Professional Documents
Culture Documents
Jiptummpp GDL Ulfiasafit 47139 3 Bab2
Jiptummpp GDL Ulfiasafit 47139 3 Bab2
TINJAUAN PUSTAKA
Otak terdiri dari otak besar (serebrum), batang otak (brain stem), dan otak
Otak besar adalah bagian terbesar otak dan terdiri dari belahan
5
6
a. Telesefalon
(Bahrudin, 2012).
b. Diencephalon
dinding bawah dari ventrikel III. Beratnya sekitar 4 gram atau 0,3%
10% dari berat otak keseluruhan, tetapi serebrum mengandung lebih dari 50%
medius, dan lobus flokulonodularis (Guyton and Hall, 2012). Sedangkan secara
(Hansen, 2009)
Gambar 2.2
Anatomi Serebelum
Terdapat tiga lapisan utama korteks serebelum yaitu lapisan luar (lapisan
molekuler), lapisan tengah (lapisan sel purkinje), dan lapisan dalam (lapisan
Pada lapisan molekuler dengan badan sel saraf yang relatif lebih sedikit
dan kecil serta banyak serat yang berjalan sejajar dengan panjang folium. Pada
lapisan purkinje terletak di bagian tengah atau sentral korteks. Sel purkinje
terwarnai secara kuat. Pada substansi alba terdiri akson atau serat saraf bermielin.
Akson saraf merupakan serat aferen dan eferen korteks serebelum (Eroschenko,
2010).
Serebelum merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang memiliki tiga
mengontrol tonus otot (Rubin et al, 2007). Serebelum juga sebagai organ yang
2012).
Serebelum mempunyai sekitar tiga puluh juta unit fungsional yang hampir
identik. Pusat unit fungsional ini terletak pada sel purkinje yang banyak
didapatkan di korteks serebeli dan berhubungan dengan sel nuklear dalam. Selain
dikarenakan karena jumlahnya yang banyak, sel purkinje juga menjadi pusat
motorik yang dicetuskan oleh korteks serebri dan bagian otak lainnya. Untuk
sempit dinamakan vermis. Pada area ini terletak sebagian fungsi pengatur
serta pinggul. Pada setiap sisi vermis ada bagian yang besar dan menonol ke
lateral yang disebut hemisferium serebeli, dan setiap hemisferium ini dibagi
anggota tubuh atas dan anggota tubuh bawah, khususnya tangan dan jari tangan
serta kaki dan jari kaki. Sedangkan zona lateral hemisferium bekerja pada tempat
yang lebih jauh karena tampaknya area ini ikut berperan dalam seluruh ragkaian
gerakan motorik. Tanpa adanya zona lateral ini, sebagian besar aktivitas gerakan
tubuh yang khas akan tidak tepat lagi sehingga menjadi sangat tak teratur. Korteks
serebelum manusia terdiri dari lipatan lembaran yang besar, panjang sekitar 120
cm, dan lebar sekitar 17 cm, dengan arah lipatan yang menyilang. Setiap lipatan
disebut folium. Pada bagian dalam massa korteks serebelum yang berlipat-lipat
inti-inti vestibuler. Lobus anterior terutama pada bagian vermis menerima input
serebri. Korteks serebelum terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan molekuler, lapisan
sel-sel purkinje dan lapisan granuler. Pada hemisfer serebri terdapat empat pasang
inti yaitu fastigial, globosus, emboliformis, dan dentatus. Terdapat tiga pasang
atau memelihara sistem otot saraf dalam keadaan diam (keseimbangan diam/
Keduanya akan efisien bila kesiapan dan kestabilan terpenuhi yang ditandai
2013).
otot, sendi jaringan lunak). Bagian otak yang mengatur keseluruhan kerja tersebut
12
yang dipengaruhi internal dan eksternal tubuh meliputi basal ganglia, serebelum,
sendi atau tubuh dalam gerak (Goble., 2006). Beberapa jenis reseptor sensorik di
seluruh kulit, otot, kapsul sendi, dan ligamen memberikan tubuh kemampuan
terletak di ligamen, kapsul sendi, tulang rawan, dan geometri tulang yang terlibat
jawab secara kuantitatif terhadap peristiwa hantaran mekanis yang terjadi dalam
jaringan menjadi impuls saraf (Riemann dan Lephart., 2002). Empat jenis utama
reseptor ruffini, reseptor pacinian, golgi tendon organ (GTO), dan muscle spindle.
Ruffini dan pacinian reseptor berhubungan dengan sensasi sentuhan dan tekanan
pada umumnya terletak di kulit (Shier et al., 2004). Reseptor ruffini dianggap
sebagai reseptor statis dan dinamis berdasarkan ambang rendahnya, reseptor ini
13
perubahan tarik statis dan dinamis pada kulit dan sangat sensitif terhadap
dengan ambang batas rendah yang dianggap reseptor lebih dinamis (Rieman et al.,
2002). Sementara juga sensor tekanan, reseptor pacinian mendeteksi tekanan berat
dan mengenali perubahan percepatan dan perlambatan gerak (Shier et al., 2004).
