tersebut
biayasosial ekonomi serta dampak tidak akan berkembang sesuai dengan yang
lingkungan sekecil mungkin. Disisi lain diharapkan oleh Pemerintah Daerah begitu
pebisnis yang terlebih terfokus dan pula Pihak swasta juga tidak berani untuk
berorientasi keuntungan tentu tidak bisa memberikan investasi pembangunan dan
hanya melakukan segala sesuatu demi pengembangan wisata Gili Labak karena dari
mencapai keuntungan, tetapi harus pihak swasta telah dapat memprediksi
menyesuaikan dengan kebijakan dan regulasi perkembangan wisata Gili Labak tidak akan
dari pemerintah. bertahan dengan lama. Berdasarkan
Pelaku bisnis kurang berpartisipasi observasi yang dilakukan memang wisata
dalam pengembangan wisata Gili Labak, Gili Labak banyak pengunjung ditahun 2018

9
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, Oktober 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

pada saat gencar-gencarnya dilakukan memutukan untuk gulung tikar. Dengan


promosi, sedangkan setelah itu wisata ini sepi kejadian tersebut maka peran swasta dalam
pengunjung banyak perahu yang lebih menyediakan fasilitas dan memenuhi
mencari ikan daripada memuat wisatawan kebutuhan pengunjung menjadi belum
yang datang. maksimal dijalankan meskipun secara
Meskipun pada dasarnya peran teorinya peran swasta sangat dibutuhkan
swasta menyediakan fasilitas dan kebutuhan untuk membuat wisata Gili Labak menjadi
pengunjung tetapi kalau melihat kondisi yang wisata yang terkenal dengan banyak
kurang menguntungkan maka pihak swasta pengunjung.
akan mundur dari peran tersebut seperti Dalam teorinya, Yoeti (2016:12-13)
halnya di tahun 2017-2018 ada pihak swasta menjelaskan bahwa peran swasta adalah
yang menyediakan souvenir baju Gili Labak membantu pelayanan bagi wisatawan untuk
yang mendirikan toko di wisata Gili Labak memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan
kemudian karena kunjungan wisata yang oleh wisatawan. Berbagai macam pelayanan
semakin menurun dan daya beli wisatawan yang disediakan oleh swasta untuk
yang rendah menyebabkan toko souvenir ini menunjang kebutuhan dari wisatawan,
tutup dan meninggalkan wisata Gili Labak pelayanan kebutuhan yang dibutuhkan dapat
hal ini berarti keuntungan yang didapatkan dijelaskan dalam tabel di bawah ini :
sangat rendah sehingga pihak swasta
Tabel Pelayanan Kebutuhan Wisatawan

Jenis Perusahaan Produk Yang Dihasilkan

Travel agent Informasi paket wisata

Perusahaan penerbangan Seats dan pelayanan lainnya

Angkutan pariwisata Pelayanan transfer ke hotel, tujuan wisata

Akomodasi hotel Kamar dan pelayanan lainnya

Restoran dan sejenisnya Makanan dan minuman

Impresariat, amusement Entertaiment dan atraksi wisata

Local tour operator City tour

10
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, September 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

