PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 160

ABSTRACT

MANUFACTURE OF POTASSIUM HYDROXIDE


FROM CHLORIDE POTASSIUM AND WATER WITH ELECTROLYSIS
PROCESS CAPACITY 20.000 TONS/YEAR
(Design Double Effect Evaporator (EV-301/2))

By

BINUR MUHARIS

Potassium hydroxide plant produced by reacting chloride potassium and


water was plan to be in industrial plant in the region of Sapinur in Kediri. Plant
was established by considering the availability of raw materials, transportation
facilities, readily available labor and environmental conditions.
Plant's production capacity is planned 20,000 tons / year, with operating
time of 24 hours / day and 330 working days in a year. The raw materials used
are much chloride potassium 3.445,114 kg / hr.
Provision of utility plant needs a treatment system and water supply, steam
supply systems, instrument air supply systems, and power generation systems.
Labor needed as many as 158 people with a business entity form Limited
Liability Company (PT) which is headed by a Director who is assisted by the
Director of Production and Director of Finance with line and staff organizational
structure.
From the economic analysis is obtained:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 203.591.529.515
Working Capital Investment (WCI) = Rp 35.927.916.973
Total Capital Investment (TCI) = Rp 237.483.531.192
Break Even Point (BEP) = 54,33 %
Shut Down Point (SDP) = 37,53 %
Pay Out Time before taxes (POT)b = 2,32 years
Pay Out Time after taxes (POT)a = 2,74 years
Return on Investment before taxes (ROI)b = 28,01 %
Return on Investment after taxes (ROI)a = 22,44 %
Discounted cash flow (DCF) = 39,35 %
Consider the summary above, it is proper establishment of potassium
hydroxide plant to studied further, because the plant is profitable and has good
prospects.
ABSTRAK

PRA RANCANGAN PABRIK KALIUM HIDROKSIDA DARI KCL DAN


AIR DENGAN PROSES ELEKTROLISIS KAPASITAS 20.000 TON/
TAHUN
(Perancangan Double Effect Evaporator (EV-301/2))

Oleh

BINUR MUHARIS

Pabrik Kalium hidroksida berbahan baku kalium klorida dan air, akan
didirikan di Kebomas, Kediri. Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan
ketersediaan bahan baku, sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja yang
mudah didapatkan dan kondisi lingkungan.
Pabrik direncanakan memproduksi kalium hidroksida sebanyak 20.000
ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang
digunakan adalah kalium klorida sebanyak 3.445,114 kg/jam.
Penyediaan kebutuhan utilitas pabrik dektrosa berupa: pengadaan air,
pengadaan steam, pengadaan listrik, kebutuhan bahan bakar, dan pengadaan udara
kering.
Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur
organisasi line dan staff dengan jumlah karyawan sebanyak 158 orang.
Dari analisis ekonomi diperoleh:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 203.591.529.515
Working Capital Investment (WCI) = Rp 35.927.916.973
Total Capital Investment (TCI) = Rp 237.483.531.192
Break Even Point (BEP) = 54,33 %
Shut Down Point (SDP) = 37,53 %
Pay Out Time before taxes (POT)b = 2,32 tahun
Pay Out Time after taxes (POT)a = 2,74 tahun
Return on Investment before taxes (ROI)b = 28,01 %
Return on Investment after taxes (ROI)a = 22,44 %
Discounted cash flow (DCF) = 39,35 %
Mempertimbangkan paparan di atas, sudah selayaknya pendirian pabrik
dekstrosa ini dikaji lebih lanjut, karena merupakan pabrik yang menguntungkan
dan mempunyai masa depan yang baik.
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kedondong, Kab.Pesawran

Lampung pada tanggal 05 Agustus 1989, sebagai putra

ke pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak

Bedjo dan Ibu Nurjannah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri

05 Kedondong tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama Negeri 1 Kedondong pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Kedondong pada tahun 2007.

Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur SPMB 2007. Penulis pernah

menjadi anggota Departemen Minat Bakat (2008-2010) Himpunan Mahasiswa

Teknik Kimia Universitas Lampung.

Pada tahun 2011, penulis melakukan Kerja Praktek di PT. Semen Baturaja,

Palembang dengan Tugas Khusus “Evaluasi Kinerja Conditioning Tower ”.

Selain itu, Pada tahun 2013-2014 penulis melakukan penelitian di Laboratorium

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UNILA dengan judul

“Pengaruh Penambahan Filler Serbuk Batang Sorgum Untuk Meningkatkan

kekuatan Mekanik Bioplastik Berbasis Sorgum”.


MOTO

“ Hadapi hidup dengan penuh senyuman, seberat apapun

masalah Allah SWT telah menggariskannya yang terbaik

untuk kita “

“ Belajarlah untuk mengerti orang lain, tanpa

mengharapkan ingin dimengerti orang lain “

“ Untuk Sukses sebenarnya tak perlu berharap bantuan

orang lain cukup dengan percaya kepada diri kita sendiri,

karena sesungguhnya satu lilin mampu untuk menerangi

sebuah ruangan“
Sebuah Karya kecilku....

Dengan segenap hati kupersembahkan tugas akhir ini kepada:

Allah SWT,
Atas kehendak-Nya semua ini ada
Atas rahmat-Nya semua ini aku dapatkan
Atas kekuatan dari-Nya aku bisa bertahan.

Nabi Muhammad SAW


Atas suri tauladan yang baik bagi umatnya

Orang tuaku sebagai tanda baktiku, terima kasih atas segalanya,


doa, kasih sayang, pengorbanan, semangat dan keikhlasannya.
Ini hanyalah setitik balasan yang tidak bisa dibandingkan dengan
berjuta-juta pengorbanan dan kasih sayang
yang tidak pernah berakhir.

Adik -adik ku atas segalanya, kasih sayang,semangat dan doa.

Guru-guruku sebagai tanda hormatku,


terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.

Kepada Almamaterku tercinta,


semoga kelak berguna dikemudian hari.
SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Mahakuasa dan Maha

Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas akhir ini dengan

judul “Prarancangan Pabrik Monobasic Potassium Phosphate dari Asam Fosfat

dan Potassium Hidroksida dengan Kapasitas Dua Puluh Ribu Ton per tahun”

dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh derajat kesarjanaan (S-1) di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Universitas Lampung.

Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa

pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Azhar, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung.

2. Simparmin Br. Ginting, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing I, yang telah

memberikan pengarahan, masukan, bimbingan, kritik dan saran selama

penyelesaian tugas akhir. Semoga ilmu bermanfaat yang diberikan dapat

berguna dikemudian hari.

3. Muhammad Hanif, S.T.,M.T. selaku Dosen Pembimbing II, atas semua ilmu,

saran, masukan dan pengertiannya dalam penyelesaian tugas akhir. Semoga

ilmu bermanfaat yang diberikan dapat berguna dikemudian hari.

4. Yuli Darni S.T.,M.T. dan Sri Ismiyati D., S.T.,M.Eng selaku Dosen Penguji

yang telah memberikan ilmu, saran dan kritik, juga selaku dosen atas semua

ilmu yang telah penulis dapatkan.


5. Seluruh Dosen Teknik Kimia Universitas Lampung, atas semua ilmu dan

bekal masa depan yang akan selalu bermanfaat.

6. Keluargaku tercinta, Bapak, Ibu,dan adikku atas pengorbanan, doa, cinta dan

kasih sayang yang selalu mengiringi disetiap langkahku. Dan juga keluarga

besar Pak Olot atas kasih sayang, doa, dukungan, kepercayaan, ketulusan dan

semangat

7. Wahmi Rodiah A.Md yang telah membantu dan menyemangati penulis

selama masa perkuliahan hingga sekarang.

8. Iffah Fitria selaku partner TA, yang telah sabar membantu penulis dalam

penyelesaian laporan tugas akhir.

9. Teman-teman seperjuangan 2007 di Teknik Kimia Adel, Agsyel, Ariyan,

Armando, Andika, Catur, Cecep, Diki, Dinda, Erna, Fery, Fath, Indra, Ika,

Kinkin, Marga, Muti, Nanda, Norma, Sulistiono, Weni, Yulia dan semua

teman – teman 2007 lainnya.

10. kakak-kakak angkatan 1999-2006 dan adik-adik angkatan 2008-2012 yang

tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih atas bantuannya selama

penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

Semoga Allah membalas semua kebaikan mereka terhadap penulis dan semoga

skripsi ini berguna.

Bandar Lampung, 15 Oktober 2014

Penulis,

Binur Muharis
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Kegunaan Produk ........................................................................................ 2
C. Kapasitas Rancangan ................................................................................... 3
D. Penentuan Lokasi Pabrik ............................................................................. 6

II. DESKRIPSI PROSES


A. Jenis-Jenis Proses ........................................................................................ 10
B. Pemilihan Proses ......................................................................................... 13
C. Uraian Proses .............................................................................................. 21

III. SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK


A. Bahan Baku ............................................................................................... 23
B. Produk ........................................................................................................ 24

IV. NERACA MASSA DAN ENERGI


A. Neraca Massa ............................................................................................ 28
B. Neraca Energi ............................................................................................. 30

V. SPESIFIKASI PERALATAN
A. Peralatan Proses ......................................................................................... 33
B. Peralatan Utilitas ....................................................................................... 40

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH


A. Unit Pendukung Proses ............................................................................. 66
1. Unit Penyediaan Air .............................................................................. 66
2. Unit Penyedia Steam ............................................................................. 84
3. Unit Penyediaan Listrik. ........................................................................ 80
4. Unit Penyediaan Bahan Bakar .............................................................. 88
5 Unit Pengadaan Udara Tekan................................................................ 89
iii

B. Pengolahan Limbah ................................................................................... 90


C. Laboratorium ............................................................................................. 94
D. Instumentasi Dan Pengendalian Proses ..................................................... 99

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK


A. Lokasi Pabrik ............................................................................................ 102
B. Tata Letak Pabrik ...................................................................................... 106

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN


A. Bentuk Perusahaan .................................................................................... 112
B. Struktur Organiasi Perusahaan .................................................................. 115
C. Tugas dan Wewenang................................................................................ 117
D. Status Karyawan dan Sistem Penggajian ................................................. 124
E. Kesejahteraan Karyawan ......................................................................... 125
F. Management Produksi ............................................................................. 130

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI


A. Investasi ..................................................................................................... 134
B. Evaluasi Ekonomi...................................................................................... 138
C. Angsuran Pinjaman ................................................................................... 141
D. Discount Cash Flow (DCF) …………………………………………….. 142

X. SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan ................................................................................................... 144
B. Saran .......................................................................................................... 144

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA
LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI
LAMPIRAN C SPESIFIKASI PERALATAN
LAMPIRAN D UTILITAS
LAMPIRAN E INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
LAMPIRAN F TUGAS KHUSUS

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Beberapa Produsen Pengguna KOH ...................................................... 2


1.2. Kebutuhan KOH Di Pasar Asia .............................................................. 4
1.3. Data Impor Kalium Hidroksida Di Indonesia ........................................ 4
2.1. Daftar Harga Bahan Baku dan Produk .................................................... 13
2.2. Data Entalpi dan Energi Gibbs Bahan Baku dan Produk........................ 13
2.3. Perbandingan Proses Produksi KOH ..................................................... 19
4.1. Neraca Massa Mixing Tank (MT-101) .................................................... 28
4.2. Neraca Massa Reaktor Elektrolisis(RE-201) ........................................ 29
4.3.Neraca Massa Evaporator (EV-301) ......................................................... 30
4.4.Neraca Energi Mixing Tank (MT-101) ...................................................... 30
4.5.Neraca Energi Preheater (HE-101) .......................................................... 30
4.6. Neraca Energi Reaktor Elektrolisis (RE-201) ........................................ 31
4.7. Neraca Energi Evaporator (EV-301)....................................................... 31
4.8. Neraca Energi Evaporator (EV-302)....................................................... 32
5.1. Solid Storage (SS-101)............................................................................ 33
5.2. Screw Conveyor (SC-101) ...................................................................... 34
5.3. Bucket Elevator (BE-101) ....................................................................... 34
5.4. Feeder (FE-101) ...................................................................................... 35
5.5. Mixing Tank (MT-101) ........................................................................... 35
5.6. Preheater (HE-101) ............................................................................... 36
5.7. Reaktor Elektrolisis (RE-201) ................................................................. 37
5.8. Evaporator effect I (EV-301) .................................................................. 37
5.9. Evaporator Effect II (EV-302) ............................................................... 38
5.10. Cooler (CO-301) .................................................................................... 38
5.11. Product Storage Tank (ST-103 ) ............................................................. 39
5.12. Process pump (PP-101) ........................................................................... 39
5.13. Process Pump (PP-102) ......................................................................... 40
5.20. Process Pump (PP-103) .......................................................................... 40
5.15. Bak Sedimentasi (BS-401) ..................................................................... 40
5.16. Bak Penggumpal (BP-401) .................................................................... 41
5.17. Tangki Alum (ST-401) ........................................................................... 41
5.18. Tangki Soda Kaustik (ST-402) .............................................................. 42
5.19. Tangki Kaporit (ST-403) ........................................................................ 42
5.20. Clarifier (CL-401)................................................................................... 43
5.21. Sand Filter (SF-401) ............................................................................... 43
5.22. Filter Water Tank (FWT-401) ............................................................... 44
5.23. Domestic Water Tank (DOWT-401) ...................................................... 45
5.24. Hydran Water Tank (HWT-401)............................................................ 45
5.25. Hot Basin (HB-401) ................................................................................ 46
5.26. Cooling Tower (CT-401) ....................................................................... 46
5.27. Cold Basin (CB-401) ............................................................................. 47
5.28. Tangki Asam Sulfat (ST-404) ................................................................ 47
5.29. Tangki Dispersant (ST-405) .................................................................. 48
5.30. Tangki Inhibitor (ST-406) ...................................................................... 48
5.31. Cation Exchanger (CE-4-1) ................................................................... 49
5.32. Anion Exchanger (AE-401) .................................................................... 49
5.33. Demin Water Tank (DWT-401) ............................................................. 50
5.34. Deaerator (DE-401) ............................................................................... 50
5.35. Tangki Hidrazin (ST-407) ...................................................................... 51
5.36. Boiler Feed Water Tank (BFWT-401) ................................................... 52
5.37. Boiler (B-401) ........................................................................................ 52
5.38. Tamgki Bahan Bakar (ST-408) .............................................................. 53
5.39. Diesel Generator (GS-401) .................................................................... 53
5.40. Spesifikasi Pompa Utilitas 1 (PU-401) ................................................... 53
5.41. Spesifikasi Pompa Utilitas 2 (PU-402) ................................................. 54
5.42. Spesifikasi Pompa Utilitas 3 (PU-403) .................................................. 54

v
5.43. Spesifikasi Pompa Utilitas 4 (PU-404) .................................................. 55
5.44. Spesifikasi Pompa Utilitas 5 (PU-405) .................................................. 55
5.45. Spesifikasi Pompa Utilitas 6 (PU-406) .................................................. 56
5.46. Spesifikasi Pompa Utilitas 7 (PU-407) ................................................... 56
5.47. Spesifikasi Pompa Utilitas 8 (PU-408) ................................................... 57
5.48. Spesifikasi Pompa Utilitas 9 (PU-409) ................................................... 57
5.49. Spesifikasi Pompa Utilitas 10 (PU-410) ................................................ 58
5.50. Spesifikasi Pompa Utilitas 11 (PU-411) ................................................ 58
5.51. Spesifikasi Pompa Utilitas 12 (PU-412) ................................................ 59
5.52. Spesifikasi Pompa Utilitas 13 (PU-413) ................................................ 59
5.53. Spesifikasi Blower (BL-101) .................................................................. 60
5.54. Spesifikasi Cooler (CO-101) .................................................................. 60
5.55. Spesifikasi Flash Drum (FD-101) .......................................................... 61
5.56. Spesifikasi Kompresor (K-101) ............................................................. 61
5.57. Spesifikasi Condenser (CD-302) .......................................................... 61
5.58. Spesifikasi Klorin Storage (ST-302) ..................................................... 63
5.59. Spesifikasi Blower (BL-102) .................................................................. 63
5.60. Spesifikasi Cooler (CO-102) .................................................................. 63
5.61. Spesifikasi Flash Drum (FD-102) .......................................................... 64
5.62. Spesifikasi Hydrogent Storage (ST-303) .............................................. 65
6.1. Kebutuhan Air Pabrik ............................................................................ 67
6.2. Peralatan Yang Membutuhkan Air Pendingin ........................................ 80
6.3. Peralatan Yang Membutuhkan Steam .................................................... 85
6.4. Syarat-Syarat Mutu Kualitas Air Limbah .............................................. 91
6.5. Tingkatan Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian ................... 100
6.6. Pengendalian Variabel Utama Proses .................................................... 101
7.1. Tabel Pemilihan Lokasi Pabrik .............................................................. 103
7.2. Perincian Luas Area Pabrik Kalium Hidroksida .................................... 110
9.1. Fixed Capital Investment ....................................................................... 135
9.2. Manufacturing Cost ............................................................................... 136
9.3. General Expenses ................................................................................... 137
9.4. Administrative Cost ................................................................................ 137

vi
9.5. Acceptable Persent Return on Investment .............................................. 139
9.6. Acceptable Persent Pay Out Time .......................................................... 140
9.7. Hasil Analisa Kelayakan Ekonomi ......................................................... 143

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Kurva Kebutuhan Kalium Hidroksida di Indonesia ............................. 5


1.2. Konsumsi Kalium Hidroksida dunia 2013..... ...................................... 8
2.1. Proses Pembuatan Kalium Hidroksida dengan Proses Boiling ............ 11
2.1. Proses Pembuatan Kalium Hidroksida dengan Proses Elektrolisis ...... 12
7.1. Peta Lokasi Pabrik di Kebomas, Gresik Jawa Timur .................................. 103
7.2. Tata Letak Pabrik ............................................................................................. 109
7.3. Tata Letak Alat Proses ........................................................................... 111
8.1. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................ 116
9.1. Grafik BEP dan SDP ................................................................................... 141
9.2. Kurva Cummulative Cash Flow ............................................................. 142
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Kemajuan pembangunan suatu negara dapat diindikasikan dengan

pesatnya perkembangan industri pada negara tersebut. Salah satu hal dasar

yang mendorong berdirinya suatu industri adalah adanya kesempatan pasar

yang besar, dan kemudahan dalam pemanfaatan dan pemasokan bahan

baku.Salah satu bahan kimia yang banyak digunakan adalah kalium

hidroksida. Bahan kimia yang juga dikenal sebagai potassium hydroxide ini

banyak digunakan dalam industri kimia, pupuk, dan tekstil.

Kalium hidroksida merupakan penamaan dalam Bahasa Indonesia

untuk senyawa potassium hydroxide dan dikenal dengan nama lain seperti

:caustic potash, potassia, dan potassium hydrate. Kalium hidroksida

merupakan senyawa anorganik dengan rumus kimia KOH dimana unsur

kalium (K+) mengikat sebuah gugus hidroksil (OH-). Seperti halnya natrium

hidroksida, maka kalium hidroksida merupakan basa kuat dan banyak

digunakan pada industri kimia sebagai pengontrol derajat keasaman suatu

larutan maupun campuran.


2

Proyeksi kebutuhan kalium hidroksida dalam negeri semakin meningkat seiring

dengan peningkatan industri-industri yang menggunakannya. Oleh karena itu,

maka pendirian pabrik kalium hidroksida akan membawa dampak positif.

Selama ini kalium hidroksida diimpor untuk memenuhi kebutuhan industri

dalam negeri.

B. Kegunaan Produk

Kalium hidroksida atau bisa disebut dengan potassium hydroxide

sangat diperlukan oleh berbagai industri kimia di Indonesia karena banyak

dipergunakan secara luas pada bidang industri kimia proses seperti pada

industri kalium karbonat, dimana kalium hidroksida merupakan bahan baku

utama. Kalium hidroksida juga berfungsi sebagai bahan baku pembantu pada

industri pupuk, fosfat, kimia agro (agro chemical), baterai alkaline, dan pada

industri tekstil. Kalium hidroksida juga digunakan pada industri sabun

sebagai bahan pemucat.

Berikut akan disajikan beberapa pengguna KOH di Indonesia :

Tabel 1.1. Beberapa Produsen Pengguna KOH

No Nama Produk Nama Pabrik

1 SABUN CAIR / LIQUID SOAP PT Graha Jaya Pratama Kinerja,


Cengkareng Jakarta Barat
(11oz. potassium hydroxide flake)

2 REAGENT PT. Anugrah Putra Kencana,


Cikarang Bekasi
(Kalium Hidroxida pellets)
3

3 PUPUK ORGANIK CAIR CV. Sempulur, Jakarta

(1. Mig-6 PLUS)

4 BATERAI PT. International Chemical


Industry, Medan Sumatera Utara
(Alakaline batery)

5 PUPUK PT Pupuk Kaltim, Kalimantan


Timur
(Phosphate)

6 SABUN, DETERGENT PT Unilever, Jakarta

(sabun cair,rinso)

http://gratamachem-kimia.indonetwork.co.id/profile/pt-graha-jaya-pratama-
kinerja.htm

Untuk memenuhi kebutuhan KOH dalam negeri, selama ini Indonesia masih

mengimpor dari beberapa industri di Eropa dan Asia Timur. Hal ini

dikarenakan belum adanya pabrik KOH di Indonesia, maka akan didirikan

pabrik KOH.

C. Kapasitas Rancangan

1. Kebutuhan Pasar

Kebutuhan akan kalium hidroksidadalam dan luar negeri, dapat

dilihat berdasarkan data pada tabel 1.2 dan tabel 1.3 yang diperoleh dari

Undata.org.
4

Tabel I.2. Kebutuhan KOH di pasar Asia

Negara/ 2007 2008 2009 2010 2011 2012

tahun (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)

India 6.441.559 17.205.659 10.846.524 19.227.463 10.071.828 21.934.518

Jepang 8.937.300 12.296.607 17.132.343 17.472.096 21.953.216 20.003.678

Cina 5.044.857 3.417.512 1.975.045 2.457.762 2.208.222 1.601.368

Singapore 7.711.524 7.718.394 6.700.840 10.441.954 9.224.868 9.708.014

Malaysia 18.314.430 9.945.267 9.088.887 29.493.958 46.016.984 57.744.541

Thailand 4.542.662 9.391.712 6.396.664 8.659.876 13.476.944 0

Australia 14.512.701 14.718.956 0 2.859.525 20.966.040 19.560.242

(Sumber : BPS Online, 2013)

Tabel I.3. Data impor kalium hidroksida di Indonesia

Tahun Impor (kg)

2007 9.112.197

2008 10.313.584

2009 9.045.831

2010 11.423.540

2011 12.367.672

2012 13.629.438

(Sumber : Bps Online, 2013)


5

Data Impor Kalium Hidroksida


16000
y=8E+06e0,079x
Jumlah Impor (kg/tahun)
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
tahun impor

Gambar 1.1. kurva kebutuhan kalium hidroksida di Indonesia


Untuk menghitung kebutuhan impor kalium hidroksida tahun
berikutnya maka menggunakan persamaan eksponensial :
y = A exp (bx)

Keterangan : y = kebutuhan impor kalium hidroksida, ton/tahun

x = tahun

Diperoleh persamaan eksponensial: y = 8x106 exp(0,079x)

Dari persamaan di atas diketahui bahwa kebutuhan impor kalium

hidroksida di Indonesia pada tahun 2017 adalah :

y = 8x106 exp(0,079x)

y = 19.076.201 kg/tahun

Setelah dihitung maka jumlah kebutuhan kalium hidroksida di

Indonesia pada tahun 2017 sebesar 19.076 ton/tahun. Melihat kondisi diatas

maka pada tahap awal tahun 2017 direncanakan kapasitas produksi kalium

hidroksida adalah 20.000 ton/tahun, dengan pertimbangan dapat memenuhi

kebutuhan dalam negeri dan dapat mengekspor.


