Professional Documents
Culture Documents
Laporan Pendahuluan Sepsis
Laporan Pendahuluan Sepsis
Laporan Pendahuluan Sepsis
SEPSIS
OLEH :
00320060
SEPSIS
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
melalui aliran darah dengan kondisi infeksi yang sangat berat, bisa
adanya bakterimia, tetapi juga oleh sebab-sebab lain. Oleh karena itu kerusakan
dan disfungsi organ bukanlah disebabkan oleh infeksinya, tetapi juga respon
respon ini dapat diadaptasi, tapi pada sepsis respon tersebut menjadi berbahaya
Contoh dari pengertian diatas adalah reaksi dari mediator leukotrine dan
sepsis sebagian dari molekul reaktif ini akan dilepaskan langsung pada sel
endotel permukaan. Hal ini merupakan salah satu penyebab dari kerusakan
endotel yang khas terjadi pada sepsis, dan berakibat kerusakan organ. Banyak
seluruh tubuh sebagai respon terhadap infeksi (Dellinger et al., 2013). Sepsis
mortalitas khususnya pada usia lanjut (Anna et al., 2010). Sepsis berbeda
darah, sedangkan sepsis tidak hanya terbatas pada darah, melainkan dapat
Sepsis dapat didiagnosa berupa suhu tubuh lebih tinggi dari 38°C atau lebih
20x/menit atau PaCO2 kurang dari 32 mmHg, dan terjadi peningkatan atau
penurunan jumlah sel darah putih, yakni lebih dari 12.000 sel/µL atau kurang
Sepsis sampai syok septik secara klasik telah diakui penyebabnya adalah
gram positif, jamur, virus bahkan parasit. Timbulnya syok septik dan Acute
menyebabkan sepsis fulminan pada individu normal atau pasien infeksi kronik
ditakuti pada anak umur 3 bulan sampai 6 tahun, Psedomonas aureginosa yang
hampir selalu didapat karena infeksi nosokomial pada penderita penyakit berat,
3. Klasifikasi Sepsis
berbagai trauma yang dialami tubuh dan ditandai dengan 2 gejala atau
2. Sepsis
Merupakan respon tubuh terhadap suatu infeksi. Pada kategori ini memiliki
3. Severe sepsis
Severe sepsis atau sepsis berat merupakan sepsis dengan adanya infeksi
dapat berupa tekanan darah sistolik 40 mmHg dari nilai normal tanpa
diketahui penyebabnya.
4. Shock sepsis
Shock sepsis atau syok sepsis merupakan sepsis yang disertai dengan
cairan.
diberikan intervensi
4. Manifestasi Klinis
pada kondisi vasodilatasi perifer atau vasokonstriksi perifer. Pada pasien yang
pemberian terapi sudah dapat dimulai. Pasien yang semula tidak memiliki
tanda-tanda awal terjadinya penyakit sepsis bisa saja selama perawatan di unit
pada pemeriksaan. Disfungsi organ merupakan tanda klinis pertama yang dapat
merupakan tanda klinis lain yang dapat dilihat sebelum adanya pemeriksaan
Saat ini sepsis tidak hanya dipandang sebagai respon inflamasi yang kacau
Kompleks yang terbentuk dari ikatan tersebut akan menempel pada reseptor
sel – sel tadi menjadi teraktivasi. Makrofag, monosit, makrofag, dan netrofil
platelet activating factor ( PAF ) , dimana dalam klinis akan ditandai dengan
vasodilatasi dan kebocoran plasma kapiler, sel – sel yang terkait hipoksia yang
bila berlangsung lama terjadi disfungsi organ, biasanya hal ini sering terjadi
dapat migrasi, platelet mudah adhesi ke lokasi jejas. Rusaknya endotel yang
berlebihan ini akan mengekpresikan atau mengaktifasikan TF, yang kita
perubahan fibrinogen menjadi fibrin, juga memiliki efek inflamasi pada sel
endotel, makrofag, dan monosit sehingga terjadi pelepasan TF, TNF – α yang
lebih banyak lagi . Selain itu trombin juga menstimulasi degranulasi sel mast
yang terbentuk tidak dapat didegradasi . Akibatnya formasi fibrin akan terus
respirasi, sirkulasi dan hemodinamik dan pemberian cairan. Jika terjadi syok
intravaskular relatif sampai berat terutama pada syok septik. Pada awalnya
tubuh mempertahankan perfusi organ vital terutama otak dan ginjal dengan
oksigenisasi.
pemberian antibiotika kombinasi rasional sesuai dengan hasil kultur dan uji
terhadap bakteri gram (+) dan gram (-). Dan kombinasi Cephalosporin
3. Terapi Suportif
Suplementasi. Merupakan terapi spesifik pada sepsis yang sampai saat ini
Medicine.1,2,4
B. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Riwayat kesehatan
➢ Keluhan Utama
digunakan).
sama.
c. Genogram
d. Pengkajian Keperawatan
mempertahankan kesehatannya.
dikonsumsi.
konsistensi, bau,karakter)
➢ Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal
e. Pemeriksaan Fisik
➢ Kepala
penampilan, depigmentasi.
jumlahnya.
Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi
➢ Leher
➢ Thorax
➢ Jantung
➢ Kulit
➢ Ekstremitas
gangren di ekstrimitas?
➢ Genetalia
➢ Urin. Kultur
➢ CSF. Kultur,
➢ Sputum. Kultur
1. Diagnosa keperawatan
jantung berhubungan selama 1 x 24 jam, maka Penurunan Curah jantung (meliputi dipsnea, kelelahan,
dengan perubahan Jantung meningkat dengan kriteria hasil : edema,ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea,
12. Tekanan darah cukup membaik 10. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
perfusi jaringan perifer perfusi jaringan perifer membaik dengan 2. Monitor elektrolit
: penurunan sirkulasi kriteria hasil : 3. Catat intake dan output secara akurat
darah keperifer yang 1. HB dan hematocrit dalam batas normal 4. Observasi adanya tanda tanda gangguan
dapat mengganggu 2. Tekanan Systole dan diastole dalam rentang keseimbangan cairan dan elektrolit (membrane
3. Elektrolit dalam batas normal 5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
6. Kolaborasi dengan ahli gizi jumlah kalori dan
3 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 30 menit 1. Monitor Pola nafas (frekuensi, kedalam, usaha
ketidakefektifan pola nafas membaik dengan nafas)
nafas
kriteria hasil : 2. Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling,
1. Nafas pasien dalam batas normal wheezing, ronchi dll)
2. Tidak ada suara nafas tambahan 3. Posisikan pasien posisi semi fowler
4. Jika ada secret lakukan fisioterapi dada
5. Mempertahankan jalan nafas yang paten
6. Monitor pernafasan dan status oksigen yang
sesuai
7. Catat pergerakan dada simetris atau tidak ,
menggunakan otot bantu pernafasan
DAFTAR PUSTAKA
Wiley Blackwell.