Golgi tendon organ dan muscle spindle mempunyai yang lebih besar untuk
otot untuk mencegah otot dari kelebihan beban (Brown et al., 2006). Terhubung
ke satu set serat otot dan diinervasi oleh neuron sensorik, GTOs memiliki ambang
batas yang tinggi dan dirangsang oleh ketegangan otot yang meningkat.
bersamaan. Jika salah satu sistem mengalami gangguan maka akan terjadi
dan gerak bola mata. Sistem vestibular meliputi organ-organ di dalam telinga
merasakan arah dan kecepatan gerakan kepala. Sebuah cairan yang disebut
endolymph mengalir melalui tiga kanal telinga bagian dalam sebagai reseptor saat
occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang
vestibular yang berlokasi di batang otak (brain stem). Beberapa stimulus tidak
thalamus dan korteks serebri. Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari
motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher
tubuh terhadap lingkungan berdasarkan sudut dan jarak dengan obyek sekitarnya.
Dengan input visual, maka tubuh manusia dapat beradaptasi terhadap perubahan
ke otak, kemudian otak memerikan informasi agar sistem musculoskeletal (otot &
dari reseptor dan pusat pengolahan untuk menghasilkan modalitas sensorik seperti
(Bahrudin, 2012).
15
Balance beam test adalah untuk menguji koordinasi motorik, efek dari
sedasi, dan kelainan sendi. Uji ini lebih sensitif daripada rotarod untuk beberapa
(Gulinello, 2008)
Gambar 2.3
Balance Beam Test
Balance beam test adalah uji dengan menggunakan pena (kayu panjang)
biarkan meletakkan keempat lenganya terlebih dahulu lalu akan dilepaskan dan
akan melintasi titian ke sisi seberang. Selama satu menit akan dicatat waktu
apabila tikus terjatuh. Setelah satu menit, tikus akan dikembalikan ke dalam
(glutamic acid). MSG dalam bentuk L-glutamic acid telah dikonsumsi secara luas
16
di seluruh dunia sebagai penambah rasa makanan, karena penambahan MSG akan
berupa bubuk kristal putih yang akan berdisosiasi menjadi sodium sebagai kation
kimia Jepang dr. Kikunae Ikeda pada tahun 1909 dengan mengisolasi asam
glutamat dari rumput laut “kombu” yang sudah biasa digunakan dalam pembuatan
masakan Jepang. Ikeda menemukan rasa lezat dan gurih yang berbeda dari MSG
dengan rasa yang pernah dikenal sebelumnya. Oleh karena itu, dia memberi rasa
itu nama ‘umami’ yang berasal dari bahasa Jepang ‘umai’ yang berarti enak dan
lezat. Rasa umami ini dapat bertahan lama karena di dalamnya terdapat suatu
komponen L-glutamat dan 5-ribonukleotida. Kombinasi rasa yang khas dari efek
makanan, yang bekerja pada membran sel reseptor kecap atau lidah menciptakan
di otak, glutamat bersifat eksitatorik. Glutamat secara endogen dibentuk dari asam
amino glutamin yang diubah menjadi glutamat oleh sel glia otak. Glutamat ini
proses pembelajaran, dan memori (Awad, 2000 ; Wang & Qin, 2010). Namun bila
17
insulin, dan leptin setelah diberi MSG 100 gram/kgBB/hari. Hal ini karena
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Kiss mengenai efek MSG terhadap reflek
sementara pada reflek dan koordinasi motorik pada bayi tikus yang diberi MSG
(Kiss et al., 2005). Selain itu pada sel otak astrosit juga terlihat adanya
(Martinez et al., 2002). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Moreno, melihat
dibersihkan oleh sel glia. Namun bila mekanisme kompensasi ini gagal
dikarenakan pemasukan yang banyak atau clearance yang kurang baik di daerah
post sinaps dapat menyebabkan sel saraf mengalami degenerasi dan kematian.
Mekanisme awal adalah jumlah ion yang terlalu banyak di dalam sel, lalu secara
akut menyebabkan sel mengembang dan sel akan mati dengan adanya koagulasi
sitoplasma dan eosinofil yang akan terlihat secara histologi (Cantile C dan
pada pembentukan perilaku, fungsi motorik dan kognitif terutama pada masa
remaja karena perkembangan sinaps dan sirkuit otak masih berlangsung (Kiss et
terdefinisikan maksimal 30-42 hari setelah kelahiran atau sekitar 4-5 minggu
Dilaporkan bahwa pemberian MSG dengan dosis 3 gram dan 6 gram pada
berdasasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Dani Prastiwi, sudah dapat dilihat
histologi otak yang hampir sama terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan granular,
purkinje, dan molekuler. Meskipun dalam jumlah sel dan kandungan sitoplasma
sel purkinje tikus lebih sedikit, namun lapisan sel purkinje pada manusia dan tikus
memiliki kesamaan yaitu terdiri dari satu baris sel saraf dengan akson tunggal
yang masuk kedalam (Hagan CE et al., 2012). Pemilihan tikus jenis Rattus
19
tentang tikus tersebut, mudah dikendalikan dan dapat sebagai model penyakit
untuk berbagai macam kelainan dan penyakit pada manusia (University Animal
glutamate dalam otak. Dan fungsi excitatory yang tinggi ini akan merusak sel
terganggu salah satunya adalah fungsi keseimbangan tubuh (Guyton dan Hall,
2012).