6

 Kebutuhan kalium hidroksida dunia

Pasar kalium hidroksida terbesar digunakan dalam produksi sabun cair.

Dewasa ini,kaliun hidroksida dipakai selain digunakan sebagai sabun cair, bias

juga digunakan untuk industry tekstil dan juga pencampur pupuk phosphate.

Dibawah ini adalah diagram konsumsi dunia terhadap senyawa kalium

hidroksida pada 2013:

www.ihs.com/potassium hydroxide 2014 world market outlook and forecast


up to 2018.htm

Gambar I.2. Konsumsi Kalium Hidroksida dunia 2013

Asia Pasifik merupakan produsen terbesar di dunia penghasil kalium

hidroksida dan juga merupakan konsumen kalium hidroksida terbesar pula.

Negara yang tergabung dalam asia pasifik diantaranya India, Jepang, China,

Singapur dan Malaysia adalah contoh diantaranya (IHS.com, 2014).


7

2. Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi kalium hidroksida

adalah kalium klorida. Kalium klorida dpat diperoleh dari impor karena

belum cukup tersedia produsen di dalam negeri.

Dari pertimbangan tersebut maka kapasitas 20.000 ton/tahun sudah

mampu menguntungkan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dengan

harapan:

a) Dapat memenuhi kebutuhan kalium hidroksida di Indonesia

sehingga dapat mengurangi impor dari luar negri.

b) Memberi kesempatan pada industri-industri yang menggunakan

kalium hidroksida untuk berdiri di Indonesia.

c) Dapat memberikan lapangan kerja bagi masyarakat di Indonesia.

D. Lokasi Pabrik

Lokasi pabrik merupakan salah satu faktor yang penting dalam

pendirian suatu pabrik. Pabrik kalium hidroksida direncanakan akan didirikan

di daerah Kebomas,Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Pemilihan ini

dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan baik secara teknis maupun

ekonomis, berdasarkan pertimbangan

1. Pemasaran Produk

Pabrik kalium hidroksida terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

dalam negeri. Karena sebagaian besar industri di Indonesia masih terpusat di

pulau Jawa, maka pasar potensial adalah pulau Jawa.


8

2. Penyediaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan produksi suatu

pabrik sehingga penyediaan bahan baku sangat diprioritaskan. Bahan baku

kalium klorida direncanakan diperoleh dari impor luar negeri. Pelabuhan

yang ada di Gresik yaitu pelabuhan Tanjung Perak cukup dekat dengan

lokasi pabrik.

3. Sarana Transportasi

Ketersediaan transportasi yang mendukung distribusi produk dan bahan

baku baik melalui laut maupun darat. Sehingga daerah yang akan dijadikan

lokasi pabrik haruslah menpunyai fasilitast ransportasi yang memadai dan

biaya untuk transportasi dapat ditekan sekecil mungkin. Di daerah

JawaTimur, fasilitast ransportasi sangat mendukung, seperti: jalanpant ura,

jalan tol Gresik-Surabaya, Pelabuhan Tanjung Perak-Surabaya,serta

Pelabuhan Ketapang-Banyuwangi.Posisi kawasan industri yang strategis

juga akan memudahkan transportasi laut, baik untuk kebutuhan pengiriman

antar pulau maupun untuk ekspor.

4. Utilitas

Persediaan air untuk kebutuhan pabrik di daerah Gresik tersedia dalam

jumlah yang cukup besar, karena daerah tersebut merupakan daerah yang

cukup dekat dengan aliran sungai.


9

Untuk kebutuhan seperti listrik dapat dipenuhi dari PLN, dengan adanya

jaringan PLN transmisi Jawa-Bali dan generator diupayakan sendiri sedang

kebutuhan air dipenuhi oleh pihak pengelola kawasan industri Gresik

terutama diperoleh dari sumber air Sungai Brantas dan Sungai Bengawan

Solo..

5. Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli

Tenaga kerja di Indonesia tidak begitu sulit diperoleh, begitu juga di daerah

ini, yang memiliki sumber daya manusia dalam berbagai tingkatan, baik

tingkat sarjana, menengah ataupun buruh kasar maupun tenaga terampil.

Jawa timur merupakan daerah industri yang tingkat kepadatan penduduknya

tinggi.Selain itu juga terdapat universitas-universitas ternama sehingga

tenaga kerja berpendidikan tinggi, menengah maupun tenaga terampil dapat

tercukupi.

6. Kondisi Tanah dan daerah

Kondisi tanah yang relatif masih luas dan merupakan tanah datar, dengan

kondisi iklim yang relatif stabil sepanjang tahun sangat menguntungkan. Di

samping itu, Gresik merupakan salah satu kawasan industri di Indonesia

sehingga pengaturan dan penanggulangan mengenai dampak lingkungan

dapat dilaksanakan dengan baik.Juga perlu dipilih lokasi pabrik yang masih

memungkinkan untuk pengembangan area pabrik.Hal ini berkaitan dengan

kemungkinan pengembangan pabrik dimasa yang akan datang.


10

BAB II

DESKRIPSI PROSES

A. Macam-macam Proses

Pembuatan kalium hidroksida ini dapat dilakukan dengan dua macam

proses, yaitu; pembuatan kalium hidroksida dengan proses boiling dan

pembuatan kalium hidroksida dengan proses elektrolisis. Dengan bahan baku

yang digunakan berbeda-beda untuk kedua proses diatas.

A.1 Pembuatan Kalium Hidroksida Proses Boiling

Pada proses boiling, bahan baku yang digunakan adalah kalsium

hidroksida (Ca(OH)2) dan kalium karbonat (K2CO3), dimana kedua

bahan baku merupakan larutan jenuh. Proses ini dilakukan dengan

menguapkan air yang terdapat pada campuran larutan kalsium hidroksida

dan larutan kalium karbonat sehingga menghasilkan endapan kalsium

karbonat (CaCO3) dan larutan kalium hidroksida (KOH).

Reaksi yang terjadi :

Ca(OH)2(aq) + K2CO3(aq)  CaCO3(s) + 2 KOH(aq)

Konversi dari reaksi diatas sebesar = 45% - 50%


11

Gambar 2.1. Proses pembuatan kalium hidroksida dengan proses boiling

Campuran produk kemudian dipisahkan menjadi dua lapisan pada

precipitator untuk kemudian difiltrasi pada filter untuk memisahkan endapan

kalsium karbonat dengan larutan kalium hidroksida. Larutan kalium

hidroksida kemudian diuapkan untuk mengurangi kadar air sampai didapat

padatan kalium hidroksida.

Metode boiling ini merupakan metode pertama kali digunakan untuk

pembuatan kalium hidroksida, dan pada akhir abad ke-19, metode ini sudah

tidak digunakan karena alasan ekonomis, dikarenakan bahan baku yang

dipergunakan relatif banyak dan tidak efisien.

A.2 Pembuatan Kalium Hidroksida Proses Elektrolisis Membran

Pada pembuatan kalium hidroksida dengan proses elektrolisis,

sebenarnya serupa dengan pembuatan natrium hidroksida dengan proses

elektrolisis, sehingga aliran prosesnya dapat diaplikasikan dengan catatan

bahan baku utama adalah larutan kalium klorida, karena apabila bahan

baku diambil dari brine (leburan garam) kadar kalium klorida pada brine
12

sangat sedikit. Hal ini lebih menguntungkan, karena dengan bahan baku

kalium klorida, maka tidak memerlukan pengolahan pendahuluan untuk

menghilangkan impuritis.

Gas Gas klorin


KCl hidrogen

Membran Cell Evaporator


Tangki
(elektrolisis)
pengadukan

H2O
H2O

KOH 50%

Gambar 2.2. Proses pembuatan kalium hidroksida dengan proses elektrolisis

Sel membran menggunakan membran semi permeabel untuk

memisahkan anoda dan katoda. Membran ini hanya mengizinkan ion K+

untuk melewatinya. Pemakaian ini dimaksudkan intuk mencegah ion Cl-

untuk ikut menyebrang ke katoda serta OH- ke dalam anoda. Dengan

demikian, di katoda dihasilkan larutan KOH dengan kemurnian tinggi

sedangkan ion klor keluar sebagai gas klor.

Reaksi : KCl  K+ + Cl-

H2O  H+ + OH-

Anoda : 2Cl-  Cl2 + 2e-

Katoda : 2H2O + 2e-  H2 + 2OH-

K+ + OH-  KOH

Membran terbuat dari bahan hydrolyzed copolymer seperti

perfluoroolefin dan fluorosulfonated perfluorovinyl. Sel membran

menghasilkan KOH yang lebih murni dan lebih tinggi konsentrasinya bila
13

dibandingkan dengan sel diaphragma, yaitu sebesar 430-460 g/liter.

Konsentrasi KCl yang diizinkan adalah 260 – 320g/liter. Sel membran ini

telah ditetapkan dalam industri secara komersil (US. paten 4.062.743).

B. Pemilihan Proses

Pemilihan suatu proses operasi dapat dipilih berdasarkan analisis baik

secara ekoomi maupun secara teknis.

Tabel 2.1. Daftar harga bahan baku dan produk

Komponen BM (g/mol) Harga (U$)/kg Harga (Rp)/kg

Ca(OH)2 74,093 0,40 - 0,75 8.250

K2CO3 138 0,14 - 0,58 6.380

CaCO3 100,09 0.45 – 0,60 6.600

KCl 74,5 0.34- 0.459 4.300

KOH 56 1 -2 13.200

(Sumber : Alibaba.com, 2014)

Tabel 2.2. Data Entalpi dan Energi Bebas Gibbs Bahan Baku dan Produk pada

298 K (joule/mol)

Komponen Fase ∆Hf 298 ∆Gf 298

Ca(OH)2 Padat -986.920 -898.490

K2CO3 Padat -280,90 -264,04

CaCO3 Padat -1.206.920 -1.128.790

KCl Larutan -100,164 -98,76


14

KOH Larutan -114,96 105

H2O Cair -285.830 -237.129

(Sumber: Smith, 2001)

B.1 Reaksi dengan proses boiling

a. Ditinjau dari segi ekonomi :

Keuntungan = Penjualan – biaya bahan baku

Reaksi :

Ca(OH)2(aq) + K2CO3(aq)  CaCO3 + 2KOH(aq)

Konversi reaksi : 40-50%

Basis 1 kg KOH yang terbentuk

� ���
Mol KOH =
� ���

1 ( � ���) 1000 � ���


Mol KOH = �
56( ���) 1 � ���

= 17,857 mol KOH

Berdasarkan persamaan stokiometri maka Ca(OH)2(aq) yang dibutuhkan

untuk bereaksi adalah ½ dari 17,857 mol KOH, yaitu 8,928 mol

Ca(OH)2(aq).

Ca(OH)2(aq) + K2CO3(aq)  CaCO3 + 2KOH(aq)

Mula-mula : A A - -

Reaksi : 8,928 8,928 8,928 17,857

Sisa : A-8,928 A-8,928 8,928 17,857

Konversi = 0,40
15

Maka mencari reaktan awal (A)

ℎ �
Konversi =
ℎ −

0,40 A = 8,928

A = 22,321 mol

Jadi jumlah reaktan mula-mula :

Ca(OH)2 = 22,321 mol

K2CO3 = 22,321 mol

Massa Ca(OH)2 mula-mula = mol x BM

� 1 �
= 22,321 mol x 74,093 x
1000 �

= 1,654 kg

Total cost Ca(OH)2 = Rp. 4.400/kg x 1,654 kg

= Rp.7.277,6 /kg KOH yang diproduksi

Massa K2CO3 mula-mula = mol x BM

� 1 �
= 22,321 mol x 138 x
1000 �

= 3,08 kg

Total cost K2CO3 = Rp. 1.540/kg x 3,08 kg

= Rp. 4.743,2/kg KOH yang diproduksi

Sehingga total biaya reaktan untuk produksi KOH/jam operasi :

(Rp .7.277,6+Rp .4.743) � ��� �


= 2525,2525
� ��� �

= Rp.30.355.525,2/jam
16

b. Ditinjau dari segi termodinamika

Biasanya kelayakan teknik terhadap suatu reaksi kimia yang ditinjau

adalah energi bebas gibbs (∆G). Energi bebas gibbs suatu reaksi dapat

dihitung berdasarkan ∆Gof setiap reaktan dan setiap produk yang diketahui.

Reaksi

Ca(OH)2(aq) +K2CO3(aq)  CaCO3 + 2KOH(aq)

∆Hreaksi = (2 x ∆HofKOH + ∆HofCaCO3) – (∆HofCa(OH)2 + ∆HofK2CO3)

= ((2 x-114,96) + (-1.206.920)) – ((-986.090)+(-280,90))

= -220779,02

∆Greaksi = (2 x ∆HogKOH + ∆HogCaCO3) – (∆HogCa(OH)2 + ∆HogK2CO3)

= ((2 x -105) + (-1.128.790)) – ((-898.490) + (-264,04))

= -230.245,96

Karena ∆Greaksi bernilai negatif maka biaya proses dianggap tidak ada

(diabaikan) = nol

Harga jual produk KOH = Rp. 13.200/kg

Penjualan KOH/jam operasi :

� .13.200 2525 ,25 � ��� �


= x
� ��� �

= Rp. 33.333.300/jam

Sehingga keuntungan yang diperoleh dari proses ini :

Keuntungan = Penjualan – biaya bahan baku

= Rp. 33.333.300/jam – Rp. 30.355.525,2/jam


17

= Rp. 2.977.774,8/jam

B.2 Reaksi dengan menggunakan proses elektrolisis

a. Ditinjau dari segi ekonomi

Reaksi :

2KCl(Aq) + 2H2O(l)  2KOH(Aq) + H2(g) +Cl2(g)

Konversi : 95-97%

Basis 1 kg KOH yang terbentuk

� ���
Mol KOH =
� ���

1 ( � ���) 1000 � ���


Mol KOH = �
1 � ���
56( ���)

= 17,857 mol KOH

Berdasarkan persamaan stokiometri maka KCl yang dibutuhkan untuk

bereaksi adalah 17,857 mol KCl.

2KCl(aq) + 2H2O(l)  2KOH(aq) + H2(g) +Cl2(g)

Mula-mula : A A - - -

Reaksi : 17,857 17,857 17,857 8,928 8,928

Sisa : A-17,857 A-17,857 17,857 8,928 8,928

Konversi = 0,97

Maka mencari reaktan awal (A)

ℎ �
Konversi =
ℎ −

17,857
0,97 =

0,97 A = 17,857

A = 18,409 mol
18

Jadi jumlah reaktan mula-mula :

KCl = 18,409 mol

H2O = 18,409 mol

Massa KCl mula-mula = mol x BM

� 1 �
= 18,409 mol x 74,5 x
1000 �

= 1,371 kg

Total cost KCl = Rp. 4300/kg x 1,371 kg

= Rp. 5.895,3/kg KOH yang diproduksi

Total cost H2O = Rp. 0 (karena H2O yang digunakan diambil dari

pabrik sendiri).

Sehingga total biaya reaktan untuk produksi KOH/jam operasi :

Rp .5.895,3 � ��� �
= 2525,2525
� ��� �

= Rp. 14.887.121,891/jam

b. Ditinjau dari segi termodinamika

Reaksi :

2KCl(aq) + 2H2O(l)  2KOH(aq) + H2(g) +Cl2(g)

∆Hreaksi = (2 x ∆HofKOH + ∆HofH2 + ∆HofCl2) – (2 x ∆HofKCl + 2 x

∆HofH2O)

= ((2 x -144,96) + 0 + 0 ) – ((2 x -100,164) + (2 x -285.830))

= + 571.570,408 joule/mol (reaksi endotermis)

∆Greaksi = (2 x ∆HofKOH +∆HofH2 + ∆HofCl2) – (2 x ∆HofKCl + 2 x

∆HofH2O)
19

= ((2 x 105) + 0 + 0 ) – ((2 x -98,76) + (2 x -237.129))

= 474.665,52 joule/mol (reaksi tidak spontan)

Watt = Joule/detik

1 mol KOH = massa KOH/BM

� 1 �
Massa KOH = 1 mol x 56 x
1000 �

= 0,056 kg

∆Greaksi = 474.665,52 joule/mol

. 1 1
= 474.665,52 x x
3600 0,056 �

= 2.354,492 watt .jam /kg

. 1
= 2.354,492 x
� 1000

= 2,354 kwh/kg

Produksi KOH/jam operasi = 2.525,25 kg/jam

Harga 1 kwh listrik untuk industri = Rp.1.350,00

ℎ � � .1.350
Maka biaya operasi = 2,354 x 2.525,25 x
� ℎ

= Rp. 8.024.991,97/jam

Penjualan KOH/jam operasi = Rp. 33.333.300/jam

Maka, keuntungan menggunakan KCl

Keuntungan = Penjualan – biaya bahan baku

= Rp.33.333.300/jam – Rp. 14.887.121,891/jam

= Rp. 18.446.178,11/jam
20

Berdasarkan uraian macam proses diatas, maka dapat ditabelkan

perbandingan masing-masing proses sebagai berikut :

Tabel 2.3. Perbandingan antara proses produksi KOH dengan boiling dan

proses elektrolisis KCl

Macam Proses
Parameter
Boiling Elektrolisis

Bahan Baku Utama K2CO3 KCl

Pelarutan dan Pemisahan dan


Proses
pengendapan elektrolisis

Bahan Baku
Ca(OH)2, H2O H2O
Pembantu

Produk Samping CaCO3 H2, Cl2

Suhu Operasi 105˚C (1 atm) 80˚C - 90˚C (1 atm)

Aliran Proses sederhana Komplek

Kadar Produk 45-50% minimum 90%

Keuntungan Rp. 2.977.774,8/jam Rp. 18.446.178,11/jam

Dari tinjauan proses pembuatan kalium hidroksida diatas, maka

proses yang dipilih adalah proses pembuatan kalium hidroksida dengan

proses elektrolisis dengan beberapa faktor pendukung :

a. Bahan baku mudah didapat dan ekonomis.

b. Suhu operasi yang rendah.

c. Kadar produk yang dihasilkan memenuhi pasar.

d. Ketergantungan akan bahan baku hanya pada KCl.


21

C. URAIAN PROSES :

Pada prarencana pabrik kalium hidroksida ini, dapat dibagi menjadi 3

Unit pabrik, dengan pembagian :

1. Unit Penyedia Bahan Baku

2. Unit Proses

3. Unit Pemurnian Produk

Adapun uraian proses pembuatan kalium hidroksida ini adalah sebagai

berikut :

Aliran prosesnya adalah sebagai berikut : pertama-tama kalium klorida

dalam bentuk padatan dengan kadar 99,80% dilarutkan dalam air dengan

suhu 60°C sehingga membentuk larutan kalium klorida. Larutan KCl

kemudian diumpankan pada sel elektrolisis pada bagian katoda. Pada sel

elektrolisis terjadi proses elektrolisis larutan KCl menjadi larutan KOH

dengan produk samping berupa gas Cl2 dan gas H2.

Larutan kalium klorida pertama-tama masuk pada bagian katoda (+),

dimana terjadi proses penguraian KCl menjadi ion kalium (K+) dan ion klor

(Cl-). Ion klor terakumulasi menjadi gas klorin (Cl2) untuk kemudian

dikeluarkan sebagai produk samping, sedangkan ion kalium (K+)

diumpankan menuju bagian anoda (-). Pada bagian anoda (-), kalium (K+)

bereaksi dengan senyawa air (H2O) membentuk kalium hidroksida (KOH)

dengan melepas gas hydrogen (H2) sebagai produk samping.

Reaksi yang terjadi :

2 KCl(aq) + 2 H2O(l)  2 KOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)


22

Konversi dari reaksi tersebut sebesar 95% - 97% dengan kadar KOH

sebesar 28 – 32%, kemudian diumpankan pada evaporator (EV-301) untuk

proses pemekatan sampai dengan kadar 50%.

Larutan KOH 50% kemudian diumpankan ke cooler (CO-401) untuk

pedinginan produk KOH kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan

(ST-103) untuk dipasarkan.


