Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

NAMA : LAILATUL PRATAMA PUTRI

NIM : 042011333093

KELAS/MATKUL : O / PENGAUDITAN I

RESUME MATERI KULIAH MINGGU 6

BUKTI AUDIT

Sifat Bukti Audit


Pengertian Bukti Audit :
Bukti audit adalah setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan
apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan.
Sifat :
1. Menyampaikan informasi yang bervariasi dalam meyakinkan auditor bahwa
laporan keuangan telah disajikan sesuai kemampuannya.
2. Mencakup informasi yang sangat persuasif, seperti perhitungan auditor atas
sekuritas yang dapat diperjualbelikan.
3. Mencakup informasi yang kurang persuasif, seperti respon atas pertanyaan dari
para karyawan klien.
Keputusan Bukti Audit
1. Prosedur Audit
Adalah rincian instruksi yang mejelaskan bukti audit yang harus diperoleh selama
audit. Perumusan prosedur audit yang telah dijelaskan secara spesifik agar auditor
dapat mengikuti instruksi-instruksi ini selama audit merupakan hal yang sudah
umum.
2. Ukuran Sampel
Setelah memilih prosedur audit, auditor dapat mengubah ukuran sampel dari
hanya satu hingga semua item populasi yang sedang dilakukan pengujian.
3. Item yang Dipilih
Setelah menetukan ukuran sampel suatu prosedur audit, auditor harus
merumuskan item-item mana dalam populasi yang akan diuji.
4. Penetapan Waktu
Audit atas laporan keuangan umum biasanya mencakup suatu periode seperti satu
tahun. Terkadang, suatu audit bisa dianggap selesai setelah beberapa minggu atau
beberapa bulan setelah berakhirnya suatu periode.

Program Audit :

Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk bidang audit tertentu atau untuk
keseluruhan audit. Program audit selalu memuat daftar prosedur audit, dan biasanya
mencakup ukuran sampel, item-item yang dipilih, dan penetapan waktu pengujian.