Shopping center Cendramata dan oleh-oleh

Bank Penukaran dan pengambilan uang

Retail stores Bermacam-macam keperluan perjalanan

Untuk kebutuhan seperti travel agent, Labak menjadi daya tarik untuk wisata
perusahaan penerbangan, akomodasi hotel, pantai yang indah, selain itu, masyarakatnya
restoran, bank, shopping center dan terbuka terhadap perkembangan wisata, oleh
kebutuhan pengunjung terpenuhi di daratan sebab itu berdasarkan dengang potensi yang
sedangkan untuk wisata kepulauan masih ada wisata Gili Labak telah memenuhi syarat
sangat minim kebutuhan dari pengunjung dalam pengembangan wisata seperti yang
atau wisatawan yang datang, pihak swasta dinyatakan oleh Yoeti (2001 : 177), hal yang
telah mampu untuk melakukan promosi tour perlu diperhatikan dalam pengembangan
untuk kunjungan ke pulau Gili Labak akan suatu daerah menjadi suatu daerah tujuan
tetapi terkendala dengan perjalanan wisata, agar dapat menarik untuk dikunjungi
transportasi laut dan minimnya pemenuhan oleh wisatawan harus memenuhi tiga syarat
kebutuhan di pulau Gili Labak , sehingga yaitu :
kadang kala wisatawan sendiri yang Pertama, Daerah itu harus menpunyai
membatalkan untuk pergi ke Pulau Gili “something to see”, yaitu harus mempunyai
Labak . Dapat ditarik kesimpulan bahwa obyek wisata dan atraksi wisata, yang
apabila Pemerintah berkomitmen dengan berbeda dengan apa yang dimiliki oleh
pengembangan wisata yang ada maka pihak daerah lain. Wisata Gili Labak memiliki
swastapun akan ikut berpartisipasi dalam pantai yang indah dan bawah laut yang
setiap program yang dijalankan oleh memukau yang dapat menarik perhatian
pemerintah dan peran dari setiap aktor yang wisatawan dimana keindahan ini tidak
terlibat akan dipahami dan dilaksanakan dimiliki oleh daearah lain, pasir yang putih
dengan maksimal mungkin. dan air yang jernih merupakan daya tarik dari
wisata Gili Labak , hanya saja dibuthkan
Peran Masyarakat
peran masyarakat untuk membuat pulau Gili
Pulau Gili Labak memiliki pesona
Labak memiliki atraksi wisata yang unik
alam yang indah, dengan pesona ini Gili
khas wisata pulau dengan atraksi atau

11
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, Oktober 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

kegiatan semacam ini akan menambah usaha kemandirian dari masyarakat untuk
perhatian dari wisatawan, memiliki menyediakan beberapa fasilitas. Sedangkan
masyarakat yang terbuka merupakan hal untuk atrasksi atau kegiatan yang
yang positif untuk dilakukannya dilaksanakan tentunya dibutuhkan peran
pengembangan wisata hanya dibutuhkan Pemerintah untuk ikut serta memberikan
beberapa pendampingan dari Pemerintah andil dalam menciptakan kegiatan atau
supaya masyarakat mampu untuk mengelola atraksi wisata.
wisata tersebut menjadi wisata yang unggul, Ketiga, Di daerah tersebut harus
dengan dibentuknya Pokdarwis selaku tersedia apa yang disebut dengan “something
kelompok pemuda yang mampu untuk to buy”, di tempat tersebut harus tersedia
membuat wisata Gili Labak menjadi wisata souvenir dan kerajian rakyat sebagian oleh-
yang menarik. oleh atau souvenir untuk dibawa pulang
Kedua, Di daerah tersebut harus ketempat asal masing-masing. Selain itu juga
mempunyai “something to do,” di tempat harus ada sarana-sarana lain, seperti money
tersebut setiap banyak yang dapat dilihat dan charger, bank, kantor pos, kontor telpon, dan
disaksikan, dan harus banyak disediakan lain sebagainya. Untuk penyediaan souvenir
fasilitas rekreasi yang dapat membuat dan kerajinan masyarakat Gili Labak masih
mereka betah di tempat itu. Untuk syarat belum ada kemandirian masyarakat yang
yang kedua Pemerintah Daerah, bersama seperti itu, meskipun dilakukannya
swasta dan masyarakat (Pokdarwis) berusaha pemberdayaan terhadap masyarakat dengan
untuk mengembangkan wisata Gili Labak melibatkan pokdarwis tetapi usaha tersebut
menjadi wisata yang memiliki fasilitas yang masih belum mampu untuk memandirikan
lengkap meskipun pada dasarnya telah masyarakat Gili Labak untuk melakukan
tersedianya kebutuhan yang disediakan oleh usaha kerajinan tangan berupa oleh-oleh
masyarakat disana seperti kebutuhan untuk wisatawan, meskipun begitu pelayanan
penginapan yang disediakan oleh masyarakat yang diberikan oleh masyarakat dapat
setempat, penyediaan makanan dan minuman dikatakan baik dalam melayani pengunjung
ciri khas Pulau Gili Labak msekipun sehingga apresiasi masyarakat dapat
penyediaan makanan dan minuman ini hanya diberikan perhatian khusus. Penyediaan
sebatas menyediaan warung tentunya untuk souvenir untuk pengunjung tidak dapat
wisatawan mancanegara belum cocok untuk dilakukan dalam waktu sesingkat itu,
diberikan fasilitas seperti ini akan tetapi ada dibutuhkan pemberdayaan yang bertahap