BAB III

SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK

Berikut sifat-sifat fisis dan kimia bahan baku dan produk yang digunakan

dalam pembuatan furfuril alkohol :

A. Bahan Baku

1. Kalium Klorida (Wikipedia & Perry 7ed : 1999)

Nama Lain : Potassium Chloride, Potassium Muriate, Potash

Muriate

Rumus Molekul : KCl

Berat Molekul : 74,5

Warna : Putih

Bau : tidak berbau

Bentuk : kristal

Specific Gravity : 1,988

Melting Point : 790°C

Boiling Point : 1500°C

Solubility, Water : 27,6 gr/100 gr H2O (H2O=0°C)

Solubility, Water : 56,7 gr/100 gr H2O (H2O=100°C)


24

2. Air

Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18 gr/mol

Boiling Point : 100°C

Melting Point : 0°C

Densitas : 1000 kg/m3

(Sumber : Wikipedia, 2012)

B. Produk

Produk Utama

1. Kalium Hidroksida (Wikipedia & Perry 7ed : 1999)

Nama Lain : Potassium Hydroxide, Caustic Potash, Potassia

Rumus Molekul : KOH

Berat Molekul : 56

Warna : putih

Bau : tidak berbau

Bentuk : padatan higroskopis

Specific Gravity : 2,044

Melting Point : 380°C

Boiling Point : 1320°C

Solubility, Water : 97 gr/100 gr H2O (H2O=0°C)

Solubility, Water : 178 gr/100 gr H2O (H2O=100°C)

Kadar produk : minimum 90% (Chemicalland21)


25

Produk Samping

1. Hydrogen (Wikipedia & Perry 7ed : 1999)

Nama Lain : Hydrogen Gas, LH2 (liquifying)

Rumus Molekul : H2

Berat Molekul :2

Warna : tidak berwarna

Bau : tidak berbau

Bentuk : gas

Specific Gravity : 0,0709

Melting Point : -259,1°C

Boiling Point : -252,7°C

Solubility, Water : 2,1 cc/100 cc H2O (H2O=0°C)

Solubility, Water : 0,85 cc/100 cc H2O (H2O=80°C)

Kadar produk : minimum 95% (Wikipedia.org)

2. Chlorine (Wikipedia & Perry 7ed : 1999)

Nama Lain : Chlorine Gas, Halogen Chlor

Rumus Molekul : Cl2

Berat Molekul : 71

Warna : kuning kehijauan

Bau : berbau seperti sulfur

Bentuk : gas

Specific Gravity : 1,56


26

Melting Point : -101,6°C

Boiling Point : -34,6°C

Solubility, Water: 1,46 gr/100 gr H2O (H2O=0°C)

Solubility, Water : 0,57 gr/100 gr H2O (H2O=30°C)

Kadar produk : minimum 95% (Wikipedia.org)


BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN

A. Peralatan Proses
Peralatan proses pabrik Kalium Hidroksida dengan kapasitas 20.000 ton/tahun
terdiri dari:

Tabel 5.1. Spesifikasi Solid Storage (SS-101)


Alat : Solid Storage (Silo)
Kode : SS-101
Fungsi : Untuk menyimpan padatan KCl selama
30 hari.
BahanKonstruksi : Stainless Steel Tipe-316
Kondisi
Temperatur : 30C
Tekanan : 1 atm
Laju Alir : 3458,920 kg/jam
Dimensi Atap
Diameter : 40 ft = 3,048 m
Tinggi : 5,7 ft = 1,737 m
Tebal : 3/16 in
Dimensi Shell
Diameter : 40 ft = 12,192 m
Tinggi : 42 ft = 12,801 m
Tebal : 0,24 in = 0,006 m
DimensiKonis
Diameter : 10 ft = 3,048 m
Tinggi : 12,6 ft = 3,841 m
Tebal : 1/2 in
Jumlah : 3 buah
34

Tabel 5.2. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-101)


Alat :Screw Conveyor
Kode : SC-101
Fungsi : Untuk membawa padatan KCl menuju
BE-101.
Tipe : HelicoidScrew Conveyor
BahanKonstruksi Stainless Steels Tipe-316
Kondisi
Temperatur : 30C
Tekanan : 1 atm
Laju Alir : 200 ft3/jam
Dimensi conveyor
Panjang : 15 ft = 4,57 m
Diameter flight : 12 in = 0,205 m
Diameter pipa : 9 in = 0,229 m
Diametershafts : 2 in = 0,051 m
Kecepatan : 40 rpm
Power : 1 hp
Jumlah : 1 buah

Tabel 5.3. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-101)


Alat : Bucket Elevator
Kode : BE-101
Fungsi : Untuk membawa padatan KCl menuju SS-101
BahanKonstruksi : Stainless Steels Tipe-316
Tipe : Continous Bucket Elevator
Kondisi
Temperatur : 30C
Tekanan : 1 atm
Laju Alir : 3.458,92 kg/jam
Dimensi bucket
Ukuran : 8 x 5,5 x 7,75 in
Jarakantarbucket : 12 in
Kecepatan : 43 rpm
Tinggi : 50 ft = 15,240 m
Power : 4 hp
Jumlah : 1 buah
35

Tabel 5.4. Spesifikasi Feeder (FE-101)


Alat : Feeder
Kode : FE-101
Fungsi : Untuk menampung padatan KCl sementara.
BahanKonstruksi : Stainless Steel Tipe-316
Kondisi
Temperatur : 30C
Tekanan : 1 atm
Laju Alir : 3458,920 kg/jam
Dimensi Shell
Diameter : 10 ft (3,048 m)
Tinggi : 12 ft (3,658 m)
Tebal : 3/16 in
DimensiKonis
Diameter : 2,5 ft (0,762 m)
Tinggi : 3,5 ft (1,067 m)
Tebal : 0,1875 in (0,0047 m)
Jumlah : 1 buah

Tabel 5.5. Spesifikasi Mixing Tank (MT-101)


Alat : Mixing Tank
Kode : MT-101
Fungsi : Tempat untuk melarutkan padatan KCl dengan
H2O.
Jenis : Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar
(flat bottom) dan atap(head) serta bottom
berbentuk torispherical dished head.
BahanKonstruksi : Stainless Steel Tipe-316
Kondisi
Temperatur : 30°C
Tekanan : 1 atm
Kapasitas : 62,73 ft3
DimensiShell
Diameter : 10 ft (3,048 m)
Tinggi : 10 ft (3,048 m)
Tebal : 1/4 in
DimensiHead
Atas : 14,001 ft (4,268 m)
Bawah : 14,001 ft (4,268 m)
Tebal : 1/3 in ( atasdanbawah )
DimensiPengaduk
Jenis : Marine Propeller 3 Blade
36

Diameter : 3 ft (0,914 m)
Tebal : 0,375 ft (0,114 m)
Tinggi : 13,334 ft (4,064 m)
Pitch : 3 ft (0,914 m)
Jumlah :1
Power : 3 hp
DimensiBaffle
Lebar : 0,833 ft (0,254 m)
Tinggi : 10,361 ft (3,158 m)
Clearance : 0,125 ft (0,038 m)
Offset Top : 0,139 ft (0,042 m)
Offset Bottom : 1,5 ft (0,457 m)
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.6. Spesifikasi Preheater(HE-101)


: Untuk menaikkan temperature keluaran ST-101
Fungsi (larutanKCl) dari temperatur 30⁰C menjadi 90⁰C.
KodeAlat : HE-101
Jenis : Double Pipe Heat Exchanger
BahanKonstruksi : Stainless Steel Tipe-321
Dimensi InnerPipe

IPS : 1 1/4 in
Sch. No. : 40
ID : 1,380 in (0,035 m)
OD : 1,660 in (0,042 m)
a" : 0,435 ft2/ft
Annulus
IPS : 2 in (0,051 m)
Sch. No. : 40
ID : 2,067 in (0,0525 m)
OD : 2,380 in (0,0604 m)
a” : 0,622 ft2/ft
Surface area : 31,949 ft2
Pressure drop Inner pipe (ΔPp) : 0,0164 psi
Annulus (ΔPa) : 0,206 psi
Fouling factor : 0,00371 (hr)(ft2)(oF)/Btu
JumlahHairpins :2
37

Tabel 5.7. Spesifikasi Reaktor Elektrolisis (RE-201)


Kode Alat RE-201
Nama Alat Reaktor Elektrolisis
Tipe Alat Multipolar Electrolytic Cells
Fungsi Memproduksi kalium hidroksida dari KCl dan H2O
Kondisi Temperatur = 90 oC
Operasi Tekanan desain = 5,817 Psi
Dimensi Panjang 2,893 M
Lebar 0,964 M
Tinggi 1,543 M
Tebal shell = 3/16 in
Sel Katoda
Elektrolisis Steel
Anoda Titanium
Efisiensi Arus 94,5 %
Cell Voltage 81 Volt/tank
Current Density 3200 A/m2
I 480 kA
Power 89,836 kWh/jam
Bahan Nikel Steel SA – 238 grade C
Kontruksi

Tabel 5.8. Spesifikasi Evaporator Efek 1(EV-301)


Alat : Evaporator I
Kode : EV – 301
: Menguapkan sejumlah air yang terkandung pada
Fungsi
produk keluaran Reaktor.
Tipe : Shell and Tube Short Vertical Evaporator
Kapasitas : 6412,014 kg/jam
Dimensi Tinggi total evaporator = 8,898 m
Shell :
Diameter shell (ID) = 1,12 m
Tebalshell (ts) = 0,1743 in = 0,004427 m
Tebalhead (th)= 0,16 in =0,004064 m
Tube :
OD tube = 1 in = 0,0254 m
Panjangtube = 18 ft = 5,486 m
Jumlahtube = 126 tubes
Pressure Drop ΔPs = 0,0001829 psi
ΔPt= 0,0004169 psi
38

Dirt factor : 0,00903 jam.ft2F/btu


Bahan konstruksi : Stainless Steel Tipe 316
Jumlah : 1 buah

Tabel 5.9. Spesifikasi Evaporator Efek II(EV-302)


Alat : Evaporator II
Kode : EV – 302
Fungsi : Menguapkan sejumlah air yang terkandung pada
produk keluaran Evaporator Efek I.
Tipe : Shell and Tube Short Vertical Evaporator
Kapasitas : 6094,545 kg/jam
Dimensi Tinggi total evaporator = 7,155 m
Shell :
Diameter shell (ID) = 29 in = 0,7366
Tebalshell (ts) = 0,151 in = 0,00383 m
Tebalhead (th)= 0,173 in = 0,00439 m
Tube :
OD tube = 1,25 ft = 0,381m
Panjangtube = 18 ft= 5,486 m
Jumlahtube = 195 tubes
Pressure Drop ΔPs = 0,00000558 psi
ΔPt = 0,0033174 psi
Dirt factor : 0,00301 jam.ft2F/btu
Bahankonstruksi : Stainless Steel Tipe 304
Jumlah : 1 buah

Tabel 5.10. Spesifikasi Cooler (CO-301)


Alat : Cooler
Kode : CO-301
Fungsi : Mendinginkan larutan produk dari temperatur 55C
menjadi 35C sebelum disimpan pada Tangki
Penyimpanan (ST-103).
Bentuk : 2,4 Shell and Tube Exchanger
Dimensi Surface Area= 172,69 ft2
OD tube = 3/4 in (0,019 m)
ID shell = 17 1/4 in (0,438 m)
Baffle space = 3,450 in (0,087 m)
L = 16 ft (4,878 m)
39

Rd = 0,0025 jam.ft2F/btu
Jumlah tube = 98,51 ( 99 ) buah
∆P, tube = 0,284 psi
∆P, shell = 1,258 psi
Jumlah : 1 buah

Tabel 5.11. Spesifikasi Product Storage Tank(ST-301)


Alat :Product Storage Tank
Kode : ST-301
Fungsi : Tempat untuk menyimpan larutan produk.
Jenis : Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar
(flat bottom)dan atap(head)berbentuk konis.
BahanKonstruksi : Stainless Steel Tipe-304
Kondisi
Temperatur : 30°C
Tekanan : 1 atm
Kapasitas : 5376 bbl
DimensiShell
Diameter : 40 ft (12,192 m)
Tinggi : 24 ft (7,315 m)
Tebal : 5/8in
DimensiHead
Tinggi : 6,240 ft (1,902 m)
Tebal :5/16in
Jumlah : 2 Buah

Tabel 5.12. Spesifikasi Process Pump (PP-101)


Alat : Pompa Proses
Kode : PP-101
Fungsi : Mengalirkan Larutan Kcl dari MT-101
menuju HE-201
Jenis : Centrifugal Pump, Single Suction
Bahan Konstruksi : Stainless Steel Tipe-304
Kapasitas : 7,165 gpm
Efisiensi : 60%
Dimensi Pipa
NPS : 3/4 in
Sch. : 40 in
Power motor : 1 hp
NPSH : (0,388 m)
Jumlah : 2 Buah
40

Tabel 5.13. Spesifikasi Process Pump (PP-102)


Alat : Pompa Proses
Kode : PP-102
Fungsi : Mengalirkan KOH dari RE-201 menuju ke
EV-301.
Jenis : Centrifugal Pump, Single Suction
Bahan Konstruksi : Stainless Steel Tipe-304
Kapasitas : 40,607 gpm
Efisiensi : 71%
Dimensi Pipa
NPS : 3/4 in
Sch. : 40 in
Power motor : 0,5 hp
NPSH : (0,383 m)
Jumlah : 2 Buah

Tabel 5.14. Spesifikasi Process Pump (PP-103)


Alat : Pompa Proses
Kode : PP-103
Fungsi : Mengalirkan produk KOH dari EV-301
menuju ke EV-302.
Jenis : Centrifugal Pump, Single Suction
Bahan Konstruksi : Stainless Steel Tipe-304
Kapasitas : 7.165 gpm
Efisiensi : 50%
Dimensi Pipa
NPS : 3/4 in
Sch. : 40 in
Power motor : 1 hp
NPSH : 2,573 ft (0,784 m)
Jumlah : 2 Buah

B. Peralatan Utilitas

Tabel 5.15. Bak Sedimentasi (BS-401)


Alat : Bak Sedimentasi
Kode : BS-410
Fungsi : Mengendapkan lumpur dan kotoran pada air sungai selama 4 jam.
Kapasitas : 24,111 m3
Jenis : Bak Rectangular
Dimensi Panjang : 5,750 m
41

Lebar : 1,438 m
Kedalaman : 8,267 m
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.16. Bak Penggumpal (BP-401)


Alat : Bak Penggumpal
Kode : BP-401
Fungsi : Menggumpalkan kotoran yang tidak mengendap di bak
sedimentasi dengan menambahkan alum Al2(SO4)3,
soda kaustik, dan kaporit.
Jenis : Bak dilengkapi pengaduk
Kapasitas : 24,111 m3
Dimensi Bak Diameter : 3,328 m
Tinggi : 3,328 m
Dimensi Pengaduk Jenis : Marine Propeller 3 Blades
Diameter : 1,109 m
Power : 5 hp
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.17. Tangki Alum (ST-401)


Alat : Storage Tank
Kode : ST-401
Fungsi : Menyimpan larutan alum 26% v/v selama 30 hari
untuk diinjeksikan ke dalam BP-401.
Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan flat bottom
dan head berbentuk conical.
Kapasitas : 0,014 m3
Dimensi Shell Diameter : 10 ft (3,048 m)
Tinggi : 12 ft (3,657 m)
Tebal : 0,213 in
42

Dimensi Head Tinggi : 0,625 ft (0,205 m)


Tebal : 3/16 inchi
Tinggi Tangki : 12,625 ft (4,142 m)
Tebal Lantai : 1/2 in
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.18. Tangki Soda Kaustik (ST-402)


Alat : Storage Tank
Kode : ST-402
Fungsi : Menyimpan larutan soda kaustik 48% v/v selama
30 hari untuk diinjeksikan ke dalam BP-401.
Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan flat bottom
dan head berbentuk conical.
Kapasitas : 0,012 m3
Dimensi Shell Diameter : 10 ft (3,048 m)
Tinggi : 12 ft (3,657 m)
Tebal : 1/4 in
Dimensi Head Tinggi : 5,576 ft (1,829 m)
Tebal : 3/16 in
Tinggi Tangki : 12,625 ft (4,142 m)
Tebal Lantai : 1/2 in
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.19. Tangki Kaporit (ST-403)


Alat : Storage Tank
Kode : ST-403
Fungsi : Menyimpan larutan kaporit 30% v/v selama 14 hari untuk
diinjeksikan ke dalam BP-401.
Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan flat bottom
43

dan head berbentuk conical.


Kapasitas : 0,289 m3
Dimensi Shell Diameter : 25 ft (7,620 m)
Tinggi : 30 ft (9,144 m)
Tebal : 1/2 in
Dimensi Head Tinggi : 4,075 ft (1,337 m)
Tebal : 3/16 in
Tinggi Tangki : 34,075 ft (11,180 m)
Tebal Lantai : 1/2 in
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.20. Clarifier (CL-401)


Alat : Klarifier
Kode : CL-401
Fungsi : Mengendapkan gumpalan-gumpalan kotoran dari BP-401.
Bentuk : Bak berbentuk bottom kerucut terpancung
Kapasitas : 24,111 m3
Dimensi Klarifier Diameter : 10 ft (3,048 m)
Tinggi : 12 ft (3,658 m)
Walkways : 3 ft (1 m)
Platforms : 8 x 8 ft (2,4 x 2,4 m)
Dimensi Rake Tipe : Beam rabble arms
Diameter : 10,45 ft (3,185 m)
Power : 0,5 hp
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.21. Sand Filter (SF-401)


Alat : Sand Filter
Kode : SF-401
Fungsi : Menyaring kotoran-kotoran yang terbawa air.
44

Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan head dan bottom


berbentuk torisperical dengan multi media filter.
Kapasitas tangki : 24,111 m3
Dimensi Shell Diameter : 10 ft (3,048 m)
Tinggi : 12,063 ft (3,677 m)
Tebal : 1/4 in
Dimensi Tebal : 3/8 in
Head & Bottom Tinggi : 1,913 ft (0,583 m)
Tinggi tangki : 12,063 ft ( 3,677 m)
Tekanan Desain : 18,883 psi
Waktu Backwash : 5,773 menit
Bahan Konstruksi : Carbon steel SA-283
Jumlah : 2 buah

Tabel 5.22. Filter Water Tank (FWT-401)


Alat : Filter Water Tank
Kode : FWT-401
Fungsi : Menampung air keluaran sand filter selama 12 jam.
Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan flat bottom
dan head berbentuk conical.
Kapasitas tangki : 24,107 m3
Dimensi Shell Diameter : 35 ft (10,668 m)
Tinggi : 36 ft (10,973 m)
Tebal : 3/4 in
Dimensi Head Tinggi : 4,708 ft (1,544 m)
Tebal : 5/16 in
Tinggi Tangki : 40,708 ft (13,355 m)
Tebal Lantai : 1/2 in
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283
Jumlah : 1 Buah
45

Tabel 5.23. Domestic Water Tank (DOWT-401)


Alat : Domestic Water Tank
Kode : DOWT-401
Fungsi : Menyimpan bahan baku air untuk keperluan umum dan
sanitasi selama 1 hari.
Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan flat bottom
dan head berbentuk conical.
Kapasitas tangki : 1,568 m3
Dimensi Shell Diameter : 15 ft (4,572 m)
Tinggi : 18 ft (5,486 m)
Tebal : 1/4 in
Dimensi Head Tinggi : 0,848 ft (0,278 m)
Tebal : 5/16 in
Tinggi Tangki : 18,848 ft (6,183 m)
Tebal Lantai : 1/2 in
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.24. Hydran Water Tank (HWT-401)


Alat : Hydran Water Tank
Kode : HWT-401
Fungsi : Menyimpan bahan baku air untuk keperluan pemadam
kebakaran selama 2 hari.
Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan flat bottom
dan head berbentuk conical.
Kapasitas tangki : 1 m3
Dimensi Shell Diameter : 15 ft (4,572 m)
Tinggi : 18 ft (5,486 m)
Tebal : 0,247 in
Dimensi Head Tinggi : 0,848 ft (0,278 m)
Tebal : 5/16 in
46

Tinggi Tangki : 18,848 ft (6,183 m)


Tebal Lantai : 1/2 in
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.25. Hot Basin (HB-401)


Alat : Hot Basin
Kode : HB-401
Fungsi : Menampung air yang akan didinginkan di Cooling Tower.
Bentuk : Bak rectangular
Kapasitas : 4,931 m3
Dimensi Panjang : 4,710 ft ( 1,436 m)
Lebar : 4,710 ft (1,436 m)
Tinggi : 9,420 ft (2,871 m)
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.26. Cooling Tower (CT-401)


Alat : Cooling Tower
Kode : CT-401
Fungsi : Mendinginkan air pendingin yang telah digunakan oleh
peralatan proses dari temperatur 45oC menjadi 30oC
dengan menggunakan media pendingin udara.
Tipe : Inducted Draft Counterflow Tower
Kapasitas : 4,931 m3
Dimensi Panjang : 3,801 ft (1,159 m)
Lebar : 1,901ft (0,579 m)
Tinggi : 12,051 ft (3,67 m)
Power Motor : 0,041 hp
Bahan Konstruksi : Beton
Jumlah : 1 Buah
47

Tabel 5.27. Cold Basin (CB-401)


Alat : Cold Basin
Kode : CB-401
Fungsi : Menampung air yang telah didinginkan di Cooling Tower.
Bentuk : Bak rectangular
Kapasitas : 40,700 m3
Dimensi Panjang : 8,957 ft (2,730 m)
Lebar : 8,957 ft (3,168 m)
Tinggi : 17,914 ft (5,460 m)
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.28. Tangki Asam Sulfat (ST-404)


Alat : Storage Tank
Kode : ST-404
Fungsi : Menyimpan larutan H2SO4 konsentrasi 4% v/v selama 30 hari
sebagai regeneran resin penukar kation dan injeksi
ke Cooling Tower.
Bentuk : Silinder tegak dengan flat bottom dan head
berbentuk conical.
Kapasitas : 0,0276 m3
Dimensi Shell Diameter : 10 ft (3,048 m)
Tinggi : 12 ft (3,657 m)
Tebal : 1/4 in
Dimensi Head Tinggi : 0,625 ft (0,205 m)
Tebal : 3/16 in
Tinggi Tangki : 12,625 ft (4,142 m)
Tebal Lantai : 1/2 in
Bahan Konstruksi : Stainless Steels Tipe-316
Jumlah : 1 Buah
48

Tabel 5.29. Tangki Dispersant (ST-405)


Alat : Storage Tank
Kode : ST-405
Fungsi : Menyimpan dispersant selama 7 hari untuk diinjeksikan
ke Cooling Tower.
Bentuk : Silinder tegak dengan flat bottom dan head berbentuk
conical.
Kapasitas : 0,025 m3
Dimensi Shell Diameter : 15 ft (4,572 m)
Tinggi : 18 ft (5,486 m)
Tebal : 3/8 in
Dimensi Head Tinggi : 0,848 ft (0,278 m)
Tebal : 5/16 in
Tinggi Tangki : 18,848 ft (6,183 m)
Tebal Lantai : 1/2 in
Bahan Konstruksi : Stainless Steels Tipe-316
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.30. Tangki Inhibitor (ST-406)


Alat : Storage Tank
Kode : ST-406
Fungsi : Menyimpan inhibitor selama 30 hari untuk diinjeksikan
ke Cooling Tower.
Bentuk : Silinder tegak dengan flat bottom dan head
berbentuk conical.
Kapasitas : 0,002 m3
Dimensi Shell Diameter : 10 ft (3,048 m)
Tinggi : 12 ft (3,658 m)
Tebal : 5/16 in
Dimensi Head Tinggi : 0,625 ft (0,205 m)
Tebal : 3/16 in
Tinggi Tangki : 12,625 ft (4,142 m)
49

Tebal Lantai : 1/2 in


Bahan Konstruksi : Stainless Steels Tipe-316
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.31. Cation Exchanger (CE-401)


Alat : Cation Exchanger
Kode : CE-401
Fungsi : Menghilangkan ion-ion positif yang terlarut dan menghilangkan
kesadahan air.
Bentuk : Silinder tegak dengan head dan bottom
berbentuk torisperical
Kapasitas : 0,277 m3/jam
Dimensi Shell Diameter : 1,919 ft (0,585 m)
Tinggi : 11,655 ft (3,553 m)
Tebal : 3/16 in
Dimensi Tebal : 3/16 in
Head dan Bottom Tinggi : 0,503 ft (0,153 m)
Tinggi Tangki : 12,662 ft (3,859 m)
Bahan Konstruksi : Stainless Steels Tipe-316
Jumlah : 2 Buah

Tabel 5.32. Anion Exchanger (AE-401)


Alat : Anion Exchanger
Kode : AE-401
Fungsi : Menghilangkan ion-ion negatif yang terlarut dan menghilangkan
kesadahan air.
Bentuk : Silinder tegak dengan head dan bottom
berbentuk torisperical
Kapasitas : 16,622 m3/jam
Dimensi Shell Diameter : 1,342 ft (0,409 m)
Tinggi : 11,862 ft (3,616 m)
50

Tebal : 3/16 in
Dimensi Tebal : 3/16 in
Head dan Bottom Tinggi : 0,400 ft (0,122 m)
Tinggi Tangki : 12,662 ft (3,859 m)
Bahan Konstruksi : Stainless Steels Tipe 316
Jumlah : 2 Buah

Tabel 5.33. Demin Water Tank (DWT-401)


Alat : Storage Tank
Kode : DWT-401
Fungsi : Menyimpan air demin dari keluaran anion exchanger
pada suhu 30C selama 10 jam.
Bentuk : Silinder tegak dengan flat bottom dan head
berbentuk conical.
Kapasitas : 16,622 m3
Dimensi Shell Diameter : 15 ft (4,572 m)
Tinggi : 18 ft (5,486 m)
Tebal : 1/2 in
Dimensi Head Tinggi : 1,418 ft (0,465 m)
Tebal : 3/16 in
Tinggi Tangki : 19,418 ft (6,370 m)
Tebal Lantai : 1/2 in
Bahan Konstruksi : Stainless Steels Tipe 316
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.34. Deaerator (DE-401)


Alat : Deaerator
Kode : DE-401
Fungsi : Menghilangkan gas-gas terlarut dalam air, seperti:
O2 dan CO2, agar korosif dan kerak tidak terjadi,
51

dengan menginjeksikan hydrazine.