Persuasivitas Bukti Audit


Standar pekerjaan lapangan auditor mewajibkan auditor untuk mengumpulkan bukti
audit yang tepat dan mencukupi untuk mendukung pendapat yang akan diterbitkan.
Dengan menggabungkan semua bukti yang diperoleh dari suatu audit, auditor akan
mampu memutuskan kapan ia merasa yakin untuk menerbitkan suatu laporan audit.
Dua penentu persuasivitas audit yaitu :
1. Ketepatan Bukti
Adalah ukutan mutu bukti, yang berarti relevansi dan reliabilitasnya memenuhi
tujuan audit untuk transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang berkaitan.
Relevansi Bukti : bukti audit harus berkaitan dengan tujuan audit yang akan diuji
oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap tepat.
Reliabilitas Bukti : mengacu pada tingkat di mana bukti audit dianggap
dipercaya atau layak dipercaya.
2. Kecukupan
Kecukupan bukti diukur oleh ukuran sampel yang dipilih auditor. Beberapa faktor
akan menentukan ketepatan ukuran sampel dalam audit. Dua faktor yang paling
penting adalah ekspektasi auditor atas salah saji dan keefektifan pengendalian
internal klien.
Jenis-Jenis Bukti Audit
1. Pemeriksaan Fisik
Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan auditor atas aktiva atau aset
berwujud. Jenis bukti tersebut paling sering dikaitkan dengan persediaan dan kas,
namun juga dapat diterapkan pada verifikasi sekuritas, wesel tagih, dan aset tak
berwujud.
2. Konfirmasi
Konfirmasi menggambarkan penerimaan respon tertulis langsung dari pihak
ketiga yang independen yang memverifikasi keakuratan informasi yang diminta
oleh auditor. Respon tersebut dapat berbentuk respon kertas atau elektronik
ataupun media lainnya.
3. Inspeksi
Merupakan pemeriksaan oleh auditor atas dokumen dan catatan klien untuk
mendukung informasi yang tersaji atau yang seharusnya tersaji di dalam laporan
keuangan.
4. Prosedur Analitis
Terdiri dari evaluasi informasi keuangan melalui analitis atas hubungan yang
masuk akal antara data keuanga dan nonkeuangan. Prosedur analitis telah
digunakan secara luas dalam praktiknya. Prosedur ini juga dibutuhkan selama fase
perencanaan dan penyelesaian pada semua audit. Berikut jenis dari prosedur
analitis :
1) Memahami Industri dan Bisnis Klien
2) Menilai Kemampuan Entitas untuk Terus Going Concern
3) Menunjukkan Adanya Kemungkinan Salah Saji dalam Laporan Keuangan
4) Mengurangi Pengujian Audit yang Terperinci
5. Wawancara dengan Klien
Merupakan upaya untuk memperoleh informasi secara lisan maupun tertulis dari
klien sebagai respopn atas pertanyaan yang diajukan. Dalam hal ini, apabila
auditor memperoleh bukti melalui tanya jawab biasanya auditor juga perlu untuk
memperoleh bukti pendukung melalui prosedur lainnya. Hal tersebut karena bukti
dari wawancara biasanya tidak dianggap sebagai bukti yang meyakinkan karena
bukan dari sumber yang independen dan mungkin dapat mendukung pihak klien.
6. Rekalkulasi
Rekalkulasi melibatkan pengecekan ulang atas sampel kalkulasi yang dilakukan
oleh klien. Pengecekan ulang kalkulasi terdiri dari pengujian atas keakuratan
oerhitungan klien dan mencakup prosedur faktur penjualan dan persediaan,
penjumlahan jurnal dan buku tambahan, serta pengecekan kalkulasi beban
penyusutan dan beban dibayar di muka.
7. Pelaksanaan Ulang
Adalah pengujian independen yang dilakukan auditor atas prosedur atau
pengendalian akuntansi klien, yang awalnya dilakukan sebagai bagian dari sistem
akuntansi dan pengendalian internal klien.
8. Observasi
Terdiri dari mengamati proses atau prosedur yang sedang dilaksanakan oleh pihak
lain. Observasi memberikan bukti tentang pelaksanaan proses atau prosedur tetapi
terbatas pada poin-poin ketika observasi dilakukan. Observasi kurang dapat
diandalkan karena risiko personel klien yang akan mengubah perilakunya akibat
kehadiran auditor.
Biaya Jenis-jenis Bukti :
Dua jenis audit yang paling mahal adalah pemeriksaan fisik dan konfirmasi .
Pemeriksaan fisik memerlukan biaya yang besar karena umumnya mewajibkan
kehadiran auditor ketika klien sedang menghitung aset, yang seringkali dilakukan
pada saat tanggal neraca.
Aplikasi Jenis Bukti pada Empat Keputusan Bukti :
Untuk memperoleh bukti persuasif dengan biaya yang minimum untuk memverifikasi
bahwa persediaan itu secara material sudah benar. Oleh karena itu, auditor harus
memutuskan :
1. Prosedur audit apa yang akan digunakan untuk memenuhi setiap tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo.
2. Berapa ukuran sampel yang tepat untuk setiap prosedur.
3. Item-item mana dari populasi yang harus dimasukkan dalam sampel.
4. Kapan melaksanakan setiap prosedur.
Prosedur Analitis
Adalah evaluasi informasi keuangan melalui analisis hubungan yang masuk akal
antara data keuangan dan nonkeuangan. Prosedur analitis ini menggunakan
perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lain tampak
wajar relatif terhadap ekspektasi auditor.
Prosedur analitis dapat dilakukan pada salah satu dari tiga waktu selama
perikatan berikut:
1. Pada perencanaan audit, prosedur analitis wajib diperlukan dalam tahap
perencanaan untuk membantu menentukan sifat, luas, dan penetapan waktu
prosedur audit.
2. Selama respons risiko, prosedur analitis seringkali dilakukan selama tahap
pengajuan audit sebagai tes substantif untuk mendukung saldo akun. Tes ini sering
dilakukan bersamaan dengan prosedur audit lainnya.
3. Selama penyelesaian audit, prosedur analitis juga diperlukan pada tahap akhir
audit. Tes tersebut berfungsi sebagai tinjauan analitis akhir untuk salah saji
material atau masalah keuangan dan membantu auditor mengambil “pandangan
objektif” akhir pada laporan keuangan yang diaudit.
Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit bergantung secara signifikan pada
auditor yang mengembangkan ekspektasi tentang apa yang seharusnya menjadi saldo
atau rasio akun yang tercatat, terlepas dari jenis prosedur analitis yang digunakan.
Pada umumnya, auditor akan membandingkan data klien dengan:
a. Data Industri
b. Data Serupa pada Periode Sebelumnya
c. Hasil yang Diharapkan Ditentukan oleh Klien
d. Hasil yang Diharapkan Ditentukan oleh Auditor
Rasio Keuangan
1. Liquidity Ratio
Untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk emmenuhi kewajiban keuangan
jangka pendek. Macam Liquidity Ratio :
Current Ratio