12
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, September 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

agar masyarakat Gili Labak mampu untuk pengembangan yang dilakukan oleh pihak
menciptakan produk lokal. pemerintah maupun pihak swasta.
Partisipasi masyarakat dalam Nurhidayati (2018) sebagaimana
pelaksanan pengembangan wisata dapat yang dikutip oleh Hadiwijoyo (2012:82)
dikatakan cukup tinggi hal ini dapat dilihat mendefinisikan pelibatan masyarakat dalam
dari pemeliharaan yang dilakukan dalam pengembangan pariwisata yang berbasis
menjaga lingkungan wisata tetap baik tanpa masyarakat. Dalam hal ini masyarakat
adanya pencemaran lingkungan. Timbulnya memiliki peran penting dalam mewujudkan
rasa kepunyaan terhadap wisata Gili Labak perkembangan yang dilakukan oleh
baik untuk pemeliharaan lingkungan Pulau Pemerintah dengan melibatkan masyarakat
Gili Labak. Peran lain masyarakat yang dapat sebagai aktor utama untuk mendukung
digali dan dikembangkan adalah pendanaan. terjadinya perkembangan khususnya
Antisipasi dalam pendanaan merupakan perkembangan wisata. Dalam teori yang
potensi internal yang dimilki oleh diungkapkan oleh Nurhidayati menempatkan
masyarakat. Kondisi potensi masyarakat masyarakat sebagai aktor utama dalam
yang akan diintervensi oleh kebijakan adalah pengembangan wisata, hal ini berarti
untuk pengerahan dana masyarakat atau yang masyarakat ikut serta dalam setiap kegiatan
sering disebut dengan swadaya masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah, berdasarkan
Peran masyarakat lain dan memiliki posisi dengan wawancara dan observasi yang
yang sangat penting adalah pada dilakukan memang pada dasarnya
pemeliharaan kontrol sosial dalam rangka masyarakat dilibatkan dalam acara
pelestarian dan pemeliharaan hasil kunjungan wisata dari mancanegara dengan
pembangunan. Diantara masyarakat sendiri menyediakan makanan dan minuman dari
hendaknya tumbuh dan mengembangkan khas pulau Gili Labak sehingga dengan
sistem kontrol yang sehat dalam masyarakat. pelibatan ini Pemerintah menganggap
Setiap orang akan melakukan aktivitas yang masyarakat sebagai subjek pembangunan
tidak merugikan misalnya, membuang yang harus berperan aktif dalam
sampah sembarang, justru masalah sampah pengembangan wisata yang akan dilakukan
harus dikelola dengan baik melalui kerjasama oleh pemerintah Daerah.
dengan Dinas Lingkungan Hidup, sehingga Menurut Nurhidayati (2008)
berkesinambungan pembangunan dan pengembangan pariwisata berbasis

13
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, Oktober 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

masyarakat dengan mendefinisikan sebagai Peran Triple Helix (Pemerintah, swasta dan
berikut Pertama, bentuk pengembangan Masyarakat) dalam pengembangan wisata
khususnya pariwisata yang memberikan Pulau Gili Labak Kabupaten Sumenep belum
kesempatan kepada masyarakat lokal untuk terjalin kerjasama antar aktor pembangunan
mengontrol dan terlibat dalam manajemen dan pengembangan wisata seperti antara
dan pembangunan yang akan dilakukan. pemerintah dan swasta yang berjalan masing-
Kedua, memberikan keuntungan kepada masing dalam pengembangan wisata,
masyarakat yang tidak terlibat langsung meskipun masyarakat telah dilibatkan dalam
dalam usaha-usaha pariwisata. Ketiga, setiap proses pembangunan yang dilakukan
menuntut pemberdayaan secara politis dan akan tetapi dibutuhkan pembangunan yang
demokratisasi dengan distribusi keuntungan bertahap dan konsisten serta dibutuhkannya
kepada komunitas yang kurang beruntung. kerjasama yang terintegrasi dan terkoordinasi
Dalam hal ini masyarakat bukan hanya antar aktor pembangunan wisata sehingga
merasakan dampak negatifnya saja seperti pembangunan wisata akan berhasil. Hal ini
dampak kerusakan lingkungan dan dapat dilihat dari dasar-dasar yang dijadikan
sebagainya akan tetapi masyarakat juga ikut pertimbangan sebagai berikut :
merasakan manfaat dalam pembangunan 1. Peran Pemerintah dalam mengembangkan
wisata ini dengan dibangunnya warung- wisata Gili Labak masih belum maksimal,
warung yang dapat menambah keuangan bagi hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan yang
masyarakat itu sendiri. Dalam model ini dilakukan oleh pemerintah tanpa adanya
masyarakat bukan lagi sebagai obyek, evaluasi dan keberlangsungan tahapan
melainkan juga sebagai subyek yang terlibat pengembangan berikutnya. Pemerintah
aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan masih belum berkomitmen dalam
dan monitoring. Model pengembangan ini menjadikan wisata Gili Labak menjadi
sangat sesuai dengan karakter atau jenis wisata unggul, ketidakkomitmenan ini
obyek dan daya tarik wisata yang bertumpu dapat dilihat dari setelah berakhirnya
pada sumberdaya wisata yang berhubungan Program Visit 2018 berakhir maka
langsung dengan masyarakat lokal. berakhir pula pengembangan wisata
tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
2. Peran Swasta dalam pengembangan
Berdasarkan hasil penelitan maka
wisata hanya dapat dilihat dari segi
dapat disimpulkan bahwa upaya penguatan
promosi tanpa adanya dukungan yang