Bentuk : Tangki horizontal dengan head berbentuk torrispherical
dilengkapi sparger.
Dimensi Shell Diameter : 10 ft (3,048 m)
Tinggi : 12 ft (3,657 m)
Tebal : 5/16 in
Dimensi Tebal : 3/8 in
Head dan Bottom Tinggi : 1,913 ft (0,583 m)
Tinggi Tangki : 15,825 ft (4,824 m)
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.35. Tangki Hidrazin (ST-407)


Alat : Storage Tank
Kode : ST-407
Fungsi : Menyimpan hidrazin selama 30 hari untuk
diinjeksikan ke Deaerator.
Bentuk : Silinder tegak dengan flat bottom dan head
berbentuk conical.
Kapasitas : 2,753 m3
Dimensi Shell Diameter : 10 ft (3,048 m)
Tinggi : 12 ft (3,658 m)
Tebal : 1/4 in
Dimensi Head Tinggi : 0,625 ft (0,205 m)
Tebal : 3/16 in
Tinggi Tangki : 12,625 ft (4,142 m)
Tebal Lantai : 1/2 in
Bahan Konstruksi : Stainless Steels Tipe 316
Jumlah : 1 Buah
52

Tabel 5.36. Boiler Feed Water Tank (BFWT-401)


Alat : Storage Tank
Kode : BFWT-401
Fungsi : Menyimpan air untuk keperluan umpan boiler
selama 12 jam.
Bentuk : Silinder tegak dengan flat bottom dan head
berbentuk conical.
Kapasitas : 2,753 m3
Dimensi Shell Diameter : 15 ft (4,572 m)
Tinggi : 12 ft (3,658 m)
Tebal : 5/16 in
Dimensi Head Tinggi : 0,938 ft (0,308 m)
Tebal : 3/16 in
Tinggi Tangki : 12,938 ft (4,245 m)
Tebal Lantai : 1/2 in
Bahan Konstruksi : Stainless Steels Tipe 316
Jumlah : 1 Buah

Tabel 5.37. Boiler (B-401)


Alat : Boiler
Kode : B–401
Fungsi : Tempat menghasilkan Saturated Steam
dengan temperatur 150°C dan tekanan 476 kPa.
Jenis : Fire Tube
Kapasitas Boiler : 4459,689 Btu/jam (4704,972 kJ/jam)
Jenis Bahan Bakar : Natural Gas
Jumlah Bahan Bakar : 318,015 lb/jam (114,642 kg/jam)
Jumlah Steam : 2733,238 kg/jam
Daya Boiler : 9 hp
Bahan Konstruksi : Cast Iron
Jumlah : 1 buah
53

Tabel 5.38. Tangki Bahan Bakar (ST-408)


Alat : Storage Tank
Kode : ST-408
Fungsi : Menyimpan bahan bakar untuk keperluan boiler
selama 10 hari.
Bentuk : Silinder tegak dengan flat bottom dan head
berbentuk conical.
Kapasitas : 59.739 m3
Dimensi Shell Diameter : 15 ft (4,572 m)
Tinggi : 18 ft (3,658 m)
Tebal : 3/8 in
Dimensi Head Tinggi : 1,418 ft (0,465 m)
Tebal : 5/16 in
Tinggi Tangki : 19,418 ft (6,370 m)
Tebal Lantai : 1/2 in
Bahan Konstruksi : Stainless Steels Tipe 316
Jumlah : 1 Buah

Tabel D.39. Spesifikasi Diesel Generator (GS–401)


Nama Alat : Generator
Kode : GS-401
Fungsi : Sebagai pembangkit tenaga listrik.
Kapasitas : 0,924 MW
Efisiensi : 80 %
Jenis Bahan Bakar : Natural Gas
Kebutuhan Bahan Bakar : 89,213 m3/jam
Jumlah : 1 Buah

Tabel D.40. Spesifikasi Pompa Utilitas 1 (PU–401)


Alat : Pompa Utilitas
Kode : PU – 401
54

Fungsi : Memompa air sungai ke Bak Sedimentasi (BS-401)


Jenis : Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Laju Alir : 26,712 m3/ jam
Efisiesi : 70 %
Dimensi NPS = 4 in
Sch. = 40
Power motor : 1,93 hp
NPSH : 2,471 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)

Tabel D.41. Spesifikasi Pompa Utilitas 2 (PU–402)


Alat : Pompa Utilitas
Kode : PU-402
Fungsi : Memompa air dari BS-401 menuju Bak
Penggumpal (BP-401).
Jenis : Centrifugal pump, single-suction, single stage
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Laju Alir : 26,716 m3/ jam
Efisiensi : 70 %
Dimensi NPS = 4 in
Sch. = 40
Power : 0,64 hp
NPSH : 2,471 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)

Tabel D.42. Spesifikasi Pompa Utilitas 3 (PU–403)


Alat : Pompa Utilitas
Kode : PU-403
Fungsi : Memompa air dari BP-401 menuju ke Clarifier
(CL-401)
Jenis : Centrifugal pump, single-suction, single stage
55

Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C


Laju Alir : 26,716 m3/jam
Efisiensi : 65 %
Dimensi NPS = 4 in
Sch = 40
Power : 2 hp
NPSH : 2,471 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)

Tabel D.43. Spesifikasi Pompa Utilitas 4 (PU–404)


Alat : Pompa Utilitas
Kode : PU-404
Fungsi : Memompa air dari CL-401 menuju Sand
Filter (SF-01)
Jenis : Centrifugal pump, single-suction, single stage
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Laju Alir : 26,716 m3/ jam
Efisiensi : 60 %
Dimensi NPS = 4 in
Sch = 40 in
Power : 1,5 hp
NPSH : 2,4712 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)

Tabel D.44. Spesifikasi Pompa Utilitas 5 (PU–405)


Alat : Pompa Utilitas
Kode : PU-405
Fungsi : Memompa air dari SF-401 menuju Filter Water
Tank (FWT-401)
Jenis : Centrifugal pump, single-suction, single stage
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Laju Alir : 26,517 m3/jam
56

Efisiensi : 42 %
Dimensi NPS = 4 in
Sch = 40 in
Power : 5 hp
NPSH : 2,459 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)

Tabel D.45. Spesifikasi Pompa Utilitas 6 (PU–406)


Alat : Pompa Utilitas
Kode : PU-406
Fungsi : Memompa air dari FWT-401 menuju
DOWT-401, HWT-401, CB-401, dan CE-401
Jenis : Centrifugal pump, single-suction, single stage
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Laju Alir : 2,567 m3/jam
Efisiensi : 78 %
Dimensi NPS =12 in
Sch = 40 in
Power : 0,5 hp
NPSH : 0,193 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)

Tabel D.46. Spesifikasi Pompa Utilitas 7 (PU–407)


Alat : Pompa Utilitas
Kode : PU-407
Fungsi : Memompa air dari Hot Basin (HB-401) menuju
Cooling Tower (CT-401)
Jenis : Centrifugal pump, double-suction, single stage
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Laju Alir : 5,452 m3/jam
Efisiensi : 80 %
Dimensi NPS = 6 in
57

Sch = 40 in
Power : 3 hp
NPSH : 0,318 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)

Tabel D.47. Spesifikasi Pompa Utilitas 8 (PU–408)


Alat : Pompa Utilitas
Kode : PU-408
Fungsi : Memompa air dari CT-401 menuju Cold Basin
(CB-401)
Jenis : Centrifugal pump, double-suction, single stage
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Laju Alir : 5,452 m3/jam
Efisiensi : 80%
Dimensi NPS = 12 in
Sch = 40 in
Power : 0,5 hp
NPSH : 0,318 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)

Tabel D.48. Spesifikasi Pompa Utilitas 9 (PU–409)


Alat : Pompa Utilitas
Kode : PU-409
Fungsi : Memompa air pendingin dari CB-401 menuju ke
alat proses
Jenis : Centrifugal pump, single-suction, single stage
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Laju Alir : 5,452 m3/jam
Efisiensi : 40 %
Dimensi NPS = 1/2 in
Sch = 40 in
Power : 2 hp
58

NPSH : 0,318 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)

Tabel D.49. Spesifikasi Pompa Utilitas 10 (PU–410)


Alat : Pompa Utilitas
Kode : PU-410
Fungsi : Memompa air dari Cation Exchanger (CE-401)
menuju Anion Exchanger (AE-401)
Jenis : Centrifugal pump, double-suction, single stage
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Laju Alir : 18,415 m3/jam
Efisiensi : 69 %
Dimensi NPS = 3 in
Sch = 40 in
Power : 0,5 hp
NPSH : 0,717 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)

Tabel D.50. Spesifikasi Pompa Utilitas 11 (PU–411)


Alat : Pompa Utilitas
Kode : PU-411
Fungsi : Memompa air dari AE-401 menuju Demin Water
Tank (DWT-401)
Jenis : Centrifugal pump, double-suction, single stage
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Laju Alir : 18,415 m3/jam
Efisiensi : 40 %
Dimensi NPS = 1/2 in
Sch = 40 in
Power : 0,5 hp
NPSH : 0,717 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
59

Tabel D.51. Spesifikasi Pompa Utilitas 12 (PU–412)


Alat : Pompa Utilitas
Kode : PU-412
Fungsi : Memompa air dari DE-401 menuju Boiler Feed
Water Tank (BFWT-401)
Jenis : Centrifugal pump, double-suction, single stage
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Laju Alir : 18,283 m3/ jam
Efisiensi : 40 %
Dimensi NPS = 1/2 in
Sch = 40 in
Power : 3 hp
NPSH : 0,714 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)

Tabel D.52. Spesifikasi Pompa Utilitas 13 (PU–413)


Alat : Pompa Utilitas
Kode : PU-413
Fungsi : Memompa air BFWT-401 menuju Boiler (B-401)
Jenis : Centrifugal pump, double-suction, single stage
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas : 3,028 m3/ jam
Efisiensi : 40 %
Dimensi NPS = 1,5 in
Sch = 40 in
Power : 0,5 hp
NPSH : 0,215 m
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
60

Tabel. D.53 Spesifikasi Blower


Kode alat BL-101
Nama alat Blower
Untuk menghembuskan gas keluaran reactor untuk
Fungsi didinginkan di dalam Cooler
Suhu 90oC
Type Centrifugal Multiblade Backward Curved Blower
Power 0,072 Hp
ft 3
2,976
Kapasitas udara menit
Jumlah 2 (1 operasidan 1 cadangan)

Tabel. D.54 Spesifikasi Cooler


Kode alat CO – 101
Nama alat Cooler
Fungsi Mendinginkan campuran gas Cl2 dari temperatur 90oC
menjadi temperatur 25oC dengan media pendingin
berupa amonia
Bentuk Shell and Tube Heat Exchanger
Dimensi pipa Shell Tube
(Amonia) (Cl2+steams)
BWG - BWG 16
OD - OD 1 in
ID 8 in ID 0,62 in
a'' a'' 0,2618 ft2
Ps 0,3095 psi 0,0929

Panjangpipa 16 Ft
:
Δt 78,726 o
F
A 87,965 ft2
Uc 345,360 Btu/hr.ft2 F
Ud 68,154 Btu/hr.ft2 F
Rd 0,01177702 Diizinkan 0,01
Bahan konstruksi Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
61

Tabel. D.55 Spesifikasi Flash Drum


Kode alat FD - 101
Nama alat Flash Drum
Fungsi Memisahkan fasa uap dan fasa cair keluaran
Reaktor yang telah didinginkan

Jenis Silinder tegak (vertikal) dengan bentuk head


dan bottom torispherical head
Kondisi Operasi Temperatur = 25oC Tekanan = 1 atm
Bahan Konstruksi Stenlees steel SA-106
Kapasitas 5105,793 kg/jam
Dimensi Shell : IDs= 24 i = 2ft = 0,6096 m
Tinggi (L) = 60,837 in = 5,069ft = 1,545 m
Tebal = 3/16 in = 0,0156ft= 0,005 m

Dimensi Head &Bottom Tinggi = 6,4197 in = 0,535ft= 0,1631 m


Tebal = 3/16 in = 0,016 ft = 0,005 m
Holding Time 2,5menit = 150sekon
Tekanan desain 17,635 psi = 1,199 atm
Jumlah 1 buah

Tabel. D.56 Spesifikasi Kompresor


Kode alat K- 301
Nama alat Kompresor
Fungsi Untuk menaikkan tekanan keluaran atas flash drum
(FD-01) dari 1 atm hingga 10 atm
Jenis Turbo compressor
Kondisi operasi Pin = 1 atm Tin = 25 oC
Pout = 10 atm Tout = 159,505oC
Jumlah stage = 2
Ws = 507,745kJ/kmol
Power 71,969 hp
Bahan konstruksi Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316

Tabel. D.57. Spesifikasi Condenser


Kode alat CD-302
Nama alat Condenser
: Untuk mendinginkan campuran gas Cl2 dari 90 oC
Fungsi menjadi 25 oC dengan media pendingin berupa air
62

Kode alat : E-522


Jenis : Double Pipe Heat Exchanger
Bahan konstruksi : Stainless Steel Tipe-321
Dimensi
InnerPipe
IPS : 1 1/4 in
Sch. No. : 40
ID : 2,067in
OD : 2,380 in
a" : 0,622 ft2/ft
Annulus
IPS : 2 in
Sch. No. : 40
ID : 4,026 in
OD : 4,50 in
a” : 0,622 ft2/ft
Surface area : 37,388 ft2
Pressure drop Inner pipe (ΔPp) : 0,036 psi
Annulus (ΔPa) : 0,0387 psi
Fouling factor : 0,00086 (hr)(ft2)(oF)/Btu
JumlahHairpins :2
63

Tabel. D.58. Spesifikasi Klorin Storage


Kode ST-302
Nama alat Klorin Storage
Fungsi Menyimpan hasil samping berupa klorin cair
pada suhu 308,15 K dan pada tekanan 10 atm
sebanyak 1.563,98 kg/jam selama 3 hari.
Bentuk Bola (spherical)
Kapasitas 466,28 ft3 = 13,32 m3
Dimensi Diameter (D) = 11 ft
Tinggi (Hs) = 11 ft
Tebal = 3 in
Tekanan desain 175,48psi
Isolasi Material = Asbestos Board
Bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah 3 buah

Tabel. D.59 Spesifikasi Blower


Kode alat BL - 102
Nama alat Blower
Untuk menghembuskan gas keluaran
reactor berupa H2 untuk didinginkan
Fungsi di dalam Cooler
Suhu 90oC
single stage blower discharge
Type pressure
Power 0,003 Hp
ft 3
0,042
Kapasitas udara menit
Jumlah 2 (1 operasidan 1 cadangan)

Tabel. D.60. Spesifikasi Cooler


Kode alat CO-102
Nama alat Cooler
: Untuk mendinginkan campuran gas H2 dari 90 oC
Fungsi menjadi 25 oC dengan media pendingin berupa air

KodeAlat : E-522
Jenis : Double Pipe Heat Exchanger
Bahan konstruksi : Stainless Steel Tipe-321
Dimensi
64

InnerPipe
IPS : 2 1/2 in
Sch. No. : 40
ID : 2,469 in
OD : 2,880 in
a" : 0,753 ft2/ft
Annulus
IPS : 3 in
Sch. No. : 40
ID : 3.068 in
OD : 4350 in
a” : 0,917 ft2/ft
Surface area : 30,120 ft2
Pressure drop Inner pipe (ΔPp) : 0,0023 psi
Annulus (ΔPa) : 0,155 psi
Fouling factor : 0,0049 (hr)(ft2)(oF)/Btu
Jumlah Hairpins : 2 buah

Tabel. D.61 Spesifikasi Flash Drum


Kode alat FD-102
Nama alat Flash drum
Fungsi Memisahkan fasa uap dan fasa cair campuarn gas
H2 dan H2O keluaran Reaktor yang telah
didinginkan
Jenis Silinder tegak (vertikal) dengan bentuk head dan
bottom torispherical head
Kondisi Operasi Temperatur = 25oC Tekanan = 1 atm
Bahan Konstruksi Stenlees steel SA-106
Kapasitas 748,431 kg/jam
Dimensi Shell : IDs = 18 in = 1,5ft = 0,6096 m
Tinggi (L) = 49,561 in = 4,130ft = 1,258 m
Tebal = 3/16 in = 0,0156ft= 0,005 m
Dimensi Head &Bottom Tinggi = 5,4169 in = 0,4514ft = 0,3176 m
Tebal = 3/16 in = 0,016 ft= 0,005 m
Holding Time 2,5menit = 150 sekon
Tekanan Desain 17,635 psi = 1,199 atm
Jumlah 1 buah
65

Tabel. D.62 Spesifikasi Hidrogen Storage


Kode ST-303
Nama alat Hidrogen Storage
Fungsi Menyimpan hasil samping berupa gas H2 pada
suhu 273,15 K dan pada tekanan 1 atm sebanyak
262,776 kg/jam selama 3 hari.
Bentuk Bola (spherical)
Kapasitas 262,776 ft3 = 7,436 m3
Dimensi Diameter (D) = 7,78 ft
Tinggi (Hs) = 11 ft
Tebal = 3 in
Tekanan desain 175,48psi
Isolasi Material = Asbestos Board
Bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah 3 buah
65

BAB VI

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

A. Unit Pendukung Proses

Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana

penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik.

Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air bersih (Filtered

Water), air pendingin (Cooling water), air demin (Boiling Feed Water), kukus

(steam), udara instrument dan listrik. Penyediaan utilitas dapat dilakukan

secara langsung dimana utilitas diproduksi di dalam pabrik tersebut atau

secara tidak langsung yang diperoleh dari pembelian ke perusahaan-

perusahaan yang menjualnya.

Unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik Kalium Hidroksida antara

lain:

1. Unit pengolahan air (Water Treatment Unit)

Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi

kebutuhan air seperti air untuk keperluan umum atau sanitasi, air

pendingin, air bebas mineral dan steam.


67

Secara keseluruhan, total kebutuhan air adalah sebanyak

24.110,673kg/jam, dengan perincian sebagai berikut :

Tabel.6.1. Kebutuhan Air Pabrik

Penggunaan Jumlah (kg/jam)

Air keperluan umum 1.567,5

Air untuk pembangkit steam 2.733,238

Air pendingin 4.921,539

Air proses 13.888,395

Total 24.110,673

Air yang digunakan dalam pabrik ini seperti air kebutuhan umum dan

sanitasi, air demin, air umpan boiler, air pendingin dan lainnya diperoleh

dari air sungai. Untuk mendapatkan spesifikasi air sesuai dengan

kebutuhan dilakukan pengolahan dengan beberapa tahap. Pengolahan yang

dilakukan setelah pemompaan dari sungai adalah penjernihan,

penyaringan, desinfektasi, demineralisasi, dan deaerasi.

Diagram alir pengolahan air adalah sebagai berikut :


68

air hidran

cooling tower air pendingin

Air air umpan


klarifikasi Filtrasi Demineralisasi Deaerasi
sungai boiler

air sanitasi
air keperluan umum

Gambar 6.1 Diagram Alir Pengolahan Air

a) Penjernihan (Clarification)

Bahan baku air diambil dari air sungai. Air sungai dialirkan dari

daerah terbuka ke water intake system yang terdiri dari screen dan

pompa. Screen dipakai untuk memisahkan kotoran dan bnda-benda

asing pada aliran suction pompa. Air yang tersaring oleh screen

masuk ke suction pompa dan dialirkan melalui pipa masuk ke unit

pengolahan air.

Air masuk ke dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan dan

memisahkan lumpur yang mungkin terbawa, yang dapat menyebabkan

gangguan fouling di dalam proses penyediaan air bebas mineral.

Partikel yang besar dihilangkan dengan penyaringan, tetapi koloidal

yang ada dilepas melalui proses penggumpalan (coagulation) dan

klarifikasi dan sebelum dikeluarkan dilakukan injeksi bahan-bahan

kimia dalam tangki pencampuran (premix tank).


69

Semua air alam mengandung bermacam-macam jenis dan jumlah

pengotor. Kotoran ini dapat digolongkan sebagai :

a. Padatan yang terlarut

Zat-zat padat yang terlarut terdiri dari bermacam-macam komposisi

mineral-mineral seperti kalsium karbonat, magnesium karbonat,

kalsium sulfat, magnesium sulfat, silika, sodium klorida, sodium

sulfat dan sejumlah kecil besi, mangan, florida, aluminium, dan

lain-lain.

b. Gas-gas yang terlarut

Gas-gas yang terlarut biasanya adalah komponen dari udara

walaupun biasanya jarang, seperti hidrogen sulfida, metana,

oksigen dan CO2.

c. Zat yang tersuspensi

Dapat berupa kekeruhan (turbidity) yang terjadi dari bahan organik,

mikro organik, tanah liat dan endapan lumpur, warna yang

disebabkan oleh pembusukan tumbuh-tumbuhan, dan lapisan

endapan mineral seperti minyak

Untuk menyempurnakan proses koagulasi dan penjernihan, diinjeksikan

bahan-bahan kimia pada bak penggumpal (Premix Tank) yaitu antara lain :

 Larutan Alum (aluminium sulfat)

Larutan alum berupa tepung berwarna putih, dapat larut dalam air,

stabil dalam udara, tidak mudah terbakar, tidak dapat larut dalam

alkohol dan dapat dengan cepat membentuk gumpalan.Alum


70

berfungsi sebagai bahan penggumpal (floculant) untuk

menjernihkan air.Zat-zat pengotor dalam bentuk senyawa suspensi

koloidal tersusun dari ion-ion bermuatan negatif yang saling tolak-

menolak. Aluminium Sulfat dalam air akan larut membentuk ion

Al3+ dan OH-serta menghasilkan asam sulfat sebagai berikut:

Al2(SO4)3 + 6 H2O  2 Al3+ + 6 OH- + 3 H2SO4

Ketika ion yang bermuatan positif dalam koagulan (Alum, Al3+)

bertemu / kontak dengan ion negatif tersebut pada kondisi pH

tertentu maka akan terbentuk floc (butiran gelatin). Pembentukan

flok terbaik pada PH 6,5 – 7,5. Butiran partikel floc ini akan terus

bertambah besar dan berat sehingga cenderung akan mengendap ke

bawah. Jumlah alum yang diinjeksikan sebanyak 0,06% dari air

umpan dengan konsentrasi 26% volum.