Quick Ratio =

Cash Ratio =

2. Leverage Ratio
Untuk menunjukkan seberapa besar perusahaan dibelanjai dengan utang. Macam
Levergae Ratio :

Total Debt to Total Assets Ratio

Total Debt to Equity Ratio

Long-term Debt to Equity Ratio

Time Interest Earned Ratio =


3. Activity Ratio
Untuk menunjukkan tingkat efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva
perusahaan. Macam-macam Activity Ratio :

Receivable Turnover

Average Collection Period

Inventory Turnover =

Average Days in Inventory

Assets Turnover

4. Profitability Ratios
Untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan
menggunakan penjualan dan aktiva. Macam-macam Profitability Ratios :

Gross Profit Margin

Operating Profit Margin =

Net Profit Margin =

Return on Assets (ROA) =

Return on Equity (ROE)

5. Market Value Ratios


Menilai saham perusahaan yang telah go public. Macam-maca, Market Value
Ratios.

Dividend Payout Ratio

Dividend Yield =

Earning per Share

Price Earning Ratio =

Price Book Value Ratio


Dokumentasi Audit
Dokumentasi audit adalah catatan utama tentang prosedur auditing yang diterapkan,
bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai auditor dalam melaksanakan
penugasan. Dokumentasi audit harus mencakup semua informasi yang perlu
dipertimbangkan oleh auditor untuk melakukan audit secara memadai dan untuk
mendukung laporan audit. Dokumentasi audit juga dianggap kertas kerja, meskipun
semakin banyaknya dokumentasi audit yang disimpan dalam file terkomputerisasi.
Tujuan :
Untuk membantu auditor dalam memberikan kepastian yang layak bahwa audit yang
memadai telah dilakukan sesuai dengan standar audit.
Kepemilikan File :
Dokumentasi audit yang disiapkan selama penugasan, termasuk jadwal yang
disiapkan oleh klien untuk auditor merupakan milik auditor. Di akhir proses audit, file
audit akan disimpan di KAP untuk digunakan sebagau referensi di masa depan dan
untuk memenuhi standar auditing yang berkaitan dengan referensi dokumen.
Kerahasiaan File Audit :
Sesuai dengan Aturan 301 dari Kode Perilaku Profesional dinyatakan bahwa
- Seorang anggota tidak boleh mengungkapkan setiap informasi rahasia yang
diperoleh selama penugasan profesional kecuali dengan persetujuan klien.

Persyaratan untuk Retensi Dokumentasi Audit :

a. Kertas kerja atau dokumen lain yang membentuk dasar bagi audit atas laporan
keuangan tahunan perusahaan atas laporan keangan kuartalan perusahaan.
b. Memo, korespodensi, komunikasi, dokumen, dan catatan lain termasuk catatan
elektronik, yang berkaitan dengan audit atau review.

Isi dan Organisasi File Audit :

- Laporan Keuangan dan Laporan Audit - Prosedur Analitis


- Neraca Saldo Berjalan - Pengujian (Pengendalian&Substantif)
- Ayat Jurnal Penyesuaian - Pengendalian Internal
- Kewajiban Kontinjen - Informasi Umum
- Operasi - Program Audit
- Kewajiban dan Ekuitas - File Permanen
- Aset
Penyusunan Dokumen Audit :

1) Setiap file harus diidentifikasi secara wajar.


2) Dokumentasi audit harus memiliki indeks dan referensu silang.
3) Dokumentasi harus lengkap dan jelas.
4) Dokumentasi audit harus meliputi informasi yang cukup.
5) Kesimpulan yang dicapai tentang segmen audit yang dipertimbangkan harus
dinyatakan dengan jelas.

REVIEW QUESTION

5-1 List the three major evidence decisions that must be made on every audit.