14
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, September 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

nyata berupa investasi terhadap selanjutnya mengenai pembangunan dan


pembangunan wisata. Biro perjalanan, pengembangan wisata yang dilakukan.
restoran, hotel dan sebagainya masih 2) Keterlibatan swasta dalam investasi dan
belum mampu bekerjasama dengan penyediaan fasilitas pendukung untuk
pemerintah sehingga koordinasi dalam pengembangan wisata diperlukan
menyediakan fasilitas dan kebutuhan yang partisipasi sehingga tidak selalu bertumpu
disediakan oleh swasta tidak berjalan pada Pemerintah.
dengan semestinya. 3) Masyarakat secara mandiri mampu untuk
3. Peran masyarakat dalam menyediakan menghasilkan produk lokal yang dapat
pelayanan dan kebutuhan pengunjung menjadi daya tarik wisata.
wisata Gili Labak cukup maksimal
DAFTAR PUSTAKA
dengan menyediakan penginapan,
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian :
makanan minuman, pemeliharaan tempat Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi
Revisi). Jakarta.Rineka Cipta.
wisata, hanya saja masyarakat masih
belum mampu untuk memberikan Hadiwijoyo, Suryo Sakti, 2012. Perencanaan
Pariwisata Perdesaan Berbasis
souvenir yang dapat dijadikan oleh-oleh Masyarakat. Yogyakarta: Graha Ilmu.
untuk pengunjung wisata Gili Labak. Koentjaraningrat.(1993). Metode-Metode
Penelitian Masyarakat Edisi Ketiga.
Saran Jakarta: Gramedia

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi


Penelitian Kualitatif, Penerbit PT
maka peneliti memiliki beberapa saran yang Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
dapat dijadikan masukan atau rujukan bagi Pitana, dan Diarta, 2009. Pengantar Ilmu
upaya penguatan Peran Triple Helix Pariwisata. Yogyakarta: CV.ANDI
OFFSET.
(Pemerintah, swasta dan Masyarakat) dalam
Rosita, Risma. 2017. Upaya Dinas
pengembangan wisata Pulau Gili Labak,
Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan
Kabupaten Sumenep. Beberapa saran yang Olahraga Kabupaten Sumenep dalam
Meningkatkan Pelayanan Publik
dapat dikemukakan terkait dengan penelitian
terhadap Wisatawan (Studi Kasus :
ini yaitu sebagai berikut: Pulau Gili Labak , Kabupaten Sumenep
Madura. Diakses pada tanggal 31 Juli
1) Peran pemerintah dalam hal evaluasi
2018).
program perlu dilakukan sehingga dengan Sugiyono, 2017. Metode Penelitian
evaluasi ini maka akan ada rencana Kualitatif. Bandung: Alfabeta

15
Journal of Governance Innovation
Volume 1, Number 2, Oktober 2019
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 2657-1714
DOI 10.36636/jogiv.v1i2.342

Sulistiyani, Ambar Teguh, 2017. Kemitraan Yoeti, Oka A, 2016. Perencanaan dan
dan Model-Model Pemberdayaan. Pengembangan Pariwisata. Jakarta:
Yogyakarta: Gava Media. Balai Pustaka.

16

You might also like