 Soda kaustik (NaOH)

Diinjeksikan untuk mengatur pH atau memberikan kondisi pH 6.5

– 7.5 pada air sungai sehingga mempermudah pembentukan flok

oleh alum dan mengurangi hardness air. Pada proses pembentukan

floc, pH cenderung turun (bersifat asam) karena terbentuk juga

H2SO4. Maka untuk mengontrol pH tetap ada rentang yang

diinginkan diinjeksikan kaustik (NaOH). Selain itu, keberadaan

CO2 menyebabkan kalsium dan magnesium karbonat yang


71

terkandung pada air menjadi bikarbonat (Carbonate hardness)

yang larut dalam air. Dengan penambahan kaustik maka bikarbonat

akan kembali menjadi karbonat yang mengendap. Jumlah soda

kaustik yang diinjeksikan sebanyak 0,05% dari air umpan dengan

konsentrasi 40% volum.

 Chlorine

Berfungsi sebagai desinfektan untuk membunuh bakteri, jamur, dan

mikroorganisme.Jumlah yang diinjeksikan sebanyak 1.2 % dari

umpan dengan konsentrasi 30 % volum.

Injeksi bahan-bahan kimia tersebut berlangsung secara otomatis yang

perbandingannya diatur berdasarkan laju alir masuk.Tetapi sebelumnya

dilakukan dahulu jar test terhadap sampel air sungai untuk menentukan

dosis yang harus diberikan karena iklim yang berubah-ubah. Selain itu,

analisis pH cairan pun rutin dilakukan agar tercipta kondisi yang tepat

sehingga proses koagulasi tercapai dengan baik.

Tahap selanjutnya adalah menjaga pembentukan floc (flokulasi) dan

mengendapkan partikel floc sambil memperhatikan pembentukan lapisan

lumpur (sludge blanket). Proses ini terjadi di Clarifier / Floctreator. Flok

berukuran kecil akan membentuk gumpalan-gumpalan besar sehingga

akan mempercepat pengendapan (settling). Lapisan lumpur berfungsi

menahan floc yang baru terbentuk, oleh karena itu harus dijaga tetap
72

ada.Untuk menjaga supaya lumpur merata dan tidak terlalu padat

dilakukan pengadukan lambat dengan kecepatan pengadukan 2-3 rpm.

Laju alir masuk keluar pada clarifier berdasarkan overflow dengan

menjaga settling level. Laju alir yang konstan dibutuhkan agar terjadi

pembentukan lumpur yang baik. Lumpur akan dibuang (blowdown)

dengan otomatis tergantung dari jumlah air yang telah masuk (metering

water) dan tingginya permukaan lumpur yang dapat diperiksa dengan

mengambil sampel dalam beberapa level.

b) Penyaringan (Filtration)

Setelah melalui proses di Clarifier, air dialirkan menuju sand filter

untuk menyaring zat-zat tersuspensi yang masih ada. Selama operasi

dari sand filter, kotoran yang masih terbawa pada air setelah

mengalami proses penjernihan akan terlepas oleh filter dan terkumpul

pada permukaan bed.

Penyaringan ini menggunakan media pasir atau sand filter berbentuk

silinder vertikal yang terdiri dari antrasit, coarse sand, fine sand, dan

activated carbon. Activated carbon digunakan untuk menghilangkan

klorin, bau dan warna. Bila sand filter ini telah jenuh maka perlu

dilakukan regenerasi, dengan cara cuci aliran balik (backwash) dengan

aliran yang lebih tinggi dari aliran filtrasi, hal ini dilakukan untuk

melepaskan kotoran (suspended matters) dari permukaan filter dan

untuk memperluas bidang penyaringan. Setelah di-backwash dan


73

filterdioperasikan kembali, air hasil saringan untuk beberapa menit

pertama dikirim ke pembuangan, hal ini dilakukan untuk

membersihkan sistem dari benda-benda padat yang masih terbawa dan

setelah itu dibuang.

Backwash filter secara otomatis terjadi bila hilang tekan tinggi (high

pressure drop) tercapai atau waktu operasi (duration time) tercapai.

Larutan kaustik diinjeksikan melalui pipa dari sand filter untuk mengatur

pH dari produk air filter yang masuk ke tangki penyimpanan air filter .

Untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme yang ada dalam air filter

dilakukan injeksi klorin. Dari tangki air filter, air didistribusikan ke

menara pendingin, keperluan umum dan air umpan boiler.

a. Air untuk keperluan umum dan sanitasi

Air untuk keperluan umum adalah air yang dibutuhkan untuk sarana dalam

pemenuhan kebutuhan pegawai seperti untuk mandi, cuci, kakus (MCK)

dan untuk kebutuhan kantor lainnya serta kebutuhan rumah tangga. Air

sanitasi diperlukan untuk pencucian atau pembersihan peralatan pabrik,

utilitas, laboratorium dan lainnya.

Beberapa persyaratan untuk air sanitasi adalah sebagai berikut :

 Syarat fisis; di bawah suhu kamar, tidak berwarna, tidak berasa, dan

tidak berbau, tingkat kekeruhan < 1 mg SiO2/Liter.


74

 Syarat kimia; tidak mengandung zat organik dan anorganik yang

terlarut dalam air, logam-logam berat lainnya yang beracun.

 Syarat biologis (bakteriologis); tidak mengandung kuman/bakteri

terutama bakteri patogen.

Air yang diperlukan untuk keperluan umum ini adalah sebesar :

 Air untuk kantor

Kebutuhan air untuk karyawan = 15 L/org/hr

Air untuk kebutuhan karyawan = 158 org x 15 L/org/hari

= 2370 L/hari = 2,37 m3/hari

 Air untuk perumahan pabrik

20 rumah x 4 orang/rumah x 0.2 m3/orang hari

= 16.00 m3/hari

 Air untuk laboratorium

Air untuk keperluan ini diperkirakan = 1,5 m3/hari

 Air untuk bengkel

Air untuk keperluan ini diperkirakan = 7.50 m3/hari

 Air untuk kebersihan dan pertamanan

Air untuk keperluan ini diperkirakan = 0,25 m3/hari

Sehingga total kebutuhan air untuk keperluan umum sebesar

Air keperluan umum = 47.52 m3/hari

= 1964.5213kg/jam.
75

b. Cooling Water System (Air pendingin)

Air pendingin merupakan air yang diperlukan untuk proses-proses

pertukaran/perpindahan panas dalam heat exchanger dengan tujuan

untuk memindahkan panas suatu zat di dalam aliran ke dalam air. Air

pendingin yang digunakan diperoleh dari Sungai Ciujung yang

letaknya cukup dekat dengan pabrik. Sistem air pendingin yang

digunakan untuk pabrik adalah tipe Open Recirculating Cooling

Water. Sistem ini akan memungkinkan berbagai penghematan dalam

hal biaya penyediaan utilitas khususnya untuk air pendingin. Udara

bebas digunakan sebagai pendingin dari air panas yang terbentuk

sebagai produk dari proses perpindahan panas. Sistem/Unit air

pendingin mengolah air dengan proses pendinginan dari suhu 45oC

menjadi 30oC, untuk dapat digunakan lagi sebagai air untuk proses

pendinginan pada alat pertukaran panas dari alat yang membutuhkan

pendinginan. Proses dari sistem pendinginan tersebut dinamakan

Recooling process.

Sistem air pendingin terdiri dari cooling toweryang dilengkapi dengan

Induced Draft fan untuk membantu penguapan,cooling water basin,

pompa air pendingin untuk peralatan proses dan sistem injeksi bahan

kimia.
76

Air panas

udara

Air dingin
Gambar 6.2. Cooling Tower

Proses pendinginan di cooling tower :

 Air pendingin yang keluar dari media-media perpindahan panas di

area proses akan disirkulasikan dan didinginkan kembali

seluruhnya di dalam cooling tower.

 Air dialirkan ke bagian atas Cooling Tower kemudian dijatuhkan

ke bawah dan akan kontak dengan aliran udara yang dihisap oleh

Induce Draft (ID) Fan.

 Akibat kontak dengan aliran udara terjadi proses pengambilan

panas dari air oleh udara dan juga terjadi proses penguapan
77

sebagian air dengan melepas panas laten yang akan mendinginkan

air yang jatuh ke bawah.

 Air yang telah menjadi dingin tersebut dapat ditampung di Basin

dan dapat dipergunakan kembali sebagai cooling water

 Air dingin dari Basin dikirim kembali untuk mendinginkan proses

di pabrik menggunakan pompa sirkulasi Cooling water.

 Pada proses pendinginan di cooling tower sebagian air akan

menguap dengan mengambil panas laten, oleh karena itu harus

ditambahkan air make-up dari Water Treatment Plant.

Evaporasi
Hot Water, T= 42oC

COOLING COOLER
TOWER PROSES

Make
Up

T = 35oC

Blow Down

Gambar 6.3. Diagram Cooling Water System

Cooling Water System memiliki fungsi yang sangat penting bagi

pabrik. Oleh karena itu Cooling Water System harusdikontrol dengan

sebaik-baiknya, minimal mampu beroperasi tanpa gangguan selama 2

tahun. Adanya gangguan dari Cooling Water akan menyebabkan


78

terjadinya kerusakan alat baik secara langsung maupun tidak langsung

sehingga sistem injeksi bahan kimia disediakan untuk mengolah air

pendingin.

Pengolahan air pada cooling towerdilakukan dengan menginjeksikan

zat kimia, yaitu berupa:

a. Scale inhibitor

Scale/ kerak terjadi karena adanya endapan diposit di permukaan

metal. Endapan ini digolongkan dalam beberapa jenis antara lain :

 Mineral Scale, yaitu pengendapan garam-garam kristal

misalnya garam-garam Ca, SiO2. Garam Ca akan turun

kelarutannya seiring dengan menurunnya suhu sehingga

bertendensi untuk terjadi pengendapan.

 Suspended Matter, yaitu partikel-partikel asing yang masuk ke

dalam sistem terbawa udara misalnya debu

 Corrosion Product, hasil sampingan dari proses korosi yang

tidak larut di air.

Adanya kerak/scale dalam permukaan pipa akan menyebabkan :

 Mengganggu perpindahan panas (heat transfer)

 Menyebabkan penyumbatan pipa

Untuk menghindari terjadinya Scale/kerak maka diinjeksikan Scale

Inhibitor (Dispersant). Senyawa tersebut melemahkan tegangan


79

permukaan partikel. Bahan Dispersant yang digunakan adalah

Nalco XP-8301.

b. Corrotion inhibitor

berupa natrium posfatyang berfungsi untuk mencegah korosi pada

peralatan dengan melapisi permukaan metal berupa protective film.

c. Slime Inhibitor

Slime atau lendir yang berwarna coklat kehitaman yang menempel

di permukaan pipa. Slime merupakan penyebab terganggunya film

corossion inhibitor dan menurunkan efisiensi Cooling Water

System. Slime disebabkan oleh adanya mikroorganisme seperti

bakteri dan plankton yang tinggal, berkembang dan tumbuh dalam

air sungai. Untuk mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme

tersebut diinjeksikan inhibitor berupa chlorine (Cl2). pH air yang

terbaik adalah 6.5 – 7.0, apabila pH lebih besar maka klorida

menjadi tidak efektif dan sebaliknya jika pH lebih kecil maka

memudahkan terjadinya korosi. Senyawa asam sulfat atau kaustik

biasanya diinjeksikan untuk menjaga kondisi pH.

Dosis zat kimia yang diinjeksikan ditentukan berdasarkan pemeriksaan

kontinyu jar test terhadap air pendingin.


80

Kualitas standar air pendingin yang harus dipenuhi yaitu :

 Ca hardness sebagai CaCO3 :  150 ppm

 Mg hardness sebagai MgCO3 :  100 ppm

 Silika sebagai SiO2 :  200 ppm

 Turbiditas :  10

 Cl- dan SO42- :  1000 ppm

 pH :6–8

 Ca2+ : max. 300 ppm

 Silika : max. 150 ppm

 TDS : max 2500 ppm

Total air pendingin yang diperlukan sebesar 292286.4093 kg/jam.

Peralatan yang menggunakan air pendingin tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 6.2. Peralatan yang Membutuhkan Air Pendingin

No. Kebutuhan Jumlah Satuan

1 Cooler 4474,126 kg/jam

Total 4474,126 kg/jam

Over Design 10% 4921,539 kg/jam

Water Make Up 492,154 kg/jam

Recovery 90% 4429,385 kg/jam

Penguapan dan kebocoran air akan terjadi di dalam cooling tower ini.

Oleh karena itu, untuk menjaga jumlah air pendingin harus ditambah
81

air make up yang jumlahnya sesuai dengan jumlah air yang hilang.

Maka water make up untuk cooling tower diperlukan yaitu sebesar

492,154 kg/jam.

c. Air bebas mineral (Demineralized Water)

Demineralisasi adalah proses mengambil semua ion yang terkandung di

dalam air. Air yang telah mengalami proses ini disebut air demin

(demineralized water). Sistem demineralisasi disiapkan untuk mengolah

air filter dengan penukar ion (ion exchanger) untuk menghasilkan air

bebas mineral sebagai air umpan ketel (boiler feed water) untuk

membangkitkan steam tekanan 476 kPa dan temperatur 180 oC.

Untuk keperluan air umpan boiler tidak cukup hanya air bersih, oleh

karenanya air tersebut masih perlu diperlakukan lebih lanjut yaitu

penghilangan kandungan mineral yang berupa garam-garam terlarut untuk

mencegah korosi dan deposit yang dapat merusak boiler.

Mula-mula air bersih (Filtered Water) dialirkan ke Cation Exchanger yang

diisi resin cationberupa resin asam kuat yang akan mengikat

cationmisalnya kalsium, magnesium, natrium, kalium, besi, mangan dan

aluminium yang kemudian melepaskan ion H+. Selanjutnya air mengalir

ke Anion Exchanger dimana anion seperti klorida, karbonat, sulfat, nitrat,

silika dalam air bertukar dengan ion OH- dari resin anion.
82

Air keluar dari Anion Exchanger hampir seluruh garam terlarutnya telah

diikat. Air demin yang dihasilkan kemudian disimpan di tanki

penyimpanan (Demin Water Storage).

Setiap periode tertentu, resin yang dioperasikan untuk pelayanan akan

mengalami kejenuhan dan tidak mampu mengikat cation/ anion secara

optimal. Untuk itu perlu dilakukan penyegaran/ pengaktifan kembali

dengan cara regenerasi.

Indikator-indikator pelaksanaan regenerasi unit penukar kation/anion

yaitu:

 Jumlah air yang melewati unit penukar ion mencapai ± 2200 m3

 Kadar silika dari aliran keluar penukar anion ≥ 0.05 ppm

Regenerasi resin dilakukan dengan proses kebalikan dari operasi service.

Regenerasi dibagi menjadi 3 tahap operasi yaitu :

1) Backwashing

Backwashing dilakukan dengan membalikan arah aliran dari bawah

ke atas dengan demin ke exchanger. Tujuannya untuk

menghilangkan zat suspensi yang terakumulasi dan partikel-

partikel resin halus yang terpecah.

2) Regenerasi dengan zat kimia

Resin cation diregenerasi menggunakan larutan H2SO4, sedangkan

resin anion menggunakan larutan NaOH.


83

3) Pembilasan lambat (slow rinse) dan pembilasan cepat (fast rinse)

Setelah regenerasi dengan bahan kimia kemudian dilakukan slow

rinse atau displacement. Air dialirkan melalui atas dengan laju

yang lambat dan waktu yang lebih singkat dibandingkan fast rinse

untuk displacing asam sulfat yang tersisa. Operasi terakhir adalah

fast rinse sebagai pembilasan terakhir untuk membuang sisa sisa

asam atau garam (garam sulfat dan natrium) yang ada. Air yang

digunakan untuk pembilasan keluar dari bagian bawah exchanger.

 Cation exchanger

Contoh reaksi yang terjadi di kation exchanger :

CaSO4+ H2R CaR + H2SO4

Apabila resin sudah jenuh pencucian dilakukan dengan menggunakan

larutan H2SO4 4 %.

Reaksi yang terjadi pada waktu regenerasi adalah :

RCa + H2SO4 RH2 + CaSO4

RMg + H2SO4 RH2 + MgSO4

RNa2 + H2SO4 RH2 + Na2SO4

 Anion exchanger

Contoh reaksi yang terjadi di anion exchanger :

R(OH)2 + H2SO4 RSO4 + 2 H2O

R(OH)2 + 2 HCl RCl2 + 2 H2O

R(OH)2 + 2 HNO3 R(NO3)2 + 2 H2O


84

R(OH)2 + H2SiO3 RSiO3 + 2 H2O

Apabila resin sudah jenuh dilakukan dengan pencucian menggunakan

larutan NaOH 40 %.

Reaksi yang terjadi pada waktu regenerasi adalah :

RSO4 + 2 NaOH R(OH)2 + Na2SO4

RCl2 + 2 NaOH R(OH)2 + 2 NaCl

R(NO3)2 + 2 NaOH R(OH)2 + 2 NaNO3

RSiO3 + 2 NaOH R(OH)2 + Na2SiO3

Air yang sudah mengalami demineralisasi tersebut dialirkan menuju

demineralized water tank. Level kontrol pada tangki air bebas mineral

mengatur flow menuju tangki. Apabila air di tangki berlebih maka

dikembalikan ke filtered water tank.

d. Penyediaan Kukus (Steam)

Air demineralisasi digunakan sebagai umpan boiler yang akan

memproduksi steam. Syeam merupakan kebutuhan penting, hampir

sebagian besar pompa digerakan oleh steam.Selain untuk penggerak

mula, steam juga digunakan sebagai pemanas.Steam jenuh yang

dihasilkan boiler merupakan steam memiliki suhu 180ºC dengan

tekanan 476 kPa.

Adapun peralatan-peralatan yang membutuhkan steam dapat dilihat

pada Tabel 6.3.berikut ini :


85

Tabel 6.3 Peralatan yang Membutuhkan Steam

No. Kebutuhan Jumlah Satuan

1 Preheater 218,275 kg/jam

2 Evaporator 2266,487 kg/jam

Total 2484,762 kg/jam

Over Design 10% 2733,238 kg/jam

Water Make Up 273,324 kg/jam

Recovery 90% 2459,915 kg/jam

Persyaratan umum air umpan boiler adalah :

a. Kandungan silika = 0,01 ppm maksimum

b. Konduktivitas = 1 ( s/cm )

c. O2 terlarut kurang dari 10 ppm

d. pH : 8.8 – 9.2

e. padatan terlarut total = 0.02 ppm maksimum

Sistem penyedian steam terdiri dari deaerator dan boiler. Air demin

(demineralized water) dipompakan dan bergabung dengan condensate

return dimana aliran total dimonitor oleh flow indicator. Aliran

condensate return dimonitor konduktivitasnya, jika tidak memenuhi maka

akan dibuang melalui sewer. Gabungan aliran ini masuk ke deaerator

melalui internal distributor ke inlet tray bagian atas drum penampung

deaerator yang kemudian sebagian besar gas-gas yakni CO2 dan O2


86

berkontak secara counter current dengan steam. Oksigen dan CO2harus

dihilangkan karena dapat menyebabkan korosi pada perpipaan dan tube-

tube boiler.Gas-gas tersebut kemudian di vent ke atmosfer. Demin water

yang sudah bebas dari komponen udara ditampung dalam drum dari

deaerator. Deaerator memiliki waktu tinggal 15 menit. Penghilangan

lanjut kandungan oksigen terlarut dalam air bebas mineral dilakukan

dengan menginjeksikan larutan hidrazin ke dalam deaerator dengan

reaksi:

N2H4 + O2 N2 + 2 H2O

N2H4 juga bereaksi dengan besi:

N2H4 + 6 Fe2O3 4 Fe3O4 + 2 H2O + N2

Kandungan oksigen keluar dari deaerator didesain tidak lebih besar dari

0.007 ppm.Keluaran deaerator merupakan air umpan boiler yang akan

dijadikan steam atau disebut Boiler Feed Water (BFW)


87

kondensat Stripping Section

Air Demin
Steam LS

N2H4 pH : 8.9 – 9.2


N2H4 : 0.05 ppm
NH3
WHB

PB
Pompa BFW

Gambar 6.4. Daerator

Pembentukan steam terjadi di dalam boiler. Untuk pabrik ini dibutuhkan

steam dengan 4.76 bar dan temperatur 180oC. Jenis boiler yang digunakan

adalah fire tube boiler . dengan air umpan boiler melalui tube dan terjadi

pembentukan steam pada tube. Fire tube boiler digunakan untuk

membangkitkan steam dengan tekanan maksimal 18 bar dan temperatur

210 oC.

BFW dipompakan menuju Waste Heat Boiler (WHB) steam drum dan

Package Boiler (PB) steam drum melalui economiser. Pemanasan melalui

economiser menggunakan panas gas buang sebelum keluar atmosfer.

WHB yang berfungsi sebagai pembangkit steam beroperasi dengan

memanfaatkan panas bekas exhaust gas turbine generator.


88

Steamkemudian melewati demister untuk menangkap butir air yang masih

ada. Uap uap yang keluar dari steam drum menuju superheater coil

sehingga temperatur menjadi lebih tinggi dan lebih kering.

Sama seperti WHB, PB juga berfungsi menghasilkan steam dari deaerator

yang sama. Perbedaannya adalah terletak pada pemanas yang

menggunakan bahan bakar berupa gas alam yang dialirkan menuju

burnerpackageboiler.

2. Sistem Pembangkit Tenaga Listrik

Kebutuhan tenaga listrik dipenuhi oleh generator yang digerakkan oleh

turbin uap, dimana menggunakan steam yang dihasilkan dari boiler, hal ini

bertujuan agar tidak diperlukan aliran listrik dari PLN, dan hal ini

membuat keefisienan energi pabrik ini menjadi lebih baik. Generator yang

digunakan adalah generator bolak balik atas dasar pertimbangan sebagai

berikut :

 Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar

 Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan

dengan menggunakan transformator.

3. Sistem Penyediaan bahan bakar

Unit pengadaan bahan bakar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan

bakar pada generator dan boiler. Bahan bakar yang digunakan adalah
89

bahan bakar cair yaitu solar (untuk generator) dan fueloil (untuk boiler)

yang diperoleh dari PERTAMINA atau distribusinya.