Tiga keputusan bukti utama yang harus dibuat pada setiap audit yaitu:

1. Prosedur audit mana yang digunakan.


2. Item mana yang harus dipilih untuk pengujian .
3. Kapan harus melakukan prosedur .

5-2 Describe what is meant by “an audit procedure.” Why is it important for audit
procedures to be carefully worded?
Prosedur audit merupakan petunjuk yang sangat rinci untuk menjelaskan bukti audit yang
akan diperoleh pada saat pelaksanaan audit. Prosedur audit harus disusun secara waspada dan
teliti karena auditor harus membuat berbagai pertimbangan dan kesimpulan untuk menerima
klien, merencanakan audit, memutuskan di mana mungkin terdapat risiko salah saji material
dalam laporan keuangan, mengembangkan respon risiko yang tepat, dan menyimpulkan jenis
laporan audit.

5-5 Identify the three factors that determine the persuasiveness of evidence. How are
these three factors related to audit procedures, items to select, and timing?

Faktor penentu bukti persuasif adalah appropriateness atau kesesuaian (relevansi dan
reliabilitas), sufficiency atau kecukupan (bukti yang cukup), dan timeliness atau ketepatan
waktu (mencakup periode yang sesuai). Hubungannya yaitu:

- Hubungan antara faktor penentu bukti persuasif dengan prosedur audit bukti persuasif
dalam prosedur audit harus sesuai, relevan, dan dapat diandalkan (reliable). Dalam hal
melakukan penilaian risiko, pengujian pengendalian, dan prosedur substatif, prosedur
audit tersebut harus memiliki hubungan yang logis dengan asersi atau pengendalian
yang sedang diuji serta bukti yang dikumpulkan harus dapat dan layak dipercaya.
- Hubungan antara faktor penentu bukti persuasif dengan item yang akan dipilih agar
dapat mengumpulkan bukti persuasif yang cukup (sufficiency), auditor harus memilih
dan menentukan item mana yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam menentukan item,
auditor dapat memilih semua item dalam populasi, memilih item tertentu dalam
populasi, menggunakan sampling audit, atau menggunakan beberapa kombinasi dari
ketiganya. Dua faktor yang paling penting untuk menentukan ukuran sampel yang
tepat dalam audit adalah ekspektasi auditor atas kesalahan dan efektivitas
pengendalian internal klien.
- Hubungan antara faktor penentu bukti persuasif dengan timing waktu prosedur audit
dapat bervariasi dari awal periode akuntansi hingga lama setelah berakhirnya periode
akuntansi. Biasanya, audit laporan keuangan diselesaikan satu sampai tiga bulan
setelah akhir tahun. Bukti biasanya akan lebih persuasif untuk akun neraca jika
diperoleh sedekat mungkin dengan tanggal neraca.

5-6 What are the characteristics of a confirmation? Distinguish between a confirmation


and external documentation.

Karakteristik konfirmasi adalah penerimaan langsung oleh auditor, tanggapan tertulis atau
elektronik, dari pihak ketiga yang independen, dan diminta oleh auditor. Konfirmasi sendiri
merupakan tanggapan langsung dari pihak ketiga atas permintaan auditor, sedangkan
dokumentasi eksternal merupakan dokumentasi yang berasal dari luar perusahaan dan bukan
merupakan tanggapan auditor.

5-8 Explain the importance of analytical procedures as evidence in determining the fair
presentation of the financial statements.

Prosedur analitis berguna untuk menunjukkan saldo akun yang mungkin terdistorsi oleh
transaksi yang tidak biasa atau signifikan dan yang harus diselidiki secara intensif. Prosedur
analitis juga berguna dalam meninjau akun atau transaksi untuk kewajaran dengan tujuan
menguatkan kesimpulan sementara yang dicapai berdasarkan bukti lain.
PROFESSIONAL JUDGEMENT 5-35