Pemilihan didasarkan pada pertimbangan bahan bakar cair:

 mudah didapat

 tersedia secara kontinyu

 mudah dalam penyimpanannya

kebutuhan bahan bakar : 158,879 kg/jam

4. Sistem Penyediaan Udara Tekan

Unit penyediaan udara tekan digunakan untuk menjalankan instrumentasi

seperti untuk menggerakkan control valve serta untuk pembersihan

peralatan pabrik. Udara instrumen bersumber dari udara di lingkungan

pabrik, hanya saja udara tersebut harus dinaikkan tekanannya dengan

menggunakan aircompressorsampai tekanan tertentu (kira-kira 7 kg/cm2).

Untuk memenuhi kebutuhan digunakan compressor dan didistribusikan

melalui pipa-pipa.

Udara instrumen harus diolah menjadi udara kering yang bersih dari oil

dan debu, digunakan sebagai sumber pneumatic instrumen di seluruh area

pabrik dan sebagian kecil digunakan di laboraturium untuk keperluan

pengering. Udara masuk ke air receiver lalu dialirkan menuju air dryer

dengan melewati pre filter. Udara yang masih mengandung air masuk dari
90

bagian atas dan mengalir ke bawah melalui lapisan dessiscant (silicagel)

sehingga kandungan air diserap oleh lapisan tersebut dan menjadi udara

kering. Udara kering tersebut memiliki dewpoint -40oC pada tekanan

normal.

B. Pengolahan Limbah

Limbah merupakan materi atau zat sisa hasil pengolahan domestik dan

industri. Berdasarkan fisiknya, limbah dibedakan menjadi tiga bagian besar

yaitu, limbah cair, limbah padat , limbah gas, dan limbah B3, terkadang

limbah padat sering disebut dengan limbah cair maupun limbah B3. Menurut

Lesmana, D., 2009, masing-masing pengertian limbah antara lain :

• Limbah Cair

Limbah cair merupakan campuran zat cair dan polutan.

Pada pabrik Disodium Fosfat, limbah cair berasal dari aktifitas domestik

seperti MCK, perkantoran, dan aktifitas industri seperti air pencucian,

pembilasan, sisapelarutan, blowdown.

• Limbah Padat

Limbah padat merupakan campuran padatan dan polutan.

• Limbah Gas

Limbah gas merupakan campuran gas dan polutan.

Pada pabrik Disodium Fosfat, limbah gas berasal dari RE-202 yang berupa

gas CO2.

Standar aturan pembuangan limbah cair industri kimia dapat dilihat pada

Tabel 6.4.
91

Tabel 6.4. Syarat-Syarat Kualitas (Mutu) Air Limbah

Batas Batas
No. Parameter Satuan
Minimum Maksimum

1 Arsen mg/l 0 0,05

2 Barium mg/l 0 0,05

3 Besi mg/l 0 1,0

4 Bor mg/l 0 1,0

5 Krom (6+) mg/l 0 0,05

6 Krom (3+) mg/l 0 0,5

7 Kadmium mg/l 0 0,01

8 Kobalt mg/l 0 1,0

9 Mangan mg/l 0 0,5

10 Nikel mg/l 0 0,1

11 Perak mg/l 0 0,05

12 Raksa mg/l 0 0,005

13 Selesium mg/l 0 0,01

14 Seng mg/l 0 1,0

15 Tembaga mg/l 0 1,0

16 Timbal mg/l 0 0,05

17 Amonia mg/l 0,01 0,5

18 Klorida mg/l 25 600

19 Klor Bebas mg/l 0 0

20 Flourida mg/l 0 1,5


0
21 Kesadahan D 5 0
92

22 Nitrat dan mg/l 0 10

Nitrit

23 Sulfat mg/l 50 400

24 Sulfida mg/l 0 0

25 Uranil mg/l 0 5

26 Ekstrak mg/l 0,01 0,5

Karbon

Kloroform

27 Herbisida mg/l 0 0,1

28 Minyak dan mg/l 0 -

Lemak

29 Fenol mg/l 0 0,002

30 Pestisida

a. Aldrin mg/l 0 0,017

b. Klordane mg/l 0 0,003

c. DDT mg/l 0 0,042

d. Dieldrin mg/l 0 0,017

e. Endriana mg/l 0 0,001

f. Heptaklor mg/l 0 0,018

g. Heptaklor mg/l 0 0,018

Eposit

h. Lindane mg/l 0 0,056

i. Metoksi Klor mg/l 0 0,035

j. mg/l 0 0,1
93

Organoposphat

k. Karbonat mg/l 0 0,1

l. Toxophene mg/l 0 0,5

31 Sianida mg/l 0 0,1

32 Gross Beta mg/l 100 1000

33 Radium 226 mg/l 1 3

34 Strontium -90 mg/l 2 10

(Sumber : NOMOR : 173/Men.Kes/Per/VIII/1977 et. al. Sugiharto, 1977)

Proses pengolahan limbah, terutama limbah cair, dapat diolah menggunakan

tiga macam proses yaitu, secara fisika, kimia, dan biologis. Pada pabrik

Disodium Fosfat, digunakan pengolahan limbah secara fisik dan kimia,

dengan pertimbangan limbah yang dihasilkan tidak terlalu berbahaya.

• Pengolahan secara Fisika

Tujuan : Memisahkan bahan-bahan yag berukuran besar dan terapung

Tahapan pengolahannya antara lain :

a. Penyaringan

Cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang

berukuran besar

b. Flotasi

Digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung (minyak,

lemak) agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya

c. Filtrasi

Menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar

tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya


94

d. Adsorpsi

Menyisihkan kemungkinan adanya senyawa aromatik (fenol) dan

senyawa organik terlarut lainnya

• Pengolahan secara Kimia

Tujuan : Menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap

seperti koloid

Tahapan pengolahannya berupa penambahan koagulan dan flokulan.

Pada pengolahan limbah, terdapat kolam ekualisasi, dimana kolam tersebut

berfungsi sebagai pengatur laju alir limbah agar pengolahan limbah dapat

berjalan dengan baik.

C. Laboratorium

Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang

kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produksi. Dengan data yang

diperoleh dari laboratorium maka proses produksi akan selalu dapat

dikendalikan dan kualitas produk dapat dijaga sesuai dengan spesifikasi yang

diharapkan. Disamping itu juga berperan dalam pengendali pencemaran

lingkungan, baik udara maupun limbah cair.

Laboratorium berada di bawah bagian produksi yang mempunyai tugas pokok

antara lain :
95

1. Sebagai pengendali kualitas bahan baku (apakah sudah memenuhi

persyaratan yang diijinkan atau tidak) dan pengendali kualitas produk

(apakah sudah memenuhi spesifikasi atau belum).

2. Sebagai pengendali terhadap proses produksi dengan melakukan analisa

terhadap pencemaran lingkungan yang meliputi polusi udara, limbah cair

dan limbah padat yang dihasilkan unit-unit produksi.

3. Sebagai pengendali terhadap mutu air proses, air pendingin, air umpan

boiler, steam, dan lain-lain yang berkaitan langsung dengan proses

produksi.

Laboratorium melaksanakan tugas selama 24 jam sehari dalam kelompok

kerja shift dan non-shift.

a. Kelompok Non–Shift

Kelompok ini bertugas melakukan analisa khusus, yaitu analisa yang

sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen kimia yang diperlukan

oleh laboratorium. Dalam membantu kelancaran kinerja kelompok shift,

kelompok ini melaksanakan tugasnya di laboratorium utama dengan

tugas-tugas antara lain :

 Menyediakan reagen kimia untuk analisa laboratorium.

 Melakukan analisa bahan buangan penyebab polusi.

 Melakukan penelitian/percobaan untuk membantu kelancaran produksi.

b. Kelompok Shift

Kelompok ini melaksanakan tugas pemantauan dan analisa-analisa rutin

terhadap proses produksi. Dalam melaksanakan tugasnya, kelompok ini


96

menggunakan sistem bergilir yaitu kerja shift selama 24 jam dengan

masing-masing shift bekerja selama 8 jam.

Dalam pelaksanaan tugasnya, seksi laboratorium dikelompokkan

menjadi :

 Laboratorium Fisik

 Laboratorium Analitik

 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

 Laboratorium Analisa Air

C.1. Laboratorium Fisika

Bagian ini mengadakan pemeriksaan atau pengamatan terhadap sifat-

sifat fisis bahan baku dan produk. Pengamatan yang dilakukan antara

lain :

 Spesifik grafity

 Viskositas kinematik

 Kandungan air

C.2. Laboratorium Analitik

Bagian ini mengadakan pemeriksaan terhadap bahan baku dan produk

mengenai sifat-sifat kimianya. Analisa yang dilakukan antara lain :

 Kadar impuritas pada bahan baku

 Kandungan logam berat

 Kandungan metal
97

C.3. Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

Bagian ini bertujuan untuk mengadakan penelitian, misalnya :

 Diversifikasi produk

 Pemeliharaan lingkungan (pembersihan air buangan).

Disamping mengadakan penelitian rutin, laboratorium ini juga

mengadakan penelitian yang sifatnya non-rutin, misalnya saja penelitian

terhadap produk di unit tertentu yang tidak biasanya dilakukan penelitian,

guna mendapatkan alternatif lain tentang penggunaan bahan baku.

C.4. Laboratorium Analisa Air

Pada laboratorium analisa air ini yang dianalisa antara lain :

1. Bahan baku air

2. Air demineralisasi

3. Air pendingin

4. Air umpan boiler

Parameter yang diuji antara lain warna, pH, kandungan klorin, tingkat

kekeruhan, total kesadahan, jumlah padatan, total alkalinitas, kadar

minyak, sulfat, silika dan konduktivitas air. Alat- alat yang digunakan

dalam laboratorium analisa air adalah :

a. pH meter, digunakan untuk mengetahui tingkat keasamankebasaan

b. Spektrometer, untuk menentukan konsenterasi suatu senyawa

terlarut dalam air dengan syarat larutan harus berwarna

c. Spectroscopy, untuk menentukan kadar sulfat


98

d. Peralatan gravimetric, untuk mengetahui jumlah kandungan

padatan dalam air

e. Peralatan titrasi , untuk mengetahui kandungan klorida, kasadahan

dan alkalinitas

f. Conductivity meter , untuk mengetahui konduktivitas suatu zat

yang terlarut dalam air

Air terdemineralisasi yang dihasilkan unit terdemineralizer juga diuji

oleh departemen ini. Parameter yang diuji antara lain pH, konduktivitas

dan kandungan silikat (SiO2). Sedangkan parameter air umpan boiler

yang dianalisis antara lain kadar hidrazin, amonia dan ion fosfat.

C.5. Alat Analisa

Alat analisa yang digunakan :

 Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), untuk menganalisa

logam berat dan hidrokarbon.

 Water Content Tester, untuk menganalisa kadar air dalam produk.

 Viskometer Bath, untuk mengukur viskositas produk keluar

reaktor.

 Hydrometer, untuk mengukur spesific gravity.


99

D. Instrumentasi dan Pengendalian Proses

Dalam pengoperasian dan pengendalian alat-alat proses, diperlukan sistem

instrumentasi yang dapat mengukur, mengindikasikan, dan mencatat variabel-

variabel proses. Variabel proses itu antara lain temperatur, tekanan, laju alir,

dan ketinggian. Pengendalian alat-alat proses dipusatkan di ruang kendali,

walaupun dapat pula dilakukan langsung di lapangan. Pengendalian terhadap

kualitas bahan baku dan produk dilakukan di laboratorium pabrik.Sistem

pengendalian di pabrik Disodium fosfat ini menggunakan Distributed Control

System (DCS). Sistem ini mempergunakan komputer mikroprosesor yang

membagi aplikasi besar menjadi sub-sub yang lebih kecil. Data yang diperoleh

dari elemen-elemen sensor diolah dan disimpan. Pengendalian dilakukan

dalam Programmable Logic Controllerdengan cara mengubah data-data

tersebut menjadi sinyal elektrik untuk pembukaan atau penutupan valve-valve.

Untuk melakukan perhitungan matematis yang rumit dan kompleks

dibutuhkan Supervisor Control System (SCS). Beberapa kemampuan yang

dimiliki oleh SCS adalah :

1. Kalkulasi termodinamik.

2. Prediksi sifat/komposisi produk dan kontrol.

3. Menyimpan data dalam jangka waktu yang panjang.

Model hierarki pengendalian meliputi empat tingkat kebutuhan informasi dan

sistem pengendalian. Computer Integrated Manufacturing (CIM) dicapai

dengan pengkoordinasian dan penggunaan secara efektif aliran informasi

melalui seluruh tingkatan. Keempat tingkatan ini diperlihatkan pada Tabel 6.5.
100

Tabel 6.5. Tingkatan Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian

Tingkatan Fungsi

Memantau, mengendalikan, dan

Regulatory and Sequential Control mengatur berbagai aktuator dan

perangkat lapangan yang berhubungan

langsung dengan proses.

- Mengkoordinasikan kegiatan satu atau

Supervisory Control System lebih DCS

- Menyediakan plantwide summary dan

plantwide process overview.

Pengaturan operasi hari ke hari, seperti

penjadwalan produk, pemantauan


Sistem informasi yang dibutuhkan
operasi, laboratorium jaminan kualitas,
oleh Local Plant Management
akumulasi data produksi – biaya, dan

tracking shipment.

Mengkoordinasikan informasi

keuangan, penjualan, dan


Management Information System
pengembangan produk pada tingkat

perusahaan.

Pengendalian terhadap variabel proses dilakukan dengan dua cara, yaitu

sistem pengendali elektronik. Variabel-variabel yang dikendalikan berupa


101

temperatur, tekanan, dan laju alir. Pengendalian variabel utama proses

tercantum pada Tabel 66.

Tabel 6.6. Pengendalian Variabel Utama Proses

No. Variabel Alat Ukur

1. Temperatur Termokopel

2. Tekanan Pressure gauge

Orificemeter, venturimeter, vortexcoriolismeter,


3. Laju Alir
rotating vanemeter
BAB VIII

SISTEM MANAJEMEN DAN OPERASI PERUSAHAAN

A. Bentuk Perusahaan

Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang diorganisasikan dan

dioperasikan untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen agar

memperoleh keuntungan. Bila dilihat dari tanggung jawab pemiliknya, maka

perusahaan atau badan usaha dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan Perseorangan yaitu badan usaha yang didirikan, dimiliki, dan

dimodali oleh satu orang. Pemilik juga bertindak sebagai pemimpin.

Pemilik bertanggung jawab penuh atas segala hutang/kewajiban

perusahaan dengan seluruh hartanya, baik yang ditanamkan pada

perusahaan maupun harta pribadinya.

2. Perusahaan Firma

Perusahaan Firma yaitu badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh

beberapa orang dengan memakai satu nama (salah satu anggota atau nama

lain) untuk kepentingan bersama. Semua anggota firma bertindak sebagai


113

pemimpin perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas segala

kewajiban/hutang firma dengan seluruh hartanya, baik harta yang

ditanamkan pada perusahaan maupun harta pribadinya.

3. Perusahaan Komanditer

Perusahaan Komanditer yaitu badan usaha yang didirikan oleh dua orang

atau lebih dimana sebagian anggotanya duduk sebagai anggota aktif dan

sebagian yang lain sebagai anggota pasif. Anggota aktif yaitu anggota

yang bertugas mengurus, mengelola, dan bertanggung jawab atas maju

mundurnya perusahaan. Anggota aktif bertanggung jawab penuh atas

kewajiban perusahaan dengan seluruh harta bendanya, baik yang

ditanamkan pada perusahaan maupun harta pribadinya. Sedangkan

anggota pasif yaitu anggota yang hanya berperan memasukkan modalnya

ke perusahaan.

4. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas yaitu badan usaha yang modalnya didapatkan dari

penjualan saham. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh

perusahaan atau PT. Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab

pada sejumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan dan setiap

pemegang saham adalah pemilik perusahaan sedangkan pengurus

perusahaan adalah direksi beserta stafnya yang diawasi oleh dewan

komisaris.

Bentuk perusahaan yang dipakai untuk mendirikan Pabrik Kalium

Hidroksidaadalah:
114

 Bentuk perusahaan : Perseroan Terbatas (PT)

 Lapangan Usaha : Industri Kalium Hidroksida

 Lokasi perusahaan : Jl. Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Alasan dipilihnya bentuk Perseroan Terbatas berdasarkan atas beberapa

faktor:

1. Mudah mendapatkan modal dengan menjual saham perusahaan.

2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas sehingga kelancaran

produksi hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan.

3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain.

4. Lapangan usaha lebih luas karena suatu PT dapat menarik modal yang

sangat besar dari masyarakat sehingga dengan modal ini PT dapat

memperluas usaha sehingga kelangsungan hidup perusahaan lebih

terjamin, karena tidak terpengaruh dengan berhentinya pemegang

saham, Manager beserta staff-nya dan karyawan perusahaan.

5. Kepemilikan dapat berganti-ganti dengan jalan memindahkan hak

milik dengan cara menjual saham kepada orang lain.

6. Efisiensi dari manajemen. Para pemegang saham dapat memilih orang

yang ahli sebagai Dewan Komisaris dan Manager yang cakap dan

berpengalaman.

7. Umumnya memiliki jangka waktu usaha yang tidak terbatas.

8. Pengelolaan perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli

dalam bidangnya.
115

9. Pemegang saham dapat melimpahkan wewenangnya kepada direksi

untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai tujuan dan

bidang usaha perusahaan.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi ialah sarana untuk kegiatan bagi orang-orang yang saling bekerja

sama dalam mencapai tujuan yang sama. Tujuan utama perusahaan didirikan

ialah untuk memperoleh keuntungan, memperkecil jumlah pengangguran, serta

memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan

perlu memiliki struktur organisasi dimana setiap anggota mempunyai

wewenang dan tanggung jawab atas tugas yang diberikan, serta manajemen

yang efektif yang akan menunjang jalannya usaha. Pada gambar di bawah ini

dapat dilihat struktur organisasi perusahaan.

Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dalam pelaksanaan tugas sehari-

hari diwakili oleh dewan komisaris yang dipimpin oleh presiden komisaris.

Sedangkan tugas untuk menjalankan atau mengurus perusahaan dilaksanakan

oleh direktur utama yang dibantu oleh direktur teknik dan produksi serta

direktur manajemen dan keuangan beserta seluruh elemen di dalamnya.

Terdapat 5 divisi yang dikepalai oleh manajer dan 10 sub divisi yang dikepalai

oleh kepala sub divisi.


116

Rapat Umum
Pemegang Saham

Dewan Komisaris

Direktur Teknik Direktur


& Produksi Manajemen &
Keuangan

Divisi Divisi
Produksi Teknik

Sub Divisi Sub Divisi


Proses MPS

Sub Divisi Sub Divisi


Litbang Utilitas

Sub Divisi
Lab & PP
Divisi SDM Divisi Divisi
Manajemen Keuangan

Sub Divisi
Humas Sub Divisi
Admin & Sub Divisi
Sub Divisi Kesekretariatan Keuangan
Personalia &
Akuntansi
Sub Divisi
Pengadaan &
Pemasaran

Gambar 8.1. Struktur Organisasi Perusahaan


117

C. Tugas dan Wewenang

Adapun tugas dari struktur organisasi perusahaan tersebut adalah :

1. Pemegang Saham

Pemegang saham adalah beberapa orang yang mengumpulkan modal untuk

kepentingan pendirian dan berjalannya operasi perusahaan tersebut.

Kekuasaan tertinggi pada perusahaan bentuk Perseroan Terbatas (PT)

adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada RUPS tersebut para

pemegang saham berwenang :

a. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.

b. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Direksi.

c. Mengesahkan hasil-hasil serta neraca perhitungan untung-rugi tahunan

dari perusahaan.

2. Dewan Komisaris

DewanKomisarismerupakanpelaksanatugassehari-haridaripemiliksaham,

sehinggaDewanKomisarisakanbertanggungjawabterhadappemiliksaham.

Tugas-tugas Dewan Komisaris meliputi :

a. Menilai dan menyetujui rencana direksi tentang kebijaksanaan umum,

target perusahaan, alokasi sumber-sumber dana dan pengarahan

pemasaran.

b. Mengawasi tugas-tugas direktur.

c. Membantu Direktur Utama dalam tugas-tugas yang penting.


118

3. Dewan Direksi

a. Direktur Utama

DirekturUtamamerupakanpimpinantertinggidalamperusahaandanbertang

gungjawabsepenuhnyaterhadapmajumundurnyaperusahaan.DirekturUtam

abertanggungjawabkepadaDewanKomisarisatassegalatindakandankebijak

sanaan yang

diambilsebagaipimpinanperusahaan.DirekturUtamamembawahiDirekturT

eknik &ProduksisertaDirekturManajemendanKeuangan.

Tugas Direktur Utama antara lain :

 Melaksanakan kebijakan perusahaan dan mempertanggungjawabkan

pekerjaannya pada pemegang saham pada akhir masa jabatannya.

 Menjagastabilitasorganisasiperusahaan dan

membuatkontinuitashubungan yang baikantarapemiliksaham,

pimpinan, konsumen dan karyawan.

 Mengangkat dan memberhentikan direksi dengan persetujuan Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS).

 Mengkoordinir kerjasama dengan Direktur Teknik &Produksi serta

Direktur Manajemen dan Keuangan.

b. Direktur

Secara umum tugas Direktur adalah mengkoordinir, mengatur dan

mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan bagiannya sesuai

dengan garis-garis yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. Direktur


119

yang terdiri dari Direktur Teknik dan Produksi, serta Direktur

Manajemen dan Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

- Direktur Teknik dan Produksi

Tugas Direktur Teknik dan Produksi antara lain :

 Bertanggung jawab kepada Direktur Utama dalam bidang produksi

dan teknik.

 Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

dari manajer-manajer yang merupakan bawahannya.

- Direktur Manajemen dan Keuangan

Tugas Direktur Keuangan dan Umum antara lain :

 Bertanggung jawab kepada Direktur Utama dalam bidang

keuangan, pemasaran dan pelayananumum.

 Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

manajer-manajer yang menjadi bawahannya.

4. Manajerial

Secaraumumtugasmanajeradalahmengkoordinir,

mengaturdanmengawasipelaksanaanpekerjaandalamlingkunganbagiannyase

suaidengangaris-garis yang diberikanolehpimpinanperusahaan. Tiap

manajer bertanggung jawab kepada Direktur sesuai dengan bagiannya

masing-masing.
120

a. Manajer Produksi

Bertanggung jawab kepada Direktur Teknik dan Produksi dalam bidang

mutu dan kelancaran produksi. Kepala Bagian Produksi membawahi :

- Kepala Sub Divisi Proses

Tugas Sub Divisi Proses meliputi :

 Mengawasi jalannya proses dan produksi.

 Menjalankan tindakan seperlunya pada peralatan produksi yang

mengalami kerusakan, sebelum diperbaiki oleh seksi yang

berwenang.

- Kepala Sub Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Tugas Sub Divisi Litbang adalah :

 Mempertinggi mutu suatu produk dan mengadakan pemilihan

pemasaran produk ke suatu tempat.

 Memperbaiki proses dari pabrik/perencanaan alat untuk

pengembangan produksi.

 Mempertinggi efisiensi kerja.

- Kepala Sub Divisi Laboratorium dan Pengendalian Proses

Tugas Sub Divisi Pengendalian Proses & Laboratoriumyaitu :

 Menangani hal-hal yang dapat mengancam keselamatan kerja dan

mengurangi potensi bahaya yang ada.

 Mengawasi dan menganalisa mutu vahan baku, vahan pembantu,

dan produk.
121

 Mengawasi dan menganalisa produk serta buangan pabrik.

 Mengontrol segala proses produksi dari awal hingga hasil analisa

mutu bahan baku, bahanpembantu, dan produk.

b. Manajer Teknik

Bertanggung jawab kepada Direktur Teknik dan Produksi dalam bidang

peralatan, proses dan utilitas dan mengkoordinir Kepala Sub Divisi yang

menjadi bawahannya. Manajer Teknik membawahi :

- Kepala Sub Divisi Maintainance and Schedule Process (MPS)

Tugas Sub Divisi MPS meliputi :

 Melaksanakan pemeliharaan fasilitas gedung dan peralatan pabrik.

 Memperbaiki peralatan pabrik.

 Membuat dan menjalankan jadwal sistem pemrosesan dimana

proses yang dilakukan ialah semibatch.

- Kepala Sub Divisi Utilitas

Tugas Sub Divisi Utilitas adalah melaksanakan dan mengatur sarana

utilitas untuk memenuhi kebutuhan proses yaitu air, steam, tenaga

listrik, dan bahan bakar.


122

c. Manajer Sumber Daya Manusia (SDM)

Bertanggung jawab kepada Direktur Manajemen dan Keuangan dalam

mengatur dan menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan

pelayanan umum. Manajer SDM membawahi :

- Kepala Sub Divisi Hubungan Masyarakat (Humas)

Tugas Sub Divisi Humas adalah mengatur hubungan perusahaan

dengan masyarakat luar.

- Kepala Sub Divisi Personalia

Tugas Sub Divisi Personalia antara lain :

 Membina tenaga kerja dan menciptakan suasana kerja yang sebaik

mungkin antara pekerja dan pekerjaannya serta lingkungannya

supaya tidak terjadi pemborosanwaktu dan biaya.

 Mengusahakan disiplin kerja yang tinggidalam menciptakan

kondisi kerja yang dinamis.

 Melaksanakan hal-hal yang berhubungan dalam kesejahteraan

karyawan.

d. Manajer Manajemen

Bertanggung jawab kepada Direktur Manajemen dan Keuangan dalam

mengatur dan menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan

administrasi serta pengadaan dan pembelian oleh perusahaan. Manajer

Manajemen membawahi :
123

- Kepala Sub Divisi Administrasi dan Kesekretariatan

Tugas Sub Divisi Administrasi dan Kesekretariatan adalah melakukan

pencatatan surat hutang piutang dan administrasi persediaan kantor.

- Kepala Sub Divisi Pengadaan dan Pemasaran

Tugas Sub Divisi Pengadaan dan Pemasaran antara lain :

 Melaksanakan pembelian barang dan peralatan yang dibutuhkan

perusahaan.

 Mengetahui harga pemasaran dan mutu bahan baku serta mangatur

keluar masuknya bahan dan alat dari gudang.

 Merencanakan strategi penjualan hasil produksi.

 Mengatur distribusi hasil produksi dari gudang

e. Manajer Keuangan

Bertanggung jawab kepada Direktur Manajemen dan Keuangan dalam

mengatur dan menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan keuangan

perusahaan. Manajer keuangan membawahi :

- Kepala Sub Divisi Keuangan dan Akuntansi

Tugas Sub Divisi Keuangan antara lain :

 Menghitung penggunaan uang perusahaan, mengamankan uang dan

membuat prediksi keuangan masa depan.

 Melakukan perhitungan tentang gaji dan insentif karyawan.

 Melakukan pembukuan keuangan serta masalah pajak.


124

D. Status Karyawan dan Sistem Penggajian

Pada pabrik ini sistem penggajian karyawan berbeda-beda tergantung pada

status karyawan, kedudukan, tanggung jawab dan keahlian.

1. Status Karyawan

a. Karyawan Tetap

Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan SK Direksi

dan mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian dan

masa kerja.

b. Karyawan Harian

Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan direksi SK Direksi

dan mendapat upah harian yang dibayar tiap akhir pekan.

c. Karyawan Borongan

Yaitu karyawan yang digunakan oleh pabrik bila diperlukan saja.

Karyawan ini menerima upah borongan untuk suatu perusahaan.

2. SistemPenggajian

a. Gaji bulanan

Gaji ini diberikan kepada pegawai tetap. Besarnya gaji sesuai dengan

peraturan perusahaan.

b. Gaji harian

Gaji ini diberikan kepada karyawan tidak tetap atau buruh harian.
125

c. Gaji lembur

Gaji ini diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja

yang telah ditetapkan. Besarnya sesuai dengan peraturan perusahaan.

E. Kesejahteraan Karyawan

Salah satu faktor dalam meningkatkan efektifitas kerja pada perusahaan ini

adalah kesejahteraan bagi karyawan.Kesejahteraan karyawan yang diberikan

oleh perusahaan pada karyawan antara lain berupa :

1. Tunjangan

a) Tunjangan berupa gaji pokok yang diberikan berdasarkan golongan

karyawan yang bersangkutan.

b) Tunjangan jabatan diberikan berdasarkan jabatan yang dipegang.

c) Tunjangan lembur yang diberikan kepada karyawan yang bekerja

diluar jam kerja berdasarkan jumlah jam kerja.

d) Cuti

 Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari

kerja dalam 1 tahun.

 Cuti sakit diberikan kepada karyawan yang menderita sakit

berdasarkan keterangan dokter.

e) Pakaian Kerja

Pakaian kerja diberikan kepada setiap karyawan sejumlah 3 pasang.


126

f) Pengobatan

 Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang

diakibatkan oleh kerja ditanggung perusahaan sesuai dengan

undang-undang yang berlaku.

 Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit tidak

disebabkan oleh kecelakaan kerja diatur berdasarkan perusahaan.

g) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Asuransi tenaga kerja diberikan oleh perusahaan bila karyawannya

lebih dari 10 orang atau dengan gaji karyawan Rp. 1.000.000,00 per

bulan.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka kesehatan dan keselamatan kerja

antara lain : mengawasi keselamatan jalannya operasi proses, bertanggung

jawab terhadap alat-alat keselamatan kerja, bertindak sebagai instruktur

keselamatan kerja, membuat rencana kerja pencegahan kecelakaan,

membuat prosedur darurat agar penanggulangan kebakaran dan kecelakaan

proses berjalan dengan baik, mengawasi kuantitas dan kualitas bahan

buangan pabrik agar tidak berbahaya bagi lingkungan.

Dalam proses produksi, pabrik Potassium Hydroxide ini menggunakan

bahan baku utama dan bahan baku penunjang yang mempunyai karakter

berbeda-beda. Beberapa karakter tersebut berpotensi menimbulkan

bahaya. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan usaha-usaha khusus agar

keamanan dan keselamatan kerja terjamin. Pengetahuan dan peraturan


127

keamanan dan keselamatan kerja diinformasikan secara intensif kepada

para karyawan dan setiap orang yang berada di lingkungan pabrik.

Pelaksanaan tugas dalam kesehatan dan keselamatan kerja berdasarkan :

 UU No. 1/1970

Menangani keselamatan kerja karyawan yang dikeluarkan oleh

Departemen Tenaga Kerja.

 UU No. 2/1951

Mengenai ganti rugi akibat kecelakaan kerja yang dikeluarkan oleh

Departemen Tenaga Kerja.

 PP No. 4/1982

Mengenai ketentuan pokok pengolahan lingkungan hidup yang

dikeluarkan oleh Menteri Negara Kelestarian Lingkungan Hidup.

 PP No. 29/1986

Mengenai ketentuan AMDAL yang dikeluarkan oleh Menteri Negara

Kelestarian Lingkungan Hidup.

Beberapa hal penting mengenai keamanan dan keselamatan kerja di pabrik

potassium hydroxide ini :

a. Perusahaan bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan

kerja di lingkungan pabrik KOH ini.

b. Perusahaan menyediakan perlengkapan perlindungan kerja sesuai

kebutuhan.
128

c. Perusahaan mengikutsertakan seluruh karyawan dalam program

JAMSOSTEK sebagaimana tercantum dalam UU No.3/1992.

d. Perusahaan memasang rambu-rambu tanda bahaya dan menyusun

petunjuk praktis dalam menangani suatu kecelakaan.

Ada beberapa bahaya yang dapat terjadi di lingkungan pabrik KOH ini,

salah satunya adalah bahaya kebakaran yamg dapat disebabkan antaralain

oleh hidrogen, katalis nikel, dan bahan bakar.Pemicu awal kebakaran yaitu

panas dan udara.Unsur panas harus ditiadakan di lingkungan pabrik,

terutama di daerah-daerah yang berpotensi timbul api. Beberapa unsur

penyebab timbulnya panas adalah percikan api, nyala api (seperti pemantik

dan korek api), listrik, gesekan, dan matahari.

Dalam usahanya mencegah bahaya, pabrik KOHini telah membuat

peraturan tentang keamanan dan keselamatan kerja. Setiap orang yang

akan memasuki lingkungan pabrik KOHini, khususnya daerah plant,

diwajibkan memakai perlengkapan keselamatan seperti helm, safety glass,

dan safety shoes. Bagi pegawai, pemakaian perlengkapan keselamatan

tambahan seperti ear plug, sarung tangan, face shield, chemical suite, dan

chemical pant jika bekerja di lingkungan yang mewajibkannya. Sarung

tangan disesuaikan dengan kebutuhan. Sarung tangan katun digunakan jika

bekerja dengan benda licin, chemical glove digunakan jika bekerja dengan

bahan kimia, rubber glove digunakan jika bekerja dengan listrik, asbes

glove digunakan jika pekerjaannya melibatkan panas, dan welder


129

atauladder glove dipakai jika hendak menangani benda-benda tajam dan

percikan api.

Selain perlengkapan keselamatan kerja, setiap karyawan juga diwajibkan

mempunyai izin kerja. Tujuannya agar para pegawai mengenal dan dapat

meminimalisasi timbulnya bahaya yang mungkin timbul di lingkungan

kerjanya. Izin-izin kerja yang terdapat di pabrik KOHini adalah :

a. cold work permit, merupakan izin untuk bekerja di lingkungan yang

tidak menimbulkan api dan panas, termasuk alat-alat yang digunakan.

b. hot work permit, merupakan izin untuk bekerja di lingkungan yang

menggunakan api atau panas.

c. confined space entry permit, merupakan izin untuk bekerja di ruang

tertutup. Sebelumnya dilakukan pengujian terhadap kandungan gas-gas

berbahaya kadar oksigen dalam ruang tersebut.

d. excavation work permit, merupakan izin untuk melakukan penggalian

di lingkungan pabrik dengan kedalaman minimal 1,5 m dari

permukaan tanah. Sebelum melakukan penggalian, pekerja harus

memastikan ada tidaknya pipa bawah tanah di dalam daerah yang akan

digali dengan membaca skema pabrik.

e. electrical work permit, merupakan izin untuk melakukan pekerjaan

yang berhubungan dengan instalasi listrik yang terpasang di pabrik.

f. vehicle entry permit, merupakan izin untuk membawa masuk

kendaraan ke dalam pabrik. Kendaraan yang diperbolehkan masuk ke

dalam pabrik adalah kendaraan diesel (bahan bakar solar) dan harus

melalui rute yang ditentukan oleh petugas safety atau


130

supervisorsetempat. Bila perlu, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan

terhadap gas buang kendaraan.

Selain itu, dilarang membawa peralatan elektronika yang tidak explosion

prove (seperti handphone, kamera, dan lain-lain). Apabila terjadi

kecelakaan, korban yang sakit harus dibawa ke klinik pabrik Potassium

hydroxide ini, sebelum dibawa ke rumah sakit atau sarana kesehatan lain

di luar lingkungan pabrik.

F. Manajemen Produksi

Manajemen produksi berfungsi untuk menyelenggarakan semua kegiatan

dalam memproses bahan baku menjadi produk. Proses produksi berjalan

sesuai yang direncanakan dengan mengatur penggunaan faktor-faktor

produksi sedemikian rupa. Manajemen produksi meliputi manajemen

perencanaan dan pengendalian produksi. Tujuan perencanaan dan

pengendalian produksi adalah mengusahakan agar diperoleh kualitas produksi

yang sesuai dengan rencana dan dalam jangka waktu yang tepat.

Meningkatnya kegiatan produksi maka selayaknya untuk diikuti dengan

kegiatan perencanaan dan pengendalian agar dapat dihindarkan terjadinya

penyimpangan-penyimpangan yang tidak terkendali.

Perencanaan ini sangat erat kaitannya dengan pengendalian, dimana

perencanaan merupakan tolak ukur bagi kegiatan operasional, sehingga

penyimpangan yang terjadi dapat diketahui dan selanjutnya dikendalikan

kearah yang sesuai.


131

1. Perencanaan Produksi

Dalam menyusun rencana produksi secara garis besar ada dua hal yang

perlu dipertimbangkan yaitu faktor eksternal dan internal. Yang dimaksud

faktor eksternala dalah faktor yang menyangkut kemampuan pasar

terhadap jumlah produk yang dihasilkan,sedang faktor internal adalah

kemampuan pabrik.

a. Kemampuan Pasar

Dapat dibagi menjadi dua kemampuan :

 Kemampuan pasar lebih besar dibandingkan kemampuan pabrik,

maka rencana produksi disusun secara maksimal.

 Kemampuan pasar lebih kecil dibandingkan kemampuan pabrik.

Ada tiga alternatif yang dapat diambil, yaitu :

 Rencana produksi sesuai dengan kemampuan pasar atau produksi

diturunkan sesuai dengan kemampuan pasar, dengan

mempertimbangkan untung dan rugi.

 Rencana produksi tetap dengan mempertimbangkan bahwa

kelebihan produksi disimpan dan dipasarkan tahun berikutnya.

 Mencari daerah pemasaran lain dengan menggunakan fasilitas-

fasilitas pemasaran yang mudah diakses seperti menggunakan e-

bussines.
132

b. Kemampuan Pabrik

Pada umumnya kemampuan pabrik ditentukan oleh beberapa faktor

antara lain :

 Material (bahan baku)

Dengan pemakaian yang memenuhi kualitas dan kuantitas maka

akan mencapai target produksi yang diinginkan.

 Manusia (tenaga kerja)

Kurang terampilnya tenaga kerja akan menimbulkan kerugian

pabrik, untuk itu perlu dilakukan pelatihan atau training pada

karyawan agar keterampilan meningkat.

 Mesin (peralatan)

Ada dua hal yang mempengaruhi kehandalan dan kemampuan

peralatan, yaitu jam kerja mesin efektif dan kemampuan mesin.

Jam kerja mesin efektif adalah kemampuan suatu alat untuk

beroperasi pada kapasitas yang diinginkan pada periode tertentu.

Kemampuan mesin adalah kemampuan suatu alat dalam proses

produksi.

2. Pengendalian Produksi

Setelah perencanaan produksi dijalankan perlu adanya pengawasan dan

pengendalian produksi agar proses berjalan dengan baik. Kegiatan proses

produksi diharapkan menghasilkan produk yang mutunya sesuai dengan

standar dan jumlah produksi yang sesuai dengan rencana serta waktu yang
133

tepat sesuai jadwal. Untuk itu perlu dilaksanakan pengendalian produksi

sebagai berikut

a. Pengendalian kualitas

Penyimpangan kualitas terjadi karena mutu bahan baku jelek,

kesalahan operasi dan kerusakan alat. Penyimpangan dapat diketahui

dari hasil monitor/analisa pada bagian laboratorium pemeriksaan.

b. Pengendalian kuantitas

Penyimpangan kuantitas terjadi karena kesalahan operator, kerusakan

mesin, keterlambatan pengadaan bahan baku, perbaikan alat terlalu

lama dan lain-lain. Penyimpangan tersebut perlu diidentifikasi

penyebabnya dan diadakan evaluasi. Selanjutnya diadakan

perencanaan kembali sesuai dengan kondisi yang ada.

c. Pengendalian waktu

Untuk mencapai kuantitas tertentu perlu adanya waktu tertentu pula.

d. Pengendalian bahan proses

Bila ingin dicapai kapasitas produksi yang diinginkan, maka bahan

untuk proses harus mencukupi. Untuk itu diperlukan pengendalian

bahan proses agar tidak terjadi kekurangan.


BAB VII

TATA LETAK PABRIK

A. Lokasi Pabrik

Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam

mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung

terhadap kelangsungan proses pabrik yang meliputi keberhasilan dan

kelancaran produksi pabrik. Secara umum, lokasi pabrik sebaiknya dekat

dengan sumber bahan baku, sumber air, jalan raya, berada di kota besar

(terdapat unit perbengkelandanmenyediakantenagakerja yang memadai).

Lokasi pabrik merupakan salah satu faktor yang penting dalam pendirian suatu

pabrik. Pabrik kalium hidroksida direncanakan akan didirikan di daerah

Kebomas,Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.


103

Gambar 7.1. Peta lokasi pabrik di kebomas ,Gresik Jawa timur

Pemilihan ini dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan baik secara teknis

maupun ekonomis, berdasarkan pertimbangan :

Tabel 7.1. Tabel pemilihan lokasi pabrik

Faktor Primer Faktor Sekunder

1. Sumber bahan baku 1. Persediaan air

2.Daerah pemasaran 2. Tenaga kerja

3. Transportasi 3. Kondisi masyarakat dan keamanan

4. Tanah

5. Lingkungan

6. Kebijakan pemerintah

Banyak faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi pabrik.

Faktorinidapatdibagimenjadi:
104

1.Pemasaran Produk

Pabrik kalium hidroksida terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

dalam negeri.Karena sebagaian besar industri di Indonesia masih terpusat

di pulau Jawa, maka pasar potensial adalah pulauJawa.

2.Penyediaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan produksi

suatu pabrik sehingga penyediaan bahan baku sangat diprioritaskan. Bahan

baku kalium kloridadirencanakan diperoleh dari impor luarnegeri.

Pelabuhan yang ada di daerah Surabaya cukup dekat dengan lokasi pabrik.

3.Sarana Transportasi

Ketersediaan transportasi yang mendukung distribusi produk dan bahan

baku baik melalui laut maupun darat. Sehingga daerah yang akan dijadikan

lokasi pabrik haruslah menpunyai fasilitas transportasi yang memadai dan

biaya untuk transportasi dapat ditekan sekecil mungkin. Di daerah

JawaTimur, fasilitas transportasi sangat mendukung, seperti: jalan pantura,

jalan tol Gresik-Surabaya, Pelabuhan Tanjung Perak-Surabaya,serta

Pelabuhan Ketapang-Banyuwangi.Posisi kawasan industri yang strategis

juga akan memudahkan transportasi laut, baik untuk kebutuhan

pengiriman antar pulau maupun untuk ekspor.


105

4.Utilitas

Persediaan air untuk kebutuhan pabrik di Gresik tersedia dalam jumlah

yang cukup besar, karena daerah tersebut merupakan daerah yang cukup

dekat dengan aliran sungai.

Untuk kebutuhan seperti listrik dapat dipenuhi dari PLN, dengan adanya

jaringan PLN transmisi Jawa-Bali dan generator diupayakan sendiri

sedang kebutuhan air dipenuhi oleh pihak pengelola kawasan industri

Gresik terutama diperoleh dari sumber air sungai Bengawan Solo.

5. Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli

Tenaga kerja di Indonesia tidak begitu sulit diperoleh, begitu juga di

daerah ini, yang memiliki sumber daya manusia dalam berbagai tingkatan,

baik tingkat sarjana, menengah ataupun buruh kasar maupun tenaga

terampil. Jawa timur merupakan daerah industri yang tingkat kepadatan

penduduknya tinggi.Selain itu juga terdapat universitas-universitas

ternama sehingga tenaga kerja berpendidikan tinggi, menengah maupun

tenaga terampil dapat tercukupi.

6. Ketersediaan lahan yang memadai

Pabrik yang didirikan harus jauh dari pemukiman penduduk agar tidak

menimbulkan dampak negative bagimasyarakat dan lingkungan

sekitarnya.Juga perlu dipilih lokasi pabrik yang masih memungkinkan


106

untuk pengembangan area pabrik.Hal ini berkaitan dengan kemungkinan

pengembangan pabrik dimasa yang akan datang.

B. Tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik yang

meliputi tempat bekerjanya karyawan, tempat penyimpanan bahan baku, dan

produk yang saling berhubungan. Tata letak pabrik harus dirancang

sedemikian rupa sehingga pembangunan area pabrik efisien dan proses

produksi serta distribusi dapat berjalan dengan lancar, sehingga keamanan,

keselamatan, dan kenyamanan bagi karyawan dapat dipenuhi. Selain peralatan

proses, beberapa bangunan fisik seperti kantor, bengkel, klinik, laboratorium,

kantin, pemadam kebakaran, tempat parkir, pos keamanan, dan sebagainya

ditempatkan pada bagian yang tidak mengganggu lalu lintas barang dan

proses.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan tata letak suatu

pabrik antara lain:

a. Letak peralatan produksi ditata dengan baik, sehingga memberikan

kelancaran dan keamanan bagi tenaga kerja. Selain itu, penempatan alat-

alat produksi diatur secara berurutan sesuai dengan urutan proses kerja,

berdasarkan pertimbangan teknik, sehingga dapat diperoleh efisiensi teknis

dan ekonomis.
107

b. Letak peralatan harus mempertimbangkan faktor maintenance (perawatan

dan pemeliharaan) yang memberikan area yang cukup dalam

pembongkaran dan penambahan alat bantu.

c. Alat-alat yang berisiko tinggi harus diberi ruang yang cukup sehingga

aman dan mudah melakukan penyelamatan jika terjadi kecelakaan,

kebakaran, dan sebagainya.

d. Jalan di dalam pabrik harus cukup lebar dan memperhatikan faktor

keselamatan manusia, sehingga lalu lintas dalam pabrik dapat berjalan

dengan baik. Perlu dipertimbangkan juga adanya jalan pintas jika terjadi

keadaan darurat.

e. Letak alat-alat ukur dan alat kontrol harus mudah dijangkau oleh operator.

f. Letak kantor dan gudang sebaiknya tidak jauh dari jalan utama.

Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor tersebut, maka pengaturan tata letak

pabrik Kalium hidroksida ini direncanakan sebagai berikut :

1. Area proses

Area proses merupakan pusat kegiatan proses produksi Kalium hidroksida.

Daerah ini diletakan pada lokasi yang memudahkan suplai bahan baku dari

tempat penyimpanan dan pengiriman produk ke area penyimpanan produk

serta mempermudah pengawasan dan perbaikan alat- alat. Pada area

proses terdapat ruang kontrol yang akan mengontrol jalannya proses, unit

penyimpanan bahan baku, unit penyiapan dan pemurnian bahan baku, unit

proses (reaksi), unit pemurnian produk serta unit penyimpanan produk.