a) Perbedaan antara industri dan margin kotor Great Western untuk kayu lunak tidak
konsisten dibandingkan dengan Kayu Lapis dan Kayu Keras. Hal ini menunjukkan
kesalahan penyajian karena permintaan kayu lunak di industri harus serupa dengan
yang dialami oleh Great Western. Biasanya, auditor mengukur risiko salah saji
material menggunakan rumus berikut:
Risk of misstatement = Inherent risk × control risk
b) Penyebab potensial perubahan margin kotor yaitu:
- Perubahan Penjualan
Perubahan dalam penjualan adalah faktor yang paling jelas mempengaruhi laba kotor
bisnis. Perubahan penjualan dipengaruhi oleh penyebab eksternal dan internal.
Variabel eksternal meliputi kesehatan ekonomi, stabilitas pasar, dan bencana alam
yang disebabkan oleh cuaca. Pertimbangan internal mencakup upaya pemasaran di
belakang lini produk perusahaan, titik harga di mana produk ditawarkan, dan pilihan
pembayaran yang tersedia bagi pelanggan.
- Perubahan Harga Bahan
Bahan baku merupakan bagian yang cukup besar dari harga pokok penjualan.
Kekuatan eksternal sering diyakini sebagai penyebab signifikan dari variasi harga
bahan baku. Pergolakan politik, bencana alam dan buatan manusia, dan tantangan
rantai pasokan global semuanya berkontribusi pada biaya komoditas yang dijual.
Perubahan biaya bahan adalah cara yang terbukti untuk mengubah margin kotor.
- Perubahan Biaya Tenaga Kerja
Seiring dengan bahan baku, pengeluaran tenaga kerja merupakan bagian yang cukup
besar dari harga pokok penjualan. Perubahan biaya tenaga kerja dapat berupa
berbagai biaya terkait tenaga kerja, termasuk perubahan biaya tenaga kerja, biaya
asuransi, dan tunjangan lainnya. Manajemen SDM yang tidak memadai merupakan
penyebab signifikan dari kenaikan biaya tenaga kerja dalam sebuah bisnis. Selain itu,
peraturan upah minimum merupakan sumber eksternal dari kenaikan biaya tenaga
kerja.
- Modifikasi Metode Persediaan
Sistem manajemen persediaan yang digunakan oleh bisnis memiliki efek pada margin
kotor. Strategi persediaan FIFO (first in, first out) menggunakan persediaan yang
dibeli pertama kali dalam proses manufaktur, menghasilkan penggunaan sumber daya
yang nlebih murah pada periode berjalan. Persediaan yang diperoleh sebelum tanggal
pembelian sering dianggap telah diperoleh dengan harga yang lebih rendah karena
inflasi. LIFO (last in, first out) memprioritaskan penggunaan material yang paling
baru dibeli, yang mengakibatkan peningkatan biaya material dan penurunan laba
kotor.
c) Risiko salah saji substansial dapat terjadi ketika laporan keuangan mengandung salah
saji material tetapi pengendalian internal tidak mampu mencegah atau mendeteksinya.
Hal ini merupakan jumlah risiko bawaan dan risiko pengendalian dalam audit. Lali
kemungkinan salah saji substansial memiliki dampak signifikan pada strategi audit
yang dikembangkan oleh auditor selama audit. Ini mencakup alokasi sumber daya dan
pengawasan proses audit secara keseluruhan. Auditor bertanggung jawab untuk
mengembangkan proses audit yang tepat yang dapat merespon dengan tepat risiko
salah saji signifikan yang dinilai. Dalam hal ini, risiko deteksi dan jumlah pekerjaan
audit yang diperlukan oleh auditor akan ditentukan oleh risiko salah saji material.
d) Seorang auditor berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang
klien dan lingkungan bisnisnya, terutama pengendalian internalnya. Auditor akan
melakukan proses penilaian risiko untuk memantau dan menganalisis kemungkinan
salah saji material atas laporan keuangan sebagai akibat dari kecurangan atau
kesalahan. Prosedur berikut berkaitan dengan penilaian risiko:
 Pertanyaan manajerial dan pemangku kepentingan yang sesuai
 Teknik analitis
 Observasi dan penelitian
 Melibatkan tim dalam diskusi
 Teknik penilaian risiko tambahan

Proses penilaian risiko dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memperoleh


pemahaman yang lengkap tentang bisnis dan lingkungan klien (lebih khusus lagi,
pengendalian internal) untuk menentukan risiko salah saji material selama proses
persiapan audit. Proses tersebut tidak memberikan bukti audit yang cukup untuk
mendukung opini audit laporan keuangan.

You might also like