108

2. Area utilitas

Area ini merupakan lokasi untuk menyediakan keperluan yang menunjang

jalannya proses, berupa penyediaan air,penyediaan listrikdanpenyediaan

bahanbakar.

3. Area laboratorium

Area ini merupakan lokasi untuk melakukan analisis terhadap kualitas

bahan baku yang akan digunakan dan produk yang dihasilkan, serta

melakukan penelitian dan pengembangan terhadap produk yang

dihasilkan. Oleh karena itu, daerah ini diletakkan dekat dengan daerah

proses.

4. Area maintenance (PemeliharaandanBengkel)

Area ini merupakan lokasi untuk melakukan kegiatan pemeliharaan dan

perbaikan peralatan pabrik berupa bengkel teknik dan gudang teknik.

Daerah ini diletakkan di luar daerah proses karena adanya aktifitas di

dalam bengkel yang dapat berakibat fatal bagi jalannya proses.

5. Area Administrasi (perkantoran)

Area ini merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik sehari-hari, baik

untuk kepentingan dalam pabrik maupun luar pabrik. Daerah

inimencakupkantorpusat, ruangserbaguna (GSG), kantin, musholla, klinik

dan lapangan parkir. Daerah ini diletakkan sedemikian rupa sehingga

waktu perjalanan yang diperlukan oleh karyawan antar gedung dapat

seminimal mungkin.
109

6. Area perluasan

Area ini dimaksudkan untuk persiapan perluasan pabrik dimasa yang akan

datang. Perluasan pabrik dilakukan karena peningkatan kapasitas produksi

akibatnya adanya peningkatan produk. Selain itu area ini juga

dimaksudkan untuk penanaman lahan.

7. Poskeamanan

Pos kemanan dapat diletakkan pada pintu masuk dan pintu keluar. Pos

keamanan ini diperlukan agar keamanan pabrik dapat terjaga.

Gambar 7.2. tata letak pabrik

C. Prakiraan Areal Lingkungan

Pabrik direncanakan didirikan diatas tanah seluas 29.000m2 dengan rincian

pada tabel.7.1 berikut :


110

Tabel 7.2. Perincian Luas Area Pabrik Kalium Hidroksida

Area Bangunan/Non Luas (m2)

Bangunan

Pos Keamanan 150

Tempatparkir 350

Kantor Pusat 2.000

GSG 1.000

Tempat Ibadah/musholla 250

Kantin 150

Klinik 100

Pepustakaan 100

Control Room 500

Laboratorium 200

Luas Pengembangan 15.000

Jalan dan taman 2.000

Bengkel 200

Area proses 5.000

Area Utilitas 2.000

29.000 m2
Total LuasLahan
2,9 ha
111

EV-202 EV-201

MT-
101 RE-201

Unit Proses

ST-102 ST-101
ST-301

Unit Penyimpanan Produk Unit Penyimpanan Bahan Baku

Keterangan :
1. ST-101 = Storage KCl
2. ST-102 =Storage H2O
3. RE-201 =Reaktor Elektrolisis
4. EV-201= Evaporator efek I
5. EV-202= Evaporator efek II
6. MT-101 = Mixing Tank
7. ST-301 = Storage KOH

Gambar 7.3. Tata Letak Alat Proses


134

BAB IX

INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara

lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik

merupakan dana atau modal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pabrik

yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang

didirikan tidak hanya berorientasi pada perolehan profit, tapi juga berorientasi

pada pengembalian modal yang dapat diketahui dengan melakukan uji kelayakan

ekonomi pabrik.

A. Investasi

Investasi total pabrik merupakan jumlah dari fixed capital investment, working

capital investment, manufacturing cost dan general expenses.

1. Fixed Capital Investment (Modal Tetap)

Fixed Capital Investment merupakan biaya yang diperlukan untuk

mendirikan fasilitas-fasilitas pabrik secara fisik. FCI terdiri dari biaya

langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost). Fixed

capital investment pada prarancangan pabrik kalium hidroksida

ditunjukkan pada Tabel 9.1 berikut ini.


135

Tabel 9.1. Fixed capital investment

Jenis Pengeluaran Biaya


1. Direct Cost
- Purchased equipment-delivered Rp 41.747.892.611
- Purchased equpment installation Rp 16.699.157.044
- Instrumentation dan controls Rp 12.524.367.783
- Piping (Biaya perpipaan) Rp 14.611.762.414
- Electrical (installed) Rp 12.524.367.783
- Buildings Rp 16.699.157.044
- Yard improvement Rp 6.262.183.892
- Service facilities Rp 16.699.157.044
- land Rp 10.000.000.000
Total Direct Cost Rp 147.768.045.615
2. Indirect Cost
- Engineering and supervision Rp 14.776.804.562
- Construction expenses Rp 14.776.804.562
- Contractor Fee Rp 5.910.721.825
- Biaya tak terduga Rp 10.179.576.476
- Plant start up Rp 8.143.661.181
Total indirect Cost Rp 53.787.568.604
Fixed Capital Investment (FCI) Rp 201.555.614.219
Working Capital Investment (WCI) Rp 35.927.916.937
Total Cost Invesment (TCI) Rp 237.483.531.193

2. Working Capital Investment (Modal Kerja)

WCI industri terdiri dari jumlah total uang yang diinvestasikan untuk stok

bahan baku dan persediaan; stok produk akhir dan produk semi akhir

dalam proses yang sedang dibuat; uang diterima (account receivable);

uang tunai untuk pembayaran bulanan biaya operasi, seperti gaji, upah,

dan bahan baku; uang terbayar (account payable); dan pajak terbayar

(taxes payable). WCI untuk prarancangan pabrik kalium hidroksida adalah

Rp38.451.931.539
136

3. Total Production Cost (TPC)

Merupakan total biaya produksi metil akrilat yang terdiri dari:

a. Manufacturing Cost (Biaya Produksi)

Modal digunakan untuk biaya produksi, yang terbagi menjadi tiga

macam yaitu biaya produksi langsung, biaya tetap dan biaya tidak

langsung. Biaya produksi langsung adalah biaya yang digunakan

untuk pembiayaan langsung suatu proses seperti bahan baku, buruh

dan supervisor, perawatan dan lain-lain. Biaya tetap adalah biaya yang

tetap dikeluarkan baik pada saat pabrik berproduksi maupun tidak,

biaya ini meliputi depresiasi, pajak dan asuransi. Biaya tidak langsung

adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendanai hal-hal yang secara

tidak langsung membantu proses produksi.

Tabel 9.2. Manufacturing cost

MANUFACTURING COST
1. Direct manufacturing cost
- Raw Material Rp 319.339.349.988
- Utilitas Rp 15.478.053.475
- Maintenance and repair cost Rp 21.789.417.672
- Operatinglabor Rp 56.766.755.488
- Direct Supervisory Rp 5.676.675.549
- Operating supplies Rp 2.000.282.969
- Laboratory charges Rp 2.178.941.767
- Patents and Royalties Rp 5.676.675.549

Total Direct manufacturing cost Rp 432.582.545.037


2. Fixed Charges
- Depresiasi Rp 22.148.566.761
- Pajak lokal Rp 4.357.883.534
- Asuransi Rp 1.743.153.414
Total Fixed Charges Rp 28.249.603.710
137

3. Plant Overhead Cost (POC) Rp 56.766.755.488


Total Manufacturing cost Rp 517.598.004.235
GENERAL EXPENSES
1. Administrative cost Rp 5.205.000.000
2. Distribution and Selling Cost Rp 28.383.377.744
3. Research and Development Cost Rp 11.353.351.098
4. Financing (interest) Rp 5.126.921.805
Total General Expenses Rp 50.068.650.647
Total Product Cost (TPC) = Manufacturing Cost + General
Rp 567.667.554.882
expenses

 General Expenses (Biaya Umum)

Selain biaya produksi, ada juga biaya umum yang meliputi

administrasi, sales expenses, penelitian dan finance. Besarnya general

expenses pabrik metil akrilatditunjukkan pada Tabel9.3berikut ini:

Tabel 9.3. General expenses

GENERAL EXPENSES
1. Administrative cost Rp 5.205.000.000
2. Distribution and Selling Cost Rp 28.114.397.111
3. Research and Development Cost Rp 11.245.758.845
4. Financing Rp 4.790.388.930
Total General Expenses Rp. 49.355.544.886

Tabel 9.4 Administrative Cost

Gaji/ bulan Gaji Total/tahun


Jabatan Jumlah
(Rp) (Rp)
Direktur Utama 30.000.000 1 360.000.000
Direktur Teknik dan Produksi 15.000.000 1 180.000.000
Direktur Keungan dan Umum 15.000.000 1 180.000.000
Staf Ahli 10.000.000 2 240.000.000
Kepala Bagian 6.000.000 5 360.000.000
Kepala seksi 4.000.000 12 576.000.000
Kepala regu 4.000.000 12 576.000.000
Sekretaris Direktur 2.500.000 3 90.000.000
Karyawan shift, terdiri dari :
138

Proses 2.750.000 12 396.000.000


Utilitas 2.750.000 16 528.000.000
Laboratorium 2.750.000 5 165.000.000
Keamanan 1.500.000 12 216.000.000
Karyawan non shift, terdiri
dari :
Karyawan litibang 2.500.000 4 120.000.000
Karyawan personalia 2.500.000 4 120.000.000
Humas 2.500.000 2 60.000.000
Pembelian 2.500.000 4 120.000.000
Pemasaran 2.500.000 4 120.000.000
Administrasi 2.500.000 4 120.000.000
Kas 2.500.000 4 120.000.000
Pemeliharaan 2.500.000 4 120.000.000
Dokter 3.000.000 2 72.000.000
Cleaning service 1.000.000 6 72.000.000
Paramedis 2.000.000 4 96.000.000
Pesuruh 1.000.000 6 72.000.000
Supir 1.500.000 6 108.000.000
Total Administrative cost 136 Rp 5.205.000.000
(Sumber : Indonesia Salary Handbook 2009/20010 )

b. Total Production Cost (TPC)

TPC = manufacturing cost + general expenses

= Rp 562.287.942.225,417

B. Evaluasi Ekonomi

Evaluasi atau uji kelayakan ekonomi pabrik metil akrilat dilakukan

dengan menghitung Return on Investment (ROI), Payout Time (POT), Break

Even Point (BEP), Shut Down Point (SDP), dan cash flow pabrik yang

dihitung dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF).


139

1. Return On Investment (ROI)

Return On Investment merupakan perkiraan keuntungan yang

dapat diperoleh per tahun didasarkan pada kecepatan pengembalian modal

tetap yang diinvestasikan (Timmerhaus, hal 298). Laba pabrik setelah

pajak Rp.49.447.852.512. Pada perhitungan ROI, laba yang diperoleh

adalah laba setelah pajak. Nilai ROI pabrikkalium hidroksidaadalah

24,11%. Berdasarkan Tabel 6.21 hal 254 Vilbrant 1959 kriteria nilai

persen ROI minimum untuk beragam pabrik adalah:

Tabel 9.5. Minimum acceptable persent return on investment

Industri Persen Return on Investment


Sebelum Pajak Sesudah Pajak
Low Avr High Low Avr High
Chemical proses 15 30 45 7 15 21
Drugs 25 43 56 13 23 30
Petroleum 18 29 40 12 20 28
Metal 10 17 25 5 9 13

2. Pay Out Time (POT)

Pay out time merupakan waktu minimum teoritis yang

dibutuhkan untuk pengembalian modal tetap yang diinvestasikan atas

dasar keuntungan setiap tahun setelah ditambah dengan penyusutan dan

dihitung dengan menggunakan metode linier (Timmerhaus, hal 309).

Waktu pengembalian modal pabrik kalium hidroksidaadalah 2,60 tahun.

Angka 2,6 tahun menunjukkan lamanya pabrik dapat mengembalikan

modal dimulai sejak pabrik beroperasi. Berdasarkan kriteria maksimal


140

payback period (payout time) untuk beragam pabrik adalah berdasarkan

Tabel 6.21 Vilbrant 1959 dapat dilihat pada Tabel 9.6.

Tabel 9.6 Acceptable payout time untuk tingkat resiko pabrik

Pay Out Time


Industri Sebelum Pajak Sesudah Pajak
Low Avr High Low Avr High
Chemical proses 6.7 3.3 2.2 14.3 6.7 4.8
Drugs 4.0 2.3 1.8 7.7 4.3 3.3
Petroleum 5.6 3.4 2.5 8.3 5.0 3.6
Metal 10.0 5.9 4.0 20.0 11.1 7.7

3. Break Even Point (BEP)

BEP adalah titik yang menunjukkan jumlah biaya produksi sama

dengan jumlah pendapatan. Nilai BEP pada prarancangan Pabrik metil

akrilat ini adalah 54,33 %. Nilai BEP tersebut menunjukkan pada saat

pabrik beroperasi 54,33 % dari kapasitas maksimum pabrik 100%, maka

pendapatan perusahaan yang masuk sama dengan biaya produksi yang

digunakan untuk menghasilkan produk sebesar 54,33 % tersebut.

4. Shut Down Point (SDP)

Nilai Shut Down Point (SDP) suatu pabrik merupakan level

produksi di mana pada kondisi ini lebih baik menutup pabrik daripada

mengoperasikannya. Nilai SDP pada prarancangan pabrik kalium

hidroksida ini adalah 37,53%, jadi pabrik akan tutup jika beroperasi di
141

37,53 % dari kapasitas produksi total. Grafik BEP, SDP ditunjukkan pada

Gambar9.1

0,3Ra
 100 %
SDP = S a  Va  0,7 Ra

= 37,53 %

700,000,000,000 Grafik Analisa Ekonomi


600,000,000,000 BEP=54,33 %
SDP=37,53
%
500,000,000,000

400,000,000,000
Rp

300,000,000,000

200,000,000,000

100,000,000,000

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Kapasitas Produksi (%)

Sales Total Cost

Gambar 9.1 Grafik BEP dan SDP

C. Angsuran Pinjaman

Total pinjaman pada prarancangan pabrik kalium hidroksida ini


adalah 39,35% dari total investasi yaitu sebesar Rp256.346.090.262.
Angsuran pembayaran pinjaman tiap tahun ditunjukkan pada lampiran E
Tabel E.10.
142

D. Discounted Cash Flow (DCF)

Metode discounted cash flow merupakan analisa kelayakan ekonomi

yang berdasarkan aliran uang masuk selama masa usia ekonomi pabrik.

Periode pengembalian modal secara discounted cash flow ditunjukkan pada

Tabel E.10. lampiran E dan kurva Cummulative Cash Flow (Gambar 9.2).

Payout time pabrik kalium hidroksidaadalah 2.6 tahun.

Cumulative Cash Flow Chart


Cumulative Cash Flow (Rp)

2.00E+12

1.50E+12

1.00E+12

5.00E+11

0.00E+00
-4 -2 0 2 4 6 8 10 12
-5.00E+11
Umur Pabrik (Tahun)

Gambar 9.2 Kurva Cummulative Cash Flow(Metode Discounted Cash Flow)

Hasil evaluasi atau uji kelayakan ekonomi pabrik kalium hidroksida disajikan

dalam tabel di bawah ini :


143

Tabel 9.7 Hasil uji kelayakan ekonomi

No Analisa Kelayakan Persentase (%) Batasan Keterangan

1. ROIa 24,11% Min. 21 % Layak

2. POT 2.6 tahun Maks. 4.8 tahun Layak

3. BEP 57,03% 20 – 60% Layak

4. SDP 38,77 %

5. DCF 39,35% Min. 15 % Layak

( Timmerhaus, 2002 )
BAB X

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap

Prarancangan Pabrik KOH dengan kapasitas 20.000 ton per tahun dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Percent Return on Investment (ROI) sesudah pajak sebesar 24,11 %.

2. Pay Out Time (POT) sesudah pajak 2,6 tahun.

3. Break Even Point (BEP) sebesar 54,33 % dan Shut Down Point (SDP)

sebesar 37,53 %, yakni batasan kapasitas produksi sehingga pabrik harus

berhenti berproduksi karena merugi.

4. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF) sebesar 39,35 %, lebih besar

dari suku bunga bank saat ini, sehingga investor akan lebih memilih untuk

menanamkan modalnya ke pabrik ini dari pada ke bank

B. Saran

Berdasarkan pertimbangan hasil analisis ekonomi di atas, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa pabrik KOH dengan kapasitas 20.000 ton per tahun

layak untuk dikaji lebih lanjut dari segi proses maupun ekonominya.
DAFTAR PUSTAKA

Alibaba. 2014. KOH. Tersedia di http://www.alibaba.com/showroom/potassium


hydroxide-.html. Diakses pada tanggal 2 Februari 2014.

American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD). Policy on the Use of Xylitol


in Caries Prevention. Pediatr Dent 2010; 32(special issue): 36-8.

Anonymous. 2014. Standar Gaji Aneka Posisi di Indonesia. Tersedia di


http://www.jobloker.com/id/artikel-dunia-kerja/66-standar-gaji-aneka-posisi-
di-indonesia. Diakses pada tanggal 19 Februari 2014.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Tersedia di http://www.bps.go.id. Diakses


pada tanggal 26 Maret 2013.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Tersedia di


http://www.bps.go.id/aboutus.php?inflasi=1. Diakses pada tanggal 18
Februari 2014.

Banchero, Julius T., and Walter L. Badger. 1955. Introduction to Chemical


Engineering. McGraw Hill : New York.

Bank Indonesia (BI). 2014. Tersedia di http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-


kurs/transaksi-bi/Default.aspx. Diakses pada tanggal 17 Februari 2014.

Brownell, Lloyd E., and Edwin H. Young. 1959. Process Equipment Design. John
Wiley & Sons, Inc. : New York.

Cheng, K. K., dkk. 2010. Strain Isolation and Study on Process Parameters for
Xylose to Xylitol Bioconversion. University Beijing: China. Biotechnol. &
Biotechnol. Eq. 2010, 24(1), 1606-1611.

Coulson J.M., and J. F. Richardson. 1993. Chemical Engineering 3rd edition.


Butterworth-Heinemann : Washington.

.
Fahid, Rabah, Dr. 2012. Water Treatment, Lecturer 5 : Filtration. Environmental
Engineering Department : Islamic University Of Gaza.

Geankoplis, Christie J. 1993. Transport Processes and Unit Operations 3rd


edition. Prentice Hall : New Jersey.

Greet. 2010. The Greenhouse Gases, Regulated Emmisions, and Energy Use in
Transportation Model. Argonne National Laboratory.

Honeywell. 2006. Sensors for Test and Measurement. Tersedia di


https://measurementsensors.honeywell.com/Pages/default.aspx#ex. Diakses
pada tanggal 10 Maret 2014.

Karassik, Igor J., Dkk. 2011. Pump Handbook, 3rd Edition. Mcgraw-Hill Co. :
New York.

Kern, Donald Q. 1965. Process Heat Transfer. Mcgraw-Hill Co. : New York.

Kirk, R.E and Othmer, D.F., 1997, “Encyclopedia of Chemical Technologi”, 4nd
ed., vol. 22., John Wiley and Sons Inc., New York.

Kirk, R.E and Othmer, D.F., 2006, “Encyclopedia of Chemical Technologi”, 4nd
ed., vol. 17., John Wiley and Sons Inc., New York.

Levenspiel, Octave. 1995. Chemical Reaction Engineering 2nd edition. John


Wiley & Sons, Inc. : New York.

Marlin, Thomas. 2000. Process Control, Designing Processes, and Control


System for Dynamic Performance 2nd Ed. Tersedia di http://pc-
education.mcmaster.ca/default.htm. Diakses pada tanggal 10 Maret 2014.

Maryono. 2014. BI Rate 7,5% Suku Bunga KPR BTN Tetap 11%. Tersedia di
http://www.infobanknews.com/2014/02/bi-rate-75-suku-bunga-kpr-btn-tetap-
11/. Diakses pada tanggal 6 Maret 2014.

Meggison, Andrew. 2012. Hydrogen Without The High Cost. Tersedia di


http://gas2.org/2012/06/04/hydrogen-without-the-high-cost/. Diakses pada
tanggal 20 November 2012.

Perry, Robert H., and Don W. Green. 1999. Perry’s Chemical Engineers’
Handbook 7th edition. McGraw Hill : New York.

Perry, Robert H., and Don W. Green. 2008. Perry’s Chemical Engineers’
Handbook 8th edition. McGraw Hill : New York.
Powell, S. 1954. Water Conditioning for Industry, Ed. 1st. Mc Graw Hill Book
Company : London.

Peter, M.S., and Timmerhans, E.D., 2002, “Plant Design and Economics for
Chemical Engineers”, 3rded., Mc Graw Hill Book Company, Singapore.

Road, E. Moses, Dr. 2004. Role of Weak Acd Cation Resin in Water Treatment.
Ion Exchange (India) Ltd., Mumbai : India.

Satyagraha. 2013. Wamenkeu : Inflasi 2016-2018 di bawah 5%. Tersedia di


http://www.antaranews.com/berita/408370/wamenkeu-inflasi-2016-2018-di-
bawah-lima-persen. Diakses pada tanggal 18 Februari 2014.

Smith, J.M., H.C. Van Ness, and M.M. Abbott. 2001. Chemical Engineering
Thermodynamics 6th edition. McGraw Hill : New York.

Stouffer, Keith, Joe Falco, and Karen Kent. 2006. Guide to Supervisory Control
and Data Acquisition (SCADA) and Industrial Control Systems Security.
National Institute of Standards and Technology : Gaithersburg.

Sumada, Ketut. 2012. Perancangan Fasilitas Pengolahan Air Limbah Secara


Kimia. Tersedia di http://Ketutsumada.Blogspot.Com/2012/04/Perancangan-
Fasilitas-Pengolahan-Air.Html. UPN Veteran : Jawa Timur. Diakses pada
tanggal 20 Januari 2014.

Tilak, B. V., 1999, Electrolytic Sodium Chlorate Technology : Current Status.


Grand Island, New York

Thiel, Peta, Dkk. 2006. Activated Carbon Vs Anthracite As Primary Dual Media
Filters-A Pilot Plant Study. 69th Annual Water Industry Engineers And
Operators’ Conference Bendigo Exhibition Centre.

Timmerhaus, Klaus D., Max S. Peters, and Ronald E. West. 2002. Plant Design
and Economics for Chemical Engineers 5th edition. McGraw-Hill : New
York.

Turton, R.K., 1984. Principles Of Turbomachinery. E & F.N. Spon, London.

Treyball.R.E., 1984, Mass Transfer Operation 3ed, McGraw-Hill Book Company,


New York.

Ulmann, 2007. “Ulmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry”. VCH


Verlagsgesell Scahft, Wanheim, Germany.
Ulrich.G.D., 1987, A Guide to Chemical Engineering Process Design and
Economics. John Wiley & Sons Inc, New York.

Walas, Stanley M. 1990. Chemical Process Equipment. Butterworth-Heinemann :


Washington.

http://gratamachem-kimia.indonetwork.co.id/profile/pt-graha-jaya-pratama-kinerja.htm

You might also like